Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi merupakan suatu kajian tentang organ-organ dalam tubuh ikan,

bentuk dan posisi setiap organ dalam berbeda antara satu jenis ikan dan ikan yang

lainnya, berkaitan dengan bentuk tubuh, pola adaptasi, dan stadia dalam hidupnya.

Lebih lanjut di nyatakan lagi bahwa mempelajari sistem atau organ dalam yang

terdapat pada ikan sangat penting untuk mengetahui lebih mendalam guna

mempelajari kebiasaan dan hal-hal yang berhubungan dengan pembudidayaan,

penangkapan dan pemeliharaan Perlunya mengetahui anatomi dalam adalah untuk

dapat mengetahui bentuk dalam suatu organisme, khusunya ikan dan untuk

mengetahui fungsi dari struktur dalam organisme tersebut. Dalam pengerjaannya,

Ikan yang bisa menjadi salah satu contoh yaitu Ikan mujair (Oreochromis

mosambicus).

Pisces adalah binatang bertulang belakang yang hidup di air, bernafas

dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh

yang ramping untuk memudahkan bergerak di dalam air. Secara umum ciri-ciri

pisces ialah hidup di air, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak di dalam air,

memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air, memiliki suhu badan

poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu badan disesuaikan dengan

lingkungan, dan berkembangbiak dengan cara bertelur atauovipar. Kelompok

pisces dibedakan berdasarkan penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan

berkerangka tulang rawan (chondrichtyes) dan ikan berkerangka tulang keras atau

sejati (osteichtyes).
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih

dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan

pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang

pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai

toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai

kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan

pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan

mujair adalah 40 cm. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan

praktikum pisces (Osteichytes).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum pisces (Osteichytes) adalah bagaimana

mengamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,

Oreocharmonis niloticus (Ikan Nila) secara inspectio dan sectio ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum pisces (Osteichytes) adalah untuk mengamati

berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,

Oreocharmonis niloticus (Ikan Nila) secara inspectio dan sectio.

D. Manfaat Praktiku

Manfaat pada Praktikum pisces (Osteichytes) adalah dapat mengamati

berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,

Oreocharmonis niloticus (Ikan Nila) secara inspectio dan sectio.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Ikan

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan

jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Menurut De Becker kelompok

ikan terdiri dari tiga kelas yaitu Agnata, Chondrichthyes, dan Osteichtyes. Tiap-

tiap kelas tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat membedakan antara

satu kelas dengan kelas lainnya. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan

salah satu spesies dari kelas Osteichtyes. Anatomi eksternal adalah penampang

tubuh bagian luar sedangkan anatomi internal adalah penampang tubuh bagian

dalam yang meliputi organ-organ dan sistem organ. Setiap spesies memiliki

perbedaan anatomi baik anatomi internal maupun eksternal. Mengingat

banyaknya jumlah spesies ikan di seluruh dunia maka mengetahui anatomi

eksternal dan internal ikan bagi seorang biologyst merupakan hal yang penting

(Dwijayanti, 2011)

B. Pengertian Ikan Nila (oreocharmonis niloticum)

Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat

perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi

masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sifat-sifat yang

menguntungkan, yaitu mudah berkembangbiak di air payau serta mempunyai

respon yang luas terhadap makanan. Atas dasar sifat-sifat yang baik tersebut,

maka pada tahun 1969 ikan ini diintroduksi dari Thailand ke Indonesia sebagai

ikan budidaya dan telah berkembang di seluruh Indonesia. Akibat dari sifat yang
mudah berkembangbiak sehingga mudah terjadi silang dalam atau inbreeding

antar jenis (Yuliati, 2003).

Antomi ikan Nila (oreocharmonis mosambiccus)

Organ-organ yang memiliki hubungan dalam menjalankan fungsi membentuk

sistem dan kumpulan dari sistem-sistem ini menjadi individu. Pada pembelajaran

anatomi hewan ikan nila tidak lepas dari struktur dan fungsi. Pembelajaran

dilakukan dengan cara pengamatan secara morfologi untuk mengetahui struktur

dan fungsi organ tubuh bagian luar. Selanjutnya untuk mengetahui struktur tubuh

hewan-hewan vertebrata perlu dilakukan pembedahan (sectio) dengan jalan

membedah atau membuka bagian tubuh hewan, dengan terbukanya tubuh maka

dapat dilihat organ-organ tubuh bagian dalam (Hernawati, 2011).

C. Pencernaan Ikan Nila (oreocharmonis mosambiccus)

Pencernaan makanan sendiri didefinisikan sebagai proses penyederhanaan

makanan melalui mekanisme fisika dan kimia, sehingga menjadi zat yang mudah

diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Dalam

mempelajari sistem pencernaan makanan pada ikan ada dua cara yang dapat

dilakukan, yaitu studi struktur alat pencernaan dengan cara anatomi, histologi, dan

sitologi; dan studi biokimia, dengan analisis kadar nutrien pada makanan, feses,

tubuh ikan, analisis enzim, dan aktivitas enzimatik (Kusrini, 2007).

D. Pengertian dan Pentingnya Ikan


Ikan merupakan salah satu organisme perairan yang umum dimanfaatkan oleh

manusia sebagai sumber protein. Ikan mengandung protein, lemak, karbohidrat,

garam mineral, dan vitamin yang dibutuhkan oleh manusia. Sepanjang aliran

sungai terdapat berbagai jenis ikan, diantaranya ikan Mujair (Oreochromis


mossambicus). Ikan Mujair merupakan ikan yang banyak diperoleh para

pemancing ikan, umumnya ikan mujair yang diperoleh untuk dikonsumsi.

tingginya tingkat cemaran di perairan akan mempengaruhi keadaan fisiologis ikan

yang disertai kerusakan anatomi. dalam Cahaya, ikan merupakan salah satu

organisme yang dapat digunakan dalam uji untuk mengetahui efek beracun dari

beberapa cemaran bahan kimia dalam suatu lingkungan perairan. Analisa

histopatologi dapat digunakan untuk mengetahui gambaran kesehatan ikan

melalui perubahan struktur yang terjadi pada organ yang menjadi target utama

dari bahan pencemar seperti insang, hati, dan daging (Rahayu, 2015).

E. Histopatologi

Perubahan-perubahan histopatologi yang muncul pada otot ikan nila, yaitu

perubahan-perubahan yang melibatkan pertumbuhan berlebihan, pertumbuhan

tidak sempurna, atau pola pertumbuhan abnormal pada jaringan otot. Perubahan

yang terjadi pada otot dapat berupa atropi. Atropi adalah suatu proses

berkurangnya ukuran dari suatu bagian tubuh atau organ karena pengurangan

ukuran atau jumlah dari sel-selyang ada dan biasanya berlangsung lambat. Atropi

dapat disebabkan oleh kelaparan atau malnutrisi (pcnyebab paling umum),

kekurangan suplai darah yang cukup, atau infeksi kronis Perubahan-perubahan

histopatologi yang muncul pada otot ikan mujair, yaitu perubahan-perubahan yang

melibatkan pertumbuhan berlebihan, pertumbuhan tidak sempurna, atau pola

pertumbuhan abnormal pada jaringan otot. Perubahan yang terjadi pada otot dapat

berupa atropi (Gambar 4). Atropi adalah suatu proses berkurangnya ukuran dari

suatu bagian tubuh atau organ karena pengurangan ukuran atau jumlah dari sel-sel
yang ada dan biasanya berlangsung lambat. Atropi dapat disebabkan oleh

kelaparan atau malnutrisi (pcnyebab paling umum), kekurangan suplai darah yang

cukup, atau infeksi kronis (Priosoeryanto, 2010).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Pukul 14.30-17.00 WITA.

Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pisces (Osteichytes) dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Nama alat dan kegunaan


No NamaAlat Kegunaan
1 2 3
1. Alat bedah Untuk membedah hewan uji

2. Kaca objek Untuk tempatmenyimpanobjekpengamatan

3. Papan bedah Unuk menyimpan hewan uji


4. Kamera Untukmengambilobjekpengamatan

5. Jarum pentul Untuk menahan hewan uji

6. Alat tulis Untukmenulisobjekpengamatan

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum pisces (Osteichytes) dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Nama bahan dan fungsinya


No NamaBahan Kegunaan
1 2 3
Ikan nila Sebagai objek pengamatan
1. (Oreocharmonis
niloticus)

2. Alkohol 70% Sebagai bahan untuk sterilisasi


3. Kapas Sebagai pembersih alat bedah

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum pisces (Osteichytes) adalah sebagai

berikut:

1. Mengambil seekor ikan mujair (tillapia mossambica) baik jantan maupun

betina, kemudian meletakkan diatas papan bedah atau seksi, dengan dijepit

jarum pentul agar tidak lepas.

2. Tahap pertama: mengamati secara inspectio yaitu dari kepala (caput),

badan (truncus) dan ekor (caudal), serta ipe squama dan tipe caudal.

3. Tahap kedua: mengamati secara sectio, berupa sistem respirasi

(pernapasan), sistem pencernaan, sistem integumen dan sistem

urogenitalia, dengan cara mengiris secara hati-hati dan teliti pada kulit

luar untuk menampakkan organ dalam, agar hasil irisan dan merusak organ

dalam pada ikan.

4. Mengamati topografi (brancia sampai anus), sistem digestorium (tractus

digestivus dan glandula digestoria), sistem urogenitale (organo genetalia

dan organa uropoetica) pada jantan dan betiana, sstem musculare (facies

lateralis, bagian cranial, bagian caudal), sistem cardivascular (cor),

dengan menggunakan mikroskop stereo, gambar dan beri keterangan dari

masing-masing organ
5. Branchia (insang) pada ikan, memisahkan dari tubuh ikan, mengamati

letak gill raker, lembaran insang, arcus branchialis dan mengamati 3

bagian insang dibawah mikroskop stereo

6. Menulis hasil pengamatan.

B. Pembahasan

Ikan merupakan salah satu organisme vertebrata yang hidup atau

habitatnya berada di air baik air tawar, air payau maupun air laut. Ikan (Pisces)

merupakan hewan berdarah dingin yang yang bergerak dan mempertahankan

keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip. Tubuh ikan dibagi atas tiga

bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri atas operkulum bertulang yang

mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian mulai dari

operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian posterior
Secara morfologi, tubuh ikan umumnya pipih bilateral dan terdiri dari bagian

badan (truncus), kepala (caput) dan ekor (caudal). Pada setiap jenis ikan ukuran

bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya Seluruh

bagian badan ikan ditutup oleh sisik yang berwarna mengkilat keperakan. Sisik di

punggung lebih gelap karena adanya pigmentasi yang lebih banyak. Ini

merupakan bentuk adaptasi yang berhubungan dengan usaha pelestarian jenisnya.

Pada bagian samping tubuh samar-samar terlihat adanya garis yang memanjang ke

arah caudal yang disebut gurat sisi (linea lateralis).

Praktikum Pengamatan pada Ikan Nila (Oreocharmonis niloticus)

khususnya kelas Osteichthyes dilakukan dengan pengamatan secara Inspectio dan

Sectio. Inspectio yaitu suatu perlakuan dimana praktikan dapat mengamati bagian

eksternal dari ikan. Melalui perlakuan ini, maka akan diketahui anatomi eksternal

dari ikan. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati anatomi eksternal ikan

mas menggunakan mata telanjang dan kemudian digambar pada lembar

pengamatan. Sectio atau pembedahan yaitu merupakan suatu perlakuan dimana

praktikan dapat mengamati bagian internal dari ikan. Melalui perlakuan ini, maka

akan diketahui anatomi internal dari ikan. Bagian truncus yang telah dihilangkan

sisiknya kemudian dibedah. Kemudian Setelah dilakukan pengamatan secara

inspectio mulai dari caput sampai caudal, terlihat sirip punggung (pinnae

dorsalis), sirip perut (pinnae ventralis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Selain

itu, terlihat juga sisik-sisik (squama) pada bagian truncus. Sisik dan sirip (pinnae)

merupakan derivat dari kulit (integumen). pada ikan yang banyak mengandung

kelenjar lendir. Lendir dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat
di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan

dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat, sebagai penutup luka dan

pencegah infeksi.

Ada lima macam tipe sisik pada ikan, yaitu placoid, cosmoid, ganoid,

cycloid dan ctenoid. Placoid ini jenis sisik yang terdapat pada ikan bertulang

rawan, cosmoid sisik pada ikan primitive, gonoid pada polypterus,Cycloid dan

ctenoid merupakan sisik pada ikan bertulang sejati. Berdasarkan hasil

pengamatan, tipe sisik pada ikan nila adalah tipe ctenoid. Bagian tepi luar sisik ini

mempunyai satu baris seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisir, sedangkan bagian

tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga memperkuat

perekatannya. Sisik ini mempunyai unsur tulang yang disokong oleh suatu lapisan

jaringan pengikat fibrosa.

Pengamatan secara sectio, pertama diadakan pengamatan sistem

pernafasan (respiratorium). Alat pernafasan pada ikan adalah insang dan beberapa

alat pernafasan tambahan. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut operculum,

yang berfungsi untuk melindungi insang. Operculum berfungsi menyaring air

yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan.

Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk

melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan

insang diamati organ pernafasan yang berupa insang. Insang merupakan

komponen yang penting dalam kehidupan ikan, karena insang digunakan untuk

pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras,

dan di dalam insang terdapat filamen. Pada tiap filamen insang terdapat lamela-
lamela yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Jumlah dan ukuran lamela

sangat bervariasi, tergantung tingkah laku dari ikan.

Kelas Osteichthyes memiliki empat pasang insang. Sisi faring insang

dilindungi oleh operkulum. Insang terbagi menjadi 3 bagian yaitu lengkung

insang (arcus branchialis), lembaran insang (hemibranchia), dan holobranchia.

Lengkung insang tersusun atas tulang rawan. Bagian-bagian insang tersebut satu

sama lain dipisahkan oleh suatu celah yang disebut spatium inter branchiale.

Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), merupakan tempat

melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran darah

(arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat keluar dan

masuk ke dalam insang. Setiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamenyang

banyak mengandung lamela(lapisan tipis) yang kaya dengan pembuluh darah.

Adanya pembuluh darah ini memungkinkan terjadinya pertukaran gas oksigen

(O2) dan gas karbondioksida (CO2). Filamen insang (hemibranchia = gill

filament), berwarna merah, terdiri dari jaringan lunak, berbentuk seperti sisir,

melekat pada lengkung insang. Banyak mengandung kapiler-kapiler darah sebagai

cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan

oksigen terlarut dari dalam air. Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan

batang tulang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian

depan dari lengkung insang, berfungsi untuk menyaring air pernapasan.

Tahapan berikutnya adalah mengamati sistem pencernaan (digestorium).

Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Berdasarkan hasil pengamatan, saluran pencernaan pada ikan nila dimulai dari
rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang

berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak

dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan

ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke kerongkongan (esophagus)

melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Kerongkongan berbentuk

kerucut, pendek, terdapat di belakang insang dan bila tidak dilalui makanan

lumennya akan menyempit. Dari kerongkongan makanan didorong masuk ke

lambung.

Lambung (ventriculus) pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya

dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas

bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus (intestinum)

yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada

anus. Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, selain sebagai penampung

makanan, lambung juga sebagai pencerna makanan. Pada ikan yang tidak

berlambung, fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang

dimodifikasi menjadi kantung yang membesar atau sering disebut lambung palsu.

Seluruh Permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung

mukopolisakarida yang agak asam dan berfungsi sebagai pelindung dinding

lambung dari kerja asam klorida. Pada lambung juga mempunyai sel-sel penghasil

cairan gastrik yang terletak dibagian bawah dari lapisan epitelium yang berfungsi

untuk mensekresikan peptin dan asam klorida.

Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati (hepar) dan pankreas. Hepar

(hati) merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan yang
tersusun oleh sel-sel hati atau hepatosit. Terletak di bagian depan rongga badan

dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus

kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan

empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses

pencernaan lemak. Kantung empedu (vesica fellea) berbentuk bulat, berwarna

kehijauan terletak di sebelah kanan hati dan salurannya bermuara pada lambung.

Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila

diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga

sukar dikenali. Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim

pencernaan dan hormon insulin

Tahapan yang terakhir adalah mengamati sistem reproduksi (urogenitale).

Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem

kelamin jantan. Untuk ikan jantan, organ reproduksi yang diamati adalah testis.

Testis, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testis

ikan berbentuk seperti kantong agak kompak dan berwarna putih dengan lipatan-

lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit) dan

sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital.

Dari hasil pengamatan terlihat bagian-bagian testis yaitu sinus urogenitalis dan

porus urogenitalis. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula

seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus deferen akan

bermuara di kloaka.

Organ reproduksi yang diamati pada ikan betina adalah ovarium. Ovarium

pada ikan betina berbentuk seperti agar-agar, jernih atau memiliki bintik-bintik
berisi sel telur (oval). Pada ovarium juga terdapat sinus urogenitalis dan porus

urogenitalis. Saluran gonad sangat pendek, bersatu dengan vesica urinaria (sinus

genitalis) dan bermuara di porus genitalis.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dan mengamati secara seksama bentuk,

struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi ikan nila (Oreochromis

niloticus) secara inspectio dan sectio maka dapat disimpulkankan bahwa

Oreochromis niloticus memiliki tipe sisik steniod, permukaan tubuh berlendir,

memiliki sirip sebagai alat gerak, respirasi dilakukan dengan insang, memiliki ren
yang terdapat disebelah dorsal, dan sistem pencernaan terdiri dari tractus

digestivus dan glandula digestoria, serta sistem reproduksi berupa ovarium pada

ikan betina dan testis pada ikan jantan.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk praktikan : agar tetap selalu bekerja sama pada saat praktikum

berlangsung

2. Untuk asisten : agar tetap menggunakan jas praktikum supaya terjadi

keselerasan antara praktikan dan asisten.

3. Untuk laboratorium : agar alat dan bahan praktikum disiapkan tanpa

membebani praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Kusrini, E., Nurul, H, K., dan, Adi, S., Marlina, A. 2007, Anatomi Organ
PencernaanIkan Nila Merah, Oreochromis Sp, J.Program Studi Ilmu
Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Erwin, N., Sagala, EP dan Saryai, V., 2011, Pengaruh Miyak Mentah Terhadap
Moralitas dan Morfologi Insang Ikan Bandeng (Chaanos Chaanos
Frosskal), Jurnal Maspari, 2(2): 1-2

Hernawati., 2011, Struktur Hewan, FPMIPA UPI.

Priosoeryanto I. M., Ersal, R., Tiuria., Dan Handayani, 2010, Gambaran


Histopatologi lnsang, Usus dan Otot Ikan Mujair
(Oreochromismossambicus) yang Berasal dari Daerah Ciampea, Bogor,
Jurnal of Veterinary Science dan Medicine, 2(1): 1-5

Made, R, K., 2015, Tingkat Biokonsentrasi Logam Berat DanGambaran


Histopatologi Ikan Mujair(Oreochromis Mossambicus L) Yang Hidup
Di Perairan Tukad Badung Kota Denpasar, J. Program Magister
Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar 36-37.

Anda mungkin juga menyukai