PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bentuk dan posisi setiap organ dalam berbeda antara satu jenis ikan dan ikan yang
lainnya, berkaitan dengan bentuk tubuh, pola adaptasi, dan stadia dalam hidupnya.
Lebih lanjut di nyatakan lagi bahwa mempelajari sistem atau organ dalam yang
terdapat pada ikan sangat penting untuk mengetahui lebih mendalam guna
dapat mengetahui bentuk dalam suatu organisme, khusunya ikan dan untuk
Ikan yang bisa menjadi salah satu contoh yaitu Ikan mujair (Oreochromis
mosambicus).
dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh
yang ramping untuk memudahkan bergerak di dalam air. Secara umum ciri-ciri
pisces ialah hidup di air, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak di dalam air,
memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air, memiliki suhu badan
pisces dibedakan berdasarkan penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan
berkerangka tulang rawan (chondrichtyes) dan ikan berkerangka tulang keras atau
sejati (osteichtyes).
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih
dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan
pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang
pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai
toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai
kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan
pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan
mujair adalah 40 cm. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
mengamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,
C. Tujuan Praktikum
berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,
D. Manfaat Praktiku
berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi,
A. Defenisi Ikan
jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Menurut De Becker kelompok
ikan terdiri dari tiga kelas yaitu Agnata, Chondrichthyes, dan Osteichtyes. Tiap-
tiap kelas tersebut memiliki ciri-ciri morfologi yang dapat membedakan antara
satu kelas dengan kelas lainnya. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan
salah satu spesies dari kelas Osteichtyes. Anatomi eksternal adalah penampang
tubuh bagian luar sedangkan anatomi internal adalah penampang tubuh bagian
dalam yang meliputi organ-organ dan sistem organ. Setiap spesies memiliki
eksternal dan internal ikan bagi seorang biologyst merupakan hal yang penting
(Dwijayanti, 2011)
Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat
perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi
masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sifat-sifat yang
respon yang luas terhadap makanan. Atas dasar sifat-sifat yang baik tersebut,
maka pada tahun 1969 ikan ini diintroduksi dari Thailand ke Indonesia sebagai
ikan budidaya dan telah berkembang di seluruh Indonesia. Akibat dari sifat yang
mudah berkembangbiak sehingga mudah terjadi silang dalam atau inbreeding
sistem dan kumpulan dari sistem-sistem ini menjadi individu. Pada pembelajaran
anatomi hewan ikan nila tidak lepas dari struktur dan fungsi. Pembelajaran
dan fungsi organ tubuh bagian luar. Selanjutnya untuk mengetahui struktur tubuh
membedah atau membuka bagian tubuh hewan, dengan terbukanya tubuh maka
makanan melalui mekanisme fisika dan kimia, sehingga menjadi zat yang mudah
diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Dalam
mempelajari sistem pencernaan makanan pada ikan ada dua cara yang dapat
dilakukan, yaitu studi struktur alat pencernaan dengan cara anatomi, histologi, dan
sitologi; dan studi biokimia, dengan analisis kadar nutrien pada makanan, feses,
garam mineral, dan vitamin yang dibutuhkan oleh manusia. Sepanjang aliran
yang disertai kerusakan anatomi. dalam Cahaya, ikan merupakan salah satu
organisme yang dapat digunakan dalam uji untuk mengetahui efek beracun dari
melalui perubahan struktur yang terjadi pada organ yang menjadi target utama
dari bahan pencemar seperti insang, hati, dan daging (Rahayu, 2015).
E. Histopatologi
tidak sempurna, atau pola pertumbuhan abnormal pada jaringan otot. Perubahan
yang terjadi pada otot dapat berupa atropi. Atropi adalah suatu proses
berkurangnya ukuran dari suatu bagian tubuh atau organ karena pengurangan
ukuran atau jumlah dari sel-selyang ada dan biasanya berlangsung lambat. Atropi
histopatologi yang muncul pada otot ikan mujair, yaitu perubahan-perubahan yang
pertumbuhan abnormal pada jaringan otot. Perubahan yang terjadi pada otot dapat
berupa atropi (Gambar 4). Atropi adalah suatu proses berkurangnya ukuran dari
suatu bagian tubuh atau organ karena pengurangan ukuran atau jumlah dari sel-sel
yang ada dan biasanya berlangsung lambat. Atropi dapat disebabkan oleh
kelaparan atau malnutrisi (pcnyebab paling umum), kekurangan suplai darah yang
B. Alat Praktikum
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pisces (Osteichytes) dapat dilihat
pada Tabel 1.
2. Bahan
pada Tabel 2.
C. Prosedur Kerja
berikut:
betina, kemudian meletakkan diatas papan bedah atau seksi, dengan dijepit
badan (truncus) dan ekor (caudal), serta ipe squama dan tipe caudal.
urogenitalia, dengan cara mengiris secara hati-hati dan teliti pada kulit
luar untuk menampakkan organ dalam, agar hasil irisan dan merusak organ
dan organa uropoetica) pada jantan dan betiana, sstem musculare (facies
masing-masing organ
5. Branchia (insang) pada ikan, memisahkan dari tubuh ikan, mengamati
B. Pembahasan
habitatnya berada di air baik air tawar, air payau maupun air laut. Ikan (Pisces)
keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip. Tubuh ikan dibagi atas tiga
bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri atas operkulum bertulang yang
mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian mulai dari
operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian posterior
Secara morfologi, tubuh ikan umumnya pipih bilateral dan terdiri dari bagian
badan (truncus), kepala (caput) dan ekor (caudal). Pada setiap jenis ikan ukuran
bagian badan ikan ditutup oleh sisik yang berwarna mengkilat keperakan. Sisik di
punggung lebih gelap karena adanya pigmentasi yang lebih banyak. Ini
Pada bagian samping tubuh samar-samar terlihat adanya garis yang memanjang ke
Sectio. Inspectio yaitu suatu perlakuan dimana praktikan dapat mengamati bagian
eksternal dari ikan. Melalui perlakuan ini, maka akan diketahui anatomi eksternal
dari ikan. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati anatomi eksternal ikan
praktikan dapat mengamati bagian internal dari ikan. Melalui perlakuan ini, maka
akan diketahui anatomi internal dari ikan. Bagian truncus yang telah dihilangkan
inspectio mulai dari caput sampai caudal, terlihat sirip punggung (pinnae
dorsalis), sirip perut (pinnae ventralis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Selain
itu, terlihat juga sisik-sisik (squama) pada bagian truncus. Sisik dan sirip (pinnae)
merupakan derivat dari kulit (integumen). pada ikan yang banyak mengandung
kelenjar lendir. Lendir dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat
di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan
dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat, sebagai penutup luka dan
pencegah infeksi.
Ada lima macam tipe sisik pada ikan, yaitu placoid, cosmoid, ganoid,
cycloid dan ctenoid. Placoid ini jenis sisik yang terdapat pada ikan bertulang
rawan, cosmoid sisik pada ikan primitive, gonoid pada polypterus,Cycloid dan
pengamatan, tipe sisik pada ikan nila adalah tipe ctenoid. Bagian tepi luar sisik ini
mempunyai satu baris seperti duri-duri halus atau gigi-gigi sisir, sedangkan bagian
perekatannya. Sisik ini mempunyai unsur tulang yang disokong oleh suatu lapisan
pernafasan (respiratorium). Alat pernafasan pada ikan adalah insang dan beberapa
alat pernafasan tambahan. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut operculum,
yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan.
Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk
melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan
komponen yang penting dalam kehidupan ikan, karena insang digunakan untuk
pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras,
dan di dalam insang terdapat filamen. Pada tiap filamen insang terdapat lamela-
lamela yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Jumlah dan ukuran lamela
Lengkung insang tersusun atas tulang rawan. Bagian-bagian insang tersebut satu
sama lain dipisahkan oleh suatu celah yang disebut spatium inter branchiale.
melekatnya filamen dan tapis insang, berwarna putih, dan memiliki saluran darah
(arteri afferent dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat keluar dan
masuk ke dalam insang. Setiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamenyang
filament), berwarna merah, terdiri dari jaringan lunak, berbentuk seperti sisir,
oksigen terlarut dari dalam air. Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan
batang tulang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melekat pada bagian
Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Berdasarkan hasil pengamatan, saluran pencernaan pada ikan nila dimulai dari
rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang
berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
kerucut, pendek, terdapat di belakang insang dan bila tidak dilalui makanan
lambung.
dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas
yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada
anus. Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, selain sebagai penampung
makanan, lambung juga sebagai pencerna makanan. Pada ikan yang tidak
dimodifikasi menjadi kantung yang membesar atau sering disebut lambung palsu.
lambung dari kerja asam klorida. Pada lambung juga mempunyai sel-sel penghasil
cairan gastrik yang terletak dibagian bawah dari lapisan epitelium yang berfungsi
Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati (hepar) dan pankreas. Hepar
(hati) merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan yang
tersusun oleh sel-sel hati atau hepatosit. Terletak di bagian depan rongga badan
dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus
kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan
kehijauan terletak di sebelah kanan hati dan salurannya bermuara pada lambung.
Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem
kelamin jantan. Untuk ikan jantan, organ reproduksi yang diamati adalah testis.
Testis, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testis
ikan berbentuk seperti kantong agak kompak dan berwarna putih dengan lipatan-
lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit) dan
sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital.
Dari hasil pengamatan terlihat bagian-bagian testis yaitu sinus urogenitalis dan
seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus deferen akan
bermuara di kloaka.
Organ reproduksi yang diamati pada ikan betina adalah ovarium. Ovarium
pada ikan betina berbentuk seperti agar-agar, jernih atau memiliki bintik-bintik
berisi sel telur (oval). Pada ovarium juga terdapat sinus urogenitalis dan porus
urogenitalis. Saluran gonad sangat pendek, bersatu dengan vesica urinaria (sinus
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
struktur, susunan, tipe, dan letak dari sistem anatomi ikan nila (Oreochromis
memiliki sirip sebagai alat gerak, respirasi dilakukan dengan insang, memiliki ren
yang terdapat disebelah dorsal, dan sistem pencernaan terdiri dari tractus
digestivus dan glandula digestoria, serta sistem reproduksi berupa ovarium pada
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk praktikan : agar tetap selalu bekerja sama pada saat praktikum
berlangsung
membebani praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, E., Nurul, H, K., dan, Adi, S., Marlina, A. 2007, Anatomi Organ
PencernaanIkan Nila Merah, Oreochromis Sp, J.Program Studi Ilmu
Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Erwin, N., Sagala, EP dan Saryai, V., 2011, Pengaruh Miyak Mentah Terhadap
Moralitas dan Morfologi Insang Ikan Bandeng (Chaanos Chaanos
Frosskal), Jurnal Maspari, 2(2): 1-2