Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN II
PISCES

OLEH :

NAMA : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA


STAMBUK : F1D119057
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : DAHLIA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan (pisces) adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah

dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan

kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih

dari 27,000 di seluruh dunia. Bertulang belakang (termasuk vertebrata),

habitatnya perairan, bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga

keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal. Tubuh

ikan secara umum di bagi atas 3 bagian yaitu bagian kepala (Caput), bagian

badan (trucus) dan bagian ekor (cauda).

Umumnya ikan mempunyai ciri yaitu bernapas dengan insang yang

mana insangnya ditutupi oleh operkulum (tutup insang), insang yang

mengalami pelebaran disebut labirin. Ikan bersifat poikiloterm yaitu berdarah

dingin atau suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Sistem peredaran

darahnya tertutup tunggal yaitu dalam satu kali peredaran darah, darah hanya

satu kali melalui jantung. Alat ekskresi ikan berupa ginjal dengan tipe

pronefron atau mesonefron. Sistem koordinasi atas sistem saraf pusat (otak dan

sumsum tulang belakang) dan sistem hormone. Alat kelamin ikan terpisah atau

hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar tubuh) atau internal (di

dalam tubuh).
Ikan mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh diantaranya

yaitu membantu pertumbuhan, terutama pertumbuhan otak dan tulang anak.

Melindungi mata dari penurunan fungsi karena penuaan. Penelitian

menunjukkan, rutin konsumsi ikan berhubungan dengan penurunan degenerasi

makula pada wanita. Menurunkan risiko diabetes tipe 1. Beberapa penelitian

menunjukkan konsumsi ikan yang mengandung omega 3 berhubungan dengan

penurunan risiko diabetes tipe 1 pada anak dan dewasa. Berdasarkan latar

belakang di atas, maka perlu dilakukan praktikum Pisces.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana ciri

morfologi dan anatomi ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan ruma-rumah

(Rastrelliger kanagurta), ikan kerapu (epinephelus coioides), dan ikan lajang

(decapterus sp.)?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui ciri morfologi dan anatomi ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan

ruma-rumah (Rastrelliger kanagurta), ikan kerapu (epinephelus coioides), dan

ikang lajang (decapterus sp.)

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat

mengetahui ciri morfologi dan anatomi ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan
ruma-rumah (Rastrelliger kanagurta), ikan kerapu (epinephelus coioides), dan

ikang lajang (decapterus sp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan (Pisces)

Ikan merupan penghuni utama pada ekosistem akuatik (perairan) yang

tersebar pada perairan tawar seperti danau, sungai dan rawa serta perairan

payau dan perairan laut. Ikan (pisces) adalah anggota vertebrata poikilotermik

(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan

merupakan kelompok vertebrata yang [aling beranekaragam dengan jumlah

spesies lebih dari 27,000 diseluruh dunia. Seacar taksonomi, ikan tergolong

kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan

(Fauziah dkk, 2016).

B. Jenis-Jenis Pisces

Salah satu jenis pisces yaitu Osteichthyes atau disebut juga ikan

bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang

merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani,

yaitu osteon yang berarti tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut,

rawa-rawa atau air tawar. Ikan bertulang sejati menempuh cara kedua untuk

mengatasi masalah kekeringan yang terjadi secara berkala. Mereka

mengembangkan sepanjang kantung, masih pertumbuhan faring yang berfungsi


sebagai paru-paru primitif. Alat ini dikembangkan oleh udara yang diisap

melalui mulut. Tubuh ikan-ikan ini diselaputi oleh sisik, satu-satunya sisa

harnas (pelindung) moyang mereka adalah tulang-tulang kranium. Diantara

semua kelas verterata, ikan bertulan keras (Kelas Osteichthyes) adalah yang

paling banyak jumlahnya, baik dalam hal jumlah ndividu maupun dalam

jumlah spesies (sekitar 30.000), berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6 cm,

ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir setiap habitat air

tawar (Roza dkk, 2014).

C. Ciri-Ciri Pisces

Umumnya pisces memiliki ciri-ciri yaitu memilki struktur tubuh yang

cukup lengkap terdiri dari kepala, badan dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh kulit

yang umumnya bersisik dan berlendir yang terbuat dari zat kapur, termasuk

hewan vertebrata (hewan bertulang belakang) yang membentuk kerangka pada

tubuhnya. Endoskleton tersusun tulang rawan atau tulang keras, bernafas

dengan ingsang. Pada beberapa spesies, insang memiliki penutupnya yang

disebut dengan operculum. Pisces bersifat poikilotern (yaitu hewan berdarah

dingin). Jadi suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan dan Sistem peredaran

darah tertutup tunggal, artinya satu kali peredaran (Adrim, 20017).

D. Habitat Pisces

Ikan umumnya hidup pada perairan tawar seperti danau, sungai, dan

rawa serta pada perairan laut. Salah satu habitat ikan pada ekosistem perairan

tawar adalah danau yang merupakan badan perairan alami berukuran besar
yang dikelilingi daratan yang tidakbercampur dengan air laut, kecuali air

sungai. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa

menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan dan dipelihara

untuk hiasan dalam akuarium yang juga sering dikenal sebagai ikan hias. Hasil

penangkapan ikan seluruh dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton

pertahun (Fauziah dkk, 2015).

E. Manfaat Fisiologis

Ikan merupakan sumber alami asam lemak omega 3 yaitu eicosa

pentaenoic acid (EPA) dan decosa hexaenoic acid (DHA) yang berfungsi untuk

mencegah aterosklerosis. Omega 3 juga dapat menurunkan kadar trigliserida

dalam darah, kadar kolesterol hati dan jantung. Kadar asam lemak omega 3

dalam beberapa jenis ikan laut di perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5

g/100 g daging ikan. Berdasarkan data yang telah dikeluarkan oleh Lembaga

Gizi Departemen Kesehatan RI, beberapa jenis ikan laut Indonesia memiliki

kandungan asam lemak omega 3 tinggi (sampai 10,9 g/100 g) seperti ikan

sidat, terubuk, tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna dan

sebagainya (Hafiludin, 2011).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Desember 2020,

pukul 08.00 WITA – selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit

Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1 Ikan ekor kuning (Caesio cuning) Sebagai objek pengamatan
2 Ikan ruma-ruma (Rastrelliger Sebagai objek pengamatan
kanagurta)
3 Ikan kerapu (Epinephelus coioides) Sebagai objek pengamatan
4 Ikan lajang (Decapterus sp.) Sebagai objek pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1 Cutter Untuk membedah hewan yang diamati
2 Lembar pengamatan Untuk menggambar morfologi dan
anatomi hewan yang diamati
3 Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan
4 Kamera Untuk mendokumentasikan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengamati morfologi ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan ruma-ruma

(Rastrelliger kanagurta), ikan kerapu (Epinephelus coioides) dan ikan

lajang (Decapterus sp.).

3. Menggambar morfologi ikan dilembar pengamatan.

4. Membedah ikan dengan menggunakan cutter.

5. Mengamati dan menggambar anatomi ikan dilembar pengamatan.

6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

7. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No. Jenis Gambar Keterangan
Morfologi Anatomi
1 2 3 4 5
1. Ikan ekor kuning Morfologi
(Caesio cuning) 1 1. Kepala (Caput)
1 2. Sirip punggung (Pinnae dorsalis)
6 3. Sirip perut (Pinnae ventralis)
4. Sirip dada (Pinnae pectoral)
7 2 5. Sirip dubur (Pinnae analis)
6. Mata (Organon visus)
4 5 2 3 8 7. Mulut (Covum oris)
3 8. Ekor (Caudal)
4 5 6
Anatomi
1. Insang (Holobrankialis)
2. Gonad
3. Usus (Intestinium)
(Indarsyah, 2008) 4. Tubuh tulang
5. Jantung (Cor)
(Aeni, 2017) 6. Hati (Hepar)
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
2. Morfologi
Ikan ruma-ruma 3 1. Kepala (Caput)
(Rastrelliger 1 2. Mulut (Covum oris)
kanagurta) 2 3. Mata (Organon visus)
2 4. Sirip dada (Pinnae pectoral)
1 5. Sirip dubur (Pinnae analis)
3 6. Sirip punggung (Pinnae dorsalis)
7. Sirip perut (Pinnae ventralis)
4 6 5 8 4 5 6 8. Ekor (Caudal)

 Anatomi
1. Tubuh tulang
2. Insang ((Holobrankialis)
3. Hati (Hepar)
7 4. Otak (Encephalon)
(Utami dkk, 2014) 5. Gonad
6. Usus (Intestinium)

(Sarasati, 2016)
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
3. Ikan kerapu Morfologi
(Epinephelus 1 1. Kepala (Caput)
coioides) 2. Mulut (Covum oris)
2 3. Mata (Organon visus)
4. Sirip dada (Pinnae pectoral)
3 5. Sirip punggung (Pinnae dorsalis)
6. Sirip dubur (Pinnae analis)
7. Sirip perut (Pinnae ventralis)
7 4 5 6 8 8. Ekor (Caudal)
1 2 3 4

Anatomi
1. Insang ((Holobrankialis)
2. Hati (Hepar)
3. Usus (Intestinium)
4. Tubuh tulang

(Zainuddin dkk, 2015)


(Langkosono, 2005)
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
4. Morfologi
Ikan lajang 1 1. Kepala (Caput)
2. Mulut (Covum oris)
(Decapteru 2 3. Mata (Organon visus)
s sp.) 4. Sirip dada (Pinnae pectoral)
3 5. Sirip punggung (Pinnae dorsalis)
6. Sirip dubur (Pinnae analis)
4 7. Sirip perut (Pinnae ventralis)
1 2 3 4 5 6 8. Ekor (Caudal)
5 6 7 8
Anatomi
1. Insang (Holobrankialis)
2. Hati (Hepar)
3. Lambung (Venticulus)
4. Usus (Intestinium)
5. Kantung Empedu (Vesica felea)
6. Jantung (Cor)
(Bakri, 2017)

(Prihartini, 2006)
Tabel 4. Klasifikasi dan Deskripsi
No Jenis Klasifikasi Deskripsi
1. Ikan ekor kuning (Caesio Kingdom : Animalia Ikan ekor kuning (Caesio cuning) merupakan jenis ikan yang hidup di
cuning) Phylum : Chordata perairan karang. Memiliki karakteristik berbadan compressed. Berwarna
Class : Osteichthyes kuning pada bagian atas sirip ekor dan bagian belakang. Bagian bawah
Ordo : Perciformes dan perut putih atau kemerah-merahan (merah muda). Sirip dada, sirip
Family : Caesionidae perut dan sirip anal, berwarna putih hingga merah muda (Indransyah,
Genus : Caesio 2008).
Spesies : Caesio cuning

(Indransyah, 2008)

2. Ikan ruma-ruma Kingdom : Animalia Ikan ruma-ruma (Rastrelliger kanagurta) merupakan kelompok ikan
(Rastrelliger kanagurta) Phylum : Chordata epipelagis dan neritik dan termasuk ikan betina, karena memiliki tubuh
Class : Osteichthyes lebih panjang, berwarna biru kehijauan pada bagian punggung dan putih
Ordo : Percomorphy keperakan pada bagian bawah. Ikan ini memiliki karakteristik badan
Family : Scombroidea lonjong dan pipih. Belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur
Genus : Rastrelliger terdapat 5 sirip tambahan (finlet) dan terdapat sepasang keel pada ekor
Spesies : Rastrelliger (Puspitasari, 2013).
kanagurta

(Puspitasari, 2013)
Tabel 4. Lanjutan
No Jenis Klasifikasi Deskripsi
 3. Ikan kerapu Kingdom : Animalia Ikan kerapu (Epinephelus coioides) merupakan jenis ikan demersal yang
(Epinephelus coioides) Phylum : Chordata menyukai hidup di perairan karang, diantaranya di celah-celah karang dan
Class : Osteichthyes memiliki kepala yang besar, mulut lebar, tubuhnya ditutupi sisik-sisik kecil,
Ordo : Perciformes memiliki tiga duri pada sirip dubur dan tiga duri pada bagian tepi operculum
Family : Serranidae (Sasongko, 2019).
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus
Coioides

(Sasongko, 2019)

4. Ikan lajang Kingdom : Animalia Ikan lajang (Decapterus sp.) termasuk pelagis, perenang cepat, tidak
(Decapterus sp.) Phylum : Chordata menetap dan hidup bergerombol, terdapat sisik kecil (finlet) di belakang
Class : Osteichthyes sirip punggung dan dubur, terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute)
Ordo : Percomorphy pada bagian garis sisi (lateral line). Ikan ini hidup di perairan yang berkadar
Famili : Carangidae garam tinggi dan menyukai perairan jernih (Prihartini, 2006).
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus sp.

(Prihartini, 2006)
B. Pembahasan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang

hidup di air dan bernapas dengan insang. Mekanisme pernapasan pada ikan

melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Fase inspirasi, 0 2 dari air masuk

ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke

jaringan-jaringan yang membutuhkan. Fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh

darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan

keluar tubuh. Morfologi ikan dibagi tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor.

Umumnya ikan mempunyai ciri yaitu bernapas dengan insang yang

mana insangnya ditutupi oleh operkulum (tutup insang), insang yang

mengalami pelebaran disebut labirin. Ikan bersifat poikiloterm yaitu berdarah

dingin atau suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Sistem peredaran

darahnya tertutup tunggal yaitu dalam satu kali peredaran darah, darah hanya

satu kali melalui jantung. Alat ekskresi ikan berupa ginjal dengan tipe

pronefron atau mesonefron. Sistem koordinasi atas sistem saraf pusat (otak dan

sumsum tulang belakang) dan sistem hormone. Alat kelamin ikan terpisah atau

hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar tubuh) atau internal (di

dalam tubuh).

Pengamatan kali ini dilakukan dengan mengamati ciri morfologi dan

anatomi dari 4 jenis ikan yaitu ikan kerapu (Epinephelus coioides), ikan ekor

kuning (Caesiocuning), ikan ruma-ruma (Rastrelligerkanagurta) dan ikan

lajang (Dacepterus sp.). Morfologi pada ikan kerapu (Epinephelus coioides)

yaitu memiliki kepala (Caput), mulut (Covumoris), mata (Organon visus), sirip
dada (Pinnae pectoral), sirip punggung (Pinnae dorsalis), sirip dubur (Pinnae

analis) sirip perut (Pinnae ventralis) dan ekor (Caudal), adapaun anatominya

berupa insang (Holobrankialis), hati (Hepar), usus (Intestinium) dan tubuh

tulang. Ikan kerapu (Epinephelus coioides) merupakan salah satu jenis ikan

laut yang biasanya hidup di karang-karang, secara umum ikan kerapu memiliki

ciri badan seperti bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada

panjang dan tinggi tubuh serta rahang atas dan rahang bawah dilengkapi

dengan gigi yang lancip dan kuat.

Morfologi pada ikan ekor kuning (Caesio cuning) berupa kepala

(Caput), sirip punggung (Pinnae dorsalis), sirip perut (Pinnae ventralis), sirip

dada (Pinnae pectoral), sirip dubur (Pinnae analis), mata (Organon visus),

mulut (Covumoris), ekor (Caudal), adapun anatominya meliputi insang

(Holobrankialis), gonad, usus (Intestinium), tubuh tulang, jantung (Cor), hati

(Hepar). ikan ekor kuning (Caesio cuning) merupakan jenis ikan konsumsi

yang memiliki nilai ekonomis penting dan merupakan salah satu jenis ikan

karang yang menjadi target penangkapan, ikan ekor kuning biasanya hidup

diperairan dengan suhu lebih dari 20oC. ikan ekor kuning memiliki ciri

karakteristik berbadan compressed, berwarna kuning pada bagian atas sirip

ekor dan bagian belakang, bagian bawah perut putih atau kemerah-merahan

(merah muda).

Morfologi ketiga yaitu pada ikan ruma-ruma (Rastrelliger kanagurta)

meliputi kepala (Caput), mulut(Covumoris), mata (Organon visus), sirip dada

(Pinnae pectoral), sirip dubur (Pinnae analis), sirip punggung (Pinnae


dorsalis), sirip perut (Pinnae ventralis) dan ekor (Caudal) adapun anatominya

meliputi tubuh tulang, insang ((Holobrankialis), hati (Hepar), otak

(Encephalon), gonad dan usus (Intestinium). Ikan ruma-ruma (Rastrelliger

kanagurta) memiliki ciri kepala lebih panjang dibandingkan dengan tebal

tubuh, rahang sebagian tersembunyi, tertutup oleh tulang lakrimal yang

memanjang hingga tepi rongga mata, bukaan insang yang sangat panjang dan

terlihat ketika mulut sedang terbuka.

Morfologi selanjutnya yaitu pada ikan lajang (Dcapterus sp.) yaitu

kepala (Caput), mulut(Covumoris), mata (Organon visus), sirip dada (Pinnae

pectoral), sirip punggung (Pinnae dorsalis), sirip dubur (Pinnae analis),

Siripperut (Pinnae ventralis) dan Ekor (Caudal) adapun anatominya meliputi

insang (Holobrankialis), hati (Hepar), lambung (Venticulus), Usus

(Intestinium), kantung empedu (Vesica felea) dan jantung (Cor). Ikan lajang

(Decapterus sp.) adalah ikan yang termasuk marga Decapterus, suku

Carangidae. Ikan ini berukuran kecil hingga sedang dan merupakan ikan

konsumsi yang cukup penting di pasaran.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa morfologi dari keempat

jenis ikan yaitu ikan kerapu (Epinephelus coioides), ikan ekor kuning

(Caesiocuning) dan ikan ruma-ruma (Rastrelligerkanagurta) sama, dan secara

anatominya ikan kerapu (Epinephelus coioides), ikan ekor kuning

(Caesiocuning) dan ikan ruma-ruma (Rastrelligerkanagurta) juga memiliki

struktur anatomi yang sama. Hal tersebut dikarenakan dapat dilihat dari

deskripsi masing-masing ikan bahwa dari keempat jenis ikan ini tidak memiliki
ciri atau bentuk tubuh yang sama dan hal ini dibedakan karena keempat jenis

ikan tersebut tidak berasal dari marga atau suku yang sama.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah pengamatan pada filum Pisces,

jenis yang diamati berupa ikan kerapu (Epinephelus coioides), ikan ekor

kuning (Caesiocuning), ikan ruma-ruma (Rastrelligerkanagurta) dan ikan

lajang (Dacepterus sp.) terlihat mempunyai kepala (Caput), penutup insang

(Operculum), sirip dorsal, ekor (Caudal), sirip perut, kloaka/anus, otak, gonad

dan hati.

B. Saran

Saran yang dapat disampakan pada pratikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk asisten, agar cara membimbing para pratikannya tetap selalu

dipertahankan.

2. Untuk praktikan, pada saat pratikum berlangsung diharapkan ketenangannya

dan selalu memperhatikan arahan dari asisten pembimbing agar praktikum

dapat berjalan dengan kondusif.


DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, P., Purnama, A. A. dan Yolanda, R., 2015, Jenis-Jenis Ikan (Pisces) di
Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, Jurnal SDA, 4(2):
1-5

Fauziah, P., Purnama A. A., Yolanda, R. dam Karno, R., 2016, Keanekaragaman
Ikan (Pisces) di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau,
Jurnal Biologi Udayana, 21(1): 17-20

Hafiludin, 2011, Karakteristik Proksimat dan Kandungan Senyawa Kimia Daging


Putih dan Daging Merah Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis), Jurnal
Kelautan, 4(1) : 1-2

Adrim, M., 2007, Komunitas Ikan Karang di Perairan Pulau Enggano, Provinsi
Bengkulu, Jurnal Oseanologi dan Limnologi, 2(33) : 139-142

Roza, E., Purnama, A. A., dan Ade, F. Y., 2014, Keanekaragaman Ikan Bada
(Pisces: Rasbora) di Sungai Kumu Pasir Pengaraian Rokan Hulu Riau,
Jurnal Saintek Perikanan, 2(4) : 2-6

Anda mungkin juga menyukai