Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah
dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air
sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung
pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar
50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis
atau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-
jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42%
(9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut,
dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar
1% merupakan perairan tawar.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang
sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya
adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat
besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan
datang.

Sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging ikan diperoleh dari
luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan
memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses. Pencernaan adalah proses
penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan
yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem
peredaran darah

Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan domestic dan luar
negeri. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasar adalah Budidaya Ikan. Budidaya
Ikan Air Tawar salah satunya adalah Ikan Nila (Indhie, 2009).

Ikan nila memiliki factor penting yaitu rasa dagingnya yang vkhas dengan kandungan
omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga ikan nila sering dijadikan sumber protein
yang murah dan mudah didapat. Serta harga jualnya yang terjangkau oleh masyarakat (Dhewi,
2005).

Morfologi Ikan Nila adalah memiliki bentuk yang pipih kea rah vertical (kompres),
bertulang belakang (vertebrata). Habitatnya perairan, bernafas dengtan insang dan menjaga
keseimbangan tubuh menggunakan sirip. Sirip-sirip tersebut bersifat Poikilotermal (Dwisang,
2008).

1.2 Tujuan dan Manfaat

1
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan
Morfologi Ikan Nila.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui Sistematika, Anatomi,
Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Nila

2
Ikan Nila atau Oreochromis niloticus termasuk jenis hewan vertebrata yang seluruh
badannya bersisik dan mempunyai gurat sisi. Ikan Nila termasuk dalam filum Chordata yang
berarti bertulang belakang atau kerangka tubuh (Dwisang, 2008). Ikan Nila merupakan salah
satub jenis ikan yang dapat dibudidayakan di kolam dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
penting. Potensi Ikan Niloa sebagai Ikian Budidaya cukup besar, karena memiliki kelebihan,
yaitu :

 Mudah berkembang biak di lingkungan budidaya


 Dapat menerima makanan yang berat
 Toleransi terhadap kadar garam/salinitas tinggi
 Pertumbuhannya Cepat

Habitat lingkngan Ikan Nila, yaitu : danau, Sungai, Waduk, Rawa, Sawah, dan perairan
lainnya. Selain itu Ikan nila mampu hidup pada perairan payau, misalnya tambak dengan
salinitas maksimal 29% oleh karena itu masyarakat yang berada di daerah sekitar pantai dapat
membudidayakannya khusus kegiatan pembesaran Ikan Nila (Santoso,1996)

2.2 Klasifikasi Ikan Nila

Menurut Dr. Trewavas (1982) klasifikasi lengkap Ikan Nila adalah sebagi berikut :
Fillum : chordate

Sub Fillum : vertebrata

Kelas : detoichtyas

Sub Kelas : achanthoptarigi

Ordo : parcomorphi

Sub Ordo : parchokka

Family : cichlidan

Genus : oreochromis

Spesies : niloticus sp

Nama Latin :Oroechromis niloticus

3
Nama Indonesia : Nila (Ditetapkan Dirjen Perikanan 1972) Daerah penyebaran : Afrika,
Amerika, Eropa, Asia (Santoso, 1962)

2.3 Morfologi Ikan Nila

Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kea rah
vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut
terletak di ujung/termal.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis
terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip,
ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna
merah dan biasa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad (Pratama, 2009).

Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. Ikan nila juga
ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap awal
dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).

2.4 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut. Dari mulai anggota
mulut, esophagus/Kerongkongan, Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008).
Proses penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia. Sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh
melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).

Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-pembuluh yang


sifatnya sangat muskuler, yang dimulai dari bagian mulut sampai anus. Organ-organnya adalah
rongga mulut à faring à esophagus à lambung à usus halus à usus besar dan rektum (Pratama,
2009).

2.5 Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan betina mempunyai indung
telur, keduanya terletak pada rongga perut. Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari
keadaan Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat dengan makin
meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior
rongga perut disebelah bawah ginjal (Pratama, 2009).
Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat berkembang biak sepanjang
tahun. Namun frekuensi pemijahan, banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah
berkembang biak tanpa perlakuan khusus (meitanisyah, 2010).

Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya membuat kubangan berbentuk


bulat didasar perairan, kolan (Santoso, 1996).

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum sistem pencernaan dan reproduksi dilakukan di laboratorium, Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan. Yang dilakukan pada hari Sabtu, 27 Juli 2019 pada pukul 10.00
sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan Kegunaan

Ikan nila Objek pengamatan

Alat bedah Untuk membedah

Cater Membelah ikan

5
Camera dokumentasi

Alat tulis Untuk menulis hasil

3.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum.

2. Letakkan ikan nila di atas loyang.

3. Setelah ikan di tusukkan bagian - bagian yang tajam, kemudian buat sayatan kecil kearah
punggung kemudian lanjutkan dengan pembedahan kearah pungguang sampai mencapai
pertengahan badan, selanjutnya ke arah perut sampai dasar perut, lalu pisahkan daging yang
telah di potong sehingga akan terlihat organ - organ dalam.

4. Mengamati sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada ikan nila.

5. Ambil gambar dari hasil pengamatan sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada ikan nila.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sistem pencernaan


1. Mulut

Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan
menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara
mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai
alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
2. Rongga mulut

Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir
(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.

3. Farings

6
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.

4. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi)

5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus
yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus
makanan (pencernaan secara fisik).
6. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini
sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
7. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
8. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen
tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
9. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut.
10. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

4.2.2 Sistem Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya sebagai upaya


untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu menghasilkan
keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang

7
hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda,
tergantung kondisi lingkungan, ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap
tahun.
Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan
betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai sepasang gonad dan jenis
kelamin umumnya terpisah. Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung
tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran
kecil sebagai konsekuensi dari kelangsungan hidup yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki
jumlah telur sedikit, ukuran butirnya besar, dan kadang-kadang memerlukan perawatan dari
induknya, misal ikan nila (Oreochromis niloticus).

Berdasarkan morfologi, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar dari pada
ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa Testis, Epididimis, Vas Deferen, Vas
Efferens, Kelenjar Prostat dan testis berbentuk seperti tonjolan agak runcing yang berfungsi
sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan Nila
jantan akan mengeluarkan cairan bening (cairan sperma) terutama pada saat musim pemijahan.
Sementara itu, ikan Nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin
yang terletak didepan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan Nila jantan melebar dan
berwarna biru muda. Pada ikan betina, alat reproduksinya adalah Fimbriae, Ovarium, dan
Oviduk. Sirip punggung dan sirip ekor ikan Nila jantan berupa garis putus-putus. Sementara itu,
pada ikan Nila betina, garisnya berlanjut (tidak putus) dan melingkar.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum sistem pencernaan dan reproduksi pada
ikan Nila sebagai berikut :
 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan hewan air jenis vertebrata
 Seluruh badan ikan memiliki sisik dan gurat sisi
 Reproduksi ikan nila memiliki sisik dan gurat sisi
 Reproduksi ikan nila terjadi di luar tubuh
 Sistem pencernaan ikan nila adalah sebagai berikut :

Mulut, Esophagus, Lambung, Usus dan Anus

 Ikan nila termasuk ke dalam fillum chordate yang berarti tulang atau kerangka tubuh
 Bagian tubuh ikan terdiri dari :
(a) Kepala (caput)
(b) Trunchus (Badan)
(c) Ekor (Caudal)

5.2 Saran

Pada praktikum Fisiologi pencernanan dan Reproduksi pada ikan nila, sebaiknya
praktikum untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin dan perlunya perlengkapan alat uhntuk
menunjang kelancaran dalam praktikum

Anda mungkin juga menyukai