Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, yaitu suhu tubuhnya
mengikuti suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan
faktor pembatas. Bernafas dengan insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak
menggunakan sirip.
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan
jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan;
biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies
termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,
800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras
(kelas Osteichthyes).
Habitat ikan belanak yaitu perairan estuaria, terkadang ikan ini sering
ditemukan di perairan yang bersalinitas rendah seperti sungai-sungai. Ikan
belanak merupakan salah satu ikan yang digemari masyarakat untuk dikonsumsi
karena rasanya yang gurih dan tergolong ikan yang memliki nilai ekonomis skala
menengah (Muchlisin 2010 ).
Karakter morfometrik telah digunakan secara luas dalam biologi perikanan
untuk mengkaji perbedaan dan hubungan takosonomi juga indetifikasi ikan (Turan
1999). Variasi morfologi pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah faktor genitik yang diturnkan dari induknya yang membatasi dan
membedakan dengan spesies lain, adaptasi bentuk tubuh dan sirip untuk kondisi
lingkungan perairan dimana ikan tersebut hidup, adaptasi dalam bentuk kepala
dan rahang dalam memperoleh makanan (Matthew 1998)
Sehingga perlu dilakukan praktik mengenai morfologi ikan mas meliputi
praktik meristik dan morfometrik. Praktik meristik dengan metode pengukuran
tubuh ikan mas yakni pengkuran tubuh, penghitungan jumlah sisik, jumlah sisik
berpori, dan jumlah jari-jari sirip ikan mas. Serta praktik morfometrik pengenalan
sistem organ tubuh ikan diantaranya sistem integumen, sistem rangka, sistem otot,
sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem syaraf, sistem ekskresi dan
osmoregulasi. Pelaksanaanya dilakukan dengan cara mengamati, mempelajari dan
membandingkan organ atau sistem organ yang dilihat sesuai dengan penjalasan
teoritis dalam ikhtiologi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ikhtiologi yang telah dilaksanakan, diantaranya ialah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sifat terluar dari ikan belanak
2. Untuk mengetahui sifat meristik pada ikan belanak
3. Untuk mengetahui sifat morfometrik pada ikan belanak
4. Untuk mengetahui fungsi bagian dalam tubuh ikan belanak
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ikhtiologi ini adalah untuk mengetahui
mengenai sifat terluar dari ikan lele, sifat meristik, sifat morfometrik dan sistem
organ yang ada pada ikan Belanak (Mogulus cephalus) secara ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Belanak


Famili Mugilidae tersebar di berbagai wilayah perairan, baik di tambak,
sungai, estuaria dan perairan pantai baik daerah tropik maupun subtropik. Famili
Mugilidae mempunyai prospek yang paling baik untuk dibudidayakan
dibandingkan jenis ikan laut dan ikan payau. Hal ini antara lain karena
mempunyai penyebaran yang cukup luas, mampu bertoleransi pada kondisi –
kondisi yang ekstrim terhadap salinitas dan suhu, serta dapat menyesuaikan
terhadap berbagai makanan di berbagai macam habitat. Famili Mugilidae
merupakan yang paling sering tertangkap di daerah pantai dan kolam – kolam air
payau, namun keterangan mengenai aspek biologi (aspek pertumbuhan dan aspek
reproduksi) yang mencangkup struktur ukuran, ukuran pertama tertangkap,
hubungan panjang berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, indeks
kematangan gonad, nisbah kelamin, dan fekunditas serta habitatnya belum banyak
diketahui. Sarnpai saat ini ikan Belanak hanya diperoleh dari hasil sampingan
budidaya udang atau bandeng.
Ikan belanak setiap hari mengkonsumsi sisa tanaman yang mati, detritus,
sedimen berpasir, memakan epifit dan epifauna dari padang lamun juga
mencernakan buih permukaan berisi microalgae. Ikan belanak pada dasarnya
memakan lumut disekitar habitatnya, lumut yang dimaksud adalah lumut yang
menempel pada dasar air di pinggiran kali, selokan, atau kolam tambak. Lumut ini
berbeda dengan lumut yang kita buat mancing ikan Nila atau Mujair, lumut
untuk mancing ikan nila biasanya memiliki helai-helai seperti daun berbentuk
jarum namun lembut, sedangkan lumut untuk makanan ikan belanak berbentuk
lembaran yang sangat lembut, saking lembutnya apabila kita ambil dengan tangan
atau dipercikan air maka lumut ini mudah sekali hancur, oleh karena itu dalam
mencari lumut untuk umpan belanak ini diperlukan trik khusus.

2.2 Klasifikasi
Menurut Kottelat et al. (1993), ikan belanak diklasifikan kedalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Mugiliformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies : Mugil dussumieri

2.3 Morfologi
Morfologi ikan belanak, dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
adalah sebagai berikut:
Ikan belanak umumnya memiliki bentuk memanjang gak langsung dan
gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah.
Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari jari-jari keras dan sembilan jari
lemah, Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawah, berguna untuk
mencari makan di dasar yang terbenam didalam lumpur. Ikan ini memiliki gigi
relatif sangat kecil, dan bagian tubuh berwarna putih mengkilap. Bagian ekor
seperti bulan sabit berwarna putih bening, dan juga kadang-kadang berwarna
kehitaman ( Effendie 1979).

2.4 Anatomi
Adapun anatomi dari ikan mas sebagai berikut :
2.4.1 Sistem Respirasi
Alat respirasi yang dimiliki oleh ikan belanak adalah insang. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap.
Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare
sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan
bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja
berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi
garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
2.4.2 Sistem Peredaran Darah
Organ vaskular yang utama pada ikan mas adalah cor atau jantung.
Jantung memiliki dua ruang yaitu satu atrium dan satu ventrikel yang terletak di
dekat insang. Ikan memiliki 2 macam pembuluh darah yaitu arteri dan vena
.Peredaran darah pada ikan belanak dimulai dari jantung, menuju insang untuk
melalukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan menuju ke dorsal aorta dan
ke segenap organ-organ tubuh (kepala, otot badan, ginjal, dan semua organ
pencernaan melalui kapiler).
2.4.5 Sistem Pencernaan
Makanan akan diubah menjadi nutrisi oleh sistem penceernaan dan
penyerapan. Sedangkan makanan yang tidak diserap akan dibuang menjadi feses.
Sistem pencernaan ikan mas terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkongan,
lambung, usus, gizzard (tembolok) dan anus. Rongga mulut (Rima oris) yaitu
Selain tempat masuknya makan, ronga mulut pada ikan berperan dalam pengaliran
air yang mengandung oksigen untuk proses respirasi. Faring (Pharinx) yaitu
Saluran lanjutan dari rongga mulut kearah posterior, fungsinya dalm sistem
pencernaan adalah sebagai penghubug antara mulut esofagus. Dinding faring
terdiri atas otot-otot yang menginduksi gerakan menelan. Kerongkongan yaitu
Bagian saluran pencernaan yang langsung berhubungan dibagaian anterior dengan
faring dan dibagian posterior danga lambung. Lambung yaitu Kelanjutan dari
esofagus yang agak melebar. Bentuknya seperti tabung yang panjang tanpa
perlekukan cardia dibagian depan dan pilorus dibagian belakang. Usus halus yaitu
Usus berbentuk seperti tabung yang memanjang kearah posterior,

2.3.1 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Mas

Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur,


jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat
keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara
sendirisendiri maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan
mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat
saling berbeda. Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur
tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian
tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan
untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan
lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata(Turan 1999). Satuan
ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di Indonesia,
satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter
(mm). Meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan
(counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain
jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah
kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang.

2.5 Habitat
Belanak (Mugil sp.; family Mugilidae) adalah sejenis ikan laut tropis dan
subtropis yang bentuknya hampir menyerupai ikan bandeng. Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai blue-spot mullet atau blue-tail mullet. Belanak tersebar di
perairan tropis dan subtropis, ikan belanak merupakan ikan yang suka
bergerombol 20-30 ekor di pantai sekitar 1,5 meter dan memasuki laguna serta
estuaria untuk mencari makanan. Ikan ini terdistribusi pada semua perairan
terutama di daerah estuari (coastal) dan laut di daerah tropis dan subtropis yaitu di
Indo-Pacific, Filipina, dan Laut Cina Selatan, hingga Australia. Ikan belanak
merupakan jenis ikan pelagis (benthopelagic) yang bersifat katadromus hidup di
perairan tawar seperti sungai, estuari, dan laut dengan kedalaman sampai120
meter, temperatur antara 8-240C. Estuaria adalah perairan muara semi tertutup
yang merupakan tempat pencampuran antara air sungai dan air laut (Rahmatin
2011).
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, L. 2005. Strategi Makro Revitalisasi Perikanan. PKSPL-IPB.


Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112
hal.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo, 1993.
Freshwater fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions,
Hong Kong. 221 p.
Matthew, W. J. 1998. Pattens in Freshwater Fish Ecology. Chapman and Hall,
USA. 756p.
Muchlisin, Z.A. 2010. Biodiversity of Freshwater Fishes in Aceh Province,
Indonesia with Emphasis n Several Biological Aspects of the Depik an
Endemic Spesies in Lake Laut Tawar, Disertasi. University Sains
Malaysia.
Ningrum, Purwanti, Yoga. 2006. Kandungan Logam Berat Timbal Serta Struktur
Mikroanatomi Brachia Hepar, Musculus, Ikan Belanak di Perairan
Cilacap. Skripsi. Jurusan Biologi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rahmatin, A. 2011. Studi Variasi Morfometri Ikan Belanak (Mugil cephalus) di
Perairan Muara Aloo Sidoarjo dan Muara Wonorejo Surabaya. Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya. Surabaya.
Turan, C. 1999. A Note on The Examination of Morphometric Differentiation
Popolation The Truss System. Transaction Journal of Zoology. 23:259-
263.

Anda mungkin juga menyukai