Disusun oleh:
Kelompok 13 / Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
ii
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Kelas Perikanan – C
Kelompok Nama NPM
13 1. Andieny Rachmawati R 230110170120
2. Ayudya Primarini 230110170164
3. Firas Andhika P 230110170171
Asisten Laboratorium
Rahmad Afdillah
NPM. 230110160154
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam dan
segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sholawat dan taslim
senantiasa tercurah atas junjungan Nabiyullah Muhammad SAW. Berkat curahan
rahmat dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir praktikum
sebagai tugas akhir praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Akhir yang berjudul
“Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio)” dapat diselesaikan pada
waktunya.
Proses penyusunan hingga penyelesaian makalah ini, diperoleh banyak
pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga. Berkat bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak, Alhamdulillah laporan akhir praktikum ini dapat
diselesaikan. Atas semua bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan,
hanya Allah SWT saja yang dapat membalas semua kebaikan dan menggantinya
dengan sesuatu yang lebih baik.
Akhirnya, saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi
perbaikan laporan berikutnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
bimbingan, kemudahan kelancraan dan keberuntungan serta berkah bagi kita
semua, Aamiin ya rabbal’Alamin.
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas .................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ................................................................... 3
2.1.2 Fisiologi Ikan Mas ...................................................................... 4
2.2 Sistem Peredaran Darah .............................................................. 4
2.2.1 Komponen Penyusun Darah ....................................................... 6
2.2.2 Jantung ........................................................................................ 9
2.2.3 Saluran Darah ............................................................................. 9
2.3 Hematokrit .................................................................................. 10
2.3.1 Metode Pengukuran Hematokrit ................................................. 10
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Hematokrit ................. 11
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1 Alat Praktikum............................................................................... 13
2 Bahan Praktikum ............................................................................13
3 Data Kelompok ...............................................................................15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menghitung nilai
hematokrit pada ikan mas.
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan memberikan
informasi bagaimana nilai hematokrit pada ikan mas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
keluar tubuh.
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah Ikan
(Sumber : Bahan Ajar Ichtiologi – 4)
Jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung, yaitu:
(1) energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan (2) energi potensial
yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Sistem
peredaran darah ikan bersifat tunggal atau bersifat tertutup, artinya hanya terdapat
satu jalur sirkulasi peredaran darah. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri
kedua disebut sistem vena. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui
pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap
melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung (Fujaya 2004). Start dari jantung,
darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah
dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui
saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung
kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua output cardiac
dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen yang lain.
6
Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama, sebelum dihubungkan ke
sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk
sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo 2005).
Dorsal aorta adalah sumber darah terbesar pada tubuh. Darah di suplai ke
kepala, otot badan, ginjal dan semua organ pencernaan melalui pembuluh kapiler.
Ada tiga rute pengembalian jantung, yakni pertama, dari otak, darah kembali ke
jantung melalui vena cardinal anterior yang berhubungan dengan vena cardinal
anterior yang berhubungan dengan vena cardinal umum dan bertemu darah dari
vena cava posterior, yakni darah dari vena caudal yang telah melalui sistem renal
portal. Kedua, dari organ visceral, darah kembali ke jantung melalui vena hepatik.
Terakhir, dari insang, darah dikembalikan ke jantung melalui vena branchial
(Sukiya 2005).
Sel darah putih memiliki dua tipe yaitu granular yang memiliki inti
berkeping banyak dan nogranular yang memiliki inti membulat. Leukosit granular
terdiri atas netrofil merupakan sel yang bersifat menyerang dan menghancurkan
bakteri eosnofil yang merupakan sel yang mampu meningkatkan ketanggapan
terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan basofil yang menghasilkan
antikoagulan heparin dan substansi histamine. Netrofil merupakan sel darah putih
yang relative banyak jumlahnya dibandingkan dengan sel lainnya dan bertambah
bila terjadi infeksi (Winarni 1997).
Leukosit nongranular terdiri atas monosit dan limfosit. Limfosit merupakan
sel darah yang memiliki inti relative besar dan sitoplasma kecil. Limfosit
jumlahnya terbesar kedua setelah netrofil dan ukurannya kurang lebih sebesar sel
darah merah. Bagian sel darah putih yang berhubungan dengan respon kekebalan
dan menghasilkan antibody adalah limfosit. Fungsi limfosit dalam system
pertahanan tubuh yaitu membentuk anibodi apabila ada protein lain yang masuk
kedalam tubuh (Winarni 1997).
Leukosit mengandung enzim yang dapat merombak protein bakteri dan sisa-
sisa sel yang mati. Jika pembentukannya terhambat maka daya tahan tubuh ikan
akan menurun. Hambatan ini akan dapat terjadi karena adanya factor lingkungan
yang tidak sesuai misalnya suhu, salinitas, kadar oksigen dan sebagainya (Winarni
1997).
8
Gambar 5. Trombosit
(Sumber : Sunhope)
2.2.2. Jantung
Jantung teleostei terdiri atas empat bagian (atrium, ventrikel, bulbus dan
sinus venosus), namun pada kenyataannya mirip dengan satu silinder pompa
piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah
dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan
arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterional. Akibat adanya
perbedaan tekanan tersebut maka aliran darah dapat terjadi.
tubuh bagian belakang dan vena cardialis anterior dari tubuh bagian depan lalu
venahepatica dari hepar (hati) dimana ketiga vena tersebut bersatu membentuk
vena cuvieri dan masuk ke dalam cor.
Gam
bar
7.
Salu
ran
dara
h ikan mas
2.3. Hematokrit
Hematokrit adalah istiah yang menunjukan besar volume sel-sel eritrosit
seluruhnya di dalam 100 mm³ darah dan dinyatakan dalam persen(%) (Hoffbrand
dan Pettit 1987). Mengukur kadar hematrokit darah hewan uji digunakan tabung
mikrohematrokit yang berupa pipa kapiler berlapisan EDTA (Etil Dianin Tetra
Acetat) yang berfungsi sebagai bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit
biasanya dianggap sama manfaatnya dengan hitungan sel darah merah total
(Frandson 1992).
Gambar 8. Hematokrit
2.3.1 Metode Perhitungan Hematokrit
Menurut Gandasoebrata, R. (2007), penetapan nilai hematokrit cara manual
dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit.
a. Metode makrohematokrit
11
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabel 2. Bahan Praktikum
NO Bahan Fungsi
1 Ikan Mas Sampel yang diujikan
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalami anemia, jadi 4 ekor ikan mengalami anemia. Berikut merupakan grafik
data angkatan:
16 15
14 13
Jumlah Ikan (ekor)
12 11
10
8
6 6
6
4
2
2 1
0
13-19 20-26 27-33 34-40 41-47 48-54 55-61
Hematorkrit (%)
60 y = -0.0399x + 43.842
R² = 0.0032
Hematokrit (%)
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Bobot ikan (g)
Gambar 11. Grafik hubungan bobot dengan nilai hematokrit ikan mas
Hasil analisis regresi menunjukan bahwa terdapat hubungan antara bobot
ikan dan nilai hematokrit ikan tersebut dengan persamaan Y = -0,0399x + 43,842
dan nilai R2 = 0,0032. Berdasarkan persamaan regresi tersebut bahwa terjadinya
peningkatan kadar hematokrit pada ikan mas dipengaruhi oleh bobot ikannya
sendiri. Hasil analisis dari persamaan regresi diperoleh bobot ikan optimum yang
dapat meningkatkan kadar hematokrit pada ikan mas yaitu sebesar 100 gram
bobot ikan.
17
5.1. Simpulan
Hematokrit adalah volume darah yang dimampatkan. Berdasarkan data hasil
praktikum Data kelompok kami menunjukkan kadar hematokrit sebesar 35%, itu
berarti ikan yang kami gunakan mengalami stress,
5.2. Saran
Praktikan harus lebih memahami cara mengambil sampel darah yang baik
dan benar pada ikan. Serta lebih berhati-hati dalam mengambil sampel, agar data
yang sampel yang diambil sesuai dan data yang didapatkan lebih akurat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21
22
Lampiran 1. Alat
Timbangan
Centrifuge Hematokrit
23
Lampiran 2. Bahan
Ikan ditimbang
Pada bagian bawah jantung tepatnya di bagian bawah sinus venosus, aorta
ventralis dijepit menggunakan penjepit arteri sehingga sinus venosus terisi oleh
darah.
Pipa kapiler yang sudah terisi oleh darah dan sudah disumbat dimasukkan ke
dalam alat sentifus hematokrit dan waktu diatur selama empat menit untuk
proses sentrifugasi.
Ikan diambil dari bak fiber Kepala ikan dittusuk Ikan dibedah menggunakan gunting
Pipa kapiler disimpan di alat Proses sentrifugasi Hasil dari sentrifugasi, sel
sentrifugasi dengan waktu yang darah merah akan terpisah dengan
diatur selama 4 menit plasma darah
27