Anda di halaman 1dari 31

HEMATOKRIT PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Disusun Sebagai Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air


Tahun Akademik 2017-2018

Disusun oleh :
Kelompok 5 / Perikanan A

Nadhif Aditia Aryanta 230110170004


Fitria Nurul Hasanah 230110170031

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Kelas Perikanan A

Kelompok Nama NPM

5 Nadhif Aditia 230110170004


Fitria Nurul H 230110170031

Jatinangor, April 2018

Asisten Laboratorium

Sona Yudha Diliana, S.Pi

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

Irfan Zidni, S.Pi.,MP.


NIP. 19901112 2016043001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil
praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air yang berjudul “Hematokrit pada Ikan
Mas (Cyprinus carpio)”.
Laporan praktikum ini dibuat dan ditujukan dalam rangka melengkapi salah
satu tugas praktikum Fisiologi Hewan Air serta sebagai sarana praktikan untuk
media pembelajaran selain di kelas. Terima kasih pula penyusun haturkan kepada
semua pihak yang terlibat dalam terlaksananya praktikum Fisiologi Hewan Air.
Akhir kata, penyusun ucapkan semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca ataupun kami sendiri selaku penyusun
laporan ini.

Jatinangor, April 2018

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................ 2
II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Ikan Mas ..................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ................................................................... 3
2.1.2 Fisiologi Ikan Mas ...................................................................... 3
2.2 Sistem Peredaran Darah .............Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Komponen Penyusun Darah ......Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Jantung .......................................Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Saluran Darah ............................Error! Bookmark not defined.
2.3 Hematokrit .................................................................................. 7
2.3.1 Metode Pengukuran Hematokrit ................................................. 7
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Hematokrit ............. 7
III BAHAN DAN METODE .................................................................... 8
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 8
3.1.1 Alat .............................................................................................. 8
3.2.2 Bahan ........................................................................................... 9
3.3 Prosedur kerja .............................................................................. 9
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 10
4.1 Data Kelompok .......................................................................... 10
4.2 Data Angkatan ........................................................................... 11
V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 13
5.1 Simpulan .................................................................................... 13
5.2 Saran .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 14
LAMPIRAN ...................................................................................... 16

ii
DAFTAR TABEL

Nomer Judul Halaman


1 Alat Praktikum .............................................................................. 8
2 Bahan Praktikum ........................................................................... 9
3 Bobot dan Nilai Hematokrit pada Ikan Mas Kelompok 5 ........... 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomer Judul Halaman


1 Ikan mas..............................................................................................3
2 Sel Darah Merah Ikan................................................................ 4
3 Sel Darah Putih Ikan.................................................................. 5
4 Jantung Ikan .............................................................................. 6
5 Saluran Darah Ikan .................................................................... 6
6 Grafik Distribusi Nilai Hematokrit Ikan Mas .......................... 11
7 Grafik Hubungan Bobot dengan Nilai Hematokrit Ikan Mas..........12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Judul Halaman


1 Alat yang digunakan ............................................................... 17
2 Bahan yang digunakan ........................................................... 19
3 Prosedur praktikum ................................................................ 20
4 Kegiatan praktikum .............................................................. 211
5 Data Angkatan ...................................................................... 233

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan mas berasal dan didatangkan dari Negara China dan Rusia. Ikan mas
merupakan ikan air tawar yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia karena
masyarakat Indonesia senang dengan cita rasanya dan memiliki nilai ekonomis
yang dapat dijangkau oleh berbagai kalangan. Ikan mas menjadi ikan air tawar yang
paling banyak dibudidayakan dan merupakan komoditas perikanan budidaya air
tawar tertua di Indonesia (Ghufron dan Risnawati 2010).
Menurut Nurjanah (2009), usaha budidaya ikan pada media tambak sampai
saat ini masih mengalami beberapa permasalahan, yaitu ancaman penyakit,
sedimentasi yang tinggi yang dapat menyebabkan pendangkalan saluran tambak,
sulitnya mencari benih unggul, serta rusaknya ekosistem lingkungan pesisir. Pada
budidaya media tambak, rentan sekali penyakit timbul seperti white spot yang
menyebabkan produksi tambak menjadi menurun. Hal tersebut disebabkan oleh
semakin menurunnya mutu lingkungan oleh pencemaran.
Komponen darah pada ikan ialah sel darah dan plasma darah. Sel darah
terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping darah). Sementara plasma darah merupakan cairan yang banyak
mengandung air dan protein dan berfungsi sebagai penyalur sel darah. Hematokrit
atau volume darah yang dimampatkan dapat dijadikan sebagai indikator kondisi
kesehatan ikan. Dalam penelitian Chen (2004) dalam Hastuti (2014), pada ikan nila
menunjukkan bahwa hematokrit dan glukosa dapat menjadi indikator untuk
menunjukkan kondisi kesehatan ikan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum adalah untuk menghitung nilai hematokrit dari ikan
mas.

1
2

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum adalah mahasiswa dapat memberi informasi
penghitungan nilai hematokrit pada ikan mas.
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas


Ikan mas awal mulanya berasal dari berasal dari negara China dan Rusia.
Di Indonesia, ikan mas mulai masuk sekitar tahun 1810, tepatnya di Galuh, Ciamis,
Jawa Barat. Namun, baru sekitar tahun 1960, ikan mas ini mulai dipelihara dan
berkembang ke daerah yang lainnya juga (Amri dan Khairuman 2008). Ikan mas
yakni salah satu ikan air tawar yang produksi dan kegiatan budidayanya paling
tinggi di Indonesia. Nama umum dari ikan mas yakni common carp dan dapat hidup
dengan baik pada air tawar dengan kadar oksigen terlarut yang banyak minimal
4 mg/L (Pudjirahaju 2008).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas


Menurut Saanin (1984), klasifikasi dari ikan mas yakni:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Gambar 1. Ikan mas

2.1.2 Fisiologi Ikan Mas


Ikan mas memiliki sistem peredaran darah yang sama dengan sistem
peredaran darah yang dimiliki oleh ikan – ikan pada umumnya. Sistem peredaran
darah pada ikan mas diatur oleh organ jantung. Jantung pada ikan mas terdiri atas
4

atrium dan ventrikel, serta sinus venosus. Kadar hemoglobin yang ada pada ikan
mas dengan kondisi sehat adalah pada ikan mas jantan 6,22 g/dl dan pada ikan mas
betina 7,20 g/dl (Yanto et al. 2015).

2.2 Sistem Peredaran Darah


Sistem peredaran darah pada ikan bersifa tunggal, yaitu hanya memiliki satu
jalur sirkulasi peredaran darah. Awal mula proses sistem peredaran darah pada ikan
bermula di jantung, darah menuju insang untuk dilakukan proses pertukaran gas.
Lalu, darah akan dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke berbagai organ – organ
tubuh melalui saluran – saluran kecil atau kapiler darah. Sebagian dari darah yang
sudah disalurkan tersebut, ada sisa – sisa darah yang akan disalurkan kembali ke
jantung (Fujaya 2004).

2.2.1 Komponen Penyusun Darah


Darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Terdapat tiga macam sel darah
penyusun darah ikan, yakni sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan trombosit (keping darah). Sel darah merah pada ikan memiliki inti dan
berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang membawa dan mengikat oksigen
(Fujaya 2004).

Gambar 2. Sel Darah Merah Ikan


(Sumber: www.wismabioku.blogspot.com)

Sel darah putih (leukosit) pada ikan lebih banyak jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah sel darah putih yang ada pada manusia. Sel darah putih pada ikan
5

memiliki tujuh bentuk, yaitu tiga tipe eusinofil granulosit dan masing – masing satu
tipe neutrofil granulosit, limposit, monosit, dan trombosit (Fujaya 2004).

Gambar 3. Sel Darah Putih Ikan


(Sumber: www.cognitiobrevis.blogspot.co.id)

Plasma darah pada ikan terdiri atas protein yang memiliki variasi berat
molekul dan fungsi. Perbedaan ini tergantung individu dan lingkungan hidupnya,
terutama tekanan osmotik koloid, suhu, maupun pH. Selain itu, plasma darah juga
merupakan perantara untuk mentransfor copper, ion, iodine, dan lipid (Fujaya
2004).

2.2.2 Jantung
Jantung pada ikan terdiri atas atrium dan ventrikel, serta terdapat organ
tambahan sinus venosus dan bulbus arteriosus. Terdapat dua mekanisme kerja pada
jantung, yaitu adrenergenik dan cholinergik. Adrenergenik menyebabkan jantung
kontraksi dan cholinergik menyebabkan dan merangsang jantung untuk berelaksasi.
Kedua proses ini menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya
kembali (Fujaya 2004).
6

Gambar 4. Jantung Ikan


(Sumber: www.rebanas.com)

2.2.3 Saluran Darah


Saluran darah pada ikan terdiri atas arteri dan vena. Arteri merupakan
saluran yang memiliki dinding tebal, tidak memiliki klep, dan sifatnya kaya dengan
gas oksigen karena membawa darah meninggalkan jantung. Sementara vena adalah
dinding tipis dibandingkan dengan arteri yang bersifat miskin oksigen karena
membawa kembali darah yang sudah dialirkan ke seluruh tubuh menuju jantung
kembali. Vena memiliki klep – klep di dalamnya, berbeda dengan pembuluh arteri
yang tidak memiliki klep. Adapun kapiler darah atau saluran percabangan yang
fungsinya sebagai tempat pertukaran gas pada ikan (Fujaya 2004).

Gambar 5. Saluran Darah Ikan


(Sumber: www.rebanas.com)
7

2.3 Hematokrit
Hematokrit adalah istilah yang menunjukkan besarnya volume sel – sel
eritrosit (sel darah merah) seluruhnya di dalam 100 mm3 darah dan dinyatakan
dalam persen (%) (Kesuma 2013). Nilai hematokrit pada ikan – ikan teleostei yang
normal berkisar antara 20% - 30% dan untuk beberapa spesies ikan laut berkisar
42% (Bond 1979).

2.3.1 Metode Pengukuran Hematokrit


Menurut Hartati (2012), metode pengukuran hematokrit ini dibagi menjadi
dua, yaitu makrohematokrit dan mikrohematokrit. Pada metode makrohematokrit,
digunakan tabung Wintrobe sebagai wadah pengamatan hematokrit. Tabung
Wintrobe akan diisi dengan darah dan heparin, lalu dimasukkan ke dalam sentrifuge
dan diputar selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm.
Pada metode mikrohematokrit, darah yang dimasukkan bukan ke dalam tabung
Wintrobe tetapi ke dalam tabung kapiler yang ukurannya 75 mm dengan diameter
1 mm. Sama seperti metode makrohematokrit, tabung kapiler akan dimasukkan
sample darah dan heparin. Langkah terakhir sebelum dianalisi yakni sample
dimasukkan ke dalam sentrifuge dan diputar.

2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Hematokrit


Kadar hematokrit pada ikan akan bergantung pada faktor usia ikan, nutrisi
yang dikonsumsi oleh ikan, jenis kelamin ikan, ukuran dan bobot tubuh ikan, dan
masa pemijahan. Perubahan kondisi lingkungan sekitar karena pencemaran
lingkungan juga akan mempengaruhi nilai hematokrit dari ikan dan akan
mengalami penurunan kadar hematokritnya, karena akibat respon stress pada ikan
tersebut (Tsuzuki 2001 dalam Hartati 2012).
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum mengenai hematokrit pada ikan mas dilaksankan di
Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran pada Senin, 16 Maret 2018 pukul 07:30 – 09:30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai hematokrit
pada ikan mas digunakan alat dan bahan seperti berikut :
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum hematokrit pada ikan mas
yaitu :
Tabel 1. Alat Praktikum
No Nama Alat Fungsi

1. Timbangan Untuk menimbang bobot tubuh ikan


2. Diseccting Kit Untuk membedah ikan yang diuji
3. Penjepit arteri Untuk menjepit saluran darah aorta ventralis
4. Pipa kapiler heparinized Untuk menampung sampel darah
5. Sentifuge hematokrit Untuk pemisah antara eritrosit dan plasma darah
6. Lilin malam Untuk menyumbat ujung pipa yang berisi darah
7. Hematokrit reading chart Untuk papan pembaca nilai hematokrit (%)
8. Jarum sonde Untuk menususk bagian kepala ikan
9. Gunting Untuk memotong tubuh ikan mas

8
9

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum hematokrit ikan mas yaitu:
Tabel 2. Bahan Praktikum
No. Nama bahan Fungsi
1. Ikan mas Sebagai objek pengamatan

3.3 Prosedur kerja


Prosedur kerja dalam praktikum mengenai hematokrit pada ikan mas adalah
sebagai berikut:
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Ikan mas ditimbang bobot tubuhnya.
3. Ikan mas dipegang dengan mulutnya menghadap tubuh lalu ditusuk pada
bagian kepala hingga ikan pingsan.
4. Ikan dibedah untuk melihat bagian jantungnya.
5. Aorta ventralis dijepit beberapa menit hingga sinus venosus terisi banyak
darah.
6. Jantung ditusuk dengan pipa heparin sebanyak ¾ bagian.
7. Ujung pipa heparin ditutup dengan ditancapkan pada lilin malam.
8. Pipa heparin dimasukkan kedalam sentrifugasi hematokrit dengan seimbang
selama 4 menit dengan kecepatan 12.000 rpm hingga terpisah antara
eritrosit dan plasma darah.
9. Pipa heparin diletakkan di Hematokrit Reading Chart untuk diukur nilai
hematokritnya.
10. Alat dan bahan dibersihkan kembali seperti semula.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok


Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan oleh kelompok 5
mengenai hematokrit pada ikan mas didapatkan hasil seperti berikut :
Tabel 3. Bobot dan Nilai Hematokrit pada Ikan Mas Kelompok 5
Bobot Ikan (gr) Nilai Hematokrit (%)
83,45 40

Berdasarkan hasil yang didapatkan kelompok 5 pada ikan mas yang


memiliki bobot tubuh 83,45gr didapatkan nilai hematokritnya 40%, artinya
banyaknya eritrosit pada ikan mas tersebut sebanyak 40% dan sesisanya 60% yaitu
plasma darah. Berdasarkan data yang didapatkan pula bahwa ikan yang telah
dimatai berada dalam kondisi kesehatannya bagus.
Kolerasi antara jumlah eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit berhubungan
dengan status kesehatan, nutrisi, dan pertumbuhan ikan menurut Salasia (2001)
dalam Rousdy (2015). Ikan dengan pertumbuhan yang baik ditandai dengan jumlah
eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit yang normal. Hemoglobin yang terkandung
dalam eritrosit berperan dalam mengikat oksigen yang diperlukan bagi metabolisme
seluler semua sel hidup menurut Ganong (2005) dalam Rousdy (2015). Kondisi
hematologi dapat menggambarkan kondisi kesehatan ikan (Yanto et al. 2015). Nilai
hematokrit yang normal pada ikan mas yaitu antara 30 - 48% menurut Salasia
(2001) dalam Rousdy (2015). Jadi, ikan mas yang diamati oleh kelompok 5 dalam
kondisi sehat.

10
11

4.2 Data Angkatan


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data seperti
berikut :

16 15

14 13

12 11
Jumlah Ikan (ekor)

10
8
6 6
6
4
2
2 1

0
13-19 20-26 27-33 34-40 41-47 48-54 55-61
Hematorkrit (%)

Gambar 6. Grafik Distribusi Nilai Hematokrit Ikan Mas

Berdasarkan data angkatan yang didapatkan mengenai grafik distribusi nilai


hematokrit ikan mas paling tinggi yaitu 55% – 61% dengan jumlah ikan sebanyak
dua ekor ikan mas. Sementara nilai hematokrit paling kecil yaitu dengan rentang
antara 13% - 19% didapatkan hanya pada satu ekor ikan mas. Pada rentang tersebut,
ikan mas mengalami anemia. Bond (1979), menyatakan bahwa ikan yang nilai
hematokritnya kurang dari 22% menunjukkan ikan tersebut mengalami anemia.
Dari sekian banyak ikan mas yang dicari nilai hematokritnya, nilai hematokrit yang
paling banyak ditemui yakni dengan rentang antara 41% - 47% dan ditemui pada
15 ekor ikan mas. Apabila dibandingkan dengan literatur menurut Bond (1979),
nilai hematokrit pada ikan normal berkisar antara 20% - 30%. Sementara hasil yang
didapat dari data angkatan, nilai hematokrit yang paling banyak dijumpai adalah
41% - 47%. Pernyataan Bond (1979) dengan hasil data angkatan tentu tidak sama.
Tingginya nilai hematokrit yang didapatkan pada sebagian ikan mas dapat
dinyatakan bahwa ikan mengalami stress, ikan dapat stress apabila dia melakukan
metabolisme secara berlebih menurut Irianto (2005) dalam Sulmartini et al. (2009).
12

70

60 y = -0.0399x + 43.842
R² = 0.0032
Hematokrit (%)

50

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Bobot ikan (g)

Gambar 7. Grafik Hubungan Bobot dengan Nilai Hematokrit Ikan Mas

Berdasarkan data angkatan yang didapatkan bahwa bobot ikan mas tidak
mempengaruhi nilai hematokrit pada ikan mas. Grafik regresi pada Gambar 6,
menunjukkan bahwa bobot ikan pada rentang antara 60 g – 130 g memiliki rata –
rata nilai hematokrit R2 = 0,0032 yang sedikit didapatkan pada saat pengamatan.
Nilai regresi sebanyak 0,0032 atau 0,32 menunjukkan bahwa bobot tubuh pada ikan
mas tidak mempengaruhi nilai hematokritnya. Hal yang sama pun terjadi pada
persamaan regresinya yang mana y = - 0,0399x + 43, 842. Apabila nilai x yaitu
kenaikan setiap bobotnya yaitu 20gr makan persamaan regresinya didapatkan hasil
y = - 0,0399 (20) + 43,842 = 43,045. Hal yang didapatkan tidak relevan dengan
literatur yang kelompok 5 temukan, bahwa bobot dan ukuran tubuh ikan seharusnya
ikut mempengaruhi dalam nilai hematokrit ikan (Tsuzuki 2001 dalam Hartati
2012). Selain itu juga, (Kuswardani 2006) mengungkapkan bahwa kadar hematokrit
dapat bervariasi tergantung pada ukuran tubuh, faktor nutrisi, jenis kelamin, dan
masa pemijahan yang berlangsung .
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan mengenai hematokrit pada
ikan mas didapatkan bahwa ikan yang memiliki nilai hematokrit normal berkisar
antara 20% - 30% dengan jumlah kurang lebih 12 ikan, sedangkan ikan yang
mengalami anemia berkisar antara 13% - 19% dengan jumlah 1 ikan. Bobot ikan
pada hasil pengamatan yang dilakukan tidak memiliki pengaruh pada nilai
hematokrit ikan mas.

5.2 Saran
Saat proses mengenai hematokrit pada ikan mas sebaiknya digunakan ikan
dengan bobot yang lebih besar, agar didapatkan kadar darah yang lebih banyak
sehingga mudah dalam pengambilan sampel. Dalam pengambilan sampel
sebaiknya darah langsung di masukkan ke dalam tabung heparin agar darah tidak
membeku. Pada saat proses penutupan tabung heparin menggunakan lilin malam
harus lebih padat sehingga saat disentifugasi darah tidak berceceran agar praktikum
yang dilaksanakan tidak terhambat dengan kendala.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amri, K dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta :
Agro Media Pustaka.
Bond CE. 1979. Biology of Fishes. Saunders College Publishing. Philadelphia. 514
hlm.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta
: Rineka Cipta.
Ganong, W. F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke – 22. Jakarta:
Kedokteran ECG.
Gufron, M. N., Rini Risnawati. 2010. Teori – teori Psikologi. Jakarta : Ar – Ruzz
Media
Hartati, N. Y. 2012. Nilai Hematokrit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
Dipelihara Di Berbagai Ketinggian Tempat. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Hastuti, S. dan Subandiyono. 2015. Kondisi Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus, Burch) yang Dipelihara dengan Teknologi Biofloc. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Kuswardani, Y. 2006. Pengaruh pemberian Resin Lebah Terhadap Gambarab
Darah Maskoki Carassius auratus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Nurjanah. 2009. Analisis Prospek Budidaya Tambak di Kabupaten Brebes.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. Hal : 16 – 38 ; 95 – 101.
Pujirahayu,Y. 2008. Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Pada Kota
Dataran Rendah Di Indonesia (Studi Kasus: Kota Banjarmasin, Yogyakarta,
dan Medan). Skripsi : Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas
PertanianInstitut Pertanian Bogor.
Rousdy, Diah Wulandari. dan Nastiti Wijayanti. 2015. Profil Hematologi dan
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Pemberian Asam Humat
Tanah Gambut Kalimantan. Prosiding Semirata Bidang MIPA – BKS –
PTN Barat : 135 – 148.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Binacipta.
Salasia, S. I. O. Sulanjari D. dan Ratnawati A. 2001. Studi Hematologi Ikan Air
Tawar. Jurnal Biologi. Vol. 2 : 710 – 723.

14
Sulmartini, Laksmi. Dewi Nurul Khotimah. Wahyu Tjahjaningsih. Thomas V.
Widiyanto., dan Juni Triastuti. 2009. Respon Daya Cerna dan Respirasi
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pasca Transportasi dengan
Menggunakan Daun Bandotan (Ageratum conizoides) sebagai Bahan Anti
Metabolik. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 1 (1): 79 – 85.
Yanto, H., Hastiadi Hasan, dan Sunarto. 2015. Studi Hematologi untuk Diagnosa
Penyakit Ikan Secara Dini Di Sentra Produksi Budidaya Ikan Air Tawar
Sungai Kapuas Kota Pontianak. Pontianak: Universitas Muhammadiyah
Pontianak.

15
LAMPIRAN

16
Lampiran 1. Alat yang digunakan

Timbangan Jarum sonde

Gunting Penjepit arteri

Pipa heparin Nampan

17
Sentrifuge Hematocrit
reading chart

Lilin malam

18
Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Ikan mas

19
Lampiran 3. Prosedur praktikum

alat dan bahan disiapkan

ikan mas ditimbang

kepala ikan mas ditusuk


sampai ikan pingsan

ikan dibedah pada bagian


jantung

aorta ventralis dijepit


beberapa menit hingga
penuh sinus venous

jantung ditususk dengan pipa


heparin 3/4 bagian

ujung pipa ditancapkan pada


lilin malam

darah dimasukkan kesentrifuge


selama 4 menit hingga terpisah

hasil pengamatann dihitung di


hematokrit reading chart

alat dan bahan dibersihkan


kembali

20
Lampiran 4. Kegiatan praktikum

Ikan mas ditimbang Kepala ikan mas ditusuk


bobot badannya pada bagian lengkungan

Rusak bagian Potong bagian operkulum


otaknya hingga ikan untuk mempermudah
menjadi pingsan pembedahan

Potong bagian tubuh ikan Setelah bagian jantung terlihat,


mulai dari dekat operkulum aorta venales dijepit selama
sampai ke dekat sirip anal beberapa menit hingga sinus
venosus penuh dengan darah

21
Tusuk jantung dengan Tusukkan pipa heparin yang
menggunakan pipa terisi darah ke lilin malam
heparin hingga teisis ¾ hingga bagian ujung lainnya
dari volume pipanya tertutup lilin

Masukkan pipa heparin Tutup sentrifuge atur waktunya


kedalam sentrifuge secara selama 4 menit dengan kecepatan
seimbang 12.000 rpm

Keluarkan pipa heparin dari Ukur banyaknya eritrosit


sentrifuge yang telah terpisah dari
plasma darah pada
hematokrit reading chart
lalu catat

22
Lampiran 5. Data Angkatan
Tabel 4. hasil pengamatan nilai hematokrit pada ikan mas Perikanan A
Kelompok Bobot (gr) Nilai Hematokrit (%)

1 79,83 46
2 90,08 47
3 101,75 35
4 92,15 47
5 83,45 40
6 92,67 21
7 92,95 46
8 115,15 24
9 107,22 22
10 126 13
11 80 45
12 65 21
13 107 22
14 88 31
15 100 26
16 100 60
17 116 32
18 85 35

Tabel 5. hasil pengamatan nilai hematokrit pada ikan mas Perikanan B


Kelompok Bobot (gr) Nilai Hematokrit (%)

1 99 35
2 89,93 50
3 82,46 45
4 82,46 45
5 96 54
6 96 54
7 90,92 54
8 96 54
9 73,42 35
10 73,42 35
11 96 52
12 72 45
13 66 33
14 66 33
15 97 50
16 97 55

23
Kelompok Bobot (gr) Nilai Hematokrit (%)
17 96 54
18 96 53
19 75 35

Tabel 6. hasil pengamatan nilai hematokrit pada ikan mas Perikanan C


Kelompok Bobot (gr) Nilai Hematokrit (%)

1 94,84 30
2 94,84 30
3 106,16 45
4 106,16 45
5 99 45
6 99 45
7 118,18 35
8 118,18 35
9 99 47
10 67 45
11 67 45
12 70 35
13 70 35
14 99 50
15 99 50
16 74 35
17 74 35

24

Anda mungkin juga menyukai