Anda di halaman 1dari 36

LAJU DIGESTI IKAN LELE (Clarias sp.

Disusun Sebagai Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air


Tahun Akademik 2017-2018

Disusun oleh :
Kelompok 4 / Perikanan A

Moch Galuh Nurdaya Prima 230110170008


Ari Supriyadi 230110170011
Aditiya Rezkita 230110170034
Salsabiil Dhiyaa Rinanda 230110170035
Khoyrunnisa rambe 230110170036
Riva Hafidah 230110170042

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum Laju Digesti Ikan Lele (Clarias Sp)

Kelas Perikanan – A
Kelompok Nama NPM
4 Moch Galuh Nurdaya Prima 230110170008
Ari Supriyadi 230110170011
Aditiya Rezkita 230110170034
Salsabiil Dhiyaa Rinanda 230110170035
Khoyrunnisa rambe 230110170036
Riva Hafidah 230110170042

Jatinangor, April 2018

Asisten Laboratorium

Sona Yudha Diliana, S.Pi.

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

Irfan Zidni, S.Pi.,MP.


NIP. 19901112 2016043 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunianya-Nya Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Laju Digesti
Ikan Lele (Clarias sp.)” dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai kegiatan praktikum Fisiologi Hewan Air di Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan memberikan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai pengosongan lammbung pada ikan lele.
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu kelompok 4 mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu Drs. H. Walim Lili, M.Si., Dra. Titin Herawati, M.Si., dan
Irfan Zidni, S.Pi., MP. yang menyampaikan materi dengan baik.
2. Asisten laboratorium Sona Yudha Diliana, S.Pi. yang membimbing
kelompok 4 dalam praktikum.
3. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum.
Laporan ini semoga dapat menjadi evaluasi dan tolak ukur dalam
pelaksanaan praktikum Fisiologi Hewan Air di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran dan menjadi bahan perbaikan untuk
kedepannya.

Jatinangor, April 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... v
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 1
1.3 Manfaat ..................................................................................... 3
II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1 Ikan Lele.................................................................................... 4
2.1.2 Fisiologi ikan Lele .................................................................... 5
2.2 Pencernaan Pada Ikan ............................................................... 5
2.2.1 Digesti ....................................................................................... 6
2.2.2 Laju Digesti ............................................................................... 6
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruuhi Laju Digesti .................... 7
III. BAHAN DAN METODE ................................................................. 8
3.1 Tempat dan Waktu .................................................................... 8
3.2.1 Alat ............................................................................................ 8
3.2.2 Bahan......................................................................................... 9
3.3 Prosedur Praktikum ................................................................... 9
3.4 Parameter Pengamatan .............................................................. 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 11
4.1 Konsumsi Pakan ......................................................................... 11
4.2 Laju Digesti ................................................................................ 13
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 15
AFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halman


1. Alat-alat praktikum ...................................................................... 8
2. Bahan-bahan praktikum ............................................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halman


1. Ikan Lele (Clarias sp).................................................................................. 4
2. Grafik Hubungan Biomassa Ikan dengan Konsumsi Pakan ....................... 11
3. Laju Pengosongan Lambung Ikan Lele ...................................................... 13

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halman


1. Alat Praktikum .............................................................................. 16
2. Bahan Praktikum ........................................................................... 16
3. Prosedur Praktikum ....................................................................... 18
4. Dokumentasi Kegiatan .................................................................. 19
5. Tabel Data Angkatan..................................................................... 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya perikanan adalah usahs pemeliharaan dan pengembang biakan
ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai
budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan
bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang,
udang maupun tumbuhan air. Ikan lele merupakan ikan yang mudah
dibudidayakan, karena dapat hidup dengan mutu air kurang baik, tahan terhadap
penyakit, dapat ditebar dengan kepadatan tinggi, cepat pertumbuhannya, dan
tahan terhadap perlakuan fisik yang kasar saat panen (Prihartono, Juansyah dan
Usnie 2010). Jika dibudidayakan di kolam, makanan tambahannya dapat berupa
dedak halus, sisa-sisa dapur, daging bekicot, dan pelet. Karena itu, lele
digolongkan sebagai pemakan segala (omnivora). Lele juga bersifat scavenger
atau pemakan bangkai dan dalam keadaan lapar dapat menimbulkan sifat saling
memangsa (kanibal) (Santoso 1994).
Menurut Tahapari (2009), jenis lele-lelean (catfish) akan makan untuk
memenuhi energy metabolismnya dan berhenti makan bila sudah terpenuhi.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi makanan kembali dapat
diperkirakan dari hubungan antara waktu kosongnya isi lambung dan waktu
pengambilan pakan.
Pengamatan laju pengosongan lambung pada ikan penting dilakukan
karena merupakan salah satu cara untuk menentukan frekuensi pemberian pakan
yang optimal. Karena dengan mengetahui laju pengosongan lambung, maka akan
mengetahui dan dapat menentukan frekuensi pemberian pakan yang optimal pada
ikan (Lagler et al. 1977)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalalah
1. Untuk mengetahui laju pengosongan lambung pada ikan lele.

1
2. Untuk menentukan frekuensi pemberian pakan yang optimal pada ikan
lele.

2
3

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
laju pengosongan lambung pada ikan dan juga secara tidak langsung mengetahui
frekuensi pemberian pakan yang optimal pada ikan lele.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele


Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang
memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan
komoditas unggulan. .) memiliki kemampuan hidup di dalam lumpur dan air
dengan kandungan oksigen rendah. Hal ini disebabkan karena ikan ini memiliki
alat pernapasan tambahan (arborescent) yang terdapat di dalam ruang udara
sebelah atas insang, sehingga ikan lele dapat mengambil oksigen untuk bernafas
langsung dari udara di luar air (Suyanto 2007).
2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele
Menurut Saanin (1984), klasifikasi dari Ikan Lele (Clarias sp.) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp)


Ikan lele memiliki berbagai kelebihan, diantaranya adalah
pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan
yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi (Suyanto 2007).
Selain itu ikan lele mudah dibudidayakan karena mampu hidup dalam kondisi air

4
5

yang kurang baik dengan kadar oksigen yang rendah dan mampu hidup dalam
kepadatan yang sangat tinggi.
2.1.2 Fisiologi ikan Lele
Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ
adalah Fisiologi. Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi,
sistem respirasi, dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf,
sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya 1999). Sistem pencernaan pada ikan lele
tersebut disederhanakan melalui mekanisme fisik dan kimiawi menjadi bahan
yang mudah diserap, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem
peredaran darah. Pakan lele akan dicerna dalam saluran pencernaan. Saluran
pencernaanya terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan
dubur. Usus yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini
merupakan ciri khas jenis ikan karnivora. Sementara itu, lambungnya relatif besar
dan panjang.

Pencernaan bahan makanan secara fisik/mekanik dimulai dari bagian rongga


mulut, yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan
makanan. Selanjutnya, bahan makanan dicerna di lambung dan usus dengan
adanya gerakan/kontraksi otot.

Pencernaan secara fisik/mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif


karena adanya aktifitas cairan digestif. Proses pencernaan makanan dipercepat
oleh sekresi kelenjar pencernaan. Adapun kelenjar pencernaan ikan lele terdiri
dari hati dan kantong empedu. Lambung dan usus juga dapat berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim pencernaan
yang berguna dalam membantu proses penghancuran makanan. Kelenjar
pencernaan pada ikan karnivora (ikan lele) menghasilkan enzim-enzim pemecah
protein (Lagler 1977).

2.2 Pencernaan Pada Ikan


Pencernaan merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Bermula
setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan pembuangan sisa makanan.
Sistem pencernaan makanan Ikan Lele (Clarias sp.) dimulai dari mulut, rongga

5
6

mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rektum, dan anus. Struktur
anatomi mulut ikan erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan. Sungut
terdapat di sekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi
makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari
(nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi sel-sel penghasil lendir yang
mempermudah jalannnya makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ
pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada ikan (filter feeder)
berfungsi untuk menyaring makanan, karena insang mengarah pada faring maka
material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Irianto 2005).

2.2.1 Digesti
Digesti adalah proses pemecahan zat makanan yang kompleks menjadi zat
yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan waktu dalam mencernakan
makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk mencernakan makanan itu disebut
laju digesti (Santoso 1994). Kondisi lingkungan yang optimal pada pertumbuhan
ikan ditentukan oleh jumlah dan mutu pakan yang dikonsumsi. Pakan yang
dikonsumsi untuk dapat digunakan dalam proses biosintesis yang menghasilkan
pertumbuhan harus melalui proses pencemaan dan penyerapan pada saluran
pencernaan terlebih dahulu. Dengan demikian, kondisi saluran pencernaan
memegang peranan penting dalam mengubah pakan (senyawa kompleks) menjadi
nutrien (senyawa sederhana) sebagai bahan baku dalam proses biosintesis tersebut
(Yandes 2003).

2.2.2 Laju Digesti


Laju digesti merupakan laju kecepatan pemecahan makanan dalam tubuh
dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, selanjutnya
akan diabsorpsi oleh tubuh. Proses digesti yang terjadi dalam lambung dapat
diukur dengan mengetahui laju pengosongan lambung. Lambung merupakans
uatu organ tubuh hewan yang berperan dalam proses pencernaan, penyaringan
makanan yang masuk ke dalam tubuh, menetralisir racun yang ada dalam
makanan, dan membuang zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh (Elliot 1997).

6
7

Proses digesti pada ikan dimulai dari lambung, dilanjutkan ke intestine


kemudian berakhir pada anus yang merupakan lubang ekskresi. Praktikum ini
menggunakan preparat ikan lele (Clarias batrachus) karena ikan ini memiliki
lambung dan mudah didapat. Ikan lele (Clarias batrachus) termasuk ke dalam
golongan carnivora. Pakan alaminya terdiri dari plankton, udang-udangan kecil,
siput, cacing, jentik nyamuk dan lain sebagainya. Ketika dibudidayakan di
kolam, makanan tambahannya dapat berupa dedak halus, sisa-sisa dapur, daging
bekicot, belatung, dan pelet. Oleh karena itu, lele digolongkan sebagai pemakan
segala (omnivora). Namun pendapat lain mengatakan bahwa lele lebih bersifat
sebagai pemakan daging (karnivora). Lele juga digolongkan sebagai pemakan
bangkai (scavenger) dan bersifat nokturnal (Santoso 1994).
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruuhi Laju Digesti
Laju digesti dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan lingkungan. Suhu
tubuh, kesehatan, ukuran makanan dan stress berakibat pada menurunnya efisiensi
pakan dan pengambilan nutrisi. Selain itu, menurut Yuwono (2001), digesti
dimulai dari usus depan selama 1 –2 jam, kemudian menuju usus tengah dimana
keberadaan pakan mencapai tingkat optimum 5 jam setelah proses makan
dimulai. Laju digesti pada umumnya berkolerasi dengan laju metabolisme ikan.
Pengukuran waktu saat praktikum selama 15 menit dan 30 menit. Semakin banyak
aktivitas ikan itu, maka akan semakin banyak membutuhkan energi sehingga
proses metabolismenya tinggi dan membutuhkan makanan yang mutunya jauh
lebih baik dan lebih banyak jumlahnya (Kay 1998).
Laju digesti juga dipengaruhi oleh enzim pencernaan. Enzim ini berfungsi
sebagai katalisator biologi reaksi kimia didalam pencernaan ikan, enzim – enzim
ini disekresikan dalam rongga pencernaan berasal dari sel-sel mukosa lambung,
pilorik kaeka, pankreas dan mukosa usus (Halver 2002). Beberapa contoh enzim
pencernaan yang berfungsi sebagai hidrolisis nutrien makro dimungkinkan dengan
adanya enzim perncernaan seperti protease, karboksilase, lipase dan selulase
(Zonneveld 1991). Semakin lama waktu setelah pemberian pakan maka aktivitas
enzim protease di usus semakin berkurang. Hal ini menunjukan enzim protease
diproduksi tergantung dengan kondisi pakannya (Muhammad 2008).

7
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum mengenai Laju Pengosongan Lambung Pada Ikan Lele (Clarias
sp.) bertempat di Laboraturium Fisiologi Hewan Air, Gedung 2 Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran pada hari Sabtu, 5 Mei 2018,
pukul 18.00 WIB s.d Minggu, 6 Mei 2018 09.00 WIB
3.2 Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai
berikut :
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah sebagai berikut :
TabeL1. Alat-alat praktikum

No Alat Fungsi Alat


1 Akuarium Wadah ikan lele yang akan diamati

2 Instalasi Aerasi Untuk pasokan oksigen pada


akuarium

3 Timbangan digital Untuk menimbang bobot ikan dan


pakan ikan

4 Diseccting kit Alat bedah ikan

5 Milimeter blok Untuk mengukur panjang organ


pencernaan

6 pH indikator Untuk mengukur pH lambung ikan

7 Cawan Petri Wadah pakan ikan

8
9

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum adalah sebagai berikut :
TabeL 2. Bahan-bahan praktikum

Nama Bahan Fungsi


Ikan lele Objek yang akan diamati

Pakan Sebagai perlakuan

3.3 Prosedur Praktikum


TabeL3

1. Ikan diambil sebanyak 12 ekor lalu diukur biomassanya menggunakan


timbangan digital
2. Ikan dimasukkan ke dalam akuarium
3. Pakan ditimbang sebanyak 3% dari biomassa dan diberikan secara ad
libitum
4. Sisa pakan ditimbang menggunakan timbangan digital
5. Konsumsi pakan dihitung menggunakan rumus :
F = Bobot pakan perlakuan – Sisa pakan
6. Ikan dibedah menggunakan gunting dan pastikan agar saluran pencernaan
tidak rusak akibat tergunting saat pembedahan.
7. Ikan dibedah menggunakan gunting dan pastikan agar saluran pencernaan
tidak rusak akibat tergunting saat pembedahan.
8. Saluran pencernaan ikan dikeluarkan, diukur panjang usus dengan
menggunakan penggaris, kemudian kemudian ditimbang bobot lambung
menggunakan timbangan digital
9. Lambung dibedah dan dikeluarkan isinya, kemudian ditimbang isi
lambungnya
10. Diukur pH pada bagian lambung menggunakan indikator universal.
11. Catat hasil pengamatan pada lembar kerja.

3.4 Parameter Pengamatan


1. Bobot ikan
2. Bobot isi lambung
10

3. pH Lambung
4. Suhu Media Air
5. Panjang Saluran Pencernaan
6. Konsumsi Pakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konsumsi Pakan


Berikut merupakan grafik data angkatan hubungan biomassa ikan dengan
konsumsi pakan dapat dilihat pada gambar 1

8
7
Konsumsi Pakan (g)

6
5
4
3
2 y = 0.0025x
R² = 0.016
1
0
0 100 200 300 400 500 600
Biomassa (g)

Gambar 2. Grafik Hubungan Biomassa Ikan dengan Konsumsi Pakan


Pada grafik hubungan biomassa ikan dengan konsumsi pakan memiliki
nilai R2 sebesar 0.016, menunjukan bahwa 0,16% bobot dapat mempengaruhi
konsumsi pakan yang dikonsumsi ikan lele. hal ini menunjukkan bahwa biomassa
ikan tidak mempengaruhi konsumsi pakan yang dimakan oleh ikan. Tingkat
konsumsi pakan (feed intake) adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan
selama masa pemeliharaan (Benedictus 2013). Kapasitas maksimal lambung dan
laju penyerapan makanan pada setiap jenis ikan berbeda-beda tergantung pada
usia, ukuran, jenis, kualitas pakan, serta kondisi lingkungan budidaya (Affandi,
2004). Menurut Najiyati (2005), jumlah makanan yang diberikan setiap hari
berkisar antara 3-4% dari berat lele keseluruhan. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa pakan yang diberikan bergantung pada bobot ikan tersebut.
Namun bertentangan dengan praktikum yang dilakukan, karena nilai regresi

11
biomassa ikan dengan konsumsi pakan hanya mempengaruhi 0.16% berarti tidak
berpengaruh.

12
13

Tingkat konsumsi pakan ikan menurut Kursistiyanto (2013) akan menurun


pada kondisi media yang hipoosmotik dan hiperosmotik. Semakin banyak
aktivitas ikan maka akan semakin banyak membutuhkan energi sehingga proses
metabolismenya tinggi dan membutuhkan makanan yang mutunya jauh lebih baik
dan lebih banyak jumlahnya (Kay 1998). Pada praktikum ini, ikan lele yang
digunakan aktivitasnya tidak terlalu aktif jadi konsumsi pakannya sedikit.

4.2 Laju Digesti


Berikut merupakan grafik data angkatan laju pengosongan lambung ikan
lele dapat dilihat pada gambar 1

0.16
0.14
0.12
Isi Lambung (g)

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (s)

Gambar 3. Laju Pengosongan Lambung Ikan Lele

Grafik laju pengosongan lambung ikan lele mendapatkan hasil bobot


lambung ikan lele dari dua jam setelah pemberian pakan sampai 14 jam setelah
pemberian pakan cenderung menurun, pada jam ke empat sampai jam ke enam
bobot lambung ikan mengalami penurunan drastis, hal ini menandakan bahwa
aktivitas enzim pada lambung optimum menghidrolisis nutrien, beberapa contoh
enzim pencernaan yang berfungsi sebagai hidrolisis nutrien makro dimungkinkan
dengan adanya enzim perncernaan seperti protease, karboksilase, lipase dan
selulase (Zonneveld 1991). Laju digesti juga dipengaruhi oleh enzim pencernaan,
14

enzim ini berfungsi sebagai katalisator biologi reaksi kimia didalam pencernaan
ikan, enzim – enzim ini disekresikan dalam rongga pencernaan berasal dari sel-sel
mukosa lambung, pilorik kaeka, pankreas dan mukosa usus (Halver 2002).

Pada jam ke 4 dan jam ke 12 laju digesti mengalami peningkatan hal ini
disebabkan oleh tidak semua ikan memakan pakan yang diberikan dalam jumlah
yang sama, ada sebagian yang makannya lebih banyak daripada ikan lain,
kemungkinan ikan pada awalnya mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang lebih
banyak, sehingga terjadi peningkatan.

Waktu yang dibutuhkan dalam pengosongan isi lambung ikan lele pada
praktikum ini membutuhkan waktu selama 14 jam. Laju pengosongan
lambung dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi oleh ikan. Jika pakan ikan
yang dicerna berasal dari pakan ikan nabati, maka laju pengosongan ikan akan
tergantung pada seberapa besar ikan tersebut memakan pakan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, sebab pada makanan tersebut yang mengandung bahan
ekstrak dari tumbuh-tumbuhan mengandung dinding sel yang mengandung
selulosa sehingga ikan akan susah untuk mencerna, sedangkan pada pakan ikan
yang berasal dari pakan ikan hewani proses pencernaannya akan mudah (Lagler
1977). Meningkatnya suhu air akan meningkatkan laju digesti ikan pada spesies
tertentu (Wurtsbaugh et al 1993).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah melakukan praktikum ini terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
diambil, diantaranya:
1. Laju pengosongan lambung pada ikan lele membutuhkan waktu selama 14
jam
2. Frekuensi pemberian pakan berdasarkan laju pengosongan lambung adalah
3-4% perhari dari bobot ikan lele
5.2 Saran
Agar ikan tidak mengalami stress dan muntah, sebaiknya ikan sehari
sebelum pengamatan sudah di tempatkan pada akuarium pengamatan agar ikan
sudah terbiasa untuk keefesienan waktu.
D

15
AFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :


UGM Press
Benedictus, Budi. 2013. Arduino dan Revolusi Teknologi dengan Konsep Open
Source
Chinabut S, Limsuwan C, and Kiswatat P. 1991. Histology of The Walking
Catfish, Clarias bathracus. IDRC Canada.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.


Elliot, W. H and Elliot, D. C. 1997. Biochemistry and Moleculer Biology. Oxford
University Press. Inc, New York.

Fujaya, Y, 1999. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta.


Halver JE & Hardy RW. 2002. Fish Nutrition. Academic Press. United States.
Halver, J.E. and Hardy. 2002. Fish Nutrition. Third Edition. California USA.
Academy Press inc. 822 pp. p: 712-713.
Irianto Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Kay, I. 1998. Inttoduction to Animal Physiology. Bios Scientific Publiher
Limited. Spinger-Verlag New York. USA.
Lagler, K. F., J. E. Bardach., R. R. Miller., D. R. M. Passino. 1977. Ichtiology.
John Wiley & Sons, Inc. United State of America.
Muhammad, Yamin., Palinggi, Neltje, N., & Rachmansyah. 2008. Aktivitas Enzim
Protease dalam Lambung dan Usus Ikan Kerapu Macan setelah
Pemberian pakan. Media Akuakultur Volume 3 No.1 Tahun 2008 40 – 44
Murhananto. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di Pekarangan. PT Agromedia
Pustaka, Tangerang.
Najiyati, S. 2003. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.
Jakarta. 35 – 48 hal.
Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo dan Lokal. Kanisius,
Yogyakarta.
Suyanto S Rachmatun. 2007. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya : Jakarta.

16
Yandes, Z., Ridwan A dan Ing M. 2003. Pengaruh Pemberian Selulosa dalam
Pakan terhadap Kondisi Biologis Benih Ikan Gurami (Osphronemus
gourami Lea). Jurnal Iktiologi Indonesia 3(1) : 27-33.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Unsoed: Purwokerto.
Zonneveld N, Huisman EA dan. Boon JH. 1991. Prinsip – Prinsip Budidaya Ikan.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 318 hal.

17
LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Alat Praktikum

Akuarium Timbangan

Diseccting kit pH indikator

Cawan petri

Lampiran 2. Bahan Praktikum


17

Ikan lele Paka


18

Lampiran 3. Prosedur Praktikum


a. Persiapan
Akuarium diisi air sebanyak 2/3 volume, dan dipasang aerasi

Ikan diambil sebanyak 12 ekor

Ikan diukur biomassanya menggunakan timbangan digital

Ikan dimasukkan ke dalam akuarium

Pakan ditimbang sebanyak 3% dari biomassa dan diberikan secara ad


libitum

Sisa pakan ditimbang menggunakan timbangan digital

Konsumsi pakan dihitung menggunakan rumus :


F = Bobot pakan perlakuan – Sisa pakan
b. Pengamatan
Ikan dibedah menggunakan gunting dan pastikan agar saluran pencernaan tidak
rusak akibat tergunting saat pembedahan.

Saluran pencernaan ikan dikeluarkan, diukur panjang usus dengan


menggunakan penggaris, kemudian kemudian ditimbang bobot lambung
menggunakan timbangan digital

Lambung dibedah dan dikeluarkan isinya, kemudian ditimbang isi lambungnya

Diukur pH pada bagian lambung menggunakan indikator universal.

Catat hasil pengamatan pada lembar kerja.


19

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

1.Akuarium diisi air sebanyak 2/3 2.Ikan diambil sebanyak


volume, dan dipasang aerasi ditimbangdan dimasukan keda

3.Pakan ditimbang sebanyak 3% 4.Pakan diberikan s


dari biomassa libitum lalu sisa pakan

5.Ikan dibedah menggunakan 6.Lambung dibed


dikeluarkan isinya, k
gunting
ditimbang isi lamb

7.Diukur pH pada bagian


lambung menggunakan indikator
universal.
20

Lampiran 5. Tabel Data Angkatan


Berikut merupakan tabel data laju digesti pada ikan lele angkatan Perikanan
2017 :
TabeL 4. Data Hasil Laju Digesti Kelas A
Panjang
Bobot Bobot Isi Suhu Media
Jam pH Saluran
Kel. Ikan Lambung Air
ke Lambung Pencernaan
(gram) (gram) (˚C)
(cm)
1 42.47 0.08 7 27 21
2 43.82 0.05 6 26 25.5
3 37.92 0 7 27 15.5
4 29.61 0.01 6 27 21.5
5 31.47 0.03 4 26 10.2
2
6 40.88 0.06 5 25 13
7 36.29 0.06 4 27 24.5
8 31.99 0.05 6 27 16
9 36.8 0 6 26 8
10 44.05 0.25 5 27 15.7
Rata-
38.41 0.059 5.6 26.5 17.09
rata
1 28.85 0.02 5 26 11
2 27.79 0.03 6 26 17.79
3 28.02 0 5 26 13.5
4 40.66 0.005 7 26 16.5
5 32.04 0.01 6 26 22
4
6 27.51 0 6 26 6.5
7 30.75 0.04 6 21 24
8 33.67 0 7 26 16.5
9 51.96 0.01 6 27 16.8
10 41.46 0.01 6 26 11
Rata-
34.271 0.0125 6 25.6 15.559
rata
1 44.78 0.06 6 26 25.5
2 37.92 0.01 6 25 17.5
3 44.44 0 6 26 15
4 40.3 0 7 26 17.5
5 33.61 0 5 26 18.5
6
6 52.47 0 6 26 8.5
7 25.03 0.03 5 26 23
8 49.4 0 7 25 10
9 35.14 0 6 25 10.5
10 37.93 0 6 27 12
21

Panjang
Bobot Bobot Isi Suhu Media
Jam pH Saluran
Kel. Ikan Lambung Air
ke Lambung Pencernaan
(gram) (gram) (˚C)
(cm)
Rata-
40.102 0.01 6 25.8 15.8
rata
1 40.76 0 6 25 12
2 28.86 0 7 25 12
3 36.38 0 6 27 19
4 8 30.67 0 7 25 13
5 39.23 0 6 25 15
6 32.63 0 7 26 10
7 27.02 0.02 6 25 16
8 35.55 0.02 6 26 10.5
9 35.57 0 6 25 14.5
10 35.54 0.01 7 25 16
Rata-
34.221 0.005 6.4 25.4 13.8
rata
1 34.1 0 6 25 17
2 42.76 0.02 7 25 17.1
3 36.96 0 5 25 12.5
4 28.53 0 7 26 18.3
5 29.96 0.01 7 25 15.2
10
6 43.29 0 6 26 14
7 32.36 0 6 25 14
8 25.49 0.02 7 26 11
9 39.11 0 6 25 30
10 40.53 0 6 26 13
Rata-
35.309 0.003333333 6.3 25.4 16.21
rata
1 33.19 0 6 25 18
2 31.35 0 7 25 8.8
3 40.5 0 7 26 13.5
4 40.45 0 6 26 19
5 28.82 0 6 25 16
6 12 25.13 0 5 26 13
7 27.61 0 6 25 17.5
8 32.11 0 7 26 22.5
9 34.95 0 6 26 13
10 31.01 0 6 26 16.5
Rata-
32.4366667 0 6.2 25.6 15.78
rata
22

TabeL 5. Data Hasil Laju Digesti Kelas B


Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media Air
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) (˚C)
(cm)
1 27.47 0.03 6 26.5 20
2 38.98 0.48 5 26 15.5
3 32.07 0 6 27 22
4 21.49 0.32 6 26 13.5
5 38.65 0 6 24 25.5
2
6 32.28 0 6 27 21.5
7 27.09 0.01 6 26 13
8 28.5 0.01 6 27 14.17
9 29.81 0.04 6 26 11.7
10 34.15 0 6 27 13.5
Rata-
31.049 0.089 5.9 26.25 17.037
rata
1 42.86 1.08 7 26 15
2 33.89 0 7 26 15.5
3 43.18 0.7 5 26 21
4 26.39 0 6 26 15.3
5 29.24 0 6 26 20.5
4
6 32.45 0.02 7 27 17
7 29.59 0 6 22 16
8 34.11 0 6 27 14.3
9 35.7 0.05 6 26 25
10 24.52 0 6 26 17.2
Rata-
33.193 0.185 6.2 25.8 17.68
rata
1 40.12 0.19 6 25.5 23
2 26.06 0 6 25 16
3 37.68 0 4 25 15
4 31.42 0.05 6 25 20.6
5 47.69 0.05 5 25 20
6
6 36.92 0.11 6 26 9
7 28.03 0 6 25 21
8 32.32 0 7 26 10.4
9 29.13 0 7 26 18
10 36.62 0 6 26 11.7
Rata-
34.599 0.04 5.9 25.45 16.47
rata
1 34.93 0.05 4 26 19
2 8 26.06 0 6 26 16
3 28.29 0.2 5 26 28
23

Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media Air
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) (˚C)
(cm)
4 30.42 0 6 25 15
5 38.25 0 6 25 14
6 28.45 0.01 6 26 17
7 33.76 0.04 6 25 16.5
8 33.81 0 7 26 8
9 34.92 0 6 26 18
10 24.47 0 6 26 13.8
Rata-
31.336 0.03 5.8 25.7 16.53
rata
1 24.24 0.02 6 26 9
2 35.2 0 6 26 12
3 46.35 0 4 24 21
4 38.67 0 5 23 16.2
5 30.06 0 7 24 17.5
10
6 26.14 0.03 5 25 16
7 42.86 0 6 22 25
8 31.94 0 7 25 11
9 31.58 0 5 26 20
10 34.97 0 6 25 20.5
Rata-
34.201 0.005 5.7 24.6 16.82
rata
1 42.86 0 6 25 21
2 34.38 0 7 24 16.5
3 34.15 0 6 25 18
4 28.72 0 6 24 14.7
5 32.39 0 7 24 15.5
12
6 30.73 0.01 6 24 14
7 31.03 0 6 24 17
8 27.68 0 6 26 11
9 32.49 0 6 25 22.5
10 31.94 0 6 25 12
Rata-
32.637 0.001 6.2 24.6 16.22
rata
1 29.21 0 6 25 18
2 26.47 0 7 24 19.5
3 36.88 0 6 25.5 23
4 14 26.68 0 7 25 13.5
5 40.09 0 7 25 16.5
6 35.63 0 6 24 24
7 30.5 0 7 25 11.5
24

Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media Air
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) (˚C)
(cm)
8 30.42 0 7 25 12
9 26.86 0 6 25 14.5
10 29.62 0 6 26 13.1
Rata-
4.078518519 0 6.5 24.95 16.56
rata

TabeL 6. Data Hasil Laju Digesti Kelas C


Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) Air (˚C)
(cm)
1 34.55 0.11 6 26 11
2 38.96 0.01 6 26 13
3 35.39 0.05 5 27 21
4 38.7 0 6 26 24
5 42.53 0 5 26 13
2
6 30.02 0.23 5 26 14.5
7 36.11 0.01 6 26 16.5
8 43.25 0.01 6 26 11.7
9 57.1 1.35 6 26 34
10 36.99 0.03 4 26 30
Rata-
39.36 0.18 5.5 26.1 18.87
rata
1 37.46 0.01 7 25.5 16
2 50.63 0.22 5 26 9
3 36.09 0.02 6 22 17
4 52.16 0.06 6 26 36
5 36.69 0.06 6 26 10
4
6 32.27 0.5 6 26 21.5
7 29.77 0.02 6 26 15.2
8 55.35 0.08 5 26 12.5
9 48.48 0.14 6 26 26.5
10 37.33 0.04 6 25.5 24
Rata-
41.623 0.115 5.9 25.5 18.77
rata
1 32.59 0.05 6 25 16
2 36.96 0 6 25 9
3 42.75 0.24 5 25 19
6
4 51 0.01 6 26 26.3
5 40 0 6 25 15.5
6 39.15 0 6 25 15.2
25

Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) Air (˚C)
(cm)
7 39.36 0.23 6 25 21.9
8 37.61 0.02 6 25 12.5
9 35.09 0 6 25 20
10 29.54 0.03 6 26 14
Rata-
38.405 0.058 5.9 25.2 16.94
rata
1 33.34 0.03 6 25 12
2 38.83 0 7 25 10
3 32.08 0.35 5 24 18.5
4 46.59 0.01 6 24 24.5
5 46.23 0.05 6 25 13
8
6 39.73 0 6 24 11
7 26.82 0,04 6 24 20.5
8 27.55 0 6 25 11
9 36.73 0 6 24 16
10 32.9 0.02 6 25 19
Rata-
36.08 0.051111111 6 24.5 15.55
rata
1 31.3 0 6 24 12
2 33.81 0.02 6 24 13
3 29.23 0 5 19.5 13
4 33.85 0 6 24 29
5 30.82 0 6 24 12
10
6 39.03 0 5 24 16.2
7 26.16 0 7 24 16.5
8 51.6 0.24 6 25 23
9 34.35 0 7 23 16
10 33.57 0.01 6 24 25
Rata-
34.372 0.027 6 23.55 17.57
rata
1 32.88 0.02 6 23 24
2 37.09 0 5 24 11
3 31.37 0 5 24 16
4 38.67 0 6 24 16
5 34.65 0.41 5 24 18
12
6 38.88 0 6 23 14.5
7 36.62 0 7 23 17.7
8 27.55 0 6 24 15
9 33.16 0 6 23 20
10 43.44 0.06 5 24 20
26

Panjang
Bobot Isi Suhu
Jam Bobot Ikan pH Saluran
Kel. Lambung Media
ke (gram) Lambung Pencernaan
(gram) Air (˚C)
(cm)
Rata-
35.431 0.049 5.7 23.6 17.22
rata
1 27 0 6 23 12.4
2 38,67 0 5 24 12.2
3 35.83 0 6 25 19
4 32.06 0 6 24 17
5 26.98 0 6 24 11
14
6 34.97 0 4 23 14
7 37.58 0 6 24 16.5
8 32.7 0 6 24,5 13.5
9 37.32 0 6 24 21.5
10 29.91 0 6 25 19.5
Rata-
32.70555556 0 5.7 24 15.66
rata

Anda mungkin juga menyukai