Anda di halaman 1dari 19

i

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP - SIRIP DAN


MEKANISME IKAN MENGAMBIL MAKAN DAN LAJU
MENGHANCURKAN MAKANAN DI DALAM LAMBUNG
PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus)

OLEH:

NIRWANA FRANSISKA
2204124488
ILMU KELAUTAN
RABU / 3 / 13.00 WIB
KELOMPOK 6
TENGKUH MUHAMMAD GHAZALI S.Pi, M.Si

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul “Pengamatan Pergerakan
Sirip – Sirip dan Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancurkan
Makanan di Dalam Lambung pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)” dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangannya. Laporan Praktikum ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena ini, rasa hormat dan terima
kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu serta kakak-kakak asisten
praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penulis mengharapkan Laporan Praktikum ini berguna bagi pembaca
meskipun penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya. penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Laporan Praktikum ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 14 April 2024

Nirwana fransiska
iii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vi
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum ............................................. 3
II. METODOLOGI PRAKTIKUM 4
2.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 4
2.2 Bahan dan Alat ...................................................................... 4
2.3 Metode Praktikum ................................................................ 4
2.4 Prosedur Praktikum ............................................................... 4
2.4.1 Pengamatan Pergerakan Sirip-Sirip Ikan .................. 4
2.4.2 Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan laju
menghancurkan makanan di dalam lambung ............ 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6


3.1 Hasil ...................................................................................... 6
3.1.1 Deskripsi Ikan Lele (Clarias gariepinus) ................. 6
3.1.2 Pengamatan Pergerakan Sirip-Sirip Ikan .................. 7
3.1.3 Laju Menghancurkan Makanan di Dalam Lambung Ikan 7
3.2 Pembahasan ........................................................................... 7
IV. PENUTUP 10
4.1 Kesimpulan ........................................................................... 10
4.2 Saran ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 12
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan lele (Clarias gariepinus) .......................................................... 6
v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Pengamatan Pergerakan Sirip – Sirip Ikan ......................................... 7
2. Laju Menghancurkan Makanan di Dalam Lambung Ikan .................. 7
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Prosedur Pratikum ............................................................................... 13
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan
keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan
insang. (Raharjo, 1980). Sirip ikan adalah organ yang terletak di tubuh ikan yang
memiliki beberapa fungsi, termasuk membantu ikan berenang, bergegas, dan
memegang keadaan tubuh. Ada dua jenis sirip, yaitu sirip berpasangan (yang
meliputi sirip dada) dan sirip tunggal (yang meliputi sirip punggung, ekor, dan
dubur). Sirip memiliki peran penting dalam pergerakan dan maneuver ikan
(Windarti et al., 2017). Sirip adalah komponen yang mendukung ikan ketika
mereka berada di perairan. Pergerakan cepat sirip akan mengarah pada perubahan
kecepatan renang ikan. Masing-masing sirip memiliki peranan yang unik dalam
melakukan kegiatan mereka, namun semua sirip terkait satu sama lain dalam
interaksi. Kompetensi sirip ikan untuk menggerakkan tubuh ikan tergantung pada
kecepatan gerak tubuh ikan tersebut. Gerakan ini terjadi karena adanya otot lurik
bergaris yang terletak pada sendi pangkal sirip (Windarti et al., 2017).
Sirip yang terdapat pada tubuh ikan terdiri dari dua macam sirip
berpasangan yaitu sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin). 3 macam
sirip yang tidak berpasangan yaitu sirip ekor (caudal fin), sirip anus (anal fin), dan
sirip punggung (dorsal fin). Pada ikan lele (Clarias gariepinus) sebagai objek
percobaan praktikum ini memiliki sirip yang lengkap pada umumnya ikan.
Namun tidak semua spesies ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh
kelima sirip tersebut. Misalnya pada ikan selais (Cryptopterus sp) bawal laut
(Stromateus sp), dan belut (Monopterus sp). Ada juga jenis ikan yang memiliki
sirip yang telah bermodifikasi seperti pada ikan gurami (Osphronemus gouramy)
dan sepat siam (Trichogaster pectoralis) (Windarti et al., 2017).
Untuk menjalani proses-proses yang mendukung kehidupan sebuah
organisme, Ikan membutuhkan nutrisi dan energi dalam tubuhnya untuk dapat
melakukan aktivitas. Nutrisi yang dibutuhkan berupa protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral yang cukup. Sebagai organisme heterotrof, ikan
2

membutuhkan nutrisi-nutrisi tersebut dari makanannya. Mencari makanan bagi


ikan merupakan kegiatan rutin, bahkan kebanyakan ikan menghabiskan banyak
waktu untuk mencari makan (Clements et al., 2017). Sistem organ yang disebut
sistem pencernaan (digestive system) meliputi saluran pencernaan dan organ-
organ lain yang membantu proses pemecahan dan penyerapan makanan. Makanan
yang dikonsumsi oleh ikan akan mengalami proses pencernaan di dalam sistem
pencernaan sebelum nutrisi makanan dimanfaatkan untuk keperluan biologis ikan.
Proses pencernaan dalam sistem pencernaan akan melibatkan peran enzim-enzim
pencernaan. Laju pencernaan makanan umumnya berkolerasi dengan laju
metabolisme ikan. Tingkat metabolisme ikan akan meningkat ketika suhu air
berada pada keadaan optimal. Percepatan metabolisme ikan ini harus diimbangi
dengan makanan yang diperoleh dari lingkungan. Peningkatan laju metabolisme
ikan yang dipengaruhi oleh peningkatan suhu media pada batas tertentu juga dapat
meningkatkan laju konsumsi makanan sehingga mempercepat pertumbuhan ikan
(Pratama, 2019). Pencernaan adalah proses pemecahan makanan melalui
mekanisme fisik dan kimia sehingga dapa lebih mudah didistribusikan dan diserap
oleh tubuh. Sistem pencernaan atau sistem gastrointestin adalah sistem organ
multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Berdasarkan fungsinya, organ-organ
pencernaan pada ikan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan kumpulan dari organ
pencernaan yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan
makanan. Sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ- organ yang berperan
dalam menghasilkan enzim-enzim yang digunaan dalam proses pencernaan
makanan. Selai berfungsi dalam pencernaan dan penyerapan makanan, organ
pencernaan pada beberapa ikan tertentu juga berperan dalam proses osmoregulasi,
pernapasan dan penggelembungan tubuh (Pratama, 2019).
Dari uraian di atas mempelajari pergerakan sirip – sirip pada ikan sangat
penting untuk mengetahui apakah sirip dalam kondisi sempurna (utuh) atau telah
terkena serangan hama dan penyakit. Sebagai mahasiswa perikanan mengetahui
mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam
lambung sangat penting, terutama bagi orang- orang budidaya dalam hal memberi
3

pakan agar mengetahui jenis pakan apa yang dapat dierikan pada ikan tertentu
agar pakan sesuai dan agar pakan yang diberikan habis dimakan dan tidak bersisa
atau terbuang.
Dalam laporan ini akan dijelaskan bagaimana bentuk pergerakan sirip ikan
menggunakan sirip yang berbeda untuk bergerak maju, mundur, diam, ke atas, ke
bawah, ke kiri, dan ke kanan, serta saat berbelok. Mekanisme ikan untuk
mengambil makanan dan kondisi makanan yang ada dalam lambung setelah 5
menit, 10 menit, dan 15 menit akan dijelaskan, termasuk apakah makanan utuh, ½
hancur, atau hancur.
1.2. Tujuan dan Manfaat Pratikum.
Praktikum ini bertujuan untuk mengobservasi bagaimana ikan lele (Clarias
gariepenus) menggunakan sirip-siripnya dan cara mereka mengambil serta
mencerna makanan di dalam lambung. Manfaat praktikum ini adalah praktikan
dapat memahami dan menjelaskan peran setiap sirip pada ikan lele saat bergerak,
serta proses pengambilan dan pencernaan makanan di dalam
lambung ikan tersebut.
4

II. METODOLOGI PRATKUM

2.1. Waktu Dan Tempat.


Praktikum Fisiologi Hewan Air ini telah dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 3 April 2023, pukul 13.00 – 15.00 WIB yang bertempat di Laboratorium
Biologi Perairan Jururan Manejemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
2.2. Alat dan Bahan Pratikum.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spuit, jarum suntik,
nampan gunting bedah, toples, tangguk, buku penuntun pratikum, serbet, tisu, alat
tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, ikan Lele (Clarias
gariepinus), EDTA 10%, pellet ikan, tubifax.
2.3. Metode Praktikum.
Metode yang di pakai dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan yang
dilakukan secara langsung oleh praktikan, data dan informasi diperoleh dengan
mempraktikan langsung sehingga praktikan bisa mengetahui pergerakan sirip-
sirip dan mekanisme ikan mengambil makanan.
2.4. Prosedur Praktikum.
Dalam prosedur praktikum ini adalah Pengamatan Pergerakan Sirip – Sirip
Ikan, dan Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancurkan
Makanan di Dalam Lambung yaitu sebagai berikut:
2.4.1. Pengamatan Pergerakan Sirip-Sirip Ikan
1. 3 wadah (toples) disiapkan berukuran besar dan diisi ikan lele masing-
masing 3 ekor
2. Setelah itu memperhatikan pergerakan masing masing sirip mulai dari
sirip punggung, dada, ekor, perut, dan anus.
3. Mengamati sirip mana yang digunakan untuk bergerak maju, mundur,
berbelok, ke atas, dan kebawah lalu dicatat
4. Pergerakan sirip – sirip ikan diperhatikan pada saat ikan diberi makan
yang mengapung di lapisan permukaan air. Bentuk dan arah
pergerakan sirip – sirip ikan tersebut diamati dan dicatat
5

5. Pergerakan sirip – sirip ikan di perhatikan pada saat ikan diberi


makanan yang berada didasar wadah. Bentuk dan arah pergerakan sirip
– sirip ikan diamati dan dicatat
2.4.2. Mekanisme Ikan Mengambil Makanan dan Laju Menghancurkan
Makanan di Dalam Lambung
1. 3 wadah (toples) disiapkan berukuran besar dan diisi ikan lele
2. Toples pertama di isi dengan satu ikan dan dibedah untuk melihat
isi lambung ikan
3. toples kedua di isi 3 ikan dan makanan tubifex. setalah ikan makan
diamati setiap 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. dan di bedah untuk
melihat makanan di dalam lambung hancur, ½ hancur, atau tidak
hancur, dan di catat
4. toples ketiga di isi 3 ikan dan makanan pelet. setalah ikan makan
diamati setiap 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. dan di bedah untuk
melihat makanan di dalam lambung hancur, ½ hancur, atau tidak
hancur, dan di catat
6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil.
3.1.1. Deskripsi ikan lele
Ikan lele merupakan komoditas perikanan air tawar unggulan di Indonesia
yang memiliki nilai ekonomis dan permintaan pasar yang tinggi (Arief et al.,
2014; Saputra et al., 2017). ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) memiliki kulit
yang licin, berlendir, dan tidak memiliki sisik sama sekali. Jika terkena sinar
matahari, warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam putih.
Mulut ikan lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya.
Tanda spesifik lainnya dari ikan lele dumbo adalah adanya kumis di sekitar mulut
sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba. Kumis berfungsi sebagai alat
peraba saat bargerak atau mencari makan. Ikan lele dumbo mampu bertahan hidup
di lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah, namun untuk menunjang agar
ikan lele dumbo dapat tumbuh secara optimal diperlukan lingkungan perairan
dengan kadar oksigen yang cukup. Kadar oksigen yang baik sangat mendukung
pertumbuhan yang terjadi pada ikan karena oksigen yang digunakan untuk
mengangkut sisa metabolisme dan darah keseluruh tubuh (Iswanto, 2013). Dapat
dilihat pada gambar 1. Sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias gariepinus)


7

3.1.2. Pengamatan Pergerakan Sirip – Sirip Ikan


Didapat hasil dari pengamatan pergerakan sirip – sirip ikan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1. Pengamatan Pergerakan Sirip – Sirip Ikan
Sirip Atas Bawah Diam Belok Mengonsumsi Maju Mundur
makanan
Pellet Tubifex
Dorsal    
Pectoral      
Ventral    
Anal  
Caudal     

3.1.3. Laju Menghancurkan Makanan di Dalam Lambung


Didapat hasil dari pengamatan mekanisme ikan mengambil makanan dan
laju menghancurkan makanan di dalam lambung dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Laju Menghancurkan Makanan di Dalam Lambung Ikan
Waktu Toples Tidak hancur ½ hancur Hancur
5 menit A - - -
B 
C 
10 menit B 
C 
15 menit B 
C 

3.2. Pembahasan
Ikan lele dumbo memiliki lima sirip yaitu sirip ekor, sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, dan sirip dubur. Pada sirip dada jari-jarinya mengeras yang
berfungsi sebagai patil, selain bernafas dengan insang, juga mempunyai alat
pernafasan tambahan (arborencent) yang terletak pada insang bagian atas
(Najiyati, 1992). Pergerakan sirip – sirip ikan merupakan salah satu aspek penting
dalam kehidupan ikan. Sirip ikan memiliki berbagai fungsi penting dalam
kehidupan ikan. Pada pengamatan pergerakan sirip – sirip pada ikan lele yaitu
pada saat ke atas ikan bergerak menggunakan sirip dorsal, pectoral, dan caudal.
Pada saat bergerak kebawah ikan menggunakan sirip pectoral, ventral, dan caudal.
Pada saat diam ikan tersebut hanya menggunakan sirip ventral dan anal, pada saat
bergerak maju ikan menggunakan sirip dorsal dan anal. Dan pada saat mundur
8

ikan menggunakan sirip pectoral dan ventral. Pada saat mengonsumsi makanan
pellet ikan bergerak menggunakan dorsal, pectoral, dan caudal untuk mengambil
makanannya. Dan pada saat mengambil makanan tubifex ikan bergerak
menggunakan sirip pectoral, ventral, dan caudal.
Pergerakan renang ikan untuk turun naik, membelok dan berhenti pada
umumnya yang berperan adalah sirip dada dan sirip perut (lagler et al., 1979).
Pergerakan sirip ikan dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis ikan dan
lingkungan hidupnya. Beberapa ikan memiliki sirip - sirip yang lebih besar dan
kuat untuk berenang diperairan yang deras, sementara beberapa ikan memiliki
sirip – sirip yang kecil untuk berenang diperairan yang tenang. Pergerakan sirip
ikan juga dapat dipengaruhi oleh faktor suhu air, kecepatan arus, dan keberadaan
predator. Pergerakan setiap sirip tidak sama pada semua ikan.
Laju menghancurkan makanan berupa pellet pada ikan lele pada waktu 5
menit ditemukan kondisi makanan masi tetap utuh didalam lambung (tidak
hancur), pada waktu 10 menit kondisis makanan dalam lambung sudah ½ hancur,
dan pada menit 15 ditemukan kondisi makanan didalam lambung ½ hancur. Dan
pada makanan berupa tubifex pada ikan lele dalam waktu 5 menit ditemukan
kondisi makanan masi utuh di dalam lambung, dalam waktu 10 menit kondisi
makanan sudah ½ hancur di dalam lambung, dan pada menit 15 kondisi makanan
sudah hancur di dalam lambung. Lama waktu yang diperlukan ikan lele untuk
menghancurkan pellet dan tubifex sangat bervariasi tergantung pada ukuran dan
jenis ikan yang dikonsumsi, serta kondisi fisik dan kesehatan ikan tersebut. Secara
umum, proses pencernaan makanan pada ikan lele biasanya membutuhkan waktu
antara 4-6 jam.
Dalam proses pencernaan, makanan yang dicerna dipecah menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan
masuk ke dalam aliran darah. Pencernaan merupakan proses yang berlangsung
terus menerus. Kemampuan ikan untuk mencerna bahanpakan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, sifat kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran, umur ikan,
kandungan gizi pakan, frekuensi pemberian pakan, sifat fisika dan kimia pakan
serta jumlah dan macam enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran
pencernaan pakan. Kemampuan ikan dalam mencerna makanan sangat bergantung
9

pada kelengkapan organ pencernaan dan ketersediaan enzim pencernaan


(Fitriliyani, 2011).
Jika makanan yang dimakan kasar, maka pengosongan lambung pada ikan
akan lambat. Kondisi tekanan osmotik lambung yang meningkat akan
menyebabkan laju pengosongan lambung yang cepat. Sebaliknya apabila
viskositas lambung meningkat maka pengosongan akan lambat. Hal ini
disebabkan karena lemak mengakibatkan empedu meningkat sehingga
enterogastron mengalami peningkatan dan gerak lambung akan menurun. Jika
volume meningkat (semakin asam), maka pengosongan akan lambat sebab kontak
usus dengan asam lambung akan terjadi reflek inhibisi usus. Jika lemak dalam
lambung meningkat, maka pengosongan lambung berjalan lambat
(Zonneveld 1991).
10

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pergerakan pada ikan dipengaruhi oleh otot lurik atau otot rangka, dan arah
pergerakannya dipengaruhi oleh sirip-siripnya, dapat disimpulkan dalam
pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan lele untuk melakukan pergerakan ke atas,
bawah, diam, berbelok, maju, mundur, bahkan dalam mengkonsumsi makanan
ikan lele menggunakan lima sirip-siripnya yang berbeda.
Mengenai laju menghancurkan makanan di dalam lambung dengan pakan
yang berbeda yaitu pellet dan tubifex selama 5 menit, 10 menit , dan 15 menit
dapat disimpulkan ikan lele lebih mudah dalam mencerna makanan berupa tubifex
yang merupakan pakan dasar yang mudah dicerna oleh lambung ikan lele dumbo.
4.2. Saran.
Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil
makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung pada ikan lele
(clarias gariepinus) sangat bermanfaat bagi mahasiswa perikanan terutama
budidaya, sehingga perlu dilakukannya pengujian lebih lanjut untuk menentukan
laju pernafasan ikan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Arief, M., Fitriani, N., dan Subekti, S. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik
Berbeda pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi
Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 6(1): 49-53.
Fitriliyani, dan Indira. 2011. Aktifitas Enzim Saluran Pencernaan Ikan Nila
(Oreohromis Niloticus) dengan Pakan Mengandung Tepung Daun Lamtoro
(Leucaena Leucophala) Terhidrolisis dan Tanpa Hidrolisis dengan Ekstrak
Enzim Cairan Rumen Domba. Biocientiae vol.8, No.2, Hal 16-31
Iswanto, B. 2013. Menelusuri identitas ikan lele dumbo. Media Akuakultur, 8(2),
85-96.
K. D. Clements, D. P. German, J. Piché, A. Tribollet, and J. H. Choat, “Integrating
ecological roles and trophic diversification on coral reefs: Multiple lines of
evidence identify parrotfishes as microphages,” Biol. J. Linn. Soc., vol.
120, no. 4, pp. 729–751, 2017, doi: 10.1111/bij.12914.
LAGLER, K.F., J.E. BARDACH, R.R. MILLER and D.R.M. PASSINO 1977.
Ichthyology. Sec. Ed. John Wiley & Sons. New York.
Najiyati, H. 1992. Budidaya Lele Sangkuriang. Program Study Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan . Institut Pertanian Bogor. 57 hlm.
R. Pratama, “Bab v sistem pencernaan,” J. Pendidik., vol. 2, no. 1, pp. 46–
63, 2019.
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
Saputra A., Setianingsih, L.,Yosmaniar., Prihadi, T.H. 2017. Distribusi Nitrogen
Dan Fosfor Pada Budidaya Ikan Gabus (Channa striata) dan Probiotik.
Jurnal Riset Akuakultur 12: 379-388.
Windarti et al., 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air.
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Unri Press. Pekanbaru.
Zonneveld, N., Huisman E. A, dan Boon, J. H.. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 318 hlm.
12

LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Prosedur Praktikum

ikan di amati pergerakan siripnya setelah ikan diberi makan tubifex


untuk melakukan gerakan ke atas, dan pelet, dan ikan telah memakan
bawah, diam, maju, mundur, dan memakannya tunggu hingga 5 menit,
ketika mengkonsumsi dan ikan di bedah, selanjutnya 10
makanan dan di catat menit lalu bedah, dan 15 menit lalu
bedah untuk melihat laju
menghancurkan makananan
di dalam lambung
Pellet Tubifex

Hasil isi
bedah pada
lambung ikan

5 menit 5 menit

proses membedah ikan yg telah


memakan makanannya setelah 5
menit, 10 menit, dan 15 menit

10 menit 10 menit

15 menit 15 menit

Anda mungkin juga menyukai