Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENGENALAN JENIS IKAN DAN IDENTIFIKASI,


SEKSUALITAS IKAN DAN KEMATANGAN GONAD IKAN
KEMBUNG (Rastrellinger kanagurta)

OLEH

SARAH SIJABAT
2104126058
ILMU KELAUTAN
UNENG RHAHMA SARI
SENIN, 13:30-15:30 WIB /2
KELOMPOK 3

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Rahmat karuniaNya
saya dapat menyelesaikan tugas laporan pratikum yang berjudul “Pengenalan Jenis
Ikan Dan Identifikasi, Seksualitas Ikan Dan Kematangan Gonad Ikan Kembung
(Rastrellinger kanagurta)” dengan tepat waktu.
Laporan pratikum ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Perikanan. Selain itu, laporan pratikum ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Identifikasi ciri seksual pada ikan dan kematangan gonad pada ikan
Kembung (Rastrellinger Kanagurta).
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
pembimbing yaitu kak Uneng Rhahma Sari serta semua asisten pembimbing
laboratorium Biologi Laut yang telah banyak membantu dan membimbing selama
praktikum ini berlangsung dan dilaksanakan. Laporan praktikum ini masih jauh dari
sempurna, Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.

Pekanbaru, September 2022

Sarah Sijabat
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v

I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum...................................................................... 1
1.3. Manfaat Praktikum.................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
2.1. Morfologi dan Identifikasi ........................................................ 3
2.2. Seksualitas Ikan kembung......................................................... 5
2.3. Tingkat Kematangan Gonad ..................................................... 6
2.4. Indeks kematangan Gonad ........................................................ 7
2.5. Saluran Pencernaan ................................................................... 7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM ..................................................
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 8
3.2. Bahan dan Alat .......................................................................... 8
3.3. Metode Praktikum ..................................................................... 8
3.4. Prosedur Praktikum ................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
4.1. Hasil .......................................................................................... 10
4.2. Pembahasan ............................................................................... 16
V. PENUTUP ........................................................................................
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 18
5.2. Saran ......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Isi Halaman

1. Bahan................................................................................................... 8
2. Alat ...................................................................................................... 8
3. Perhitungan Morfometrik .................................................................... 11
4. IKG (Indeks Kematangan Gonad) ...................................................... 13
5. Penentuan IKG .................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

1. Gambar Ikan Kembung ...................................................................... 10


2. Gambar Tingkat Kematangan Gonad.................................................. 14
3. Gambar saluran Pencernaan ............................................................... 16
DAFTAR LAMPIRAN

Isi Halaman

1. Bahan dan Alat yang digunakan ......................................................... 22


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu biologi mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan tanpa terkecuali


biologi di bidang perikanan. Biologi perikanan adalah kajian wawasan ilmu
pengetahuan yang menganalisis kondisi biota perairan ikan dari siklus daur hidup
individu yang memiliki habitat alamiah, kemudian terjadi pertumbuhan (growth),
bereproduksi (spawning), mencari makan (feeding), migrasi (ruaya) hingga
akhirnya individu tersebut mengalami kematian (mortalitas).
Aspek biologi pada perikanan merupakan aspek penting dalam kajian
ilmu-ilmu perikanan, pada umumnya ikan menjadi salah satu organisme yang
sering digunakan sebagai obyek penelitian. Penelitian-penelitian mengenai
kehidupan ikan telah berkembang dan kini mengalami spesifikasi secara sistematis.
Parameter yang biasanya diukur yaitu studi meristik dan morphometrik
serta mengukur seksualitas ikan dan kematangan Gonad ikan. Studi Morfometrik
merupakan ciri yang berkaitan langsung dengan ukuran tubuh ikan ataupun bagian
tubuh dari ikan seperti panjang total pada ikan dan panjang baku pada ikan. Hasil
dari pengukuran ikan tersebut dinyatakan dalam satuan centimeter, dan ukuran yang
dihasilkan tersebut disebut dengan ukuran mutlak. Sedangkan studi meristik ini
berkaitan langsung dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan
(counting methods). Bagian yang dimaksud seperti: jumlah jari-jari sirip, jumlah
sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloriccaeca),
jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang.
Maka dari itu sangat dibutuhkan penelitian tentang studi morfometrik dan
meristik spesies untuk mengetahui karakter morfometrik dan meristik spesies ikan
antara jantan dan betina. Selain dari meristik dan morfometrik penentuan spesies
ikan jantan dan betina dapat dilihat dengan mengukur kualitas seksualitas ikan dan
kematangan gonad. Seksualitas ikan adalah jenis kelamin pada ikan berdasarkan
organ reproduksi dan sifat lainnya. Seksualitas ikan adalah jenis kelamin pada ikan
berdasarkan organ reproduksi dan sifat lainnya. Seksualitas pada ikan terdiri dari
dua jenis kelamin yaitu jantan dan betin. Dikatakan jantan adalah ikan yang
2

memiliki organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
memiliki organ penghasil telur. Setelah ikan melakukan seksualitas ikan dan
menghasilkan gonad maka dapat dihitung tingkat kematangan gonad. Tingkat
kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan
memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan cara histologis
dan morfologi.
Ikan kembung (Rastrellinger kanagurta) yang merupakan jenis ikan laut
yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga terhitung sebagai komoditas yang
cukup tinggi bagi nelayan lokal.dimana ikan kembung memiliki daerah penyebaran
yang sangat luas, serta pertambahan penduduk menyebabkan peningkatan
permintaan ikan konsumsi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Biologi perikanan yang telah dilaksanakan adalah


untuk mempelajari dan mengetahui pengenalan jenis ikan dan identifikasi ikan,
seksualitas ikan serta tingkat kematangan gonad.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat yang di peroleh dari praktikum biologi perikanan ini adalah


memahami dan mengenali ikan dengan baik serta identifikasinya, dapat
membedakan dan mencatat penampakan ciri seksual pada ikan jantan maupun
betina, serta mengetahui cara menganalisis tingkat kematangan gonad pada ikan
dengan menggunakan rumus indeks kematangan gonad (IKG).
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Ikan Kembung dan Identifikasinya

Ikan kembung atau Rastrelliger sp.merupakan ikan air laut.Ikan kembung


ini termasuk genus Rastrelliger. Ikan kembung termasuk jenis oceanodromus yang
hidup di laut tropis pada rentang kedalaman 20 hingga 90 m. Termasuk ikan yang
komersil penting dengan kategori harga yang cukup tinggi. Ikan Kembung
penyebarannya dibagi menjadi dua bagian yaitu penyebaran secara vertikal dan
horizontal. Penyebaran secara vertikal dipengaruhi oleh gerakan harian plankton
dan mengikuti perubahan suhu, faktor hidrografis dan salinitas air laut, sedangkan
penyebaran secara horizontal dipengaruhi oleh arus laut. Tersebar di wilayah
Indopasifik barat, yaitu dari Afrika Timur hingga Indonesia, arah utara ke
kepulauan Ryukyu dan China, arah selatan ke Australia, Melanesia dan Samoa.
Berikut adalah klasifikasi ikan kembung menurut Saanin (1984) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Percommorphy
Sub Ordo : Scomboridae
Family : Scomberidae
Genus : Rastrelliger
Spesies : Rastreligger kanagurta

Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta
hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis
yang menyukai perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol baik
diperairan pantai maupun dilepas pantai. Ukuran ikan kembung jantan berkisar
antara 18,4 cm - 30 cm dan ikan kembung jantan memiliki tapis insang yang lebih
besar karena plankton yang dimakannya memiliki ukuran yang besar, sedangkan
ikan kembung betina berukuran 19,0 cm - 22,4 cm karena ikan kembung betina
memiliki tapis insang yang halus karena plankton yang dimakannya berukuran
4

kecil. Pengukuran diatas tersebut adalah pengukuran morfometrik. Morfometrik


merupakan salah satu ciri yang berhubungan dengan ukuran panjang baku dan
pengukuran tubuh yang lainnya. Ukuran morfometrik ini termasuk ukuran yang
dapat digunakan sebagai salah satu ciri taksonomi saat mengidentifikasi atau
melakukan pengukuran terhadap ikan. Hasil pengukuran yang dilakukan tersebut
dapat dinyatakan dalam satuan centimeter, dan ukuran yang dihasilkan tersebut
disebut dengan ukuran mutlak.
Selain perhitungan dari morfometrik pengamatan bagian tubuh ikan dapat
dilakukan dengan perhitungan meristik. Meristik adalah perhitungan jumlah bagian
luar tubuh ikan, seperti perhitungan jumlah jari-jari sirip dan jumlah sisik. Ikan dari
famili Scombridae ini memiliki ciri-ciri sirip ekor yang bercagak dua dan lekuk dari
cagak tersebut dimulai dari dekat pangkal ekor, sisik kecil hingga sedang, sirip
dorsal terpisah menjadi dua, jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang dari
pengkalanya dan dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan
kecil-kecil atau disebut finlet.
Ikan kembung memiliki dua sirip dorsal, sirip dorsal 1 yang terdiri dari
jari- jari keras sebanyak 10 buah dan sirip dorsal 2 terdiri dari 1 buah jari-jari lunak
mengeras dan 10 buah jari-jari lunak. Sepasang sirip pectoral terdiri dari 18buah
jari-jari lunak pada masing masing sirip. Sirip pectoral pada ikan kembung lebih
panjang dan runcing sehingga memudahkan ikan ini berenang cepat.
Sepasang sirip ventral terdiri dari 9 buah jari-jari lunak pada masing-
masing sirip. Sirip anal terdiri dari 11 buah jari-jari lunak. Sirip caudal terdiri dari
4 jari-jari keras dan 16 jari-jari lunak. Sirip caudal berperan sebagai pendorong
sekaligus sebagai kemudi untuk berbelok ke kiri atupun ke kanan. Linea lateralis
pada ikan kembung jumlahnya 128buah. Linea lateralis adalah garis yang
memanjang pada tubuh ikan dari operculum hingga ekor yang ditutupi sisik. Bagian
tersebut merupakan indera rangsang terhadap lingkungan, semakin banyak sisik
maka semakin peka pula ikan ini terhadap lingkungannya. Selain itu linea lateralis
juga dapat menunjukan umur ikan. ikan kembung perempuan memiliki perut yang
lebih lebar dibandingkan ikan kembung lelaki dan bola mata ikan kembung
perempuan lebih besar dibanding ikan kembung lelaki.
5

2.2. Seksualitas ikan Kembung

Ikan bertumbuh terus menerus sepanjang hidupnya, sehingga dikatakan


bahwa ikan mempunyai sifat pertumbuhan tak terbatas. Pertumbuhan diatur oleh
hormon, terutama hormon yang dihasilkan di bagian hipofisis. Perubahan fisiologis
yang dipengaruhi oleh hormon dapat menimbulkan efek terhadap laju pertumbuhan
pada berbagai tahap dari daur hidup ikan, misal selama ruaya, pemijahan,
pengungsian, dan lain-lain.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu factor intrinsik (dalam)
dan faktor ekstrinsik (luar). Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari dalam
ikan itu sendiri yang antara lain meliputi sifat keturunan, umur, ukuran, ketahanan
terhadap penyakit, dan kemampuan memanfaatkan makanan. Faktor ekstrinsik
meliputi sifat fisik dan kimiawi perairan serta komponen hayati seperti ketersediaan
makanan dan kompetisi.
Reproduksi pada ikan sama halnya pada makhluk hidup lainnya.
Reproduksi adalah suatu proses alamiah dalam upaya pengekalan spesies. Ikan
mengembangkan berbagai strategi reproduksi untuk mencapai keberhasilan
reproduksi. Perubahan lingkungan akan memberikan efek yang berbeda pada
spesies ikan yang berbeda. Beberapa jenis ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya
yang jauh untuk memijah.
Ikan Kembung Lelaki di Laut Jawa mempunyai dua kali musim pemijahan
yaitu pada musim barat dari bulan Oktober sampai Februari dan pada musim timur
dari bulan Juni sampai September. Perbandingan kelamin dapat berubah menjelang
dan selama pemijahan. Ketika melakukan ruaya pemijahan, populasi ikan
didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang pemijahan populasi ikan jantan
dan betina dalam keadaan seimbang, lalu didominasi oleh ikan betina.
Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan jantan dinamakan
testes. Ovari dan testes ikan dewasa biasanya terdapat pada individu yang terpisah,
kecuali pada beberapa ikan, kadang-kadang gonad jantan dan betina ditemukan
dalam satu individu (ovotestes).
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Sifat seksual sekunder ialah
tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila
6

yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu mempunyai seksual dichromatisme
dimana pada ikan jantan biasanya warnanya agak lebih cerah dan menarik dari pada
ikan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat
dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai
seksual dimorphisme.
Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh
mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening
kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang
di miliki ikan tersebut.

2.3. Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan bagian terpenting dari


konsep biologi perikanan. Ikan yang periode hidupnya pendek akan cepat
mengalami kematangan, sedangkan ikan yang periode hidupnya panjang akan
lambat mengalami kematangan gonad. Menurut Effendie (2002) menyatakan
bahwa penentuan tingkat pematangan gonad dapat dilakukan secara morfologi dan
histologi. Penetuan tingkat pematangan gonad secara morfologi, yaitu bedasarkan
ukuran dari gonad tersebut yang diamati secara visual dan dapat dilakukan di
laboratorim dan dapat pula dilakukan di lapangan. Penentuan tingkat pematangan
gonad secara histologi,yaitu dengan cara mengamati perkembangan gonad melalui
fase perkembangan sel dari gonad tersebut dan pengamatan secara histologi ini
hanya dapat dilakukan di laboratorium.
Tingkat kematangan gonad ikan kembung ditentukan melalui pengamatan
secara morfologi. Pengamatan morfologi tingkat kematangan gonad ikan jantan
berbeda dengan ikan betina. Effendie (2002) juga menyatakan bahwa untuk ikan
betina yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna, kehalusan, dan pengisian
ovarium dalam rongga tubuh serta ukuran, kejelasan bentuk, warna telur dalam
ovarium. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati adalah bentuk, ukuran,
warna,dan pengisian testis dalam rongga tubuh serta keluar tidaknya cairan dari
testis (keadaan segar). Tingkat kematangan gonad yang didapat kebanyakan ikan
kembung jantan berada di TKG 1 dan ikan kembung betina berada pada TKG 2.
bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian
akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai.
7

2.4. Indeks Kematangan Gonad

Indeks kematangan gonad (IKG) dikemukakan oleh Nikolsky (1963) yaitu


sebagai perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh. Effendie (2002) yang
menyatakan bahwa pada ikan betina IKG lebih besar dibandingankan dengan ikan
jantan. Perubahan nilai IKG erat hubungannya dengan tahap perkembangan telur,
menyatakan bahwa nilai rata-rata IKG ikan betina selalu lebih besar daripada IKG
ikan jantan pada TKG yang sama. Hal ini disebabkan pertambahan bobot ovarium
selalu lebih besar daripada pertambahan bobot testis. Peningkatan bobot ovarium
berhubungan dengan proses vitellogenesis dalam perkembangan gonad, sedangkan
peningkatan bobot testis berhubungan dengan proses spermatogenesis dan
peningkatan volume semen dalam tubulus seminiferi.
Dengan memantau perubahan IKG dari waktu ke waktu dapat diketahui
ukuran ikan waktu memijah. Di dalam proses reproduksi sebelum terjadi pemijahan
sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad
semakin bertambah berat dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya
termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan
akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan
sedang berlangsung sampai selesai.

2.5. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan pada ikan kembung terdiri dari mulut, rongga mulut,
tekak, kerongkongan, lambung, pilorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pancreas yang berguna untuk menghasilkan enzim
pencernaan yang hasilnyaakan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
Ikan kembung perempuan memiliki organ pencernaan tambahan yaitu pyloric
caeca. Pyloric caeca berperan untuk mengatur masuknya makanan dari lambung ke
usus. Pyloric caeca juga berperan dalam pembentukan hormone, namun hormone
ini tidak ada hubungannya dengan sistem pencernaan. Pyloric caeca ini juga sebagai
tempat penyerapan makanan terutama lemak dan sebagai sumber enzim lipase yang
memecah lemak menjadi asam lemak gliserin.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai “Pengenalan Jenis Ikan Dan Identifikasi, Seksualitas


Ikan Dan Kematangan Gonad Ikan Kembung (Rastrellinger kanagurta)”
dilaksanakan pada hari Senin,12 September 2022 pada pukul 13:30-15:30. yang
berlokasi di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Tabel 1. Bahan yang digunakan


No. Bahan Kegunaan
1. Ikan kembung 25 Ekor Sebagai bahan pengamatan pada praktikum
2. Alkohol Sebagai bahan pengawet gonad

Tabel 2. Alat yang digunakan

No. Alat Kegunaan

1. Penggaris Untuk mengukur Panjang tubuh dari Ikan


2. Pena Untuk menulis pada buku gambar praktium
3. Pengsil Untuk menggambarkan ikan
4. Serbet Untuk membersihkan alat-alat praktikum
5. Laporan sementara Untuk menuliskan data yang didapatkan
6. Buku Praktikum Untuk panduan dilaksanakan praktikum
7. Kamera Hp Untuk mendokumentasikan ikan
8. Gunting bedah Untuk membelah ikan
9. Pingset bedah Untuk memisahkan jaringan tubuh ikan
10. Botol sampler Untuk tempat menyimpan gonad

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum identifikasi ikan kembung dilakukan dengan


menggunakan metode pengamatan secara langsung. Metode pengamatan
9

digunakan untuk mengamati bagian-bagian dari ikan kembung, seperti Panjang


baku, Panjang total dari ikan kembung serta mengenai ciri seksualitas dari ikan
kembung dan serta.menghitung tingkat kematangan gonad dari ikan kembung.
Bagian-bagian ikan ini diamati dengan referensi buku “Penuntun Pratikum Biologi
perikanan”. Setelah ikan diamati, metode selajutnya adalah pendeskripsian bagian-
bagian tubuh ikan tadi secara terperinci yang ditulis kedalam laporan sementara.

3.4. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum pengenalan jenis dan identifikasi, seksualitas ikan dan


kematangan gonad ikan kembung yaitu pertama menggunakan jas laboratorium
secara sempurna setelah itu mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan selama
praktikum berlangsung, setelah memasuki ruangan mempersiapkan diri untuk
mengikuti kuis terlebih dahulu. Selesai kuis satu orang dari kelompok mengambil
peralatan laboratorium dan ikan yang akan digunakan dari asisten masing-masing.
Kemudian setelah ikan didapatkan pilih salah satu ikan yang paling bagus untuk di
foto diatas meja foto yang telah disediakan setelah itu beri label pada ikan dari
nomor 1-25 ikan supaya ikan tidak tertukar ketika ikan mulai diamati. Setelah itu
ukur bagian-bagian tubuh ikan, sesudah diukur lakukan pembedahan pada tubuh
ikan dengan alat bedah, dilakukan pengamatan terhadap gonad yang di miliki setiap
ikan.
Setelah dilakukan pengamatan gambarkan ikan pada laporan sementara
dan analisis bagian-bagian ikan dengan menggunakan buku penuntun praktikum
setelah di analisis catat hasil yang telah diamati kedalam laporan sementara dan
hasil dari laporan sementara yang telah selesai di serahkan kepada asistem
pembimbing. Selanjutnya hasil dari gonad yang di dapatkan di simpan pada botol
sampel yang diisi dengan larutan formalin sebagai bahan praktikan untuk minggu
depan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pada praktikum Pengenalan jenis ikan dan identifikasi, seksualitas ikan


dan kematangan gonad didapatkan hasil sebagai berikut.
A. Pengenalan jenis ikan dan identifikasi

Gambar 1. Ikan Kembung (Rastrellinger kanagurta)


Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan didapatkan hasil morfologi sebagai
berikut:
Hasil identifikasi ikan kembung (Rastrellinger kanagurta)
Klasifikasi ikan kembung lelaki menurut buku saanin (1984) adalah sebagai
berikut:
Nama lokal : Ikan kembung lelaki
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percommorphy
Famili : Scrombidae
Genus : Rastrellinger
Spesies : Rastrellinger kanagurta
11

Tabel 3. Perhitungan Morphometrik


No. Nama TL(cm) SL(cm) FL(cm) Hdl(cm) Bdh(cm)
1. Ikan 1 16 14 14,5 3,8 3,5
2. Ikan 2 15,5 13 14 3,5 3
3. Ikan 3 15,5 13 14 3,5 3,4
4. Ikan 4 16 13,5 14,5 3,5 3,5
5. Ikan 5 16,5 14 15 3,5 3,5
6. Ikan 6 16,5 13,5 15 3,7 3,5
7. Ikan 7 16,3 14 14,7 3,8 3,5
8. Ikan 8 15 13 13,5 3,5 3,2
9. Ikan 9 17,2 14,8 16 3,5 3,8
10. Ikan 10 15,3 13,2 13,7 3,5 3,3
11. Ikan 11 15,8 13,5 14,5 3,7 3,9
12. Ikan 12 15,3 12,6 14 3,7 3,5
13. Ikan 13 15,2 13 14 3,5 3,5
14. Ikan 14 14,5 12,5 13 3,3 3,3
15. Ikan 15 15 12,5 13,7 3,5 3,2
16. Ikan 16 15,7 13 14,2 3,5 3,5
17. Ikan 17 15,5 13 14 3,8 3, 5
18. Ikan 18 15,5 13 14 3,5 3,5
19. Ikan 19 15 17,5 13,5 3,3 3,3
20. Ikan 20 15 13 13,5 3,5 3,3
21. Ikan 21 16,5 14 15 3,5 3,7
22. Ikan 22 14,5 12,2 13,3 3,5 3,5
23. Ikan 23 15 13 13,5 3,3 3,3
24. Ikan 24 15,2 13 14 3,5 3,5
25. Ikan 25 15,2 13 14 3,5 3,5

B. Seksualitas ikan

1. ciri seksual primer


Pada praktikum seksualitas ikan untuk melihat penampakan ciri seksual
primer dilakukan dengan cara membedah tubuh bagian abdominal individu ikan.
12

Dari satu sampai dua puluh lima ikan yang di berikan dilakukan
pembedahan untuk mengeluarkan isi dari bagian perut ikan, dua puluh lima ekor
ikan yang sudah di bedah dan di pisahkan isi perutnya antara saluran pencernaan
dan gonad untuk mencari ikan yang memiliki testis dan ovari dan ditemukan bahwa
dari satu sampai dua puluh lima ikan terdapat tiga ekor ikan yang memilki ovari
yang dicirikan dengan adanya butiran-butiran telur yang dapat di lihat oleh mata
dan dirasakan serta ovari semakin membesar dan berwarna kekuningan dan mudah
untuk dipisahkan, butiran minyak tidak tampak dan sudah mengisi setengah sampai
dua pertiga dari rongga perut. Adapun tiga ekor ikan itu sudah sampai pada
kematangan gonad IV yaitu ikan nomor 12, ikan 19 dan ikan 22. Selain dari yang
ketiganya ikan-ikan yang lain masih belum terlihat bentuk gonadnya apakah testis
atau ovari karena masih pada tahap perkembangan gonad 1 atau 3 yaitu masih
berbentuk benang halus, permukaan jernih warna jernih serta permukaan kecil.
2. Ciri seksualitas sekunder
Penentuan jenis kelamin pada ikan selain dilihat dari seksualitas primernya
dapat di lihat juga secara sekunder yaitu dengan memperhatikan bentuk tubuh dan
ukuran tubuh ikan. Dimana pada ikan yang berkelamin jantan (testis) ukuran
tubuhnya lebih kecil sedangkan pada betina (ovari) memiliki bentuk tubuh lebih
besar serta kepala yang besar dan bentuk mulut yang runcing. Selain pada bentuk
tubuh ikan dapat dilihat dari warnanya, warna pada ikan jantan biru kehijauan
dengan terdapat dua sampai tiga baris totol-totol hitam, perut ikan jantan berwarna
keperakan, sirip punggung depan berwarna kekuningan dengan tepi hitam, sirip
ekor gelap serta sirip lainnya berwarna abu kehitaman dan jarak anatar sirip
punggung pertama dan kedua cukup jauh. Sedangkan pada betina warna tubuhnya
memiliki warna yang kontraks antara bagian punggung dan perut bagian atas nya
berwarna hijau keperak-perakan dengan bitnik-bintik hitam kecil dan sirip ekornya
berwarna kekuning-kuningan.

C. Kematangan Gonad

Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen
sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk
gonad dikali dengan 100%.
Rumus Indeks Kematangan Gonad (IKG)
13

𝐵𝐺
IKG = 𝐵𝑇 𝑥 100%

Keterangan : IKG : Indeks Kematangan Gonad


BG : Berat Gonad (gram)
BT : Berat Tubuh (gram)
1. Ikan no 12
𝐵𝐺
IKG : 𝐵𝑇 𝑥 100%
0,77
= 𝑥100%
45

= 0,017 %
2. Ikan no 19
𝐵𝐺
IKG : 𝐵𝑇 𝑥 100%
0,64
= 𝑥 100%
30

= 0,021 %
3. Ikan no 22
𝐵𝐺
IKG : 𝐵𝑇 𝑥 100%
0,82
= 𝑥 100 %
35

= 0,234 %
Tabel 4 : IKG ( Indeks Kematangan Gonad)
No Jenis kelamin TKG Berat Berat IKG
Ikan ♂ ♀ Gonad Tubuh
1. jantan I - 50 gr -
2. jantan I - 40 gr -
3. jantan I - 45 gr -
4. jantan I - 50 gr -
5. betina I - 50 gr -
6. betina I - 50 gr -
7. jantan I - 45 gr -
8. jantan I - 40 gr -
9. betina I - 60 gr -
10. jantan I - 40 gr -
11. betina I - 45 gr -
14

12. betina IV 0,77 gr 45 gr 0,17 gr


13. jantan I - 45 gr -
14. jantan I - 35 gr -
15. jantan I - 45 gr -
16. jantan I - 45 gr -
17. betina I - 50 gr -
18. jantan I - 30 gr -
19. betina IV 0,64 gr 30 gr 0,021 gr
20. jantan I - 35 gr -
21. jantan I - 50 gr -
22. betina IV 0,82 gr 35 gr 0,234 gr
23. jantan I - 40 gr -
24. jantan I - 40 gr -
25. jantan I - 40 gr -

Tingkat kematangan gonad pada ikan jantan dan betina pada tahap I-IV sebagai
berikut:

Jantan Betina
15

Gambar 2. Tingkat kematangan gonad


Tabel 5. Penentuan TKG secara morfologis
No TKG Jantan Betina
1. I Testes seperti benang lebih pendek Ovari seperti benang sampai
(terbatas) yang terlihat ujungnya di kerongga tubuh,warna jernih
Rongga tubuh dan berwarna jernih. permukaan kecil dan jernih.
2. II Ukuran testes lebih besar dan ber- Ukuran ovari lebih besar,
Warna putih susu serta bentuknya berwarna kekuningan, telur
Lebih jelas dari TKG I belum terlihat oleh mata.
3. III Permukaan testes tanpak bergerigi Ovari berwarna kuning, seca-
Warna makin putih, ukuran testes ra morfologi telur mulai kel-
Makin besar dan dalam keadaan di ihatan butirnya oleh mata.
Awetkan mudah putus.
4 IV Seperti pada tingkat III tanpak jel- Ovari semakin besar, telur
as dan testes semakin pejal berwarna kuning dan mudah
dipisahkan, butir minyak
tidak tampak, mengisi 1/2-1/3
rongga perut.
16

5. V Testes bagian belakang kempis Ovari berkerut, dinding tebal,


Dan dibagian dekat pelepasan butir telur sisi terdapat di de-
Masih berisih. kat pelepasan banyak seperti
Tingkat III.

Saluran pencernaan pada ikan kembung

Gambar 3. Saluran pencernaan

4.2. Pembahasan

Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap ikan kembung


mengenai morfologi dan identifikasinya didapat kan data dari tabel morfometrik
bahwa Panjang rata-rata total dari dua puluh lima ikan yaitu berkisar dari 15-17 cm,
selain Panjang total nya didapat pula Panjang rata-rata baku/standart ikan kembung
yang berkisar 12-17cm, Panjang rata-rata fork ikan kembung berkisar 13-16 cm,
dan Panjang rata-rata kepala antara 3-4 cm serta lebar badan ikan kembung berkisar
antara 3-4 cm.
Mengenal jenis kelamin pada ikan dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri
dari ikan tersebut. adaapun ciri-ciri yang dapat dilihat yaitu ciri primer dan
sekunder. Ciri primer dapat dilihat dengan cara membedah tubuh ikan dan
mengambil gonad dan diamati apakah berbentuk testis atau ovari, selain dilihat dari
ciri primer jenis kelamin pada ikan dilihat dari ciri sekunder yaitu mengamati
bentuk tubuh seperti ukuran tubuh, bentuk tengkuk kepala, halus kasarnya
permukaan kepala dan masih banyak lagi. Pada praktikum ini didapatkan bahwa
ikan yang berkelamin jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dari pada betina, kepala
17

ikan jantan lebih kecil dari Pada betina. Selain dari ukuran tubuh dapat dilihat dari
warna tubuh ikan untuk ikan jantan warna tubuhnya lebih cerah yaitu biru
kehijauan, sirip punggung dan ekor nya berwarna hitam kegelapan sedangkan pada
betina berwarna hijau keperakan dan sirip punggung dan ekornya tidak terlalu
gelap. Dari tabel didapatkan bahwa ikan yang berkelamin jantan sebanyak tujuh
belas ekor dan betina sebanyak delapan ekor.
Setelah mengetahui jenis kelamin dari pada ikan selanjutnya kita
mengamati tingkat kematangan gonad pada ikan. Tingkat kematangan gonad pada
setiap ikan berbeda-beda tergantung pada ukuran/bentuk tubuh ikan dari dua puluh
jenis ikan yang diamati didapatkan hasil bahwa Sebagian besar ikan masih pada
tingkat kematangan gonad I dan hanya tiga individu ikan yang berada pada tingkat
kematangan gonad IV. Jadi tingkat kematangan gonad tertinggi pada praktikum ini
pada tingkat IV. Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada praktikum ini
digunakan rumus yaitu dengan membagi berat godan dan berat tubuh di kali 100%.
untuk berat dari dua puluh lima ikan ini berkisar diantara 30-60 gram. Dan di
dapatkan indeks kematangan gonad terbesar yaitu 0,234% dan yang terkecil yaitu
0,017%.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai salah satu jenis


sumberdaya ikan pelagis kecil memiliki peranan yang penting bagi produksi
perikanan laut. untuk mengidentifikasi ikan kembung dapat dilihat dengan
menggunakan data meristic dan morfometrik. Untuk melihat seksualitas pada ikan
di lakukan dnegan cara primer yaitu dengan membedah ikan dan cara sekunder
dengan melihat bentuk tubuh ikan. Dari dua puluh lima ikan yang diberikan terdapat
tiga ekor ikan yang dapat dilihat bentuk ovari dan pada tingkat kematangan gonad
IV dan lainnya pada masih pada tingkat kematangan gonad I atau III.
Pada tingkat kematangan gonad terjadi perbedaan dimana perbedaan ini
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain perbedaan spesies, kebiasaan makan,
umur, ukuran serta kondisi fisiologis dari ikan tersebut. perbandingan antara indeks
kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastrellinger kanagurta) betina dan jantan
yaitu lebih besar ikan betina.

5.2. Saran

Perlu dilakukan pengamatan yang lebih lanjut untuk melihat gonad ikan
testes atau gonad dan saluran pencernaan pada ikan. Supaya dapat memperdalam
pengetahuan tentang ikan kembung.
DAFTAR PUSTAKA

Hariati, T., Zamroni, A., & Setiawan, R. 2017. Sebaran Panjang FL, Tingkat
Kematangan Gonad dan Komposisi Makanan Ikan Kembung (Rastrelliger
brachyosoma) pada bulan Nopember 2006 dI Perairan Pantai Kalimantan
Barat. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 2 5, 253-258.
Indaryanto, F. R., Tiuria, R., & Yusli Wardiatno, Z. 2019. Ikan Kembung
{Scombridae: Rastrelliger sp.} Genetik, Biologi, Reproduksi, Habitat,
Penyebaran, Pertumbuhan, dan Penyakit. PT Penerbit IPB Press.
Islam, A. D. 2002. Kajian Morfometrik Dan Meristik Ikan Kembung (Rastrelliger
Sp) Yang Didaratkan Di Kabupaten Padang Pariaman Dan Kota Pariaman.
Article of Undergraduate Research, Faculty of Fisheries and Marine
Science, Bung Hatta University, 20 2, 1-2.
Kasmi, M. S. Hadi & W. Kantun. 2017. Biologi reproduksi ikan kembung lelaki,
Rastreliger kanagurta Cuvier, 1816 di perairan pesisir Takalar, Sulawesi
Selatan. Jurnal Iktiologi Indonesia, 17 3, 259-271.
Lukman, E. I. Kajian Aspek Pertumbuhan, Reproduksi, dan Kebiasaan Makan Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) di Perairan Selat
sunda.
Nasution, M. A., Kamal, M. M., & Azis, K. A. 2015. Pertumbuhan Dan Reproduksi
Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger Kanagurta Cuvier 1817) Yang
Didaratkan Di Ppn Palabuhan Ratu. Jurnal Perikanan Tropis, 2(1).
Prahadina, V. D., Boer, M., & Fahrudin, A. 2015. Sumberdaya ikan kembung
(Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) di perairan selat sunda yang
didaratkan di PPP Labuan, Banten (Resources of Indian Mackerel
(Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) in Sunda Strait Water that Landed on
PPP Labuan, Banten). Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries
Technology and Management, 6 2, 169-175.
Susanti, E., Setyanto, A., Setyohadi, D., & Jatmiko, I. 2019. Studi aspek reproduksi
ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) pada musim
peralihan di selat madura. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 11 1,
45-58.
Telleng, A. T. R. 2010. Perikanan tangkap kembung (Rastrelliger sp.) di perairan
sekitar Teluk Buyat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 1 1, 51-
59.
Utami, M. N. F., Redjeki, S., & Supriyantini, E. 2014. Komposisi isi lambung ikan
kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Rembang. Journal of Marine
Research, 3 2 , 99-106.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bahan yang digunakan

Ikan kembung (Rastrellinger kanagurta)

Lampiran 2. Alat yang digunakan

Pena Serbet camera Buku Penuntun

Pengsil & Laporan sementara


Penggaris Guntinng bedah
penghapus

Anda mungkin juga menyukai