Anda di halaman 1dari 35

i

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

MORFOMETRIK DAN PERHITUNGAN MERISTIK TUBUH


IKAN BELIDA (Notopterus borneensis), IKAN BAWAL PUTIH
(Pampus argenteus), IKAN KAPIEK (Barbodes schwanenfeldi)

OLEH:
WAFIQ AZIZAH HARAHAP
2204113716
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
SENIN/SESI 2/10.30-12.30
KELOMPOK 6
ANNISA JULITA, S.Pi

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
ii

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat
kesehatan dan kesempatan yang Ia berikan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Ikhtiologi dengan judul “MORFOMETRIK
DAN PERHITUNGAN MERISTIK TUBUH IKAN BELIDA (Notopterus
borneensis), IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus), IKAN KAPIEK
(Barbodes schwanenfeldi)” dapat saya selesaikan tepat pada yang waktu yang
telah ditentukan.
Rasa terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Kak
Annisa Julita S.pi selaku asisten laboratorium saya beserta kakak asisten lab.
Lainnya, Dosen pengampu mata kuliah Ikhtiologi dan juga rekan kelompok saya
serta semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan laporan ini, dan
tidak lupa juga terimakasih saya ucapkan kepada kedua orangtua saya yang selalu
mendo’akan saya dalam setiap langkah.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kesalahan-kesalahan dalam penilisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki
kesalahan dalam penulisan laporan.
Selain itu, dengan laporan ini saya juga mengharapkan ada banyak
manfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan dalam mata kuliah
ini, terutama yang berhubungan dengan morfologi tubuh ikan.Sekian kata
pengantar yang dapat saya tulis, jika ada kesalahan dalam penyebutan kata saya
minta maaf.

Pekanbaru, 07 Maret 2023

Wafiq azizah harahap

DAFTAR ISI
iii

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang......................................................................... 1
I.2 Tujuan Praktikum.................................................................... 3
I.3 Manfaat Praktikum.................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis)....................................... 4
2.2 Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus).................................... 5
2.3 Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi)................................... 7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat..................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan......................................................................... 8
3.2 Metode Praktikum.................................................................... 8
3.3 Prosedur Praktikum.................................................................. 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum........................................................................ 10
4.1.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis)............................... 10
4.1.2 Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)............................ 13
4.1.3 Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi............................ 16
4.2 Pembahasan Praktikum............................................................ 19
4.2.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis)............................... 19
4.2.2 Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)............................ 20
4.2.3 Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi).......................... 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................... 24
5.2 Saran......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
iv

Gambar Ikan Halaman


1. Ikan Belida (Notopterus borneensis).................................................. 10
2. Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)............................................... 13
3. Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi).............................................. 16
v

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat .................................................................................................. 8
2. Bahan................................................................................................ 8
3. Morfometrik Ikan Belida.................................................................. 11
4. Meristik Ikan Belida......................................................................... 12
5. Morfometrik Ikan Bawal Putih........................................................ 14
6. Meristik Ikan Bawal putih............................................................... 15
7. Morfometrik Ikan Kapiek................................................................. 17
8. Meristik Ikan Kapiek....................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN
vi

Lampiran Halaman
1. Alat...................................................................................................... 28
2. Bahan................................................................................................... 29
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang, aquatik,


termasuk kelompok hewan berdarah dingin dan bernafas dengan insang (Fitrah,
2016). Ikan adalah penghuni perairan di dalam ekosistem diperairan air tawar,
yaitu pada perairan sungai, danau, perairan rawa, payau dan laut bebas (Fauziah,
2017). Ikan menunjukkan keragaman bentuk, ukuran, dan warna yang
menakjubkan. Penetapan batas dan pengenalan jenis ikan tidak hanya penting
dalam bidang taksonomi dan sistematika saja, tetapi juga termasuk persyaratan
dalam studi sejarah alam, ekologi, pengelolaan perikanan, penelususran pola
penyebaran telur dan larva, estimasi daerah rekrutmen, pemijahan dan otentikasi
produk makanan (Omer, 2017).

Karakter morfometrik sangat kunci penting dalam sebuah kajian


sistematika dalam iktiologi. Data ini berguna untukmemeriksa dan menampilkan
perbedaan bentuk secara grafis. Morfometik juga sangat penting untuk
membedakan spesies ikan (Batubara, 2018).

Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang


digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir,
panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pengukuran morfometrik
merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan. Ciri
meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena
sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang
dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea
literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi
permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut,
salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan
larva ikan. Dalam mempelajari tentang ikan, ada yang dikenal dengan ilmu
morfologi ikan dan sistem integument pada ikan yaitu mempelajari ikan dari
bagian-bagian yang terluar seperti dengan melihat bentuk tubuh maupun bentuk
2

mulut serta bentuk sisik, secara umum ikan mempunyai sifat atau ciri-ciri serta
bentuk yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lainnya.
Akan tetapi, ikan mempunyai bentuk-bentuk dan pola yang sama yaitu terdiri
dari tiga bagian utama, antara lain kepala, badan dan ekor.

Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di


Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau
milimeter (mm), tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini
disebut ukuran mutlak. Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti,
sebaiknya menggunakan jangka sorong (calipper). Adalah suatu hal yang tidak
mungkin untuk memberikan ukuran bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak
(misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi. Ukuran yang digunakan untuk
identifikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang
memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan
yang dinyatakan di dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama
dengan seperlima panjang total tubuhnya.

Metode morfometrik ada dua jenis yaitu morfometri tradisional adalah


perbandingan antara univariate karakter meristik dan morfometrik seperti
panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang mampu mengidentifikasi
perbedaan antar species. Kekurangan dari morfometri tradisional ini yaitu
seringkali terjadi kegagalan dalam pengidentifikasian perbedaan anara galur
populasi.

Truss morphometrics yaitu upaya menggambarkan bentuk ikan dengan


cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-titik patokan.
Kelebihan dari truss morphometrics adalah memberikan gambaran yang lebih
menyeluruh dan menghasilkan karakterisasi geometrik bentuk tubuh ikan secara
lebih sistematis dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk tubuh.
3

1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfometrik dan
meristik pada ikan, serta mempelajari bagian tubuh ikan apa saja yang termasuk
ke dalam morfometrik dan meristik pada setiap tubuh ikan. Praktikum ini juga
merupakan bagian dari mata kuliah Ikhtiologi yang harus diikuti dan dilakukan
oleh semua Mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah kita dapat
mempelajari morfometrik dan meristik ikan serta belajar bagaimana cara
mengukur dan menghitung setiap tubuh ikan. Sehingga kita dapat
mengidentifikasi ikan serta bagian tubuh ikan dengan baik dan benar.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pengukuran tentang morfometrik dan perhitungan jumlah meristik masih
menjadi sebuah metode penelitian yang mudah dan bersifat otentik yang
dilakukan untuk melakukan identifikasi specimen (disebut dengan sistematika
morfologi) (Rahman, 2015). Morfometrik truss mengamati semua jarak antar
titik truss pada tubuh, kemudian dibandingkan dengan panjang standar untuk
mendapatkan nilai yang konstan meskipun ukuran ikan yang diamati bervariasi
(Utarini, 2021).

Mofometrik adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau


bagian tubuh ikan misal nya panjang total, panjang baku, lebar badan, panjang
sirip, lebar mata, panjang cagak, dan sebagainya sedangkan meristik adalah ciri-
ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu pada tubuh ikan misalnya
jumlah sisik, Bentuk tubuh, Pola warna, Bentuk moncong, Bentuk ekor dan
sebagainya. sedangkan meristik adalah sifat-sifat yang menunjukan jumlah
bagian-bagian tubuh luar sperti bentuk dan jumlah yang digunakan untuk
penentuan klasifikasi. Ukuran dalam mofometrik adalah jarak antara satu bagian
tubuh ke bagian lainnya, misalnya jarak antara ujung kepala sampai dengan
pelipatan batang ekor (panjang baku). Ukuran ini disebut dengan ukuran mutlak
yang biasanya dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter. Morfometrik
adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya
panjang total. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan
sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan.

Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya,


karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan
yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang
linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies.
2.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis)
Karakter morfologi ikan belida memiliki bentuk tubuh pipih, mulai dari
samping oval memanjang, pada bagian punggung nampak menonjol. Ikan ini
mirip seperti pisau, sehingga memiliki nama dagang yaitu knife fishes. Bentuk
kepala dekat punggung relatif lurus dan bersisik. Mulut ikan belida protaktil
(dapat disembulkan), posisi mulut terminal dan tidak memiliki sungut. Ukuran
5

bukaan mulut pada ikan belida besar karena ikan belida termasuk jenis ikan
karnivora. Pada ikan dewasa berwarna coklat merata dan bentuk punggung kepala
agak cekung, mempunyai pita warna gelap seluruh badannya; badan kepala
berwarna putih-perak dengan banyak titik-titik abu-abu kecil. Ikan ini memiliki
sisik disekeliling tubuhnya, dengan bentuk sisik cycloid (Mulyani & Budijono,
Vol. 7 No.2 Desember 2020)
Kisaran ukuran terpanjang ditemukan pada karakteristik panjang total (TL)
ikan betina yaitu 135-270 mm, dan yang terpendek pada karakteristik panjang
moncong (SNL) yaitu 1,3-1,8 mm pada ikan jantan. Dari beberapa data
pengamatan penelitian terdahulu pada ikan belida N. notopterus panjang total
(TL) yaitu 293 mm, 154-264 mm (Isa et al, 2010), panjang total ikan belida jantan
yaitu 120-232 mm dan panjang total belida betina yaitu 130-249 mm (Gustomi et
al, 2016) dan 154-261 mm (Kaushik et al, 2019).
Identifikasi unit populasi berdasarkan karakter morfologi diindikasikan oleh
scaterplot dua akar pertama kanonical variate (Gambar 2). Unit populasi
digambarkan sebagai kesatuan individual yang mengelompok dan berbeda dari
kelompok individual yang lain. Individual yang mengelompok divalidasi dengan
tingkat klasifikasi benar yang diestimasi dari prosedur validasi silang dan
perbedaan kelompok individual berdasarkan analisis kluster jarak euclidance.
Pengelompokkan dan pemisahan populasi ikan belida, terlihat memiliki pola
mengelompok pada ikan belida jantan, khususnya pada karakter,morfometrik.
(Wibowo, 2013)
2.2 Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)
Ikan bawal Putih ini merupakan salah satu ikan yang mampu berenang
cepat. Pada usia sekitar 10 hari bentuk tubuhnya sedikit lebih besar. tubuh ikan
Putih Ekor Pendek ketika berukuran kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik
kuning pada bagian badan tertentu. Semakin bertumbuhnya ikan bawal Putih Ekor
Pendek maka warna tubuh berangsur berubah menjadi putih dengan bentuk badan
gepeng membulat (Febrianti et al. 2016)
Menurut Ahli perikanan yang bernama Saanin (1968, 1984), Ikan Bawal
pada umumnya hidup bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras tetapi di
temukan pula di daerah yang airnya tenang, terutama saat masih menjadi benih.
6

Ikan bawal meruakan ikan introduksi dari Negara Brazil, ikan ini sudah menyebar
di berbagai Negara, seperti Asia Tenggara dan Amerika. Ikan ini mempunyai
panjang maksimal ± 90 cm.
Salah satu ikan yang banyak dibudidayakan atau ikan yang di pelihara
adalah ikan bawal. Ikan bawal ini biasanya berada di perairan air tawar. Dan di
Negara Indonesia, ikan bawal biasa ditemukan di beberapa tempat seperti Laut
Jawa, Selat Malaka, sepanjang perairan Kalimantan, Sulawesi Selatan, Laut
Arafuru, hingga utara yakni teluk Bengal.
Menurut Abbas (2002) Ciri-ciri ikan bawal yakni salah satunya bisa hidup
dengan berenang dan membentuk sebuah kelompok kecil. Bahkan terkadang
bergerombol dan bergabung dengan kelompok ikan yang lainnya di dasar air,
misalnya seperti udang maupun yang lainnya. Ikan bawal juga memiliki warna
tubuh yang bisa dibilang cenderung mengarah ke gelap. Di bagian sirip ekor ikan
bawal ada sebuh garis hitam yang ada di bagian pangka. Ikan bawal biasanya
cenderung herbivore, karnivora atau justru bersifat omnivore. Hal ini karena ikan
bawal memakan berbagai tumbuh-tumbuhan maupun tanaman dan daging.
Ikan Bawal adalah ikan yang memiliki warna tubuh yang bisa dibilang
cenderung mengarah ke gelap. Di bagian sirip ekor ikan bawal ada sebuh garis
hitam yang ada di bagian pangkal. Ikan bawal biasanya cenderung herbivore,
karnivora atau justru bersifat omnivore. Ikan Bawal juga menjadi salah satu ikan
yang banyak dibudidayakan atau ikan yang di pelihara.penelitin yang sudah di
lakukan (Salim, et al.,2020) mengenai model Bio-eksploitasi dan Bio-ecological
dari ikan bawal (Pampus argenteus) yang terdapat di pesisir kota tarakan, namun
penelitian mengenai Studi Morfometrik Dan MeristickIkan Bawal Putih Ekor
Pendek (Pampus chinensis) Ikan Bawal Putih Ekor Panjang (pampus argenteus)
Dan Ikan Bawal Hitam (parastromateus niger) Hasil Tangkapan Trawl Di Perairan
Pulau Bunyu jarang di lakukan.

2.3 Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi)


Ikan Lemeduk merupakan spesies ikan yang memiliki nama lain yaitu ikan
Lampam, Barbonymus schwanefeldii, Barbus pentazona schwanefeldii, Barbus
7

schwanenfeldii, Systomus schwanenfeldii, Barbodes schwanenfeldii. Selain itu,


ikan lampam (tinfoil barb) memiliki nama lokal ikan kepiat, ikan lempam, ikan
sala, ikan tenadak merah dan juga ikan kapiek (Rahman, 2015). Barbonymus
termasuk dalam family Cyprinidae, dan spesies ini merupakan ikan air tawar
sejati yang bersifat omnivore namun cenderung herbivora. Selain konsumsi,
spesies Barbonymus juga merupakan ikan hias yang popular karena warna dan
perilakunya yang mempesona (Batubara, 2018). Habitat ikan Barbodes
schwanenfeldii yaitu berada di sungai banjiran serta sungai berukuran kecil di
dalam sebuah hutan yang memiliki arus rendah (Sukmono, 2017).
Menurut Rahman (2015), Ikan Barbodes schwanenfeldii spesies ini memiliki
bentuk badan bulat telur yang memanjang jika diamati dari bagian sampingnya,
serta agak berbentuk pipih tegak jika diamati dari bagian depan, dimana bagian
perutnya agak berbentuk bundar. Untuk posisi mulut berada di terminal yang
dilengkapi dengan sungut sebanyak dua buah (mulut agak disembulkan), memiliki
sirip lengkap yang hanya terdapat 1 sirip di bagian dorsal dan sisiknya memiliki
ukuran relatif besar. Bagian punggung terdapat sirip yang berwarna merah dengan
warna hitam dibagian ujungnya, serta sirip bagian perut maupun bagian dubur
memiliki warna oranye/warna merah yang memiliki garis berwarna hitam
dibagian tepi sepanjang cupang pada sirip ekor. Selain itu, ikan jenis ini juga
memiliki garis berupa linea literalis berbentuk sedikit melengkung dengan garis
lengkap dan jelas tak teroutus, yang memanjang dari bagian belakang penutup
insang sampai batang ekor. Salah satu karakteristik ikan Barbodes schwanenfeldii
yaitu panjang moncong lebih pendek dibandingkan diameter mata.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


8

Praktikum ikhtiologi yaitu Pengenalan Morfometrik dan perhitungan


meristik tubuh ikan dilakukan di Laboratorium Biologi perairan pada hari Senin 6
Maret 2023, jam 10.00-12.30.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
Tabel 1. Alat
No. Alat Kegunaan
1. Nampan Sebagai wadah meletakkan ikan
2. Serbet alat untuk membersihkan peralatan
3. Alat Tulis alat untuk menulis deskripsi ikan
4. Penggaris 30 cm Alat untuk mengukur ikan
5. Handphone Sebagai alat dokumentasi ikan
6. Buku Gambar Buku tempat menggambar ikan
7. Buku Identifikasi Ikan Untuk mengidentifikasi ikan yang diamati
8. Buku Penuntun Praktikum Pedoman dalam melakukan praktikum
Tabel 2. Bahan
No. Nama Bahan
1. Ikan Belida (Notopterus borneensis)
2. Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)
3. Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi)
3.3 Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan adalah pengamatan, identifikasi, dan
penulisan laporan langsung, deskripsi morfometrik dan meristik yang meliputi
pengukuran dan perhitungan bagian seluruh tubuh ikan. Selain itu, praktikum ini
berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi & buku taksonomi atau
saanin.

3.4 Prosedur praktikum


Dalam melakukan praktikum, ikan yang di jadikan objek praktikum terlebih
dahulu dibersihkan kemudian diletakkan di atas nampan.Lalu mengamati bentuk
tubuhnya, mengamati morfometrik tubuh ikan yang dapat di ukur, yaitu mulai dari
9

ujung hidung sampai dengan ujung ekor. Kemudian mengamati bagian tubuh
meristik ikan atau bagian tubuh yang dapat di hitung seperti Panjang jari jari sirip,
jumlah linea lateralis, perhitungan jumlah sisik, dan sebagainya.
Gambarlah ikan sampel pada buku penuntun dan dibuat klasifikasinya dari
ordo hingga spesies serta habitat dan nama lokalnya. Selanjutnya, buatlah
deskripsi ikan meliputi morfometrik dan juga meristiknya, kemudian hasilnya di
masukan ke dalam tablel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Adapun hasil yang di peroleh pada praktikum ini adalah sebgai berikut:
10

4.1.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis)

Gambar 1. Ikan Belida (Notopterus borneensis)


Adapun taksonomi ikan Belida adalah sebagai berikut:
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Notopteridae
Genus : Chitala
Spesies : Chitala borneensis
Notopterus borneensis
Adapun hasil ciri morfometrik Ikan Belida (Notopterus borneensis) yang
diperoleh dari pengukuran menggunakan penggaris adalah sebagai berikut:
Table 3 : Morfometrik ikan Belida
Hasil Pengukuran
No Bagian tubuh yang di ukur Ikan Belida
(Notopterus borneensis)
11

1 Panjang total 23 cm
2 Panjang Baku 20 cm
3 Panjang Kepala Bagian Dorsal 4 cm
4 Panjang kepala bagian lateral 4,5 cm
5 Panjang pre dorsal 8,5 cm
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 9 cm
7 Panjang pangkal ekor-anal 11 cm
8 Panjang anal pelvik 3 cm
9 Tinggi kepala dimata 2 cm
10 Tinggi kepala ditengkuk 3 cm
11 Tinggi badan di pelvik 7,5 cm
12 Tinggi badan di awal dorsal 6 cm
13 Tinggi badan di akhir anal 5,5 cm
14 Tinggi batang ekor 2,5 cm
15 Tinggi dasar ekor -
16 Diameter bola mata 1,5 cm
17 Panjang dasar sirip pectoral 3 cm
18 Panjang dasar sirip dorsal 2,5 cm
19 Panjang sirip pelvik 1 cm
20 Panjang dasar sirip anal 9 cm
21 Panjang sungut -
22 P. jari-jari sirip dorsal terpanjang 2,5 cm
23 P. jari-jari sirip pectoral terpanjang 3 cm
24 P. cuping sirip ekor bagian atas 2 cm
25 P. cuping sirip ekor bagian atas 3 cm
Adapun hasil ciri meristik Ikan Belida (Notopterus borneensis) yang
diperoleh yaitu:
Tabel 4 : pengukuran meristik Ikan Belida
12

No Parameter Jumlah

1. Jari-jari sirip keras :


Sirip D -
Sirip C -
Sirip A -
Sirip P -
Sirip V -
2. Jari-jari sirip lemah :
Sirip D 6
Sirip C 15
Sirip A 30
Sirip P 12
Sirip V 18
Perumusan sirip :
Sirip D D.6
Sirip C C. 15
Sirip A A.30
Sirip P P.12
Sirip V V.18

3. Sisik
- Sisik didepan sirip punggung 40
- Sisik di pipi 9
- Sisik di keliling badan 120
- Sisik di batang ekor 15
- Sisik di garis rusuk 95
- Sisik di atas garis rusuk 25
- Sisik di bawah garis rusuk 35

4.1.2 Ikan Bawal putih (Pampus argenteus)


13

Gambar 2. Ikan Bawal putih (Pampus argenteus)


Adapun taksonomi ikan Beawal putih adalah sebagai berikut:
Ordo : Perciformes
Famili : Stromateidae
Genus : Pampus
Spesies : Pampus argenteus

Adapun hasil ciri morfometrik Ikan Bawal putih (Pampus argenteus)


yang diperoleh dari pengukuran menggunakan penggaris adalah sebagai berikut:
14

Table 5 : Morfometrik ikan Bawal putih


No Bagian tubuh yang di ukur Hasil Pengukuran Ikan
Bawal Putih
(Pampus argenteus)

1 Panjang total 12 cm
2 Panjang Baku 9 cm
3 Panjang Kepala Bagian Dorsal 2,5 cm
4 Panjang kepala bagian lateral 3,5 cm
5 Panjang pre dorsal 1,3 cm
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 1 cm
7 Panjang pangkal ekor-anal 1 cm
8 Panjang anal pelvik - cm
9 Tinggi kepala dimata 3 cm
10 Tinggi kepala ditengkuk 4,5 cm
11 Tinggi badan di pelvik - cm
12 Tinggi badan di awal dorsal 5 cm
13 Tinggi badan di akhir anal 4 cm
14 Tinggi batang ekor 1 cm
15 Tinggi dasar ekor 1 cm
16 Diameter bola mata 1,5 cm
17 Panjang dasar sirip pectoral 3 cm
18 Panjang dasar sirip dorsal 4,5 cm
19 Panjang sirip pelvik - cm
20 Panjang dasar sirip anal 5 cm
21 Panjang sungut - cm
22 P. jari-jari sirip dorsal terpanjang 1 cm
23 P. jari-jari sirip pectoral terpanjang 6 cm
24 P. cuping sirip ekor bagian atas 3,5 cm
25 P. cuping sirip ekor bagian atas 1 cm
15

Adapun hasil ciri meristik Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) yang
diperoleh yaitu:
Tabel 6 : meristik Ikan Bawal Putih

No Parameter jumlah

1. Jari-jari sirip keras :


Sirip D III
Sirip C II
Sirip A II
Sirip P I
Sirip V -
2. Jari-jari sirip lemah :
Sirip D 21
Sirip C 9
Sirip A 22
Sirip P 10
Sirip V -
Perumusan sirip :

Sirip D D.III. 21
Sirip C C. II.9
Sirip A A.II.22
Sirip P P.I.10
Sirip V -

3. Sisik Tidak ada sisik


16

4.1.3 Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi )

Gambar 3. Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi)

Adapun taksonomi ikan Kapiek adalah sebagai berikut:


Ordo : Ostaropliysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Barbodes schwanenfeldi

Adapun hasil ciri morfometrik Ikan kapiek (Barbodes schwanenfeldi )


yang diperoleh dari pengukuran menggunakan penggaris adalah sebagai berikut:
17

Table 7 : Morfometrik Ikan Kapiek


Hasil Pengukuran
No Bagian tubuh yang di ukur Ikan Kapiek (Barbodes
schwanenfeldi)

1 Panjang total 13 cm
2 Panjang Baku 10 cm
3 Panjang Kepala Bagian Dorsal 1,6 cm
4 Panjang kepala bagian lateral 2,6 cm
5 Panjang pre dorsal 3,9 cm
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 2,7 cm
7 Panjang pangkal ekor-anal 1,3 cm
8 Panjang anal pelvik 2 cm
9 Tinggi kepala dimata 0,5 cm
10 Tinggi kepala ditengkuk 2,1 cm
11 Tinggi badan di pelvik 3,6 cm
12 Tinggi badan di awal dorsal 3,9 cm
13 Tinggi badan di akhir anal 2,2 cm
14 Tinggi batang ekor 1,4 cm
15 Tinggi dasar ekor 1 cm
16 Diameter bola mata 1 cm
17 Panjang dasar sirip pectoral 0,8 cm
18 Panjang dasar sirip dorsal 1,6 cm
19 Panjang sirip pelvik 1 cm
20 Panjang dasar sirip anal 1 cm
21 Panjang sungut -
22 P. jari-jari sirip dorsal terpanjang 2,1 cm
23 P. jari-jari sirip pectoral terpanjang 2 cm
24 P. cuping sirip ekor bagian atas 3 cm
25 P. cuping sirip ekor bagian atas 3 cm
Adapun hasil ciri meristik Ikan kapiek (Barbodes schwanenfeldi) yang
18

diperoleh yaitu:
Tabel 8 : pengukuran meristik Ikan kapiek

No Parameter Jumlah

1. Jari-jari sirip keras :


Sirip D I
Sirip C I
Sirip A I
Sirip P I
Sirip V I
2. Jari-jari sirip lemah :
Sirip D 8
Sirip C 8
Sirip A 7
Sirip P 6
Sirip V 13
Perumusan sirip :
Sirip D D.I.8
Sirip C C.I.8
Sirip A A.I.7
Sirip P P.I.6
Sirip V V.I13

3. Sisik
- Sisik didepan sirip punggung 16
- Sisik di pipi 0
- Sisik di keliling badan 24
- Sisik di batang ekor 16
- Sisik di garis rusuk 34
- Sisik di atas garis rusuk 7
- Sisik di bawah garis rusuk 7
19

4.2 Pembahasan
4.2.1 Ikan Belida (Notopterus borneensis )
Pada praktikum yang dilakukan di lab biologi perairan mengenai
morfometrik dan meristik ikan dengan metode pengamatan dapat diketahui bahwa
morfometrik dari objek pertama yaitu ikan Belida adalah panjang total yaitu jarak
garis lurus yang diukur dari ujung hidung sampai ke ujung sirip ekor yang
disatukan dari ikan kapas adalah 13 cm untuk panjang baku yaitu jarak garis lurus
yang diukur dari ujung hidung sampai ke dasar sirip ekor ataupun permulaan
tulang adalah 20 cm panjang kepala bagian dorsal yaitu jarak garis lurus mulai
dari awal ujung mulut sampai ke akhir dari tengkorak kepala panjangnya 4 cm
panjang kepala bagian lateral yaitu jarak garis lurus mulai dari ujung mulut
sampai ke bagian terakhir dari operkulum panjangnya yaitu 4.5 cm panjang
predorsal yaitu jarak garis lurus mulai dari bagian akhir tengkorak kepala sampai
ke awal dasar sirip punggung panjangnya 8,5 cm panjang pangkal ekor dorsal
yaitu jarak garis lurus dari pangkal sirip ekor sampai ke dasar bagian belakang
sirip dorsal panjangnya 9 cm panjang anal pelvik yaitu jarak garis lurus dari
pangkal pelvik sampai ke dasar bagian awal sirip anal panjangnya 3 cm tinggi
kepala di mata yaitu jarak garis lurus dari sisi atas kepala sampai sisi bawah
kepala yang melewati mata yaitu 2 cm tinggi kepala ditengkuk yaitu jarak garis
lurus dari tengkuk sampai ke sisi bawah kepala panjangnya 3 cm, Tinggi badan di
pelvik yaitu jarak garis lurus dari bagian perut sampai ke bagian punggung
melalui dasar sirip pelvik panjangnya 7,5 cm tinggi badan di dorsal yaitu jarak
garis lurus dari awal dasar sampai ke bagian bawah badan panjangnya 6 cm tinggi
badan di akhir anal yaitu jarak garis lurus dari akhir anal sampai ke bagian atas
badan panjangnya 5,5 cm tinggi batang ekor yaitu jarak garis lurus pada bagian
tersempit dari batang ekor panjangnya 2,5 cm tinggi dasar ekor yaitu jarak garis
lurus pada bagian tersempit dari batang ekor tinggi dasar ekor jarak garis lurus
pada kedua sisi batang ekor panjangnya 0(tidak memiliki) cm. Diameter bola mata
yaitu panjang garis tengah bola mata yang diukur dari pinggir rongga mata
panjangnya 1,5 cm panjang dasar sirip pektoral yaitu panjang sirip terpanjang
menurut arah jari-jari sirip diukur dari bagian dasar yang paling ke muka sampai
ke puncak sirip panjangnya 3 cm panjang dasar sirip dorsal jarak garis lurus dari
20

awal sampai ke bagian akhir dari dorsal panjangnya 2,5 cm pada ikan belida tidak
ada ditemukan sungut .panjang jari-jari dorsal terpanjang yaitu jarak garis lurus
dari dasar sirip dorsal sampai ke ujung jari sirip yang terpanjang yaitu 2,5 cm
panjang jari-jari vektoral terpanjang yaitu jarak garis lurus dari dasar sampai ke
ujung jari sirip yang terpanjang panjangnya yaitu 3 cm panjang keping sirip ekor
bagian atas 2 cm dan panjang cuping ekor bagian bawah panjangnya 3 cm.
Meristik dari ikan belidan antara lain yaitu jari-jari sirip,jari jari sirip pada
ikan belida hanya memiliki jari jari lemah saja. jari-jari sirip dorsal atau sirip
punggung adalah jari sirip lemahnya ada 6 (D.16). Sirip pectoral atau sirip dada,
jari-jari sirip lemah yaitu 12 (P.12) , Jari-jari sirip ventralnya lemah ada 18 jari-
jari sirip (V.18) , Jari-jari sirip caudal jari-jari lemah yaitu 15 jari-jari sirip (C.15)
Perhitungan Meristik yang kedua yaitu pada linea latelaris nya yaitu untuk
susunan nya lengkap sempurna yang merupakan garis lurus atau melengkung
yang memanjang dari sudut atas operculum sampai ke batas pangkal sirip ekor .
Bentuk dari linear lateralisnya yaitu berbentuk garis lurus/horizontal dan jumlah
baris linear lateralisnya yaitu satu baris. Ikan ini mempunyai jumlah sisk di depan
sirip punggung yaitu10, sisik pipi ada 9, sisik disekeliling badan 120 sisik, sisik di
batang ekor ada 15, sisik pada rusuk 95, jumlah sisik pada bagian atas pada rusuk
ada 25 dan di bagian bawah ada 35 sisik.
4.2.2 Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)
Pada praktikum yang dilakukan di lab biologi perairan mengenai
morfometrik dan meristik ikan dengan metode pengamatan dapat diketahui bahwa
morfometrik dari objek yang ketiga yaitu ikan bawal putih ( Pampus argenteus )
yang pertama aadalah panjang total yaitu jarak garis lurus yang diukur dari ujung
hidung sampai ke ujung sirip ekor yang disatukan dari ikan kapas adalah 12
cm ,untuk panjang baku yaitu jarak garis lurus yang diukur dari ujung hidung
sampai ke dasar sirip ekor ataupun permulaan tulang adalah 9 cm, panjang kepala
bagian dorsal yaitu jarak garis lurus mulai dari awal ujung mulut sampai ke akhir
dari tengkorak kepala panjangnya 2,5 cm, panjang kepala bagian lateral yaitu
jarak garis lurus mulai dari ujung mulut sampai ke bagian terakhir dari operkulum
panjangnya yaitu 3,5 cm panjang predator yaitu jarak garis lurus mulai dari bagian
akhir tengkorak kepala sampai ke awal dasar sirip punggung panjangnya 1,3 cm,
21

panjang pangkal ekor dorsal yaitu jarak garis lurus dari pangkal sirip ekor sampai
ke dasar bagian belakang sirip dorsal panjangnya 1 cm, panjang anal pelviks yaitu
jarak garis lurus dari pangkal pelviks sampai ke dasar bagian awal sirip anal
panjangnya 1 cm tinggi kepala di mata yaitu jarak garis lurus dari sisi atas kepala
sampai sisi bawah kepala yang melewati mata yaitu 3 cm, tinggi kepala ditengkuk
yaitu jarak garis lurus dari tengkuk sampai ke sisi bawah kepala panjangnya 4,5
cm, tinggi badan di dorsal yaitu jarak garis lurus dari awal dasar sampai ke bagian
bawah badan panjangnya 4,5 cm, tinggi badan di akhir anal yaitu jarak garis lurus
dari akhir anal sampai ke bagian atas badan panjangnya 4 cm tinggi batang ekor
yaitu jarak garis lurus pada bagian tersempit dari batang ekor panjangnya 1
cm ,tinggi dasar ekor jatuh jarak garis lurus pada bagian tersempit dari batang
ekor tinggi dasar ekor jarak garis lurus pada kedua sisi batang ekor panjangnya 1
cm. Diameter bola mata yaitu panjang garis tengah bola mata yang diukur dari
pinggir rongga mata panjangnya 1,5 cm, panjang dasar sirip pektoral yaitu
panjang sirip terpanjang menurut arah jari-jari sirip diukur dari bagian dasar yang
paling ke muka sampai ke puncak sirip panjangnya 3 cm ,panjang dasar sirip
dorsal jarak garis lurus dari awal sampai ke bagian akhir dari dorsal panjangnya
4,5 cm , panjang jari-jari dorsal terpanjang yaitu jarak garis lurus dari dasar sirip
dorsal sampai ke ujung jari sirip yang terpanjang yaitu 1 cm panjang jari-jari
vektoral terpanjang yaitu jarak garis lurus dari dasar sampai ke ujung jari sirip
yang terpanjang panjangnya yaitu 6 cm panjang keping sirip ekor bagian atas
yaitu 3,5 dan panjang cuping ekor bagian bawah panjangnya 1 cm.
Meristik dari ikan kapas-kapas antara lain yaitu jari-jari sirip, jari-jari sirip
dorsal atau sirip punggung adalah sirip keras 3 dan sirip lemahnya ada 21
(D.III.21). Sirip pectoral atau sirip dada, memiliki jari-jari keras I dan jari-jari
sirip lemah yaitu 10 (P.I.10) , tidak memiliki sirip perut atau sirip ventral, Jari-jari
sirip caudal t memiliki jari-jari keras 2 (II) dan memiliki jari-jari lemah yaitu 9
jari-jari sirip (C.II.9 Jari – jari sirip anal , jari-jari keras 2 (II) dan jari-jari lemah
yaitu 9 (C.II.9) Perhitungan Meristik yang kedua yaitu pada linea latelaris nya
yaitu untuk susunan nya lengkap sempurna yang merupakan garis lurus atau
melengkung yang memanjang dari sudut atas operculum sampai ke batas pangkal
22

sirip ekor . Bentuk dari linear lateralisnya yaitu berbentuk garis lurus, dan jumlah
baris linear lateralisnya yaitu satu baris.
4.2.3 Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi)

Pada praktikum yang dilakukan di lab biologi perairan mengenai


morfometrik dan meristik ikan dengan metode pengamatan dapat diketahui bahwa
morfometrik dari ikan kapiek ( Barbodes schwanenfeldi ) adalah panjang total
yaitu jarak garis lurus yang diukur dari ujung hidung sampai ke ujung sirip ekor
yang disatukan dari ikan kapas adalah 13 cm untuk panjang baku yaitu jarak garis
lurus yang diukur dari ujung hidung sampai ke dasar sirip ekor ataupun permulaan
tulang adalah 10 cm panjang kepala bagian dorsal yaitu jarak garis lurus mulai
dari awal ujung mulut sampai ke akhir dari tengkorak kepala panjangnya 1,6 cm
panjang kepala bagian lateral yaitu jarak garis lurus mulai dari ujung mulut
sampai ke bagian terakhir dari operkulum panjangnya yaitu 2,6 cm panjang
predator yaitu jarak garis lurus mulai dari bagian akhir tengkorak kepala sampai
ke awal dasar sirip punggung panjangnya 3,9 cm panjang pangkal ekor dorsal
yaitu jarak garis lurus dari pangkal sirip ekor sampai ke dasar bagian belakang
sirip dorsal panjangnya 2,7 cm tinggi kepala di mata yaitu jarak garis lurus dari
sisi atas kepala sampai sisi bawah kepala yang melewati mata yaitu 0,5 cm tinggi
kepala ditengkuk yaitu jarak garis lurus dari tengkuk sampai ke sisi bawah kepala
panjangnya 2,1 cm, Tinggi badan di pelvik yaitu jarak garis lurus dari bagian
perut sampai ke bagian punggung melalui dasar sirip pelvik panjangnya 3,6 cm
tinggi badan di dorsal yaitu jarak garis lurus dari awal dasar sampai ke bagian
bawah badan panjangnya 3,9 cm tinggi badan di akhir anal yaitu jarak garis lurus
dari akhir anal sampai ke bagian atas badan panjangnya 2,2 cm tinggi batang ekor
yaitu jarak garis lurus pada bagian tersempit dari batang ekor panjangnya 1,4 cm
tinggi dasar ekor jatuh jarak garis lurus pada bagian tersempit dari batang ekor
tinggi dasar ekor jarak garis lurus pada kedua sisi batang ekor panjangnya 1 cm.
Diameter bola mata yaitu panjang garis tengah bola mata yang diukur dari pinggir
rongga mata panjangnya 0,8 cm panjang dasar sirip pektoral yaitu panjang sirip
terpanjang menurut arah jari-jari sirip diukur dari bagian dasar yang paling ke
muka sampai ke puncak sirip panjangnya 1,6 cm panjang dasar sirip dorsal jarak
garis lurus dari awal sampai ke bagian akhir dari dorsal panjangnya 1,5 cm pada
23

ikan kapiek tidak ada ditemukan sungut .panjang jari-jari dorsal terpanjang yaitu
jarak garis lurus dari dasar sirip dorsal sampai ke ujung jari sirip yang terpanjang
yaitu 2,1 cm panjang jari-jari pectoral terpanjang yaitu jarak garis lurus dari dasar
sampai ke ujung jari sirip yang terpanjang panjangnya yaitu 2 cm panjang keping
sirip ekor bagian atas dan panjang cuping ekor bagian bawah panjangnya 3 cm.
Meristik dari ikan kapiek antara lain yaitu jari-jari sirip, jari-jari sirip dorsal
atau sirip punggung adalah sirip keras 1 dan sirip lemahnya ada 8 (D.I.8). Sirip
pectoral memiliki sirip keras 1 dan lemah (P.I.7), sirip ventralis terdapat jari jari
sirip keras 1 dan yang lemah ada 8(V.I.8), sirip di bagian anal sirip keras 1 dan
lemah 6 (A.I.6), dan terakhir pada sirip caudal terdapat sirip keras 1 dan lemah
ada 13(A.1.13) .
24

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah di lakukan pada judul
Morfometrik dan Perhitungan Meristik Tubuh Ikan, dapat di simpulkan bahwa,
setiap bagian tubuh ikan memilki morfometrik dan Meristik yang berbeda karena
beberapa faktor diantaranya dimana ikan tersebut tinggal/habitat ikan , jenis
makanan yang di konsumsi ikan, dan bagaimana ikan itu hidup. Pengukuran
Morfometrik tubuh ikan terdapat 25 pengukuran yaitu mulai dari Panjang total
sampai ke Panjang cuping ekor bagian bawah. Sedangkan untuk perhitungan
meristik yaitu jari jari sirip, Linea lateralis, dan juga perhitungan jumlah sisik.
5.2 Saran
Di harapkan untuk semua praktikan senantiasa membaca buku panduan
praktikum agar tidak keliru pada saat praktikum dan agar semua praktikan
mematuhi peaturan yang telah di tetapkan dan membawa alat yang telah di
beritahu sebelumnya. Selanjutnya, untuk semua praktikan yang telah selesai
melakukan praktikum agar segera membersihkan dan menata kembali barang”
yang telah di gunakan sebelumnya ke tempat yang telah di sedikan.
25

DAFTAR PUSTAKA
Batubara S. A., dkk. 2018. Morphometric variations of the Genus Barbonymus
(Pisces, Cyprinidae) harvested from Aceh Waters, Indonesia. Journal
Fisheries and Aquatic Life Vol: 26 Page: 231-237.

Fauziah P., Purnama A. A., Yolanda R., & Karno R. 2017. Keanekaragaman Ikan
(Pisces) Di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal
Biologi Udayana Vol. 21 No.1 Hal: 17-20.

Febrianti H ; Sukarti K ; Catur A P. 2016. Pengaruh Perbedaan Sumber Asam


Lemak pada Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang
(Trachinotus blochii , Lecepede). Jurnal Sains dan Teknologi Akuakultur
2: 24– 33.

Gustomi A, Sulistiono dan Yonvitner. 2016. Biologi Reproduksi Ikan Belida


(Notopterus notopterus Pallas, 1769) di KolongBendungan Simpur, Pulau
Bangka. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 21 (1): 56−62.

Kaushik K K, Sahu p and Ramesh Nath. 2019. Length-Weight Relationship Of


Notopterus Notopterus (Pallas, 1769), Anabus Testudineus (Bloch, 1792)
And Clarius Batrachus (Linnaeus, 1758) From Pokoriya River, Morigaon,
Assam, India. International Journal Of Scientific & Technology Research.
8: (10) 2277-8616

Mulyani, I., & Budijono. Vol. 7 No.2 Desember 2020. MORPHOMETRIC AND
MERISTIC ANALYSIS OF ASIAN KNIFEFISH (Notopterus notopterus)
IN SAIL RIVER, PEKANBARU RIAU PROVINCE. Jurnal Ilmiah
Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 59-64.

Omer S. A. 2017. Review on Fish Identification Tools and Their Importance in


Biodiversity and Fisheries Assessments. International Journal of Science:
Basics and Applied Research (IJSBAR) Vol.36 No.6 Page 118-126.
26

Rahman A., Mulya B. M., & Desrita. 2015. Studi Morfometrik dan Meristik Ikan
Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli
Serdang. Jurnal Aquacoastmarine Vol.3 No.1

Salim G ; Handayani KR ; Indarjo A ; Ransangan J ; Atieqah N. 2020. Growth,


mortality and exploitation rate of Pampus argenteus, Parastromateus
niger and Scomberomorus commerson in Sebatik Waters. Biodiversitas
Journal of Biological Diversity. DOI:10.13057/biodiv/d211142.

Utarini A. A., Suryaningsih S., & Nuryanto A. 2021. Truss Morphometric and
Meristic Character of Male and Female Donkey Croaker (Pennalia anea
(Bloch 1973)) Taken From Asemdoyong Auction Centre Pemalang
Central Java. Journal Biota Vol. 7 No. 2

Wibowo, A. 2013. FENOMENA PLASTISTAS FENOTIPIK IKAN BELIDA


(Chitala lopis) DI SUNGAI KAMPAR RIAU . Jurnal Perikanan perairan
umum.
27

LAMPIRAN
28

Lampiran 1. Alat

Buku Penuntun Praktikum Alat Tulis

Serbet Buku gambar paraktikum

Nampan Penggaris
29

Buku Saanin Kamera HP

Lampiran 2. Bahan

Ikan Belida (Nomopterus borneensis )

Ikan Bawal putih (Pampus argenteus)

Ikan Kapiek (Barbodes schwanenfeldi)

Anda mungkin juga menyukai