Anda di halaman 1dari 29

IDENTIFIKASI IKAN PARI (Dasyatis kuhlii)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun oleh :
Nabil Juwatiar Saifullah 230110180072
Raja Bani Yudapradja 230110180083
Dianty Hanifah Utami 230110180090

Kelompok 7/Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
IDENTIFIKASI IKAN PARI (Dasyatis kuhlii)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Ikhtiologi

Disusun oleh :
Kelompok 7/Perikanan B
Nabil Juwatiar Saifullah 230110180072
Raja Bani Yudapradja 230110180083
Dianty Hanifah Utami 230110180090

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : IDENTIFIKASI IKAN PARI (Dasyatis kuhlii)

PENULIS : Nabil Juwatiar Saifullah (230110180072)


Raja Bani Yudapradja (230110180083)
Dianty Hanifah Utami (230110180090)

Jatinangor, April 2019

Menyetujui:

Asisten Laboratorium Dosen Penanggung Jawab,


Koordinator,

Vera Anggraeni Dewi Dra. Rosidah, M.Si


NPM.230110160139 NIP. 19581029 199501 2 001

Penanggung Jawab Kelas,

Rajib Abdul Rahman Malik


NPM. 230110160059

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan usulan riset. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga
akhir zaman.
Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan Pari (Dasyatis kuhlii).
dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada
Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
2. Rajib A. Rahman Sidik selaku koordinator asisten mata kuliah Ikhtiologi.
3. Salim Ibrahim selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. vi
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................. 1
1.3 Manfaat ........................................................................... 2
II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Deskripsi Ikan Pari .......................................................... 3
2.2 Klasifikasi Ikan Pari ........................................................ 3
2.3 Morfologi Ikan Pari ......................................................... 4
2.4 Anatomi Ikan Pari .......................................................... 5
III. BAHAN DAN METODE ............................................................ 7
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................... 7
3.2.1 Alat Praktikum ............................................................... 7
3.2.2 Bahan Praktikum ............................................................ 7
3.3 Prosedur Kerja ............................................................... 7
2.4 Analisis Data .................................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 9
4.1 Ciri Morfometrik............................................................ 9
4.2 Ciri Morfologi Khusus ................................................... 9
4.3 Sistem Integumen ........................................................ 10
4.4 Sistem Otot .................................................................. 11
4.5 Sistem Pencernaan ....................................................... 11
4.6 Sistem Pernapan........................................................... 12
V. PENUTUP .................................................................................. 14
5.1 Simpulan ....................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................. 14

iii
iv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan Pari ............................... 9
2 Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khsusus Ikan Pari ............................ 9
3 Hasil Identifikasi Ciri Morfologi Ikan Pari................................... 10
4 Hasil Pengamatan Sistem Integumen Ikan Pari ............................ 10

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Ikan pari .................................................................................... .......3


2 Morfologi Ikan Pari .................................................................. .......4
3 Sistem Otot Ikan ....................................................................... .......11
4 Spiracle ..................................................................................... .......13

v
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Alat Praktikum ................................................................ ...............18


2 Bahan Praktikum ............................................................................ 19
3 Bagan Alir Prosedur Kerja .............................................................. 20
4 Kegiatan Praktikum……………………………………………......21

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan pari merupakan ikan yang hidup di air tawar dan air laut. Ikan pari
merupakan jenis ikan yang termasuk dalam sub kelas Elasmobranchii. Menurut
Sitohang (2010) ikan pari dikenal sebagai ikan batoid yaitu sekelompok ikan
bertulang rawan mempunyai ekor seperti cambuk. Penyebaran ikan pun terdapat
di seluruh perairan dunia. Ikan pari adalah sejenis ikan yang enak. Ikan ini
sekerabat dengan ikan jerung, tetapi tidak seperti ikan jerung yang merupakan
pemangsa dengan rahang yang kuat, ikan ini jarang sekali memakan manusia dan
mulutnya yang kecil bukanlah ancaman sama sekali. Ikan ini akan menggunakan
giginya hanya sebagai satu bentuk mempertahankan diri (Allen 2000). Ikan pari
memiliki nilai gizi yang tinggi dan merupakan salah satu bahan pangan yang perlu
dijaga dan dilestarikan untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat, maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik.

Ikhtiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek
kehidupannya, termasuk morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, serta
bagaimana mengidentifikasinya. Sehingga perlu dilakukan praktek mengenai
morfologi ikan, ciri meristik, ciri morfometrik, bahkan anatomi ikan itu sendiri.
Pelaksanaanya dilakukan dengan cara mengamati, mempelajari dan
membandingkan organ atau sistem organ yang dilihat sesuai dengan penjalasan
teoritis dalam ikhtiologi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum Identifikasi Ikan Pari (Dasyatis sp) adalah
sebagai berikut:

1. Mengidenfitikasi anatomi pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

2. Mengidenfitikasi morfologi pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

3. Menganalisis bagian morfometrik dan meristik pada Ikan Pari (Dasyatis


sp)

1
2

4. Menganalisis bagian otot pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

5. Mengidenfitikasi bentuk sisik pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan prakikum Identifikasi Ikan Pari (Dasyatis sp)adalah
sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengenal anatomi pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

2. Mahasiswa dapat mengenal morfologi pada Ikan Pari (Dasyatis sp)

3. Mahasiswa dapat mengenal bagian morfometrik dan meristik pada Ikan


Pari (Dasyatis sp)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Pari


Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk sub kelas
Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan
bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari adalah sejenis
ikan yang terdapat di seluruh dunia. Kelompok ini memiliki diversitas yang tinggi
serta dapat ditemukan di berbagai kondisi lingkungan, mulai dari perairan tawar
hingga palung laut terdalam dan dari daerah laut beriklim dingin sampai daerah
tropis yang hangat (Compagno 2001). Ikan pari masih satu famili dengan ikan
jerung, tetapi tidak seperti ikan jerung, yang merupakan pemangsa yang
mengerikan dengan rahang yang kuat, ikan pari jarang sekali menyerang manusia
dan mulutnya yang kecil bukanlah ancaman yang membahayakan.

Ikan Pari merupakan salah satu sumberdaya ikan demersal yang memiliki
kebiasaan hidup didasar laut. Ikan ini digemari, selain dagingnya enak kulitnya
dapat dijadikan bahan baku dan diolah menjadi suatu kerajinan yang bernilai
ekonomis tinggi, salah satunya seperti pembuatan tas bagi sebagian masyarakat
(Jayadi, 2011).

2.2 Klasifikasi Ikan Pari

Gambar 1. Ikan pari

Klasifikasi ikan pari menurut Saanin (1968), adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces

3
4

Subclass : Elasmobranchii
Ordo : Batoidei
Family : Trygonidae
Genus : Dasyatis
Species : Dasyatis sp.

2.3 Morfologi Ikan Pari

Gambar 2. Morfologi Ikan Pari

Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas
Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu kelompok ikan
bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah
insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai
sayap, dengan sisi bagian depan bergebung dengan kepala. Bagian tubuh sangat
pipih sehingga memungkinkan untuk hidup didasar laut. Bentuk ekor seperti
cambuk pada beberappa species dengan sebuah atau lebih duri tajam dibagian
ventral dan dorsal (Allen 2000).

(Last dan Stevens 2009) menyatakan bahwa ikan pari termasuk ikan
bertulang rawan dalam grup Cartilaginous. Ikan pari memiliki bentuk tubuh
gepeng melebar (depressed), sepasang sirip dada (pectoral fins) melebar dan
menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya sehingga tampak atas atau tampak
bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari umunya memiliki ekor yang
5

berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Beberapa spesies ikan pari pada


bagian ekornya dilengkapi duri penyengat. Mata ikan pari umunya terletak
dibagian samping kepala. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal dan
umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings
atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut
dibagian bawah (ventral). Ikan pari jantang memiliki sepasang alat kelamin yang

disebut clasper letaknya dipangkal ekor. Ikan pari betina umunya memijah
secara melahirkan vivipar dengan jumlah anak berkisar antara 5-6 ekor (White et
al. 2006).

2.4 Anatomi Ikan Pari


Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip
dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung
dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup
di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah
atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal ( Allen 1997).

Sistem otot pada ikan relatif sama dengan system otot pada vertebrata
daratan. Sebagian besar dari otot tersusun atas myotom-myotom. Kontraksi dari
myotom ini disesuaikan dengan bentuk tubuh ikan itu sendiri. Segmen otot pada
bagian dorsal disebut otot epaxial dan segmen otot pada bagian ventral disebut
otot hypaxial (Lytle dan John 2005).

Ikan pari melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke


dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah
insang dan spiracle, insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung
pembuluh darah, meliputi Archus branchia, Filamen branchia, Gill rakers.

Pari umumnya adalah pemangsa (predator), namun ukuran giginya kecil


sehingga cenderung memangsa ikan-ikan yang berukuran kecil (Hoeve 1988).
Mangsa ikan pari bervariasi dari jenis binatang planktonis, invertebrata bentik
hingga ikan bertulang keras berukuran kecil. Ikan pari juga memakan binatang
bertulang rawan (chondrithian) dan berbagai jenis cephalopoda antara lain cumi-
6

cumi (Compagno 1999). Ikan pari jenis Pastinachus solocirostris diduga sebagai
pemangsa krustasea dan ikan-ikan kecil (White et al. 2006).

Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring,


esofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang lebar
dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini tertanam di
dalam daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh barisan gigi baru
dari belakang. Lidah yang rata menempel ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar
terdapat lubang yang mengarah ke celah insang dan spirakel yang terpisah.
Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang berbentuk U, yang berujung di
otot sfringter sirkular, katub polarik. Usus mengikuti dan berhubungan langsung
dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat sekat yang tersusun spiral, dilapisi
dengan membrane mukosa, yang menunda masuknya makanan dan menyediakan
daerah absorbsi yang besar (Jasin 1984).

Ikan pari umumnya berbiak secara ovovivipar dengan jumlah anak antara
56 ekor (Hoeve 1988). Khusus jenis Pastinachus solocirostris tergolong hewan
vivipar dengan kecenderungan histotrofi. Ukuran lebar badan ikan pari jantan
dewasa mencapai 2836 cm (White et al. 2006).
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum identifikasi ikan pari dilaksanakan di Laboratorium pendidikan,
gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Mei 2019 pada pukul 09.30 WIB
sampai dengan 11.30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai
berikut:

3.2.1 Alat Praktikum


Berikut ini adalah alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu:
1. Pisau bedah digunakan untuk menguliti kulit ikan.
2. Gunting digunakan untuk membedah dan memotong tubuh ikan pari.
3. Milimeter block digunakan untuk mengukur panjang tubuh ikan pari.
4. Sterofoam digunakan sebagai alas ikan mas yang diidentifikasi.
5. Tissue digunakan untuk membersihkan meja bekas praktikum dan
mengeringkan alat yang sudah dicuci.
6. Jarum pentul digunakan untuk mempermudah identifikasi ikan.
3.2.2 Bahan Praktikum
Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu:

1. Ikan Pari (Dasyatis sp) digunakan sebagai species yang diidentifikasi saat
praktikum.

3.3 Prosedur Kerja


Berikut ini merupakan prosedur pelaksanaan praktikum identifikasi ikan
pari (Dasyatis sp) yaitu:
1. Alat dan bahan praktikum disiapkan.
2. Ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan analtik. Kemudian
hasilnya dicatat di dalam modul.
3. Kemudian ikan diletakkan pada mm blok yang sudah dilapisi dengan
4. styrofoam dengan posisi kepala di sebelah kiri dan punggung di atas.

7
8

5. Sirip-sirip ikan dibuat dalam posisi meregang yaitu diregangkan dengan


bantuan jarum penusuk. Kemudian difoto dan digambar di dalam modul.
6. Identifikasi dilakukan terhadap ikan berdasarkan sifat meristik ( bentuk
sirip, jari-jari sirip, garis rusuk lateral). Hasil pengamatan dicatat di modul.
7. Kulit ikan dilepas dengan menggunakan pisau dan gunting (jngan sampai
terkena daging ikan), lalu diidentifikasi bentuk otot ikan. Kemudian difoto
dan digambar di dalam modul.
8. Insang diambil dan diidentifikasi bagian-bagiannya. Kemudian difoto dan
digambar di dalam modul.
9. Ikan dibedah dengan menggunakan pisau secara hati-hati untuk
diidentifikasi organ-organ bagian dalamnya. Kemudian difoto dan digambar
di dalam modul.
10. Setelah praktikum selesai, alat praktikum dibersihkan dan dikembalikan
pada tempatnya.
2.4 Analisis Data
Metode yang dilakukan dengan menggunkan deskriptip komparatif. Deskriptif
komparatif dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka tertentu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ciri Morfometrik


Tabel 1. Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik ikan pari
No. Ciri Morfometrik Hasil
1. Total Length (TL) 22,5 cm
2. Standard lenght (SL) 39 cm
3. Orbital diameter (OD) 1 cm
4. Body weight (BW) 20 cm
5. Body depth (BD) 2 cm

Dari table diatas, kita dapat mengetahui bahwa panjang TL pada


ikan pari yang kami amati adalah 22,5 cm, panjang SL adalah 39 cm, OD
yaitu 1 cm,Body weight yaitu 20 cm dan body depth sebesar 2 cm.

4.2 Ciri Morfologi Khusus


Tabel 2. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khsusus Ikan Pari

Ciri Morfologi
No. Hasil
Khusus
1. Bentuk Tubuh Ikan Depressed
2. Bentuk Mulut Penghisap
3. Letak Mulut Inferior
Bentuk Sirip
4. Protocercal
Caudal

Bentuk tubuh ikan pari yang kami amati adalah depressed, yaitu
pipih ke bawah. Ikan pari yang kami amati memiliki panjang tubuh 39 cm,
dengan berat 263 gram. Ikan pari memiliki bentuk mulut penghisap, letak
mulutnya itu adalah inferior yaitu mulut yang terletak di bawah . Bentuk
sirip caudalnya adalah protocercal.

Tabel 3. Hasil Identifikasi Ciri Morfologi Ikan Pari.

No Ciri Morfologi Hasil Gambar

9
10

No Ciri Morfologi Hasil Gambar

Bentuk Tubuh
1 Depressed
Ikan

2 Bentuk Mulut Penghisap

3 Letak Mulut Inferior

Bentuk Sirip
4
Caudal

Alat Bantu
6 Spiracle
Pernapasan

4.3 Sistem Integumen


Tabel 4. Hasil Pengamatan Sistem Integumen Pari

No. Sistem Integumen Hasil


1. Bentuk Fisik Depressed
2. Kelenjar Beracun Ada -

Ikan pari memiliki bentuk tubuh yang pipih ke bawah atau


depressed. Mulut terletak di bawah dan tidak dapat disembulkan.. Sirip
caudal berbentuk protocercal. Ikan pari memiliki kelenjar beracun pada
bagian ekornya.
11

4.4 Sistem Otot


Sistem perototan atau muskularis pada ikan adalah sama seperti pada
system perototan vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos dan
otot jantung. Sistem musularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok
Cyclostomata karena posisi evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada otot.
Berdasarkan bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang
dimiliki oleh kelompok Agnatha dan Piscine yang termasuk golongan
Osteichtyes dan Condrihthyes. Pada kelompok Cyclostomine, bentuk myomere
terdiri dari satu lekukan ke dalam dan dua lekukan keluar dimana ujungnya
tumpul. Sedangkan pada myomere penyusun otot piscine memiliki lekukan yang
ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka pada ikan tergatung dari system gerak
yang dilakukan, lokasi otot, struktur otot dan pergerakannya.

myomere

myoseptum

Gambar 3. Sistem otot ikan.


Sistem otot ikan pari dapat dilihat dengan cara menyayat kulit ikan pari.
Bagian otot merupakan bagian yang biasa disebut oleh masyarakat awam sebagai
daging ikan. Pada bagian otot jika dilihat dari posisinya, terbagi atas dua bagian,
yaitu bagian atas atau biasa disebut epaxial, dan juga bagian bawa atau biasa
disebut dengan ipaxial. Adapun disetiap bagiannya, terdapat ruas ruas putih
diantara otot yang membentuk seperti V melintang horizontal yang biasa disebut
dengan mioseptum. Diantara ruas putih tersebut terdapat otot otot atau biasa
disebut dengan miomere.

4.5 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan ikan secara anatomis, alat pencernaan ikan
sangat berkaitan dengan bentuk tubuh, tingkah laku ikan dan umur ikan.
12

Sistem atau alat pencernaan ikan terdiri dari dia bagian yaitu saluran
pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenkar pencernaan (Glandula
digestoria). Pada umumnya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dari
segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus,
rectum dan anus, sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada
lambung, hati dan pankreas.
Makanan pertama kali masuk ke dalam rongga mulut. Gigi ikan
dijumpai pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah terdapat lidah.
Ikan juga mempunyai kelenjar ludah. Setelah melewati mulut makanan
bergerak melewati pangkal tenggorokan dan kerongkongan menuju
lambung. Lambung ikan berukuran agak besar untuk menampung
makanan. Selanjutnya makanan bergerak menuju usus dan terjadi proses
penyarapan sari sari makanan. Sisa sari makanan kemudian dikeluarkan
melalui anus.
Sistem pencernaan ikan pari dapat dilihat dengan membukan bagian otot
pada perut ikan pari. Isi perut pada ikan pari membentuk satu kesatuan yang
saling terhubung, dan diantara terhubungnya organ organ terdapat lemak lemak.
Sistem pencernaan ikan pari meliputi, mulut, lambung, usus, lalu anus.
4.6 Sistem Pernapan
Insang ikan pari tersimpan dalam rongga insang yang terlindung
oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan pari terdiri dari lengkung
insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang
yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan
filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan
lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai
banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang.
Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
13

Spiracle

Gambar 4. Spiracle

Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan
tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung
menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-
menerus dan berulang-ulang. Pada ikan pari terdapat alat bantu pernapasan yaitu
spiracle.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Sesuai data yang kami dapatkan dapat disipulkan bahwa panjang TL ikan
pari adalah 22,5 cm, panjang SnL 39 cm, OD 1 cm, DL 13,5 cm, BW 20 cm, BD
2 cm, VFL 4 cm, dan Pectoral fin 16,5 cm.
Bentuk tubuh ikan pari yang kami amati adalah depressed, yaitu pipih ke
bawah. Ikan pari yang kami amati memiliki panjang tubuh 22,5 cm, dengan berat
294 gram. Ikan pari memiliki bentuk mulut penghisap, Letak mulutnya itu adalah
Inferior. Insang pari dilengkapi dengan spiracle sebagai alat bantu pernapasannya.
Ikan pari yang kami amati memiliki warna tubuh coklat keabuan dan tidak
memiliki sisik.

5.2 Saran
Sebaiknya sarana dan prasarana di laboratorium ditingkatkan dan apabila
ada sarana dan prasarana yang rusak segera diperbaharui untuk menunjang
praktikum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Allen L V., 2000, Pharmaceutical Compounding-Nonsteril Preparations, United


States Pharmacopeia Chapter 795, Secundum Artem, USA

Compagno LJV. 1999. The Living Marine Resource of the Western Central
Pacific. Volume ke-3. Roma: FAO. Compagno LJV. 2001. Sharks of the

Compagno LJV. 2001. Sharks of the world. An annotated and illustrated


catalogue of shark species known to date. Volume ke-2. Bullhead,
mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and
Orectolobiformes). FAO Species Catalogue for Fishery Purposes No 1.
Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.

Hoeve UW. 1988. Ensiklopedi Indonesia Serial Ikan. Jakarta: PT Dai Nippon
Printing Indonesia.

http://e-journal.uajy.ac.id/2148/3/2BL00978.pdf

https://www.researchgate.net/profile/Risandi_Putra/publication/319066722_STA
TUS_KONSERVASI_JENIS_IKAN_PARI_YANG_DITANGKAP_NEL
AYAN_PADA_BULAN_MEI_-
_JULI_2016/links/598dce990f7e9b50cfe2a68c/STATUS-KONSERVASI-
JENIS-IKAN-PARI-YANG-DITANGKAP-NELAYAN-PADA-BULAN-
MEI-JULI-2016.pdf

Jasin, Maskoeri. 1984. Zoologi Vertebrata. Surabaya; Wijaya utama.

Jayadi, M. I. 2011. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Pari (Dasyatis Kuhlii Müller
& Henle, 1841) Yang Didaratkan Di Tempat Pelelangan Ikan Paotere
Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Last, P.R. & J.D. Stevens, (2009), Sharks and Rays of Australia Second Edition,
CSIRO, Victoria Australia.

Lytle, Charles, John R Meyer (I). 2005. General Biology. New York: Mc Graw
Hill Higher Education

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/62096/5/BAB%20II%20Tinj
auan%20Pustaka.pdf

Saanin, H. (1968). Taksonomi dan kuntji identifikasi ikan (Vol. 2). Binatjipta.

Sudarto, S. (2010). IKAN PARI AIR TAWAR DAN SEJENISNYA SEBAGAI


IKAN HIAS YANG POTENSIAL. Media Akuakultur, 5(1), 15-17.

15
16

White WT, Last PR, Stevens JD, Yearsley GK, Fahmi, Darmadi. 2006.
Economically Important Sharks & Rays. Canberra: Australian Centre for
International Agricultural Research.
LAMPIRAN
18

Lampiran 1. Alat Praktikum


Alat yang digunakan pada praktikum kali in adalah sebagai berikut:

Cawan petri Gunting Bedah Jarum Sonde

Kaca Preparat Milimeter block


Penggaris

Pinset Pisau Bedah


Nampan

Timbangan
19

Lampiran 2. Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan pada praktikum kali in adalah sebagai berikut.

Ikan Pari
20

Lampiran 3. Prosedur kerja


Prosedur praktikum mengenai identifikasi ikan pari antara lain:

Ikan diambil dan timbang, lalu ikan di letakan diatas


nampan dan milimeter blok.

Bagian tubuh ikan dibedah menggunakan gunting bedah


mulai dari anus.

Bentuk morfologinya diamati, lalu hasil dicatat di


logbook.

Meristiknya diamati, lalu hasilnya dicatat di logbook.

Torehan dibuat disebelah belakang anus kearah punggung


dengan scalpel hingga menyentuh tulang belakang.

Anus digunting kearah kepala hingga kecelah insang, lalu


sitem-sistem pada pengamatan diamati dan dicatat.
21

Lampiran 4. Kegiatan praktikum

Penimbangan Ikan Pengukuran Sifat Meristik Pembedahan untuk melihat


organ pernapasan

Pembersihan kulit ikan Pembedahan Ikan pari Ikan yang telah dibedah
untuk melihat sistem otot

Organ dalam ikan pari Alat pernapasan pada ikan Sistem otot pada ikan pari
pari

Anda mungkin juga menyukai