Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR

FILUM ECHINODERMATA

OLEH

NAMA : DIMAS SLAMET


STAMBUK : I1B1 18 019
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : WD. SITTI HARDIAN SARI

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
FILUM ANNELIDA

Dimas Slamet¹ dan Wd Sitti Hardian Sari²

¹Jurusan Budidaya Perairan, Jalan teporombua, dimasslamet99@gmail.com

²Jurusan Perikanan Ilmu Tangkap, Jalan Prof. Dr Abdurrauf Tarimana,


hardiansari99@gmail.com

ABSTRAK

Avertebrata adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme, Avertebrata


air merupakan hewan yang jenisnya tidak memiliki tulang punggung antar ruas-
ruas tulang belakang yang berlainan dengan hewan vertebrata yang memiliki
tulang belakang. Cacing termasuk Filum Annelida, pada annelida terdapat selom
yang oleh septum-septum di bagi menjadi beberapa kompartemen. Annelida
merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang
tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang
utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada
bagian ventral. Cacing tanah merupakan salah satu jenis fauna yang ikut
melengkapi khasanah hayati fauna indonesia dan termasuk kedalam kelompok
hewan tingkat rendah, tidak bertulang belakang (avertebrata) dan merupakan
kelompokan annelida atau cacing bersegmen. Cacing polychaeta Neresis Sp,
memiliki kandungan nutrisi yang dapat menyempurnakan mutu sel gamet. Cacing
ini juga memiliki ekonomisnya yang tinggi. Cacing ini berkembang di wilayah
magrove dan banyak di temukan di pertambakan budidaya udang. Berdasarkan
hasil pengamatan pada struktur morfologi yang kami lakukan pada kelas
Oligochaeta yaitu pada Cacing Tanah (L. teresstris) di temukan pula setae, mulut,
anus dan clitellum yang memiliki fungsi yang sama seperti pada cacing tanah
(Nereissp.). Clitellum merupakan beberapa segmen dengan epidermis yang lebih
tebal, yang merupakan ciri khas bagian yang digunakan sebagai alat untuk
melakukan proses reproduksi yang mengandung sejumlah lendir. Sedangkan
struktur anatomi dari cacing tanah (L. teresstris) terdiri atas epidermis, coelom,
septum, setae, intestine, crop, pharynx, celebral ganglia dan esophagus. Epidermis
merupakan lapisan terluar dari tubuh cacing, yang berfungsi melindungi tubuh
bagian dalam. Coelom merupakan rongga yang berfungsi sebagai tempat
penyimapanan cairan coelom.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada kelas hirudinae
yaitu pada lintah (Hirudo sp.) struktur morfologi tubuhnya terdiri atas mulut dan
anus. Sedangkan struktur anatominya terdiri atas alat penghisap pada anterior dan
posterior, crop, pumping vessels dancelebral ganglia. Penghisap yang ada pada
anterior dan posterior berfungsi memudahkan hewan ini menempel dengan erat
pada kedua ujungnya.

Kata kunci : Annelida, Neresis Sp, Hirudo Sp, Lumbiricus tersstris

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Avertebrata merupakan hewan yang jenisnya tidak memiliki tulang


punggung antar ruas-ruas tulang belakang yang berlainan dengan hewan
vertebrata yang memiliki tulang belakang. Salah satu filum hewan ini adalah
filum annelida (Alwi, 2018).

Cacing termasuk Filum Annelida, pada annelida terdapat selom yang


oleh septum-septum di bagi menjadi beberapa kompartemen. Annelida merupakan
hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan
sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama
membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian
ventral (Azhari & Nofisulastri, 2018).

Cacing tanah merupakan salah satu jenis fauna yang ikut melengkapi
khasanah hayati fauna indonesia dan termasuk kedalam kelompok hewan tingkat
rendah, tidak bertulang belakang (avertebrata) dan merupakan kelompokan
annelida atau cacing bersegmen (Brata, 2008).

Cacing polychaeta Neresis Sp, memiliki kandungan nutrisi yang dapat


menyempurnakan mutu sel gamet. Cacing ini juga memiliki ekonomisnya yang
tinggi. Cacing ini berkembang di wilayah magrove dan banyak di temukan di
pertambakan budidaya udang (Setio dkk, 2018).

Dari pernyataan tersebut maka perlu dilakukan praktikum laboratorium


untuk mengidentifikasi segmen-segmen yang terdapat pada morfologi dan
anatomi filum annelida.

Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan pada kali ini iyalah untuk
mengetahui klasifikasi morfologi dan anatomi dari Filum Annelida.

Sedangkan manfaat dari praktikum yang dilakukan dapat mengetahui


manfaat dan nilai ekonomi dari Filum Annelida dan menambah ilmu pengetahuan
atau wawasan serta jenis-jenisnya.
II. METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu 21 September 2019, Pukul


7:30 – 9:00 WITA. Bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.

Alat dan Bahan

Adapun Alat yang digunakan dalam praktikum avertebrata air adalah


sebagai berikut; kotak alat, baki, alat bedah (pisau, pinset, gunting, kater dll),
kaca pembesar, alat tulis, mistar 30cm, kertas laminating A3, lap kasar dan halus,
tisu.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum avertebrata air adalah


sebagai berikut; objek pengamatan cacing laut (Neresis sp), cacing tanah
(Lumbricus teresstris), lintah (Hirudo sp).

Metode pengamatan

Dilakukan pengamatan pada praktikum ini yaitu melakukan pengamatan


pada organisme yang telah di ambil yaitu cacing laut, cacing tanah dan lintah.
kemudian meletakkan organisme pada baki kemudian mengidentifikasi bagian-
bagian organisme tersebut, setelah itu organisme tersebut di letakan di atas kertas
laminating untuk mengukur panjang dan lebar organisme, kemudian menggambar
bentuk organisme secara morfologi dan anatomi bagian-bagian organisme yang
telah diidentifikasi dan memberikan keterangan pada gambar organisme tersebut,
membuat laporan sementara berdasarkan format yang telah ditentukan pada buku
penuntun praktikum, kemudian membersihkan dan merapikan alat-alat yang telah
digunakan dalam praktikum tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan morfologi dan anatomi pada filum Annelida disajikan


pada gambar berikut:

Gambar 3. (MorfologiNereissp.) Gambar4.(Anatomi Nereis sp.)


(Sumber dok.pribadi 2019) (Sumber dok.pribadi 2019)
Ket: Ket:
1. Mouth
2. Setae
3. Anus

Gambar 5.(Morfologi Hirudo sp.) Gambar 6.(Anatomi Hirudo sp.)


(Sumber dok.pribadi 2019) (Sumber dok.pribadi 2019)
Ket: Ket:
1. Mulut
2. Anus
Gambar 5.(Morfologi Lumbricus sp.) Gambar 6.(Anatomi Lumbricus
sp.)
(Sumber dok.pribadi 2019) (Sumber dok.pribadi
2019)

Ket: Ket:
1. Mouth
2. Anus
3. Clitellum
4. Setae

Filum Annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-


ruas sejati seperti Nereissp, cacing tanah, dan lintah. Hewan-hewan tersebut
terdapat di laut, air tawar, dan di darat. Cirikhas filum ini adalah tubuh terbagi
menjadi ruas-ruas yang sama kecuali saluran pencernaan sepanjang sumbu
anterior- posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite
atau segment. Bagian tubuh paling anterior disebut prostonium bukanlah
suaturuas, demikian pula bagian di ujung posterior yang disebut pigidium,
dimana terdapat di anus. Phylum Annelida terdiriatassekitar 75.000 spesies
meliputi 3 kelas yaitu Kelas Polychaeta, Kelas Oligochaeta dan Kelas Hirudinae.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada kelas polychaeta
yaitu pada Cacing Laut (Nereis sp.) struktur morfologi tubuhnya terdiri atas bulu
(setae), mulut dan anus. Setae ditemukan banyak menebar pada para podia atau
embetan tubuhnya yang melekat pada sisi masing-masing ruas bagian anterior.
Seta memiliki sel-sel yang fungsinya seperti sel folikel yang berada di bagian
eksterior tubuh. Seta bisa dipanjangkan dan dipendekkan. Fungsi seta seperti otot
protraktor dan retraktor. Seta biasanya digunakan untuk menggenggam dan
memegang substrat. Fungsi utama seta sebagai lokomosi tubuh. Mulut berada di
depan segmen pertama, dan anus berada di belakang segmen terakhir. Mulut dan
anus bukan bagian dari segmen, melainkan bagian dari tubuh tersendiri. Mulut
cacing tanah dilengkapi dengan prostomium (bibir mulut). Mulut berfungsi
sebagai tempat memasukkan makanan berupa substrat yang mengandung
ganggang filamen, diatom dan detritus. Sedangkan anus berfungsi sebagai alat
pelepasan sis amakanan.
Sedangkan struktur anatomi dari cacing laut (Nereissp.) terdiri atas
celebral ganglia, pharynx, subphayngical ganglia, pumping vessers, esophagus,
crop dan ventral nerve. Celebral ganglia berfungsi sebagai pusat yang menerima
impuls dari saraf sensor ikdarireseptor kulit yang ada disekitarnya. Hal ini sesuai
dengan penyataan Milcudkk. (2006) Ganglion cerebrale yang tersusunatas 2
kelompok sel-sel saraf dengan commisura yang memiliki fungsi sebagai penerima
impuls dari sara fsensorik. Esophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan
kelambung. Pharynx berfungsi sebagai penghisap partikel-partikel makanan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada struktur morfologi yang kami
lakukan pada kelas Oligochaeta yaitu pada Cacing Tanah (L. teresstris) di
temukan pula setae, mulut, anus dan clitellum yang memiliki fungsi yang sama
seperti pada cacing tanah (Nereissp.). Clitellum merupakan beberapa segmen
dengan epidermis yang lebih tebal, yang merupakan ciri khas bagian yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan proses reproduksi yang mengandung
sejumlah lendir. Sedangkan struktur anatomi dari cacing tanah (L. teresstris)
terdiri atas epidermis, coelom, septum, setae, intestine, crop, pharynx, celebral
ganglia dan esophagus. Epidermis merupakan lapisan terluar dari tubuh cacing,
yang berfungsi melindungi tubuh bagian dalam. Coelom merupakan rongga yang
berfungsi sebagai tempat penyimapanan cairan coelom.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada kelas hirudinae
yaitu pada lintah (Hirudo sp.) struktur morfologi tubuhnya terdiri atas mulut dan
anus. Sedangkan struktur anatominya terdiri atas alat penghisap pada anterior dan
posterior, crop, pumping vessels dancelebral ganglia. Penghisap yang ada pada
anterior dan posterior berfungsi memudahkan hewan ini menempel dengan erat
pada kedua ujungnya.
IV. PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan


bahwa filum Annelida terbagi dari tiga kelas yaitu polygochaeta, olygochaeta dan
hirudinea. Kelas polyghocaeta yaitu pada cacing tanah dengan ciri habitatnya di
daerah lembab tidak memiliki rambut-rambut halus seperti halnya pada cacing
laut. Linta hmerupakan salah satu dari filum annelida yaitu pada kelas hirudinea.

SARAN

Saran saya sebagai praktikan adalah agar dalam praktikum selanjutnya di


persiapkan dengan mikroskop agar anatomi dan morfologinya terlihat dengan
jelas.

UCAPAN TERIMAH KASIH

Ucapan terima kasih penulis kepada asisten-asisten pembimbing yang


telah banyak memberikan masukan, saran, ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat. Serta ucapan terima kasih penulis kepada teman-teman khususnya
kelompok enam yang selalu kompak dalam melakukan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai