Oleh:
2015
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu komunitas biota yang teradaptasi untuk dapat berkembang dengan baik dalah
perifiton. Perifiton adalah komunitas biota penempel umumnya berukuran mikro yang
keberadaannya relatif menetap. Perifiton hidup menempel pada berbagai substrat, seperti
batu, sedimen, atau material-material lain yang terbenam dalam kolom air. Komunitas
perifiton yang memiliki sifat hidup menempel, hampir di sepanjang hidupnya berada di satu
lokasi. Oleh karena itu, komunitas perifiton dapat diterima sebagai penduga atau bioindikator
kualitas perairan (Crossey dan La Point, (1988); Stewart, (1995) in Giorgi dan Malacalza,
(2002)).
Salah satu biota yang memiliki peranan penting di dalam perairan dan dapat dijadikan
sebagai indikator biologi adalah perifiton. Perifiton merupakan organisme yang tumbuh atau
menempel pada substrat tetapi tidak melakukan penetrasi ke dalam substrat tersebut (Weitzel,
1979). Secara alami perifiton bersifat tetap dan menempel pada akar tumbuhan, bebatuan,
kayu, dan benda-benda dalam air lainnya, sehingga memiliki kecenderungan lebih banyak
menerima polutan dari area tersebut dibandingkan dengan hidrobiota yang lain. Organisme
yang terdapat pada air yang telah tercemar berbeda dengan yang terdapat pada air yang belum
tercemar (Georgudaki et al., 2003). Respon dari komunitas perifiton terhadap adanya polutan
dapat diukur dengan variasi skala waktu yang menunjukan terhadap perubahan level
1.2. Tujuan
2.1. Perifiton
2.1.1. Terminologi
Istilah perifiton meskipun digunakan secara bervariasi, namun lebih ditujukan kepada
flora yang tumbuh di atas substrat di perairan. Menurut Hill dan Webster (1982), perifiton
adalah mikroalgae menempel yang umumnya merupakan sumber energi utama di perairan,
sangat melimpah dan memiliki peranan yang lebih besar dalam menentukan produktivitas
primer dibanding fitoplankton. Wood (1967) menggunakan istilah perifiton untuk algae yang
struktur dan bentuk pertumbuhan, dominansi dan struktur trofik (Krebs, 1972).
menunjukkan komposisi individu dari spesies yang terdapat dalam suatu komunitas, dimana
akan terjadi dominasi spesies dalam suatu komunitas bila keseragaman mendekati minimum
dan sebaliknya suatu komunitas akan relatif mantap apabila keseragaman mendekati
komunitas (Simpson, (1984) in Krebs, (1972)). Secara umum struktur komunitas perifiton
terdiri dari algae mikroskopis yang bersifat sessil, satu sel maupun algae filamen terutama
Struktur komunitas perifiton dari setiap perairan sangat beragam, namun perifiton yang
tumbuh pada berbagai jenis makrofita di suatu perairan dapat seragam (Prygiel
kemantapan keberadaan substrat. Substrat dari benda hidup sering bersifat sementara karena
adanya proses pertumbuhan dan kematian. Setiap saat pada substrat hidup akan terjadi
perubahan lingkungan sebagai akibat dari respirasi dan asimilasi, sehingga mempengaruhi
komunitas perifiton. Biomassa perifiton yang terbentuk merupakan sumber makanan alami
biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil udang, moluska dan ikan (Klumpp et
merupakan hasil kolonialisasi dengan proses biologi yang menyertainya dan berinteraksi
dengan faktor fisika-kimia perairan (Borowitzka dan Lethbridge, (1989) in Zulkifli, (2000)).
perifiton pada substrat yang berlangsung segera seketika pengkoloni menempel pada substrat.
Tipe substrat sangat menentukan proses kolonialisasi dan komposisi perifiton, hal ini
berkaitan erat dengan kemampuan dan alat penempelnya. Kemampuan perifiton menempel
pada substrat menentukan eksistensinya terhadap pencucian oleh arus atau gelombang yang
dapat memusnahkannya. Untuk menempel pada substrat, perifiton mempunyai berbagai alat
penempel, yaitu:
2) Tangkai bergelatin panjang atau pendek, seperti pada Cymbella, Gomphonema dan
Achnanthes,
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum yaitu Plankton net no. 25, gelas ukur, sikat
gigi, botol sampel, mikroskop, objek glass, preparat, pipet tetes, buku identifikasi, kamera
2.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu sampel perifiton dari batu, akuades,
3.2. Metode
Ambil batuan, tumbuhan ataupun batang tumbuhan air yang mewakili di sekitar kolam.
Kemudian masukkan batu ke dalam gelas ukur yang telah diisi air, kemudian hitung
penambahan volumenya. Setelah itu sikat batu dengan sikat yang halus secara perlahan-
lahan. Air yang berada pada gelas ukur disaring dengan plankton net no. 25. Kemudian
4.2. Pembahasan
Perifiton merupakan produser anorganik primer yang menduduki tempat utama dalam
pembentukan makanan di perairan sehingga komunitas ini sangat berperan penting dalam
kelangsungan hidup biota perairan. Secara alami perifiton bersifat tetap dan menempel pada
akar tumbuhan, bebatuan, kayu, dan benda-benda dalam air lainnya sehingga memiliki
kecenderungan lebih banyak menerima polutan dari area tersebut dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil diatas, pada kelompok 1 perifiton yang diambil berasal dari batang
tumbuhan dengan kelimpahan tertinggi sebesar 9899 ind/ml dengan kepadatan 182. Pada
kelompok 2 perifiton yang diambil berasal dari batu dengan kelimpahan tertinggi sebesar 127
ind/ml dengan kepadatan sebesar 122. Kelompok 3 perifiton berasal dari batu dengan
kelimpahan tertinggi sebesar 1467 dengan kepadatan sebesar 898. Kelompok 4 perifiton
berasal dari batang tumbuhan dengan kelimpahan tertinggi sebesar 776 ind/ml dengan
kelimpahan 454. Kelompok 5 perifiton yang diambil berasal dari batu dengan kelimpahan
tertinggi sebesar 39 ind/ml dan kepadatannya sebesar 42. Hal ini menunjukan bahwa batu
merupakan subtrat yang sangat mudah untuk ditempati oleh perifiton dibandingan dengan di
daun arena dimana hanya perifiton yang memiliki kemampuan perekat yang kuatlah yang
mampu menempel di daun dan batang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supriyanti (2001)
Perifiton berperan sebagai produsen primer dengan menghasilkan oksigen dan menjadi
salah satu penghasil bahan organik di perairan. Perifiton adalah bagian dari trofic level yang
memiliki peranan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Biomassa yang terbentuk
merupakan sumber makanan alami bagi biota air yang lebih tinggi yaitu zooplankton, juvenil
Kehadiran komunitas perifiton di suatu badan air merupakan faktor yang sangat
penting. Dalam hal ini perifiton merupakan rantai trofik dasar sebagai produktivitas primer,
dan juga sangat berperan dalam proses resirkulasi kimia dan biokimia di perairan seperti pada
perairan, mineralisasi komponen organik dan lain-lain. Menurut Patrick (1949) perifiton
sudah lama digunakan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas air, baik sebagai
indikator pada perairan yang kaya akan elemen nutritif, maupun karena tingkat sensitifiasnya
terhadap ion-ion metalik atau senyawa-senyawa toksik di perairan. Bahkan perifiton juga
berfungsi sebagai host dan sumber nutrisi bagi beberapa jenis mikro konsomator seperti meio
organisme mikroskopis di perairan lebih tepat bila melalui pengamatan terhadap komunitas
perifiton dan bukan komunitas planktonnya. Hal tersebut disebabkan perifiton yang
ditemukan disuatu tempat atau stasiun lebih dapat mewakili keadaan perairan tersebut karena
relatif tidak berpindah pindah, dibandingkan dengan plankton. Suatu sampel plankton yang
diambil di suatu stasiun dalam perairan mengalir mungkin saja dari tempat yang jauh di hulu
sungai, tetapi hanyut oleh arus dan tertangkap di badan air yang diplot sebagai stasiun
1. Jenis perifiton yang terdapat pada kolam terdiri dari beberapa genus seperti Nitzschia,
kelompok 1 sebesar 9899 ind/ml dengan kepadatan 182. Kelompok 2 sebesar 127
ind/ml dan kepadatan sebesar 122. Kelompok 3 1467 dengan kepadatan 898, kelompok
4 sebesar 776 ind/ml kelimpahan 454. Kelompok 5 sebesar 39 ind/ml dan kepadatannya
sebesar 42.
5.2. Saran
Perlu adanya kehati-hatian dan ketelitian saat mengamati dan mengidentifikasi perifiton
yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Brower, J. E., J. H. Zar and C. Von Ende. 1990. General Ecology. Field and Laboratory
Methods. Wm. C. Brown Company Publisher, Dubuque, Iowa.
Cox, E.J. 1991. What is the basis for using diatoms as monitors of river quality. Ln Whitton
B.A., Rott E. & Friedrich G. (eds.), Use of algae for monitoring rivers, Düsseldorf, E.
Rott, Innsbruck; 33-40.
Devi, I.A. 2002. Perifiton sebagai Indikator Biologi Kualitas Air di Sungai Citarum Hulu.
Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unpad. Jatinangor.
Krebs, C. L. 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publisher, London. 694 p.
Supriyanti, S., 2001, Struktur Komunitas Perifiton pada Substrat Kaca di Lokasi
Pemeliharaan Kerang Hijau (Perna viridis L.), Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta,
Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Weitzel, R.L. 1979. Periphyton Measurement and Application. In: Methods and
Measurement of Periphyton Communities: A Review. American Society For Testing
And Materials. Philadelphia.
Zulkifli. 2000. Sebaran Spasial Komunitas Perifiton dan Asosiasinya Dengan Lamun di
Perairan Teluk Pandan Lampung Selatan. Tesis Pascasarjana, IPB. Bogor.