Anda di halaman 1dari 80

PT. Centralproteina Prima, Tbk.

AHS Central Lab.-Ps. Kemis

Analisis Plankton dan Dampaknya terhadap


Perairan Budidaya

Oleh: Afiah Nurtasari, S.Si.


PT. Centralproteina Prima, Tbk.
AHS Central Lab.-Ps. Kemis

TUJUAN Menganalisis plankton baik fitoplankton


maupun zooplankton terkait dampaknya
terhadap perairan budidaya.

ALAT DAN - Air sampel diawetkan menggunakan


BAHAN larutan Lugol 1-5% dari volume sampel
- Pipet tetes
- Sedgwick Rafter dan cover glass
- Hemasitometer
- Mikroskop cahaya
- Counter
- Gelas piala kecil dan aquades
- Tempat buangan
- Tisu
Cara Kerja
Prinsip
Pengamatan fitoplankton dan zooplankton diamati dan dihitung
menggunakan Sedgwick Rafter dan atau hemasitometer di bawah
mikroskop.

Aduk air sampel menggunakan pipet sampai merata.


Isi Sedgwick Rafter dengan 1 ml air sampel menggunakan pipet
dan jangan sampai ada gelembung udara.
Amati di bawah mikroskop pada perbesaran 40x dan 100x.

Sedgwick Rafter  hingga perbesaran 100x


Hemasitometer  hingga perbesaran 400x
Perhitungan
Dalam Sedgwick Rafter terdapat 1000 kotak. Jika yang
diamati 20 kotak, maka hasilnya dikalikan 50.
Jika jumlah plankton > 410 , maka digunakan
hemasitometer. 3

Jika menggunakan hemasitometer, 4


dengan luas pandang
0,1 mm, maka hasil yang didapat dikalikan 10
Parameter dan besaran yang ditentukan
Chlorophyta dan diatom > 80%
Cyanophyta < 20%
Dinoflagellata < 5%

Penyajian Data
Data hasil analisis dicatat dalam bentuk angka dengan
satuan unit/ml
Pembuatan Larutan Lugol
Larutan Lugol digunakan untuk mengawetkan atau mematikan plankton
di dalam sampel sehingga jumlahnya tetap. Larutan Lugol juga
mewarnai sel plankton, membuat inti sel lebih terlihat, sehingga
membantu dalam visualisasi plankton di bawah mikroskop dan
memudahkan dalam penghitungan.

Untuk membuat 1 l larutan Lugol :

1. Masukkan Kalium Iodida (KI) 100 gr ke dalam labu ukur 1000 ml,
larutkan dengan aquades secukupnya (distirer).
2. Tambahkan kristal Iodine (I2) 50 gr, distirer kembali.
3. Tambahkan larutan Acetic Acid Glacial 100 ml, distirer kembali.
4. Tambahkan aquades sampai batas 1000 ml.
5. Distirer kembali sampai semua bahan terlarut.
Validasi Analisis: QC Duplo
 Tentukan atau pilih 1 sampel yang akan dianalisis.
 Hitung atau analisis komposisi dan kelimpahan plankton sampel.
 Analisis kembali sampel plankton yang sudah dianalisis untuk kedua
kalinya.
 Bandingkan hasil analisis tersebut, kemudian hitung % error.
Jika penghitungan hanya menggunakan hemasitometer (tanpa Sedgwick
Rafter):

 Pada penampang hemasitometer hanya kotak A, C, E, G, dan I yang dilakukan


penghitungan plankton.
 Apabila jenis plankton yang telah ditemukan di kotak A, C, G, dan I maka di kotak E
tidak perlu dilakukan penghitungan, begitupun sebaliknya.
 Awalnya penghitungan dilakukan hanya di kotak E, namun apabila ditemukan jenis
plankton yang tidak ditemukan di kotak E maka ditambahkan total plankton dari
jenis tersebut di keempat kotak A, C, G, dan I yang dibagi 4 dan dikali 10.000.
Contoh:

 Di kotak E tidak ditemukan Gymnodinium, namun di kotak A ditemukan 1


Gymnodinium, di kotak C 2 Gymnodinium, di kotak G 0 Gymnodium, di kotak I
ditemukan 2 Gymnodinium.
 Maka, total Gymnodinium= (1+2+0+2
4 ) x10.000 = (5/4) x10.000 = 12.500 unit/ml.
Definisi Plankton
Plankton berasal dari bahasa Yunani ”Planktos” yang
berarti menghanyut atau mengembara.

Plankton adalah organisme yang hidupnya mengapung


atau melayang di dalam air yang pergerakannya
tergantung pada arus air.

Istilah Plankton pertama kali digunakan oleh Victor


Hensen (1887) seorang berkebangsaan Jerman.
Pengelompokan Plankton
Berdasarkan

Siklus hidup Ukuran Fungsi rantai makanan

• Holoplankton • Megaplankton (20 – 200 cm) • Fitoplankton


• Meroplankton • Makroplankton (2 – 20 cm) • Zooplankton
• Tikoplankton • Mesoplankton (0,2 mm – 2 cm) • Bakterioplankton
• Mikroplankton (20 – 200 μm)
• Nanoplankton (2 – 20 μm)
• Pikoplankton (0,2 – 2 μm)
• Femtoplankton (<0,2 μm)
Pengelompokan Berdasarkan Siklus Hidup (Nontji, 2008)
1. Holoplankton: plankton yang seluruh siklus hidupnya dijalani
sebagai plankton. Umumnya fitoplankton adalah holoplankton

2. Meroplankton: plankton yang menjalani hidupnya sebagai


plankton pada tahap awal dari siklus hidupnya, fase telur dan larva
sebagai plankton, sedangkan fase dewasanya berubah menjadi
nekton atau sebagai benthos. Meroplankton = plankton sementara
Contoh: ikan (tahap telur dan larva), Bivalvia, Anthozoa,
Crustaceae

3. Tikoplankton: sebenarnya bukan plankton yang sejati, karena


dalam keadaan normal hidupnya di dasar perairan sebagai benthos
tetapi karena adanya arus, pasang surut, dan pengadukan yang
menyebabkan hewan ini lepas dari dasar perairan dan terbawa arus
mengembara sementara sebagai plankton.
Contoh: Amphipoda, Isopoda
Pengelompokan Plankton Berdasarkan Ukuran
(Sieburth et al., 1978 dalam Nontji, 2008; Nybakken, 1993)
1. Megaplankton (20 – 200 cm)
Ada yang menyebutnya megaloplankton. Contoh: ubur-ubur.
Cyanea artica mempunyai Ø payung lebih dari 2 meter dengan
panjang tentakel 30 meter.
2. Makroplankton (2 – 20 cm)
Contoh: udang Euphausiacea, Pteropoda (Mollusca)
3. Mesoplankton (0,2 – 20 mm)
Contoh: Copepoda, Amphipoda, Ostracoda (zooplankton),
Noctiluca (fitoplankton)
4. Mikroplankton (20 – 200 µm)
Contoh: fitoplankton seperti diatom, dinoflagellata
Pengelompokan Plankton Berdasarkan Ukuran
(Sieburth et al., 1978 dalam Nontji, 2008; Nybakken, 1993)

5. Nannoplankton (2 – 20 µm)
Contoh: Coccolithophorida (flagellata laut)
6. Pikoplankton (0,2 – 2 µm)
Contoh: Bakterioplankton
7. Femtoplankton (< 0,2 µm)
Contoh: Virioplankton
Pengelompokan Plankton Berdasarkan Fungsi Rantai Makanan

1. Fitoplankton: plankton yang menyerupai tumbuhan,


mampu melakukan fotosintesis, makanan alami larva
organisme perairan, pensuplai utama oksigen terlarut di
perairan.
2. Zooplankton: hewan-hewan planktonik, pemanfaat
langsung fitoplankton, produsen sekunder perairan,
sumber makanan penting bagi nekton pada tingkat
juvenil.
3. Bakterioplankton: bakteri yang hidup sebagai plankton.
4. Virioplankton: virus yang hidup sebagai plankton.
Divisi/Filum yang dapat ditemukan pada
sampel air : (berdasarkan fungsi rantai makanan)
Chlorophyta
Cyanophyta
Fitoplankton
Chrysophyta : Diatom
Dinoflagellata
Euglenophyta
Cilliata
Protozoa
Zooplankton
Crustacea
Rotifera
Mollusca
FITOPLANKTON
Chlorophyta
 Alga eukariotik, berkloroplas (plastida hijau).
 Tubuhnya bersel satu, berkoloni, dan bersel banyak.
 Sebagian besar hidup di air tawar, tetapi ada beberapa spesies yang
hidup di air laut, di tempat-tempat basah, dan ada pula yang hidup
sebagai eksofit dan endofit pada makhluk lain.
 Reproduksi secara vegetatif (aseksual): pembelahan biner (chlorophyta
bersel satu), fragmentasi (chlorophyta bentuk benang atau koloni),
pembentukan zoospora (spora kembara).
 Reproduksi secara generatif (seksual): konjugasi dan peleburan sperma
dan ovum.
 Contoh bersel tunggal dan tidak bergerak: Chlorella, Chlorococcum
 Contoh bersel tunggal dan bergerak: Chlamydomonas
 Contoh bentuk koloni dan tidak bergerak: Hydrodyction
 Contoh bentuk koloni dan bergerak: Volvox
 Contoh bentuk benang: Spirogyra, Oedogonium
Chlorococcu Chlorella Spirogyra
m

Chlamidomon
as Chlamidomon
as
Oedogonium

Hydrodyction Volvox
Chlorophyta
● Pigmen: klorofil a dan b, beta karoten, serta berbagai macam xantofil (lutein,
violaxanthin, zeaxanthin).
● Cadangan makanan: amilum di dalam pirenoid.

Peranan Chlorophyta
• Salah satu pakan alami hewan budidaya perairan (ikan, udang).
• Produser primer: sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi
ikan, udang, dan juga serangga air.
• Bersifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca,
mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang.
• Memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang relatif
cepat sehingga berpotensi blooming di perairan tersebut.
• Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
Chlorophyta

Peranan Chlorophyta (lanjutan)


• Beberapa jenis seperti Chlorella, Nannochloropsis,
Tetraselmis, dan Dunaliella dapat menekan perkembangan
Vibrio.
• Chlorella dapat digunakan sebagai makanan manusia,
suplemen, obat-obatan, dan kosmetik.
Diatom (Bacillariophyceae)
Contoh
Ciri Diatom Contoh Gambar
Genera
• Alga eukariotik • Skeletonema
• Navicula
• Umumnya berbentuk
uniseluler
• Gyrosigma
• Biddulphia
• Memiliki dinding silika
• Cerataulina Gyrosigma
yang terdiri dari dua Biddulphia
• Coscinodiscus
katup terpisah (frustule)
• Chaetoceros
• Ditemukan dimana-mana: • Nitzschia
mulai dari dasar
• Rhizosolenia
samudera, air tawar,
• Cyclotella
hingga permukaan tanah
• Thalassiosira
yang lembab
Nitzschia
• dll
Cyclotella

Cyclotella
Coscinodiscu
s

Thalassiosira
Cerataulina

Skeletonema
Navicula
Chaetoceros

Rhizosolenia
Diatom (Bacillariophyceae)

• Pigmen : klorofil A, C, β-karoten, fukoxanthin, diatoxanthin, diadinoxanthin.


• Kloroplas : diselimuti oleh sampul kloroplas bermembran ganda dan ribosom
berlapis kloroplas ER (CER); dengan manset tilakoid (thylakoid
girdle)
• Produk akhir : chrysolaminaran (β-1,3-glukan) dan minyak/lemak.
• Penutupan sel : silika dan materi organik lainnya berupa frustule dengan dua katup
yang terhubung oleh manset (girdle), hypovalve atau hypotheca
dan epivalve atau epitheca.
• Non Flagella : uniselular atau berkoloni, seringkali ditemukan berantai.
• Lokomosi : bentuk pennate, bergerak dengan mengeluarkan sekresi mucilage
melalui organ raphe.
• Reproduksi : aseksual; dengan pembelahan sel, hypotheca baru dibentuk
sebagian dengan valve dari frustule induk dalam batasan – batasan tertentu
seksual; diatom merupakan diploid, terjadi meiosis dan
pembentukan gamet, fusi gamet menghasilkan auxospore.
Diatom (Bacillariophyceae)
Peranan Diatom
 Merupakan produsen primer serta pakan alami udang dan ikan.
Setelah siklus hidup diatom selesai, cangkangnya kemudian mengendap di
dasar badan air.
Cangkang yang tidak membusuk lalu terakumulasi dan membentuk sedimen
yang disebut ‘kieselguhr’ atau tanah diatom. Lapisan diatom ini bersifat lunak
dan ringan sering pula disebut batu diatomit.
 Tanah diatom sering digunakan sebagai:
- campuran semen
- bahan penggosok
- bahan isolasi karena kemampuannya menyerap suara dan panas
- bahan campuran dinamit dan bahan peledak lainnya.
- bahan pembuatan saringan (banyak lubang-lubang kecil dan areola yang
ditemukan pada cangkang diatom)
 Sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.
Diatom (Bacillariophyceae)

Struktur frustule, berdasarkan bentuk kesimetrian frustule dibagi menjadi :


• Centrales (Biddulphiales), simetri-sentris terhadap suatu titik
• Pennales, simetris terhadap suatu garis
a) Bacillariophyceae : spesies yang memiliki organ raphe (bersifat motil)
b) Fragillariophyceae : spesies tanpa organ raphe (non-motil)

Frag. : Fragilaria

Centric : Stephanodiscus Bac. : Didymosphenia


Diatom (Bacillariophyceae)
Struktur Frustule:
(Pinnularia)

(Stephanodiscus)
Cyanophyta /Cyanobacteria
Ciri-ciri cyanophyta:
• Berbentuk uniseluler, berkoloni, atau membentuk filamen.
• Memiliki dinding sel tebal dan berbentuk gel.
• Dikenal sebagai alga hijau biru (blue green algae).
• Memiliki kemampuan fotosintesis meskipun tidak memiliki kloroplas
Oscillatoria di dalam plasma sel terdapat zat warna klorofil-a dan
2 macam kromoprotein yaitu fikosianin (kromoprotein biru) dan
fikoeritrin (kromoprotein merah) yang larut dalam air.

BGA bentuk benang tersusun oleh 1 baris sel tunggal yang


disebut trikoma, yang tertutup oleh sheet (sel pelindung) yang
dinamakan filamen. Pada BGA bentuk ini juga sering dijumpai sel khusus
yang disebut heterocyst.

Nostoc
Anabaena

Nostoc
Contoh Ordo Contoh Genera
• Chroococcales • Halospirulina
• Nostocales • Planktothricoides
• Oscillatoriales • Prochlorococcus
• Pleurocapsales • Prochloron
• Stigonematales • Prochlorothrix
Anabaenopsis
Cyanophyta/
Cyanobacteria
Peranan Cyanophyta
 Menghasilkan oksigen terlarut dalam air yang akan dimanfaatkan oleh
organisme perairan.
 Menghasilkan heterocyst yang mengandung enzim nitrogenase,
merupakan unsur utama dalam pengikatan nitrogen.
 Heterocyst mengikat nitrogen kemudian mengubahnya
menjadi amoniak (NH3), nitrit (NO2-) atau nitrat (NO3-) yang dapat diserap
oleh tumbuhan kemudian diubah menjadi protein dan asam nukleat.
 Berpotensi blooming dan apabila kemudian terjadi kematian massal (die
off) dari populasi tsb, maka akan terjadi penurunan oksigen terlarut (DO)
secara mendadak di perairan.
 Mengeluarkan racun (cyanotoxin) yang membahayakan manusia
maupun hewan, termasuk udang, bahkan menimbulkan kematian apabila
terkonsumsi.
 Menyebabkan bau tanah pada daging ikan dan udang.
Cyanophyta/
Cyanobacteria
Fakta mengenai cyanophyta:
• Beberapa jenis cyanophyta diperjualbelikan karena bernilai gizi
tinggi, seperti Aphanizomenon flos-aquae (E3-live) atau Spirulina.

• Sedikitnya satu metabolit sekunder cyanophyta, yaitu cyanovirin,


menunjukkan kemampuan untuk melakukan aktivitas anti-HIV.

Keterangan gambar :
Ledakan Cyanophyta di laut Baltik Timur, Swedia, 2
Agustus 1999
(http://en.wikipedia.org//wiki//cyanobacterial,2005)
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta

Ciri Dinoflagellata Contoh Genera Contoh Gambar


• Kelompok alga • Gonyaulax
eukariotik terbesar • Cerathium
setelah diatom • Noctiluca
• Uniseluler • Dinophysis
• Peridinium
• Berflagella
• Prorocentrum Gonyaulax Noctiluca
• Berkembang biak • Gymnodinium
dengan membelah diri

Ceratium
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta

Pembelahan sel Dinoflagellata; Peridinium conicum (A), Dinophysis (B), Prococentrum


micans (C, D), Ceratium tripos (F, G). Dilaporkan oleh Zhong (1989)
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta

Karakteristik :
• Pigmen : klorofil A, C, β-karoten, peridinin, dinoxanthin, diadinoxanthin
• Kloroplas : diselimuti oleh sampul kloroplas bermembran 3 (tiga), membran
kedua dan ketiga merupakan tilakoid
• Produk akhir : pati (starch) dan minyak/lemak
• Penutupan sel : theca (amphiesma, beberapa lapis membran) atau telanjang,
dilengkapi bentuk piringan selulosa di dalam vesikel theca, yang
berpola spesifik pada tiap spesies, alur manset memisahkan sel
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu epicone dan hypocone
• Flagella : dua buah transverse flagellum mengelilingi sel pada alur manset,
longitudinal flagellum mengarah ke posterior
• Nukleus : Besar, kromosom memadat secara permanen ( dinokaryon)
• Trichocysts : Organ penyemprot pada membran, berbentuk benang – benang
(fibril) yang memanjang
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
a) b) c)

d)

Keterangan gambar :
a) Struktur tubuh Dinoflagellata
b) Gonyaulax
c) Ceratium
d) Fenomena heterotrophy
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
Peranan Dinoflagellata
• Dinoflagellata merupakan produsen primer a) Red Tides
terbesar setelah diatom.
• Beberapa spesies merupakan endosymbion :
Zooxanthellae, hidup di dalam avertebrata laut,
utamanya hewan – hewan terumbu karang
(coral dan kerang) .
• Dinoflagellata merupakan penyebab pasang
merah“red tides”, yang dapat membahayakan b) Bioluminescence
makhluk hdup di sekitarnya akibat racun yang
ditimbulkan, misalnya: PSP (Paralytic Shellfish
Poisoning) .
• Beberapa spesies Dinoflagellata memiliki
kemampuan bioluminescence, yaitu Noctiluca
dan Gymnodinium.
Euglenophyta
Ciri-ciri euglenophyta:

 Sebagian besar uniseluler.


 Memiliki bintik mata berwarna merah (stigma).
 Tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki lapisan penyokong
membran sel dan protein berupa pelikel yang fleksibel
(lentur).
 Memiliki flagela dan dapat bergerak aktif (motil) seperti
hewan.
 Memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan.
 Klorofil tersimpan di dalam kloroplas yang berbentuk oval.
 Euglenophyta menunjukkan gerak fototaksis, yaitu gerak
berpindah tempat menuju ke arah cahaya matahari.
Euglenophyta

 Pigmen: klorofil a, klorofil b, dan karoten.


 Cadangan makanan berupa polisakarida paramilon.
 Hidup sebagai organisme fotoautotrof melalui fotosintesis.
Namun bila keadaan kurang mendukung, misalnya tidak
ada cahaya matahari, maka dapat juga hidup sebagai
organisme heterotrof, yaitu dengan memakan sisa-sisa
bahan organik.
 Habitat di air tawar, misalnya air kolam, sawah, danau,
dan banyak ditemukan di parit-parit peternakan yang
banyak mengandung kotoran hewan.
 Bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur.
Euglenophyta
Peranan Euglenophyta
 Merupakan produsen primer serta pakan alami udang dan
ikan.
 Mencemari sumber air; berpotensi blooming, kemudian
apabila mati akan terjadi penimbunan endapan pada
dasar kolam atan tambak (memperkaya bagian sedimen).
 Sebagai indikator pencemaran organik.
ZOOPLANKTON
 Merupakan produsen sekunder.
 Zooplankton memangsa fitoplankton atau detritus, dan memiliki
peran penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan.
 Merupakan makanan alami bagi larva ikan dan udang.
 Sebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yang
lebih tinggi, sehingga kelimpahan zooplankton sering dikaitkan
dengan kesuburan perairan (Arinardi et.al.,1994).
 Satu golongan yang sangat penting menurut sudut ekologis:
subklas Copepoda (klas Crustacea, filum Arthropoda). Hewan
kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi ekosistem bahari
karena merupakan herbivora primer laut (Nybakken,1992).
 Zooplankton melakukan migrasi vertikal harian: bergerak ke arah
dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari.
Gerakan tersebut untuk mencari makanan yaitu fitoplankton.
Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya
variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu
dimungkinkan karena zooplankton menghindari sinar matahari
 Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai,
perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di
tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.
 Kelompok yang paling umum ditemui pada perairan budidaya
antara lain: Ciliata, Protozoa, Rotifera, dan Mollusca.

Beberapa zooplankton yang sudah banyak dibudidayakan


(sebagai pakan alami) dalam perairan budidaya antara lain:
 Rotifera terutama Brachionus sp.
 Cladocera terutama Moina sp. dan Daphnia sp.
 Branchiopoda terutama Artemia sp.
 Berbagai macam plankton lainnya seperti infusoria
(Paramecium), jentik – jentik nyamuk, anak tiram, anak tritip
(Ballanus sp.), anak bintang laut (Arabica sp.), cacing tubifek,
dan lain-lain.
Contoh Zooplankton
Ciliata Crustacea Rotifera Mollusca
- Acineta
- Amphorella - Acartia - Gastropoda
- Brachionus
- Amphileptus - Ballanus - Pinctada
- Colurella
- Cyttarocylis - Copepoda - Encentrum
- Didinium - Cyclops Annelida
- Lecane
- Polychaeta
- Halteria - Daphnia - Proales
- Euplotes - Microsetella - Rotaria
- Epystilis - Moina
- Favella - Oithona
- Mesodinium
- Opalina
- Strombidium
- Tintinopsis
- Vorticella Euplot Copepoda Colurella
es
Daphnia sp.
 Pakan alami untuk larva/benih ikan atau udang
mempunyai beberapa kelebihan: ukuran relatif kecil dan
sesuai dengan bukaan mulut ikan/udang, nilai nutrisi
tinggi, mudah dibudidayakan, gerakannya dapat
merangsang ikan untuk memangsanya,
perkembangbiakan cepat sehingga ketersediaan terjamin,
dan biaya pembudidayaan relatif murah.
 Pakan alami sangat responsif dalam menyerap unsur
hara/logam dari media hidupnya sehingga berpotensi
untuk tercemar oleh lingkungan airnya.
 Sebagai pakan hidup berarti membudidayakannya harus
mengetahui morfologi, habitat, daur hidup, cara
perkembangbiakan, kebiasaan makan, serta jenis
pakannya.
Contoh Sampel Plankton Agustus 2015
Keceraha Standar
No. Pond Farm No. Reg Tanggal Diterima Warna Air n Tinggi Air d Out of St.
7791 -0715-F03-
1 K01 Boon Yan C4 13.07.2015 Coklat 3 80 √
7792 -0715-F03-
2 K02 Boon Yan C4 13.07.2015 Hijau 5 80 √
7793 -0715-F03-
3 K03 Boon Yan C4 13.07.2015 Hijau 5 80 √
48109 -0715-S02-
4 38 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau 30 120 √
48110 -0715-S02-
5 40 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau 25 130 √
48111 -0715-S02-
6 47 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau Muda 40 120 √
48112 -0715-S02-
7 67 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau Coklat 35 120 √
48113 -0715-S02-
8 72 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau 30 110 √
48114 -0715-S02-
9 74 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau 35 120 √
48115 -0715-S02-
10 75 Prayasa I1 01.08.2015 Hijau 30 130 √
48328 -0815-S02-
11 P4 Maimunah F9 07.08.2015 Hijau 20 110 √
12 Sumber Tri Marga 07.08.2015 Coklat Hijau √
48329 -0815-S02-
13 A1 Mr. TAN F10 07.08.2015 Koloid 130 √
48330 -0815-S02-
14 B2 Mr. TAN F10 07.08.2015 Hijau Pekat 110 √
48331 -0815-S02-
Lanjutan…
Tanggal Out of
No. Pond Farm No. Reg Diterima Warna Air T WL St. St.

25 P2 Mr. Lee 2 48341 -0815-S02-F11 07.08.2015 Coklat Hijau √


26 P5 Mr. Lee 2 48342 -0815-S02-F11 07.08.2015 Coklat Hijau √
27 B4 Apay 48343 -0815-S02-F11 07.08.2015 Hijau 30 140 √
28 Sumber Apay 48344 -0815-S02-F11 07.08.2015 Hijau Coklat √
29 C5 Akun 48345 -0815-S02-F11 07.08.2015 Hijau Coklat 120 √
30 P1 Mr. Lee I 48346 -0815-S02-F11 07.08.2015 Hijau Coklat √
31 P3 Mr. Lee I 48347 -0815-S02-F11 07.08.2015 Hijau Coklat √
Apo / Varia
48348 -0815-S02-F11
32 A3 Motor 07.08.2015 Hijau √
Apo / Varia
48349 -0815-S02-F11
33 B1 Motor 07.08.2015 Hijau √
Apo / Varia
48350 -0815-S02-F11
34 B2 Motor 07.08.2015 Hijau √
Apo / Varia
48351 -0815-S02-F11
35 Sumber Motor 07.08.2015 Bening √
36 A5 Acit 48352 -0815-S02-F4 07.08.2015 Hijau √
37 A8 Acit 48353 -0815-S02-F4 07.08.2015 Coklat Hijau √
38 P2 Mr. Lee III 48354 -0815-S02-F4 07.08.2015 Hijau Muda √
39 P6 Mr. Lee III 48355 -0815-S02-F4 07.08.2015 Hijau Muda √
48356 -0815-S02-F4
Lanjutan…
Tanggal
No. Pond Farm No. Reg Diterima Warna Air T WL St. Out of St.

41 Irigasi 30/7 CP 7865 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat 20 30 √


42 Sedimen 30/7 CP 7866 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat Kehijauan 30 120 √
43 Reservoir 30/7 CP 7867 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat Keruh 10 120 √
44 I2 30/7 CP 7870 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat Kehijauan 20 80 √
45 B2 30/7 CP 7871 -0815-F01- C3 11.08.2015 Hijau Pekat 5 30 √
46 E5 30/7 CP 7868 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat Kehijauan 15 60 √
47 E6 30/7 CP 7869 -0815-F01- C3 11.08.2015 Coklat Kehijauan 20 60 √
48 Irigasi 11/8 CP 11.08.2015 Coklat 20 30 √
49 Sedimen 11/8 CP 11.08.2015 Hijau Kecoklatan 30 150 √
50 Reservoir 11/8 CP 11.08.2015 Coklat Keruh 15 180 √
51 I2 11/8 CP 7863 -0815-F01- C3 11.08.2015 Hijau 20 70 √
52 B2 11/8 CP 7862 -0815-F03- C3 11.08.2015 Hijau 5 30 √
53 E5 11/8 CP 11.08.2015 Hijau Kecoklatan 15 60 √
54 E6 11/8 CP 11.08.2015 Hijau Kecoklatan 20 60 √
Jumlah Sampel 54 45 9

Water shrimp culture = 37


sampel
Contoh analisis plankton dari sampel air
Water shrimp culture
Tanggal Tanggal Warna Air
No. Farm Pond Datang Analisa Sampel Kecerahan Tinggi Air
1 Prayasa 72 01.08.2015 04.08.2015 Hijau 30 110

Plankton + Jumlah Plankton - Jumlah Divisi Amount %


Chlorella (Cl) 3750000 Oscillatoria (Cy) 1390000Chlorophyta 3860000 72.278
Chlamydomonas
(Cl) 50000 Oocystis (Cl) 40000Cyanophyta 1400000 26.215
Gymnodinium
Cyclotella (Dt) 10000 (DF) 20000Diatom 30000 0.562
Chlorococcum Dinoflagellat
(Cl) 10000 Peridinium (DF) 10000 a 40000 0.749
Protoperidinium
Navicula (Dt) 10000 (DF) 10000Euglenophyta 10000 0.187
Chlamydocapsa
(Cl) 10000 Nitzschia (Dt) 10000Cilliata 400 0.007
Microcystis (Cy) 10000Protozoa 0 0.000
Euglena (Eg) 10000Rotifera 100 0.002
Nostoc (Cy) 10000Crustacea 0 0.000
Euplotes (Ct) 250Nematoda 0 0.000
Water fish culture
Tanggal Tanggal
No. Farm Pond Datang Analisa Warna Air Sampel Kecerahan Tinggi Air
CP
1 Pabuaran Sedimen 11.08.2015 26.08.2015 Hijau Kecoklatan 30 150

Plankton + Jumlah Plankton - Jumlah Divisi Amount %


Chlorella (Cl) 4310000Aphanocapsa (Cy) 30000Chlorophyta 4400200 96.815
Chlamydomonas
(Cl) 80000Oscillatoria (Cy) 20000Cyanophyta 80000 1.760
Navicula (Dt) 20000Peridinium (DF) 20000Diatom 30350 0.668
Dinoflagellat
Chroomonas (P) 10000Nitzschia (Dt) 10000 a 24000 0.528
Ankistrodesmus (Cl) 10000Merismopedia (Cy) 10000Euglenophyta 0 0.000
Synedra (Dt) 250Nostoc (Cy) 10000Cilliata 200 0.004
Scenedesmus (Cl) 150Microcystis (Cy) 10000Protozoa 10000 0.220
Protoperidinium
Streptotheca (Dt) 100 (DF) 3650Rotifera 200 0.004
Pediastrum (Cl) 50Gymnodinium (DF) 350Crustacea 0 0.000
Brachionus (Rt) 50Halteria (Ct) 100Nematoda 0 0.000
Polyarthra (Rt) 50Codonella (Ct) 100Total 4544950100.000
Colurella (Rt) 50
Filinia (Rt) 50
JENIS-JENIS PLANKTON MENGUNTUNGKAN
DIATOM (CHRYSOPHYTA):
 - Chaetoceros sp.
 - Cyclotella sp.
 - Skeletonema sp.
 - Bacteriastrum sp.
 - Biddulphia sp.
 - Thalassiosira sp.
 - Gyrosigma sp.
 - Pleurosigma sp.
 - Amphipora sp.
 - Navicula sp.
GREEN ALGAE (CHLOROPHYTA):
- Chlorella sp.
- Chlorella vulgaris
- Chlamydomonas sp.
- Scenedesmus sp.
- Dictyospaerium sp.

BLUE GREEN ALGAE (CYANOPHYTA):


- Spirulina sp.
ZOOPLANKTON:
 - Cyclops sp.
 - Copepoda sp.
 - Brachionus sp.
 - Acartia sp.

JENIS-JENIS PLANKTON MERUGIKAN


KELOMPOK PENYEBAB RED TIDE (Warna air coklat kemerah-merahan)
1. DINOFLAGELLATA: - Protocentrum sp.
- Gymnodinium sp. - Ceratium sp.
- Gyrodinium sp. - Noctiluca sp.
- Dinophysis sp.
- Peridinium sp.
- Gonyaulax sp.
- Protoperidium sp.
- Alexandrium sp.

2. DIATOM:
 - Nitzschia sp.
 - Rhizosolenia sp.
MASALAH YANG DITIMBULKAN :
 Mempersulit sistem pernafasan.
 Insang akan rusak dan terinfeksi bakteri.
 Meningkatkan amoniak.
 Mengeluarkan racun berupa neurotoxin.

 PENYEBAB :
 Disebabkan oleh tingginya bahan organik yang mengandung phosphat tinggi
(N/P Rasio rendah).
 Salinitas lebih dari 25 promil (musim kemarau)

PENCEGAHAN :
 Padat penebaran disesuaikan antara padat penebaran dan fasilitas kincir.
 Penghitungan feeding program dan water stability, protein pakan yang
sesuai dengan pertumbuhan udang.
 Mempunyai tandon untuk mengontrol dan menekan plankton merugikan
sebelum air masuk ke petakan budidaya.
 Meningkatkan N/P Rasio dengan menambah unsur nitrogen dan mengurangi
unsur phospat.
KELOMPOK ALGAE PENYEBAB BAU TANAH (Warna air hijau kebiru-
biruan) BLUE GREEN ALGAE (Cyanophyta)
- Symploca
 - Oscillatoria sp.
 - Anabaena sp.
muscorum
- Schizothrix
 - Chroococcus sp.
muelleri
 - Microcystis sp. - Lyngbya

MASALAH YANG DITIMBULKAN :


 Dapat menghasilkan geosmin dan 2-methylisoborneol yang menyebabkan bau tanah
pada daging ikan dan udang.

PENYEBAB :
 Disebabkan oleh tingginya bahan organik yang mengandung nitrogen tinggi (N/P
Rasio tinggi).
 Plankton ini blooming di bawah salinitas 10 promil.

PENCEGAHAN :
 Menjaga salinitas air di atas 10 promil.
 Menurunkan N/P Rasio dengan menambah unsur phospat.
 Membuang lumpur dasar tambak pada saat pengeringan lahan.
KELOMPOK PLANKTON JENIS PROTOZOA (Warna air kekuning-kuningan)
BERSIFAT MERUGIKAN :
 - Zoothamium sp.
 - Epistylis sp.
 - Vorticella sp.
BERSIFAT PLANKTONIK :
 - Tintinnopsis sp.
 - Favella sp.
 - Euplotes sp.

MASALAH YANG DITIMBULKAN :


 Bersifat parasit akan menempel pada insang, kaki dan seluruh tubuh udang.
 Menyebabkan udang stress dan terinfeksi bakteri.
 Memangsa plankton yang menguntungkan, sebagai makanannya.

PENYEBABNYA :
 Pemberian pakan over feeding, water stability-nya kurang bagus di air sehingga mudah
larut.
 Pemakaian pupuk kandang dan ikan segar berlebihan.
PENCEGAHAN :
 Pemberian pakan disesuaikan antara biomasa udang dan jenis udang yang dibudidayakan.
 Mencegah digunakannya ikan segar.
PLANKTON INDIKATOR BAHAN ORGANIK TINGGI
1. DIATOM /BACILLARIOPHYTA:
- Nitzschia sp.
- Coscinodiscus sp.

2. EUGLENOPHYTA:
- Euglena sangunius
- Euglena viridis
- Euglena haematodes
- Lepocynclis sp.

3. ZOOPLANKTON/PROTOZOA:
- Tintinopsis sp.
- Zoothamnium sp.
- Epystilis sp.
- Acineta sp.
PLANKTON YANG MENGUNTUNGKAN DAN
Fitoplankton MERUGIKAN
PLANKTON YANG MENGUNTUNGKAN DAN
Zooplankton MERUGIKAN
FENOMENA BLOOMING ALGA

 Blooming alga (algal bloom) adalah


suatu proses peningkatan populasi alga
plankton (fitoplankton) secara cepat di
dalam suatu perairan.

Ciri khas dari fenomena ini adalah hanya satu


atau sedikit spesies yang mengalami
blooming (ledakan populasi) yang pada
akhirnya mengakibatkan terjadinya
perubahan warna perairan (discoloration)
sebagai hasil dari peningkatan densitas
pigmen warna alga plankton penyebab
blooming.
Blooming: suatu fenomena terjadinya perkembangan
populasi suatu spesies yang sangat cepat hingga mencapai
jumlah/kelimpahan yang melampaui rata-rata produksi
bulanannya dalam keadaan normal, dan terjadi dalam
waktu yang singkat
Umumnya disebut blooming bila populasi mencapai (5-
20).106 ind/l.
FENOMENA BLOOMING ALGA

Pyrodinium

Gymnodinium

Peristiwa Red Tide di Pantai Lajolla, California


Trichodesmium (Http://en.wikipedia.org/wiki/Algal Bloom,2005)

Gambar atas – bawah kiri :


beberapa genera Dinoflagellata beracun
yang dapat menimbulkan Red Tide
Gambierdiscus (Program Kerjasama ASEAN-Kanada Sains Laut, 2004)
Fenomena khusus:
blooming Euglenophyceae

• Terjadi pada perairan yang kaya bahan organik


dan asam amino.
• Setelah blooming akan mati dan memperkaya
bagian sedimen.
blooming Euglenophyceae (lanjutan..)

• Pada kondisi tidak serasi, namun dengan


intensitas sinar yang memadai akan terbentuk
kista yang mengapung di dekat permukaan
(neuston) dengan warna khas sesuai dengan
spesiesnya:
Euglena sanguineus  merah
E. naematodes  hijau
E. viridis  kuning
• Akan diikuti dengan kondisi deplesi oksigen.
Faktor-faktor pemicu terjadinya blooming:
- Angin dan gelombang
- Upwelling
- Hujan lebat
- Pupuk ada sisa pakan
- Limbah industri, domestik, peternakan,
pertanian, dll.
- Spora diam atau kista
Biasanya terjadi pada satu spesies (dominan),
spesies lain masih ada, tapi dalam jumlah sedikit.

Penyebab munculnya dominansi adalah adanya


hubungan antagonis antara spesies dominan
dengan jenis-jenis yang lain karena spesies
dominan mengeluarkan zat penghambat/racun
(inhibitor) bagi jenis lain.
Kelompok alga yang mengalami blooming serta zat
aktif yang dihasilkan:
• Chlorophyta
Misal: Chlorella menghasilkan chlorellin yang
dapat mematikan bakteri, baik gram positif atau pun
negatif.
• Cyanophyta
Misal: Microcystis menghasilkan microcystin
Anabaena flos aquae
menghasilkan anatoksin A, B, C, dan D;
Aphanizomenon flos aquae
menghasilkan saksitoksin, yang semuanya sangat

mematikan.
(Lanjutan..):
• Diatom
Misal: Rhizosolenia styliformis dan Nitzschia
menghasilkan bahan aktif yang merugikan
kegiatan perikanan.
• Dinoflagellata
Cukup banyak spesies yang pada saat blooming
menghasilkan bahan aktif spesifik berbahaya
(diuraikan tersendiri).
FENOMENA RED TIDE

Tipe Peracunan
PSP (Paralytic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Dinoflagellata. Jenis racun: saxitoxin.
Kekuatan racun: 0.5-1.0 mg/100gr daging kerang cukup
mematikan konsumen.
Gejala: kebal (hilang rasa)
ASP (Amnestic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Diatom (Nitzschia pungens, N.
pseudodelicatissima, Pseudonitzschia australis)
Jenis racun : asam domoat. Gejala: gangguan syaraf dan
pencernaan
Tipe Peracunan (lanjutan..)
DSP (Diarrhetic Shellfish Poisoning)
Penyebab : Dinophysis. Jenis racun : asam okadat. Gejala:
gangguan pencernaan
NSP (Neurotoxic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Gymnodinium grevis. Gejala: gangguan syaraf
CFP (Ciguatera Fish Poisoning)
Penyebab: Gambierdiscus toxicus. Jenis racun: ciguatoxin,
moitotoxin
Kelompok yang biasanya mengalami red tide :
• Di Jepang: Diatom (Eucampia zoodiacus, Thallasiosira
sp., Skeletonema costatum, Chaetoceros sp.);
Dinoflagellata (Ceratium fusus, Gymnodinium sp.,
Chattonelle subsalsa, Prorocentrum micans)
• Di Indonesia: Trichodesmium erythraeum, Noctiluca
scintillanis, Gonyaulax polygramma, Prorocentrum
minimum
Kejadian red tide di Indonesia:
Rutin Teluk Kao: Pyrodinium bahamense var. compresum

1991/1992 Lampung Timur: Trichodesmium sp.


1996/1997 Teluk Ambon: Pyrodinium bahamense var. compressum,
Alexandrium affine, A. cohorticula, A. tamiyavanichi.
Sumatera Barat: Gonyaulax spinifera
Penanggulangan & Pengendalian Blooming
1. Secara kimia: menggunakan Na2CO3.3/2 H2O.,
CuSO4, Formalin
2. Secara biologi: menggunakan biokontrol
3. Secara fisik: peredupan, pemasangan kincir, filtrasi
CONTOH LAPORAN HASIL ANALISIS PLANKTON (EXCEL)
CONTOH CERTIFICATE OF ANALYSIS (COA)
CONTOH CERTIFICATE OF ANALYSIS (COA)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai