Penyajian Data
Data hasil analisis dicatat dalam bentuk angka dengan
satuan unit/ml
Pembuatan Larutan Lugol
Larutan Lugol digunakan untuk mengawetkan atau mematikan plankton
di dalam sampel sehingga jumlahnya tetap. Larutan Lugol juga
mewarnai sel plankton, membuat inti sel lebih terlihat, sehingga
membantu dalam visualisasi plankton di bawah mikroskop dan
memudahkan dalam penghitungan.
1. Masukkan Kalium Iodida (KI) 100 gr ke dalam labu ukur 1000 ml,
larutkan dengan aquades secukupnya (distirer).
2. Tambahkan kristal Iodine (I2) 50 gr, distirer kembali.
3. Tambahkan larutan Acetic Acid Glacial 100 ml, distirer kembali.
4. Tambahkan aquades sampai batas 1000 ml.
5. Distirer kembali sampai semua bahan terlarut.
Validasi Analisis: QC Duplo
Tentukan atau pilih 1 sampel yang akan dianalisis.
Hitung atau analisis komposisi dan kelimpahan plankton sampel.
Analisis kembali sampel plankton yang sudah dianalisis untuk kedua
kalinya.
Bandingkan hasil analisis tersebut, kemudian hitung % error.
Jika penghitungan hanya menggunakan hemasitometer (tanpa Sedgwick
Rafter):
5. Nannoplankton (2 – 20 µm)
Contoh: Coccolithophorida (flagellata laut)
6. Pikoplankton (0,2 – 2 µm)
Contoh: Bakterioplankton
7. Femtoplankton (< 0,2 µm)
Contoh: Virioplankton
Pengelompokan Plankton Berdasarkan Fungsi Rantai Makanan
Chlamidomon
as Chlamidomon
as
Oedogonium
Hydrodyction Volvox
Chlorophyta
● Pigmen: klorofil a dan b, beta karoten, serta berbagai macam xantofil (lutein,
violaxanthin, zeaxanthin).
● Cadangan makanan: amilum di dalam pirenoid.
Peranan Chlorophyta
• Salah satu pakan alami hewan budidaya perairan (ikan, udang).
• Produser primer: sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi
ikan, udang, dan juga serangga air.
• Bersifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca,
mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang.
• Memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang relatif
cepat sehingga berpotensi blooming di perairan tersebut.
• Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
Chlorophyta
Cyclotella
Coscinodiscu
s
Thalassiosira
Cerataulina
Skeletonema
Navicula
Chaetoceros
Rhizosolenia
Diatom (Bacillariophyceae)
Frag. : Fragilaria
(Stephanodiscus)
Cyanophyta /Cyanobacteria
Ciri-ciri cyanophyta:
• Berbentuk uniseluler, berkoloni, atau membentuk filamen.
• Memiliki dinding sel tebal dan berbentuk gel.
• Dikenal sebagai alga hijau biru (blue green algae).
• Memiliki kemampuan fotosintesis meskipun tidak memiliki kloroplas
Oscillatoria di dalam plasma sel terdapat zat warna klorofil-a dan
2 macam kromoprotein yaitu fikosianin (kromoprotein biru) dan
fikoeritrin (kromoprotein merah) yang larut dalam air.
Nostoc
Anabaena
Nostoc
Contoh Ordo Contoh Genera
• Chroococcales • Halospirulina
• Nostocales • Planktothricoides
• Oscillatoriales • Prochlorococcus
• Pleurocapsales • Prochloron
• Stigonematales • Prochlorothrix
Anabaenopsis
Cyanophyta/
Cyanobacteria
Peranan Cyanophyta
Menghasilkan oksigen terlarut dalam air yang akan dimanfaatkan oleh
organisme perairan.
Menghasilkan heterocyst yang mengandung enzim nitrogenase,
merupakan unsur utama dalam pengikatan nitrogen.
Heterocyst mengikat nitrogen kemudian mengubahnya
menjadi amoniak (NH3), nitrit (NO2-) atau nitrat (NO3-) yang dapat diserap
oleh tumbuhan kemudian diubah menjadi protein dan asam nukleat.
Berpotensi blooming dan apabila kemudian terjadi kematian massal (die
off) dari populasi tsb, maka akan terjadi penurunan oksigen terlarut (DO)
secara mendadak di perairan.
Mengeluarkan racun (cyanotoxin) yang membahayakan manusia
maupun hewan, termasuk udang, bahkan menimbulkan kematian apabila
terkonsumsi.
Menyebabkan bau tanah pada daging ikan dan udang.
Cyanophyta/
Cyanobacteria
Fakta mengenai cyanophyta:
• Beberapa jenis cyanophyta diperjualbelikan karena bernilai gizi
tinggi, seperti Aphanizomenon flos-aquae (E3-live) atau Spirulina.
Keterangan gambar :
Ledakan Cyanophyta di laut Baltik Timur, Swedia, 2
Agustus 1999
(http://en.wikipedia.org//wiki//cyanobacterial,2005)
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
Ceratium
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
Karakteristik :
• Pigmen : klorofil A, C, β-karoten, peridinin, dinoxanthin, diadinoxanthin
• Kloroplas : diselimuti oleh sampul kloroplas bermembran 3 (tiga), membran
kedua dan ketiga merupakan tilakoid
• Produk akhir : pati (starch) dan minyak/lemak
• Penutupan sel : theca (amphiesma, beberapa lapis membran) atau telanjang,
dilengkapi bentuk piringan selulosa di dalam vesikel theca, yang
berpola spesifik pada tiap spesies, alur manset memisahkan sel
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu epicone dan hypocone
• Flagella : dua buah transverse flagellum mengelilingi sel pada alur manset,
longitudinal flagellum mengarah ke posterior
• Nukleus : Besar, kromosom memadat secara permanen ( dinokaryon)
• Trichocysts : Organ penyemprot pada membran, berbentuk benang – benang
(fibril) yang memanjang
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
a) b) c)
d)
Keterangan gambar :
a) Struktur tubuh Dinoflagellata
b) Gonyaulax
c) Ceratium
d) Fenomena heterotrophy
Dinoflagellata/Pyrrophyta/Dinophyta
Peranan Dinoflagellata
• Dinoflagellata merupakan produsen primer a) Red Tides
terbesar setelah diatom.
• Beberapa spesies merupakan endosymbion :
Zooxanthellae, hidup di dalam avertebrata laut,
utamanya hewan – hewan terumbu karang
(coral dan kerang) .
• Dinoflagellata merupakan penyebab pasang
merah“red tides”, yang dapat membahayakan b) Bioluminescence
makhluk hdup di sekitarnya akibat racun yang
ditimbulkan, misalnya: PSP (Paralytic Shellfish
Poisoning) .
• Beberapa spesies Dinoflagellata memiliki
kemampuan bioluminescence, yaitu Noctiluca
dan Gymnodinium.
Euglenophyta
Ciri-ciri euglenophyta:
2. DIATOM:
- Nitzschia sp.
- Rhizosolenia sp.
MASALAH YANG DITIMBULKAN :
Mempersulit sistem pernafasan.
Insang akan rusak dan terinfeksi bakteri.
Meningkatkan amoniak.
Mengeluarkan racun berupa neurotoxin.
PENYEBAB :
Disebabkan oleh tingginya bahan organik yang mengandung phosphat tinggi
(N/P Rasio rendah).
Salinitas lebih dari 25 promil (musim kemarau)
PENCEGAHAN :
Padat penebaran disesuaikan antara padat penebaran dan fasilitas kincir.
Penghitungan feeding program dan water stability, protein pakan yang
sesuai dengan pertumbuhan udang.
Mempunyai tandon untuk mengontrol dan menekan plankton merugikan
sebelum air masuk ke petakan budidaya.
Meningkatkan N/P Rasio dengan menambah unsur nitrogen dan mengurangi
unsur phospat.
KELOMPOK ALGAE PENYEBAB BAU TANAH (Warna air hijau kebiru-
biruan) BLUE GREEN ALGAE (Cyanophyta)
- Symploca
- Oscillatoria sp.
- Anabaena sp.
muscorum
- Schizothrix
- Chroococcus sp.
muelleri
- Microcystis sp. - Lyngbya
PENYEBAB :
Disebabkan oleh tingginya bahan organik yang mengandung nitrogen tinggi (N/P
Rasio tinggi).
Plankton ini blooming di bawah salinitas 10 promil.
PENCEGAHAN :
Menjaga salinitas air di atas 10 promil.
Menurunkan N/P Rasio dengan menambah unsur phospat.
Membuang lumpur dasar tambak pada saat pengeringan lahan.
KELOMPOK PLANKTON JENIS PROTOZOA (Warna air kekuning-kuningan)
BERSIFAT MERUGIKAN :
- Zoothamium sp.
- Epistylis sp.
- Vorticella sp.
BERSIFAT PLANKTONIK :
- Tintinnopsis sp.
- Favella sp.
- Euplotes sp.
PENYEBABNYA :
Pemberian pakan over feeding, water stability-nya kurang bagus di air sehingga mudah
larut.
Pemakaian pupuk kandang dan ikan segar berlebihan.
PENCEGAHAN :
Pemberian pakan disesuaikan antara biomasa udang dan jenis udang yang dibudidayakan.
Mencegah digunakannya ikan segar.
PLANKTON INDIKATOR BAHAN ORGANIK TINGGI
1. DIATOM /BACILLARIOPHYTA:
- Nitzschia sp.
- Coscinodiscus sp.
2. EUGLENOPHYTA:
- Euglena sangunius
- Euglena viridis
- Euglena haematodes
- Lepocynclis sp.
3. ZOOPLANKTON/PROTOZOA:
- Tintinopsis sp.
- Zoothamnium sp.
- Epystilis sp.
- Acineta sp.
PLANKTON YANG MENGUNTUNGKAN DAN
Fitoplankton MERUGIKAN
PLANKTON YANG MENGUNTUNGKAN DAN
Zooplankton MERUGIKAN
FENOMENA BLOOMING ALGA
Pyrodinium
Gymnodinium
mematikan.
(Lanjutan..):
• Diatom
Misal: Rhizosolenia styliformis dan Nitzschia
menghasilkan bahan aktif yang merugikan
kegiatan perikanan.
• Dinoflagellata
Cukup banyak spesies yang pada saat blooming
menghasilkan bahan aktif spesifik berbahaya
(diuraikan tersendiri).
FENOMENA RED TIDE
Tipe Peracunan
PSP (Paralytic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Dinoflagellata. Jenis racun: saxitoxin.
Kekuatan racun: 0.5-1.0 mg/100gr daging kerang cukup
mematikan konsumen.
Gejala: kebal (hilang rasa)
ASP (Amnestic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Diatom (Nitzschia pungens, N.
pseudodelicatissima, Pseudonitzschia australis)
Jenis racun : asam domoat. Gejala: gangguan syaraf dan
pencernaan
Tipe Peracunan (lanjutan..)
DSP (Diarrhetic Shellfish Poisoning)
Penyebab : Dinophysis. Jenis racun : asam okadat. Gejala:
gangguan pencernaan
NSP (Neurotoxic Shellfish Poisoning)
Penyebab: Gymnodinium grevis. Gejala: gangguan syaraf
CFP (Ciguatera Fish Poisoning)
Penyebab: Gambierdiscus toxicus. Jenis racun: ciguatoxin,
moitotoxin
Kelompok yang biasanya mengalami red tide :
• Di Jepang: Diatom (Eucampia zoodiacus, Thallasiosira
sp., Skeletonema costatum, Chaetoceros sp.);
Dinoflagellata (Ceratium fusus, Gymnodinium sp.,
Chattonelle subsalsa, Prorocentrum micans)
• Di Indonesia: Trichodesmium erythraeum, Noctiluca
scintillanis, Gonyaulax polygramma, Prorocentrum
minimum
Kejadian red tide di Indonesia:
Rutin Teluk Kao: Pyrodinium bahamense var. compresum