Anda di halaman 1dari 81

BIOEKOLOGI PLANKTON

PLANKTON
Plankton berasal dari bahasa Yunani
Planktos
yang
berarti
menghanyut
atau
mengembara
Plankton adalah organisme yang hidupnya
mengapung atau melayang di dalam air yang
pergerakannya tergantung pada arus air.
Istilah Plankton pertama kali digunakan oleh
Victor Hensen (1887) seorang berkebangsaan
Jerman.

Penggolongan plankton berdasarkan fungsional


(Nontji, 2008) :
- Phytoplankton
(umumnya 2 200 m)
- Zooplankton
(umumnya 0,2 2 mm)
- Bakterioplankton
(umumnya < 1 m)
- Virioplankton
(umumnya < 0,2 m)

Penggolongan Plankton berdasarkan ukuran


(Sieburth et al., 1978 dalam Nontji, 2008; Nybakken, 1993)
a. Megaplankton (20 200 cm)
Ada yang menyebut megaloplankton. Contoh
megaplankton adalah ubur-ubur. Cyanea artica
mempunyai payung lebih dari 2 meter dengan panjang
tentakel 30 meter.
b. Makroplankton (2 20 cm)
Contoh yang termasuk makroplankton : udang
Euphausiacea, Pteropoda (Mollusca)
c. Mesoplankton (0,2 20 mm)
Contoh yang termasuk mesoplankton : Copepoda,
Amphipoda, Ostracoda (zooplankton), dari
phytoplankton, contoh : Noctiluca

d. Mikroplankton (20 200 m)


Contoh : Phytoplankton seperti diatome, dinoflagellata
e. Nannoplankton (2 20 m)
Contoh : Coccolithophorida (Flagellata laut)
f. Pikoplankton (0,2 2 m)
Contoh : bakterioplankton
g. Femtoplankton (< 0,2 m)
Contoh ; Virioplankton
Pikoplankton dan Nannoplankton kadang-kadang disebut
juga sebagai Mikroplankton

Mikroplankton disebut juga Plankton net (net plankton)


Net plankton ialah plankton yang dapat disaring
dengan plankton net No. 25.
Luas mess (lobang) plankton net No. 25 adalah
60 m x 60 m ( 1mm = 1000 m)
Lebih kecil No. Plankton net maka lebih besar luas
lobangnya, contoh plankton net No. 8 digunakan
untuk menangkap zooplankton seperti larva udang
Di laut sekitar 70 % dari semua phytoplankton terdiri
atas Nannoplankton

Penggolongan berdasarkan siklus hidupnya


(Nontji, 2008)
1. Holoplankton : plankton yang seluruh siklus hidupnya
dijalani sebagai plankton. Umumnya phytoplankton adalah
holoplankton
2. Meroplankton : plankton yang menjalani hidupnya sebagai
plankton pada tahap awal dari siklus hidupnya, fase telur
dan larva sebagai plankton, sedangkan fase dewasanya
berubah menjadi nekton atau sebagai benthos.
Meroplankton = plankton sementara
Contoh Meroplankton : ikan (tahap telur dan larva), Bivalvia,
Anthozoa, Crustaceae dsb.
3. Tikoplankton (Tychoplankton) : sebenarnya bukan plankton
yang sejati, karena dalam keadaan normal hidupnya di
dasar perairan sebagai benthos tetapi karena adanya arus,
pasang surut dan pengadukan yang menyebabkan hewan
ini lepas dari dasar perairan dan terbawa arus mengembara
sementara sebagai plankton, contoh Amphipoda, Isopoda.

1. Phytoplankton :
a. Phylum Euglenophyta : unicellular, protista
akuatik yang memiliki karakter tumbuhan
dan hewan. Tidak seperti sel tumbuhan,
karena dinding selnya tidak berselulosa,
berkhlorofil sehingga dapat berfotosintesis.
Pada suatu keadaan apabila cahaya
matahari tidak ada, dapat mengambil
makanan
yang
ada
dilingkungannya,
sehingga bersifat sebagai organisma
heterotrop. Sifat lainnya yang menunjukkan
sebagai hewan adalah mempunyai satu atau
lebih dari satu flagel.

Gb. Euglenophyta, Euglena sp.

b.

Phylum Bacillariophyta : Diatom, merupakan


organisme unicellular yang dapat berfotosintesis,
yang tubuhnya terdiri atas/terbuat dari silikat, sel
berbentuk kotak yang terdiri atas epiteka (bag atas)
dan hipoteka (bag. Bawah). Dapat membentuk
populasi yang besar baik di laut maupun di perairan
tawar. Tubuhnya berkhlorofil yang mengandung
karotenoid (warna kuning emas). Bahan cadangan
makanan yang disimpan dalam tubuhnya lebih
banyak berupa lemak/minyak dibanding karbohidrat,
sehingga dapat menyebabkan mudah mengapung
mendekati permukaan air ketika ada sinar matahari.
Berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual.

Gb. Diatom

c. Phylum Dinoflagellata : Mempunyai dinding sel yang


terbuat dari lapisan selulosa tipis. Bentuknya sangat
bervariasi,
tubuhnya
mengandung
khlorofil,
karotenoid dan pigmen merah. Mempunyai dua buah
flagel. Kebanyakan hidup di laut, beberapa jenis
hidup di air tawar. Seperti diatom, Dinoflagellata ini
populasinya melimpah di ekosistem perairan.
Beberapa species dari
Dinoflagellata
dapat
menghasilkan racun. Toksin yang dihasilkan oleh
Pfiesteria piscisida dapat membunuh ikan, seperti
yang terjadi di pantai Carolina Utara. Species lainnya
yang menghasilkan racun yang kuat yang
menyerang sistem syaraf adalah Gonyaulax
catanella. Pada musim panas dapat menyebabkan
permukaan air laut menjadi berwarna merah,
fenomena seperti ini dinamakan pasang merah (red
tide), dimana kandungan G. catanella berkisar dari
40 juta 60 juta sel per liter air laut.

Gb. Dinoflagellata, Pfiesteria piscicida

d. Phylum Chlorophyta : Alga hijau, uniseluler dan ada


yang berkoloni dan multiseluler, bentuk filamen,
berkhlorofil, fotosintesis menghasilkan karbohidrat,
kebanyakan hidup di air tawar, beberapa hidup di
laut.

e. Divisio Cyanophyta : Alga Biru Hijau, merupakan


alga prokariot, uniseluler atau membentuk koloni,
mempunyai khlorofil yang tersebar (tidak terpusat
pada kromatoplas) yang tertutup pigmen biru-hijau,

Gb. Chlorophyta, Volvox sp.


(Campbell et al., 2003)

Cyanobacteria sometimes bloom in aquatic


environments
These bacteria photosynthesize in a plant-like way

They often bloom in polluted water

Reproduksi Phytoplankton
Reproduksi
Euglenophyta : aseksual, pembelahan longitudinal
pembentukan kista
Bacillariophyta :Umumnya secara aseksual
Dinoflagellata : aseksual
pembentukan kista
Chlorophyta : aseksual dan seksual
konyugasi
Cyanophyta : aseksual
pembentukan spora

Gb. Sel Diatome

Gb. Skema Pembelahan Sel Diatome

Gb. Pembelahan Sel Diatome

Gb. Siklus Hidup Chlamydomonas (Chlorophyta)

KLASIFIKASI PHYTOPLANKTON
Klasifikasi Phytoplankton menurut Reynolds (1990) :
Kingdom Prokaryota (Kingdom Monera)
Divisio Cyanophyta (BGA/AHB)
Ordo Chroococcales (BGA soliter dan koloni)
Genus Microcystis, Gomphosphaeria, Coelosphaerium,
Gloeocapsa, Aphanocapsa
Ordo Nostocales (= Oscillatoriales, Hormogonales) (BGA
bentuk filamen)
Genus Anabaena, Oscillatoria, Gloeotrichia, Anabaenopsis,
Trichodesmium, Spirulina, Lyngbya,

Kingdom Eukaryota (Protista menyerupai tumbuhan)


Phylum Cryptophyta (mempunyai dua buah flagel,
pembelahan longitudinal, reproduksi seksual tidak
diketahui, berfotosintesis).
Ordo Cryptomonadales
Genus Chliomonas, Cryptomonas, Rhodomonas, Chroomonas
Phylum Pyrrhophyta (Dinoflagellata) (flagelata uniseluler,
sangat jarang berkoloni, mempunyai dua flagel yang
panjangnya berbeda, dinding sel mengandung selulosa,
kebanyakan hidup di laut)
Classis Dinophyceae
Ordo Peridinales
Genus Ceratium, Peridinium, Gonyaulax, Gymnodinium

Phylum Euglenophyta : mempunyai satu flagel panjang dan


satu flagel yang sangat pendek
Classis Euglenophyceae
Ordo Euglenales
Genus Euglena, Phacus, Trachelomonas, Lepocinclis
Phylum Chlorophyta (Alga hijau) : uniseluler, koloni, filamen
Classis Chlorophyceae
Ordo Volvocales
Genus Volvox, Eudorina, Pandorina, Gonium, Phacotus
Chlamydomonas, Carteria.

Ordo Chlorococcales (tidak berflagel)


Genus Chlorella, Scenedesmus, Pediastrum, Coelastrum,
Tetrastrum, Tetraedon, Ankistrodesmus
Ordo Ulotrichales
Genus Geminella, Raphidonema, Stichococcus
Ordo Zygnematales (uniseluler dan filamen, reproduksi
dengan konyugasi)
Genus Closterium, Cosmarium, Straurastrum, Arthrodesmus,
Euastrum, Spondylosium, Xanthidium

Phylum Chysophyta/Bacillariophyta (Diatom)


Classis Bacillariophyceae
Ordo Biddulphiales
Genus Melosira, Cyclotella, Rhizosolenia, Stephanodiscus,
Attheya
Ordo Bacillariales
Genus Diatoma, Fragilaria, Nitzschia, Surirella, Synedra,
Tabellaria, Asterionella
Classis Chryosphyceae (uniseluler, plastid coklat, banyak
hidup di air tawar)
Ordo Chrysomonadales
Genus Dinobryon, Uroglena, Synura, Mallomonas

Ordo Stichogloeales
Genus Stichogloea
Classis Haplophyceae (uniseluler, kebanyakan hidup dilaut)
Genus Chrysochromulina, Prymnesium

Gb. Beberapa kelompok


Plankton
A-E= Diatome
F-G= Dinoflagellata
H= Coccolithophorida

Gb. Beberapa jenis Diatome

Phytoplankton memperoleh energi melalui


fotosintesis, karena mempunyai khlorofil,
oleh karena itu Phytoplankton akan berada
pada
bagian
permukaan
air
untuk
mendapatkan sinar matahari.
Selain sinar matahari, beberapa
hal yang
dibutuhkan
Phytoplankton
untuk
pertumbuhannya, adalah :
- Nutrisi, seperti nitrat, fosfat, silikat
- Suhu

Cahaya
Pengaturan daya mengapung (buoyancy)
Kompetisi
Produktivitas
Efek predasi dan parasit

Kebutuhan Nutrisi
Makro and mikronutrisi
1. Makronutrisi:
a. C,H,O
b. Ca,Mg,Na,K,S,Cl
c. N,P,Si
2. Mikronutrisi:
Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo, V, Co (B12).
N:P = 16 tumbuh baik, P cukup
N:P >30 tidak cukup P dalam sel; menunjukkan ketersediaan P terbatas

Gb. Kurva Pertumbuhan Phytoplankton secara umum

1. r = growth of population = d
2. = specific growth rate (division rate of
one cell)
3. d = death rate
4. Lag phase
5. Exponential growth: r>0, >d
6. Stationary phase: =d
7. Decline (death): r<0, <d

a. = growth rate (or nutrient uptake rate)


b. S = substrate concentration
c. Ks = substrate concentration where growth rate is half of maximum

Gb. Kompetisi Phytoplankton untuk nutrisi


(Tilmans resource competition models)

P/Si naik, Cyclotella akan menang


P/Si turun, Asterionella akan menang

Gb. Laju Fotosintesis Phytoplankton secara vertikal (Werzel, 1983)

Gb. Interaksi antara Fotosintesis Phytoplankton dengan Intensitas


Cahaya dan Temperatur (Wetzel. 1983)

Gb. Fluktuasi populasi phytoplankton sehubungan dengan faktor


lingkungan dan musim.

Gb. Pertumbuhan diatom

Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah laju perubahan energi
matahari melalui proses fotosintesis menjadi bahan
organik karbon oleh organisma produsen
(Odum, 1971)
Produktivitas primer di suatu perairan dipengaruhi oleh :
- Radiasi cahaya matahari
- Tersedianya nutrien
- Kemampuan fotosintesis dari jenis phytoplankton

SM
6 CO2 + 12 H2O
KLF

C6H12O6 + 6 O2

C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

6 CO2 + 6 H2O + E

Produktivitas Primer :
Produktivitas Primer Kotor = laju perubahan energi
matahari melalui proses fotosintesis menjadi bahan
organik karbon oleh organisma produsen, termasuk
yang digunakan untuk respirasi
Produktivitas Primer Bersih = Produktivitas Primer Kotor
dikurangi dengan yang digunakan untuk respirasi

PPK = (C3 C1) + (C1 C2). t-1


PPK = mg O2/m3/jam
C1 = Kadar O2 terlarut dalam sampel pada awal pendedahan
C2 = Kadar O2 terlarut dalam sampel gelap pada akhir
pendedahan
C3 = Kadar O2 terlarut dalam sampel terang pada akhir
pendedahan
t = interval waktu pengamatan dengan satuan jam

Skeletonema costatum (Bacillariophyta/Diatom)


Ukuran sel, panjang 4- 15 m
Suhu optimal 25o 27o C, dapat hidup pada suhu 3o 30oC
Salinitas optimal 25 29 permil
Lama penyinaran 10 12 jam
Intensitas cahaya 500 12.000 lux
Spirulina sp. (alga hijau-biru)
Diameter sel 1 12 m
pH air 7,2 9,5
Suhu optimal 25o 35o C
Salinitas 85 permil

Chlorella sp. (Chrorophyta)


Ukuran sel, panjang 2 - 8 m
Suhu optimal 25o 30o C, dapat hidup pada suhu 40oC
Salinitas optimal 10 20 permil

2. Zooplankton
Hewan yang yang sungguh-sungguh
planktonik, termasuk kedalam 3 kelompok
besar yaitu Rotifera, Cladocera dan
Copepoda (Wetzel, 1983), selain itu
terdapat pula kelompok hewan lainnya
yang planktonik, yaitu seperti dari anggota
dari Phylum Protozoa, Colelenterata,
Mollusca dan Arthropoda.

2.1. Phylum Rotifera


Rotifera sebagian besar hidup bebas,
bersifat plantonik sebagai zooplankton di
perairan. Diperkirakan terdapat 2.000 spesies
Rotifera, dan sebagian besar ( 95 %) hidup di
perairan tawar, seperti danau dan kolam.
Beberapa Rotifera perairan tawar hidupnya
interstisial (interstitial), yaitu di ruang-ruang di
antara butiran pasir. Kira-kira 5 % dari spesies
Rotifera, hidup di perairan laut yang dangkal,
dan sebagian kecil di antaranya hidup
interstisial. Beberapa jenis ada yang hidup
sebagai parasit.

Ciri Umum
Rotifera berukuran mikroskopis, yaitu 50 500 m
(mikron) panjangnya. Ukuran Rotifera yang paling besar
yang pernah ditemukan adalah 3 mm.
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang
tersusun dalam 2 baris, biasanya terdapat dalam
lingkaran yang disebut korona (corona). Gerakan silia
tidak serentak (tidak bersamaan), dan gelombang yang
terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu dalam
menentukan rotasinya.
Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan
umumnya berumur singkat, yaitu antara satu sampai dua
minggu.
Organ kelamin jantan dan betina terpisah, dan
reproduksinya dapat secara seksual dan partenogenesis.

Ciri Umum
Rotifera berukuran mikroskopis, yaitu 50 500 m
(mikron) panjangnya. Ukuran Rotifera yang paling besar
yang pernah ditemukan adalah 3 mm.
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang
tersusun dalam 2 baris, biasanya terdapat dalam
lingkaran yang disebut korona (corona). Gerakan silia
tidak serentak (tidak bersamaan), dan gelombang yang
terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu dalam
menentukan rotasinya.
Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan
umumnya berumur singkat, yaitu antara satu sampai dua
minggu.
Organ kelamin jantan dan betina terpisah, dan
reproduksinya dapat secara seksual dan partenogenesis.

Ciri Khas
a. Dinding tubuh
Pada umumnya dinding tubuh Rotifera tidak dilapisi
kutikula, tetapi epidermisnya didukung oleh serabut aktin
(actin).
Lapisan
epidermisnya
tipis
dan
pada
permukaannya terdapat lubang sekretori. Di bawah lapisan
epidermis terdapat lapisan otot sirkuler dan longitudinal.
b. Sistem pencernaan

Sebagian besar spesies Rotifera mempunyai sistem


pencernaan berbentuk tabung, dengan mulut terletak di
anterior dan anus di posterior (Gambar A-B). Silia terdapat
di permukaan sebelah dalam dari rongga mulut yang
berfungsi mendorong makanan ke dalam sistem
pencernaan. Mastaks (mastax) adalah tempat suspensi
makanan, berupa struktur bergelombang dan berotot
terletak di antara faring dan esofagus.

Gb.

A-C.
A.
B.
C.

Anatomi rotifera
Dari arah dorsal
Dari arah lateral
Penampang melintang

Pada beberapa spesies parasit, mastaks mengalami


modifikasi sesuai dengan hospesnya. Di dalam mastaks
semua spesies, ditemukan sejumlah struktur yang
bergerigi yang disebut trofi (trophy), yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan. Struktur dan ukiran dari trofi
bervariasi pada spesies yang berbeda sesuai dengan
fungsinya, yaitu untuk mengisap atau alat gunting.
Perbedaan ini dapat dipakai untuk identifikasi spesies.
Proses pencernaan sebagian besar dilakukan secara
ekstraselular dan dilanjutkan di dalam lambung. Di
lambung, enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar
lambung (gastric gland atau gastric caeca) yang berperan
dalam proses pencernaan selanjutnya. Sisa-sisa hasil
proses metabolisme yang tidak dapat dicerna akan
dikeluarkan melalui usus halus (intestinum kecil) menuju
ke kloaka.

c. Sistem Saraf Pada Rotifera


Otak rotifera terdiri dari suatu massa ganglia yang
bilobus
(Gambar 3.). Sistem saraf berjalan ke
arah posterior di sepanjang tubuh, menghubungkan otak
dengan otot, sistem organ dan berbagai reseptor sensori
(peraba). Rambut sensorik biasanya terdapat pada antena
(antennae), yaitu dua di sebelah lateral dan satu di
median-dorsal yang berfungsi sebagai kemoreseptor dan
mekanoreseptor. Sedangkan fotoreseptor-nya, seperti
mangkuk dan seringkali berhubungan langsung dengan
otak. Fotoreseptor tambahan biasanya terdapat di korona.

Gambar 3.
Sistem Saraf Pada Rotifera

d. Sistem ekskresi
Ekskresi pada rotifera biasanya berhubungan dengan
proses difusi melintasi seluruh permukaan tubuh. Di
samping itu, semua spesies Rotifera mempunyai pasangan
protonefridia seperti pada cacing pipih (Platyhelminthes).
Flagella yang aktif mampu menurunkan tekanan dalam
setiap nefridium sehingga dapat menarik cairan dari
pseudosel. Satu dari 2 tubulus pengumpul dari setiap
nefridium berjalan menuju ke kandung kencing. (Gambar
3.10A). Konsentrasi cairan tubuh dan jaringan pada
Rotifera perairan tawar lebih tinggi dibanding dengan
konsentrasi medium sekelilingnya, oleh karena itu air
akan mengalir ke dalam tubuh hewan secara kontinu
melintasi permukaan tubuh yang permeabel. Peranan
protonefridia
lebih
banyak
dalam
pengaturan
keseimbangan air dan volume tubuh daripada
pengambilan produk ekskresi.

e. Gerakan
Pada Rotifera yang hidup bebas, gerakannya terutama
adalah mendorong dengan menggunakan silia yang
terdapat pada korona. Pada beberapa spesies, terutama
yang embelannya berkembang baik sangat membantu
dalam pergerakan. Beberapa spesies bersifat planktonik,
selama hidupnya. Sebagian besar spesies secara periodik
tidak berenang, tetapi melekat pada substrat yang padat
dengan menyekresikan substansi semen yang dihasilkan
dari sepasang kelenjar kaki (pedal gland).
Pada spesies yang hidup bebas, kaki, dan jari memegang
peranan dalam gerakan (Gambar 3.12). Dalam melakukan
gerakan, tubuhnya dapat dipanjangkan dengan kontraksi
otot sirkuler dan kembali mengendur dengan relaksasi otot
longitudinal. Pada saat pergerakan tubuh memanjang,
korona ditarik ke dalam dan hewan bergerak ke arah
anterior.

Gb. 3.12. : Gerakan pada Rotifera

f. Reproduksi
Reproduksi pada Rotifera, yaitu selain dapat dengan
cara seksual juga dengan cara aseksual yang unik. Pada
Rotifera reproduksi secara aseksual, yaitu dengan
partenogenesis, yang menghasilkan telur tanpa melalui
pembuahan. Partenogenesis terdapat kelas Bdelloidea dan
Monogononta, dan pada kedua kelas tersebut dihasilkan
telur yang dorman.
Pada Rotifera Monogononta individu betina
menghasilkan telur diploid dan semuanya menjadi betina
diploid. Betina diploid ini disebut amiktik (amictic), dan
telur yang dihasilkan oleh betina amiktik disebut telur
amiktik. Setiap betina amiktik dapat memproduksi antara
4 40 telur amiktik per siklus hidup. Pada kondisi
tertentu, individu betina yang lain menghasilkan telur
yang haploid melalui pembelahan meiosis. Betina ini
disebut betina miktik (mictic).

Tanpa melalui fertilisasi, telur miktik akan berkembang


menjadi jantan haploid. Individu jantan biasanya lebih
kecil dan morfologinya berbeda dengan individu betina
dari spesies yang sama, tetapi mempunyai kemampuan
berenang lebih cepat. Individu jantan tidak makan karena
tidak mempunyai mulut dan anus. Oleh karena itu,
hidupnya tidak lama, hanya beberapa hari saja. Individu
jantan ini siap membuahi telur dalam beberapa jam.
Telur-telur hasil pembuahan tersebut merupakan telur
dalam bentuk istirahat atau disebut juga sebagai telur
musim dingin, dan sangat resisten terhadap berbagai
kondisi lingkungan yang ekstrim. Telur-telur istirahat ini
selalu memberikan peningkatan jumlah betina amiktik.

g. Peranan Rotifera Dalam Ekosistem


Rotifera termasuk salah satu organisme yang
mempunyai peranan penting dalam suatu ekosistem.
Dalam rantai makanan, Rotifera merupakan salah satu
organisme yang memegang peranan dalam aliran energi
pada ekosistem perairan tawar.

Klasifikasi
Phylum Rotifera
Classis Seisonidea
Classis Bdelloidea
Classis Monogononta
Classis Seisonidea
Anggota dari kelas ini hidup sebagai ektoparasit pada
Crustasea laut. Spesiesnya memiliki korona yang
seringkali mereduksi ukurannya. Reproduksinya secara
seksual dan individunya adalah dioecious, fertilisasi
internal. Contoh : Seison.

Classis Bdelloidea
Semua anggota dari kelas ini hidup bebas dan aktif. Sebagian
besar anggotanya omnivora, koronanya berkembang baik dan
bilobus. Reproduksinya adalah dengan cara partenogenesis.
Individu jantan tidak pernah terlihat, dengan demikian
seluruh anggota kelas ini adalah betina.
Anggota classis ini biasanya tinggal di lingkungan yang
kurang baik atau ekstrim misalnya di lingkungan yang sangat
dingin, dehidrasi, dan suhu yang tinggi. Organisme yang
hidup di lingkungan yang ekstrim, kecepatan proses
metabolismenya rendah (cryptobiosis). Beberapa spesies
mengeluarkan sekret seperti gelatin untuk melindungi tubuh
dari lingkungan yang kurang baik. Selubung ini akan
mengeras untuk membentuk kista (cyst). Fase ini merupakan
fase dorman ( fase istirahat yang panjang). Pada beberapa
Rotifera anggota classis Bdelloidea diketahui ada yang
mampu melalui fase dorman hingga mencapai 50 tahun pada
kondisi dehidrasi.

Contoh :

Philodina roseola
Macrotrachela multispinosus.

Classis Monogononta
Sebagian besar Rotifera masuk dalam classis
Monogononta. Rotifera Monogononta hanya terdiri dari
yang hidup bebas dan sesil. Rotifera yang sesil pada
umumnya ditemukan menempel pada tumbuhan
makroskopis, seperti alga berfilamen atau menempel pada
tabung dari Rotifera sesil yang lain, dari spesies yang sama
atau dari spesies yang berbeda. Pada beberapa spesies
sesil, koronanya digunakan untuk mengumpulkan
partikel-partikel makanan. Pada spesies yang lain, silia
pada koronanya sangat jarang atau tidak ada, tetapi
mempunyai duri-duri (spines) yang panjang yang
mengelilingi struktur berbentuk corong yang terdapat di
bagian ujung anterior tubuh. Duri-duri tersebut dapat
digerakkan untuk mendorong mangsanya, yaitu metazoa
yang lebih kecil. Oleh karena itu, kebanyakan anggota
dari kelas ini adalah karnivora.

Banyak spesies sesil yang hidup dalam tabung


protektif. Beberapa di antaranya mengeluarkan sekret
gelatin yang dihasilkan oleh kelenjar yang membuka ke
arah luar. Pada spesies yang lain partikel-partikel
dikumpulkan oleh korona, kemudian dibungkus dengan
lendir (mucus), dan selanjutnya disemen di dasar substrat
dan diikuti dengan pemanjangan tabung yang
menunjukkan adanya pertumbuhan hewan. Pembentukan
lorika (lorica) juga terjadi pada anggota kelas ini,
sedangkan pada kelas yang lainnya tidak. Bentuk lorika
yang berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor lingkungan
fisik yang berbeda.
Reproduksi pada Rotifera Monogononta sangat unik
karena pada kelompok ini terjadi reproduksi secara
partenogenesis. Umumnya individu betina menghasilkan
telur yang diploid melalui pembelahan mitosis, dan dilain
pihak ada individu betina yang menghasilkan telur yang
haploid melalui pembelahan meiosis.

Ordo Ploima
Familia Brachionidae
Yang planktonik, contoh : Brachionus
Keratella
Epiphanes
Lepadella
Familia Asplanchnidae, planktonik, predator, panjang tubuh
2 mm, contoh : Asplanchna
Familia Synchaetidae, sering ditemukan di air tawar dan di
laut, planktonik, contoh : Synchaeta
Polyarthra

2.2. Ordo Cladocera


Ordo Cladocera (kutu air). Genus Daphnia
merupakan Cladocera penyusun zooplankton di perairan
tawar. Termasuk ke dalam Classis Branchiopoda,ukuran
tubuh dari kelas ini relatif kecil 1-2 mm, hidup terutama di
perairan tawar dan mengambil makanan dengan cara
menyaring (filter feeder). Ciri khas hewan ini adalah pada
basal kaki dari segmen thoraks terdapat modifikasi
berbentuk seperti dayung, yang berfungsi untuk
mengalirkan air di sekitar insang (branchio berarti insang,
podos berarti kaki). Tubuh dilapisi karapas yang
berbentuk seperti cangkang bivalvia. Sampai saat ini
kurang lebih terdapat 800 spesies, 50 % nya merupakan
anggota dari ordo Cladocera.

Contoh, genus lainnya yang termasuk Ordo Cladocera :


Bosmina
Leptodora
Cercopagis

Gb. Daphnia

2.3. Classis Copepoda


Tubuh Copepoda berukuran maksimal 2 mm. Dua
pertiga dari 8500 spesies Copepoda hidup di laut, sisanya
ada yang hidup di air tawar dan di sedimen. Di perairan,
Copepoda berperan sebagai zooplankton (Gambar 5.24)
atau meiobenthos yang memakan alga bersel satu
(phytoplankton). Peran ini sangat penting dalam ekosistem
perairan karena sebagai herbivora yang menghubungkan
rantai makanan antara produsen dengan konsumen yang
tingkatannya lebih tinggi. Beberapa jenis juga bersifat
parasit pada vertebrata, dengan cara memodifikasi
anggota tubuhnya sehingga dapat melekat pada inangnya.

Alat gerak pada Copepoda yang planktonik adalah


sepasang antenna ke-2, sedangkan alat gerak untuk yang
hidup pada sedimen adalah kaki pada bagian dada. Tidak
seperti Crustacea lainnya, Copepoda tidak memiliki
insang dan alat gerak pada abdomennya. Beberapa
anggota tubuh seperti antenna ke-1 dan segmen abdomen
kelima bermodifikasi untuk memudahkan Copepoda
melakukan perkawinan.

contoh :
Cyclops sp., inang perantara cacing parasit
Diphyllobotrium latum
Diaptomus sp., inang perantara cacing parasit
Diphyllobotrium latum
Caligus sp., parasit ikan di laut
Lernaea sp., parasit ikan air tawar
Euchaeta prestandreae

Gb. Euchaeta prestandreae,


Copepoda yang hidup bebas sebagai zooplankton.

SubPhylum Sarcodina, contoh :

- Amoeba
-Difflugia, mempunyai
cangkang yang keras test dari silikat, migrasi secara
vertkal dengan regulasi densitas dengan merubah
kandungan lipid.

SubPhylum Ciliophora (Ciliata), contoh : Paramecium


Phylum Coelenterata, contoh : Craspedacusta (ubur-ubur air
tawar, bentuk medusa)
Aurelia aurita (laut)
Physalia pelagica
Phylum Mollusca, larvanya planktonik dinamakan
glochidium adalah parasit dan menyerang ikan. Veliger
adalah larva dari kerang, planktonik

Janthina janthina (Mesogastropoda)

Phylum Arthropoda
Classis Insecta
Ordo Diptera, contoh : Chaoborus, predator
Classis Crustacea
Ordo Penaidae, contoh : Penaeus monodon (Stadium :
nauplius (N1 N7), zoea (Z1 Z3), mysis (M1 M3) dan
post larva (PL1 PL5)

Anda mungkin juga menyukai