PLANKTON
Plankton berasal dari bahasa Yunani
Planktos
yang
berarti
menghanyut
atau
mengembara
Plankton adalah organisme yang hidupnya
mengapung atau melayang di dalam air yang
pergerakannya tergantung pada arus air.
Istilah Plankton pertama kali digunakan oleh
Victor Hensen (1887) seorang berkebangsaan
Jerman.
1. Phytoplankton :
a. Phylum Euglenophyta : unicellular, protista
akuatik yang memiliki karakter tumbuhan
dan hewan. Tidak seperti sel tumbuhan,
karena dinding selnya tidak berselulosa,
berkhlorofil sehingga dapat berfotosintesis.
Pada suatu keadaan apabila cahaya
matahari tidak ada, dapat mengambil
makanan
yang
ada
dilingkungannya,
sehingga bersifat sebagai organisma
heterotrop. Sifat lainnya yang menunjukkan
sebagai hewan adalah mempunyai satu atau
lebih dari satu flagel.
b.
Gb. Diatom
Reproduksi Phytoplankton
Reproduksi
Euglenophyta : aseksual, pembelahan longitudinal
pembentukan kista
Bacillariophyta :Umumnya secara aseksual
Dinoflagellata : aseksual
pembentukan kista
Chlorophyta : aseksual dan seksual
konyugasi
Cyanophyta : aseksual
pembentukan spora
KLASIFIKASI PHYTOPLANKTON
Klasifikasi Phytoplankton menurut Reynolds (1990) :
Kingdom Prokaryota (Kingdom Monera)
Divisio Cyanophyta (BGA/AHB)
Ordo Chroococcales (BGA soliter dan koloni)
Genus Microcystis, Gomphosphaeria, Coelosphaerium,
Gloeocapsa, Aphanocapsa
Ordo Nostocales (= Oscillatoriales, Hormogonales) (BGA
bentuk filamen)
Genus Anabaena, Oscillatoria, Gloeotrichia, Anabaenopsis,
Trichodesmium, Spirulina, Lyngbya,
Ordo Stichogloeales
Genus Stichogloea
Classis Haplophyceae (uniseluler, kebanyakan hidup dilaut)
Genus Chrysochromulina, Prymnesium
Cahaya
Pengaturan daya mengapung (buoyancy)
Kompetisi
Produktivitas
Efek predasi dan parasit
Kebutuhan Nutrisi
Makro and mikronutrisi
1. Makronutrisi:
a. C,H,O
b. Ca,Mg,Na,K,S,Cl
c. N,P,Si
2. Mikronutrisi:
Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo, V, Co (B12).
N:P = 16 tumbuh baik, P cukup
N:P >30 tidak cukup P dalam sel; menunjukkan ketersediaan P terbatas
1. r = growth of population = d
2. = specific growth rate (division rate of
one cell)
3. d = death rate
4. Lag phase
5. Exponential growth: r>0, >d
6. Stationary phase: =d
7. Decline (death): r<0, <d
Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah laju perubahan energi
matahari melalui proses fotosintesis menjadi bahan
organik karbon oleh organisma produsen
(Odum, 1971)
Produktivitas primer di suatu perairan dipengaruhi oleh :
- Radiasi cahaya matahari
- Tersedianya nutrien
- Kemampuan fotosintesis dari jenis phytoplankton
SM
6 CO2 + 12 H2O
KLF
C6H12O6 + 6 O2
C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2
6 CO2 + 6 H2O + E
Produktivitas Primer :
Produktivitas Primer Kotor = laju perubahan energi
matahari melalui proses fotosintesis menjadi bahan
organik karbon oleh organisma produsen, termasuk
yang digunakan untuk respirasi
Produktivitas Primer Bersih = Produktivitas Primer Kotor
dikurangi dengan yang digunakan untuk respirasi
2. Zooplankton
Hewan yang yang sungguh-sungguh
planktonik, termasuk kedalam 3 kelompok
besar yaitu Rotifera, Cladocera dan
Copepoda (Wetzel, 1983), selain itu
terdapat pula kelompok hewan lainnya
yang planktonik, yaitu seperti dari anggota
dari Phylum Protozoa, Colelenterata,
Mollusca dan Arthropoda.
Ciri Umum
Rotifera berukuran mikroskopis, yaitu 50 500 m
(mikron) panjangnya. Ukuran Rotifera yang paling besar
yang pernah ditemukan adalah 3 mm.
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang
tersusun dalam 2 baris, biasanya terdapat dalam
lingkaran yang disebut korona (corona). Gerakan silia
tidak serentak (tidak bersamaan), dan gelombang yang
terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu dalam
menentukan rotasinya.
Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan
umumnya berumur singkat, yaitu antara satu sampai dua
minggu.
Organ kelamin jantan dan betina terpisah, dan
reproduksinya dapat secara seksual dan partenogenesis.
Ciri Umum
Rotifera berukuran mikroskopis, yaitu 50 500 m
(mikron) panjangnya. Ukuran Rotifera yang paling besar
yang pernah ditemukan adalah 3 mm.
Pada ujung anterior terdapat sekelompok silia yang
tersusun dalam 2 baris, biasanya terdapat dalam
lingkaran yang disebut korona (corona). Gerakan silia
tidak serentak (tidak bersamaan), dan gelombang yang
terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu dalam
menentukan rotasinya.
Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan
umumnya berumur singkat, yaitu antara satu sampai dua
minggu.
Organ kelamin jantan dan betina terpisah, dan
reproduksinya dapat secara seksual dan partenogenesis.
Ciri Khas
a. Dinding tubuh
Pada umumnya dinding tubuh Rotifera tidak dilapisi
kutikula, tetapi epidermisnya didukung oleh serabut aktin
(actin).
Lapisan
epidermisnya
tipis
dan
pada
permukaannya terdapat lubang sekretori. Di bawah lapisan
epidermis terdapat lapisan otot sirkuler dan longitudinal.
b. Sistem pencernaan
Gb.
A-C.
A.
B.
C.
Anatomi rotifera
Dari arah dorsal
Dari arah lateral
Penampang melintang
Gambar 3.
Sistem Saraf Pada Rotifera
d. Sistem ekskresi
Ekskresi pada rotifera biasanya berhubungan dengan
proses difusi melintasi seluruh permukaan tubuh. Di
samping itu, semua spesies Rotifera mempunyai pasangan
protonefridia seperti pada cacing pipih (Platyhelminthes).
Flagella yang aktif mampu menurunkan tekanan dalam
setiap nefridium sehingga dapat menarik cairan dari
pseudosel. Satu dari 2 tubulus pengumpul dari setiap
nefridium berjalan menuju ke kandung kencing. (Gambar
3.10A). Konsentrasi cairan tubuh dan jaringan pada
Rotifera perairan tawar lebih tinggi dibanding dengan
konsentrasi medium sekelilingnya, oleh karena itu air
akan mengalir ke dalam tubuh hewan secara kontinu
melintasi permukaan tubuh yang permeabel. Peranan
protonefridia
lebih
banyak
dalam
pengaturan
keseimbangan air dan volume tubuh daripada
pengambilan produk ekskresi.
e. Gerakan
Pada Rotifera yang hidup bebas, gerakannya terutama
adalah mendorong dengan menggunakan silia yang
terdapat pada korona. Pada beberapa spesies, terutama
yang embelannya berkembang baik sangat membantu
dalam pergerakan. Beberapa spesies bersifat planktonik,
selama hidupnya. Sebagian besar spesies secara periodik
tidak berenang, tetapi melekat pada substrat yang padat
dengan menyekresikan substansi semen yang dihasilkan
dari sepasang kelenjar kaki (pedal gland).
Pada spesies yang hidup bebas, kaki, dan jari memegang
peranan dalam gerakan (Gambar 3.12). Dalam melakukan
gerakan, tubuhnya dapat dipanjangkan dengan kontraksi
otot sirkuler dan kembali mengendur dengan relaksasi otot
longitudinal. Pada saat pergerakan tubuh memanjang,
korona ditarik ke dalam dan hewan bergerak ke arah
anterior.
f. Reproduksi
Reproduksi pada Rotifera, yaitu selain dapat dengan
cara seksual juga dengan cara aseksual yang unik. Pada
Rotifera reproduksi secara aseksual, yaitu dengan
partenogenesis, yang menghasilkan telur tanpa melalui
pembuahan. Partenogenesis terdapat kelas Bdelloidea dan
Monogononta, dan pada kedua kelas tersebut dihasilkan
telur yang dorman.
Pada Rotifera Monogononta individu betina
menghasilkan telur diploid dan semuanya menjadi betina
diploid. Betina diploid ini disebut amiktik (amictic), dan
telur yang dihasilkan oleh betina amiktik disebut telur
amiktik. Setiap betina amiktik dapat memproduksi antara
4 40 telur amiktik per siklus hidup. Pada kondisi
tertentu, individu betina yang lain menghasilkan telur
yang haploid melalui pembelahan meiosis. Betina ini
disebut betina miktik (mictic).
Klasifikasi
Phylum Rotifera
Classis Seisonidea
Classis Bdelloidea
Classis Monogononta
Classis Seisonidea
Anggota dari kelas ini hidup sebagai ektoparasit pada
Crustasea laut. Spesiesnya memiliki korona yang
seringkali mereduksi ukurannya. Reproduksinya secara
seksual dan individunya adalah dioecious, fertilisasi
internal. Contoh : Seison.
Classis Bdelloidea
Semua anggota dari kelas ini hidup bebas dan aktif. Sebagian
besar anggotanya omnivora, koronanya berkembang baik dan
bilobus. Reproduksinya adalah dengan cara partenogenesis.
Individu jantan tidak pernah terlihat, dengan demikian
seluruh anggota kelas ini adalah betina.
Anggota classis ini biasanya tinggal di lingkungan yang
kurang baik atau ekstrim misalnya di lingkungan yang sangat
dingin, dehidrasi, dan suhu yang tinggi. Organisme yang
hidup di lingkungan yang ekstrim, kecepatan proses
metabolismenya rendah (cryptobiosis). Beberapa spesies
mengeluarkan sekret seperti gelatin untuk melindungi tubuh
dari lingkungan yang kurang baik. Selubung ini akan
mengeras untuk membentuk kista (cyst). Fase ini merupakan
fase dorman ( fase istirahat yang panjang). Pada beberapa
Rotifera anggota classis Bdelloidea diketahui ada yang
mampu melalui fase dorman hingga mencapai 50 tahun pada
kondisi dehidrasi.
Contoh :
Philodina roseola
Macrotrachela multispinosus.
Classis Monogononta
Sebagian besar Rotifera masuk dalam classis
Monogononta. Rotifera Monogononta hanya terdiri dari
yang hidup bebas dan sesil. Rotifera yang sesil pada
umumnya ditemukan menempel pada tumbuhan
makroskopis, seperti alga berfilamen atau menempel pada
tabung dari Rotifera sesil yang lain, dari spesies yang sama
atau dari spesies yang berbeda. Pada beberapa spesies
sesil, koronanya digunakan untuk mengumpulkan
partikel-partikel makanan. Pada spesies yang lain, silia
pada koronanya sangat jarang atau tidak ada, tetapi
mempunyai duri-duri (spines) yang panjang yang
mengelilingi struktur berbentuk corong yang terdapat di
bagian ujung anterior tubuh. Duri-duri tersebut dapat
digerakkan untuk mendorong mangsanya, yaitu metazoa
yang lebih kecil. Oleh karena itu, kebanyakan anggota
dari kelas ini adalah karnivora.
Ordo Ploima
Familia Brachionidae
Yang planktonik, contoh : Brachionus
Keratella
Epiphanes
Lepadella
Familia Asplanchnidae, planktonik, predator, panjang tubuh
2 mm, contoh : Asplanchna
Familia Synchaetidae, sering ditemukan di air tawar dan di
laut, planktonik, contoh : Synchaeta
Polyarthra
Gb. Daphnia
contoh :
Cyclops sp., inang perantara cacing parasit
Diphyllobotrium latum
Diaptomus sp., inang perantara cacing parasit
Diphyllobotrium latum
Caligus sp., parasit ikan di laut
Lernaea sp., parasit ikan air tawar
Euchaeta prestandreae
- Amoeba
-Difflugia, mempunyai
cangkang yang keras test dari silikat, migrasi secara
vertkal dengan regulasi densitas dengan merubah
kandungan lipid.
Phylum Arthropoda
Classis Insecta
Ordo Diptera, contoh : Chaoborus, predator
Classis Crustacea
Ordo Penaidae, contoh : Penaeus monodon (Stadium :
nauplius (N1 N7), zoea (Z1 Z3), mysis (M1 M3) dan
post larva (PL1 PL5)