LALAT
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll
Spesies : Musca domestica, Stomoxys calcitrans, Phanesia sp,
Sarchopaga sp, Fannia,
Siklus Hidup
Lalat mengalami metamorfosis sempurna, yakni telur, larva, pupa dan menjadi
lalat dewasa.
1. Stadium telur
Bentuk telur lonjong bulat berwarna putih, besarnya 1-2 mm.
Setiap kali bertelur, betina menghasilkan 75-250 telur bahkan sampai
500 telur. Biasanya telur diletakaan di tempat yang banyak mengandung
bahan-bahan organik yang lembab (sampah, kotoran binatang
dan lain- lain).
Pada tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari
biasanya telur menetas setelah 12 jam, tergantung dari suhu
sekitarnya. Ketika suhu panas, telur akan makin cepat
menetas. Ketika suhu dingin akan lebih lambat. Telur akan
menetas setelah 10-20 jam dan menjadi larva atau sering disebut
dengan belatung.
2. Stadium larva
Terdiri dari 3 tingkatan :
Tingkat I : telur yang baru menetas, belum banyak bergerak.
Disebut istar I berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, tidak
bermata dan berkaki, amataktif dan ganas terhadap makanan,
setelah 1-4 hari melepas kulit keluar istar II.
Tingkat II : banyak bergerak. Ukuran besarnya 2 kali instar I,
sesudah satu sampai beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar
III.
Tingkat III : tidak banyak bergerak, larva berukuran 12 mm atau
lebih, tingkat ini memakan waktu sampai 3 sampai 9 hari. Larva
diletakkan pada tempat yang disukai dengan temperatur 30-
35oC dan akan berubah menjadi kepompong dalam waktu 4-7
hari. Larva akan mati pada suhu 73°C.
3. Stadium pupa
Berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat kehitaman. Jaringan
tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Panjangnya ±
5mm.
Stadium ini kurang bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali.
jadi sebelum menjadi pupa, larva mencari tempat yang kering yang
pada akhirnya akan dia habiskan masa pupanya disana.
Mempunyai selaput luar yang keras yang disebut kitin.
Stadium ini berlangsung 3-9 hari dan, tergantung pada suhu
udara.Biasanya akan lebih bertahan pada tempat yang kering namun
tidak terkena sinar matahari langsung. temperatur yang disukai ±
35°C.kalau stadium ini sudah selesai, melalui celah lingkaran pada
bagian anterior keluar lalat muda.
4. Stadium dewasa
Fase ini merupakan tahap terkahir dalam daur hidup lalat.
Siklus hidup telur sampai dewasa : 6-7 hari.
Lalat betina lebih besar dari lalat jantan. Lalat dewasa panjangnya
lebih kurang seperempat inci.
Lalat dewasa dapat bertahan hidup 2-4 minggu, namun pada kondisi
stabil dapat bertahan hingga 3 bulan.Lalat dewasa siap kawin setelah
2-3 hari kemudian. Dalam masa hidupnya, betina hanya mengalami 1
kali perkawinan.
Morfologi
Fisiologi
1. Sayap. Sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang di gunakan
untuk menjaga stabilitas saat terbang.
2. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa yang sangat peka terhadap
gerakan. Mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet
pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita Beberapa jenis lalat
memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.
3. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia Orchracea, memiliki organ
pendengaran yang sangat canggih.
4. Lalat yang lebih primitif mempunyai antena panjang dengan banyak ruas,
sedangkan spesies yang lebih berkembang mempunyai antena pendek
yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang lebih sedikit.
Perilaku Lalat
1. Makan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi
hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan
manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran
manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang. Sehubungan
dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan,
makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru
dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air
lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali
sehari.
2. Tempat peristirahatan
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang
penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat
tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit,
rumput-rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang
berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta
terlindung dari angin dan matahari yang terik.
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai
cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan
adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya
pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan meningkat
jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º C dan akan berkurang
jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta
kelembaban yang optimum 90 %. Aktifitas terhenti pada temperatur
< 15ºC.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : M. Domestica
Musca domestica atau biasa dikenal lalat rumah merupakan lalat yang paling
biasa ditemui di dalam rumah, meliputi kira-kira 90% dari semua lalat di tempat
tinggal manusia. Selain itu, merupakan salah satu serangga paling luas tersebar di
seluruh dunia. Lalat rumah dianggap serangga perusak yang membawa penyakit
berbahaya.
Morfologi
Keterangan Gambar :
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
Lalat rumah
D. Matabanyak di sekitar
E. Sayap
pemukiman, terutama yang kurang bersih.
Lalat rumah jantan berukuran 5.8 – 6.8 mm, sedangkan betina berukuran lebih
besar yakni 6.5 – 7.5 mm.Lalat ini berwarna hitam keabu-abuan dengan empat
garis memanjang pada bagian punggung. Tubuhnya terbagi atas tiga bagian yaitu
kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Mata lalat betina mempunyai
celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas,
berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah.Bagian mulut
atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan
menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek.Bagian ujung probosis
terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus
disebut pseudotrakhea (tempat cairan makanan diserap). Sayapnya mempunyai
empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis
ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan
pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya
mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan disebut pulvilus yang berisi
kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil
kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat
kotor lainnya.
Habitat
Perilaku Hidup
1. Perilaku menghisap
Lalat rumah tidak menggigit karena strukut mulutnya yang berperan untuk
menjilat dan menghisap.Lalat akan menyedot/menghisap zat-zat makanan
dengan menggunakan proboscisnya.Sebelum dimakan, lalat menggunakan
saliva untuk melunakan makanan kemudian baru dihisap kembali.Kebiasaan
lalat rumah sebelum menghisap zat makanan adalah regurgitasi (muntah)
lambung yang mengandung enzim pencernaan.Regurgitsi ini berfungsi
untuk mencairkan makanan.Akibat kebiasaan ini, lalat rumah berperan
dalam penyebaran penyakit seperti kolera, konjungtivus dan tetelo.
2. Perilaku istirahat
REFERENSI
http://id.scribd.com/doc/178376771/biologi-praktikum
http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/gambar-morfologi-lalat-rumah-musca.htmls
http://diankristanti.blogspot.com/2013/03/lalat-rumah-musca-domestica.html
http://yuniarku.com/pengendalian-hama-lalat-di-rumah.html
http://cintarumahsehat.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-lalat.html
Taxonomi / Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Sub family : Sarcophaginae
Family : Sarchopagidae
Genus : Sarchopaga
Spesies : Sarchopaga bercaea
Habitat
Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya
pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik merah pada
ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam
daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang
masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka
tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka
bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Umumnya ditemukan di pasar
dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang
memasuki rumah (Nurmaini, 2001).
Morfologi
Pada umumnya berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm,
sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat
keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang
antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih
besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak
terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan
(Santi, 2001). Lalat ini berwarna abu-abu tua. Lalat ini bersifat viviparus
dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti
daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk.
REFERENSI
http://ms.wikipedia.org/wiki/Lalat_daging
http://kesmas-unsoed.info/2011/04/makalah-lalat-dan-pengendaliannnya.html
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Morfologi
Gejala Serangan
Gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan
kalau di belah biji cabai berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah
rontok (Parhusip, 2009). Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah
ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata
tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 20-25% (Wardani dan
Purwandi, 2008).
Gambar : (kiri) buah abnormal dan (kanan) buah busuk karena serangan lalat buah
Lalat buah biasanya menyerang tanaman cabai pada waktu musim hujan.
Lalat betina menusuk buah cabai dengan alat peletak telur untuk
menusukkan telurnya ke dalam daging buah cabai . Telur akan menetas dan
menjadi belatung yang memakan buah cabai tersebut. Apabila buah cabai terdapat
luka terdapat luka berupa titik tusukan dan kemudian di belah maka akan
terlihat biji-biji berwarna hitam, daging buah busuk dan ada belatung yang
merupakan larva lalat buah. Sehingga kemudian belatung akan keluar dengan
melentingkan diri dan masuk ke dalam tanah untuk berubah menjadi pupa dan
seterusnya menjadi lalat buah muda. Luka tusukan lalat buah dapat
menyebabkan masuknya infeksi sekunder berupa penyakit busuk buah, baik dari
cendawan maupun bakteri. Pada tingkat serangan parah, buah cabain banyak
yang busuk dan rontok. Lalat buah juga di kenal sebagai hama polifag
(Prajnanta, 2007). Lalat buah biasanya akan mengincar buah yang mulai
masak. Lalat betina hinggap pada sasaran dan meletakkan telur dengan cara
menusukkan ovipositornya kedalam daging buah. Buah yang baru ditusuk
akan sulit dikenali karena hanya ditandai dengan titik hitam yang kecil
sekali. Setelah telur menetas larva akan memakan daging buah bagian dalam
sehingga kerusakan buah tidak dapat dilihat, karena permukaan buah tetap
mulus. Jika serangan sudah mendekati permukaan buah, biasanya buah akan
segera terlihat adanya perubahan warna pada daging buah dan pada bagian yang
terserang menjadi lembek (Hariyanto, 1992).
REFERNSI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25446/5/Chapter%20I.pdf
http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/morfologi-lalat-buah-drosophila.html
LALAT KANDANG (Stomoxys calcitrans
Linnaeus)
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Stomoxys
Spesies : S. calcitrans
Lalat sebenarnya bukan suatu agen infeksi melainkan peranannya
lebih cenderung sebagai vektor atau agen pembawa atau penular
penyakit. Peranan lalat menularkan penyakit ini didukung dari bentuk
anatomi tubuhnya yang banyak terdapat bulu sehingga bibit penyakit
(virus, bakteri, protozoa) melekat dan tersebar ke ternak atau hewan
lain. Lalat kandang menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka
mempunyai kebiasaan untuk menggigit dan memiliki struktur mulut
yang berbeda.
Morfologi
Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu,
mempunyai antena yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang
sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi menjaga kestabilan
saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat
perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya
terbang 1,6-3,2 km dari tempat tumbuh dan berkembangnya lalat.
Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat
canggih, yaitu adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri
dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada
beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau
dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia.
Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-
frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita.
Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya,
terutama di lingkungan gelap.
Ukuran tubuh lalat kandang hampir sama dengan Musca
domestica. Kepompong berwarna cokelat dengan ukuran 6-7 mm. Lalat
kandang dewasa memiliki warna tubuh hitam sampai kecoklatan dan
mata berwarna mengkilap, berukuran panjang 5-7 mm dengan 4 dorsal
garis-garis hitam membujur di dada dan 2 garis-garis di bagian tengah.
Perut lalat ini berwarna pucat dengan daerah gelap hampir bulat.
Bagian toraksnya terdapat garis gelap yang diantaranya berwarna
terang. Sayapnya berwarna bening dan mempunyai vena 4 yang
melengkung tidak tajam ke arah kosta mendekati vena 3. Antenanya
terdiri dari 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan
dilengkapi dengan arista yang mempunyai bulu hanya bagian atas. Tipe
mulut lalat kandang ialah tipe menghisap, yang digunakan untuk
menghisap darah pada hewan ternak.
Perilaku Lalat Kandang
1. Lebih menyukai kaki, kebanyakan binatang menyusui (termasuk
manusia) dan telinga anjing dan babi.
2. Lalat jantan maupun betinanya menghisap darah dan
merupakan penerbang yang kuat dan berumur panjang.
3. Aktif pada siang hari dan gigitannya menyakitkan. Penyakit yang
dapat ditularkan oleh lalat kandang antara lain Brucella abortus,
B. Militensis dan Bacillus antracis.
4. Larvanya bersifat akuatik, pada dewasa jantan sering terdapat
pada bunga-bunga untuk mengambil pollen/nectar.
Epidemiologi
Lalat jenis ini mempunyai 18 spesies dan diduga berasal dari
Afrika, sebab sebagian besar spesies lalat ini banyak ditemukan di
benua tersebut. Lalat ini banyak dijumpai di pemukiman, tetapi sangat
umum berada pada peternakan sapi perah atau sapi yang selalu
dikandangkan. Lalat ini merupakan penghisap ternak yang dapat
menurunkan produksi susu.
Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan,
orangutan, unggas, tumbuhan atau buah-buahan yang sedang
membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih
lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian
manusia. Lalat dewasa menghisap darah hewan dan cenderung tetap
di luar rumah di tempat yang terpapar sianar matahari. Lalat ini tidak
pernah melimpah populasinya di daerah tropika. Lalat kandang
termasuk penerbang yang kuat dan bisa melakukan perjalanan jauh
dari tempat perindukannya.
Larva lalat yang berkembang pada feses yang lembab berpotensi menularkan beberapa bibit
penyakit.
REFERENSI
http://kesmas-unsoed.info/2011/04/makalah-lalat-dan-pengendaliannnya.html
http://syahrayapestcontrol.indonetwork.co.id/group+123382/lalat-kandang-stomoxys-calcitrans.htm
http://mbemm-campuz.blogspot.com/2010/03/stomoxys-calcitrans-lalat-kandang.html
http://duniasapi.com/id/budidaya/960-efek-lalat-pada-ternak-sapi.html
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/pengendalian-lalat
http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian%20Lalat.pdf
LALAT PENGHISAP DARAH (Glossina palpalis)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Muscidae
Genus : Glossina
Morfologi
Ukuran tubuhnya hanya setengah dari M. domestica, berwarna
kelabu dan dicirikan dari adanya 2 garis hitam longitudinal pada toraks.
Memiliki bagian mulut dengan palpus yang kokoh dan sama panjang
dengan probosis. Arista dan venasi sayap mirip seperti lalat Stomoxys
calsitrans.
Habitat
Lalat ini banyak ditemukan pada wilayah peternakan dengan sistem
ranch atau dilepas di suatu lapangan yang luas.
PENGUKURAN KEPADATAN LALAT
Fly grill atau yang sering disebut blok grill oleh sebagian orang ini, adalah
suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat.
Alat ini dipergunakan di dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan. Alat
ini sering dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di tempat umum,
misalnya pasar, tempat sampah umum, warung makan, terminal, stasiun. Cara
membuat fly griil sangat mudah dan tidak diperlukan keahlian khusus untuk
membuatnya, bahan untuk membuat fly griil mudah untuk didapatkan, fly griil
kuat dan mudah disimpan, tidak menganggu aktifitas produksi terasi, permukaan
fly griil luas sehingga dapak menangkap lalat lebih banyak dan dapat digunakan
untuk jangka panjang.
Fly Griil diletakkan pada titik yang akan diukur dan jumlah lalat yang
hinggap dihitung selama 30 menit, tiap titik diadakan 10 kali perhitungan,
kemudian diambil 5 angka perhitungan tertinggi dan dibuat rata-rata. Angka ini
merupakan indek populasi lalat pada satu titik perhitungan. Pengukuran terhadap
populasi lalat dewasa lebih tepat dan bisa diandalkan dari pada pengukuran
populasi larva lalat.
Sebagai interpretasi hasil pengukuran indek populasi lalat juga berguna untuk
menentukan tindakan pengendalian yang akan dilakukan. Indek populasi lalat
terbagi menjadi :
1. 0-2 ekor : rendah atau tidak menjadi masalah.
2. 3-5 ekor : sedang atau perlu tindakan pengendalian terhadap tempat
perkembangbiakan lalat.
3. 6-20 ekor : tinggi atau populasi cukup padat, perlu pengamanan terhadap
tempat-tempat perindukan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendalian.
4. ≥ 21 ekor : sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap
tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan pengendalian lalat.
PENGENDALIAN