Anda di halaman 1dari 4

Morfologi Cacing Tanah

Tubuh cacing tanah terbagi menjadi lima bagian, yakni bagian depan (anterior), bagian tengah,
bagian belakang (posterior), bagian punggung (dorsal), dan bagian bawah atau perut (ventral).
Mulut berada di depan segmen pertama, dan anus berada di belakang segmen terakhir. Mulut dan
anus bukan bagian dari segmen, melainkan bagian dari tubuh tersendiri. Mulut cacing tanah
dilengkapi dengan prostomium (bibir mulut).

Gambar 1 Cacing tanah

Prostomium

Gambar 1 Prostomium cacing tanah


Prostomium berada di depan segmen pertama, di bagian sisi dari mulut ada tonjolan kecil disebut
peristomium. Peristomium berada di permukaan dorsal prostomium, ukurannya bervariasi.
Prostomium dan peristomium banyak digunakan untuk mengidentifikasi spesies melalui karakter
sistemiknya.
Prostomium memiliki 4 bentuk : zygolobous, prolobous, epilobous, dan tanylobous

Gambar 2. Berbagai bentuk prostomium


a. Zygolobous; b.Prolobous; c.d.Epilobous; e. Tanylobous
(Edward & Lofty 1972)
Prostomium memiliki sel-sel sensor yang berfungsi sebagai lensa menggantikan fungsi mata.
Selain itu prostomium juga mampu membedakan material berbahaya selama proses makan
(Khairuman & Amri 1998) dan menggenggam tanah (Edward & Lofty 1972).
Tubuh cacing tanah terbentuk dari banyak segmen, di seriap segmen tubuh terdapat bulu-bulu
halus yang disebut seta.

Seta
Seta memiliki sel-sel yang fungsinya seperti sel folikel yang berada di bagian eksterior tubuh.
Seta bisa dipanjangkan dan dipendekkan. Fungsi seta seperti otot protraktor dan retraktor. Seta
biasanya digunakan untuk menggenggam dan memegang subtrat. Fungsi utama seta sebagai
lokomosi tubuh.
Spesies dari ordo olighochaeta memiliki seta dalam berbagai bentuk, ada yang berbentuk seperti
jarum dan rambut. Variasi bentuk seta dipengaruhi oleh letak seta ditubuh cacing tanah. Biasanya
bentuk seta genus Lumbricus sigmoid, dan memiliki panjang sekitar 1 mm. Seta pada organ
genital (klitelum) panjangnya bisa mencapai 7 mm.
Secara fisiologis seta membantu kopulasi, menerima stimulus fisik pasangannya. Seta juga
membantu cacing tanah saat kopulasi dengan cara menggenggam, memegang, dan mempenetrasi
kulitnya.
Seta tersusun di dalam sebuah cincin tunggal yang melingkari segmen tubuhnya. Berdasarkan
jumlah dan penyebarannya, bentuk seta dibagi dua yaitu lumbricine dan perichaetine.

Lumbricine
Lumbricine memiliki seta berjumlah 8 per segmen, seta ada di bagian ventral dan latero ventral.
Berdasarkan jaraknya, seta lumbricine dibagi menjadi 3 antaralain:
a. Closely paired , b. Widely paired , dan c. distant.
*klik pada gambar untuk memperbesar

widely paired

closely paired

distant paired

Jarak antara setiap pasang seta dan kedua pasang seta konstan setiap spesies.
Seta disimbolkan dengan huruf a, b, c, dan d. Jarak antara seta penting untuk diketahui di dalam
mengidentifikasi karakter sistemik cacing tanah, dan biasanya dimisalkan dalam bentuk
perkalian.
Contohnya :
rasio seta di daerah klitelum Lumbricus terrestris
aa : ab: bc : cd : dd = 16 : 4 : 14 : 3 : 64, jarak dimisalkan dalam bentuk perkalian aa = 4 ab atau
ab < bc > cd.

Jarak antara dua dorsal seta di sisi lain selalu dibandingkan dengan lingkar tubuh cacing tanah
() itu dd =

Perichaetine
Perichaetine memiliki ciri seta tersusun di cincin yang berputar di kanan segmen, biasanya
ukurannya bervariasi dari besar dan kecil. Seta berada di daerah pertengahan dorsal dan
pertengahan ventral. Seta berjumlah 8 pasang per segmen, biasanya jumlahnya 50-100
pasang/segmen.
Susunan seta perichaetine banyak terdapat pada spesies Megascolecidae khususnya Megascolex,
Perionyx, dan Pheretima.
Penyebaran seta ada yang pertengahan dari lumbricine dan Perichaetine, susunannya 12, 16, 20,
atau 24 seta/segmen atau 6, 8, 10, atau 12 pasang seta/ segmen, dengan susunan lumbrisine di
anterior dan perichaetine di posterior.
*klik pada gambar untuk memperbesar

perichaetine

Anda mungkin juga menyukai