Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ANATOMI VETERINER III

ANATOMI DAN SISTEM ORGAN SERTA STATUS


KONSERVASI IKAN PAUS

OLEH:

Nama : Juan Baslio Alcosoni Alle


NIM : 1609010047
Semester : IV

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2018
Paus Pembunuh atau Orca (Orcinus orca) adalah spesies terbesar dari keluarga lumba-
lumba. Sebenarnya orca tergolong sebagai lumba-lumba. Namun, karena orca berukuran sangat
besar, banyak yang menyebutnya sebagai paus. Spesies ini ditemukan di seluruh samudera, dari
kawasan dingin seperti Artik dan Antartika hingga kawasan bersuhu hangat. Paus pembunuh
merupakan predator puncak di lautan, kebanyakan populasi memakan ikan, sementara populasi
lainnya memakan mamalia laut seperti singa laut, anjing laut, walrus hingga paus besar. Paus
pembunuh hidup secara berkelompok, mereka juga sering berburu bersama.

A. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Cetacea
Upaordo : Odontoceti
Famili : Delphinidae
Genus : Orcinus
Spesies : O. Orca

B. Anatomi
1. Ukuran

Meskipun dibandingkan dengan jenis paus lainnya ukuran Orcinus lebih kecil, namun dia
adalah mamalia predator yang paling besar. Ukuran paus pembunuh jantan 5,8 hingga 6,7 meter
dan berat antara 3.628 hingga 5.442 kilogram. Sedangkan yang betina rata-rata 4,9 hingga 5,8
meter dan berat antara 1.361 hingga 3.628 kilogram. Ukuran individu bervariasi pada setiap area
yang berbeda.
2. Bentuk tubuh

Bentuk tubuh dari paus pembunuh adalah fusiform, streamline yang memudahkannya
dalam aktivitas berenang.

3. Warna

Warna tubuh dari paus pembunuh adalah kombinasi antara warna hitam dan putih.
Permukaan dorsal dan sirip pectoral berwarna hitam kecuali pada area di bawah dan di belakang
sirip dorsal yang berwarna abu-abu. Bagian ventral tubuh hingga ke permukaan ventral dari ekor
berwarna putih. Eyespot berwarna putih berada di atas belakang setiap mata. Pewarnaan tubuh
yang unik ini meningkatkan kemampuannya dalam berburu. Warna hitam di
bagian dorsal bercampur dengan warna kedalaman laut apabila dilihat dari atas. Sedangkan
warna putih di bagian ventralbercampur dengan cahaya apabila dilihat dari bawah. Hal ini
menyebabkan mangsa sukar untuk mengenal keberadaannya.

4. Sirip Pectoral

Sirip pectoral berbentuk membulat, tersusun atas tulang seperta pada mamalia darat,
namun memendek dan termodifikasi dengan keberadaan jaringan ikat yang padat dan kartilago.

5. Sirip Dorsal dan ekor (Flukes)

Sirip dorsal dan ekor tersusun atas jaringan ikat yang padat, tidak terdapat tulang sejati
ataupun tulang lunak. Vertebra dari paus pembunuh tersusun atas 50-54 segmen, namun tidak
ada yang berkembang hingga menuju ekor. Sirip dorsal dapat tumbuh tegak atau membengkok
di bagian ujung.
C. Sistem Respirasi

Mamalia perlu bernapas dengan teratur, karenanya air bukan lingkungan yang tepat bagi
mereka. Namun sebagai mamalia laut, paus mengatasi masalah ini dengan sistem pernapasan
yang jauh lebih efisien dibandingkan kebanyakan hewan darat. Paus mengembuskan napas
dengan mengeluarkan 90% udara yang dipakainya. Jadi paus hanya perlu bernapas sekali-sekali.
Pada saat yang sama, zat pekat yang dimilikinya yang disebut "mioglobin" membantunya
menyimpan oksigen dalam otot. Dengan bantuan sistem ini, paus gin-back, misalnya, dapat
menyelam hingga kedalaman 500 meter dan berenang selama 40 menit tanpa bernapas sama
sekali.idak seperti mamalia darat, lubang hidung paus terletak di punggungnya agar ia mudah
bernapas.
D. Sistem Sirkulasi

Oksigen yang mengalir dalam darah dan otot-ototnya bercampur dengan zat-zat kimia
memberinya tenaga saat di dalam air atau saat tidak bernafas. Paus mempunyai sistem sirkulasi
yang khas yang dapat mengalirkan darah secara langsung dari organ menuju otak. Melalui cara
ini, sampai saat ikan paus muncul di permukaan air untuk bernafas, ia tetap dapat mengirim
oksigen di dalam tubuhnya secara langsung ke otak, organ yang paling membutuhkan oksigen.

E. Sistem Pencernaan

Sumber pencernaan ikan paus sangat beragam tergantung dari jenis makan yang dimakan
karena paus terdiri dari beberapa tipe seperti pemakan plankton ada yang pemakan daging atau
karnivor. kita ambil contoh pencernaan paus bungkuk. paus bungkuk sumber makanan utama
merupakan krill sejenis crustacea yang mana merupakan organisme kecil. organisme kecil ini
terlalu kecil bagi gigi untuk menggilling, menangkap, ataupun mengunyah. Paus Bungkuk
memiliki adaptasi yang membuat gigi yang tidak terlalu digunakan. itu adalah balen yang
merupakan serat panjang di rahang tas dari ikan paus yang membantu memilah milah dan
menangkap plankton yang membantu pencernaan ikan paus bungkuk. Untuk menangkap
makanan mereka mereka menyambar segerombolan plankton dengan mulut mereka terbuka
lebar untuk menangkap mereka dan kemudian mereka memasuki sistem pencernaan mereka.

Hal yang paling menarik tentang sistem pencernaan Paus Bungkuk adalah lambung. paus
bungkuk memiliki 3 lambung. 3 lambung ini dipisahkan oleh bukaan kecil yang merupakan
tempat makan masuk atau melaju. ke tiga lambung ini diurutkan dari yang terbesar yang
merupakan yang pertama hingga yang terkecil yang merupakan yang terakhir. lambung yang
pertama tidak ada proses pencernaan oleh enzim pencernaan namun terjadi kontraksi bolak balik
pada lambung ini yang bertujuan untuk menghancurkan krill. Hal ini dilakukan dikarenakan ikan
paus bungkuk tidak memiliki gigi untuk menggiling sehingga harus melakukannya di lambung
pertama sebagai gantinya. lambung yang kedua ini sama digunakan untuk menghancurkan krill
namun pada lambung ini terdapat enzym yang digunakan untuk lebih menghancurkan krill.
lambung ketiga tujuan utama sebagian besar untuk menambah lebih banyak enzym pencernaan
untuk makanan dan untuk mempersiapkan krill untuk dicerna oleh usus kecil dan besar.

Usus kecil dan besar adalah tempat dimana nutrisi yang berbeda dipecah dan diserap oleh
ikan paus yang merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup.usus ikan paus bungkuk memiliki
panjang 105 kaki atau sekitar 35 meter. setelah makan masuk lewat usus lalu paus akan
mengeluarkannya sebagai fess melalui anus dan itu merupakan proses pencernaan paus bungkuk.

Contoh lain ada pada pencernaan ikan paus pembunuh. sistem pencernaan pada paus
pembunuh ini sudah seperti mesin besar. sistem pencernaannya meliputi rahang, faring,
esofagus, dan lambung. paus pembunuh memiliki rahang yang sangat besar yang mampu
memakan hewan yang sangat besar seperti singa laut. rahang paus pembunuh ada 22 sampai 28
gigi dengan ukuran tingginya bisa 7,5 sampai 13 cm dan lebar 2,5 cm. ini merupakan bagian
terpenting dalam sistem pencernaan tak hanya digunakan untuk memotong mangsa namun juga
digunakan membantu menangkap dan menghancurkan mangsa.

Makanan dihancurkan oleh rahang makanan akan ditelan dan melalui faring. lalu
makanan akan melewati laring dan menuju ke esofagus yang sanagat besar dan lanjut kedalam
lambung. lambung merupakan bagian paling besar dlam sistem pencernaan ikan paus pembunuh.
tidak seperti manusia paus pembunuh memiliki 3 lambung. lambung disebut dengan lambung
mekanik. disini lambung akan menumbuk dan memotong untuk membuat makan lebih dapat
dicerna. terkadang ditemukan kerikil dan cangkang di lambung mekanik untuk membantu
menghancurkan makanan.

Lambung ke dua disebut dengan lambung kimia atau lambung utama. dinding lambung
pada lambung ini sangat tebal terdapat suatu cairan yang diproduksi. cainran ini akan
melembekan dan menghaluskan makanan sehiinggak dapat diserap oleh saluran pencernaan.

Lambung ketiga disebut dengan lambung pilorik yang merupakan sebelum usus ini
seperti ruangan untuk menunggu. makanan dari lambung utama akan berdiam pada lambung ini
hingga usus menyerapnya atau di eksresi.
Pada paus yang mencerna cumi seperti paus sperma, hanya memiliki 2 lambung dan
terdapat cairan yang ditemukan di dalam usus yang digunakan untuk mencerna paruh cumi
cumi. Cairan ini, yang dikenal sebagai ambergris sangat dihargai untuk tujuan pengobatan dan
penggunaan yang sangat diperlukan untuk pembuatan parfum. Akhir saluran pencernaan paus
berada di usus dan sangat panjang. Dalam paus 55-kaki, usus bisa mencapai hingga lebih dari
seribu meter. Sampah tersebut dibuang melalui anus.

F. Sistem Reproduksi

Pada dasarnya mamalia yang hidup laut atapun mamalia yang hidup didarat memiliki
struktur anatomi yang hampir sama, hanya saja yang membedakan mereka adalah tempat tinggal
atau biasa kita sebut sebagai habitat.

Lumba-lumba, Paus, dan Dugong adalah beberapa hewan yang masuk dalam kategori
mamalia laut. Sama seperti mamalia di darat, mereka bereproduksi dengan cara melahirkan,
menyusui anaknya, dan bernapas dengan paru-paru.Berbeda dengan ikan yang bernapas dengan
insang dan tidak menyusui anaknya.

Mamalia laut sama seperti mamalia darat yaitu berdarah panas. Karena kondisinya ini,
suhu tubuh akan selalu sama dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Sehingga dibutuhkan
beberapa adaptasi untuk bertahan di lingkungan laut yang dingin, seperti:

 Memiliki blubber, yaitu jaringan kaya lemak yang dapat menghasilkan minyak untuk
menghangatkan tubuh.
 Memiliki rambut dan bulu.

Jika di karakteristikkan, mamalia laut di bagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Mamalia Laut yang harus kembali ke darat untuk bereproduksi, menyusui, dan
beristirahat. Contohnya: anjing laut, beruang kutub, dan berang-berang laut
 Mamalia Laut yang menghabiskan seluruh hidupnya di laut. Contohnya: paus, lumba-
lumba, pesut, manatee, dan dugong

Alat Reproduksi Dan Proses Perkawinan Pada Paus

Reproduksi merupakan suatu proses dimana organisme menghasilkan individu baru, melalui
material gen, dan memelihara secara berkelanjutan kehidupan individu baru tersebut. Semua
jenis mamalia melahirkan dengan cara pembuahan di dalam (internal fertilization). Selain itu,
semua jenis mamalia memiliki alat kelamin yang terpisah dan karakteristik sexual yang hanya
dimiliki oleh masing-masing jenis kelamin. Mamalia juga memliki struktur dan fungsi sistem
reproduksi yang sangat kompleks, berbeda dengan burung dan reptil.

Pada kelas mamalia, sistem reproduksi jantan memiliki sepasang testis, sepasang kelenjar
reproduksi, sistem pembuluh, dan alat kelamin (penis). Sedangkan pada betina terdiri dari
sepasang induk telur dimana untuk menghasilkan telur dan berbagai hormone, sepasang pipa
Fallopi (oviduk) dimana bertugas sebagai saluran dari induk telur pertama hingga ke yang
terbesar atau disebut uteri (tempat berkembangnya embrio), vagina sebagai gerbang dari sisi luar
tubuh, dan serviks dimana sebagai menyambungkan uterus dan vagina.

Sistem reproduksi pada jantan, testis merupakan tempat berproduksinya sperma (gamet
jantan) dan pembentukan hormon sex jantan (testoteron). Sepasang testis pada mamalia
berbentuk oval, menggantung pada kantung, dan terlindung oleh kulit yang disebut skrotum.
Posisi testis pada mamalia berbeda-beda. Setelah sperma matang, sperma harus disalurkan ke
rangkaian pembuluh lalu berkumpul pada epididimis (gulungan pembuluh yang tinggi yang
berlokasi di permukaan pada masing-masing testis). Pembuluh ini bertugas sebagai saluran
sperma dan tempat penyimpan antara sperma dan jaringan kelenjar sekresi yang diberikan
terlebih dahulu untuk ejakulasi. Penis merupakan alat untuk mengirim sperma ke tubuh betina
yang difasilitasi oleh pembuluh darah yang tinggi. Komposisi penis adalah bentuknya yang
silinder dan corpora cavernosa (didalamnya terdapat darah yang apabila melakukan hubungan
sexual akan mengakibatkan ereksi).

Proses kehamilan paus

Perkembangan embrio pada paus

Tahap Embrio Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan
sperma), kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio
dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase
diferensiasi, serta organogenesis. Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan
perkembangannya berikut ini.
a. Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi
dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional
atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi
oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal,
kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8
sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel
inilah yang disebut morula.

b. Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi
sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya.
Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan
dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang
memiliki blastosol disebut blastula.

Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan
dengan lase gastrula.

c. Fase Gastrula

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua
formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya,
arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata.
Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini
dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase
ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir
fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu


hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional,
yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan
berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan
mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.

d. Diferensiasi dan Organogenesis

Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel
untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang
dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya
masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi
menjadi organ-organ sebagai berikut:

 Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak,


kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
 Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi.
 Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem
pernapasan, pankreas dan hati, serta kelenjar gondok.

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan saling


mempengaruhi. Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam
diferensiasi untuk perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set ektoderm dan
sebagian dari mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

Periode kehamilan sekitar 11-12 bulan dan anakan lahir dengan ekor terlebih dahulu dan
dekat dengan permukaan yang panas, air yang dangkal. Anak yang baru lahir memiliki
kemampuan berenang ke permukaan sekitar 10 detik untuk pernafasan pertamanya dengan
dibantu induknya dengan menggunakan sirip. Sekitar 30 menit sejak kelahirannya, anak paus
mulai dapat berenang. Anak yang baru lahir memiliki panjang sekitar 7,6 m dan berat sekita 6-8
ton. Bayi diasuh/diberikan susu yang dimiliki induknya (40-50% lemak) dan disapih sekitar 7-8
bulan. Anakan minum 23-90 kg susu tiap hari. Induk dan anak selalu bersama-sama selama
setahaun atau lebih, sampai anakan memiliki panjang sekitar 13 m.

Perawatan induk paus menghasilkan lebih dari 50 galon (200 liter) susu tiap harinya.
Kandungan susu terdapat 35-50% lemak susu dan anaknya memperoleh beat rata-rata hingga 10
pon tiap jam atau 44 kg tiap harinya. Pada saat 6 bulan dalam setahun dan rata-rata panjangnya
mencapai 16 m, anaknya disapih. Paus mencapai kedewasaan sexualnya sekitar 10 tahun.

Di bumi belahan utara, betina memiliki kedewasaan sexual dalam umur 5 tahun dengan
panjang 21-23 m. sedangkan jantan mulai dewasa kurang dari lima tahun dan panjang kurang
dari betina hanya sekitar 20-21 m (Wilson and Ruff 1999).

G. Sistem Rangka

tulang ikan paus terbuat dari bahan berongga yang terisi minyak, ia dapat dengan mudah
mengapung di permukaan air hanya dalam 15-20 detik saja.
H. Status Konservasi

IUCN menetapkan status konservasi paus pembunuh adalah tidak diketahui, karena
beberapa paus pembunuh berbeda jenis. Beberapa populasi lokal sudah terancam karena
kehilangan habitat, pengaruh polusi, dan ditangkap untuk taman mamalia laut, serta terkadang
diburu oleh nelayan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kawasan Konservasi Perairan Penting untuk Perlindungan Paus.


http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/beritabaru/116-kawasan-konservasi-per airan-penting-
untuk-perlindungan-paus. Diakses 20 Juni 2018

https://www.scribd.com/doc/247118344/Siste-Pencernaan-Ikan-Paus. Diakses 20 Juni 2018

https://www.scribd.com/doc/84673049/zoologi-vertebrata-hewan-laut-ikan-paus-ikan-lumba-
lumba-ikan-hiu-dan-ikan-pari. Diakses 20 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai