METODOLOGI
A.
Cara Kerja
1. Penentuan Titik Pengambilan Sample
a. Sebelum ke lokasi penelitian, siapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
pengambilan sampel dan pengoleksian sampel alga.
b. Untuk memudahkan pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan saat
surut terendah. Waktu surut tidak tetap dan terbatas. Untuk itu cari informasi
ke penduduk sekitar pantai untuk mendapatkan informasi waktu surut. Saat
surut lakukan pengambilan sampel dan pencatatan data sebaik mungkin
gunakan waktu sebaik-baiknya karena waktu surut sangat terbatas. Sebelum
waktu surut kita harus telah berada di lokasi pengambilan sampel.
c. Saat waktu surut tiba lakukan pengambilan sampel sesuai dengan stasiun yang
telah di tentukan.
d. Rentangkan tali rafia yang telah di beri skala jarak/panjang dari garis pantai
hingga tubir.
e. Letakkan plot ukuran 1m x 1m mulai dari tubir hingga garis pantai, untuk tiap
stasiun ada 3 plot.
Tahapan persiapan
1) Menyiapkan tali rapia sepanjang 100 atau 60 meter, kemudian diberi tanda pada tiap jarak 10
meter.
2) Dengan menggunakan tali rapia membuat kuadran 1 x 1 meter.
3)
Membuat etiket gantung dengan menggunakan sedotan plastik dan benang kenur, yaitu
dengan memotong sedotan plastik dengan panjang sekitar 3 cm, kemudian di ikat dengan
benang kenur, diusahakan warna atau bentuk sedotan yang diikat bervariasi.
Tahap pelaksanaan
1) Pada lokasi/stasiun pengambilan sampel direntangkan tali rapia sepanjang 100 meter yang
sudah diberi tanda tiap tepi pantai (stasiun) tegak lurus ke arah laut.
2)
Pada tiap substasiun tempatkan kuadran 1x1 meter. Mengambil semua jenis alga yang
berbeda yang berada didalam kuadran tersebut sesuai dengan tugas tiap kelompok (Divisi
Chlorophyta, Rhodophyta, Phaeopyta). Tiap jenis alga diambil diberi etiket gantung
kemudian dimasukkna dalam kantong plastik yang sudah diberi label. Hasilnya dicatat pada
tabel pengamatan Remak (temuan-temuan lapangan yang penting).
3) Mencatat tiap jenis sampel alga yang diambil kode etiket gantung dan Remaknya dalam tabel
pengamatan .
4)
Mengukur dan mengamati, kemudian mencatat semua parameter lingkungan pada stasiun
dan kuadran tersebut.
5) Untuk tiap substasiun mengambil sampel alga dalam luas 40 cm2, dengan cara menimbang
berat dan tiap-tiap jenis alga yang ada. mencatat jenis dan berat masing-masing jenis alga
tersebut.
6) Sepanjang lokasi pengambilan sampel dari tepi pantai hingga tubir (dibagi 3 daerah, dekat
pantai, daerah tengah dan dekat tubir) mengambil identifikasi dan mengkoleksi semua jenis
alga yang berbeda spesies. Semua alga yang didapat dimasukan dalam tiga kantong plastik
yang berbeda yang sudah diberi label.
7) Sampel-sampel alga yang sudah diambil kemudian di identifikasi speciesnya dan ditentukan
posisi taksonominya, serta dicari aspek pemanfaatan oleh masyarakat sekitar dengan cara
menanyakan ke masyarakat yang mengetahui pemanfaatan alga di sekitar pantai
sindangkerta. Kemudian membuat tabel mengenai species-species alga dan manfaatnya.
2. Identifikasi dan Tahap Wawancara
a.
b. Mencari masyarakat yang mengetahui tentang jenis-jenis alga dan manfaatnnya untuk
diwawancara.
c.
Menurut Round (1965), berdasarkan ide staner dan Van Niel membagi alga menjadi 8
filum dan masuk dalam kelompok prokariota dan eukariota. Selengkapnya klasifikasi
menurut Round (dari Gupta, 1981) adalah sebagai berikut:
Prokarita Eukariota :
a.Phylum Cyanophyta
b.Phylum Euglenophyta
c.Phylum Chlorophyta
d.Phylum Chrysophyta
e.Phylum Phyrrophyta
f.Phylum Phaeophyta
g.Phylum Rhodophyta
h.Phylum Cryptophyta.
Dalam hal ini akan dibahas beberapa alga makro yaitu :
1.Phylum Chlorophyta
Chlorophyta merupakan kelompok alga yang paling banyak ditemukan di air tawar,
hanya sebagian kecil yang hidup di laut. Di perairan Chlorophyta hidup sebagai plankton.
Plankton adalah organisme kecil yang hidup melayang-layang dalam air yang dapat menjadi
sumber makanan bagi hewan air dan ikan. Chlorophyta juga ada yang melekat pada tanah
yang basah, tembok yang lembab, pada batang tumbuhan lain, dan ada yang hidup melekat
pada tubuh hewan (Aziz, 2008).
Alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya di air laut dan air
payau. Alga hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal, pada
umumnya melekat pada batuan dan seringkali mencul apabila air menjadi surut (Sulisetijono,
2009)
Chlorophyta mempunyai pigmen hijau yang dominan dan terhimpun dalam kloroplas.
itulah mengapa Chlorophyta disebut dengan alga hijau. Cholorophyta tidak selalu berwarna
hijau karena beberapa anggotanya memiliki pigmen yang memberikan warna jingga, merah
atau merah kehitaman. Bentuk kloroplas pada Chlorophyta bernacam-macam. Pada kloroplas
ditemukan pirenoid dan stigma. Pirenoid adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan berupa amilum. Stigma adalah bagian yang sensitif
terhadap cahaya, berguna untuk menuntun Chlorophyta menuju cahaya sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung (Aziz, 2008).
Tubuh Chlorophyta ada yang uniseluler, multiseluler, koloni, dan filamen. Sel-sel
Chlorophyta dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Chlorophyta
dipercaya sebagai asal mula tumbuhan darat. Alasan ini mendukung hipotesisi ini adlah
memiliki klorofil a dan b, memiliki dinding sel berupa selulosa, dan menyimpan cadangan
makanan berupa zat tepung (amilum) (Aziz, 2008).
Menurut Smith (1955) hanya terdiri dari satu kelas saja yaitu chlorophyceae yang
terdiri dari 10 bangsa yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
Volvocales
f. Tetrasporales
Ulotrichales
g. Oedogenales
Ulvales
h. Schizogonales
Chlorococales i. Siphonales
Siphonacladades
j. Zygnematales
Sedangkan menurut Mattox dan Stewart (1984), ada 5 kelas Chlorophyta yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Micromunadophyceae
Charophyceae
Ulvophyceae
Pleurastrohyceae
Chlorophyceae
Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani, phaios yang berarti gelap), merupakan alga
multiseluler yang dikenal dengan nama alga coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen
fukosantin yang dimilikinya (Pitriana, 2008).
Selain pigmen coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga pigmen lainnya berupa
klorofil a dan c, serta pigmen karotin. Oleh karena keberadaan klorofil ini, Phaeophyta
bersifat autotrof. Fotosintesisnya terjadi pada helaian yang menyerupai daun. Hasil
fotosintesisnya berupa karbohidrat yang yang disebut laminarin (Pitriana, 2008).
Alga coklat umumnya hidup di lingkungan laut. Hanya beberapa jenis Phaeophyta
yang saja yang hidup di air tawar. Banyak alga coklat memiliki struktur berisi udara yang
membuat mereka dapat melayang di air (Pitriana, 2008).
Phaeophyta hidup melekat pada dasar perairan (melalui semacam akar), sedangkan
bagian tubuh lainnya mengapung di air, dan melekat pada batu karang (Aziz, 2008).
Bentuk tubuh Phaeophyta tampak menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena adanya
bagian yang menyerupai akar, batang, dan daun. Tinggi Phaeophyta dapat mencapai 50
sampai 100 meter (Aziz, 2008).
Anggota kelompok Phaeophyta juga dikenal sebagai tumbuhan berukuran raksasa
(giant kleps), misalnya Macrocystis sp. dan Nereocytis sp. yang menghuni pantai pasifik. Di
indonesia, jenis Phaeophyta yang terkenal adalah Turbinaria austrilis, Sargasum siliquosum,
dan Fucus vesiculosus. Ketiga jenis alga tersebut biasa dijimpai sepanjang garis pantai. Di
laut yang beriklim sedang, terutama di laut Atlantika Utara dikenal sebagai kawasan Alga
Sargassum. Alga tersebut tampak mengambang dan menutupi sebagian permukaan laut
sehingga orang mengenalnya sebagi Sargaso (Aziz, 2008).
3.Phylum Rhodophyta
Alga merah atau Rhodophyta (berasal dari bahasa Yunani, rhodon, yang artinya
merah). Rhodophyta merupakan alga multiseluler berukuran besar yang biasa dikenal sebagai
rumput laut. Warnanya merah karena mengandung pigmen fikoeritrin (Pitriana, 2008).
Alga merah hidup di luat dalam, terutama di laut beriklim panas. Anggota kelompok
alga merah dapat ditemukan di daerah pantai hingga kedalaman 100 meter (Aziz, 2008).
Alga merah biasa menempel pada alga lain atau pada batu. Ada juga yang hidup bebas
mengapung dipermukaan air. Alga merah biasa ditemukan di air cukup dalam, lebih dalam
dibanding tempat tumbuh kelompok alga lainnya. Fikobilin, pigmen pada alga merah, dapat
mengumpulkan cahaya hijau dan biru yang masuk ke air yang dalam. Dengan begit alga
merah dapat berada di lokasi perairan yang lebih dalam dibanding alga lainnya (Pitriana,
2008).
Bentuk alga merah seperti rumput sehingga sering disebut sebagai rumput laut
(seaweed). Tubuhnya bersel banyak dan kebanyakan berbentuk lembaran sederhana dengan
cabang-cabang halus seperti pita. Di dalam selnya terdapat pigmen klorofil a dan fikobilin.
Fikobilin adalah semacam pigmen yang terdapat pada fikoeritrin dan fikosianin. Melalui
pigmen fikobilin, gelombang cahaya yang masuk ke dalam laut diserap. Kemudian
mentransfer energi cahaya ke klorofil untuk keperluan fotosintesis. Bentuk dari hasil
fotosintesis adalah karbohidrat yang disebut tepung floridean (Aziz, 2008).
Contoh alga merah adalah Euchemma spinosum, Gilidium, Rhodymenia, dan Scinata.
Eucemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Beberapa famili
Corraline memiliki dinding sel berkalsium karbonat. Alga ini ikut membentuk fosil (Pitriana,
2008).
C. Peranan Alga
Menurut Sheehan dkk (1998) dari departemen energi Amerika Serikat, ada 3
komponen zat utama yang terkandung dalam alga, yaitu (1) Karbohidrat, (2) protein, dan (3)
Triacyglycerols. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, protein dapat diolah
menjadi produk makanan dan kecantikan, dan Triacyglycerols dapat diubah fatty acid.
Kombinasi dari pemanfaatan 3 komponen diatas dapat menghasilkan makanan ternak.
Fatty acid merupakan produk dari alga yang berupa minyak nabati. Alga mengandung
minyak nabati yang sangat besar. Menurut Briggs (2004), alga mengandung minyak lebih
dari 50 % beratnya. Salah satu jenis alga yang diteliti oleh Sheehan dkk (1998) kandungan
minyaknya bahkan dapat mencapai lebih dari 50 %. Minyak nabati dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel.
Alga dapat diproduksi menjadi makanan yang dikonsumsi manusia, makanan ternak,
dan pupuk. Alga sangat besar perananya dalam biogeochemistry, yaitu sebagai bagian penting
dari siklus N (nitrogen), O (oksigen), S (Belerang), P (phosphate), dan C (karbon). Alga
memainkan peranan penting dalam bioteknologi, seperti menyerap polusi dan pencemaran
yang berlebihan (Graham dan Wilcox, 2000). Alga juga dapat dimanfaatkan pada bidang
farmasi sebagai bahan pembuatan obat-obatan (Cohen, 1999), seperti adanya kandungan zat
anti HIV dan anti Herves (Catie, 1998).
Selain itu alga juga dapat diproses menjadi menjadi minyak nabati, yang selanjutnya
diproses menjadi biodiesel. Setelah diambil minyaknya, sisa ekstraksinya yang berupa
karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, baik dalam bentuk methanol maupun
ethanol (Sheehan, 1998).
Alga sangat bermanfaat bagi ekosistem. Di ekosistem, alga berperan sebagai
produsen. Alga menyediakan makanan bagi ikan, katak, hingga manusia. Alga juga
menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh kita (Pitriana, 2008).
Salah satu manfaat alga adalah sebagai bahan makanan. Rumput laut merupakan
bahan makanan penting bagi manusia. Rumput laut biasa diolah menjadi agar-agar atau
dikeringkan. Selain lezat, rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena tinggi serat dan
mengandung vitamin A, B1, B2, B6, niasin, serta vitamin C. Rumput laut juga kaya akan
kandungan yodium, potasium, besi, magnesium, dan kalsium (Pitriana, 2008).
Alga coklat, terutama Sargassum menghasilkn alginat yang bersifat kental dan tidak
beracun. Alginat berfungsi pengemulsi, penyetabil, dan bahan pengikat produk kapsul,
produk kosmetik, dan produk makanan (seperti es krim). Oleh karena itu Sargassum
merupakan jenis alga yang umum dimanfaatkan dalam industri kosmetik, makanan, dan
farmasi (Pitriana, 2008).
Selain bermanfaat bagi ekosistem, alga juga mempunyai kerugian bagi ekosistem,
Blooming algae atau ledakan alga biasa terjadi di wilayah perairan seperti kolam, danau, dan
laut. Beberapa kasus ledakan alga disebabkan masuknya pupuk, terutama yang mengandung
fosfor dan nitrogen, kedalam perairan. Pupuk menyebabkan alga tumbuh terlalu subur.
Semakin banyak alga yang tumbuh di perairan, jumlah kematian alga di wilayah itupun
menjadi semakin tinggi. materi organik dari alga mati merupakan makanan bagi bakteri.
Dengan demikian,ketika semakin semakin banyak materi organik dari alga yang sudah mati,
semakin meningkat pula jumlah bakteri pada area tersebut. Aktivitas bakteri ketika
mendekomposisi materi organik banyak meggunakan oksigen terlarut. Akibatnya jumlah
oksigen terlarut di air menurun. Kurangnya oksigen terlarut akn menyebabkan kematian pada
ikan dan organisme air lainnya. Ledakan alga juga dapat berbahaya jika alga memproduksi
neurotoksin, racun yang mempengaruhi saraf. Racun ini berbahaya bagi penghuni perairan
(Pitriana, 2008).
Budidaya alga dapat dioptimalkan menggunakan sistem terpadu. Pada sistem ini alga
dikembangkan dan dibudidayakan berdekatan dengan power plant (pembangkit tenaga).
Panas dan sisa pembakaran dari power plant yang mengandung karbondioksida disalurkan ke
tempat pengeringan alga yang sudah dipanen, kemudian dialirkan ke tempat pembudidayaan
alga (Sheehan dkk, 1998).
Pengoptimalan alga juga dapat dilakukan pada pengolahan pasca panen. Seperti yang
telah dijelaskan, alga mempunyai tiga komponen biomasa utama, yaitu karbohidrat, protein,
dan minyak nabati. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol. Protein dapat diolah
menjadi produk makanan dan kecantikan. Minyak nabati dapat digunakan untuk
memproduksi bermacam-macam produk, salah satunya adalah biodiesel (Sheehan dkk, 1998).
Diposkan oleh hanifah nurlestari di 23.02 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
1. Mahasiswa lebih dapat memahami tentang alga, baik dari morfologi dan fisiologi.
2. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang habitat dan penyebaran alga.
3. Mahsiswa dapat lebih memahami tentang pemanfaatan alga.
DASAR TEORI
Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa. Komponen-komponen
penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya.
Salah satu metode yang digunakan dalam pemisahan campuran adalah sentrifugasi.
Sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel tersebut terhadap
densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya sentrifugal maka akan terjadi
perubahan berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg (sekitar 9,8 m/s2) menjadi meningkat
seiring dengan kecepatan serta sudut kemiringan perputaran partikel tersebut terhadap
sumbunya (Budiman, 2010).
Dalam bentuk yang sangat sederhana sentrifus terdiri atas sebuah rotor dengan lubang-lubang
untuk meletakkan cairan wadah/tabung yang berisi cairan dan sebuah motor atau alat lain
yang dapat memutar rotor pada kecepatan yang dikehendaki. Semua bagian lain yang
terdapat pada sentrifus modern saat ini hanyalah perlengkapan yang dimaksudkan untuk
melakukan berbagai fungsi yang berguna dan mempertahankan kondisi lingkungan saat rotor
tersebut bekerja (Hendra 1989).
Gaya yang berperan dalam sentrifus adalah gaya sentrifugal yang menyatakan bahwa setiap
partikel yang berputar pada kecepatan sudut yang konstan memperoleh gaya keluar sebesar F.
Besar gaya tergantung pada kecepatan sudut () dan radius perputaran (r,cm). Perhatikan
persamaan di bawah ini :
F = 2r
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada
jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran
cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal
tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar
silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan
partikel-partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan (Zulfikar,
2008).
Komponen utama pada proses sentrifugasi ialah Instrumen sentrifus, Rotor, dan Tabung
(wadah sampel). Sedangkan bagian yang sifatnya asesoris umumnya bergantung mengikuti
aplikasi yang akan dilakukan pada proses tersebut. Instrumen sentrifus, adalah bagian yang
menjadi alat penggerak proses sentrifugasi karena didalamnya memiliki motor yang mampu
berputar dan memiliki pengaturan kecepatan perputaran (Budiman, 2010).
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun berfotosintesis,
alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar,
batang
dan daun). Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula yang bersifat
multiseluler. Warna sebagian besar alga dipengaruhi klorofil a (pigmen penyerap
cahaya) dan pigmen fotosintesis lainnya yang dikenal sebagai karotenoid dan
biloprotein (disebut juga fikobilin). Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna
kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air.
Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah
yang larut dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan
menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula
yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi
identik. Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis
dan menyimpan pati. Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang
disebut
gametangia.
2. Pengertian
Alga ini merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena
ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan
b
yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi
dilaporkan
terdapat di beberapa prasinophyceae; U-karoten, dan berbagai karakteristik
xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam kloroplas,
kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok,
seperti
busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada
tumbuhan
tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang
hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif
merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau,
pigmen
klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau
merupakan
produsen utama dalam ekosistem perairan.
3
Chlorella, salah satu anggota dari chlorophyceae memiliki nilai gizi sangat
tinggi dibandingkan dengan jenis jasad lainnya. Ukuran tubuhnya mikroskopis,
bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel, di dalam sel
chlorella
masih memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air
tawar.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam
penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan
untuk
obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam
industri
obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan
dikenal
dengan Sun Chlorella. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya
di
Pasuruan).
Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam devisi chlorophyta
mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan kloroplas.
Menurut
Levavaseur (1989), menyatakan bahwa pigmen-pigmen fotosintesis alga hijau
berklarofil a dan b dan mengandung siphonaxanthin atau lutein. Dan tempat
penyimpanan cadangan makanan biasanya berupa pati.
3. Klasifikasi
Chlorophyta (Alga Hijau)
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa
Species : Caulepra racesmosa
4. Ciri-ciri umum chlorophyta
1) Habitat
Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanahtanah
yang basah, ada pula yang hidup di tempat-tempat kering. Pada
umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila
air surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang
4
bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis
chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya
ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis
dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Sebagian
yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit,
terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung
seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau
juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit
Family:Euglenidae
Genus: Euglena
Spesies:Euglena
haemodes
Berwarna
hijau
Berbentuk
oval
memanjang
Bentuk tubuh
saling
menempel
satu sama
lain.
Dibagian
ujung atas dan
bawah
terdapat
seperti benang
panjang
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas :
Chlorophyceae
Ordo : Cholococcales
Famili :
Scenedesmaceae
Species :
Scenedesmus
dimorphus
Google.co.id (Anabaena)
23 November 2012, 16:26
Google.co.id (Euglena)
23 November 2012, 16:34
Google.co.id
(Scedenesmus)
23 November 2012,
18:43
PEMBESARAN 15X10
Gambar 4 anabaena
PEMBESARAN 15X10
Gambar 5 euglena
PEMBESARAN 15X10
Gambar 6 scenedesmus
15
F. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil pengamatan air kolam ikan di rest area rumah makan SR
pada air kolam ikan adalah volvox dan chlorella, pada euglena banyak juga
ditemukan tetapi sebagian besar sudah banyak yang mengkista. Mungkin karena
disebabkan perlakuan air seperti didiamkan 11/2 hari dan dilakukannya
pengocokan
air ketika akan dilakukan penelitian.
Apabila dibandingkan dengan gambar literatur terlihat sangat berbeda dari
segi ukuran gambar mikroalga yang teramati oleh kasat mata. Pada pengamatan
mikroalga yang diamati kemarin hanya menggunakan mikroskop cahaya jadi
gambar
pengamatannya kurang begitu jelas terlihat, sedangkan pada gambar litertur
sudah
menggunakan mikroskop yang lebih canggih lagi seperti mikroskop electron dll.
G. KESIMPULAN
Pada hasil pengamatan air kolam ikan di rest area rumah makan SR daerah
Tasik ditemukan jenis mikroalga volvox, anabaena, euglena, chlorella,
scedenesmus
dan jenis mikroalga ini termasuk kedalam divisi chlorophyta (alga hijau). Dapat
disimpulkan bahwa jenis mikroalga hidup di air tawar, air laut, air payau tanahtanah
yang basah, ada pula yang hidup di tempat-tempat kering. Pada umumnya
melekat
pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan
suatu
penyusun plankton atau sebagai bentos.
Alga dibagi berdasarkan warna atau pigmen yang dikandungnya dan terbagi
atas beberapa divisio yaitu Cyanophyta (alga biru), Chlorophyta (alga hijau) dan
yang
lainnya. Untuk Cyanophyta talusnya tidak selalu berwarna kebiru-biruan, ada
yang
merah, kuning, biru dan sebagainya. Cyanophyta termasuk monera (yang juga
prokarion) karena intinya tidak memiliki selaput inti sehingga masih digolongkan
sebagai tumbuhan primitif. Kebanyakan ganggang biru hidup di air tawar,
tempattempat
lembab, sebagian kecil di air laut, ada yang tahan hidup di salju, di daerah
kutub. Alga dapat berupa filamen, non filamen, uniseluler atau berkoloni. Dan
pada
Cyanophyta terdapat bermacam-macam pigmen yaitu klorofil a, fikoritrin,
fikosianin,
karoten dan xantofil.
17
H. DAFTAR PUSTAKA
http://alvin53.blogspot.com/2008/11/chlorophyta.html diakses tanggal 4
Oktober 2012
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chlorophyta-algae-hijau diakses
tanggal 4 Oktober 2012
Yulianto, Suroso Adi. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.
Alga( Ganggang)
Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup
melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik). Habitat di air tawar, air laut
dan
daerah-daerah
yang
lembab,
reproduksi
dilakukan
dapat
dilakukan
secara
seksual(konjugasi, anisogami,isogami)atauaseksual.
4.1.1
ada yang menjadi vegetasi perintis, dan ganggang bersel satu merpakan fitoplankton
( plankton tumbuhan ) diperairan.
7.
berkembang biak ( bereproduksi ) dengan cara vegetatif dan generatif. Secara vegetatif
dengan membelah diri, fragmentasi, dan membentuk zoospora, sedangkan secara genertif dan
konjugasi.
4.1.2
Klasifikasi Alga
Manfaat Ganggang
1.
ganggang merah, seperti echeuma spinosum, gelindium, dan geracilaria dapat digunakan
untuk membuatagar-agar.
2.
ganggang bersel satu sebagai komponen fitoplankton merupakan produsen utama diperairan.
3.
tanah diatom dapat digunakan sebagai alat penggosok, penyaring, dan isolasi dinamit
4.
5.
beberapa gangang pirang menghasilkan asam alginate yang berguna dalam industri tekstil,
makanan, dan farmasi.
Jamur berkembang biak (bereproduksi) dengan cara vegetatif (aseksual) dan generatif
(seksual).
a.
Cara vegetatif dengan spora (spora ngiospora, tunas, konidia, (koni diospora), dan
fragmentasi.
Jamur hidup pada tempat-tempat yang lembab, mengandung zat-zat organik sedikit asam,
dan kurang cahaya mata hari
6. Jamur memperoleh nutrisi dengan menyerap, bahan makanan yang sudah diserap digunakan
untuk kegiatan hidupnya.
4.2.2 Klasifikasi Jamur
1. Zygomycotina
hifa tidak bersekat, kecuali saat membetuk seporagia atau gamet,dan bersifat senositik
( mempunyai beberapa inti pada setiap selnya ).
Contoh:
rhizopus aryzae, untuk membuat tempe.
2. Ascomycotina
mempunyai hifa yang bersekat-sekat dan sinositik, dan ada yang berssel satu.
Contoh:
Saccharomy cescerevisae, untuk membuat tape
3. Basidiomycotina
kebanyakan kelompok basidiomycotina adalah jamur-jamur yang makroskopis, hanya sedikit
yang mikroskopis
contoh
volvariella volvacea ( jamur merang )
4. Deuteromycotina
jamur kelompok ini memiliki hifa yang bersekat. Reproduksi aseksual jamur ini dengan
sepora vegetatif, yaitu konidia, sedangkan reproduksi seksual nya belum diketahui.
Contoh: Monilia sitophila ( jamur oncom ).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini,kami dapat menyimpulkan :
1. Kami dapat nengenal berbagai jenis alga (ganggang)
2. Kami dapat memahami habitat kehidupan yang cocok bagi alga (ganggang)
3. Kami dapat memahami struktur tubuh jamur tempe
4. Kami dapat memahami perkembangbiakan pada jamur tempe
5.2 Saran-Saran
Penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
Supaya alga dan jamur (fungi) dapat kita teliti dengan jelas, peralatan dalam laboratoriumnya
harus lebih lengkap lagi, karena sarana dan prasarana yang ada, mahasiswa dapat melakukan
praktikum dengan sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, dkk. Buku biologi SMA II B. Jakarta : penerbit erlangga, 2004.
Soemarwoto, idjah dan kawan-kawan, Biologi Umum I, Jakarta : gramedia, 1984.
BAB I
PENDAHULUAN
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Plankton
Plankton merupakan komunitas biota yang terdiri dari flora dan fauna
Kelompok
Ukuran
Biota utama
Plankton non-net
Ultrananoplankton
< 5m
Bakteria
Nanoplankton
5 60 m
Mikroplanton
60 500 m
Plankton net
Mesoplankton
Cladocera,
0,5 1 mm
Larvaceae
Copepoda,
dan
Makroplankton
10 mm
Megaloplankton
>10 mm
Scyphozoa, Thaliaceae .
Plankton
air
tawar
(Freshwater
Plankton/Limnoplankton)
adalah
Pleuston adalah biota plankton pada permukaan air laut dimana selalu
berhubungan dengan udara. Pergerakan plankton ini banyak dipengaruhi oleh
angin. Contohnya : Physalia dan velella (Hydrozoa).
2.
Neuston adalah biota plankton yang tinggal pada lapisan permukaan dari
kedalaman beberapa sampai dengan 10 milimeter.
3.
4.
5.
6.
7.
sebagai
2.2.
Fitoplankton
Fitoplankton
adalah
komponen
autotrof
plankton.
Autotrof
adalah
karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen
seperti phycobiliprotein).(Thurman, H. V., 1997)
Fitoplankton
memperoleh
energi
melalui
proses
yang
dinamakan
mereka
untuk
mensintesis
sendiri
bahan
organiknya
cahaya,
nutrisi
untuk
fitoplankton
juga
pertumbuhannya.
sangat
tergantung
Nutrisi-nutrisi
ini
dengan
terutama
makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur
oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan
upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa
tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga
dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi. Hal ini menyebabkan beberapa
ilmuan menyarankan penggunaan pupuk besi untuk membantu mengatasi
karbondioksida akibat aktivitas manusia di atmosfer.(Richtel, M., 2007)
Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada
beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen
yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenisjenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan
Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau
material detritus lainnya.(Thurman, H. V., 1997)
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1
1.
Hari,/Tanggal : Selasa
a)12 April 2011
b) 19 April 2011
c) 26 April 2011
d) 3 Mei 2011
Pukul
Tempat
3.2
Alat
Mikroskop
Pipet Tetes
Botol Sampel
Kaca Preparat
Buku Identifikasi
Alat Tulis
Buku Gambar
2.
Bahan
Sampel Plankton
Formalin 4 %
Aquades
3.3
Tissue
Cara Kerja
Pengamatan Sampel Fitoplankton
4.1. Hasil
1.
Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Centrales
Family
: Thalassiosiraceae
Genus
: Cyclotella
Spesies
: Cyclotella s
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2010/07/25
2.
Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Family
: Naviculaceae
Genus
: Gyrosigma
Spesies
: Gyrosigma sp
http://www.keweenawalgae.mtu.edu/ALGAL_PAGES/diatoms3
3.
Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Centrales
Family
: Rhizosoleniaceae
Genus
: Rhizosolenia
Spesies
: Rhizosolenia sp
http://www.pucpr.edu/marc/facultad/nnavarro
4.
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Chrococcophyceae
Ordo
: Chrococcales
Family
: Coelosphaeriaceae
Genus
: Coelosphaerium
Spesies
: Coelosphaerium sp
http://www.lifesciences.napier.ac.uk/algalweb/Islay02.
5.
Divisi
: Dinoflagellata
Kelas
: Dinophyceae
Ordo
: Peridiniales
Family
: Peridiniaceae
Genus
: Peridinium
Spesies
: Peridinium sp
http://microbes.limnology.wisc.edu/outreach/majorgroups.
6.
Divisi
: Cyanopyta
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Oscillatoriales
Family
: Oscillatoriaceae
Genus
: Oscillatoria
Spesies
: Oscillatoria sp
http://biology.missouristate.edu/phycology
7.
Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
Ordo
: Bacillariophyceae
: Centrales
Family
: Biddulphiaceae
Genus
: Streptotheca
Spesies
: Streptotheca sp
http://www.taibif.org.tw/nbrpp/algae.php
8.
Divisi
Kelas
: Bacillariophyta
: Bacillariales
Ordo
: Bacillariophyceae
Family
: Bacillariaceae
Genus
: Nitzschia
Spesies
: Nitzschia sp
http://www.fitoplankton-online.net/gallery.html&imgurl
9.
Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Familiy
: Naviculaceae
Genus
: Navicula
Spesies
: Navicula sp
http://www.desertfishes.org/cuatroc/organisms/stromatolites
10. Divisi
: Heterokontophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Centrales
Family
: Chaetocerotaceae
Genus
: Bacteriastrum
Spesies
: Bacteriastrum sp
http://www.chbr.noaa.gov/pmn/image_gallery_diatom.
11. Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Zygnematales
Family
: Mesotaeniaceae
Genus
: Cylindrocystis
Spesies
: Cylindrocystis sp
http://www.dr-ralf-wagner.de/zieralgen-englisch.
12. Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Zygnematales
Family
: Desmidiaceae
Genus
: Hyalotheca
Spesies
: Hyalotheca sp
http://www.microscopy-uk.org.uk/mag//artnov07/mm-algae.
13. Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Centrales
Family
: Thalassiosiraceae
Genus
: Skeletonema
Spesies
: Skeletonema sp
http://test.b-neat.org/species_sheet
14. Divisi
: Prasinophyta
Kelas
: Prasinophyceae
Ordo
: Halosphaerales
Family
: Halosphaeraceae
Genus
: Halosphaera
Spesies
: Halosphaera sp
http://mygeologypage.ucdavis.edu/cowen/historyoflife/ch04images
15. Divisi
: Cyanobacteria
Kelas
: Cyanophyceae
Ordo
: Nostocales
Family
: Nostocaceae
Genus
: Anabaenopsis
Spesies
: Anabaenopsis sp
http://botany.natur.cuni.cz/algo/determin
16. Divisi
Kelas
: Bacillariophyta
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Family
: Achnanthaceae
Genus
: Cocconeis
Spesies
: Cocconeis sp
http://botany.natur.cuni.cz/algo/determin
17. Divisi
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Family
: Cymbellaceae
Genus
: Amphora
Spesies
: Amphora sp
http://starcentral.mbl.edu/mv/portal
4.2. Pembahasan
1.
Cyclotella
Diatom kecil dengan sel-sel hanya berdiameter 3-5 mm. Katup pendek dan
berbentuk drum. Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton.
Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini
berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di
dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau
dengan
perantaraan
lender.
Perkembangbiakannya
dapat
membelah
diri,
Gyrosygma
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk
batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju
mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma
ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuhtumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
3.
Rhizosolenia
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur
yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan
cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat
alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan
lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan
auksospora.
4.
Coelosphaerium
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau
hijauan. Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok
yang basah. Setelah pembelahan sel sel tetap bergandengan dengan
perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok kelompok
atau koloni.
5.
Peridinium
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya
berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan
longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke
bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan
ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk
spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum
transversal
menyebabkan
pergerakan
rotasi
dan
pergerakan
kedepan,
Oscillatoria
Ganggang ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih, pembiakan
membelah diri dan fragmentasi atau potongan benang yang terpisah timbul
menjadi benang baru yang disebut hormogonium.
7.
Streptotheca
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur
yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan
cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat
alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan
lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan
auksospora.
8.
Nitzschia
Salah satu alga coklat yang berperan penting dalam pemeliharaan
(kekerangan, teripang, dan abalone) sebagai pakan langsung.
9.
Bacteriastrum
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur
yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan
cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat
alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan
lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan
auksospora.
10. Navicula
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk
batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju
mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma
ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuhtumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
11. Cylindrocystis
Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, Tidak memiliki flagel.
Biasanya hidup di air tawar atau payau. Yang berbentuk koloni ada yg mhslkan
lendir yang mengapung dan menimbulkan bau busuk.
12. Hyalotheca
ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuhtumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil analisa sampel plankton, didapatkan tujuh belas jenis fitoplankton
yang kebanyakan dari divisi Bacillariophyta. Jenis-jenis tersebut antara lain yaitu
Cyclotella sp, Gyrosigma sp, Rhizosolenia sp, Streptotheca sp, Nitzschia sp,
Navicula sp, Skeletonema sp, Cocconeis sp, Amphora sp. Jenis dari fitoplankton
ini mendominasi sebagian besar perairan daerah tropis, karena jenis-jenis ini
mampu memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya . Hal
ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang
di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau
dengan perantaraan lender. Semua plankton yang teranalisa kebanyakan
ditemukan di daerah tropis, yang habitatnya di daerah estuarine.
5.2
Saran
Pada saat sampling lebih baik sampel plankton yang didapatkan langsung
dimasukkan kedalam botol sampel dan larutan yang digunakan berupa formalin
4 % sehingga sampel plankton tidak rusak karena sampel yang berupa
fitoplankton mudah rusak dan apabila rusak sedikit saja maka akan menyulitkan
saat identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Disebut ganggang hijau biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu
diakibatkan oleh warna klorofil dan pigmen biru. Ganggang hijau biru banyak
dijumpai di tempat-tempat lembab, misalnya diatas tanah, batu, sawah, tembok,
parit dan di laut. Jika mongering koloni gannggang hijau biru mengelupas seperti
kerak. Ganggang hijau biru biasanya hidup di lingkungan yang sedikit asam hingga
basa, selain hidup bebas ganggang hijau biru juga ada yang hidup bersimbiosis
mutualisme dengn organism lain.
Ganggang hijau biru dapat hidup di batuan, di tempat organism lain susah
hidup. Dengan adanya ganggang hijau biru, terjadilah pelapukan batuan sehingga
meungkinkan ganggang dan tumbuhan lain hidup. Itulah sebabnya ganggang hijau
biru dikatakan sebagai organism perintis (Syamsuri,2004:150-151).
Ciri-ciri ganggang hijau biru menurut Sitorus (2004:59):
Ada yang bersel tunggal, bersel banyak, dan ada juga yang hidup berkoloni,
umumnya berupa filament, yang tersusun dari deretan sel, trikom, dan selubung.
Selain memiliki klorofil dan karetenoid, ganggang hijau biru juga memiliki pigmen
fikobilin yang menyebabkan warnanya menjadi hijau kebiruan.
Ganggang hijau biru yang berupa filament memiliki struktur berupa sel yang
menebal di dalam filamennya yang dinamakan heterosista. Fungsi utama
heterosisata adalah mengubah nitrogen menjadi ammonia melalui proses fiksasi
nitrogen.
Cara perkembangan ganggang hijau biru menurut Anonim (2008), dilakukan
dengan tiga cara:
Pembelahan sel.melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni. Misal: Gloecapsa sp.
Fragmentasi, terutama pada ganggang Oscillatoria, pada filament yang panjang,
bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filament menjadi dua
bagian/ lebih. Masing-masig disebut hormogonium.
Spora, pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang
sebenarnya merupakan sel vegetative. Spora membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon camfervicolus.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
1.
2.
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap. Di sebelah luar
dinding sel terdapat selubung lender yang berfungsi mencegah sel
darikekeringan.selain itu, lender dapat memudahkan sel bergerak, karena
beberapa ganggang ini dapat bergerak denagn gerakan osilasi (maju mundur).
Belum dpat dipastikan apa yang menyebabkan ganggang ini dapat bergerak.
Membran Sel
Berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dank e dalam sel. Terdapat
pelipatan membrane sel kea rah dalam membentuk lamella fotosintetik/
membrane tilakoid. Pada membrane tilakoid inilah terdapat klorofil. Jadi
berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki klorofil di dalam kloroplas, ganggang
ijau biru tidak mempunyai kloroplas.
Sitoplasma
Merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak. Gula, mineral,
enzim, ribosom dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah berlangsung proses
metabolism sel.
Asam inti/ Asam Nukleat
DNA terdapat pada satu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak memiliki
membrane inti. Karena itulah ganggang hijau biru digolongkan ke dalam
prokariotik.
Mesosom dan Ribosom
Organel lain yang tidak tercantum dalam gambar adalah ribosom, ribosom
merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan mesosom merupakan
penonjolan membrane sel kea rah dalam yang berperan sebagai penghasil energi.
Peranan Ganggang Hijau Biru bagi Manusia:
Merugikan
Beberapa ganggang hijau biru yang hidup di air ada yang menegluarkan
racun. Racun terlarut di dalam air dapat meracuni organism yang meminumnya.
Sifat merugikan lainnya adalah ganging ini dapat tumbuh di batu dan tembok,
sehingga tembok akan mudah lapuk.
Menguntungkan
Pengikat Nitrogen Bebas
Contoh yang dapat mengikat adalah Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena yang
mampu menangkap nitrogen di udara.
Sebagai Bahan Makanan
Misalnya Spirulina yang mengandung protein cukup tinggi.
- pipet tetes
Bahan:
- Air kolam berwarna hijau
6. PROSEDUR KERJA
- Diambil air kolam berwarna hijau secukupnya
- Diambil air kolam di bagian permukaan air
- Ditetesi objek glass dengan air kolam yang diperoleh dengan pipet tetes.
- Ditutup objek glass dengan cover glass.
- Sampel air kolam di objek glass diamati.
- Alga hijau-biru yang terlihat pada pengamatan disesuaikan dengan literatu yang
diperoleh.
- Ditentukan jenis spesies dan digambar.
- Ditentukan bagian-bagian yang tampa.
- Dicari klasifikasi dan deskripsi
- Dicatat hasil
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kingdom
: Monera
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Chroococcophyceae
Ordo
: Chrococcales
Famili
: Synechoccaceae
Genus
: Dactyolococcopsis
Spesies
: Dactylococcopsis raphioides
Deskripsi:
- Warna hijau
- Motil karena berflagel
- Berkoloni (CBIS,2008).
b. Kingdom
: Monera
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Chrococcophyceae
Ordo
: Chrococcales
Famili
: Coelosphaeriaceae
Genus
: Coelosphaerium
Spesies
: Coelosphaerium dubium
Deskripsi:
- Koloni berbentuk bulatan yang irregular tersusun oleh matriks yang berkoloni
pada bagian tepi.
- Sel berwarna hijau-biru atau mungkin gelap.
- Sel terisi oleh gelembung gas.
Adalah sel berdinding tebal pada cyanobakteria, terbentuk dari penebalan sel
vegetative sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula
cyanophycin) dan penebalan-penebalan eksternal oleh tambahan zat kompleks.
Fungsinya sebagai cadangan makanan, akinet merupakan dinding kuat dan tebal
sehingga tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan seperti kekeringan,
panas, dingin atau kekurangan makanan.
b. Heterocyst/Heterokista
Adalah sel berdinding tebal pada beberapa jenis cyanobakteria berbentuk
filament. Terbentuk dari penebalan sel vegetative. Heterokista merupakan sel
yang lebih besar daripada sel tetangganya. Fungsi utama heterokista adalah
mengubah nitrogen dia alam menjadi ammonia melaui proses fiksasi nitrogen.
c. Hormogonia/hormogonium
Potongan-potongan benang cyanophyta hasil fragmentasi. Pada filament yang
panjang bila slah satu selnya mati, maka sel mati iti membagi filament menjadi2
bagian lebih/lebih. Masing-masing bagian/ lebih masing-masing bagian disebut
hormogonium. Fungsinya bahwa kantung hormogonium akan membentuk filament
baru.
2. Jelaskan perbedaan antara:
a. Uniseluler
: Selnya satu
b. Berkoloni
: Sel-sel uniseluler yang berkumpul dalam jumlah banyak/
mengelompok.
c. Lembaran
: sel multiseluler yang berbentuk helaian.
d. Filamen
: Sel multiseluler yang berbentuk benang.
3. Mengapa Cyanophyta digolongkan ke dalam monera, dan bukan plantae ataupun
animalia?
Divisi Cyanophyta termasuk ke dalam kingdom monera karena strukturnya mirip
bakteri, karena sama-sama bersifat eukariotik, namun ia juga memiliki klorofil
sehingga mampu untuk berfotosintesis. Jadi strukturnya mirip hewan dan
tumbuhan, atau peraliahan anatra keduanaya.
9. KESIMPULAN
- Kingdom monera meliputi semua organism prokariotik, yaitu bakteri dan ganggang
hijau biru.
- Ganggang hijau biru memiliki klorofil dan bersifat autotrof.
- Hidup bebas dan bersimbiosis dengan organism lain.
- Mampu menambat nitrogen dari udara.
- Reproduksi dengan cara: pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora
10. DAFTAR PUSTAKA
(Tidak dipublikasikan, hanya ditampilkan dalam draft asli dokumen pribadi penulis)
GANGGANG (ALGA)
5.1. Pendahuluan
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen
melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer
sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai
hampir disegala macam lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar dan
Chan, 1986).
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta
(tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara
jelas.
Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak
dengan
Tubuh
bentuk
ganggang
serupa
benang
terdapat
zat
atau
lembaran.
warna
(pigmen),
yaitu
fikosianin
warna
biru
klorofil
warna
hijau
fikosantin
fikoeritrin
warna
:
karoten
perang/
warna
:
warna
coklat
merah
keemasan
- xantofil
: warna kuning
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir
semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan
tempat-tempat yang lembab.
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar
atnu air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai
sumber
karbon
dapat
tumbuh
dengan
baik
di
tempat
gelap
(lengan
(Ganggang)
termasuk
tumbuhan
tingkat
rendah
yang
berukuran
tumbuhan
tersebut
sebetulnya
hanyalah
thlallus.
Tubuh alga berupa thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi
kadang-kadang menyerupai kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus
alga makroskopis bermacam-macam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat
seperti kantong dan seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan
multiseluler.
Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus),
pectinate (sederet searah pada satu sisi thallus utama ), pinnate (bercabang
dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berseling), ferticinate (cabangnya
berpusat melingkari aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana
tidak bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam ada yang lunak
seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung zat kapur (calcareous), lunak
seperti tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious)
5.4 Perkembangbiakan Algae
Gambar 1: Siklus hidup algae
Perkembangbiakan secara aseksual pada algae seperti pada jasad
eukariotik lain, yaitu dengan terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut
gamet yang bersifat haploid. Dua sel gamet tersebut melebur dan menghasilkan
zygot yang bersifat diploid. Zygot mempunyai dua turunan masing-masing
kromosom (2n). Gamet hanya mempunyai satu turunan kromosom (1 n). Proses
reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis. Meiosis terjadi dalam masa-masa
yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae. Beberapa jenis algae selama
siklus hidupnya terutama berada pada fase diploid, tetapi algae lain mempunyai
fase zygot sampai meiosis yang sangat singkat sehingga dalam siklus hidupnya
terutama berada pada fase haploid. Algae yang berukuran besar (makroskopik)
ada yang mempunyai 2 macam struktur reproduktif yang berbeda, yaitu
gametofit (haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh adalah pada Ulva yang
termasuk algae hijau.perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui proses
yang disebut mitosis. Kebanyakan algae bersel tunggal berkembang biak dengan
membelah diri seperti pada bakteri (prokariot). Perbedaannya, pada pembelahan
sel prokariot terjadi replikasi DNA dan masing-masing sel hasil pembelahan
mempunyai setengah DNA awal dan setengah DNA hasil replikasi. Pada algae
eukariot, terjadi penggandaan kromosom dengan proses yang lebih kompleks
yang
disebut
mitosis.
Masing-masing
sel
hasil
pembelahan
mempunyai
kromosom turunannya.
Algae lain, khususnya yang multiseluler, berkembang biak dengan
berbagai cara. Beberapa jenis algae dapat mengadakan fragmentasi, yaitu
pemotongan bagian filamen yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu
baru. Algae lainnya mampu berkembang biak dengan menghasilkan spora. Spora
algae mempunyai struktur yang berbeda dengan endospora pada bakteri. Spora
ada yang dapat bergerak aktif, yang disebut zoospora, dan ada yang tidak dapat
bergerak aktif
1)
2)
3)
4)
5)
5.6 Klasifikasi
Alga dibedakan dalam 5 kelas yaitu:
Cyanophyceae (Alga hijau-biru)
Chlorophyceae ( Alga hijau)
Chrysophyceae ( Alga keemasan)
Phaeophyceae ( Alga coklat)
Rhodophyceae (Alga merah)
Ganggang
terbagi
menjadi
beberapa
kelas
1) Ciri ciri :
Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni.
Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin
c)
dan fikoeritrin.
Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang kadang
d)
berlendir.
Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik)
2)
Reproduksi
a. Pembelahan sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel
sel tunggal, pada beberapa generasi sel sel membelah searah dan tidak saling
terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel
yang disebut trikom. Tempat tempat tertentu dari filamen baru setelah
mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat
nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang
pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya)
dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist terbentuk oleh penebalan
dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif
sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula
cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang
kompleks.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada
Oscillatoria. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati
itu membagi filament menjadi 2 bagian atau lebih. Masing masing bagian
disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding
yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi
kerusakan
keadaan
yang
transeluler.
kurang
menguntungkan
Cyanobacteria
akan
membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal
karena penimbunan zat makanan.
3) Klasifikasi
Cyanophyceae termasuk dalam kingdom Monera, divisi cyanophyta
Cyanophyceae dibedakan dalam 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk
spora yaitu : ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.
1. Bangsa Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau hijauan.
Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang
basah. Setelah pembelahan sel sel tetap bergandengan dengan perantaraan
lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok kelompok atau koloni
contoh
spesies
dari
ordo
chroococcales
1. Chrococcus sp.
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau
4 sel hal ini disebabkan Karena kegagalan dari hasil pembelahan sel untuk
berpisah dengan cepat. Hasil pembelahan sel dari Chrococcus sp. berbentuk
setangah bola, sedangkan Gleocapsa sp. berbentuk bulatan atau memiliki
kutub.
2. Gleocapsa sp.
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan
beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang kadang
ada yang berpigmen. Gleocapsa sp. terdapat pada batuan yang lembab atau
pada
air
3. Anacystis sp.
Bentuknya bulat
silindris,
menuju
bentuk
basil
dan
mengalami
Sel
mungkin
terdapat
di
dalam
matriks.
4. Merismopedia sp.
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang tipis dan
berliku yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam 2 arah. Spesies
ini mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan terdapat dalam air yang tenang.
Reproduksi
dari
5. Eucapsis sp.
bentuk
koloni
adalah
dengan
cara
fragmentasi.
dengan
cara
fragmentasi.
6. Coelosphaerium sp.
Koloni berbentuk bulatan yang irreguler tersusun oleh matriks yang
berkoloni pada bagian tepi. Sel berwarna hijau biru atau mungkin gelap dan
terisi
oleh
gelembung
gas.
Coelosphaerium
sp.
sering
terdapat
pada
plankton.
7. Mycrocystis sp.
Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari Mycrocystis sp.
disebarkan merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering berwarna hitam atau
merah karena adanya kandungan gelembung gas. Mycrocystis sp. adalah
plankton yang keras, ini bukti bahwa Mycrocystis sp. biasanya menyebabkan
luapan air dan mensekresikan zat penghambat bagi ganggang lainnya.
2. Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang
mempunyai spora. Benang benang itu dapat putus putus merupakan
hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk
dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel induknya spora dapat menjadi
tumbuhan
Ordo
baru.
Chamaesiphonales
1.
dibagi
menjadi
Famili
famili
yaitu
Pleurocapcaceae
a) Xenococcus sp.
Bulatan sel dari Xenococcus sp. menempel pada filamen alga, mereka
mengalami pembelahan anticlinal untuk meningkatkan ukuran dari koloni. Setiap
sel
dapat
memproduksi
banyak
endospora
dan
disebut
baeocyt
yang
pluriseriata.
Banyak
sel
mungkin
terbagi
dalam
bentuk
endospora.
2. Famili Dermocarpaceae
Pembelahan sel vegetatif menjadi 2 bagian sel yang sama mungkin terjadi
dalam anggota famili ini. Contoh spesiesnya antara
Selnya berbentuk bulat hingga ramping atau pyriform dan tumbuh terikat pada
substrat dalam kelompok. Reproduksi diselesaikan sendiri oleh endospora yang
mungkin
3.
berkembang
Famili
dalam
jumlah
besar
dengan
sel
Chamoesiphonaceae
vegetatif
3. Bangsa Hormogonales
Sel selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu
membran. Benang benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang,
jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan
semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Ordo
Hormogonales
dibagi
menjadi
famili
yaitu:
1. Famili Oscillatoriaceae
Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel selnya bulat,
merupakan benang benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir.
Pada jarak jarak tertentu pada benang benang itu terdapat sel sel yang
dindingnya tebal, kehilangan zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga
kelihatan kekuning kuningan dan dinamakan heterokista. Heterokista ini dalam
keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru tetapi fungsinya belum
dikenal
dan
Contoh
biasanya
spesies
lekas
ini
yaitu
mati.
:
a) Oscillatoria sp.
Trikom dari Oscillatoria sp. berbentuk silindris dan tidak bercabang.
Mereka hanya mempunyai satu membran. Trikom sering berada di massa
pelampung atau bagian mengkilap pada tanah lembab. Selnya pendek dan lebar
kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan tipis. Trikom dari
Oscillatoria sp. menunjukkan pertumbuhan meluncur, rotasi dan gerakan
Oscillatori
sp.
Reproduksi
dilakukan
oleh
hormogonia.
b) Spirullina sp.
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi sehingga dijadikan
sumber makanan. Spirullina mampu menghasilkan karbohidrat dan senyawa
organik lain yang sangat diperlukan oleh tubuh, juga menghasilkan protein yang
cukup
tinggi.
c) Mycrocaleus sp.
Berkas dari trikom kadang kadang menggulung satu sama lain berada
pada membrane yang sama. Trikom menonjol keluar dari pucuk membran.
Dinding terluar dari ujung sel menebal. Beberapa spesies Mycrocaleus sp. hidup
pada
air
tawar,
laut
dan
2.Famili Nostocaceae
Trikom tidak bercabang
juga
pada
pasir
yang
lembab
akinet
yang
ukurannya
berbeda
dari
sel
vegetatif.
c) Cylindrospermum sp.
Memiliki heterokist yang selalu basal dan dibawah keadaan normal. Sel
yang
berbatasan
menjadi
berpindah
kedalam
akinet
silindris.
3. Famili Scytonemataceae
Trikom disertai membran yang mungkin berwarna. Trikom dicirikan oleh
percabangan palsu tanpa pembelahan sel inisiasi pada bidang yang baru, trikom
atau hormogonia putus atau tumbuh menyambung membran. Contoh spesies ini
yaitu
Tolipotrix
sp.
Diameter trikom seragam dan disertai membran yang sempit. Tipe percabangan
palsu
timbul
dari
sekitar
heterokist.
4. Famili Stigonemataceae
Trikom dari beberapa genera adalah pluriseriata. Trikomnya berbeda dari
cyanophyta lainnya dalam percabangannya yaitu dimulai oleh pembelahan sel
pada
bagian
yang
baru.
Contoh
spesies
ini
yaitu
a) Hapalosiphon sp.
Spesies ini tumbuh pada air yang asam atau netral dan bersifat epifit pada
tanaman aquatik lain. Sel berbentuk pendek silindris. Pada membran terdapat
hialin, hetrokist interkalar dan akinet. Hormogonia biasanya dari percabangan
yang
mugkin
b) Stigonema sp.
timbul
unilateral
atau
bilateral
spesies.
Hidup pada batuan yang lembab dan tanah yang lebih banyak terdapat
air. Trikom utama pluriseriata, membran tidak berwarna atau kuning kecoklatan.
Pertumbuhan ujung lebih luas dan percabangannya sama dengan sumbu utama,
bentuk sel mugkin bulat atau pipih. Mereka terlihat disambung oleh untai
protoplasmik
kasar.
Hormogonia
dihasilkan
dari
ujung
percabangan.
5. Famili Rivullariaceae
Trikomnya meruncing dari dasar sampai apeks atau dari tengah ke arah 2
ujung.
Contoh
spesies
ini
yaitu
a) Calothrix sp.
Hidup pada air tawar, air laut dan mungkin melapisi batu batuan atau
menempel pada ganggang dan tanaman aquatik lainnya. Filamen meruncing dan
tidak bercabang/memiliki percabangan palsu. Percabangan palsu dapat lepas
dari trikom induk. Heterokist biasanya basal dan jika ada akinet berdekatan
dengan
heterokist
basal.
b) Rivularia sp.
Rivularia sp. tidak memiliki akinet. Beberapa spesies dari Rivularia bersifat
sub areal pada karang yang lembab.
5.6.2 DIVISIO CHLOROPHYTA
d)
e)
dari tumbuhan.
Organisasi selnya dapat berbentuk uniseluler, multiseluler ang berbentuk
koloni, dan multiseluler yang berbentuk filamen. Contoh algae hijau uniseluler
yaitu ordo Volvocales, genus Chlamydomonas dan Volvox, yang bersifat motil
karena berflagela.
Algae yang berbentuk filamen adalah genera Ulothrix, Spirogyra dan Ulva.
Bentuk Spirogyra sangat khusus karena loroplasnya yang berbentuk spiral.
Anggota algae ini yang sering ditanam sebagai rumput laut yaitu Scenedesmus
sp. dan yang sering digunakan sebagai makanan kesehatan adalah Chlorella sp.
Pada genus Chlamydomonas, dalam siklus hidupnya algae ini menadakan
reproduksi secara seksual dengan peleburan sel yag menghasilkan zygot.
Setelah periode dorman akan terjadi meiosis sehingga terbentuk 4 sel yang
kemudian
memperbanyak diri dengan pembelahan mitosis. Pada perkembangbiakan secara
aseksual, sel akan kehilangan flagela dan kemudian terjadi
Pembelahan secara mitosis menjadi 4, 8 atau 16 sel. Masing-masing sel
keluar dari dinding sel dan kemudian tumbuh flagela. Perkembangbiakan algae
yang
berbentuk
fragmentasi.
filamen
Spirogyra
terutama
dapat
secara
berkembang
aseksual
biak
yaitu
secara
dengan
seksual
cara
dengan
membentuk tabung konjugasi. Setelah isi sel melebur maka akan terbentuk
zygot dan berkembang menjadi zygospora. Pembelahan meiosis terjadi setelah
zygospora berkecambah.
1.
2.
Kerajaan:
Plantae
Divisi
Chlorophyta
Kelas
Chlorophyceae
Ordo
Chlorococcales
Famili :
Oocystaceae
Genus :
Chlorella
Spesies :
Chlorella vulgaris
Chlorella pyrenoidosa
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh
mikroskopis, bentuk bulat, berkembang biak dengan pembelahan sel.
Chlorella, genus ganggang hijau ditemukan baik sendiri atau berkelompok
dalam segar atau air garam dan di dalam tanah. Sel alga adalah bola dan
memiliki kloroplas berbentuk cangkir 's Chlorella. Reproduksi aseksual dengan
sel-sel reproduksi nonmotile (autospores). Telah banyak digunakan dalam studi
fotosintesis, dalam eksperimen massa budidaya, dan untuk memurnikan limbah
kotoran. Karena Chlorella mengalikan cepat dan kaya akan protein dan vitamin
B-kompleks, itu juga telah dipelajari sebagai produk makanan potensial bagi
manusia baik di Bumi dan di angkasa luar peternakan Chlorella. telah didirikan di
Amerika , Jepang, Belanda, dan Israel. Chlorella efektivitas 's Jerman, di limbah
pemurnian
tergantung
pada
sintesis
yang
dari
substansi
menghambat
terdapat
stigma
(bintik
mata)
dan
pirenoid
sebagai
tempat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan :
Plantae
Divisi
Chlorophyta
Kelas
Chlorophyceae
Ordo
Chlorococcales
Famili :
Hydrodictyaceae
Genus:
Hydrodictyon
Spesies
1.
2.
3.
4.
Hydrodictyon africanum
Hydrodictyon indicum
Hydrodictyon patenaeforme
Hydrodictyon reticulatum
Hydrodictyon banyak
ditemukan
didalam
air
tawar
dan
koloninya
berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk
koloni baru. sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Contoh : Volvox sp.
Gambar 8 : Volvox sp
Klasifikasi Ilmiah
Divisio
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Volvocales
Familia
: Volvocaceae
Genus
: Volvox
Spesies
: Volvox sp.
Volvox sp. ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara
500 -5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi
aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
Divisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
Chlorophyta
Chlorophyceae
Zygnematales
Zygnemataceae
Spirogyra
Spirogyra sp.
Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk
spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual dengan konjugasi. adapun langkah-langkah konjugasi antara
lain, dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membenuk
tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk
saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke
sel yang lain. kedua plasma melebur, disebut peristiwa plasmogami dan segera
diikuti oleh pelburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk
zigospora diploid. zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang sesuai
berkembang menjadi benang spirogyra baru yang haploid.
f. Oedogonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di
dasar perairan. reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan
sebuah zoospora yang flagela banyak.
Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin
jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang
yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut oogonium. Oogonium
akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan
terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu.
g. Chlorophyta berbentuk lembaran
Contoh :
1. Ulva lactuca
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun
sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang
yaitu amilopektin seringkali amilum terbentuk dalam granula bersama dengan
bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.
5) Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran
maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel
kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau
tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan
tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai
1.
2.
3.
berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas sp.
Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella vulgaris
Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox sp., Pandorina sp.
4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora sp.
5. Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix sp., Oedogonium sp.
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora sp., Pithopora sp.
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian
yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium sp.
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya
terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva lactuca
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh:
Caulerpa sp.
6) Struktur Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh
selulose yang dapat memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar
adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa volvocales dindingnya tidak
mengandung selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel
caulerpales mengandung xylan atau mannan.
Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian
besar berinti eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan
kromatin. Inti umumnya tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
7) Alat Gerak / Flagel
Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagela
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik)
dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe
stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang
disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun
oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet
mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela
tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
a)
b)
c)
a)
b)
c)
1.
Bangsa Chlorococcales
Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak.
Mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang
bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi melakukan pembelahan sel yang
vegetatif.
Perkembanganbiakan
dengan
zoospora
yang
mempunyai
dua
bulu
cambuk, atau dengan spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang
dinamakan aplanospora. Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada
marga Pediastrum.
Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang
juga pada kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup
bersimbiosis dengan fungsi sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam
plasma binatang rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam Infusoria sp. dan
Hydra sp.
a)
b)
2.
seperti jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.
Dalam bangsa ini termasuk antara lain:
a) Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata
Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar.
b)
1.
2.
3.
berkas
benang-benang
itu
melekat
pada
suatu
substrat.
contohnya
Oedogonium
concatenatum
dan
yaitu
Oedogonium
ciliatum.
Bangsa Siphonales
Bentuknya bermacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya
tidak mempunyai didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya
menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas.
Hanya alat-alat berkembangbiak saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat).
Dari siphonales dapat disebut beberapa jenis , antara lain:
a. Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae)
Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus
hanya teridiri atas suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti
gelembung, berwarna hijau dan mengandung banyak inti. Melekat pada tanah
dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang dan tidak berwarna.
b. Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)
Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut
c. Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae)
Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai
daun dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan
dinamakan asimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap,
tidak
berwarna
dan
tidak
mengandung
leukoamitoplas
dan
rizoid
pada
4.
b)
1.
2.
3.
4.
bahwa
chlorophyceae
berasal
dari
flagellate
yang
setingkat
pada
keturunan antara sporofit yang diploid dengan gametofit yang haploid. Pada
pembelahan reduksi terjadilah penentuan jenis kelamin. Ketentuan-ketentuan itu
dapat sama (isomorf) atau heteromorf.
Ada bermacam-macam jenis dari algae hijau diantaranya:
a. Algae benang
Merupakan algae hijau dari genus spyrogyra. Membentuk rumpun berupa
benang tipis, panjang dan berwarna hijau muda. Algae benang mempunyai
persyaratan hidup mendekati persyaratan tumbuhan tingkat tinggi kondisi air
yang baik dapat memicu pertumbuhannya, apalagi disertai dengan kondisi
pencahayaan yang baik. Algae benang mempunyai kemampuan tumbuh relatif
cepat.
b. Algae bintik hijau
Merupakan algae berbentuk kecil, bulat, dengan ukuran kurang lebih 3
mm, berwarna hijau. Algae ini melekatkan diri dengan kuat pada substrat.
biasanya melekat pada kaca atau pada daun. Algae bintik hijau sering muncul
pada aguarium baru, pada saat kondisi air belum stabil, atau pada saat kualitas
air akuarium menurun.
5.6.3. DIVISIO CHRYSOPHYTA
atas
satu
sel(uniseluler)
dan
ada
yang
terdiri
atas
banyak
sel
mensintesis
makanan
sendiri
dengan
memiliki
klorofil
untuk
berfotosintesis.
Ganggang ini ditemukan di air tawar, di laut, dan di tanah yang lembab.
Alga
a.
b.
ini
Kelas
Kelas
digolongkan
alga
kedalam
Hijau-Kuning
alga
kelas
yaitu:
(Xanthophyceae).
keemasan
(Chrysophyceae).
Ciri-ciri
1. Pigmen, khlorofil a dan b, xantofil, dan karoten, klorofil terdapat dalam
jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas.
3. Kloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa,
bulat,
pita,
spiral
dsb.
4.
Sel
berinti
sejati,
satu
atau
lebih.
mempunyai
banyak
inti
dan
disebut
Coenocytic.
spermatozoid
yang
dihasilkan
anteridium
dengan
ovum
yang
Navicula
sp
yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.
Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
Perkembangbiakan generatif Navicula sp. berlangsung dengan konjugasi.
Bila ukuran tubuh Navicula sp. tidak memungkinkan untuk mengadakan
pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet.
Gamet itu kemudian akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di
dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel
Navicula baru dan membentuk tutup dan kotak baru.
Bila Navicula sp. mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah
diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan
bahan
gosok
penghalus.
pada
tumbuhan.
Sel-sel
tersebut
berfungsi
untuk
membantu
Laminaria. Algae coklat ini dapat tumbuh dengan sangat cepat, misalnya
Nereocystis dapat mencapai panjang 40 meter dalam satu musim. Kebanyakan
cara perkembangbiakan algae coklat sama dengan algae hijau Ulva.
Genera Fucus umumnya tumbuh di bebatuan. Mereka dapat melapukkan
batuan tersebut. Jenis tertentu algae ini dapat digunakan untuk biosorpsi, atau
penyerapan logam berat oleh biomassa. hal ini disebabkan karena kandungan
polisakarida pada dinding selnya dapat bersifat sebagai resin penukar ion (ion
exchange).
Algae
ini
juga
dapat
digunakan
sebagai
indikator
adanya
pencemaran logam berat seperti Cadmium, Cu, dan Pb, misalnya algae Fucus
vesiculosus.
Beberapa
jenis
algae
coklat
seperti
Macrocystis,
banyak
mengandung bahan algin pada dinding selnya. Bahan algin ini mempunyai nilai
ekonomis untuk bahan pembuat stabiliser dan emulsifier pada cat, tekstil, kertas,
bahan makanan, dan bahan lain.
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat
warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat
karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi.
Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun),
terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik
sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan
makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan
bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,
lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh
meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif
mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil
serta xantofil.
Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang,
seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil
misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding
sel mengandung selulose dan asam alginat.
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang
secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan
arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista,
tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik
2) Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan
sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat
(semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat
mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai
epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.
3) Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil
a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin,
flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat
pada chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3
golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus sp.
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan
tumbuhan
yang
memiliki
anisogamet.
Maka
mula-mula
pertumbuhan
embrionya
cepat,
tetapi
kemudian
bersifat
diploid
dan
pembelahan
reduksi
terjadi
pada
waktu
yang
isomorf
yaitu
Bangsa Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai
pergantian
keturunan
yang
plulilokuler
yang
perkembangannya
identik
dengan
bergiliran
dengan
beraturan
dan
keduanya
mempunyai
talus
dilakukan
secara
aseksual,
dan
seksual.
Dalam
Perkembangbiakan
satu
sporangium
seksual
hanya
dilakukan
dibentuk
secara
oogami.
aplanospora
Gametofit
saja.
bersifat
marga
tersebut
mempunyai
kesamaan,
yaitu
pertumbuhan
yang
tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya
tidak sama.
Marga Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang,
menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan
terjadi pada tepi talus bagian atas yang mempunyai rambut yang uniseriate.
Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang
menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian
leteral. Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan
gamet betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih
besar dan gerakannya lebih lambat.
4. Bangsa Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang
dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran.
Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar
dan biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai
sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan
lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik.
Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang
kesemuanya merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga
gametrofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya
mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:
a. Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat
mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya
seakan-akan mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus
bebas, mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang
bergantungan, kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu
talus dapat terapung pada permukaan laut.
b. Lessonia,sp mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.
c. Laminaria cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5
m. pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas
menyerupai daun atau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang
setiap tahun diperbaharui. Menjelang berakhirnya musim dingin terjadi
pertumbuhan di bagian tengah dari pangkal lembaran-lembaran tadi dan
terbentuklah lembaran-lembaran baru.
Suku Laminaria
Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom
disebut haptera. Tangkai tidak bercabang silindris atau agak memipih, diujung
tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau terbagi kearah vertikal menjadi
beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medula dan korteks yang dikelilingi oleh
selapis sel yang menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang
unilokuler dan terdapat pada perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda.
Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit terjadi pada
saat pembelahan reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh menjadi
gametofit betina sedang lainnya akan membentuk gametofit jantan. Gametongia
akan
dibentuk
setelah
gametofit
mencapai
2-3
sel.
Terjadi
pembuahan
Pembiakan
generatif
dengan
oogami,
pembiakan
vegetatif
tidak
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus
yang sudah berumur beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di
tengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk tengah. Bentuknya kaku dank eras
seperti kulit.
Marga Fucius
Fucus berwarna coklat tua. Berbentuk pita yang bercabangdi khotom
dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat.
Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai gelembung udara di dalam tubuhnya
untuk
menyimpan
udara
hingga
membantu
keterapungannya
letak
dari
dinamakan
reseptakel,
secara
anatomi,
talus
tersusun
atas
sebagai
penyusun
penting).
Pada
bakteri,
peptidoglikan
(suatu
glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk
dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan
sakarida sederhana (gula).
6) Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis
karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari
pada zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat
lainnya.
7) Alat Gerak
Alat gerak pada Phaeophyta berupa flagel yang terletak pada sel-sel
perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan
terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada
waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambut-rambut mengkilat
menghadap kemuka dan yang pendek menghadap ke belakang. Dekat dengan
keluarga flogel terhadap bintik mata yang berwarna kemerah-merahan.
8) Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
a. Perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi
b. Perkembangbiakan secara sporik dengan membentuk spora
Dilihat dari sporangiumnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
b.
memiliki 2 stagel. Diikuti dengan talus yang bersifat diploid dan terbentuklah
c.
a.
b.
sp.
Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh: Volvox sp.
Contoh-Contoh Phaeophyta
a. Sargassum binderi (Sonder)
Nama latin : Sargassum binderi
Spesifikasi : Batang gepeng (1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm,
c.
sargassum lainnya.
Sargassum Polycystum
Nama latin : Sargassum polycystum
Spesifikasi : Ciri-ciri umum. Thallia silidris berduri-duri kecil merapat hodfast
membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karaktersitik terdapat
perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek
dengan percabangan utama tumbuh rimbun.
Sebaran : Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan
merupakan algae endemic perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di
perairan nusantara terutama di Kalimatan.
Potensi : Bisa dimanfaatkan sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya
c.
kalsium
alginat
digunakan
dalam
pembuatan
obat-obatan
senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan
yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri
farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial
untuk teknik pengobatan.
c. Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahanbahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin
yang
dapat
meningkatkan
daya
tumbuh
tanaman
untuk
tumbuh,
mereka
bentuknya
seperti
lumut.
klorofi
bersel
Reproduksi
a,
banyak
klorofil
d,
karoten,
menyerupai
vegetatif
benang
a. Batrachospermum sp.
b. Gelidium
sp.
Eucheuma
d.
Gracililaria
e.
Chondrus
f.
Porphyra
g.
Polysiphonia
atau
dengan
Contoh
c.
fikoeritrin,
fikosianin.
lembaran.
spora.
sp.
sp.
sp.
sp.
sp.
h. Nemalion sp.
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau pirang atau kemerah merahan, chromatofora berbentuk
cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid.
Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fpikoiretrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi
a)
Ciri
1.
Bentuknya
2.
3.
berupa
Thalus
helaian
atau
Tidak
Selnya
terdiri
dari
berbentuk
seperti
pohon.
berflagella.
komponen
yang
berlapis
lapis.
Gracillaria sp.,
Gelidium sp., Gelediupsis sp., Hypnea sp., dan rumput laut penghasil keraginan
yaitu spinosum, Euchema catini dan Eucheuma striatum. Selain itu juga rumput
laut penghasil algin yaitu Sargasum sp., Marcocystis sp., dan Lessonia sp.
Klasifikasi
dari
alga
merah
Divisio
Classsis
Gigartinales
Genus
berikut
Rhodophyceae
:
Familia
sebagai
Rhodophycophyta
Ordo
Species
ini
Gracilariaceae
:
Gracilaria
: Gracilaria sp
Chlorophyta
(alga
hijau)
Chlorella.sp
Merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel
tunggal, koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang
mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga
yang hidup di laut. Beberapa contoh alga hijau yang sering Anda jumpai di kolam
sekitarmu antara lain:
1)
a)
Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh
mikroskopis, bentuk bulat, berkembangbiak dengan pembelahan sel. Peranannya
bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme
di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan
kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan
dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan
Sun Chlorella. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di
Pasuruan)
b)
Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel
memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk
zoospora (secara aseksual)
2)
a)
Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1
vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti
mangkuk
terdapat
stigma
(bintik
mata)
dan
pirenoid
sebagai
tempat
Volvox merupakan contoh alga ini yang dapat ditemukan di air tawar.
Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel
dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual
dengan konjugasi sel-sel gamet.
5)
Chrysophyta
(ganggang
keemasan)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning)
karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria
tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat.
Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi
peleburan
spermatozoid
yang
dihasilkan
anteridium
dengan
ovum
yang
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
3)
Alga
Api
(Pyrrhophyta)
Peridinium sp.
Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun
atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama
bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu
flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri, kebanyakan hidup di
laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
Contohnya adalah Perodinium sp. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat
fosforesensi
d. Euglenophyta
yaitu
memiliki
fosfor
yang
memancarkan
cahaya
Euglena viridis
bebas.
Mirip
tumbuhan
karena
memiliki
klorofil
dan
mampu
berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab, contohnya:
Euglena.
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval
memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk
bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk
membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas
yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena
viridis.
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan
juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan
fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan
juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang tersedia. Cara
berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan biner.
Oschillatoria sp.
Crhooccocus sp.
Sebagian
Chroococcaceae
besar
dari
keluarga
biru-hijau
coccoid
planktonic
(misalnya,
terdiri
Anacystis
dari
=
anggota
Microcystis,
Nostocaceae,
dan
Rivulariaceae
(misalnya,
Oscillatoria,
ditemukan
di
hampir
semua
habitat
yang
bisa
dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa
bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran.
Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni
filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang
berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi
lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang
mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding
sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela.
Mereka
bergerak
dengan
meluncur
sepanjang
permukaan.
Kebanyakan
1. Actinastrum hantzschii
Klasifikasi
Divisi
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Famili
: Scenedesmaceae
Genus
: Actinastrum
Ciri-ciri:
2. Navicula laterostrata
Klasifikasi
Division: Chrysophyta
Class
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Famili
: Naviculaceae
Genus : Navicula
Ciri-ciri:
3. Pediastrum biwae
Klasifikasi
Division: Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Famili
: Hidrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Ciri-ciri
4. Scenedesmus ellipsoideus
Klasifikasi
Divisi
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Order
: Chlorococcales
Family
: Scenedesmaceae
Genus
: Scenedesmus
Spesies
: Scenedesmus ellipsoideus
Ciri-ciri
dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau
hemiselulosa
5. Crhoococcus dispersus
Klasifikasi
Division: Cyanophyta
Class : Cyanophytaceae
Ordo
: Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Crhoococcus
6. Synedra flugens
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Fragilariophyceae
Order
: Fragilariales
Family
: Fragilariaceae
Genus
: Synedra
Species
: Synedra flugens
Ciri-ciri
jika berkoloni, akan berkumpul pada satu titik digumpalan lendir yang
dikeluarkan dari pori-porinya
spesies tertentu memiliki 2 tanduk pendek atau duri yang menonjol tepat
diatas katup pori-pori
7. Pinnularia braunii
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Naviculales
Family
: Pinnulariaceae
Genus
: Pinnularia
Species
: Pinnularia braunii
Ciri-ciri
Dinding sel tersusun atas zat pectic pada kerangka silika yang kaku.
Dinding mereka terdiri dari dua bagian yang disebut katup (hipoteka dan
epiteka)
8. Gomphonema olivaceum
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
; Bacillariophyceae
Order
: Cymbellales
Family
: Gomphonemataceae
Genus
Species
Ciri-ciri
: Gomphonema
: Gomphonema olivaceum
9. Eucoconeis
sp
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Achnanthales
Family
: Achnanthidiaceae
Genus
: Eucoconeis
Species
: Eucoconeis sp
Ciri-ciri
Hidup soliter
terdapat satu kloroplas ditengah
Sel berbentuk elips, terdapat garis dengan tiang bulat atau bercotok dan
mantel yang relatif dalam.
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Bacillariales
Family
: Bacillariaceae
Genus
: Nitzschia
Species
: Nitzschia scalaris
Ciri-ciri
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Bacillariales
Family
: Bacillariaceae
Genus
: Nitzschia
Species
: Nitzschia capitalia
ciri-ciri
Sel soliter
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Rhopalodiales
Family
: Rhopalodiaceae
Genus
: Ephitemia
Species
: Ephitemia zebra
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
:Pennales
Family
: Mastoginiceae
Genus
: Mastogonia
Species
: Mastogonia smithii
Ciri-ciri
Organisme uniseluler
bersifat kosmopolitan
14. Asterionella sp
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
:Pennales
Family
: Asterionellaceae
Genus
: Asterionella
Species
: Asterionella sp
ciri- ciri
dapat berfotosintesis
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Achnanthales
Family
: Achnanthidiaceae
Genus
: Achantes
Species
: Achantes brevipes
Ciri-ciri
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Coscinodiscophycidae
Family
: Melosirales
Genus
: Melosira
Species
: Melosira italica
ciri-ciri
Meridion circulare
(Sumber : www.sharkan.net)
Klasifikasi
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Fragilariales
Family
: Fragilariaceae
Genus
: Meridion
Species
: Meridion circulare
ciri-ciri
koloni
yang
berbentuk
kipas.
18. Neidium
affine
Division
: Ochrophyta
Class
: Bacillariophyceae
Order
: Naviculales
Family
: Neidiaceae
Genus
: Neidium
Species
Neidium
affine
Ciri-ciri :
Katup
linear
elips,
dengan
(Sumber :craticula.ncl.ac.uk)
19. Amphora sp
1.
Klasifikasi:
Kingdom : Protista
Divisio
: Bacillariophyta
panjang
82-110
m.
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: thalassiophysales
Famili
: Catenulaceae
Genus : Amphora
Spesies
: Amphora sp.
: Bacillariophyta
Kelas
: Bacillariophyceae
Ordo
: Pennales
Famili
: Diatomaceae
Genus : Tabellaria
Spesies
: Tabellaria binalis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis organisme. Salah satu diantaranya
adalah plankton. Plankton merupakan organisme yang hidupnya melayang-layang di perairan.
Plankton terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil (mikroskopik) yang
jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang
begitu besar. Terdapat dua jenis golongan plankton, yaitu dari golongan binatang
(zooplankton) dan golongan tumbuh-tumbuhan (fitoplankton). Banyak di antara golongan
hewan ini yang merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian merekatetap
terombang-ambing oleh arus lautan.Dalam ekosistem laut plankton, baik fitoplankton
maupun zooplankton mempunyai peranan penting karena plankton menjadi bahan makanan
bagi berbagai jenis hewan lautlainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai
kehidupannya sebagai planktonterutama pada tahap masih berupa telur dan larva.
Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan tumbuhan tingkat
tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh
konsumen-konsumen lain dalamrantai makanan. Sedangkan zooplankton dapat dikonsumsi
oleh manusia sebagai bahanmakanan yang banyak mengandung asam amino esensial,
mineral, vitamin, serta lemak dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara
komersial ditangkap untuk berbagai macam pemanfaatan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menambah kemampuan mahasiswa untuk menghitung luas
bidang pandang, untuk membudidayakan fitoplankton, mengetahui ruang lingkup kegiatan
kultur fitoplankton (Scenedesmus sp.), mengetahui permasalahan dalam kultur Scenedesmus
sp.
1.3 Manfaat Praktikum
- Dapat membudidayakan plankton dengan cara yang benar.
- Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memicu pertumbuhan dan kematian
plankton.
- Menambah pemahaman mahasiswa tentang kultur plankton.
- Menambah ketrampilan mahasiswa terutama dalam mengkultur plankton dan pengambilan
sampel plankton.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kultur
Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses
produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
Kultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik
domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang
dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach,
dkk., 1972).
Kultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan
konsumsi manusia (Websters Dictionary, 1990)
2.2 Definisi Scenedesmus sp.
Scenedesmus sp. merupakan kelompok mikroalga dan yang paling beragam karena ada yang
bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama dalam
proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa
prasinophyceae; U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa
amilum yang tersusun dalam kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada
yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama
seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin.
Scenedesmus sp. yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di
tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan,
sungai atau selokan.
Scenedesmus sp. merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit. Sebagian besar
Scenedesmus dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan payau.
Scenedesmus juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel Scenedesmus berbentuk
silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16
sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang sekitar 8--20 m dan lebar sekitar
3--9 m. Struktur sel Scenedesmus sederhana. Sel Scenedesmus sp. diselubungi oleh dinding
yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan
tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan lapisan luar, yang
menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas
pektin dan dilengkapi oleh bristles.
Scenedesmus sp. dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae merupakan bentuk
unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan budidaya perikanan
sebagai pakan alami. Setiap divisi mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada
kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari
lainnya. Ada 4 karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro algae yaitu ;
tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel.
Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni / filamen
adalah merupakan informasi penting didalam membedakan masing-masing group.
scenedesmus termasuk dalam kelas Chlorophyceae dan family Scenedesmaceae.
2.3 Klasifikasi Scenedesmus sp
Gambar 1. Scenedesmus sp.
Sumber: Copyright Protist Information Server 1995-2012
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Cholococcales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
Species : Scenedesmus dimorphus
2.4 Habitat Scenedesmus sp.
Scenedesmus sp. biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau, tanah tanah yang
basah , ada pula yang hidup di tempat tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan,
dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut, merupakan suatu penyusun plankton
atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada
jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang
tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang
intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti
Ulvales dan siphonales.
2.5 Reproduksi Scenedesmus sp.
Scenedesmus sp. dapat melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Reproduksi
aseksual terjadi melalui pembentukan autokoloni, yaitu setiap sel induk membentuk koloni
anakan yang dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih dahulu. Beberapa spesies
Scenedesmus dapat melakukan reproduksi seksual dengan pembentukan zoospora biflagel
dan isogami.
Karbohidrat, protein, dan lemak bila diuraikan menjadi monomer-monomer penyusunnya,
pada akhirnya akan menjadi asetil KoA. Selanjutnya, asetil KoA masuk ke dalam siklus
Krebs, dilanjutkan dengan rantai transpor elektron yang akan menghasilkan ATP. Energi yang
terkandung dalam ATP tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel
Scenedesmus.
2.6 Kegunaan Scenedesmus sp.
Scenedesmus sp. berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang
hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan
penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang
dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama
dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus sp. bagi kehidupan manusia antara lain,
digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai
bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan.
Scenedesmus sp. mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen
primer (penyedia oksigen), Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies
chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E), Sumber pakan
alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih), Beberapa diantaranya dibudidayakan
sebagai sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis,
dan scenedesmus. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan
sebagai pengawet makanan, Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Tempat : Laboratorium Gedung Dekanat Lantai 1 FPIK
Waktu : Hari Senin
Tanggal : 2 April 2012
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
- Mikroskop
- Tabung ukur
- Cover glass
- Pipet tetes
- Toples + tutup
- Aerasi
- Selang plastik, untuk memberikan saluran aerasi
- Lampu neon
- Haemacytometer
- Hand counter
- Plankton net
3.2.2 Bahan yang Digunakan
- Bibit scenedesmus sp.
- Aquades
Setelah aquades, pupuk cair dan Scenedesmus sp di masukkan kedalam toples, kemudian
pasangkan aerasi. Aerasi dimasukkan ke dalam tutup toples yang sudah di lubangi terlebih
dahulu. Setelah aerasi terpasang, tutup toples dan simpan toples di dekat lampu neon.
Aerasi yang diberikan bertujuan untuk suplai oksigen dan membantu penguapan gas-gas yang
tidak berguna, pengadukan untuk menekan pengendapan, memastikan seluruh bibit
Scenedesmus sp mendapatkan cahaya dan nutrient yang sama, mengurangi terjadinya
stratifikasi suhu, menambah pertukaran gas antara media dan udara. Aerasi diberikan terus
menerus, mulai penebaran bibit (inokulasi) sampai kegiatan kultur selesai.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
- Kultur Scenedesmus sp 1 (tanpa lampu)
Hari pertama
Hari ke-1 Kepadatan Scenedesmus sp
individu/ml)
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 14 10 12 22 3
Total =61
Hari ke dua
Hari ke-2 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 11 7 4 5 2
Total =29
Hari ke tiga
Hari ke-3 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 17 21 16 16 8
Total =78
Hari ke empat
Hari ke-4 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 13 24 6 13 19
Total =74
- Kultur Scenedesmus sp 1 (menggunakan lampu)
Hari pertama
Hari ke-1 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 9 17 11 12 11
Total =60
Hari ke dua
Hari ke-2 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 12 17 13 17 12
Total =71
Hari ke tiga
Hari ke-3 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 13 16 15 19 13
Total =76
Hari ke empat
Hari ke-4 Kepadatan Scenedesmus sp
A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah 20 22 11 21 31
Total =105
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Data Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
Perhitungan padat tebar dan volume aquades
Di cari V2 dengan rumus : V1 x N1 = V2 x N2
Rata-rata x kotak (cover glass) yang digunakan x 104
(tanpa lampu)
36/5 x 25 x 104 = 1.800.000
1.000 x 100.000 = V2 x 1.800.000
100.000.000 = V2 x 1.800.000
V2 1.800.000 = 100.000.000
V2 = 100.000.000/1.800.000
V2 = 55.6
(menggunakan lampu)
21/5 x 25 x 104 = 1.050.000
1.000 x 100.000 = V2 X 1.050.000
100.000.000 = V2 X 1.050.000
V2 1.800.000 = 100.000.000
V2 = 100.000.000/1.800.000
V2 = 95.2 ml/l
- Volume Aquades
Volume aquades yang digunakan untuk kultur Scenedesmus sp. adalah 1000 ml
Menghitung jumlah air aquades yang akan di masukan dalam toples
Rumus: Volume aquades ( V2 + pupuk )
= 1000 (55.6 + 3.5 )
= 1000 59.1
= 940.9 ml/l (tanpa lampu)
Rumus: Volume aquades (V2 + pupuk)
= 1000 (95 + 3.5)
-
= 1000 98.5
= 901.5 ml/l (menggunakan lampu)
- Scenedesmus sp. yang di sentrifugasi adalah 1/2 tabung reaksi
Beratnya Scenedesmus sp. yang telah di sentrifugasi adalah 0.05 gram
- Tabel dan Grafik kultur Scenedesmus sp.
Hari ke- Total kepadatan Scenedesmus sp Kepadatan (x 104 individu/ml)
Scenedesmus sp
1 61 61/5 x 25 x 104 = 3.050.000
2 29 29/5 x 25 x 104 = 1.450.000
3 78 78/5 x 25 x 104 = 3.900.000
4 74 74/5 x 25 x 104 = 3.700.000
Total 332 indivudu/ml 12.100.000 individu/ml
Tabel Kultur Scenedesmus sp. (tanpa lampu)
Grafik kultur Scenedesmus sp. (tanpa lampu)
Hari ke- Total kepadatan Scenedesmus sp Kepadatan (x 104 individu/ml)
Scenedesmus sp
1 60 60/5 x 25 x 104 = 3.000.000
2 71 71/5 x 25 x 104 = 3.550.000
3 76 76/5 x 25 x 104 = 3.800.000
4 105 105/5 x 25 x 104 = 5.250.000
Total 312 individu/ml 15.600.000 individu/ml
Tabel Kultur Scenedesmus sp. (menggunakan lampu)
Grafik kultur Scenedesmus sp (menggunakan lampu)
- DATA KELOMPOK LAIN :
Kelompok 5
Kolom Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3
H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 Panen
A1 9 2 4 11 2 4 8 6 11
A2 8 1 6 21 0 2 6 10 27
A3 10 2 2 10 8 9 6 4 24
A4 7 2 3 12 7 3 5 10 23
A5 2 4 5 14 6 6 10 3 24
Jumlah 36 11 20 68 23 24 35 33 109
Tabel Hasil Data Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
Grafik kultur Scenedesmus sp.
Kelompok 7
Hari ke- Total kepadatanScenedesmus sp Kepadatan (x 104 individu/ml)
Scenedesmus sp
1 43 43/5 x 25 x 104 =2.150.000
2 35 35/5 x 25 x 104 = 1.750.000
3 20 20/5 x 25 x 104 = 1.000.000
4 42 42/5 x 25 x 104 = 2.100.000
A2 8 10 15 22 17 38 72
A3 10 12 14 23 36 50 69
A4 7 8 10 20 37 52 74
A5 4 7 12 33 43 50 80
A rata-rata 6,4
= 6 8,4
= 8 12,2
= 12 24,6
= 25 31,6
= 32 47,2
= 47 69,6
= 70
kepadatan Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4
A1 29 6 22 23 40 49
A2 18 4 31 30 35 33
A3 22 4 18 28 20 23
A4 22 4 21 25 32 39
A5 40 4 33 15 42 40
A rata-rata 26.2 4.4 25 24,2 33,8 36,8
Tabel hasil kultur Scenedesmus sp.
Grafik kultur Scenedesmus sp.
Perhitungan Kepadatan
Hari ke- 1 2 3 4 minggu ke-2
Rata-rata 26.2 4.4 25 24.2 33.8
Kepadatan 6550000 1100000 6250000 6050000 8450000
Tabel Hasil Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
Hari pengecekan Kepadatan
1 46,47
2 60,14
3 98,23
4 48,45
5 979
A 1232,29
Rata rata 246,258
Tabel kultur Scenedesmus sp.
Grafik kultur Scenedesmus sp.
Hasil Data Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp
Hari Ke - Jenis Kultur
Scenedesmus sp. Chlorella sp.
Kelompok
3 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 4 13 14 15 - 17 18 19 20
Kepadatan (x . 10 4 individu / ml)
1 180 55 70 185
17 200 320 35 390
2 55 70 110 300 41 315 345 265 130
3 100 95 135 162 280 4
- 352 5
- 203 6
7 340 245 538 100 305 530 760 110 180
8 115 - 90 1550 345 130 325
9 120 - 260 425 130 335
10
- 65 510 620 360
11
- 170
12
13
14 175 895 780 915 2265 555 385 155 385 465
15 165 - 705 680 - 265
16
680 320 285
17
- 340
18
480
19
20
21 545 995 1925 960 1015 1260 745 2750 190
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kepadatan Scenedesmus sp
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap kepadatan kultur Scenedesmus
sp., ternyata selama masa kultur tanpa menggunakan cahaya lampu, tingkat kepadatan
populasi pada hari ke-2 dan ke-4 menurun. Kepadatan kultur plankton yang selama masa
kulturnya menggunakan cahaya lampu, pertumbuhan harian populasi Scenedesmus sp. tiap
harinya terus meningkat .
Pada percobaan kultur Scenedesmus sp. pertama (tanpa lampu), bibit Scenedesmus sp. yang
di gunakan adalah sebanyak 55.8 individu/ml, pupuk yang digunakan sebanyak 3.5 ml/l, dan
volume air yang digunakan adalah sebanyak 940.9 ml/l (berdasarkan perhitungan di atas).
Setelah dua hari berjalan kepadatan Scenedesmus sp. berkurang dari hari yang pertama dan
meningkat kembali pada hari ketiga, kemudian menurun kembali pada hari ke empat. Hal
tersebut terjadi karena kultur Scenedesmus sp. tidak diberi cahaya . Jadi tumbuhnya
Scnedesmus sp. tidak merata, bahkan ada yang mati.
Pada percobaan kultur Scenedesmus sp. yang ke dua (diberi lampu), bibit Scenedesmus sp.
yang digunakan adalah sebanyak 29,4 individu/ml, pupuk yang digunakan sebanyak 3.5 ml/l ,
volume air yang digunakan 967.1 ml/l, Scenedesmus sp. yang di sentrifugasi adalah setengah
tabung sentrifugasi, dan berat Scenedesmus sp. Yang telah di sentrifugasi adalah 0.05 gram
(berdasarkan perhitungan di atas). Berbeda dengan kultur yang pertama pertumbuhan
Scenesesmus sp. menurun, pada kultur yang ke dua pertumbuhan Scenedesmus sp. tiap
harinya semakin meningkat karena kultur Scenedesmus sp. di beri cahaya lampu.
Dalam mengkultur fitoplankton, berarti cahaya sangat mempengaruhi pertumbuhan
fitoplankton. Cahaya merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mengkultur
Scenedesmus sp. Tanpa cahaya Scenedesmus sp. akan mati seperti pada percobaan kultur
pertama. Berarti cahaya merupakan faktor penting dalam teknik mengkultur plankton.
Hasil dari tiap-tiap kelompok kultur Scenedesmus sp. berbeda-beda. Itu tergantung pada
banyaknya pupuk organik cair yang digunakan serta factor-faktor lainnya. Semakin banyak
pupuk yang di masukkan ke dalam toples semakin banyak pula Scenedesmus sp. yang akan
tumbuh. Selain pemupukkan pertumbuhan Scenedesmus sp. juga dipengaruhi oleh faktor
lain, seperti cahaya, dalam budidaya plankton juga harus memperhatikan alat dan bahan yang
akan digunakan, semuanya harus dilakukan dengan benar supaya menghasilkan hasil yang
maksimal. Perlu diingat dalam budidaya plankton alat-alat yang digunakan haruslah bersih,
agar tidak terkontaminasi dengan organisme lain yang akan mengganggu pertumbuhan.
Penyediaan bibit juga harus sangat murni (satu spesies) agar menghindari keanekaragaman
plankton. Beberapa faktor fisika juga bisa mempengaruhi pertumbuhan plankton diantaranya
antara lain suhu, salinitas, pH, dan intensitas cahaya. Salah satu faktor kimia disini adalah
unsur hara dalam media pemeliharaan harus sesuai dengan kebutuhan jenis plankton yang
akan dikultur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam mengkultur Fitoplankton ini, dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kegiatan kultur murni fitoplankton adalah kualitas air yang
meliputi suhu, salinitas, kekuatan cahaya, dan pH. Faktor utama yang menyebabkan jumlah
populasi Scenedesmus sp. percobaan pertama kami menurun adalah tidak adanya cahaya
lampu.
Perkembangan budidaya palankton dikatakan berhasil jika memenuhi faktor-faktor dibawah
ini diantaranya :
1. Faktor biologis meliputi penyediaan bibit yang bermutu (termasuk kemurnian) dan jumlah
yang mencukupi serta kandungan gizi bibit (penggunaan pupuk organik).
2. Faktor fisika yang mempengaruhi antara lain suhu, salinitas, pH, dan intensitas cahaya.
3. Faktor kimia disini adalah unsur hara dalam media pemeliharaan harus sesuai dengan
kebutuhan jenis plankton yang akan dikultur.
4. Selain faktor-faktor tersebut ada faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu kebersihan dari
alat-alat kultur agar tidak terkontaminasi dengan organisme lain yang akan mengganggu
pertumbuhan.
5.2 Saran
Dalam kegiatan kultur murni fitoplankton, sebaiknya sterilisaasi media dan alat-alat
harus selalu di jaga agar kultur tidak terkontaminasi. Perlu adanya penambahan unsur hara
terhadap media kultur, yaitu berupa pemberian pupuk yang optimal dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan dan kualitas air agar makanan alami tersedia dalam jumlah yang
cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan.
Sebaiknya kultur yang sudah berkembang setelah 7 hari sesegera mungkin dipanen, karena
apabila terlambat kemungkinan besar Scenedesmus sp. akan mati. Pemberian pencahayaan
selama 24 jam terus menerus sebelum kultur berkembang diketahui dapat memicu
perkembangan yang baik. Agar Scenedesmus sp. tetap melimpah dalam waktu yang lama,
dan lakukan pemupukan ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Davis,C.C. 1995. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State Univ.Press.
Hutabarat, S dan Evans. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.
Mahyuddin, Kholish. 2010. Panduan Lengkap Agrobisnis Patin, Penebar swadaya: Jakarta.
Mulyanto, W. 1992. Biologi laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia :Jakarta.
Nontji, Anugerah. 1993.Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology . WB Saunders Company.Phyladelphia.
Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.
Romimohtarto, Kasijan.dkk. 2007. Biologi laut . Ilmu Tentang Biota Laut.Djambatan:
Jakarta.
Rostini,I.2007. Kultur fitoplankton pada skala laboratorium Unpadpress: Bandung.
Sachlan, M. 1982.Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Stewart. M dan Hutabarat.1986. Kunci Identifikasi Plankton. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro: Semarang.
Stone, D. 1997.Biodiversity of Indonesia. Singapore:Tien Wah Press.
Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. Departemen
Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia:
Jakarta
NAMA
NPM
: 12320069
PROGDI
: PENDIDIKAN BIOLOGI
KELAS
: 2C
Landasan Teori
a) Telaah Pustaka
Air adalah materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup di
dunia ini yang tidak membutuhkan air (Suriawiria, 2003). Algae termasuk kedalam divisio
Tallophyta, karena tubuhnya tidak dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun.
Tubuhnya yang berupa tallus itu kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi
(Pelczar, 1986). Algae termasuk tumbuhan yang berklorofil sehingga ia bersifat autotrof yang
dapat melakukan asimilasi. Kebanyakan alga berukuran mikroskopis (Ariyanto, 2000).
Ganggang mempunyai 3 macam pigmen fotosintetik : klorofil, karotenoid, dan fikobilin.
Tumbuhan ganggang (Algae) hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya
selalu menempati habitat yang lembab atau basah (Campbell, 2003). Pada umumnya alga
merupakan penyusun plankton yang penting di kehidupan air. Berbentuk uniseluler, filamen
yang sekeliling tubuhnya banyak diselimuti oleh lendir (polisakarida), atau berbentuk koloni
sederhana (Gembong, 2009).
Filum Alga :
Chlorophyta (Alga Hijau)
Ciri-Ciri
:
Berklorofil a dan b
Berpigmen karoten dan xantofil
Cadangan makanan berupa pati
Dinding sel berupa selulosa, pectin, algin
Dapat berfotosintesis
90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut
Hidup di air umumnya sebagai plankton
Penghasil asam laktat (campuran ice cream, cat, obat, lateks sintesis)
Sumber I2 dan K
Sebagai bahan ternak
Rhodophyta (Alga Merah)
Berklorofil a dan d
Berpigmen karoten, xantofil, dan fikoeritrin
Cadangan makanan berupa bahan agar-agar
Dinding sel berupa selulosa
Umumnya warna merah tetapi warna bervariasi mulai dari merah ke coklat, kadang hijau
Umumnya hidup di laut, beberapa jenis di air tawar
Bersel banyak, menyerupai benang atau lembaran
Reproduksi vegetative dengan spora
Kegunaan
:
Penghasil agar-agar
Untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri
Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Ciri-Ciri
:
Berklorofil a dan c
Berpigmen karoten dan xantofil
Cadangan makanan berupa leukosin dan minyak
Dinding sel berupa selulosa, pectin
Bersel tunggal atau banyak
Makanan ikan
Penyedia bahan organic, oksigen
Bahan penggosok, isolasi, bahan dasar kaca, penyaring
b) Tujuan
Untuk mengetahui alga mikroskopis yang ada pada air kolam hijau, air laut, air gallon, air
sawah dan air es.
Mengetahui bentuk-bentuk alga
Alat
1. Mikroskop
2. 5 pipet
3. 5 cawan petri
4. Tissue
5. Alcohol
6. 5 objek glass
7. 5 cover objek glass
8. Label
9. Kertas
10. Pensil
Bahan
Cara Kerja
:
MIKROSKOPIS
1.
2.
3.
4.
5.
sudah steril.
6. Memberikan label pada cawan petri yang sudah diberi air yang akan diamati agar tidak
7.
tertukar.
Untuk mengamati air kolam hijau maka menetesi objek glass dengan pipet yang berisi air
kolam hijau.
8. Menutup objek glass dengan cover tanpa ada gelembung udara.
9. Memfokuskan mikroskop pada preparat.
10. Menggambar alga-alga yang telah ditemukan dan mengidentifikasi dengan gambar
pembanding.
11. Mengamati preparat lainnya dengan cara yang sama seperti mengamati air kolam hijau.
MAKROSKOPIS
1. Menyiapkan semua awetan yang akan diamati
2. Mencuci tempat awetan
3. Menggambar bentuk awetan dan mengidentifikasinya
Hasil Pengamatan
:
Mikroskopis
Air Es
Cladophora
Tetraspora
Ankistrodesmus
Selenastrum
Tetraspora
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Pediastrum
Protococcus
Tetraspora
Ankistrodesmus
Mougeotia
Protococcus
Tetraspora
Ankistrodesmus
Mougeotia
Dictyosphaerium
Tetraspora
Ankistrodesmus
Protococcus
Protococcus
Tetraspora
Protococcus
Mikrospora
Crucigenia
Bulbochaeta
Protococcus
Spirogyra
Ankistrodesmus
Kirchneriela
Protococcus
Tetraspora
Dictyosphaerium
Chaetrophora
Protococcus
Sorastrum
Spirogyra
Dictyosphaerium
Spirogyra
Spirogyra
Ankistrodesmus
Kirchneriella
Ankistrodesmus
Protococcus
Chaetopora
7.
Ophiocytium
Protococcus
Bedogonium
Selenastrum
Drapamaldia
Protococcus
Ankistrodesmus
8.
Ophiocytium
Protococcus
Ankistrodesmus
Tetraspora
Protococcus
Ophiocytium
Spirogyra
Mougeotia
Hydrodictyom
Kirchneriella
Bulbochaeta
Characium
Tetraspora
Mougeotia
Protococcus
Oedogonium
Ankistrodesmus
Mougeotia
Tetraspora
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Protococcus
Protococcus
Pediastrum
Tetraspora
Ankistrodesmus
Mougeotia
Sorastrum
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Tetraspora
Sorostrum
Botryococcus
Spirogyra
Microspora
Pediastrum
Chaetophora
Ulotrix
Richterella
Ankistrodesmus
Cladophora
Ankistrodesmus
Kirchneriella
Scenedesmus
Ophiocytium
Protococcus
Ophiocytium
Craciyenia
Drapamaldia
Tetraspora
Chaetopora
Protococcus
Cladiophora
Richterella
Pedinomanes tuber
Selenastrum
Ophiocytium
Tribonema
Ankistrodesmus
Ankistrodesmus
Ulothrix
kircneriella
5.
6.
9.
10.
Ankistrodesmus
Selenastrum
Protococcus
Kelompok
Air Galon
1.
Richterella
2.
Tetraspora
Ophiocytium
3.
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Tetraspora
4.
Tetraspora
Coelastrum
Kelompok
Air Galon
6.
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Protococcus
7.
Pediastrum
Sorastrum
Ulothrix
Protococcus
8.
Ankistrodesmus
Richterella
Ophiocytium
Cladhophora
9.
Crucigenia
Sorastrum
Crucigenia
5.
Ophiocytium
Bulbochaeta
10.
Protococcus
Drapornalida
Ophiocytium
Chaetophora
Ankistrodesmus
Protococcus
Ophiocytium
Pediastrum
Air Laut
Air Sawah
Air Es
k
1.
Ankistrodesmus
Oedogonium
Bulbochaeta
Richterella
Ulotrix
2.
Mougeotia
Ankistrodesmus
Tetraspora
Bulbochaeta
Ulotrix
Tetraspora
Protococcus
Oedogonium
Mougeotia
Mikrospora
Mougeotia
Protococcus
Oedogonium
Ankistrodesmus
Tetraspora
Oedogonium
Tetraspora
Soratrum
Ankistrodesmus
Tribonema
Characium
Tribonema
Ophiocytium
Tetraspora
Ankistrodesmus
Chaetopora
Selenastrum
Ankistrodesmus
Mougeotia
Tetraspora
Ophiocytium
Sorastrum
Spirogyra
Protococcus
Chaetospora
Ulotrix
Drapamaldia
Spirogyra
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Characium
Crucigenia
Ulotrix
Ankistrodesmus
Ulotrix
Protococcus
Ankistrodesmus
Ulotrix
Crucigenia
Ankistrodesmus
Oedogonium
3.
4.
5.
6.
7.
Ankistrodesmus
Tetraspora
Oedogonium
Protococcus
Ophiocytium
Tetraspora
Mougeotia
Protococcus
Ankistrodesmus
Richterella
Tetraspora
Mougeotia
Kirchneriella
Protococcus
Oedogonium
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Ankistrodesmus
Sorastrum
Pediastrum
Spirogyra
Protococcus
Crucigenia
Digtiyosphaerium
Ankistrodesmus
Oedogonium
Mougeotia
Ankistrodesmus
Mougeotia
Tetraspora
Pediastrum
Ankistrodesmus
Spyrogira
Oedogonium
Scenedesmus
Tetraspora
Protococcus
Oedogonium
Characium
Ankistrodesmus
Tetraspora
Mougeotia
Spirogyra
Chaetophora
Protococcus
Ophiocytium
Selenastrum
Ankistrodesmus
Mougeotia
Oedogonium
Tetraspora
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Tribonema
Crucigenia
Ophiocytium
Pediastrum
8.
9.
10.
Tribonema
Ankistrodesmus
Richterella
Protococcus
Ulotrix
Pediastrum
Protococcus
Tetraspora
Ankistrodesmus
Tetraspora
Ophiocityum
Richterella
Characium
Coelastrum
Cladophora
Protococcus
Ophiocytium
Spirogyra
Mougeotia
Hydrodictyon
Ankistrodesmus
Mougeotia
Protococcus
Ophiocytium
Characium
Crucigenia
Ulotrix
Protococcus
Ankistrodesmus
Coelastrum
Mougeotia
Tetraspora
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Protococcus
Chaetophora
Protococcus
Coelastrum
Kelompok
Air Galon
1.
Coelastrum
Tribonema
Protococcus
Tetraspora
Ophiocytium
2.
Ankistrodesmus
Protococcus
Ophiocytium
Tribonema
Mougeotia
Tetraspora
3.
Ankistrodesmus
Dictyosphaerium
Tetraspora
Characium
Chaetophora
Protococcus
Pediastrum
Kircneriella
Richterella
Mougeotia
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Characium
Cladophora
Tetraspora
Tetraspora
Sorastrum
Botryococcus
Spirogyra
Mikrospora
Ankistrodesmus
Sorastrum
Protococcus
Coelastrum
Kelompok
6.
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Richterella
Protococcus
Tetraspora
Mougeotia
Coelastrum
Cladophora
Ophiocytium
Protococcus
Padinumanes
Tuberculata
Selenastrum
Ophiocytium
Tribonema
Ankistrodesmus
Ankistrodesmus
Cladophora
Ophiocytium
Sorastrum
Air Galon
Drapamaldia
Tribonema
Ophiocytium
Protococcus
7.
Richterella
Ophiocytium
Tetraspora
Coelastrum
Tribonema
8.
Chaetophora
Coelastrum
Ophiocytium
Scenedesmus
Protococcus
Spirogyra
Protococcus
Ankistrodesmus
Sorastrum
Pediastrum
Crucigenia
Dictyosphaerium
Ophiocytium
Ankistrodesmus
Richterella
Spirogyra
Mougeotia
4.
5.
Pembahasan
9.
Cruciagenia
Sorastrum
Protococcus
Dropolnalida
Ophiocytium
Chaetophora
10.
Ankistrodesmus
Spirogyra
Kirchterella
Tetraspora
Dari praktikum yang saya dan teman-teman lakukan terdapat banyak alga
mikroskopis yang ditemukan. Pada setiap air yang saya amati selalu terdapat ankistrodesmus,
tetraspora, mougeotia, protococcus dan chaetophora.
Hasil praktikum dua kali kelompok saya (kelompok 2) pada air laut terdapat alga
mikroskopis yaitu :
1. Ankistrodesmus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
Devisi
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Chlorococcales
: Oocystaceae
: Ankistrodesmus
: Ankistrodesmus braunii
Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel satu, , selnya berbentuk cresent
tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan
lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan dan dapat hidup pada pipa
saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur sebagai pakan. berkembang
biak dengan cara seksual dengan anisogami dan aseksual dengan cara membentuk zoospora.
Bentuknya runcing, panjang, berkelok-kelok dan terdapat pada semua air yang kita amati dan
jumlahnya pun sangat banyak.
2. Tetraspora
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Tetrasporales
Familia
: Tetrasporaceae
Genus
: Tetraspora
Spesies
: Tetraspora lubrica
Pada praktikum saya tetraspora di gambarkan berupa bulatan-bulatan.
Tetraspora adalah alga mikroskopis (uniseluler) yang berkoloni mempunyai klorofil, hidup
secara autotrof dan memiliki pseudofiagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Tetraspora memiliki bentuk bulat kecil dan tersepar pada wilayah tersebut, jumlahnya pun
sangat banyak. Tetraspora merupakan produsen primer dan penyedia oksigen nomor 1.
3. Mougeotia
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Zygnematales
: Zygnemataceae
: Mougeotia
Spesies
: Mougeotia scalaris
Mougeotia yaitu alga yang berwarna hijau, berklorofil sehingga dapat hidup dengan cara
autotrof. Bentuknya panjang dan pada tengahnya terdapat seperti ruang. Pada pengamatan
pertama tidak terdapat mougeotia tapi pada pengamatan atau praktikum kedua kelompok
kami menemukan mougeotia yang jumlahnya sangat banyak dan berkumpul dengan alga
lainnya. Mungkin kelompok saya pada praktikum pertama kurang teliti dalam mengamati
preparat. Mougeotia yang saya temukan kurang jelas karena mikroskop yang dipakai adalah
mikroskop hitam putih.
4. Bulbochaeta
Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Plantae
Filum
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyta
Ordo
: Oedogoniales
Familia
: Oedogoniaceae
Genus
: Bulbochaeta
Spesies
: Bulbochaeta setigera
bulbochaeta di air laut. Ada kemungkinan saya dan teman kelompok kurang teliti dalam
membandingkan dengan gambar pembanding.
5. Ulotrix
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Ulotrix cales
: Ulotricaceae
: Ulotrix
: Ulotrix sp.
Ditunjukkan oleh nomor 5. Alga ulotrix yaitu sel dengan satu inti bersama kloroplasnya.
Hidup dengan membentuk koloni ataupun mempunyai talus yang lebar dan menempel pada
substrat, bentuknya seperti sabuk yaitu panjang dan terdapat seperti rongga pada tengahnya.
Pada air kolam hijau kelompok saya menemukan alga :
1. Ankistrodesmus
Domain
Kingdom
Devisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Chlorococcales
: Oocystaceae
: Ankistrodesmus
: Ankistrodesmus braunii
Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel satu, , selnya berbentuk cresent
tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan
lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan dan dapat hidup pada pipa
saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur sebagai pakan. berkembang
biak dengan cara seksual dengan anisogami dan aseksual dengan cara membentuk zoospora.
2. Tetraspora
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Tetrasporales
: Tetrasporaceae
Genus
Spesies
: Tetraspora
: Tetraspora lubrica
Tetraspora adalah alga mikroskopis (uniseluler) yang berkoloni mempunyai klorofil, hidup
secara autotrof dan memiliki pseudofiagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Tetraspora memiliki bentuk bulat kecil dan tersepar pada wilayah tersebut, jumlahnya pun
sangat banyak. Tetraspora merupakan produsen primer dan penyedia oksigen nomor 1.
3. Selenastrum
Divisio
:Chlorophyta
Kelas
:Chlorophyceae
Ordo
:Chlorococcales
Familia
:Scenedesmaceae
Genus
:Selenastrum
Spesies
:Selenastrum acuminatum
Selenastrum ditemukan pada praktikum pertama sedangkan pada praktikum yang kedua tidak
ditemukan. Namun pada praktikum yang kedua terdapat alga lainnya yang lebih banyak.
Selenastrum termasuk dalam kelas Chlorophyceae. Selenastrum memiliki sel berbentuk bulan
sabit atau berbentuk sabit yang lebih panjang dari yang luas dan sangat melengkung atau
bengkok. Setiap sel memiliki kloroplas parietal tunggal,sering dengan pyrenoid. Selenastrum
mendiami fitoplankton dan rawa-rawa.
4. Mougeotia
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Zygnematales
: Zygnemataceae
: Mougeotia
Spesies
: Mougeotia scalaris
Mougeotia yaitu alga yang berwarna hijau, berklorofil sehingga dapat hidup dengan cara
autotrof. Bentuknya panjang dan pada tengahnya terdapat seperti ruang. Di gambar
ditunjukkan pada nomor 6, gambar pembanding berwarna hijau tapi pada gambar yang saya
temukan tidak berwarna karena menggunakan mikroskop hitam putih.
5. Protococcus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Ctenocladales
Familia
: Ctenocladaceae
Genus
: Protococcus
Spesies
: Protococcus viridis
Pada gambar ditunjukkan nomor 4, berbentuk bulat dan berkoloni. Protococcus mempunyai
inti dan kloroplas,habitatnya sebagai plankton didalam air tawar dan juga menempel pada
kulit-kulit pohon dan tembok-tembok yang basah, perkembangbiakannya dengan zoospora
dengan 2 bulu cambuk, berkoloni dan dinding selnya berbentuk bulat.
6. Oedogonium
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Oodogoniales
Familia
: Oodogoniceae
Genus
: Oodogonium
Spesies
: Oedogonium sp.
Ditunjukkan dengan nomor 5. Gangang ini umum terdapat dan tersebar luas, tumbuh sebagai
benang tidak bercabang, melekat pada tempat tumbuh, di dasar perairan, di air tawar dengan
pelengkap ketika masih muda, tetapi biasanya mengapung dalam bentuk masa ketika matang.
Selnya mengandung sebutir kloroplas yang berbentuk silindris dan seperi jala, dengan banyak
sekali pirenoid. Tumbuhan ini berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi dan
dengan zoospore berukuran besar, berwarna hijau serta bulat atau bulat telur. Reproduksi
seksual pada Oedogonium ternyata agak rumit, namun secara garis besar dapat diberikan
gambaran yang cukup mengenai proses yang berlangsung karena seksual melalui oogami.
Telur yang dihasilkan satu -satu dalam sel khusus yang melebar dan disebut oogonium. Sel
sel khusus yang menghasilkan sperma dinamakan anteridium. Pada praktikum terdapat
oedogonium dengan bentuk panjang dan terdapat kloroplas di tengahnya. Hidup dengan cara
berkoloni dengan bentuk menyerupai benang bentuk anyaman. Habitat di air tawar dan sesil,
kloroplas sepeti jala dan setiap sel memiliki satu nucleus.
1. Tetraspora
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Tetrasporales
: Tetrasporaceae
: Tetraspora
: Tetraspora lubrica
Tetraspora adalah alga mikroskopis (uniseluler) yang berkoloni mempunyai klorofil, hidup
secara autotrof dan memiliki pseudofiagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Tetraspora memiliki bentuk bulat kecil dan tersepar pada wilayah tersebut, jumlahnya pun
sangat banyak. Tetraspora merupakan produsen primer dan penyedia oksigen nomor 1.
2. Ankistrodesmus
Domain
Kingdom
Devisi
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Chlorococcales
: Oocystaceae
: Ankistrodesmus
: Ankistrodesmus braunii
Ditunjukkan oleh nomor 3. Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel
satu, selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan
membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan
dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur
sebagai pakan. berkembang biak dengan cara seksual dengan anisogami dan aseksual dengan
cara membentuk zoospora. Bentuknya seperti cambuk.
3. Mougeotia
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
Ordo
Familia
Genus
: Zygnematales
: Zygnemataceae
: Mougeotia
Spesies
: Mougeotia scalaris
Mougeotia yaitu alga yang berwarna hijau, berklorofil sehingga dapat hidup dengan cara
autotrof. Bentuknya panjang dan pada tengahnya terdapat seperti ruang.
4. Protococcus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Ctenocladales
Familia
: Ctenocladaceae
Genus
: Protococcus
Spesies
: Protococcus viridis
1. Protococcus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Ctenocladales
Familia
: Ctenocladaceae
Genus
: Protococcus
Spesies
: Protococcus viridis
Protococcus mempunyai inti dan kloroplas,habitatnya sebagai plankton didalam air tawar dan
juga
menempel
pada
kulit-kulit
pohon
dan
tembok-tembok
yang
basah,
2. Tetraspora
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Tetrasporales
: Tetrasporaceae
: Tetraspora
: Tetraspora lubrica
Tetraspora adalah alga mikroskopis (uniseluler) yang berkoloni mempunyai klorofil, hidup
secara autotrof dan memiliki pseudofiagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Tetraspora memiliki bentuk bulat kecil dan tersepar pada wilayah tersebut, jumlahnya pun
sangat banyak. Tetraspora merupakan produsen primer dan penyedia oksigen nomor 1.
3. Ankistrodesmus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Oocystaceae
Genus
: Ankistrodesmus
Spesies
: Ankistrodesmus braunii
Ankistrodesmus ditunjukkan oleh nomor 3. Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan
biasa bersel satu, , selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan
dengan membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi
perairan dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum
dikultur sebagai pakan. berkembang biak dengan cara seksual dengan anisogami dan aseksual
dengan cara membentuk zoospora. Yang saya temukan bentuknya sedikit tidak beraturan,
panjang, berkelok-kelok.
4. Spirogyra
Devisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chloropyceae
Ordo
: Zygnematales
Familia
: Zygnemataceae
Genus
: Spirogyra
Spesies
: Spirogyra singularis
Spirogyra ditunjukkan dengan nomor 2. Spirogyra yang didapatkan di sekitar kita yaitu
perairan, berbentuk panjang seperti benan dan setiap sel tengahnya terdapat kloroplas dan
berkelok-kelok atau spiral. Mendapatkan alga tersebut pada praktikum yang kedua.
Reproduksi vegetative dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Adapun langkah-langkah konjugasi antara lain dua benang saling berdekatan, sel yang
berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling
melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadillah aliran protoplasma dari
satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur disebut peristiwa plasmogami dan segera
diikuti oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan inti yang disebut
kariogami. Hasil peleburan mengalami meiosis dan di tempat yang sesuai berkembang
menjadi benang Spirogyra baru yang haploid.
5. Oedogonium
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Oodogoniales
Familia
: Oodogoniceae
Genus
: Oodogonium
Spesies
: Oedogonium sp.
Ditunjukkan oleh nomor 4. Gangang ini umum terdapat dan tersebar luas, tumbuh sebagai
benang tidak bercabang, melekat pada tempat tumbuh, di dasar perairan dengan pelengkap
ketika masih muda, tetapi biasanya mengapung dalam bentuk masa ketika matang. Selnya
mengandung sebutir kloroplas yang berbentuk silindris dan seperti jala, dengan banyak sekali
pirenoid. Tumbuhan ini berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi dan dengan
zoospore berukuran besar, berwarna hijau serta bulat atau bulat telur. Reproduksi seksual
pada Oedogonium ternyata agak rumit, namun secara garis besar dapat diberikan gambaran
yang cukup mengenai proses yang berlangsung karena seksual melalui oogami. Telur yang
dihasilkan satu -satu dalam sel khusus yang melebar dan disebut oogonium. Sel sel khusus
yang menghasilkan sperma dinamakan anteridium. Hidup dengan cara berkoloni dengan
bentuk menyerupai benang bentuk anyaman. Habitat pada air tawar.
6. Scenedesmus
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Scenedesmaceae
Genus
: Scenedesmus
Spesies
: Scenedesmus dimorphus
Ditunjukkan oleh nomor 5. Bentuknya tumpuk-tumpuk. Memiliki warna hijau terang,
kosmopolitan ( air tawar, payau, asin). Dari oligotrof sampai eotrof. Memiliki anggota
terbanyak, kolono dan filament. Dinding sel terbuat dari selulosa. Peranannya sebagai
produsen dalam ekosistem, penyelidikan metabolism dalam laboratorium, obat-obatan, bahan
kosmetik dan bahan makanan. Scenedesmus dalam reproduksi dapat dilakukan secara seksual
dan aseksual. Aseksual melalui pembentukan autokoloni yaitu setiap sel induk membentuk
koloni anakan yang dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih dahulu. Seksual dengan
pembentukan zoospore biflagel dan isogami.
Pada air gallon
1. Tetraspora
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Tetrasporales
: Tetrasporaceae
: Tetraspora
: Tetraspora lubrica
Tetraspora adalah alga mikroskopis (uniseluler) yang berkoloni mempunyai klorofil, hidup
secara autotrof dan memiliki pseudofiagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior.
Tetraspora memiliki bentuk bulat kecil dan tersepar pada wilayah tersebut, jumlahnya pun
sangat banyak. Tetraspora merupakan produsen primer dan penyedia oksigen nomor 1.
2. Ophiocytium
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Xanthophyta
Classis
: Xanthophyceae
Ordo
: Mischococcales
Familia
: Ophiocytaceae
Genus
: Ophiocytium
Spesies
: Opiocytium parvulum
Ophiocythium memiliki klorofil a dan c, tidak menyimpan makanan sebagain kanji
melainkan sebagai minyak dan umumnya menghasilkan sel dengan dua flagella yang
berlainan. Berbentuk spiral.
3. Ankistrodesmus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Oocystaceae
Genus
: Ankistrodesmus
Spesies
: Ankistrodesmus braunii
Organisme ini ditunjukkan oleh nomor 1, berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel
satu, , selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan
membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan
dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur
sebagai pakan. berkembang biak dengan cara seksual dengan anisogami dan aseksual dengan
cara membentuk zoospora.
4. Protococcus
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Ctenocladales
Familia
: Ctenocladaceae
Genus
: Protococcus
Spesies
: Protococcus viridis
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Zygnematales
: Zygnemataceae
: Mougeotia
Spesies
: Mougeotia scalaris
Mougeotia ditunjukkan oleh nomor 5, yaitu alga yang berwarna hijau, berklorofil sehingga
dapat hidup dengan cara autotrof. Bentuknya panjang dan pada tengahnya terdapat seperti
ruang. Mougeotia telah lama, tidak bercabang, filamen uniseriate. Terkadang rhizoid-seperti
pertumbuhan dari
sel-sel basal memungkinkan filamen untuk melampirkan substrat. Sel-sel biasanya silinder
dan setidaknya empat kali lebih lama dari yang luas. Inti
biasanya terletak di sebelah kloroplas di tengah sel. Seperti Mesotaenium, setiap sel memiliki
satu Mougeotia atau dua kloroplas seperti pelat yang bisa berputar untuk memaksimalkan
tingkat cahaya. Setiap kloroplas memiliki beberapa pyrenoids yang baik tersebar atau disusun
dalam satu baris. Pigmen sensorik mendeteksi panjang gelombang dan posisi cahaya. Sebuah
transduser menerjemahkan informasi ini ke dalam kode kimia yang sinyal efektor mekanik
untuk memindahkan kloroplas, seperti panel surya mekanik.
Praktikum yang saya amati banyak menemukan alga mikroskopis pada praktikum
yang kedua karena sudah paham dan mengetahui caranya. Sedangkan pada praktikum yang
pertama kita belum begitu jelas dengan apa yang di suruh dan banyak kekeliruan pada saat
mengamati dengan mikroskop karena kita menganggap mikroskopis yang ditemukan adalah
alga yang ada pada preparat tetapi itu alga mikroskopis yang ada pada lensa mikroskop. Ada
juga alga mikroskopis yang seharusnya hanya ditemukan pada air tawar tapi pada hasil
pengamatan ditemukan pada air laut. Itu dapat disebabkan ketidaktelinya dalam pengamatan
dan bingung pada saat mencocokannya dengan gambar pembanding.
Selain alga yang ditemukan kelompok saya, ada alga lain yang ditemukan oleh kelompok
sebelum dan berikutnya.
Cladophora
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Chlorophyta
Classis
: Chlorophyceae
Ordo
: Cladophorales
Familia
: Cladophoraceae
Genus
: Cladophora
Spesies
: Cladophora graminea
Sel dengan berisi banyak dengan kandungan kloroplas serta mengandung pirenoid, hidup
dengan membentuk koloni berupa benang-benang bercabang dan menempel pada
substrat,cara hidup dengan autotrof, habitat air tawar maupun air laut, perkembangbiakan
vegetative dalam bentuk zoospore dan generative dalam bentuk isogami. Bentuk seperti
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
membentuk zoospore sedangkan generative dengan isogami. Ini ditemukan pada air gallon.
Botryococcus
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Chlorococcales
: Dictyosphaeriaceae
: Botryococcus
: Botryococcus braunii
Ini terdapat ada air sawah. Bentuknya bulat dan berkoloni. Reproduksi sel vegetative dengan
membentuk zoospore. Alga ini tidak menguntungkan bagi ikan karena sukar dicerna.
Dictyosphaerium
Domain
: Eukariotik
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Plantae
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Chlorococcales
: Distyosphaeriaceae
: Dictyosphaerium
: Dictyosphaerium planctonicum
Di temukan pada air kolam hijau. Memiliki anggota terbanyak atau berkoloni. Habitatnya di
air tawar. Reproduksi aseksual oleh autospore seksual reproduksi, dengan pemupukan telur
dan sperma. Plankton; koloni dalam sarungnya agar-agar; sel tubuh bulat, elips atau buah pir,
4 sel anakan yang melekat pada filamen dikotomus menyebar dari pusat koloni, sebuah
Divisio
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Hydrodictyaceae
Genus
: Pediastrum
Spesies
: Pediastrum sp.
Habitat pada kolam-kolam yang permanen atau semi permanent. Ukuran Pediastrum
koloninya mengapung, berisi 2 128 (biasanya 4-64) sel poligonal (bersudut banyak) yang
tersusun dari satu bidang pipih setebal selnya .Reproduksi : aseksual (zoospore), seksual
(isogami).
Manfaat Pediastrum sebagai fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan. Pediastrum
merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi hewanhewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser mengundang kehadiran
Spesies
Sel uninukleat, kloroplas tunggal berbentuk cangkir dan parietal, dengan atau tanpa pyrenoid.
Reproduksi aseksual oleh autospores, 4 per sporangium dan disusun dalam sporangia, dirilis
oleh pecahnya dinding sel orang tua di wajah luar sel dengan koloni putri diputar 45%
sehubungan dengan koloni induknya. Seksual reproduksi dan tahap flagellated diketahui.
Crucigenia plankton di berbagai ekosistem air tawar termasuk sungai dan danau, sebagian
besar dalam kondisi eutrofik, genus dasarnya kosmopolitan kecuali di daerah kutub dan
subkutub. Spesies dibedakan berdasarkan rincian bentuk sel dan ada atau tidak adanya
pyrenoid. Morfologis mirip dengan Crucigeniella dan Tetrastrum Genus.
Praktikum makroskopis yaitu menggambar, mengklasifikasi dan mengidentifikasi
preparat awetan yang sudah ada di laboratorium. Kita semua menggambar dengan bergantian.
Tetapi pada preparat awetan tentang warna sudah ada yang berubah dikarenakan terlalu lama
diawetkan. Menggambar secara langsung preparat awetan tersebut tidak mudah namun harus
dengan kesabaran dan ketelitian karena tidak dapat menyentuhnya serta ada cairan pengawet.
Klasifikasi yang ditempel pada botol preparat awetan kebanyakan salah. Jadi itu membuat
saya bingung dan salah penafsiran. Preparat yang wajib digambar, diklasifikasi dan
diidentifikasi ada 6 yaitu Ulva sp, Ulva lactuca, Sargassum sp, Sargassum CAG, Sargassum
histrik, Turbenaria lamour :
1) Ulva sp.
Devisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Chlorophyta
: Chlorophyceae
: Ulvales
: Ulvaceae
: Ulva
: Ulva sp.
Mereka memiliki protein yang tinggi, vitamin, dan mineral termasuk di dalamnya zat besi.
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuknya seperti
lembaran daun. Berkembag biak secara vegetative dengan menghasilkan spora dan spora
tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n). Ulva haploid disebut gametofit haploid.kemudian
secara generative menghasilkan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot.
Zigot berkembang menjadi Ulva yang dipoid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit
membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis
dan menghasilkan gametofit haploid.
2) Ulva lactuca
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Chlorophyta
: Chloropyceae
: Ulvales
: Ulvaceae
: Ulva
: Ulva lactuca
Habitatnya di air asin dan air payau. Hidup menempel pada kayu atau batu-batuan.
Reproduksi vegetative dengan cara membentuk zoospore berflagel empat dan generative
dengan cara anisogami. Berwarna hijau ke hijau gelap. Namun warna pada prewarat awetan
yang telah disediakan warna sudah berubah menjadi bening. Berbentuk lembaran yang terdiri
atas dua sel. Ulva sangat subur di area dimana ada banyak nutrisi tersedia. Disebut dengan
selada air dan dapat dimakan.
3) Sargassum sp.
Domain
Kingdom
Divisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
: Eukariotik
: Plantae
: Phaeophyta
: Phaeophyceae
: Fucales
: Sargassaceae
: Sargassum
: Sargassum sp.
Sargassum sp adalah salah satu jenis rumput laut yang saat ini permintaannya cukup
tinggi. Sargassum sp adalah jenis rumput laut penghasil alginate yang cukup tinggi, sangat
berbeda
dengan
dua
jenis
rumput
laut
komersial
yang
lainnya.
Habitat
dan
sebaran Sargasssun di Indonesia pada umumnya tumbuh di perairan yang terlindung maupun
berombak besar pada habitat batu. Pengaruh alam yang banyak menentukan sebarannya
adalah jenis substrat, cahaya matahari, kadar garam dan lain-lain. Substrat dasar tempat
melekatnya adalah berupa batu karang, batu, lumpur, pasir, kulit kerang dan kayu.
Penyebaran spesies ini banyak terdapat di perairan Indonesia yaitu Sumatera, Jawa,
Kep.Seribu, Sulawesi dan Aru. Rumput laut jenis Sargassum umumnya merupakan tanaman
perairan yang mempunyai warna coklat, berukuran relatif besar, tumbuh dan berkembang
pada substrat dasar yang kuat. Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk
simetris bilateral atau radial serta dilengkapi bagian sisi pertumbuhan. Umumnya rumput laut
tumbuh secara liar dan masih belum dimanfaatkan secara baik. Dalam perikanan budidaya,
: Plantae
: Phaeophyta
: Phaeophyceae
: Fucales
: Sargassaceae
: Sargassum
: Sargassum c.ag
Sargassum umumnya tumbuh di perairan yang terlindung maupun berombak besar pada
habitat batu. Pengaruh alam yang banyak menentukan sebarannya adalah jenis substrat,
cahaya matahari, kadar garam dan lain-lain. Substrat dasar tempat melekatnya adalah berupa
batu karang, batu, lumpur, pasir, kulit kerang dan kayu.
Rumput laut jenis Sargassum umumnya merupakan tanaman perairan yang mempunyai
warna coklat, berukuran relatif besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat.
Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial serta
dilengkapi bagian sisi pertumbuhan. Umumnya rumput laut tumbuh secara liar dan masih
belum dimanfaatkan secara baik. Sebagai penghasil asam alginate untuk bahan pembuatan
cat, obat-obatan, pembuatan gel pada industry tekstil dan ice cream.
5) Sargassum histrik
Devisio
Kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies
Rumput laut
: Phaeophyta
: Phaeophyceae
: Fucales
: Fucaceae
: Sargassum
: Sargassum histrik
jenis Sargassum umumnya merupakan tanaman perairan yang mempunyai
warna coklat, berukuran relatif besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat.
Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial serta
dilengkapi bagian sisi pertumbuhan. Umumnya rumput laut tumbuh secara liar dan masih
belum dimanfaatkan secara baik. Sebagai penghasil asam alginate untuk bahan pembuatan
cat, obat-obatan, pembuatan gel pada industry tekstil dan ice cream.
6) Turbenaria lamaour
Domain
: Eukariotik
Kingdom
: Plantae
Devisio
: Phaeophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Ordo
: Fucales
Familia
: Sargassaceae
Genus
: Turbinaria
Spesies
: Turbinaria lamour
Tubuh berupa talus, mengandung pigmen coklat atau pirang, dinding sebelah dalam terdiri
dari selulosa, sebelah luar terdiri dari pectin dan dibawah pectin terdapat algin, habitat di air
laut dan air tawar, perkembangbiakan vegetative dengan zoospore, perkembangbiakan
generative dengan isogami, mengalami pergiliran keturunan.
7) Ganggang Merah
Devisio
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Ordo
: Gelidiales
Familia
: Gelidiaceae
Genus
: Gelidium
Spesies
: Gelidium spinosum
Ciri khas Rhodophyta atau alga merah adalah memiliki pigmen berwarna merah (fikobilin)
yang melimpah. Meskipun demikian beberapa alga merah (Rhodophyta) mempunyai warna
agak hijau dan kecokelatan. alga merah (Rhodophyta) tumbuh pada bebatuan di daerah
pasang hingga di kedalaman mencapai 90 meter di bawah permukaan laut di mana
gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu mencapainya. Talus alga merah
relatif besar, namun jarang yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis alga merah
berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang
menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita. Alga merah Merupakan alga yang
tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan
merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh alga merah (Rhodophyta) menyerupai
tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agaragar. Cara reproduksi alga merah secara vegetatif dengan membentuk spora dan secara
generatif dengan anisogami. alga merah Gamet jantannya tidak memiliki flagela dan disebut
spermatium. Adapun gamet betinanya berflagela, dan disebut karpogonium. Alga merah
untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Alga merah dapat menyediakan makanan
dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Menghasilkan karagen
yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
Menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh
para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk
pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau
sebagai makanan penutup. Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi
batu karang tropis. Alga merah juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat aditif yang
dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah yang dikeringkan banyak
digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
Kesimpulan
Banyak sekali alga mikroskopis yang saya dan teman-teman temukan dari semua
preparat air laut, air kolam hijau, air sawah, air es dan air gallon.
Pada air luat terdapat alga
tetraspora,
dictyosphaerium,
:
ankistrodesmus,
chaetophora,
oedogonium.
Pada air sawah
spirogyra,
ophiocytium,
selenastrum,
pediastrum,
drapalmadia,
protococcus,
mougeotia,
:
tetraspora, ankistrodesmus, protococcus, spirogyra, dictyosphaerium,
Saran
1. Menyiapkan semua alat dan bahan dalam keadaan steril agar tidak terdapat mikroskopis lain
dari preparat.
2. Membersihkan mikroskop dan saat melakukan pengamatan jangan sampai salah dengan debu
3.
diamati.
4. Masing-masing preparat menggunakan pipet yang berbeda.
5.
Sebaiknya objek yang ada pada mikroskop difoto agar menghemat waktu dan lebih jelas
1. A.
Judul
2. B.
Hari, Tanggal
berbagai macam spesies serta ciri-ciri dari alga mikroskopis dan makroskopis
1. D.
Dasar Teori
Algae atau Ganggang merupakan tumbuhan thalus yang mengandung klorofil serta
derivitnya, sehingga algae dapat hidup dengan cara autotrof,disamping itu algae juga dapat
melakukan simbiosis dengan organisme lain. Tubuh algae ada yang bersel satu, berkoloni
maupun bersel banyak. Tempat hidup dari algae biasanya adalah air, baik air tawar maupun
air asin dan ditempat-tempat yang basah ataupun lembab.
Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan
terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikroskop elektron, maka
klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
1. pigmentasi,
2. hasil fotosintesis,
3. Flagelasi
4. sifat fisik dan kimia dinding sel,
5. ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi Divisi:
1. Chlorophyta
2. Euglenophyta
3. Pyrrophyta
4. Chrysophyta
5. Phaeophyta
6. Rhodophyta
7. Cyanophyta
8. Pyrrophyta
9. Chrysophyta
10. Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae)
11. Cyanophyta termasuk Monera.
Kelompok alga terbagi menjadi dua divisi yaitu :
1. Alga Prokariotik
2. Alga Eukariotik
a.
Alga Prokariotik
Alga Eukariotik
Jenis- jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis,entah
dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi
energy.
Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/division berikut ini:
1. Archaeplastida: Regnum Viridiplantae atau Plantae
(tumbuhan)
4.
Fillum Glaucophyta
1. E.
ALAT :
BAHAN:
2 Mikroskroskop
5 Pipet
Air laut
5 Cawan Petri
Air sawah
5 Deck Gelas
Air es batu
5 objek gelas
Air gallon
Kamera
Tisue
Kertas HVS
1. Alga Makro
Awetan Algae
Tissue
Kertas HVS
Kamera
Pensil
1. F.
Langkah Kerja
Alga Mikro
Alga Makro
Hasil pengamatan
Alga Mikroskopis (praktikum 1)
N Kelo
o m
pok
Air Laut
Air Sawah
Air Es
Air Galon
1. Kel 1
Spirogyra
Tetraspora
Cladophora
Richterella
Tetraspora
Tetraspora
Ankistrodesmus
Chaetophora
Tetraspora
Protococcus
Mougeotia
Tetraspora
Ankistrodesmus
Protococcu
Ankistrodesmus
Tetraspora
Ophiocytium
Tetraspora
Protococcus
Protococcu
Dictyospaerium
Spirogyra
Tetraspora
4. Kel 4
Ophiocytium
Ophiocytium
Coelastrum
Crucigenia
Bulbochaeta
5. Kel 5
Protococcus
Sphyrogyra
Sphyrogyra
Sphyrogyra
Ankistrodesmus
6. Kel 6
Kirchberiell
Ankistrodesmu Ankistrodesmus
s
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Bulbochaet
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Kirchneriella
Selenastrum Ankistrodesmus
Protococcus Protococcus
Protococcus
Kirchneriell
Scenedesmus
Ophiocytium
Protococcus
Pediastrum
Sorastrum
Ulothrix
Protococcus
Chaetopora
Tetraspora
7. Kel 7
Ophiocytium
Protococcus
Oedogonium
8. Kel 8
Ophycytium
Selenastrum
Drapamaldi
Protococcu
Tetraspora
Chaetopor
Mougeotia
Protococcus
Ankistrodesmus
Sorastrum
Clodophora Chadiophora
Ophycytium
Ankistrodesmu Oedogonium
s
Ankistrodesmus
Tetraspora Ankistrodesmus
9. Kel 9
Protococcus
Crucigenia
Drapamaldia
Mougeotia
Protococcus Protococcus
Ophiocytiu
Ankistrodesmus Ophiocytium
Protococcus
Mougeotia
Riehtereila
Ophyochytium
Tetraspora
Pediastrum
tuberculota
Tetraspora
Sorostrum
Ophiocytium
Selenastrum
Spirogyra Ophiocytium
Butryococcus
Mougeotia
Spirogyra Ophiocytium
Ankistrodesmus
Tribonema
Microspora
Hydrodiction
Protococcus
Richlerella
Protococus
Ophiocytium
Sprogyra
Mougeotia
hydrodyction
Ankistrodesmus
10 Kel
. 10 Kirchneriella
Pediastrum
Tetraspora Protococcus
Bulbochaeta
Pediastrum
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Chaetophora
Tetraspora
Ulothrix
Characium Ankistrodesmus
Ulothrix
Kirchneriella
Richterella
Protococcus
Ophiocytium
Pediastru
Kelo
No m
.
pok
Air Laut
1. Kel 1
Ankistrodesmus
Oedogonium
2. Kel 2
Mougeotia
Air Es
Air Galon
Bulbochaeta
Richterella
Ulothrix
Protococcus
Caelastrum
Ankistrodesmus
Tribonema
Ophiocytium
Mougeotia
Protococcus
Tetraspora Tetraspora
Tetraspora
Mougeotia Pediastrum
Ophiocytium
muogeotia
Ankistrodesmus protococcus
Air Sawah
Protococcus
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Ankistrodesmus
Spirogyra
Protococcus
Tetraspora
oedogonium
Bulbochaeta
Ulotrix
Richterella
mougeotia Tetraspora
ankistrodesmus
Oedogonium
Ophiocytium
Scenedesmus Tribonema
Tetraspora
Mougeotia
Tetraspora
3. Kel 3 Tetraspora
tetraspora
Oedogonium
Protococcus Tetraspora
Oedogonium
Kirchneriella
Sorastrum
Mougeotia
Microspora
Characium
Tribonema
Ophiocityum
Tetraspora
Ankistrodesmus
Chaetophora
Selenastrum
Protococcus
Ankistrodesmus
Oedogonium
Characium Dictyospaerium
Protococcus
Tetraspora
Oedogonium Ankistrodesmus
Characium
Tetraspora
Ophiocytium
Protococcus
Mougeotia
Ankistrodesmus
Ankistrodesmus
Tribonema
4. Kel 4
Mougeotia
Sorastrum
Spirogyra
Ankistrodesmus
Spirogyra
Chaetophora
Sorastrum
Protococcus
Protococcus
Pediastrum
Chaetophora
Ophiocytium
Spirogyra
Ulotrix
Coelastrum
Protococcus
Crucigenia Ankistrodesmus
Dictyospaerium
Spirogyra
Protococcus
Ankistrodesmus
Sorastrum
Pediastrum
Crucigenia
Dictyosphaerium
5. Kel 5
Mougeotia
Ankistrodesmus ankistrodesmus ankistrodesmus
Ophiocytium
Mougeotia
tetraspora
Oedogonium
Tetraspora
oedogonium
Ophiocytium
6. Kel 6
Drapamaldia
Ulothrix
7. Kel 7
Tetraspora Ankistrodesmus
mougeotia
Ankistrodesmus
Ophiocytium
Drapamaldia
Spyrogyra Ankistrodesmus
Ulothrix
Ankistrodesmus
Protococcus
Ophiocytium
oedogonium
Protococcus
Spirogyra
Mougeotia
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Tribonema
Ophiocytium
Richterella
Tribonema
Ulothrix
Ceucigenia
Crucigenia
Ophiocytium
Characium
Crucigenia
Oedogonium Pediastrum
Ankistrodesmus
Tribonema
Chaetopora Ophiocytium
Ulothrix
Protococcus
Ankistrodesmus Pediastrum
Ankistrodesmus
Pediastrum
Richterella Protococcus
Richterella
Richterella
Ophiocytium
Tetraspora
Coelastrum
Tribonema
Richterella Tetraspora
8. Kel 8
Mougeotia
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Ophiocytium Protococcus
Ophiocytium
Richterella Ophiocytium
Characium
Characium Characium
Mougeotia
Coelastrum
Chaetophora
Coelastrum
Cladophora
Ophiocytium
Ophiocytium
Scenedermus
Protococcus
Coelastrum
Cladophora
Tetraspora
9. Kel 9
Protococcus
Mougeotia
Microspora
Botryoccoccus
Ankistrodesmus
Chaetophora
Ulotrix
Spirogyra
Zygnema
Tetraspora
Mougeotia
Microspora
Spirogyra
Sorastrum
Ophiocytium
Chaetophora
Protococcus
Crucigenia
Ankistrodesmus
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Crucigenia
Ulotrix
Protococcus
Ankistrodesmus
Drapamaldia Tetraspora
10 Kel
. 10
Cladophora
Spirogyra
Chaethopora
Ankistrodesmus
Protococcus
Sorastrum
Coelastrum
Protococcus
Tribonema
Oedogonium
Protococcus
Richterella
Ankistrodesmus Ankistrodesmus
Cladophora
Spirogyra
Ophicytium
Kirchneriella
Coelastrum
Sorastrum
Tetraspora
Coelastrum
Gambar jenis Alga yang kami temukan dari hasil praktikum kami
Air Laut
Air Es
Mougeotia
Air Galon
Air Laut
Air Sawah
Alga Makroskopis
GAMBAR
Ulva Lactuca
KLASIFIKASI
Divisio : Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus
Divisio : Thallophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Ulotrichales
Familia : Ulvaceae
Genus
: Ulva
Ulva Sp
: Ulva
Species : Ulva sp
Divisio : Phaeophyta
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus
Divisio : Thallophyta
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Fucales
Turbinaria Lamour
: Turbinaria
Sargassum Hystrix
Familia : Fucaceae
Genus
Divisio : Phaeophyta
Class
: Phaeuphyceae
Ordo
: Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus
Species : Sargassum sp
Divisio : Phaeophyta
: Sargassum
Sargassum sp
:Sargassum
Sargassum C.AG
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus
Divisio : Rhodophyta
Class
: Rhodophyceae
Ordo
: Gigartinales
Familia : Gracilariaceae
Genus
Species : Gracilaria sp
: Sargassum
Alga Merah
: Gracilaria
Rhodophyceae
Divisio : Rhodophyta
Class
: Rhodophyceae
Ordo
: Zygomycetales
Familia : Mucoraceae
Genus
Divisio : Rhodophyceae
Class
: Floridetes
Ordo
: Gelidiaes
Familia : Gelidiaceae
Genus
: Mucor
Gelidium Lichenoides
: Gelidium
1. H.
Pembahasan
v Alga Mikro
1. Chaetophora
Ciri-ciri :
Cara Hidup :
Autotrof
Habitat :
Daratan
Perkembangbiakan :
Vegetatif dalam bentuk 2 oospora dan Generatif dalam bentuk isogomi dan zoogomi
Klasifikasi :
Divisio
: Thallophyta
Class
: Chaetophoraceae
Ordo
: Chaetophorales
Familia
: Chaetophoraceae
Genus
: Chaetophora
Species
: Chaetophora sp
1. Cladophora
Ciri-ciri :
Cara Hidup :
Autotrof
Habitat :
Perkembangbiakan :
Klasifikasi :
Divisio
: Thallophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Clodophorales
Familia
: Clodophoraceae
Genus
: Cladophora
Species
: Cladophora sp
1. Oedogonium
Ciri-ciri :
Cara Hidup :
Autotrof
Habitat :
Air tawar
Perkembangbiakan :
Vegetatif dalam bentuk zoospora dan Generatif dalam bentuk isogomi dan oogami
Klasifikasi :
Divisio
: Thallophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Oedogonirales
Familia
: Oedogoniaceae
Genus
: Oedogonium
Species
: Oedogonium sp
1. Ankistrodesmus
Ciri-ciri :
tipis
Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan bersel satu selnya berbentuk cresent
Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan
lainnya
Cara Hidup :
Autotrof
Habitat :
Perairan dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon
Perkembangbiakan :
Klasifikasi :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Oocystaceae
Genus
: Ankistrodesmus
Species
: Ankistrodesmus sp
1. Coelastrum
Ciri-ciri :
Cara Hidup :
Habitat :
Perairan tawar
Perkembangbiakan :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Coelastraceae
Genus
: Coelastrum
Species
: Coelastrum cubicum
1. Tetraspora
Ciri-ciri :
Mempunyai klorofil
Cara Hidup :
Autotrof.
Habitat :
Perkembangbiakan :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Tetrasporales
Familia
: Tetrasporaceae
Genus
: Tetraspora
Species
: Tetraspora Limnecticus
1. Protococcus
Ciri-ciri :
Cara Hidup :
Autotrof.
Habitat :
Plankton didalam air tawar dan juga menempel pada kulit-kulit pohon dan tembok
yang basah.
Perkembangbiakan :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Ctenocladales
Familia
: Ctenocladaceae
Genus
: Protococcus
Species
: Protococcus viridis
1. Ulothrix
Ciri-ciri :
Terdiri dari bercabang, filamen uniseriate. Sel-sel dari filamen diatur ujung ke ujung
Cara Hidup :
Autotrof.
Habitat :
Perkembangbiakan :
Klasifikasi :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Ulotrichales
Familia
: Ulotrichaceae
Genus
: Ulothrix
Species
: Ulothrix sp
i.
Pediastrum
Ciri-ciri :
Sel poligonal (bersudut banyak) yang tersusun dari satu bidang pipih setebal selnya
Jika jumlah sel senobium ada 16 atau lebih, cenderung membentuk lingkaranlingkaran yang ke arah dalam makin kecil
Cara Hidup :
Autotrof.
Habitat :
Perkembangbiakan :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Chlorococcales
Familia
: Hydrodictyaceae
Genus
: Pediastrum
Species
: Pediastrum sp
J . Spirogyra
Ciri-ciri :
Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari pektose, dan dua lapisan
dalam dari selulose.
Setiap sel Spirogyra mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar
dan terikat dalam sitoplasma tepat di dalam dinding sel.
Cara Hidup :
Autotrof.
Habitat :
di kolam air tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar, biasanya hidup
melayang di permukaan air (planktofit).
Perkembangbiakan :
Divisio
: Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Zygnematales
Familia
: Zygnemataceae
Genus
: Spirogyra
Species
: Spirogyra sp
v Alga Makro
Dalam praktikum alga makroskopis jenis awetannya kebanyakan banyak yang rusak dan
terpisah antara batang dan daunnya kecuali alga merah dan alga keemasan sehingga kita
susah dalam menggamati dan menggambar struktur alga tersebut. Sebagian dari awetan
tersebut tidak tertuliskan klasifikasinya sehingga kita dapat mencari klasifikasi dari masingmasing alga. Kita menggambar 9 jenis awetan,tapi haya diwajibkan 6 jenis
awetan,diantaranya : Ulva lactuba,Sargassum sp,Sargasum histrik,Sargasum C.AG,
Turbinaria lamour,Ulva sp.
1. Ulva Lactuca
Habitat :
Reproduksi :
Generative dengan konjugasi sel gamet yang dilepaskan dari induknya menghasilkan
zigospora.
menghasilkan zoospora.
Morfologi :
Thallus pada tumbuhan ini menyerupai kipas, dimana bentuk tubuhnya pipih
Fisiologi :
Cara hidup dengan ganggang ini yaitu dengan melakukan fotosintesis untuk
menghasilkan protein dan amilum.
Anatomi :
Terdapat kloroplas dimana didalam kloroplas terdapat perenoid yang berfungsi dalam
pembentukan amilum
1. Sargassum sp
Ciri-ciri :
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang) warna coklat karena adanya pigmen fikosantin
(coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil.
Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan meter
Manfaat :
Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan, lateks
sintetis.sebagai makanan ternak,Sumber I2(Iodium) dan K (Kalium).
Habitat :
Air tawar
Air laut
Perkembangbiakan :
Ciri-ciri :
Pada bagian morfologi memiliki warna agak kecoklatan, yang berbentuk seperti daun
dan doperkuat oleh suatu rusuk tengah.
Berwarna coklat / pirang, sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat makanan.
Berwarna coklat / pirang, sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat makanan.
Manfaat :
Peranan ganggang ini memiliki peran sebagai bahan kebutuhan manusia, misalnya
dapat dijadikan sebagaibahan obat-obatan.
Habitat :
Tidak ditemukan zat tepung,Hidup di dalam air hidupnya sebagai bentos yang
melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pendek yang bercabang.
Perkembangbiakan :
Termasuk dalam ordo ulotrichales karena sel-selnya mempunyai satu inti dan satu
kloroplas.
Berbentuk talus yang lebar dan melekat pada satu alas (substrat), alat perekat berupa
rhizoid.
Habitat :
Perkembangbiakan :
Sebelah luar terdiri dari pectin dan di bawah pectin terdapat algin.
Habitat :
Perkembangbiakan :
1. Sargassum hystrix
Ciri-ciri :
Pada bagian morfologi memiliki warna pirang, yang berbentuk pita ditengahnyatengahnya dan doperkut oleh suatu rusuk tengah.
Manfaat :
Sebagai bahan kebutuhan manusia, misalnya dapat dijadikan sebagaibahan obatobatan. Berwarna coklat / pirang, sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat makanan.
Habitat :
Habitat ganggang ini dalam air, hidupnya sebagai bentos yang melekat pada suatu
substrat dengan benang-benang pendek yang bercabang.
Dilaut dan didaerah iklim sedang dan dingin, hidupnya melekat pada batu-batu, kayu.
Perkembangbiakan :
Kesimpulan
1. J.
Daftar pustaka
Suriawiria,UNUS.1996.Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan buangan secara
biologis.Penerbit Alumni : Bandung.
2.
Organ sex satu sel, jika multiseluler maka tiap sel fertile ( subur ) dan tidak ada
selubung sel steril.
3.
4.
Semua generasi yang terdapat dalam siklus hidupnya adalah bebas, tidak ada
alga yang sporofitnya parasit pada tumbuhan gametofitnya.
5.
6.
dengan
semua
tumbuhan
fotosintetik
(membentuk
klad
1. 1. Alga prokariotik
Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan
Cyanobacteria ("bakteri biru-hijau", dulu disebut Cyanophyceae, "alga biruhijau") Dengan demikian, sebutan "alga" menjadi tidak valid. Cyanobacteria
memiliki
struktur
sel
prokariotik
seperti
halnya bakteri,
namun
mampu
selanjutnya
diketahui
bahwa
ia
lebih
banyak
memiliki
Sebagai
tambahan,
beberapa
kelompok
organisme
yang
1. 2. Alga eukariotik
masa kini yang banyak didukung. Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel
eukariotik dan mampu berfotosintesis, entah dengan klorofil maupun dengan
pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi. Dalam taksonomi
paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/divisio berikut ini. Perlu
disadari bahwa pengelompokan semua alga eukariotik sebagai Protista dianggap
tidak valid lagi karena sebagian alga (misalnya alga hijau dan alga merah) lebih
dekat kekerabatannya dengan tumbuhan daripada eukariota bersel satu lainnya.
Filum Glaucophyta
Filum Cercozoa
Kelas Chlorarachnia
Filum Euglenozoa
Kelas Axodina
Kelas Bolidomonas
Kelas Eustigmatophyceae
Kelas Raphidophyceae
Kelas Synurophyceae
Filum Cryptophyta
Filum Haptophyta
1. Alga hijau
Alga
hijau
adalah
( CHLOROPHYTA )
kelompok
alga
berdasarkan
zat
warna
atau
berwarna hijau, pigmen lain yang dimiliki adalah karotena dan xantofil.
Komposisi ini juga dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern.
Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya
bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di
dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi
untuk pembentukan tepung.
Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan
hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas
batang pohon, dan di laut. Beberapa genus dari alga hijau mempunyai alat gerak
berupa flagel dan bintik mata (stigma) Divisi Chlorophyta terdiri dari sejumlah
besar species algae, Prescott dalam vasishta ( 2000 ) memasukan sekitar 20.000
species dalam divisi ini. Chlophyta terdiri dari 1 classis tunggal Chlorophyceae.
Sel berupa thalus eukariotik, berwarna hijau kerna terdapat pigmen hijau kholofil
yang terdapat dalam plastid yang disebut kloroplas. Dalam kloroplas ini
tertanam pirenoid yang mempunyai hubungan erat dengan pembentukan
tepung,
sitoplasma
mengandung
vakuola,
beberapa
mempunyai
vakuola
kontraktil. Sel motil dari bentuk yang primitip memiliki stigma / bintik mata.
Penyebaran
Sebagian besar anggota Chlorophyta hidup aquatic, beberapa subaerial.
Bentuk subaerial umumnya ditemukan pada lingkup lembab, biasanya terdapat
sebagai flora tanah dan juga terdapat pada batu basah, cadas dan kayu basah.
Beberapa jenis ada yang epifit pada algae yang lebih besar. Bentuk aquatic
sebagai besar ( sekitar 90% ) hidup diair tawar melekat sebagai bentos ataupun
planktonik.
Struktur Thallus
Mempunyai dinding sel yang merupakan materi non hidup dari sel.
Dinding mengelilingi sejumlah kecil massa protoplasma. Dinding sel terdiri dari 2
lapis bagian dalam dengan penyusun utama selulosa, kecuali pada ordo
Siphonales penyusunnya adalah kalosa dan pectin bukan selulosa. Dinding luar
dibentuk oleh pektosa, pada Spirogyra dinding luar dari pektosa diganti dengan
pectin. Kandungan dari senyawa besi terdapat pada dinding sel beberapa
desmid.
Pigmen
2.
3.
baru,
tapi
harus
melalui
proses
seksual
yang
menyebabkan
Bersel tunggal
o
Chlamydomonas
Chlorococcum
Chlorella
Euglena viridis
Berbentuk koloni
o
Volvox
Hydrodictyon
Scenedesmus
Pediastrum
Dictyosphaerium
Berbentuk berkas
o
Spirogyra
Ulothrix
Oedogonium
Derbesia
Zygnema
Ulva
Halimeda
Chara
Nitella
CHLOROPHYTA
2 Kelas
Chlorophyceae & Charophyceae
Klorofil a Dan b
Sama Dengan Tumbuhan Tinggi
Pigmen Dalam Kloroplas
Bahan Simpanan Kanji
Dinding Sel Selulosa
Flagellum
Selalunya 2 Atau 4, Sama Panjang, Akronematik
Habitat
Hidup Bebas (Fitoplankton)
Melekap (Cladophora)
Parasit (Cephaleuros)
Liken (Trebouxia & Chlorella)
Struktur Vegetatif
Unisel, Koloni, Filamen, Sifon, Filamen Heterotrichous
Pembiakan Aseksual
Zoospora (Planospora), Aplanospora
Pembiakan Seksual
Isogami, Anisogami, Oogami
Anterozoid (Anteridium), Ovum (Oogonium)
GENUS PILIHAN
Chlamydomonas
400 Spesies
Unisel Dengan Dua Flagellum
Pembiakan Aseksual Zoospora
Pembiakan Seksual
Isogami, Anisogami, Oogami
Monoesius, Dioesius
Volvox
20 Spesies
Soenobium
Bilangan Sel 500 Hingga 60,000
Pembiakan Aseksual Gonidium
Pembiakan Seksual
Oogami (Anteridium & Oogonium)
Spirogyra
Terapung Atau Terendam Dalam Air
Berlendir
300 Spesies
Morfologi
Filamen Tidak Bercabang
Uniseriat
Kloroplas Reben Spiral
Pembiakan Aseksual Fragmentasi
Pembiakan Seksual
Anisogami
Lateral Konjugasi Monoesius
Skalariforma Dioesius
Filamen + Dan
Sebelah Menyebelahi
Tiub Konjugasi
Ulothrix
Sungai, Tasik, Empangan
30 Spesies
Morfologi
Filamen Tidak Bercabang
Uniseriat
Sel Pendek, Silinder, Empat Segi
Pelekap
Kloroplas Bentuk U Atau Gelang
Pembiakan Aseksual
Fragmentasi
Zoospora Dalam Pundi (8-16)
Makrozoospora (4 Flagelum)
Mikrozoospora (2 Flagelum)
Aplanospora
Akinet
Pembiakan Seksual
Gamet
Oedogonium
Alga Air Tawar
Epifit
300 Spesies
Morfologi
Filamen Tidak Bercabang
Sel Silinder
Pelekap
Kloroplas Retikulat
Ciri Diagnostik Sel Penutup
Pembiakan Aseksual
Fragmentasi
Zoospora Multiflagelat (Stephanokon)
Akinet
Aplanospora
Pembiakan Seksual
Makrandrous
Monoesius Atau Dioesius
Filamen Jantan & Betina Sama Saiz
Nanandrous
Filamen Bantut
Androsporangium Hasil Androspora
Chara
Alga Makroskopik
Nodus (Buku) Dengan Internodus (Ruas)
Setiap Nodus Mempunyai Selilitan Cabang
Pembiakan Aseksual
Bintang Amilum
Segumpulan Sel
Protonema
Unjuran Dari Nodus
Pembiakan Seksual
Del alga ini selain mengandung klorofil, yaitu a juga memiliki pigmen yang khas
dari klas ini yaitu FIKOBILIN yang terdiri dari C-fikosianin ( biru ) dan C-fikoeritrin (
merah ). Disamping pigmen pigmen diatas masih ada pigmen lain yaitu
XANTOFIL yang dikenal sebagai myxoxantin dan myxocantofil.
2.
Tubuh alga ini berupa thallus prokariotik, yang terdiri satu sel koloni atau
berbenmtuk filament.
3.
Pada alga ini tidak terjadi reproduksi aseksual, walau penelitian terakhir
menunjukan terjadinya rekombinansi genetic pada beberapa species.
4.
Pada alga ini juga tidak ditemukan flagel, walau pada sel reproduksi sekalipun
( spora ), sehingga gerakan yang terjadi pada alga ini disebabkan gerakan
meluncur atau tersentak.
5.
Cadangan makanan dari alga ini adalah tepung myxophycean dan materi
mengandung protein yaitu cyanophycin.
Penyebaran
Alga hijau biru tersebar luas dalam lingkungan perairan. Beberapa
species ada yang hidup didarat, bentuk aquatiq lebih banyak terdapat di air
tawar hanya sedikit terdapat di air laut. Salah satu contoh yang terkenal hidup
diair laut yaitu Trichodesmium erytheruem. Bentuk plantonik merupakan yang
khas dalam habitat ini. Pada waktu waktu tertentu didaerah tropic biasanya
pada musim panas terjadi peningkatan kepadatan populasi alga secara
mendadak. Percepatan kepadatan populasi plankton alga hijau biru dan
mikroorganisme lain pada danau, kolam dan sumber air tawar lainnya ini disebut
Water bloom .
Thallus
Bentuk koloni, pada sebagian besar alga hijau biru, sel serelah membelah
tetap melekat dengan dindingnya atau terikat padamateri pelatin untuk
membentuk organiusasi yang loinggar yang disebut koloni. Bentuk koloni dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Koloni non filament, bentuk bermacam macam dapat berupa kubus sperik
atau
tidak
beraturan
tergantung
pada
dasar
tumbuhnya
dan
pola
pembelahannya.
b.
Koloni filament, merupakan hasil pengulangan pembelahan sel pada satu sisi
yang langsung membentuk rantai tunggal yang disebut trikom.
Pigmen Sel
Terdiri dari klorofil a dan sejumlah pigmen lain seperti fikobilin ( terdiri dari
C-fikosianin dan C-fikoeritrin dua pigmen khas pada Cyanophyta tidak ditemukan
pada kelompok alga lain ), B-karotin dan Santifil. Jenis pigmen yang dimiliki oleh
Cyanophyta paling banyak dibandingkan dengan organism fotosintetik lainnya,
karena itu juga Cyanophyta merupakan nkelompok organism fotosintetiki yang
paling efisien dalam melakukan fotosintetik.
Difrensiasi Sel
Alga hijau biru, pada umumnya menunjukan berbagai diferensiasi sel
yang masih sederhana. Trikom dari beberapa genus bentuk filament menunjukan
difrensiasi dari sel vegetative menjadi heterokista maupun akinet yang
mempunyai struktur dan sifat biokimia khusus. Heterokista berbeda dari sel
vegetative dan berada diantara panjang dari trikom sebagai spasi antara yang
khas.keberadaan
heterokista
merupakan
gambaran
yang
khas
pada
Cyanophyceae, sel lebih besar dan terlihat jernih dibandingkan sel yang lain
dalam trikom.
Fungsi Heterokista :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
Akinet , merupak sel khusus yang umum ditemukan pada beberapa jenis algae
yang memiliki heterokista, ukurannya lebih besar dibanndingkan sel vegetative.
Seperti halnya sel spora mengandung protoplasma dan ditutupi oleh dinding sel
asal dari induknya dan lapisan antara yang melingkupinya. Akinet merupakan sel
istirahat dan merupakan modifikasi yang maju satu sel istirahat.sebagai contoh
akinet dari nostoc dan Cylindrospermium tahan panas pada temperature yang
lebih tinggi dari pada sel vegetative.
b.
Endospora, merupakan spora kecil yang dibentuk secara endogen pada sel
vegetative yang uniseluler atau bentuk bantalan pada Chamaesiphonales yang
tidak membentuk hormogonia. Saat pembentukan endospora sel vegetative
ukurannya bertambah, protoplasma terpisah secara dua dua berturut turut.
Sejumlah besar protoplas anakan satu inti dibentuk, tiap protoplas anakan
mensekresi dinding yang mengelilinginya sehingga terbentuk endospora.
c.
Pada Chamaesiphon dinding sel pecah pada ujung distal dari sel vegetative.
Spora sedikit demi sedikit keluar pada ujung yang membuka dari protoplasma
yang menonjol keluar. Spora demikian disebut eksospora. Tiap eksospora
dekelilingi oleh membrane tipis.
d.
PEMBIAKAN
Belahan Binary
Fragmentasi
Hormogonium
Untuk Filamen Berselaput Nipis
Filamen Yang Tebal Hasil Pseudocabang
Heterosista
Akinet
Endospora
Eksospora
PERGERAKAN
Tiada Sel Berflagelum
Hanya Gelongsor
PERSAMAAN DENGAN BAKTERIA
Organisma Printing
Hidup Di Tempat Kering
Prokariot
Struktur Sel Yang Ringkas Dan Bersaiz Kecil
Dinding Peptidoglikan
Ikat Nitrogen
Tiada Pembiakan Seksual
Fotosintesis
PERBEZAAN DARI BAKTERIA
Tiada Flagellum
Talus Lebih Kompleks (Bercabang)
Kehadiran Plasmodesmata
Klorofil A
Makanan Simpanan
Kewujudan Fikobilisom
Pigmen Fikosianin & Fikoeritrin
FEATUR DIAGNOSTIK
Pigmen
Klorofil A, Karotenoid
Fikobiliprotein (Fikosianin & Fikoeritrin)
Dalam Fikobilisom Di Tilakoid
Tilakoid Bertaburan
Dinding
Mukopolimerik / Peptidoglikan
Asid Diaminopimelik, Asid Muramik, Glukosamin, Asid Amino
Sama Dengan Bacteria Gram Negatif
Makanan Simpanan - Kanji Sianofisian
Flagellum Tiada
Pembiakan Seksual - Tiada
MORFOLOGI
Unisel (Microcystis)
Koloni
Mempunyai Lendir
Merismopedia
Filamen
Heterosista Dan Akinet
Uniseriat Vs Multiseriat (Stigonema)
Tidak Bercabang
Pseudocabang (Tolypothrix) & Cabang Asli (Hapalosiphon)
perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang
merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada
yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang
secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan
arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista,
tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik
Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan
sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat
(semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat
mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai
epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil
a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin,
flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat
pada chrysophyta. Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi
dalam 3 golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi
maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae
pada
alga
coklat
Sebelum
terjadi
pembuahan,
layak
anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur.
Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam
kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk
dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk
tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam
sel telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya
cadangan
makanan
yang
cukup
di
dalam
sel
telur.
Maka
mula-mula
mempunyai
pergantian
keturunan
yang
isomorf
yaitu
Suku Ectocarpaceae
Marga Ectocarpus
Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang
banyak. Sel berinti tunggal dan plastida yang membentuk pita atau piring.
Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid yang berflagella 2 buah dan di bentuk di
dalam alat reproduksi yang unilokuler atau plusilokuler. Alat reproduksinya
biasanya terdapat pada ujung-ujung cabang lateral.
Gametofit bersifat homothallik atau heterothallik. Gambet dibentuk dalam
gametangium
yang
plulilokuler
yang
perkembangannya
identik
dengan
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada
ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu
dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium
yang berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan
tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet
jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan
gametofit
bergiliran
dengan
beraturan
dan
keduanya
mempunyai
talus
dilakukan
secara
aseksual,
dan
seksual.
Dalam
satu
Perkembangbiakan
sporangium
seksual
hanya
dilakukan
dibentuk
secara
oogami.
aplanospora
Gametofit
saja.
bersifat
Suku Cutleriaceae
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria,
zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya
identik satu sama lain, sedang gametofit cutleria tidak identik dengan
sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari cutleria bersifat iso morfik. Tetapi
kedua
marga
tersebut
mempunyai
kesamaan,
yaitu
pertumbuhan
yang
tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya
tidak sama.
Marga Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang,
menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan
terjadi pada tepi talus bagian atas yang mempunyai rambut yang uniseriate.
Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang
menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian
leteral. Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan
gamet betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih
besar dan gerakannya lebih lambat.
Bangsa Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang
dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran.
Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar
dan biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai
sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan
lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik.
Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang
kesemuanya merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga
gametrofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya
mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:
dibentuk
setelah
gametofit
mencapai
2-3
sel.
Terjadi
pembuahan
Pembiakan
generatif
dengan
oogami,
pembiakan
vegetatif
tidak
Suku Fucaceae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus
yang sudah berumur beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di
tengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk tengah. Bentuknya kaku dank eras
seperti kulit.
Marga Fucus
Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus
berwarna coklat tua. Berbentuk pita yang bercabangdi khotom dengan suatu
rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis
dari
fucus ini
mempunyai
gelembung
udara
di
dalam tubuhnya
untuk
biasanya
berpasangan
kanan
dan
kiri.
Ujung
cabang-cabang
dinamakan
reseptakel,
secara
anatomi,
talus
tersusun
atas
yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya
juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada
pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring
(filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air
yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin
sebagai
penyusun
penting).
Pada
bakteri,
peptidoglikan
(suatu
glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk
dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan
sakarida sederhana (gula).
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis
karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari
pada zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat
lainnya.
Alat Gerak
Alat gerak pada Phacophyta benepa jlagel yang terletak pada sel-sel
perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan
terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada
waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambut-rambut mengkilat
menghadap kemuka dan yang pendek menghadap ke belakang. Dekat dengan
keluarga flogel terhadap bintik mata yang berwarna kemerah-merahan.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
Perkembangbiakan
secara
gametik,
gametangium
dimiliki
oleh
Sargassum Polycystum
BAB III
PEMANFAATAN ALGAE
A.
perubahan
musim.
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
melihat
Hasil analisis
menunjukkan pula bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis dan jumlah jenis
alga tidak dipengaruhi oleh perbedaan tipe substrat dan musim, tetapi sangat
dipengaruhi oleh interaksi antara substrat dan musim.
Adapun hasil analisis terhadap masing-masing kelas menunjukkan, bahwa
indeks keanekaragaman jenis alga hijau dipengaruhi oleh tipe substrat dan
musim, tetapi tidak oleh interaksi keduanya. Untuk alga merah, indeks
keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh musim dan interaksi antara substrat
dengan musim, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh tipe substrat. Sedangkan
indeks keanekaragaman jenis alga coklat dipengaruhi oleh tipe substrat dan
musim, tetapi tidak oleh interaksi keduanya. Hasil analisis menunjukkan pula,
bahwa jumlah jenis alga hijau, alga merah dan alga coklat dipengaruhi oleh tipe
substrat dan musim serta oleh interaksi keduanya. Makalah kedua berjudul Studi
Etnobotani : Pemanfaatan Rumput Laut di daerah Warambadi - Panguhalodo,
Sumba Timur. Makalah ini sebagai hasiI dari penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat setempat, khususnya Suku Sumba dan
Sabu mengenai pemanfaatan rumput laut.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 55 jenis yang telah
dimanfaatkan secara turun temurun sebagai makanan dan/atau obat tradisonal,
dan 32 jenis di antaranya adalah jenis yang baru diinformasikan sebagai
makanan dan obat. 54 jenis dari 19 genus telah terbiasa dimanfaatkan sebagai
makanan, khususnya oleh masyarakat keturunan Suku Sumba dan Sabu. Jenis
alga tersebut terdiri dari 17 jenis alga hijau, 17 jenis alga merah dan 20 jenis
alga coklat. Diketahui pula bahwa 38 jenis dari 18 genus temyata sudah biasa
pula dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masayarakat, dan terdiri dari 7
jenis alga hijau, 13 jenis alga merah, 18 jenis alga coklat.
Rumput laut dikonsumsi secara tradisional dalam berbagai bentuk antara
lain; mentah sebagai lalap dan sayur, dibuat acar dengan bumbu rempah dan
cuka, dibuat sayur dengan air santan, ditumis dengan minyak kelapa, dimasak
dengan air kelapa dan gula dibuat puding atau penganan. Sebagai obat
tradisional rumput laut digunakan untuk: kosmetika tradisional (dalam bentuk
puderlbedak atau lotion), penurun panas, antiseptik, obat cacingan, obat batuk
dan
asma,
mimisan
dan
bisul,
bawasir,
GAKI,
gangguan
lambung
dan
masih
dimiliki
oleh
masyarakat
di
daerah
Warambadi,
Desa
Mburukulu
B.
telah
dikenal
luas
sebagai
negara
kepulauan
yang
2/3
wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu
80.791,42 Km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik
berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh
dan berkembang di laut adalah alga.
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang
berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam
alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin,
mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai
komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika
dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan
baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria,
Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti
salad rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh
industri gel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah
dimanfaatkan
sebagai
adsorben
logam berat,
Osmundaria,
Hypnea,
dan
Laut
sebagai
Sumber
Makanan
intensif
telah
dibudidayakan
terutama
dengan
tehnik
polikultur
Laut
sebagai
Adsorben
Logam
Berat
Laut
sebagai
Sumber
Senyawa
Bioaktif
Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial
senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri
farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai
reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida
dan herbisida.
bioaktif
dari
alga
belum
banyak
dilakukan.
Berdasarkan
proses
biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak
yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit
sekunder diproduksi.
Alga
Laut
sebagai
Sumber
Senyawa
Alginat
Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai
pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida
dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid.
Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan
terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales
sedangkan Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % berat kering.
Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan
seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan
meningkatkan
kualitas
bahan
industri,
kalsium
alginat
digunakan
dalam
Laut
sebagai
Penghasil
Bioetanol
dan
Biodiesel
Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga laut sebagai
penghasil bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkan
mulai tahun 2025 bahan bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya
cepat alga mikro yang tumbuh diperairan tawar/asin. Keuntungan lebih yang
dapat diperoleh adalah tak butuh traktor seperti didarat, tanpa penyemaian
benih, gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan
panen yang terus-terusan (continuous) yang dikarenakan waktu tanam alga
hanya 1 minggu.
Laut
sebagai
Pupuk
Organik
kalsium
alginat
digunakan
dalam
pembuatan
obat-obatan
senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan
yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri
farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial
untuk teknik pengobatan.
Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahanbahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin
yang
dapat
meningkatkan
daya
tumbuh
tanaman
untuk
tumbuh,
C.
1.
Alga dimanfaatkan sebagai makanan manusia sejak lama. Namun saat ini
pemanfaatan sebagai makanan tidak hanya sebatas makro alga, tetapi juga
mikroalga
yang
memberikan
diantaranya
suplay
vitamin,
adalah
mineral
Chlorella
dan
dan
asam
Spirulina.
lemak
Makroalga
essensial
yang
Dalam pemanfaatan alga sebagai pakan hewan, memberikan nutrisi yang baik
bagi hewan peliharaan seperti burung, ikan dalam aquarium, ternak. Jenis-jenis
yang dimanfaatkan diantaranya Ulva spp, Glacilaria spp, caulerpa spp.
3.
Nitzschia
sp
sebagai
pakan
dan
pada
stadia
dewasa
Alga juga memberikan manfaat yang besar dalam bidah kimia dan farmasi.
Yaitu sebagai edible coating obat-obatan yang memanfaatkan hydrololaid yang
Pigmen yang dihasilkan alga sesuai warna yang dimiliki, dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pewarna alami.
6.
7.
mampu
memecah
dan
merubah
limbah
organic
menjadi
tidak
berbahaya.
ASPEK UMUM
Dalam kondisi normal, terdapat lebih dari satu spesies yang menghasilkan
produk yang diinginkan. Untuk itu perlu ketelitian dalam seleksi organisme pada
awal transformasi alga. Pada Alga yang memiliki siklus hidup pendek dalam
cairan, kultur axenic dalam media sintesis dengan kondisi lingkungan terkontrol
sangat dibutuhkan pada persiapan transformasi. Sebagian besar alga adalah
memiliki sifat autotrof yaitu membutuhkan cahaya. Maka alga membutuhkan
cahaya, air dan nutrient dasar untuk pertumbuhan. Alga lain yang heterotrof
dapat dikultur dalam kondisi gelap dengan menggunakan gula sebagai media
kultur. Genom dari alga yang diteliti dibutuhkan sebagai dasar untuk level baru
pada efisiensi dan keunggulan aplikasi bioteknology dan teknologi gen alga dan
produknya.
Alga memiliki bentuk dan ukuran yang sangat variatif. Sebagai contoh :
Ostreococcus
Thalassiosira
tauri
(Chlorophyta),
pseudonana
Cyanidioschyzon
(Bacillariophyta),
merolae
(Rhodophyta),
Chlamydomonas
reinhardtii
Triceratium
favus
(Bacillariophyta),
Volvox
carteri
Sumber informasi genom alga dapat diperoleh dari NCBI maupun dalam
ESTs (expressed sequence tags). Sequence genom dari mitokondria dan cloroplas
lebih banyak dimiliki oleh alga dibandingkan dengan EST dan genome sequence
project. Sebelum eksperimen ini dimulai, peneliti diharuskan memikrikan tentang
kekerabatan
organismenya.
Apakah
ada
hubungan
kedekatan
sebelu
nuklir.
species.
Sebagai
contoh
Cyanidioschyzon
merolae
~200
yang
ditransformasikan.
merupakan
sangat
Marker
marker
transformasi
strain
rendah
pada
selektif
dominant
target,
biasanya
sebagai
tidak
treatment
gen
organisme
resisten
perlakuan
menjadikan
ke
baru
masalah
berhasil
antibiotic
pada
yang
beberapa
dari
genotid
respectif.
Pada penambahan marker selektif dominant, terdapat beberapa marker
selektif
yang
tidak
stabil.
Seperti
auxotrophic
mutants
dengan
mutasi
untuk
mendapatkan
organisme
transgenic
ketika
mereka
mempelajari temporal gen ekspresi yang menarik secara in situ atau in vivo.
Untuk mendeteksi protein secara mudah, promoter dari genpartikular digunakan
untuk mengarahkan ekspresi dari gen reporter yang mudah diidentifikasi dan
diperlakukan. Laporan gen yangsringkali untuk enzim dimana merubah substrat
pada produk berwarna atau menghasilkan emisi cahaya atau gen produk adalah
fluorescent protein.,
Dasar dari hamper semua metode transformasi alga adalah pada kasus
temporal permeabilitas dari membran sel, dimungkinkan molekul DNA untuk
masuk kedalam sel. Pemasukan DNA pada nucleus dan integrasi ke dalam
genom tanpa bentuan eksternal. Integrasi DNA umumnya terjadi dengan
ilegitimasi rekombinasi, menghasilkan integrasi dari DNA yang diinriduksikan dan
menghasilkan transformasi genetic yang stabil. Aktualnya, tidak sulit untuk
permeabilitas membrane sel untuk memsaukan DNA, dimana, reproduksi sel
harus mempertahankan hidupnya dari kerusakan dan DNA yang masuk dan
menyimpulkan divisi sel. Terdapat pasangan dalam metode transformasi pada
sitem alga yang memungkinkan memperbaiki transformasi. Metode yang paling
umum adalah micro-particle bombardment, juga menyarankan untuk microprojectile bombardment. Metode ini membuat penggunaan lapisan logam kuat
DNA micro-projectiles dan transformasi dari hamper semua tipe sel.
PERMASALAHAN
YANG
SERING
TERJADI
konstruksi DNA dengan heterologous asli digunakan. Satu poin penting pada
kontek ini adalah codon digunakan adalah tipikal dari hamper semua species.
Ketika kodon umum dari DNA donor jarang didapati dalam organisme gen target,
ikatan
tRNA
akan
melemah
dan
akan
menurunkan
level
translasi
dan
konsequensinya pada ekpresi rata-rata. Situasi ini akan lebih ekstrim ketika
kodon tidak sesuai pada semua spesies target. Salah satu strategi untuk
mengatasi masalah ini adalah melihat gen heterologous yang memiliki kodon
digunakan mirip dengan gen target organisme.
Problem lain yang memungkinkan terjadi adalah alga secara umum dan
alga transgenic yang digambarkan dapat menghasilkan produk dan kandungan
lain, pada aplikasi komersial dari tipe liar masih tetap terbatas. Salah satu factor
pembatasnya pada pertumbuhan adalah cahaya.
Pada satu sisi mikroalga tumbuh cepat pada densitas tinggi dalam photobioreactors atau dalam tambak terbuka, disisi lain pembatasan densitas dalam
budidaya
menghasilkan
beberapa
centimeter
pertumbuhan
pertama
sel
adalah
mentransformasikan
photoautotrophic
algae
menjadi
ALGA
DALAM
OPTIMISTIK
DI
MASA
MENDATANG
Dimasa mendatang, dengan adanya alga transgenic dapat dimanfaatkan
dalam berbagai hal untuk menunjang kehidupan manusia. Diantaranya sebagai
bioenergi
yang
mudah
dibudidayakan
sehingga
mampu
menggantikan
ketergantungan terhadap energi dari fosil. Alga juga dapat dimanfaatkan untuk
bioremediasi perairan dan tanah yang semakin hari semakin banyak tercemar,
sehingga dapat mengembalikan kondisi optimum dari perairan dan tanah.
Pemanfaatan alga sebagai sumber nutrisi baik sebagai makanan atau suplemen
memberikan peluang untuk molecular farming. Dimana dibudidayajan alga di
tambak
baik
makroalga
maupun
mikroalga
secara
besar-besaran
untuk
Berbagai stan organisasi pemerhati iklim dan lingkungan hidup dari berbagai
negara memenuhi aula tempat COP 16 di meksiko berlangsung. sayangnya,
indonesia tidak berpartisipasi menjadi salah satu diantara mereka
Jumat, 10 Desember 2010 | 15:30 WITA. TRIBUN-TIMUR.COM -- Indonesia
sebagai negara bahari sejatinya menyimpan sejuta potensi dunia yang berharga.
Tak sekedar keadaan alam dan panoramanya yang menakjubkan tapi kehidupan
aneka jenis biota laut Indonesia pun tak jarang mengundang decak kagum.Sebut
saja Pantai Kuta dan Sanur di Bali, Lombok di Nusa Tenggara Timur, Bunaken di
Manado, Karimun Jawa di Jawa Tengah, Pangandaran di Jawa Barat, hingga
Takabonerate di Kepulauan Selayar. Kesemuanya menyajikan 'lukisan' alam yang
memiliki ciri khas yang berbeda baik karakter maupun jenis biota yang tinggal di
dalamnya. Di Lombok misalnya, selain terkenal dengan panorama alam yang
menawan juga menyimpan potensi Rhodophyta atau Red Algae (alga merah,
ganggangmerah) yang dalam bahasa lokal dikenal dengan istilah rumput laut.
Peneliti dari Pusan National University Prof Ik Kyo Chung, saat ditemui
Tribun Timur di Conference of Climat (COP) 16 United Nations Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC) di Cancun, Meksiko, Kamis (9/12)
mengaku kagum dengan potensi rumput laut jenis Alga merah yang dimiliki
Indonesia. Saat mengetahui dari Indonesia, Ia sangat antusias menjelaskan
manfaat dari hasil olahan alga merah yang berhasil ia teliti. Ia mengaku sering
berkunjung ke Indonesia selama 2010. Beberapa kalimat seperti, selamat
datang, terima kasih, apa kabar, rumput laut, dan cantik sangat fasih ia ucapkan
dalam bahasa Indonesia. "Saya pernah ke Lombok dan Kupang meneliti ini (alga
merah). Indonesia bagus, cantik, saya sering ke Indonesia, ini lihat," kata Ik Kyo
bangga sambil memperlihatkan beberapa fotonya saat berada di Indonesia dari
dalam laptopnya. Seperti layaknya mahasiswa yang kuliah dengan dosennya,
memerlukan dua kali pertemuan dalam dua hari berturut-turut untuk dapat
menangkap istilah-istilah 'aneh' yang ia ajarkan.
Dengan
Prof
sabar,
detil,
dan
sistematis
serta
ditemani
'tandem'nya,
lunak yang baik bagi kesehatan usus. "Bahannya masih terbatas, SDM
yang mengetahui ini pun masih sedikit. Makanya harga kertas hasil olahan Red
Algea seperti ini sekarang lebih mahal daripada kertas konvensional, Indonesia
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODOLOGI
B.
C. PROSEDUR PENELITIAN
1.
2.
3.
Saat waktu surut tiba,lakukan pengambilan sampel sesuai dengan stasiun yang
telah diteentukan.
4.
Rentangkan tali rapia yang telah diberi skala jarak/panjang dari garis pantai
hingga tubir.
5.
Letakkan plot ukuran 1m x 1m mulai dari tubir hingga garis pantai,untuk tiap
stasiun ada 6 plot.
6.
7.
Hitung jumlah individu untuk tiap species alga yang ada di dalam plot.
8.
Untuk tiap jarak antara dua plot lakukan pengambilan biomassa daam bingkai
40 cm persegi. Pada luas 40 cm persegi tersebut ambil semua alganya
masukkan dalam kantong plastic. Kantong plastic diberi label. Alga yang ada di
kantong ini nanti dipilah berdasarkan speciesnya, kemudian masing-masing
ditimbang.
9.
10. Semua sampel alga yang diambil didokumentasikan sejelas dan sebaik
mungkin.
BAB VI
A. LAMPIRAN HASIL PRAKTIKUM
HASIL PRAKTIKUM STASIUN 1
Kelompok
: IV
Stasiun
Desember 2010
Jarak
No
Tempat
:1
Tanggal
Species
Etiket
: Pantai Sindangkerta
Waktu
Nama
Banyak
Daerah
: 06
Gantung
1.
2.
3.
Putih
Turbinaria
Saribuhu
runcing 2
conoides
duri
10
Hidup di
substrat
atas
batu
bawah
karang
Merah
Rhodymenia
runcing 2
palmate
Hidup di
substrat
atas
batu
bawah
karang
Hijau
Gracilaria
runcing
coronpifolia
Hidup di
batu
atas
karag
bawah
zona
pasang
surut
Biru
Padina SP
Lembaran
50
Hidup di
runcing
substrat
atas
batu
bawah
karang
berpasir
Biru
Hypnea cornuta
Pada batu
ketupat
karang
atas
zona
Remark
bawah
pasang
surut
6.
Kuning
Chaeotamorpha
Rambut
runcing
Crassa
kusut
17
Membelit
pada alga
lain
Jarak
No
Species
Etiket
Nama
Banya
Deskripsi
Rema
Daerah
Habitat
rk
Dikarang
Gantun
g
1.
Hijau
Hormophysa
runcing
triquetra
zona pasang
atas
surut
bawah
2.
3.
Biru
Sargasum
ketupat 2
binderi
12
Hidup
disubstrat
atas
karang
bawah
keras
Hijau
Galaxaura
ketupat 2
subvefficilillarta
Menempel
dikarang
atas
bawah
4.
5.
Biru
Sargasum
polos
polycystrum
Hijau
Ulva sp
Sari buhu
Menempel
pada karang
Jukut hijau
polos
Menempel
pada alga
lain
6.
Hijau
Udotea
runcing 2
argentea
Lelembaran
Menempel
dikarang
7.
Kuning
Ulva reticulata
Jukut hijau
10
runcing 2
Menempel
pada
sargasum
8.
Putih
Padina sp
Lelembaran
13
runcing
Menempel
dikarang
atas
bawah
9.
Hijau
Sargasum
polos
polycystum
Sari buhu
Menempel
di karang/
zona pasang
surut
Jarak
No
Species
Etiket
Nama
Banya
Deskripsi
Rema
Daerah
Habitat
rk
Jukut hijau
82
Menempel
Gantung
1.
Kuning
Ulva reticullata
runcing 2
pada alga
atas
lain
bawah
2.
Biru polos
Sargasum
Sari buhu
52
polycystrum
Menempel
dikarang
yang keras
3.
Putih
Sargasum
ketupat 2
cristaefolium
atas
Huhunia
32
Hidup di
substrat
karang zona
bawah
pasang
surut
4.
Merah
Sargasum
runcing 2
bluderi ( sonder
disubstrat
atas
karang zona
bawah
Hidup
pasang
surut
5.
Biru
Sargasum
runcing
echmocarpum
Hidup di
substrat
zona pasang
surut
6.
7.
8.
Kuning
Gracilaria
ketupat
curonapifolia
Biru
Hormophysa
runcing 2
triquetra
Merah
Ulva sp
35
Menempel
dikarang
18
Mnempel
dikarang
polos
Menempel
pada alga
lain
Jarak
Kode
Etiket
Species
Nama
Bany
Deskripsi
Rema
Daerah
ak
Habitat
rk
30
Membelit
Gantung
1.
Hijau
Chaetomorpha
Agar
runcing 1
crassa
agaran
pada alga
lain
2.
Hijau
ketupat
atas
Gelium sp
12
Menempel
diatas karang
bawah
3.
berpasir
Merah
Geledium
ketupat 2
latifolium
Menempel
diatas karang
atas
berpasir
bawah
4.
Merah
Sargasum
runcing 2
polycystrum
Sari buhu
25
Menempel
pada
substrat
karang
5.
Hijau
Padina sp
Lelembaran
40
ketupat
Menempel
pada karang
berpasir
6.
Putih
Ulva sp
Jukut hijau
ketupat
Menempel
pada
sargasum
Jarak
Kode Etiket
Species
Nama
Gantung
Putih runcing
Bornetela
Hahampela
2 atas bawah
nitida
an
Banyak
Daerah
Deskripsi
Habitat
27
Hidup di
cekungan
Remark
karang
2
Hijau runcing
Hidup di
2 atas bawah
batu
karang
pada jarak
50m dari
tepi pantai
Hijau runcing
Coralina sp
Menempel
Seperti
pada batu
kerak
karang
4
Merah polos
Padina sp
Lelembaran
Hidup di
atas karang
Hijau polos
Sargassum
Sari buhu
30
binderi
Hidup pda
subsrat
terumbu
karang
Biru ketupat
Gracilaria
Tumbuh
salicornia
pada
terumbu
berpasir
Kuning polos
Ulfa
Jukut hijau
20
reticullata
Membelit
pada alga
lain
Jarak
No
Species
Nama
Bany
Deskripsi
Daerah
ak
Habitat
Remark
1.
Kuning
Sargasum
ketupat
pollycystum
Sari buhu
20
2 atas
Menempel
Tumbuh
pada batu
tegak,tin
karang
ggi
bawah
mencapa
i 15cm
2.
Kuning
Caulerpa
polos
cuppresoides
Uuceungan
12
Menempel
pada batu
karang
3.
Biru
Laurencia poitei
11
polos
Menempel
pada batu
karang
4.
Putih
Chaetomorpha
polos
crassa
Rambut kusut
Membelit
pada alga
yang lain
5.
Merah
Galaxaora
runcing
subveficillata
Kriminil
15
pada batu
1
6.
Merah
Menempel
karang
Bornetela nitida
polos
Hahampelaan
/ hampeduan
Menempel
pada batu
karang
7.
Kuning
Actinotrichia
runcing
fragilis
18
Menempel
pada batu
karang
3. flagelasi,
4. sifat fisik dan kimia dinding sel,
5. ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta.
Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta
termasuk Monera.
1. Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1. Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2. Bentuk multiseluler:
1. a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2. Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3. Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen
heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan
multiaksial.
4. Bentuk sifon/pipa.
5. Pseudoparenkhimatik
2. Reproduksi
1. Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
2. Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora,
stadium pamela.
3. Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami,
aplanogami, autogami.
3. Pergantian keturunan
1. Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang
haplontik dan diplontik.
2. Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.
Klasifikasi alga didasarkan pada morfologi sel-sel reproduksin, pigmen dalam plastida dari
sel vegetatif, dan macam ,makanan cadangan .Semua alga mengandung klorofil tetapi ada
pigmen lain yang ,menyusun yang terkandung dalam plastida.
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang
hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi
:
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air
akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
BERDASARKAN PERBEDAAN PIGMEN, GANGGANG DIBAGI MENJADI 4 DIVISIO
1. CLOROPHYTA (ganggang hijau)
Mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil Contoh :
- Chlamydomonas sp.
- Chlorella sp.
- Euglena sp. Volvox sp. mahluk transisi antara ganggang dan protozoa
2. CHRYSOPHYTA (ganggang keemasan)
Memiliki pigmen Karoten, disamping adanya klorofil. Contohnya yang paling umum
adalah Navicula sp. (Ganggang kresik = Diatomae), ganggang ini mengandung zat kersik
yaitu silikat. Tanah yang mengandung ganggang ini disebut Tanah Diatom, baik sekali
sebagai bahan lapisan pada dinamit, dapat pula digunakan sebagai bahan penggosok, saringan
dan lain-lain.
3. PHAEOPHYTA (ganggang pirang=ganggang coklat)
Memiliki pigmen Fikosantin, disamping adanya klorofil. Semua anggotanya hidup di
laut. Contohnya:
- Turbinaria australis
- Sargassum siliquosum
- Fucus vesiculosus (bahan pewarna alami)
Beberapa jenis ganggang ini menghasil-kan Asam Alginat yang berguna bagi industri
tekstil dan makanan sebagai zat warna.
4. RHODOPHYTA (ganggang merah)
Memiliki pigmen Fikoeritrin, di samping ada-nya klorofil. Contohnya:
- Eucheuma spinosum, merupakan penghasil agar-agar.
- Gracillaria sp., menghasilkan bahan untuk pembuatan kosmetika
Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya. Misalnya,
Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga Platymonas sp. hidup
bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filamen
(kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filamen. Alga uniseluler
ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan ada yang tidak dapat bergerak
(nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sebaliknya, ada alga yang membentuk koloni berupa. filamen berukuran cukup besar
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen
membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat
tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya berbentuk
bola atau pipih tanpa pelekap.
2. Reproduksi Alga
Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora.
Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara pembelahan sel
umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang
berbentuk filamen umumnya bereproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecahpecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Selain melalui pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat bereproduksi melalui
pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan
dapat bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap
zoospora merupakan calon individu baru.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan
tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual, yaitu isogami dan
oogami.
Pada tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan
umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan mengalami
dormansi, maka disebut zigospora.
Pada tipe oogami, ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet betina. Gamet
betina atau telur berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil
dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah tetapi mengalami dormansi,
maka disebut oospora (Raven et al. 2005; Solomon et al. 2005).
3. Kelompok-Kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan
dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga
keemasan, diatom, dan alga hijau.
a. Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara
dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga
cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten,
dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga
lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai
panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering
ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
1) Ciri-ciri alga cokelat
Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.
a) Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau
filamen tidak bercabang.
b) Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan
ada pula yang berbentuk benang.
c) Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan
cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
d) Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari
gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin).
e)
Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan
transportasi pada tumbuhan darat.
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang.
Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai
sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air
yang jernih.
3) Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula
yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
4) Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang
merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet,
salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat
digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
5) Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual
terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan
pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus
vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus
juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk
reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul
(parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada
filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap
anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat
banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur
yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel
telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Poin kunci
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di antara alga yang ada,
dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang antarsel.
Berikut ini akan kita bahas salah satu jenis alga cokelat, yaitu Sargassum. Sargassum
merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat di perairan
tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari Jepang.
Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
Sargassum
d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam
kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil
asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid,
fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah
lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
2) Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang
tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
3) Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga
cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada
juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut
dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun
di perairan tawar.
4) Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi
melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium
menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut
karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti
botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti
sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium
kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma
spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di
bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil
pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang
sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora
tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang
sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap
dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi
gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu
membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh
anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum
moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
5) Peranan alga merah dalam kehidupan
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai
bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya
Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri
agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium
karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan
ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan
terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).
Poin kunci
Rhodophyta berpigmen dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk menyimpan tepung
fluorid dan fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan sel yang motil.
c.
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga
keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga
keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.
1) Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :
a) Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
b) Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai
berikut.
(1)
Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti
ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.
(2)
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada synura)
ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga.
keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau
dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat
persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin).
Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
2) Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3) Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena
memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a,
klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
4) Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut
zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora.
Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding
sel pada umumnya.
5) Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai
produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomon e( al. 2005).
d. Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang
berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler,
walaupun ada juga yang berkoloni.
1) Ciri-ciri umum diatom
a) Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka
dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua
kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b) Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c) Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H,
periferal, dan pipih.
2) Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
3) Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen
fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadinoksantin.
4) Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara
aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk
bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru
dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran
tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar
30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian
bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian
bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi
berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan
kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
5) Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah
diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit,
pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam
(Mader 2004; Solomon et al. 2005).
e.
Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan
tinggi.
c)
Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala, atau
bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai
tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah
badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah).
e) Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil, Vakuola kontraktil
berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
f) Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut
eukarion.
g) Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
2) Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di
tempat yang kering.
3) Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, betakaroten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
4) Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak
atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat
bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
5) Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun
habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva, dan
Stigeoclonium. Berikut ini akan kita bahas tentang Spirogyra, Ulva, dan Chlorella.
a) Spirogyra
Habitat Spirogyra adalah di air tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki kloroplas
besar berbentuk pita melingkar di dalam sel. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksualnya secara konjugasi.
Proses konjugasi berlangsung sebagai berikut. Spirogyra yang berbeda jenis berdekatan,
kemudian muncul tonjolan yang saling mendekati hingga bersatu membentuk pembuluh.
Protoplasma dari sel Spirogyra jenis + pindah ke sel Spirogyra jenis -, sehingga terjadi
persatuan plasma (plasmogami) yang kemudian diikuti persatuan inti (kariogami). Hasil
persatuan ini berupa zigospora yang diploid. Zigospora mengalami meiosis dan terbentuklah
empat sel baru yang diploid.
Dari keempat sel ini, ada satu sel yang tumbuh menjadi benang Spirogyra.
b) Ulva
Koloni Ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan panjang
30 cm atau lebih. Ulva ditemukan pada air asin dan air payau, menempel pada kayu-kayuan
atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi aseksualnya dengan zoospora berflagela empat. Reproduksi seksualnya terjadi
dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang masing-masing berbentuk
seperti zoospora biasa. Akan tetapi, kedua jenis kelamin itu berukuran lebih kecil daripada
zoospora biasa dan masing-masing berflagela dua.
c) Chlorella
Chlorella hidup di air tawar, air laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella seperti bola
dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1)
Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal untuk
fotosintesisnya ialah sekitar 25 C.
(2) Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon dioksida dan cahaya,
alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein, serta lemak.
Jika intensitas cahaya, lama penyinaran, dan mineral yang terdapat dalam substratnya diatur
dengan tepat, alga ini akan menghasilkan karbohidrat, protein, dan lemak dengan
perbandingan yang sesuai dengan kehendak kita (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2001).
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Diatom
(Bacillariophyta
)
Contoh
Turbinaria
Gracilaria
Navicula
Chlorella Ulva Actinastrum
Fucus
Gelidium
Pinnularia
Spirogyra
Desmidium
Sargassum
Eucheuma
Synura
Bacteriastrum
Pigmen
klorotil a dan c, klorofil a dan b, klorofil a dan c, klorofil a, b, B- klorofil a dan c,
fukosantin,
karotenoid,
B-karoten,
karoten, santofil karotenoid,
karolen, .
fikosianin,
santofil
fukosatin,
sanlofil
fikoeritrin
diatoksantin,
diadinoksantin
Habitat
pantai, air laut, air tawar dan
air tawar dan
90% di air
air tawar dan
air tawar
air laut
air laut
tawar dan 10% air laut
di laut
Bentuk talus benang atau
benang atau
batang atau
benang,
talus terdiri dari
seperti
seperti
seperti telapak lembaran, bola 2 bagian,
tumbuhan
tumbuhan
tangan
epiteka dan
tingkat tinggi
tingkat tinggi
hipoteka
Reproduksi zoospora
spora haploid
zoospora
zoospora
pembelahan
1. aseksual berflagela dua
berflagela
hipoteka dan
dan
banyak
epiteka
fragmentasi
2. seksual
Isogami/
persatuan sel
persatuan sel
konjugasi
persatuan sel
oogami
spermatium
sperma dan
sperma dan
dan
ovum
ovum
karpogonium
Dinding sel selulosa, asam manan dan
kersik/silika
selulosa
silika (kersik)
Ciri-ciri
Alga cokelat
(Phaeophyta)
Alga merah
(Rhodophyta)
Alga keemasan
(Chrysophyta)
Alga hijau
(Chlorophyta)
Peranan
alginat
xilan
Fitoplankton
dalam
ekosistem air,
asam alginat
untuk industri
makanan,
farmasi, dan
pupuk
plankton,
produsen di
perairan laut
fitoplankton
dalam
ekosistem air,
bahan
makanan
bahan isolasi,
penyekat
dinamit,
penggosok
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam
yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah
satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang
sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan
objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga
dikelompokkan
dalam
beberapa
klasifikasi
menurut
Harol
Blood
yaitu
benang,
lembaran,
atau
koloni
sel.
Secara
seksual dilakukan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara
sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit
dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang
menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru.
Ganggang dapat dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi
beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang
(Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang hijau (Chlorophyta),
dan ganggang Euglenophyta.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah ciri-ciri umum dari Chrysophyta ?
Bagaimanakah struktur sel dari Chrysophyta ?
Dimanakah habitat dari Chrysophyta ?
Bagaimana cara reproduksi dari Chrysophyta ?
Kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Chrysophyta ?
Apakah manfaat dari Chrysophyta bagi kehidupan manusia ?
C.
1.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN PENULISAN
Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri umum dari Chrysophyta
Agar mahasiswa memahami struktur sel dari Chrysophyta
Agar mahasiswa mengetahui habitat dari Chrysophyta
Agar mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari Chrysophyta
Agar mahasiswa memahami kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam
6.
Chrysophyta
Agar mahasiswa mengetahui manfaat dari Chrysophyta bagi kehidupan
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
terdiri
atas
satu
sel(uniseluler)
dan
ada
yang
terdiri
atas
banyak
sel
1.
Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka
terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan
silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat
(ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan
2.
a.
b.
c.
3.
xantofil.
Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga
thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua
membrane
(CER),
jarak
periplastida
antara
dua
kloroplas
dan
sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada
mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe
akronematik
(whiplash)
dan
pantonematik
(tinsei).
Contoh:
synura
dan
ada
yang
berbentuk
sel
tunggal
dan
berbentuk
koloni.
Sel
heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti
pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada
spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil
terdiri atas vesikel kecil
teratur,
mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang
7.
8.
C. HABITAT CHRYSOPHYTA
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air
laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar,
air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar
sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah
yang lembab.
D. REPRODUKSI CHRYSOPHYTA
Xantophyceae
1. Secara
seksual
yaitu
dengan
oogami
artinya
terjadi
peleburan
1.
2.
mempunyai
lubang
atau
pora
yang
ditutupi
oleh
sumbat
yang
mengandung gelatin.
Reproduksi Bacillariophyceae
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual.
Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan
epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian
yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel
lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap,
sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya.
Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang
berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum
tersebut,
diatom
kemudian
bereproduksi
secara
seksual.
Sel
diatom
Kelas
alga
keemasan
(Chrysophyceae),
(Bacillariophyceae).
E.
KELAS-KELAS CHRYSOPHYTA
Tabel 1.1 karakteristikpengelompokandivisichrysophyta
Kelas
Diatom
Kelompok
Mayor
Persediaan
(nama
photo
karbohidrat
umum)
Dinding sel
Flagella
heterokontous
synthet
ic
pigmen
Chrysophyceae
(alga coklat
keemasan)
Klorofil
Chrysolaminar
Skala,
A,
in
loriceae
C1 dan
(lukasin)
C2
fukosanti
n
Tribophyceae/
xantophycea
(alga
hijaukekuninga
Klorofil
Chrysolaminar
Pektin/dindi
A,
in
ng
C1 dan
(lukasin)
selulosa
heterokontous
C2
n)
Bacillariophyce
Klorofil
Chrysolaminar
Silica
ae
A,
in
frustula
(diatomophyce
C1 dan
(lukasin)
ae)
C2
fukosanti
Gamet jantan
Dengan satu
Flagel dan
mastigonema
1.
spermatozoid
yang
dihasilkan
anteridium
dengan
ovum
yang
a.
Susunan Sel
Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri
dari pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi,
2.
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Genus-genus yang mempunyai peranan penting ialah Coccolith sp., Synura sp.,
Chrysamoeba. Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding
kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut
yang tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting.
Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang
berflagel. Genus Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai
sedikit klorofil dan hidup seperti Amoeba biasa, dapat mengambil makanan
seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya seperti spesies-spesies yang holofitik,
jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik tipe dari Chrysophyceae.
Perkembangbiakan dilakukan secara:
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi.
Fragmentasi ada 2 macam, yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri
dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki
flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan
pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk
sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling
tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang
mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang
berdinding halus, Berornamen dan Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapat
diketemukan pada genus yang nonmotil, contoh: chysomonadales.
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase
istirahat, yaitu flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau
bulat, selanjutnya flagel mengalami deferensiasi internal dari protoplasma yang
sporik. Yang terpisah hanya bagian membrane plasma dari bagian poroferi
protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membrane plasma
yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang
atau pori.
Bersel satu, contohnya Ochromonas
Klasifikasi :
Synura (berbentuk koloni).
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Chrysophyceae
Ordo : Synurales
Family : Synuraceae
Genus : Synura
Species : Synura sp
Coccolith sp
Chrysamoeba
species
filamen
sel
tunggal,
semu
atau
tapi
koloni
beberapa
yang
diantaranya
hanya
berupa
sel-selnya
agregat.
yaitu di kolam, telaga, danau dan sungai. Diatom berukuran kecil (mikroskopik)
dengan warna yang bervariasi dan berbagai bentuk. Beberapa terlihat seperti
perahu kecil, beberapa menyerupai bulan separoh (Melosira), yang lain terlihat
sebagai segitiga atau segi empat dan lingkaran, Keanekaragaman bentuk bisa
dibedakan berdasarkan bentuk bilateral atau radial.
Ciri kharakteristik dari Bacillariophyceae
Thallus diploid
Sel dibungkus oleh dinding yang terdiri dari 2 bagian (epiteka dan
hipoteka) yang saling overlap/tumpang tindih.
Perbanyakan
yang
unik
dengan
tipe
spora
yang
dikenal
sebagai
auksospora
Umumnya diatom berwarna kuning abu-abu, kuning emas atau hijau muda.
Warna ini disebabkan karena proporsi yang sangat banyak dari karotin atau
terdapatnya pigmen tambahan coklat yang disebut diatomin. Xantofil dalam hal
ini fukosantin atau isofukosantin merupakan pigmen karakteristik dari alga coklat
(Pheophyta) sehingga diatom oleh ahli alga dimasukan dalam Phaeopyta. Ahli
lain menganggap bahwa pigmen coklat pada diatom adalah diatomin tidak
sama dengan fukosantin pada alga coklat sehingga diatom dipisahkan dari
Phaeophyta menjadi Divisi tersendiri.
Ada 2 perbedaan utama antara diatom dengan semua alga lainnya :
1)
Struktur dinding sel, Dinding sel diatom disusun dari 2 bagian, bagian dalam
berhubungan dengan membran pektin. Dinding sel luar merupakan silica disebut
frustule (cangkang)
2)
Klasifikasi
Diatom (Bacillariophyta hanya terdiri dari 1 classis yaitu Bacillariophyceae)
diatom uniseluler terdapat dalam bermacam bentuk. Menurut bentuknya dibagi
dalam 2 ordo :
1. Centrales . diatom yang mempunyai bentuk radial simetri.
Centrales
terlihat dari atas (Valve view) dapat berbentuk lingkaran kadang segitiga.
Sedang kenampakan samping (girdle view) bagian overlap terlihat.
2. Pennales diatom yang mempunyai bentuk bilateral simetri. Terlihat dari
atas dapat berbentuk garis, lancet, elip atau ovoid.
Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu :
a. Diatom Bentos
Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel
pada substrat di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis,
dan Eunotia.
b. Diatom Plankton
Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air
tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau,
kolam, rawa-rawa, dan ada juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya
mencapai 45
tanaman air
Contoh :
Navicula Sp
Klasifikasi :
Divisi : Chrysophyta
Class : Bacillariophycea
Ordo
: Naviculales
Family
: Naviculaceae
Genus : Navicula
Species
: Navicula gysingensis
Melosira
Klasifikasi :
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa:Centrales
Suku :Melosiraceae
Marga
:Melosira
Jenis :Melosira moniliformis
Nitzchia
Klasifikasi
Divisi
Kelas
Bangsa
Suku
Marga
Jenis
:
:Bacillariophyta
:Bacillariophyceae
:Pennales
:Nitzschiaceae
:Nitzschia
:Nitzschia mediocris
Cocconeis
Kasifikasi :
Divisi
:Bacillariophyta
Kelas
:Bacillariophyceae
Bangsa
:Pennales
Suku
:Achnanthaceae
Marga
:Cocconeis
Jenis
:Cocconeis disculus
Synedra filiformis
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class
: Fragilariophyceae
Ordo
: Fragilariales
Family : Flagilariaceae
Genus : Synedra
Species : Synedra filiformis
Diatoma vulgare
Klasifikasi:
Divisi
Class
Ordo
Family
Genus
Species
F.
: Chrysophyta
: Fragilariophyceae
: Fragilariales
: Flagilariaceae
: Diatoma
: Diatoma vulgare
campuran semen
bahan penyaring
bahan penggosok
penyekat dinamit
Pernis
Piringan hitam
Menurunkan PH
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan
2.
dengan klorofil.
Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri
dari
Xantophyceae,
Chrysophyceae,
Bacillariophyceae.
Kloroplas
pada
4.
6.
DAFTAR PUSTAKA
http://cyeciliapical.blogspot.com/2011/07/tugas-
planktonologi-5-kelas-utama.html
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Nitzschia sp. adalah phytoplankton yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu merupakan
diatom pennales perairan, alga bersel tunggal, menghasilkan neuro mixim, raphe adalah
rongga udara, katup terdiri dari 2 yaitu hipoteka dan apiteka, berwarna biru kehijauan, sel sel
berbentuk lonjong memanjang, ditengah-tengah panser terdapat celah yang membujur yang
dinamakan rafe hidup sebagai saprofit, organime ini dapat merayap mundur (Anonim, 2012).
3.2
Berdasarkan (Tomas, 1997). Adapun Nitzschia sp. dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio
Sub Divisio
Ordo
: Thallophyta
: Algae
: Pennales
Kelas
Familly
Genus
Species
:Bacillariophyceae
: Nitzchiaceae
: Nitzschia
:Nitzschia sp.
3.3
Habitat Nitzschiasp.
Nitzschia sp. hidup sebagai saprofitdimana habitat hidupnya merupakan bentik di air tawar
maupun air laut. Meskipun dalam proses fotosintesis Nitzschia sp. memproduksi O2 lebih
banyak dari pada yang digunakannya namun Nitzschia sp. juga memerlukan O2 untuk hidup.
Selain O2, ketersediaan CO2 juga merupakan suatu hal yang sangat penting dalam fotosintesis
(Round, 1970 dalam Mustofa, 1982). Umumnya udara atau atmosfir mengandung 0,03% gas
CO2 (Koesoebionao, 1980 dalam Mustofa, 1982). Kebutuhan O2 dapat dipenuhi dengan
pemberian aerasi. Turbulensi dan sirkulasi media kultur penting sekali untuk
mempertahankan tempratur agar tetap homogen, penyinaran, CO2, nutrient, O2 dan hasil
metabolisme lain agar menyebar merata (Wachjuni, 1988).
Kisaran salinitas yang berubah-ubah dapat mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan
dari mikroalga. Beberapa mikroalga dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang tinggi tetapi
ada juga mikroalga yang dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang rendah. Pengaturan
salinitas pada medium yang diperkaya dapat dilakukan dengan pengenceran dengan
menggunakan air tawar. Kisaran salinitas yang dimiliki oleh Nitzschia sp. antara 32 36 ppt,
tetapi salinitas paling optimum untk pertumbuhan Nitzschia sp. adalah 33 35 ppt (Effendi,
2003).