Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM

SAMPLING PLANKTON

Tempat : Pulau Derawan

Hari/Tanggal : Jumat, 22 Mei 2015

Pukul :

Tujuan:

 Mengetahui teknik pengambilan sampel plankton


 Mengetahui cara mengawetkan plankton
 Mengetahui cara mengidentifikasi plankton
 Mengetahui cara menghitung kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan index dominansi plankton

Alat:

 Vand Dorn
 Plankton net
 Botol sampel
 Pipet tetes
 Mikroskop
 Sedgwick rafter / cover glass
 Buku identifikasi

Bahan:

 Formalin 4%
 Plankton

Prosedur praktikum:

1. Menentukan lokasi pengambilan sampel plankton


2. Mengambil sampel air menggunakan Vand Dorn sebanyak 10-50 liter pada tiga
kedalaman, permukaan (0,5m), pertengahan dan dasar perairan.
3. Menyaring sampel air dengan plankton net
4. Mengawetkan sampel dengan formalin 4 % sebanyak 2 tetes
5. Melakukan identifikasi plankton menggunakan mikroskop (laboratorium)
6. Menghitung kelimpahan plankton

1
A. Pengertian Plankton

Menurut Romimohtarto et al. (2001), plankton adalah biota yang hidup di mintakat
pelagik dan mengapung, menghanyut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat
melawan arus. Plankton ini terdiri dari fitoplankton (phytoplankton) atau tumbuh-tumbuhan/
plankton nabati dan zooplankton atau plankton hewan. Di dalam kelompok fitoplankton
terutama adalah diatom, dinoflagellata, coccolithophore, cyanophyceae dan chlorophyceae.
Sedangkan ke dalam kelompok plankton hewan dimasukkan jutaan zooplankton mulai dari
Filum Protozoa sampai Filum Chordata.
Menurut Nyabakken (1992), plankton adalah kelompok-kelompok organisme yang
hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya sangat lemah. Kemampuan berenang organism-
organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan
air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya
cukup kuat untuk melawan arus laut.

B. Klasifikasi Plankton
1. Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :
a. Zooplankton :
Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
berjenis–jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk protozoa,
coelenterata, moluska, annelids, crustacea. Kelompok ini mewakili hampir seluruh
phylum yang terdapat di Animal Kingdom. Beberapa dari organisme ini ada yang
bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa hidupnya, tetapi ada juga hewan yang
bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari masa hidupnya. Zooplankton
tidak dapat memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu
mereka harus mendapat tam-bahan bahan–bahan organik dari makanannya. Hal ini
dapat diperoleh mereka baik secara langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-
tumbuhan. Zoo-plankton yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara
langsung, sedangkan golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak
langsung dengan memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain (Hutabarat,
1985).

2
Gambar 1. Beberapa jenis zooplankton

b. Fitoplankton
Plankton berupa tumbuhan. Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air yang
berukuran sangat kecil yang terdiri dari seiumlah besar kelas yang berbeda. Mereka
mempunyai peranan yang sama pentingnya baik di sistem pelagik maupun seperti
yang diperankan oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatnya
diekosistem daratan, mereka adalah produsen utama (primary producer) zat-zat
organik. Fitoplankton hanya dapat dijumpai pada lapisan permukaan laut saja.
Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada tempat-tempat yang terletak di daerah
continental shelf dan di sepanjang pantai dimana terdapat proses upwelling. Daerah-
daerah ini biasanya merupakan suatu daerah yang kaya akan bahan-bahan organik
(Hutabarat, 1985).

Gambar 2. Beberapa jenis fitoplankton

3
2. Berdasarkan Ukuran

Kelompok Ukuran Biota Utama


A. Plankton non-net*)
1. Ultra nanopalnkton 2 µm Bakteria
2. Nanoplankton 2-20 µm Fungi, Flagellata dan diatom kecil
3. Micropalnkton 20-200 µm Sebagian besar fitoplankton,
foraminifera, cilliata, rotifera dan
nauplius copepoda
B. Plankton net *)
1. Mesoplankton 0,20-200 mm
Cladocera, copepoda dan larvaceae
2. Macroplankton 2-20 mmPteropoda, copepoda, euphausiid dan
chaetognatha
3. Mikronekton 20-200 mm Cephalopoda, euphausiid, sargestid
dan myctophid
4. Megaloplankton 20-200 mm Scyphozoa dan Thaliacea
Sumber: Omori and Ikeda (1984) dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan.

3. Berdasarkan siklus hidupnya


 Holoplankton
Di dalam kelompok ini, seluruh daur hidup biota dilalui sebagai plankton. Artinya,
jika larva tersebut berasal dari induknya yang planktonik, maka apabila larva
tersebut bermetamorfosis menjadi hewan muda dan kemudian menjadi hewan
dewasa, ia akan tetap hidup sebagai plankton. Dengan kata lain, holoplankton
merupakan biota laut yang hidup sebagai plankton dari lahir sampai mati.
 Meroplankton
Kehidupan plankton dari kelompok ini hanya terjadi pada awalnya yaitu pada
stadia telur dan larva/juwana , karena setelah dewasa mereka akan menetap di
dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagai nekton. Contoh dari
kelompok ini ialah berbagai jenis ikan (nekton), cumi dan kerang-kerangan
(Romimohtarto dan Sri Juwana. 2001).

4. Berdasarkan Habitat
Berdasarkan habitat atau tempat hidupnya, Omori and Ikeda (1984) membagi plankton
menjadi plankton bahari atau haliplankton dan plankton air tawar atau limnoplankton :
a. Plankton bahari (Haliplankton)
 Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.
 Plankton neritik : plankton yang hidup di atas paparan benua (mulut
sungai, perairan pantai dan perairan lepas pantai).

4
 Plankton air payau : plankton yang hidup di perairan salinitas rendah
(0,5-30,0 ‰).
b. Plankton air tawar (Limnoplankton)
Limnoplankton termasuk semua plankton yang hidup di perairan dengan salinitas
kurang dari 0,5 ‰.

C. Analisis Data

1. Kelimpahan Plankton

Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu per spesies dan kelimpahan relatif
mengacu pada kemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan suatu spesies pada suatu area jarak yang
memisahkan area tersebut dengan sumber spesies, garis lintang akan lebih banyak spesies di
daerah tropis daripada didaerah temperit, temperatur tinggi, kepastian iklim dan musim
tumbuh yang lebih lama akan menciptakan habitat yang lebih kondusif sehingga
menghasilkan deversitas spesies yang lebih besar. (Anonim, 2007)

Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan rumus (Fachrul 2007) sebagai berikut:

( ) ( )

Keterangan:
N = Jumlah (sel /m3)
n = Jumlah sel yang teridentifikasi
Vr = Volume air tersaring
Vo = Volume air yang diamati pada Counting Chamber
Vs = Volume air yang disaring

2. Indeks Keanekaragaman plankton


Indeks keanekaragaman jenis merupakan penggambaran secara matematik untuk
mempermudah menganalisis informasi jenis dan jumlah organisme. Untuk melihat indeks
keanekaragaman fitoplankton dihitung menggunakan rumus Shannon Wiener (Fachrul 2007)
sebagai berikut:

H’ =

Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman
Pi = ni/N
ni = Kelimpahan jenis pada peringkat ke-i
N = Kelimpahan total

5
3. Indeks Keseragaman (E’)
Indeks ini menunjukan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks
keseragamaan relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi
merata. Untuk melihat indeks keseragaman fitoplanktdihitung menggunakan rumus Shannon
Wiener (Fachrul 2007) sebagai berikut:

Keterangan:
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
H maks = ln S
S = Jumlah spesies

4. Indeks dominansi :
s
D = ∑ [ ni/N ]2

i=1

dengan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

E = Indeks keseragaman

D = Indeks dominansi simpson

ni = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total individu seluruh genera

Hmax = Indeks keanekaragaman maksimum

(= ln S, dimana S = Jumlah jenis)

6
DAFTAR PUSTAKA

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hutabarat, S., 1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI Press, Jakarta.

Romimohtarto K. J. 2001. Biologi Laut. Jakarta : Penerbit Djambatan. hlm 36-39

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai