SAMPLING PLANKTON
Pukul :
Tujuan:
Alat:
Vand Dorn
Plankton net
Botol sampel
Pipet tetes
Mikroskop
Sedgwick rafter / cover glass
Buku identifikasi
Bahan:
Formalin 4%
Plankton
Prosedur praktikum:
1
A. Pengertian Plankton
Menurut Romimohtarto et al. (2001), plankton adalah biota yang hidup di mintakat
pelagik dan mengapung, menghanyut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat
melawan arus. Plankton ini terdiri dari fitoplankton (phytoplankton) atau tumbuh-tumbuhan/
plankton nabati dan zooplankton atau plankton hewan. Di dalam kelompok fitoplankton
terutama adalah diatom, dinoflagellata, coccolithophore, cyanophyceae dan chlorophyceae.
Sedangkan ke dalam kelompok plankton hewan dimasukkan jutaan zooplankton mulai dari
Filum Protozoa sampai Filum Chordata.
Menurut Nyabakken (1992), plankton adalah kelompok-kelompok organisme yang
hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya sangat lemah. Kemampuan berenang organism-
organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan
air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya
cukup kuat untuk melawan arus laut.
B. Klasifikasi Plankton
1. Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :
a. Zooplankton :
Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
berjenis–jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk protozoa,
coelenterata, moluska, annelids, crustacea. Kelompok ini mewakili hampir seluruh
phylum yang terdapat di Animal Kingdom. Beberapa dari organisme ini ada yang
bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa hidupnya, tetapi ada juga hewan yang
bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari masa hidupnya. Zooplankton
tidak dapat memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu
mereka harus mendapat tam-bahan bahan–bahan organik dari makanannya. Hal ini
dapat diperoleh mereka baik secara langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-
tumbuhan. Zoo-plankton yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara
langsung, sedangkan golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak
langsung dengan memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain (Hutabarat,
1985).
2
Gambar 1. Beberapa jenis zooplankton
b. Fitoplankton
Plankton berupa tumbuhan. Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air yang
berukuran sangat kecil yang terdiri dari seiumlah besar kelas yang berbeda. Mereka
mempunyai peranan yang sama pentingnya baik di sistem pelagik maupun seperti
yang diperankan oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatnya
diekosistem daratan, mereka adalah produsen utama (primary producer) zat-zat
organik. Fitoplankton hanya dapat dijumpai pada lapisan permukaan laut saja.
Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada tempat-tempat yang terletak di daerah
continental shelf dan di sepanjang pantai dimana terdapat proses upwelling. Daerah-
daerah ini biasanya merupakan suatu daerah yang kaya akan bahan-bahan organik
(Hutabarat, 1985).
3
2. Berdasarkan Ukuran
4. Berdasarkan Habitat
Berdasarkan habitat atau tempat hidupnya, Omori and Ikeda (1984) membagi plankton
menjadi plankton bahari atau haliplankton dan plankton air tawar atau limnoplankton :
a. Plankton bahari (Haliplankton)
Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.
Plankton neritik : plankton yang hidup di atas paparan benua (mulut
sungai, perairan pantai dan perairan lepas pantai).
4
Plankton air payau : plankton yang hidup di perairan salinitas rendah
(0,5-30,0 ‰).
b. Plankton air tawar (Limnoplankton)
Limnoplankton termasuk semua plankton yang hidup di perairan dengan salinitas
kurang dari 0,5 ‰.
C. Analisis Data
1. Kelimpahan Plankton
Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu per spesies dan kelimpahan relatif
mengacu pada kemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan suatu spesies pada suatu area jarak yang
memisahkan area tersebut dengan sumber spesies, garis lintang akan lebih banyak spesies di
daerah tropis daripada didaerah temperit, temperatur tinggi, kepastian iklim dan musim
tumbuh yang lebih lama akan menciptakan habitat yang lebih kondusif sehingga
menghasilkan deversitas spesies yang lebih besar. (Anonim, 2007)
( ) ( )
Keterangan:
N = Jumlah (sel /m3)
n = Jumlah sel yang teridentifikasi
Vr = Volume air tersaring
Vo = Volume air yang diamati pada Counting Chamber
Vs = Volume air yang disaring
H’ =
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman
Pi = ni/N
ni = Kelimpahan jenis pada peringkat ke-i
N = Kelimpahan total
5
3. Indeks Keseragaman (E’)
Indeks ini menunjukan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks
keseragamaan relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi
merata. Untuk melihat indeks keseragaman fitoplanktdihitung menggunakan rumus Shannon
Wiener (Fachrul 2007) sebagai berikut:
Keterangan:
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
H maks = ln S
S = Jumlah spesies
4. Indeks dominansi :
s
D = ∑ [ ni/N ]2
i=1
dengan :
E = Indeks keseragaman
6
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka,
Jakarta