Anda di halaman 1dari 15

SEBARAN SPASIAL SPESIES PENYEBAB HARMFUL ALGAL

BLOOM (HAB) DI LOKASI BUDIDAYA KERANG HIJAU


(Perna viridis) KAMAL MUARA, JAKARTA UTARA, PADA
BULAN MEI 2011

KELOMPOK 4

Herlina Lestari Pakpahan 26020115120018


Yuliarista Eka Syahputri 26020115120019
Ijabatus Syairoh 26020115120020
Ragil Ayu Pawitrasari 26020115120021
Hafida Salma 26020115120022
Ichsan Suryo Wibowo 26020115120023
Novita Thea P.L 26020115120024
Pengertian Harmful Algal Bloom (HAB)

Harmful Algal Bloom (HAB) merupakan fenomena


yang umum terjadi di perairan laut dan payau.
Definisi HAB adalah pertambahan populasi
fitoplankton, yang dapat menimbulkan kerugian baik
pada biota laut, maupun ekosistem disekitarnya.
Berdasarkan penyebabnya, peristiwa HAB dapat
dikategorikan dua, yaitu red tide maker dan toxin
producer.
Peristiwa HAB oleh red tide maker disebabkan oleh
ledakan populasi fitoplankton berpigmen, sehingga warna
air laut akan berubah sesuai dengan warna pigmen pada
spesies fitoplankton tertentu.

Warna air laut dapat berubah dari biru menjadi merah,


merah kecoklatan, hijau dan ungu kuning.
Ledakan populasi fitoplankton tersebut dapat
menutupi permukaan perairan, sehingga selain
menyebabkan deplesi oksigen juga dapat
menyebabkan gangguan fungsi mekanik maupun
kimiawi pada insang ikan.

Hal tersebut dapat mengakibatkan kematian


massal pada ikan.
Peristiwa HAB oleh toxin producer disebabkan
metabolit sekunder, yang bersifat toksik dari fitoplankton
penyebab HAB tersebut.

Toksin tersebut dapat terakumulasi pada biota budidaya


seperti ikan dan kerang.

Baik red tide maker maupun toxin producer, keduanya


memberikan dampak negatif, yang harus dicegah.
Toksin yang dapat menyebabkan peristiwa keracunan
yaitu:
-Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP)
-Paralytic Shellfish Poisoning (PSP)
-Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP)
-Amnesic Shellfish poisoning (ASP)
-Ciguatera Fish Poisoning (CFP)
Budidaya Kerang Hijau di Kamal Muara,
Jakarta Utara
Teluk Jakarta merupakan wilayah yang berfungsi
sebagai lahan budidaya perikanan. Salah satu kegiatan
budidaya di Teluk Jakarta yaitu budidaya kerang hijau
(Perna viridis) yang berlokasi di Kamal Muara, Jakarta
Utara.
Teluk Jakarta dipengaruhi oleh perairan pesisir utara
Jakarta, yang merupakan daerah teluk semi tertutup pada
ekosistem estuari. Perairan pesisir utara Jakarta
merupakan daerah yang memiliki banyak masukan
terrigenous dan nutrisi yang berasal dari 13 muara sungai,
dan berada di dekat kawasan industri.
Kondisi nutrisi melimpah dari limbah industri
menjadikan perairan pesisir utara Jakarta paling produktif
secara biologis. Lokasi budidaya juga erat kaitannya
dengan fenomena HAB.

Hal tersebut terjadi karena pengayaan unsur hara


perairan akibat nutrisi berlebih dari daratan, sungai, dan
limbah industri terdekat.
Dampak dan Pencegahan HAB
Dampaknya adalah dapat terjadinya eutrofikasi, yang memicu
pertumbuhan fitoplankton tertentu penyebab HAB. Oleh sebab
itu, potensi timbulnya dampak HAB di lokasi budidaya kerang
hijau (Perna viridis) Kamal Muara, Jakarta Utara perlu dicegah
akan tidak membahayakan kesehatan masyarkat dan
sumberdayakan perikanan.

Pencegahan HAB dapat dilakukan melalui pemantauan rutin


untuk memprediksi terjadinya pertambahan populasi
fitoplankton penyebab HAB. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan melihat pola sebaran spesies HAB di lokasi tersebut.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial
kepadatan spesies fitoplankton penyebab HAB di lokasi
budidaya kerang hijau Kamal Muara, Jakarta Utara.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan


informasi mengenai pola sebaran spesies fitoplankton
penyebab HAB di lokasi tersebut.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk mengetahui sebaran spesies
penyebab HAB, yaitu:
1. Plankton net ukuran mesh size 20m
2. botol sampel 250 ml
3. botol sampel nutrisi 750 ml
4. termometer batang
5. Refractometer
6. pH indikator paper
7. sicchi disc
8. DO meter
9. alat pegukur arus
Metode yang Digunakan
Metode yang digunkan yaitu:
1. Pengambilan Sampel Fitoplankton dan Pencacahan
Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada 9 stasiun. Sampel
plankton yang terkumpul pada botol penampung ipindahkan kedalam botol
sampel. Kemuian diawetkan dengan penambahan formalin 40% sampai
konsentrasi 4%. Lalu, diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan
perbesran 10 x 10.

2. Pengukuran Parameter Lingkungan


Parameter lingkungan yang diambilberupa suhu, derajat keasaman (pH),
salinitas, oksigen terlarut (DO), kecepatan arus, kedalaman, dan
kecerahan, diukur dengan peralatan yang telah disiapkan. Data hasil
pengukuran parameter lingkungan kemudian ditabulasi dan dianalisis
untuk mengetahui kondisi ekologis perairan secara keseluruhan.
3. Analisis Data
Data komposisi dan kepadatan fitoplankton hasil pencacahan
ditabulasi. Jumlah kepadatan sampel plankton dihitung
menggunakan satuan sel/L. Pola sebaran fitoplankton penyebab
HAB dipetakan berdasarkan data kepadatan fitoplankton penyebab
HAB di setiap stasiun. Pembuatan pola sebaran dilakukan dengan
piranti lunak Geographic Information System(GIS).
HASIL
Komposisi spesies fitoplankton penyebab Harmful Alga Bloom (HAB) di lokasi
budidaya kerang hijau (Perna viridis) Kamal Muara, Jakarta
Kesimpulan

Spesies fitoplankton yang didapatkan di lokasi adalah dari


kelas Dinophyceae (Ceratium furca, Dinophysis caudata,
Gonyaulax polygramma, Gonyaulax spinifera,
Gymnodinium catenatum, Gymnodinium
sanguineum,Prorocentrum micans, dan Prorocentrum
sigmoides); kelas Bacillariophyceae (Chaetoceros sp.,
Nitzschia sp., Skeletonema costatum, dan Thalassiosira
sp.) dan kelas Raphidophyceae (Chattonella sp.) yang
berpotensi menimbulkan red tide maupun penghasil toksin
di lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Kamal
Muara, Jakarta Utara

Anda mungkin juga menyukai