email: thp.fpik@apps.ipb.ac.id
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
THP-FPIK
KARAKTERISTIK HASIL PERAIRAN SANGAT BERBEDA
DENGAN KARAKTERISTIK HASIL TERESTRIAL
THP-FPIK
WIDE VARIETY OF SPECIES
• Hasil perairan sangat bervariasi spesiesnya, tropis biodiversitas sangat
tinggi.
• Biota perairan dapat dibedakan berdasarkan:
– Jenis flora dan fauna
– Habitat air tawar, laut, pelagis demersal, dan pesisir/karang
– Ukuran makro dan mikro.
• Flora: tumbuhan yang mampu menghasilkan zat organik sangat
kompleks melalui fotosintesa (produser), terdiri dari:
– Makroflora
- Tanaman pantai/mangrove mis. sentigi, pandan laut, kangkung
laut
- Padang lamun/sea grass contoh Enhallus
- Rumput laut/seaweed, brown, red, green seaweed
- Tanaman air tawar, teratai, semanggi, eceng gondok, dll.
THP-FPIK
WIDE VARIETY OF SPECIES
Mikroflora berbagai jenis fitoplankton, Chlorella, spirulina
Fauna vertebrata dan avertebrata
Vertebrata ikan dan non ikan (hanya sekitar 5 %)
Ikan teleostei (30.000 spesies) dan elasmobranchi
Non ikan reptilia (6.500 spesies) dan amfibia (3.500 spesies),
mamalia air
Avertebrata terdiri (hampir 85 %)
THP-FPIK
IKAN BERDASARKAN HABITAT
Laut
Pelagis besar tuna, marlin, cakalang, tenggiri
Pelagis kecil teri, lemuru, kembung, layang
Demersal pari, sebelah, manyung
Karang/koral kerapu, kakap, baronang, kue
Estuari/payau bandeng, cucut, pari, manyung
Laut dalam berbagai jenis
Air tawar
Perairan umum (sungai, danau, lubuk, setu, lebuk, lebung)
Budidaya masa depan perikanan Indonesia
THP-FPIK
BUDIDAYA
THP-FPIK
SASARAN PEMBANGUNAN
BUDIDAYA NASIONAL
Meningkatkan konsumsi ikan
Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani
Mengembangkan budidaya
berkelanjutan
Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Menjamin tersedianya bahan baku
bagi pengolah/industri
Meningkatkan ekspor sumber
devisa
Mengurangi tekanan terhadap
perikanan tangkap
Melakukan restocking baik di laut
maupun perairan umum
THP-FPIK
SASARAN PEMBANGUNAN
BUDIDAYA NASIONAL
Tujuan jangka panjang:
Pengentasan kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi
THP-FPIK
JENIS-JENIS IKAN BUDIDAYA
Perairan tawar (salinitas 0,1-5 ‰)
ikan mas, nila, gurame, patin, bawal, nilem
THP-FPIK
KENDALA DALAM BUDIDAYA
Kompetisi global
Konversi keunggulan komparatif kompetitif
Kerusakan lingkungan dan habitat
Iptek yang masih rendah
Kurangnya jaminan berusaha
Keberpihakan pemerintah lebih pada tangkap
Kesejahteraan hewan (Animal Welfare)
Pemasaran
Keamanan
Bibit
Hambatan non tarif
Permodalan
Mahalnya pakan
Infrastruktur
THP-FPIK
INCONSISTENCY OF SUPPLY
THP-FPIK
INCONSISTENCY OF SUPPLY
Banyaknya praktek illegal,
unregulated, unreported fishing,
karena law enforcement di laut masih
rendah.
Sarana dan prasarana perikanan
tangkap tidak memadai.
Kerusakan ekosistem laut, mangrove,
terumbu karang, padang lamun
sebagai habitat organisme spawning,
feeding, nursery ground.
Lemahnya market intellegent yang
meliputi penguasaan informasi
tentang pesaing, segmen pasar, dan
selera (preference) pada konsumen
tentang jenis dan mutu komoditas
THP-FPIK
CARA MENANGGULANGINYA
Penerapan teknologi akustik
Inderaja
Studi tingkah laku ikan
Studi daerah penangkapan
Undang-undang dan peraturan yang berpihak pada
nelayan
Teknologi kapal perikanan
Alat bantu navigasi/komunikasi
Alat bantu penangkapan
Cold chain system
Handling
Processing
Sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir
Peningkatan mutu sdm (Stakeholder)
THP-FPIK
LOW STORAGE LIFE/HIGHLY
PERISHABLE
FAKTOR INTERNAL
Jenis/spesies
Fase/umur/TKG
Komposisi kimia
kadar air tinggi 70-80 %
PERTUMBUHAN MIKROBA
lemaknya terdiri dari lemak
tidak jenuh majemuk (PUFA)
OKSIDASI
Proteinnya terdiri jaringan yang
mudah didegradasi/ dicerna
AUTOLISIS
THP-FPIK
LOW STORAGE LIFE/HIGHLY
PERISHABLE
FAKTOR EKSTERNAL
Habitat TEKSTUR
Cara budidaya TEKSTUR
Cara tangkap PRERIGOR
Suhu lingkungan yang tinggi
PERTUMBUHAN MIKROBA
Kelembaban tinggi
PERTUMBUHAN MIKROBA
Sanitasi dan higiene yang buruk
KONTAMINASI DAN REKONTAMINASI
Tidak segera ditangani
KEMUNDURAN MUTU
THP-FPIK
1. Susut hasil perikanan (27,8%)
Rendahnya apresiasi thd mutu
Kurangnya pengetahuan pelaku (termasuk petugas)
akan penerapan sistem rantai dingin
Terbatasnya sarana prasarana (terutama pabrik es,
air bersih) sistem rantai dingin
THP-FPIK
3. Utilitas industri rendah (<50%)
Kuantitas (IUU, BBM, lokasi kurang tepat)
Kualitas (85% produksi oleh nelayan skala kecil
kurang memenuhi standar bahan baku)
Kurang kerjasama antara industri
penangkapan/budidaya dengan industri pengola
Pemahaman Penegakan
MALPRAKTIK
kurang hukum lemah
THP-FPIK
5. Pola dan jenis produksi hasil perikanan tidak berubah
Tradisional (selalu kering, pindang, fermentasi dll)
Moderen (selalu beku, kaleng)
Investasi dalam pengembangan produk terbatas
Iptek pengembangan produk kurang dikuasai
THP-FPIK
INSTABILITY OF COMPONENT
THP-FPIK
Department of Aquatic Products Technology
Faculty of Fisheries and Marine Sciences
Bogor Agricultural University