Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanfaatan Internet dalam Bentuk Website
untuk Penerapan Nilai-Nilai HAM di Tingkat SMA dengan baik tanpa ada halangan
yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Bogor, 12 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................................. 2
1.3. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 2
1.4. Alasan Memilih Judul ......................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1. Pengertian ........................................................................................................... 3
2.2. Permasalahan .................................................................................................... 10
a. Tingginya pelangaran HAM ............................................................................. 10
b. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang HAM .......................................... 12
c. Kurangnya praktik penerapan nilai-nilai HAM selama dipelajari di sekolah ... 12
2.3. Solusi................................................................................................................. 13
BAB III ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 15
3.2. Saran ................................................................................................................. 16
3.3. Dafta Pustaka .................................................................................................... 17
Dokumen-dokumen..................................................................................................... 18
3.4. Lampiran ........................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat beragam, hal
itu dapat terlihat dari hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Stastistik
(BPS) (2010) yang menyebutkan bahwa jumlah suku yang tercatat di
Indonesia ada 1331 kategori suku. Oleh karena itu, Indonesia terkenal sebagai
negara yang memiliki kebudayaan yang beragam. Namun, kebudayaan yang
beragam tersebut dapat menjadi potensi pelanggaran HAM karena
masyarakat masih kurang saling menghargai hak-hak orang lain.
Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan oleh badan pusat
statistik (2010), proyeksi pertumbuhan penduduk di Indonesi pada tahun
2018 mencapai 260 juta jiwa. Oleh karena itu, jumlah penduduk Indonesia
yang besar tersebut dapat menjadi potensi terjadinya pelanggaran-
pelanggaran HAM karena tidak semua masyarakat Indonesia sudah
memahami hak asasi manusia.
Kasus pelangaran HAM di Indonesia sudah sering terjadi. Pelanggaran
HAM akan terus mengalami peningkatan jika tidak dilakukan upaya
pencegahan. Oleh karena itu, pencegahan terhadap pelanggaran HAM sangat
penting dilakukan agar terjadi penurunan pelanggaran terhadap HAM.
Internet adalah sarana berkomunikasi seolah-olah di dunia nyata, tetapi
hal tersebut sebenarnya hanya terjadi di dunia maya. Oleh karena itu
penggunaan internet sebagai alat untuk menerapkan nilai-nilai HAM perlu
dilakukan karena internet dapat menjadi sarana pemberian pengetahuan
tentang nilai-nilai HAM tanpa harus betemu secara langsung ketika
penyampaian pengetahuan tersebut sehingga pemahaman masyarakat
terhadap nilai hak asasi manusia akan semakin baik dan pelanggaran terhadap
HAM akan semakin menurun.
Penggunaan internet sebagai sarana pencegahan pelanggaran HAM
telah dilakukan oleh Komnas HAM, tetapi kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat menyebabkan pencegahan pelanggaran HAM belum efektif. Oleh

1
karena itu, sosialisasi penggunaan internet perlu dilakukan dari jenjang
pendidikan SMA dengan cara dimasukan kedalam kurikulum sekolah. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara penyediaan website khusus sekolah
yang berfungsi untuk menambah pemahaman siswa terhadap HAM.
1.2. Maksud dan Tujuan
a. Memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
b. Menjelaskan pentingnya HAM bagi masyarakat Indonesia.
c. Menjelaskan hubungan internet dengan HAM.
d. Menjelaskan cara memanfaatkan internet untuk menerapkan nilai-nilai
HAM di tingkat SMA.
1.3. Identifikasi Masalah
a. Bagaimana pentingnya HAM bagi masyarakat Indonesia.
b. Bagaimana hubungan internet dengan HAM.
c. Bagaimana cara memanfaatkan internet untuk menerapakan nila-nilai
HAM di tingkat SMA.
1.4. Alasan Memilih Judul
Makalah ini berjudul Pemanfaatan Internet dalam Bentuk Website
untuk Penerapan Nilai-Nilai HAM di Tingkat SMA. Judul tersebut dipilih
karena siswa SMA merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.
Oleh karena itu, siswa SMA perlu membiasakan diri dalam menerapkan nilai-
nilai HAM.
Upaya penerapan nilai-nilai HAM di lingkungan SMA perlu didukung
melalui kurikulum yang membantu siswa SMA dalam menerapkan nila-nilai
HAM. Hal tersebut dapat membantu siswa untuk selalu membiaskan diri
dalam menerapkan nilai-nilai HAM dikehidupan sehari-hari.
Internet sangat mudah diakses pada zaman sekarang bahkan internet
juga sering digunakan siswa sebagai sarana belajar. Oleh karena itu,
pemanfaatan internet dalam bentuk website dapat menjadi solusi dalam upaya
meningkatkan penerapan terhadap nilai HAM. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara mewajibkan setiap siswa mengerjakan tugas yang berisi tentang
praktik penerapan-penerapan nila HAM yang telah tersedia di website

2
sehingga siswa SMA dapat terbiasa dalam menerapkan nila-nilai HAM
dikehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang No. 39 tahun 1999 Hak asasi manusia
ialah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di
hargai dan dilindungi oleh setiap orang untuk melindungi harkat dan martabat
setiap manusia.
Menurut Haar Tilaar HAM ialah hak-hak yang melekat pada diri
setiap insan dan tanpa memiliki hak-hak itu maka setiap insan tidak bisa hidup
selayaknya manusia. Hak tersebut didapatkan sejak lahir ke dunia.
Hak asasi manusia menurut John Locke ialah hak-hak yang langsung
diberikan Tuhan yang esa kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh
karenanya, tidak ada kekuatan apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM
ini sifatnya fundamental atau mendasar bagi kehidupan manusia dan pada
hakikatnya sangat suci.
Hak asasi manusia menurut Miriam Budiardjo merupakan hak yang
dimiliki setiap orang yang dibawa sejak lahir ke dunia dan menurutnya hak
itu sifatnya universal karena dimiliki tanpa adanya perbedaan ras, kelamin,
suku, budaya, agama dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
HAM adalah hak yang melekat pada setiap diri manusia yang merupakan
anugerah Tuhan yang maha esa sebagai hak yang kodrati, bersifat universal
tanpa adanya perbedaan ras, kelamin, suku, budaya, agama dan sebagainya.
Menurut Gunarto (2007) Pemerintah orde baru pada awalnya menolak
gagasan penegakan HAM dalam standar global dengan mengedepankan pada
interpretasi negara sendiri tentang HAM. Dengan dalih partikularisme
Indonesia pemerintah pada waktu itu mendikotomikan nilai-nilai HAM

3
dengan ideologi negara. Pada konteks ini nampak telah terjadi tarik menarik
antara universalisme dengan partikularisme dan sekaligus antara uniformitas
dengan differensi lokal. Kesulitan pemerintah Indonesia dalam diplomasi
global akhirnya memaksa Indonesia untuk bergabung Komisi Hak Asasi
Manusia PBB pada awal tahun 1990 dan mengakui perlunya HAM.
Sementara itu, tekanan politik domestik telah mendorong dimulainya
keterbukaan, walaupun dalam tahap yang masih terbatas. Hal ini menandai
mulai terjadi pelunakan negara dalam menanggapi isu penegakan hak asasi
manusia, termasuk dibentuknya Komnas HAM serta disusunya undang-
undang tentang perlindungan hukum terhadap pelanggaran HAM yang berat.
Hal tersebut menjadi awal sejarah HAM berlaku di Indonesia.
Berlakunya HAM di Indonesia seharusnya dapat mengatasi penindasan
terhadap masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia memiliki hak yang
sama sehingga tidak akan terjadi lagi diskriminasi terhadap golongan
masyarakat lain. Jika HAM tidak ada, masyarakat Indonesia akan sulit
mendapatkan hak-haknya karena banyaknya budaya yang berkembang di
Indonesia sehingga dapat mengakibatkan konflik antar masyarakat
berbudaya.
Instrumen HAM berupa peraturan perundang-undangan perlu diperkuat
dan dilaksanakan dengan baik agar tidak lagi terjadi pelanggaran-pelanggaran
terhadap nilai HAM. Jika pelanggaran terhadap nilai-nilai HAM tidak terjadi
lagi, kehidupan masyarakat akan menjadi tentram karena masyarakat dapat
beraktivitas atau melaksanakan kegiatan sehari-hari secara aman. Peraturan-
peraturan mengenai HAM juga harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
merugikan salah satu pihak.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama di setiap komponen masyarakat
baik itu penegak hukum maupun masyarakat sendiri selaku pelaksana aturan-
aturan yang berlaku agar peraturan dapat berjalan dengan baik sebagaimana
mestinya. Pelanggaran-pelanggaran terhadap niali-nilai HAM akan terus
terjadi jika tidak terjadinya sinergi di setiap komponen masyarakat karena
dengan tidak adanya sinergi, peraturan-peraturan yang telah ditetapkan tidak

4
akan berjalan dengan baik sehingga pelanggaran-pelanggaran masih dapat
terjadi.
Selain itu Guntaro (2007) juga berpendapat bahwa bagi bangsa yang
telah merasa mapan dalam penghayatan nilai-nilai budayanya cenderung
akan mengedepankan tata nilai yang telah melembaga dan dihayati untuk
menyelesaikan konflik selama bertahun-tahun.
Hal tersebut dapat menghambat upaya penegakan HAM melalui
perundang-undangan yang telah ditetapkan karena masyarakat Indonesia
yang memiliki keberagaman budaya akan menyelesaikan permasalahan
dengan mengedepankan budayanya masing-masing sehingga permasalahan
lebih sulit untuk diselesaikan bahkan dapat menyebabkan konflik antar
masyarak berbudaya. Oleh karena itu diperlukan ketegasan dalam penegakan
aturan HAM yang berlaku sehingga upaya penegakan HAM dapat
direalisasikan secara menyeluruh di Indonesia dan yang terpenting penegakan
peraturan mengenai HAM juga harus objektif tanpa memihak salah satu pihak
agar tidak ada pihak lain yang dirugikan.
HAM sangat berperan untuk memajukan pembanguanan suatu negara.
Para pekerja di suatu negara, termasuk Indonesia harus mendapat jaminan
HAM agar dapat bekerja secara efektif. Jika pekerja tidak mendapat jaminan
haknya, pembangunan di Indonesia akan lambat karena para pekerjanya akan
lebih sibuk memikirkan haknya daripada pekerjaannya. Oleh karena itu,
Indonesia perlu menerapkan peraturan seperti sanksi kepada perusahan yang
lalai dalam memberikan hak para pekerjanya sehingga setiap perusahaan akan
memperhatikan hak-hak setiap pekerjanya.
Latupono (2011) berpendapat bahwa Perlindungan hukum dan hak
asasi manusia terhadap pekerja merupakan pemenuhan hak dasar yang
melekat dan dilindungi oleh konstitusi sebagaimana yang diatur dalam pasall
27 ayat (2) Undang-Undang dasar negara republik Indonesia tahun1945 yang
berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”, Pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa”
Pereknomian disusun sebagai usaha bersama atas kekeluargaan”, dengan
demikian pelanggaran terhadap hak dasar yang dilindungi oleh konstitusi

5
merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, kerjasama juga
diperlukan baik pekerja, perusahaan, maupun penegak peraturan agar
kemajuan Negara Indonesia dapat tercapai.
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang seara melawan hukum ,mengurangi,
menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh undang-undang ini dan tidak mendapat atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Undang-Undang No.26
tahun 2000).
Berita yang dimuat di I News.id (2018) yang berisi Guru Seni Rupa
SMA Negeri 1 Torjun, Sampang Madura menghembuskan nafas terakhir
sekitar pukul 21.40 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo
karena mengalami mati batang otak. Dari keterangan keluarga diketahui,
Budi dirujuk ke RSUD dr Soetomo setelah dianiaya muridnya, MH, siswa
kelas XI SMAN 1 Torjun, pada Kamis 1 Februari 2018, kemarin.
Berita tersebut merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran HAM
dan yang menjadi ironisnya yaitu ketika yang melakukan pelanggaran
tersebut adalah siswa SMA kepada gurunya. Hal tersebut tidak boleh terulang
kembali karena dapat merusak generasi selanjutnya. Oleh karena itu
penanaman nila-nilai HAM perlu dilakukan sejak di tingkat sekolah agar
masyarakat Indonesia dapat memahami hak-hak orang lain sehingga tidak
akan terjadi pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia lainnya seperti
kasus tersebut.
Selain berita pembunuhan guru oleh siswanya, kasus pelenggaran berat
lainnya adalah pembunuhan terhadap Munir, seorang aktivis HAM. Munir
meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam,
Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan
bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan
diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena

6
diracuni dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam
pesawat.
Upaya pencegahan pelanggaran HAM telah dilakukan dengan
ditetapkannya aturan-aturan mengenai HAM. Selain itu, upaya pencegahan
pelanggaran HAM juga telah dilakukan dari tingkat sekolah, tetapi upaya
tersebut kurang efektif karena hanya berbentuk teori saja. Oleh karena itu
upaya pencegahan pelanggaran HAM di tingkat sekolah akan berjalan efektif
jika diikuti dengan praktinya secara langsung dengan memanfaatkan sarana-
sarana yang sudah berkembang pada masa sekarang.
Menurut Surya (2004) internet adalah sarana berkomunikasi seolah-
olah di dunia nyata, tetapi hal tersebut sebenarnya hanya terjadi di dunia
maya. Internet dapat membantu manusia dalam berkomunikasi tanpa perlu
bertemu secara langsung dengan orang yang akan diajak untuk
berkomunikasi. Selain itu, internet juga dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan karena didalam internet dimuat banyak ilmu pengetahun baik
yang diajarkan di sekolah maupun tidak diajarkan di sekolah. Namun internet
juga memiliki dampak negatif, seperti kasus kejahatan yang memanfaatkan
internet sebagai sarana atau tempat dilakukannya kejahatan tersebut. Oleh
karena itu masyrakat Indonesia perlu menggunakan internet dengan bijak
agar terhindar dari kejahatan di internet.
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek lembaga ARPA
yang mengembangkan jaringan yang dinamakan ARPANET (Advanced
Research Project Agency Network), dimana mereka mendemonstrasikan
bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX.
Salah satu penggunaan internet secara negatif yang paling sering kita
temukan adalah hoax. Hoax atau fake news bukan sesuatu yang baru, dan
sudah banyak beredar sejak Johannes Gutenberg menciptakan mesin cetak
pada tahun 1439. Sebelum zaman internet, hoax bahkan lebih berbahaya dari
sekarang karena sulit untuk diverifikasi.
Hoax dapat mengancam HAM orang lain karena hoax dapat menyerang
siapapun. ujaran kebencian ini biasanya bertujuan untuk menghasut dan

7
menyulut kebencian terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat, antara
lain suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan/kepercayaan, ras,
antargolongan, warna kulit, etnis, gender, kaum difabel, hingga orientasi
seksual.
Oleh karena itu, Indonesia menerapkan peraturan mengenai hoax.
penebar hoax akan dikenakan KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40
Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta tindakan
ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Indonesia menempati peringkat ke enam dalam jumlah pengguna
internet di dunia. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer (2014), populasi
pengguna internet Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Oleh
kerana itu, Indonesia harus memanfaatkan internet sebagai sarana atau tempat
memberi edukasi kepada masyarakatnya karena sangat banyak masyarakat
Indonesia yang telah mengkases internet. Namun sebaliknya, jika masyarakat
lebih sering mengakses konten-konten negatif di internet, indonesia akan
mengalami kemunduran dan berakibat pada lambatnya pembangunan.
Konten-konten negatif seperti hoax dapat mengancam HAM karena hoax
merupakan berita yang bersifat bohong. Berita bohong tersebut dapat menjadi
fitnah bahkan juga dapat menyebabkan pembunuhan.

Gamabar 1 Indonesia peringkat ke enam pengguna internet terbanyak

8
Pemerintah perlu memastikan agar masyarakat Indonesia tidak
mengakses konten-konten negatif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menerapkan peraturan-peraturan yang tegas dan pemblokiran situs-situs yang
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Menurut Arief (2011) dalam Suhartanto (2012) Website adalah salah
satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar,
suara, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hyper
text transfer protocol ) dan untuk mengaksesnya mengunakan perangkat
lunak yang disebut browser. Beberapa jenis browser yang populer saat ini di
antaranya : Internet Exspoler yang diperoduksi oleh Microsoft, Mozila
Firefox, Opera dan Safari yang diperoduksi oleh Aplle. Browser (perambah)
adalah aplikasi yang mampu menjalankan dokumen-dokumen web dengan
cara diterjemahkan. Prosesnya dilakukan oleh komponen yang terdapat
didalam aplikasi browser yang biasa disebut web engine. Semua dokumen
web ditampilkan dengan cara diterjemahkan.
Penggunaan website sebagai sarana edukasi sangat baik untuk
dikembangkan. Para pelajar dapat memanfaatkan informasi yang terdapat di
dalam website untuk menambah ilmu pengetahuan. Selain itu informasi yang
terdapat di dalam website juga mudah untuk diakses sehingga siswa dapat
membuka informasi tersebut jika sedang membutuhkannya.
Website juga dapat digunakan untuk sarana edukasi penerapan nilai-
nilai HAM. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan website
yang telah dirancang sedemikian rupa agar dapat diakses oleh siswa SMA
yang perlu dibiasakan untuk mulai menerapkan nilai-nilai hak asasi manusia.
Oleh karena itu penggunaan internet dalam bentuk website sebagai alat
untuk menerapkan nilai-nilai HAM perlu dilakukan karena internet dapat
menjadi sarana pemberian pengetahuan tentang nilai-nilai HAM tanpa harus
betemu secara langsung ketika penyampaian pengetahuan tersebut sehingga
pemahaman masyarakat terhadap nilai hak asasi manusia akan semakin baik
dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia akan semakin menurun.
Penggunaan website sebagai sarana edukasi juga diharapkan agar generasi

9
masa kini tidak tertinggal dengan semakin berkembangnya teknologi di
dunia.
2.2. Permasalahan
a. Tingginya pelangaran HAM
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir, pengaduan yang
disampaikan kepada Komnas HAM terus mencapai angka di atas 6.000
berkas per tahun, artinya tiap bulan terdapat kurang lebih 500 berkas
pengaduan masyarakat tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia ke
Komnas HAM. Berkas pengaduan tersebut merupakan berkas pengaduan
yang disampaikan baik oleh pengadu maupun oleh pihak yang diadukan
(dalam rangka pemberian klarifikasi). Kasus pelanggaran yang terjadi
terdiri dari tiga kategori, yaiutu ringan, sedang, dan berat.
Jumlah kasus tersebut hanyalah jumlah yang diterima oleh Komnas
HAM. Masih banyak kasus lainnya yang belum dilaporkan karena
keterbatasan pengetahuan tentang cara melaporkan kasus pelanggaran
HAM. Oleh karena itu perlu sosialisa kepada masyarakat tentang cara
melaporkan suatu kasus pelanggaran HAM.
Banyaknya kasus pelanggaran HAM tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghargai
hak-hak orang lain. Kesadaran masyarakat yang menurun tersebut dapat
terlihat dari kurangnya rasa peduli masyarakat kepada anggota masyarkat
lainnya, hal itu dapat terlihat dari banyaknya masyarakat yang memilih
untuk tidak terlibat dalam kegiatan gotong royong.
Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga
masyarakat akan perlu saling menghargai hak orang lain. Jika masyarakat
dapat menghargai hak-hak anggota masyarakat yang lain, jumlah
pelanggaran HAM akan terus berkurang sehinga kehidupan masyarakat
akan menjadi tentram dan damai.
Selain itu, jumlah pelanggaran HAM yang terus berkurang akan
mengakibatkan pembangunan di Indonesia menjadi lebih maju karena
masyarakat akan bekerja lebih efektif karena ada jaminan HAM.

10
Tabel 1 Jumlah penerimaan berkas pengaduan tahun 2012 hingga 2016

No Tahun Jumlah berkas

1 2012 6.284

2 2013 5.919

3 2014 7.285

4 2015 8.249

5 2016 7.188

Diagram 1 Jumlah penerimaan berkas pengaduan tahun 2012 hingga 2016

9000

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
2012 2013 2014 2015 2016

11
b. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang HAM
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat indonesia dapat
mengakibtakan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap HAM. Hal
tersebut dapat terlihat dengan banyaknya laporan tentang pelanggaran
HAM.
Menurut Kemendikbud (2017) 38,8 persen siswa di Indonesia tidak
dapat melanjutkan ke tingkat SMA sederajat. Hal tersebut sangat
berpengaruh kepada banyaknya jumlah pelanggaran HAM yang terjadi di
Indonesia.

Tabel 2 Angka Partisipasi Murni Paud, SD, SMP, SMA 2016/2017

Oleh karena itu tingkat pendidikan masyarakat Indonesia perlu


ditingkatkan agar pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai Hak Asasi
Manusia juga bisa lebih meningkat. Hal tersebut terjadi karena Hak Asasi
manusia merupakan salah satu materi yang diajarkan di sekolah sehingga
siswa yang sudah dibekali dengan pelajaran HAM akan lebih bisa
menerapkan nilai-nilai HAM di kehidupan sehari-hari.
c. Kurangnya praktik penerapan nilai-nilai HAM selama dipelajari di
sekolah
Pemahaman nilai-nilai HAM hanya dipelajari secara teoritis saja
ketika di sekolah. Pemahaman terhadap nilai-nilai HAM akan semakin
baik jika siswa sering mempraktikan secara langsung. Oleh karena itu
praktik mengenai penerapan nilai-nilai HAM perlu ditingkatkan.
Menurut Rangkuti (2007) HAM sebagai tatanan sosial merupakan
pengakuan masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai HAM dalam

12
tatanan sosial, politik dan ekonomi yang hidup. Artinya HAM tidak hanya
sekedar materi atau teori yang diajarkan di sekolah, tetapi HAM juga
menyangkut masalah praktik di kehidupan sehari-hari. Materi HAM yang
diajarkan di sekolah perlu dipraktikan secara langsung agar siswa dapat
menerapkannya dikehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu diperlukan waktu khusus untuk mempraktikan
materi mengenai HAM yang diajarkan di sekolah. Praktik tersebut bisa
dilakukan dengan cara pemberian tugas mengenai praktik HAM secara
langsung di masyarakat agar siswa dapat terbiasa menerapkan nilai-nilai
HAM.
2.3. Solusi
Internet sudah sangat sering digunakan di masa sekarang. Internet
memungkinkan kita untuk dapat terhubung dengan orang lain tanpa perlu
bertemu secara langsung dengan orang lain yang sedang berinteraksi dengan
kita. Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer.
Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of
Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan
menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah
bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi
terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Penggunaan internet pada masa kini sudah berkembang ke berbagai
fungsi lain yang lebih luas, seperti berkomunikasi, berbisnis, dan belajar.
Sudah banyak contoh aplikasi yang memanfaatkan internet untuk
berkomunikasi, seperti facebook. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg
bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard,
Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes.
Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja,
kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas
Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di
universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan
akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski begitu,
menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di

13
bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di
bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.
Banyaknya pengguna facebook dapat menjadi bukti bahwa internet
sangat penting. Kita dapat terhubung dengan masyarakat di seluruh Indonesia
bahkan dengan masyarakat di negara lain dengan menggunakan internet.
Oleh karena itu internet juga dapat dimodifikasi sebagai sarana edukasi
untuk mempraktikan atau melakukan penerapan nilai-nilai HAM. HAM
sangat berkaitan dengan masyarakat karena menyangkut hak-hak orang lain
yang harus dihargai. Namun, sebelum kita menghargai hak-hak orang lain,
terlebih dahulu kita harus mengetahui contoh-contoh Hak Asasi Manusia. Hal
tersebut dapat kita ketahui melalui pelajaran yang kita dapatkan di sekolah.
Pelajaran yang didapatkan di sekolah kebanyakan dalam bentuk teori
saja, termasuk materi mengenai Hak Asasi Manusia. Ilmu yang didapat dalam
bentuk teori akan bermanfaat jika dipraktikan secara langsung. Oleh karena
itu, siswa perlu diberikan waktu khusus di jadwal kurikulum untuk
mempraktikan materi HAM yang sudah didaptkan di sekolah.
Menurut pebrianti (2013) manusia memiliki ingatan yang selektif
mengenai apa dilakukan. melalui tindakan dan pembelajaran, orang
mendapatkan keyakinan dan sikap. Setelah melakukan praktik, orang akan
lebih memahami materi yang dipelajari dalam bentuk teori.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut praktik sangatlah penting untuk
dilakukan oleh siswa agar dapat lebih memahami materi yang dipelajari di
sekolah, termauk materi mengenai Hak Asasi Manusia. Praktik dapat
dilakukan dengan cara pemberian tugas ataupun turun langsung ke
masyarakat. Namun, praktik dengan cara turun langsung ke masyarakat akan
lebih efektif karena siswa akan belajar mengenai kebenaran materi HAM
yang sudah siswa pelajari di sekolah. Siswa akan lebih mudah memahami
materi mengenai HAM ketika sudah mempraktikkan secara langsung di
lingkungan masyarakat.
Pada zaman sekarang internet hampir selalu terlibat dalam segala
kegiatan manusia. Hal itu terjadi karena internet dapat mempermudah
kegiatan manusia sehingga akan menghemat tenaga yang dikeluarkan. Oleh

14
karena itu, dalam upaya meningkatkan penerapan nilai-nilai Hak Asasi
Manusia dapat menggunakan internet sebagai sarananya.
Internet yang dimaksud adalah website yang dapat membantu guru
unruk memberikan tugas kepada siswa untuk turun langsung ke masyarakat.
Tugas tersebut berupa perintah untuk mencari contoh-contoh Hak Asasi
Manusia yang terdapat di lingkungan masyarakat.
Hal tersebut bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada siswa agar
lebih memahami mengenai aplikasi dari contoh Hak Asasi Manusia di
kehidupan nyata. Seteleh siswa berhasil menemukan contoh penerapan nilai-
nilai HAM, siswa diharuskan untuk melaporkan kepada guru yang
mengampunya dalam bentuk foto atau vidio. Foto atau vidio yang telah
dikirim oleh siswa akan mendapat komentar dari guru mengenai sesuai atau
tidaknya foto tersebut dengan tugas yang diberikan oleh guru yang
bersangkutan. Siswa akan diperintahkan untung mengulang tugasnya jika
foto yang dikirimkan tidak sesuai dengan topik tugas yang diberikan.
Selain itu, siswa juga dapat menambah nilainya dengan cara melakukan
pengaduan pelanggaran HAM. Hal itu dapat dilakukan dengan cara
melampirkan foto atau vidio pelanggaran HAM yang ditemui di lingkungan
masyarakat sehingga pemahaman siswa terhadap HAM akan semakin baik.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Internet memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan orang
lain tanpa harus bertemu secara langsung. Fungsi internet sudah dimodifikasi
sehingga bisa dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas penggunanya.
Internet juga dalam bentuk website dapat dimanfaatkan sebagai sarana
edukasi untuk penerapan nilai-nilai HAM. Website yang digunakan harus
dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat menggunakan website tersebut
untuk menambah pengetahuan siswa mengenai aplikasi HAM dikehidupan

15
nyata. Siswa akan lebih memahami materi yang dipelajarinya dengan cara
meprktikkannya secara langsung.
3.2. Saran
a. Perkaya sumber pustaka yang digunakan
Sumber pustaka perlu digunakan untuk meyakinkan pembaca
mengenai makalah yang telah ditulis.
b. Koreksi kembali makalah sebelum dicetak
Koreksi perlu dilakukan agar makalah yang telah ditulis terhindar
dari kesalahan penulisan.

16
3.3. Dafta Pustaka
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Mengulik data Indonesia.
https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di-
indonesia.html [diunduh 2018 Feb 8].
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Proyeksi pertumbuhan penduduk
Indonesia. https://www.bps.go.id/ [diunduh 2018 Feb 8].
[Kemendikbud] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ikhtisar
Data Pendidikan Tahun 2016/2017. Jakarta (ID): Kemendikbud.
Begini sosok guru korban penganiayaan di Sampang di mata para muridnya.
2018. I News.id. http://www.inews.id/daerah/jatim/begini-sosok-
guru-korban-penganiayaan-di-sampang-di-mata-para-muridnya
[diunduh 2018 Feb 11].
Gunarto MP. 2007. Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia dalam
dinamika global. Mimbar Hukum. 19(2): 253-268.
Latupono B. 2011. Perlindungan hukum dan hak asasi manusia terhadap
pekerja kontrak (outsourcing) di Kota Ambon. Jurnal Sasi. 17(3): 59-
69.
Pebrianti U P R. 2013. Pengaruh faktor sosial dan ekonomi konsumen
terhadap keputusan pembelian handphone Blackberry(survey pada
konsumen Berrindo Samarinda). E Journal Ilmu Komunikasi. 1(1):
324-344.
Rangkuti P A. 2007. Membangun Kesadarn Bela Negara. Bogor (ID): IPB
Press.
Suhartanto M. 2012. Pembuatan website Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Delanggu dengan menggunakan Php dan MySQL. Journal Speed.
4(1): 1-8.
Surya Y W I. 2004. Pola konsumsi dan pengaruh internet sebagai media
komunikasi interaktif pada remaja (studi analisis presepsi pada remaja
di Kotamadya Surabaya). [tesis]. Surabaya (ID): Universitas
Airlangga.
Top 25 countries ranked by internet user 2013-2018. 2014. e-marketer.
http://www.emarketer.com [diunduh 2018 Feb 11].

17
Dokumen-dokumen
Undang-Undang No. 39 tahun 1999
Undang-Undang No.26 tahun 2000

18
3.4. Lampiran

19
20

Anda mungkin juga menyukai