Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

UJIAN TENGAH SEMESTER 2020


M.K. MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR
PS. ILMU AKUAKULTUR
NAMA/ NIM : Restu Iksan Maulana/C14170005
A. Pertanyaan Benar - Salah
1. Manajemen lingkungan akuakultur meliputi pengelolaan air dan sedimen di dalam kolam
ikan pada saat persiapan kolam dan selama proses budidaya. Salah
2. Pada budidaya ikan di hatchery, kualitas air termasuk faktor yang umumnya tidak bisa
dikontrol sepenuhnya. Salah
3. Kadar logam berat di air umumnya lebih tinggi daripada di sedimen kolam. Salah
4. Salah satu dampak dari kualitas lingkungan budidaya yang buruk terhadap fisiologi ikan
adalah realokasi energi untuk proses homestasis sehingga reproduksi menjadi tidak
terjadi. Benar
5. Akumulasi asam laktat merupakan respon primer fisiologis pada ikan yang menderita
stres akibat lingkungan budidaya yang buruk. Benar
6. Tingkah laku ikan yang berenang secara tidak beraturan polanya merupakan gejala
kematian ikan akibat kadar oksigen air yang rendah. Salah
7. Kadar nitrit di air tambak yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya methaemoglobin
di udang. Benar
8. Logam berat dapat terikat ke senyawa asam humik melalui proses yang dinamakan
chelasi.
9. Makin tinggi pH air, kadar NH3 makin rendah. Salah
10. Makin tinggi pH air, kadar H2S makin rendah. Benar

B. Isian
1. Sebutkan apa yang perlu dikelola dari faktor Lingkungan budidaya di aspek Input, Proses
Budidaya dan Output Budidaya ?
Jawab :
Input: Air pasok yang biasanya dilakukan filtrasi dan pengendapan
Proses: Air media budidaya yang diberi penambahan aerasi, kapur, probiotik, prebiotic,
sinbiotik, dan penambahan bahan lainya selama proses budidaya
Output: Air limbah yang diberikan treatment agar memiliki kualitas lingkunagn yang
baik
MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2. Sebutkan 4 gejala atau indikator dari kasus mortalitas massal ikan yang diakibatkan oleh
deplesi oksigen dalam air dan yang diakibatkan oleh toksin dari algae?
Jawab :
Kematian akibat oksigen
- Ikan menunjukan gejala gasping
- Ikan berukuran besar mati terlebih dahulu
- Pada umumnya terjadi pada malam hingga dini hari
- Air berwarna hitam, kelabu atau coklat. Kematian akibat
Kematian akibat toksin alga
- Ikan mengalami konvulsif
- Ikan yang berukuran lebih kecil yang melami kematian terlebih dahulu
- Umumnya terjadi saat siang atau cuaca cerah
- Air berwarna hijau gelap, coklat, keemasan dan berbau busuk.

3. Sebutkan paling tidak 3 respon fisiologi ikan di tingkat respon primer; sekunder dan
respon tersier?
Jawab :
- Respon premier (Kotkosteroid, adrenalin, catecholamine)
- Respon sekunder (Osmoregulasi terganggu, kenaikan kadar gula darah, menurunya
jaringan glikogen)
- Respon tersier (menurunnya nafsu makan, menurunya pergerakan, rentan terserang
penyakit)
4. Sebutkan gejala tingkah laku ikan dan selektifitas ukuran ikan saat terjadi kematian ikan
akibat deplesi oksigen dalam air dan akibat toksin algae?
Jawab :
Tingkah laku ikan akibat deplesi oksigen diantaranya berenang dipermukaan, gasping,
dan terjadi kematian pada ikan berukuran besar terlebih dahulu. Ikan yang terkena toksin
algae memiliki tingkah laku seperti lemas, berenang tak beraturan, konvulsif, dan
kematian awal terhadap ikan yang berukuran kecil.
5. Sebutkan sumber NH4 di dalam air media yang berasal dari internal budidaya.
Jawab : Sisa pakan, sisa metabolisme, dan feses
6. Sebutkan sumber-sumber mineral di dalam air tambak?
Jawab : pemupukan, pengapuran, dan tanah wadah budidaya
7. Sebutkan produk intermediet dari perombakan limbah protein, karbohidrat dan lipid
pakan?
MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jawab : Produk intermediet karbohidrat dan lipid berupa CH 4, produk intermediet


protein berupa NH3, N2O, N2, H2S, NO2-
8. Sebutkan 2 jenis plankton BGA yang menghasilkan hepatotoksin?
Jawab :
Mycrocytins dan nodularins
9. Sebutkan dampak kadar NH3 yang tinggi dalam air media budidaya terhadap fisiologi
ikan ?
Jawab :
Tingginya ammonia berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi oksigen oleh jaringan,
kerusakan insang, dan menurunnya kemampuan darah dalam mentransportasikan oksigen
dalam tubuh. 0,006-0,34 mg/L NH3 dapat menyebabkan perubahan histologis pada ginjal,
limfa, tiroid dan darah serta menurunnya daya tahan terhadap penyakit. Konsentrasi letal
ammonia adalah 0,4-2,0 mg/L.
10. Sebutkan dampak kadar H2S yang tinggi dalam air media budidaya terhadap fisiologi
ikan ?
Jawab :
Senyawa H2S sangat beracun bagi ikan. Sifat yang ditimbulkan H 2S yaitu mudah larut,
toksik, dan menimbulkan bau telur busuk. Konsentrasi maksimum dari H 2S di perairan
sebesar 0,02 mg/L.

C. Essay
1. Jelaskan mengapa faktor kualitas lingkungan budidaya sangat berpengaruh secara teknis
budidaya, terhadap keberhasilan usaha budidaya ikan ?
Jawab :
Karena faktor lingkungan memiliki peran penting terhadap keberlangsungan budidaya,
terutama pengaruhnya terhadap organisme aquatic. Kualitas lingkungan yang buruk dapat
memicu berbagai permasalahan seperti memicu timbulnya penyakit yang dapat
mengakibatkan kematian pada organisme aquatic yang dipelihara. Sedangkan kualitas
lingkungan yang baik dapat mendukung produksi sehingga diperoleh hasil budidaya yang
optimal.

2. Beberapa data kualitas air tambak yang diperoleh dari beberapa lokasi budidaya udang,
menunjukkan kadar nitrit yang tinggi di air. Jelaskan mengapa kadar nitrit di air tinggi
dan apa dampaknya terhadap fisiologi udang ?
Jawab :
MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Hal tersebut dapat disebabkan oleh kualitas pakan yang kurang aik, sehingga protein
yang terdapat pada pakan kurang diretensi dengan baik. Hal itu berakibat pada banyaknya
ammonia yang dikeluarkan dari tubuh organisme aquatic yang kemudian diubah lagi
menjadi nitrit. Fenomena akibat pengaruh dari nitrit adalah proses maremoglobin yang
merupakan proses oksidasi ion ferro di dalam hemoglobin sehingga dpat menghambat
pengikatan oksigen.

3. Jelaskan apa saja subsistem dari sistem lingkungan budidaya, beserta komponen dan
beberapa parameter dari dari komponen subsistem lingkungan tersebut?
Jawab :
Aspek input merupakan sumber diambilnya air yang akan digunakan pada proses
budidaya, input yang buruk akan mengurangi keberhasilan budidaya apabila tidak
dilakukan treatment. Komponen pada aspek input seperti filter dan tandon pengendapan.
Parameternya seperti kandungan bahan yang perlu diendapkan, komponen organik, dan
pengotor yang perlu difilter
Aspek proses budidaya merupak aspek yang digunakan saat proses budidaya
berlangsung agar proses budidaya berjalan dengan baik. Komponennya seperti
termometr, DO meteraerator atau incir, mineral, probiotik, prebiotic, sinbiotik.
Paramaternya seperti suhu, salinitas, DO, Alkalinitas,ortofospat
Aspek output merupakan aspek untuk output budidaya yang dihasilkan akibat proses
budidaya itu sendiri. Komponennya seperti IPAL dan bioindicator. Parameternya seperti
kandungan ammonia, H2S, dan parameter lainnya yang berhubungan dengan kualitar
ligkungan air.
4. Di budidaya ikan di tambak atau KJA, faktor lingkungan merupakan faktor yang tidak
sepenuhnya bisa dikontrol, jelaskan mengapa demikian?
Jawab :
Karena pada budidaya di tambak dan KJA umumnya dilaksanakan di outdoor. Hal
tersebut mengakibatkan faktor lingkungan sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Misalnya pada saat kondisi hujan, air akan mengalami penurunan suhu dan pH. Selain itu
misalnya di KJA dapat terjadi juga upwelling yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya sehingga sangat mempengaruhi kegiatan
budidaya.

5. Jelaskan pengaruh kualitas lingkungan yang buruk terhadap fisiologi, bioenergetika,


kesehatan ikan budidaya dan patogen?
Jawab :
MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi proses fisiologi pada organisme aquatic


misalnya kandungan nitrit yang tinggi pada air dapat mengganggu fisiologi ikan.
Fenomena akibat pengaruh dari nitrit adalah proses maremoglobin yang merupakan
proses oksidasi ion ferro di dalam hemoglobin sehingga dpat menghambat pengikatan
oksigen. Hal tersebut akan mempengaruhi reaksi lainnya yang terjadi pada tubuh
organisme aquatic, seperti proses oksidasi. Selain itu, penurunan suhu dapat
mengakibatkan proses metabolism menurun sehingga menurunkan proses bioenergetika.
Selain itu faktor lingkungan yang buruk juga membuat ikan akan menjadi stress dan
mudah terserang penyakit, sehingga patogen pada saat kondisi lingkungan tersebut
menyerang ikan yang memiliki imun rendah.

6. Dari relasi antara inang, patogen dan lingkungan, stressor akibat dari kondisi lingkungan
yang buruk berpangkat 2 berdasarkan persamaan semi-kuantitatif yang diajukan oleh
Snieszko. Jelaskan mengapa demikian ?
Jawab :
Hal tersebut karena stressor lingkungan memiliki peranan penting yang dapat berdampak
pada ikan dan pathogen. Lingkungan yang buruk dapat mengakkibatkan stess pada ikan
sedangkan kondisi lingkungan tersebut mengakibatkan pertumbuhan yang baik ada
pathogen, sehingga pada kondisi tersebut pathogen dapat menyerang inang yang
memiliki imun yang rendah akibat stress yang berasal dari faktor lingkungan.

7. Kematian massal ikan sering terjadi di KJA waduk/danau dan KJA laut. Jelaskan
mengapa kasus ini sering terjadi ?
Jawab :
Hal tersebut diakibatkan oleh upwelling. Upwelling terjadi akibat naiknya bahan yang
bersifat toxic di dasar perairan yang biasanya berasal dari limbah budidaya seperti peses
maupun sisa pakan sehingga bahan tersebut meracuni ikan yang dipelihara dan
mengakibatkan kematian pada ikan tersebut. Naiknya bahan toxic tersebut diakibatkan
oleh perubahan suhu yang tidak dapat dikontrol dan biasanya terjadi pada musim hujan.

8. Dari survey untuk pembukaan kawasan tambak udang di Kalimantan Tengah, hasil
analisis kandungan logam berat di air dan ikan muara sungai dan pesisir yang akan
dijadikan air irigasi tambak, tidak terdeteksi adanya kandungan logam berat Hg, padahal
di kawasan hulunya banyak dijumpai penambangan emas oleh rakyat yang dalam proses
mendulang emasnya, menggunakan Hg sebagai katalisatornya?
Jawab :
MANAJEMEN LINGKUNGAN AKUAKULTUR

MAGISTER ILMU AKUAKULTUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Hal ini dapat terjadi karena air mengandung pyhumic acid, fulvic acid, dan humin yang
memiliki muatan negative untuk mengikat logam berat yang bermuatan positif salah
satunya Hg. Sehingga setelah mencapat pesisir kandungan logam berat Hg tidak
terdeteksi pada air dan ikan.

9. Kawasan pantai utara Jawa Barat banyak dibangun kawasan budidaya tambak udang,
sementara di kdaerah hulunya banyak dimanfaatkan untuk usaha pertanian padi, dimana
seringkali digunakan pestisida dalam jumlah dan frekuensi yang cukup intensif, namun
sampai saat ini belum pernah ada laporan tentang kasus ditemukannya residu pestisida di
udang-udang tambak tersbut. Jelaskan mengapa demikian ?
Jawab :
Hal tersebut dapat terjadi karena pestisida dapat terendapkan atau atau terikat oleh bahan
organic pada tanah yang memiliki muatan negatif sehigga dapat mengikat pestisida yang
bermuatan positif.

10. Jelaskan mengapa sering terjadi blooming plankton jenis blue green algae di air tambak?
Dan apa dampaknya terhadap udang/ikan?
Jawab :
Fitoplankton jenis BGA sering terjadi pada perairan tambak dikarenakan N:P rasio
kurang dari 10 yang mengakibatkan terjadinya blooming alga jenis ini. Dampak dari
blooming alga ini akan mengeluarkan hasil metabolit yang bersifat racun pada ikan
seperti mycicrystin oleh jenis fitoplankton mycocrystis.

Anda mungkin juga menyukai