Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan manusia. Kehidupan di dalammya sangat beragam mulai
dari organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat langsung oleh
mata tanpa bantuan alat. Salah satu organisme yang terdapat diperairan adalah
plankton. Plankton merupakan organisme mikroskopis yang ada dipermukaan
perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota
mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan
sekunder (Nybakken, 2012)
Plankton adalah setiap organisme hanyut (hewan, tumbuhan, archaea, atau
bakteri) yang menempati zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton
ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada taksonomi filogenetik atau
klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar, lebih
dikenal organisme akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies
planktik (atau bagian plankton lihat di Terminologi) berukuran mikro dalam ukuran,
plankton termasuk organisme meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar
seperti ubur-ubur (Sidiq. 2008).
Plankton mempunyai peranan penting dalam budidaya perairan, karena plankton
adalah pakan alami ikan. Plankton juga merupakan produsen primer di peerairan, baik
perairan asin, tawar maupun payau. Karena ikan memakan plankton dan mahasiswa
perikanan budidaya merasa perlu mengetahui plankton, karena plankton juga
menyuburkan suatu perairan sebagai wadah budidaya. Praktikum teknik sampling ini
dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian tentang
plankton, klasifikasi plankton berdasarkan habitat dan ukurannya. Para mahasiswa
juga diharapkan dapat mengetahui konsep dasar mengenai kondisi lingkungan yang
2

mempengaruhi distribusi plankton (Fajrie, 2010).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui metode pengambilan sampel plankton.
2. Mengetahui metode pengawetan sampel plankton.
3. Mengetahui cara analisis sampel plankton.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi plankton

Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut serta apapun yang hidup dalam
zona pelagic (bagian abas) samudra, laut, dan air tawar secara luas plankton dianggap
sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan
untuk kehidupan akuatik. Plankton merupakan pakan alami dari sebuah ekosistem
perairan (Singgih, 2010).
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung,
mengambang atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya terbatas
sehingga mudah terbawa arus (Roy, 2009).
B. Sampling Plankton
Menurut Mustafa (2000) sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak
akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau
unsur yang akan diteliti. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih
tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka
cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel
dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu
bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh
dua pertimbangan yaitu akurasi dan presisi. Akurasi atau ketepatan merupakan tingkat
ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain, semakin sedikit
tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, maka semakin akurat sampel tersebut.
Sedangkan presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi peneliti dengan
karakteristik populasi.
4

1. Pengelompokkan Plankton
a. Berdasarkan ukuran
Menurut Muwarni (2009), karena mikroorganisme plankton sering
ditangkap-tangkap menggunakan jaring, maka dikelompokkan
berdasarkan ukuran, yaitu:
 Megaplankton: organisme lebih dari 2 mm.
 Macroplankton: organisme ukuran antara 0,21-2 mm.
 Nanoplankton: organisme sangat kecil dengan ukuran 2-20 mm.
 Ultraplankton: ukuran sangat kecil 2 mm.
b. Berdasarkan Asal
Berdasarkan asalnya plankton dibedakan menjadi:
1. Autogenic: plankton yang berasal dari perairan itu sendiri.

2. Allogenik: plankton yang berasal dari perairan lain.

Berdasarkan asal-usulnya, plankton dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Autoplankton yaitu plankton yang berasal dari perairan itu sendiri.

2. Alloplankton yaitu plankton yang berasal dari luar habitat


tersebut.

c. Berdasarkan Siklus Hidup

Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Haloplankton

Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur


hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga
dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini.
Contohnya : hakepod, ampipod, salpa, koetognat, fitoplankton
termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
5

2. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupan sebagai plankton
hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap
sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ini akan berubah menjadi
nekton, yaitu hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai
benthos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh karena
itu metoplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
d. Bersadarkan Habitat

Berdasarkan habitat pengelompokan plankton dibedakan menjadi :


1. Haliplankton yaitu plankton yang hidup dilaut.
2. Limnoplankton yaitu plankton yang hidup di air tawar.

C. Indeks Keanekaragaman (H’)

Nilai indeks keanekaragaman adalah suatu pernyataan atau penggambaran secara


matematik yang menjelaskan informasi-informasi mengenai jumlah individu dan
jumlah spesies suatu organisme. Indeks Keanekaragaman digunakan untuk
mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Pada prinsipnya, nilai indeks
makin tinggi, berarti komunitas diperairan itu makin beragam dan tidak didominasi
oleh satu atau lebih dari takson yang ada. Umumnya, jenis perhitungan Indeks
Keanekaragaman untuk plankton digunakan rumus Simpson, dan untuk benthos
adalah rumus Shannon & Wiener.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks keanekaragaman biota air, dapat diketahui
secara umum mengenai status mutu air secara biologis. Kriteria untuk plankton,
apabila indeks keanekaragaman Simpson lebih kecil dari 0,6, menunjukkan bahwa
telah terjadi perturbasi (gangguan) dari kualitas air terhadap kehidupan plankton
(Odum, 1975). Faktor utama yang mempengaruhi jumlah organisme, keragaman jenis
dan dominansi antara lain adanya perusakan habitat alami seperti pengkonversian
lahan, pecemaran kimia dan organik, serta perubahan iklim (Widodo, 1997).
6

D. Indeks Keseragaman (E)


Dalam suatu komunitas, kemerataan individu tiap spesies dapat diketahui dengan
menghitung indeks keseragaman. Indeks keseragaman ini merupakan suatu angka
yang tidak bersatuan, yang besarnya antara 0 – 1, semakin kecil nilai indeks
keseragaman, semakin kecil pula keseragaman suatu populasi, berarti penyebaran
jumlah individu tiap spesies tidak sama dan ada kecenderungan bahwa suatu spesies
mendominasi populasi tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai indeks keseragaman,
maka populasi menunjukkan keseragaman, yang berarti bahwa jumlah individu tiap
spesies boleh dikatakan sama atau merata (Pasengo, 1995).

E. Indeks Dominansi (C)

Indeks dominansi adalah penggambaran mengenai perubahan struktur dari


komunitas suatu perairan untuk mengetahui peranan suatu sistem komunitas serta
efek gangguan pada komposisi, struktur, dan laju pemulihannya (Odum, 1971). Nilai
indeks dominansi mendekati satu (1) apabila komunitas didominasi oleh satu jenis
atau spesies tertentu dan jika indeks dominansi mendekati nol (0) maka tidak ada satu
jenis atau spesies yang mendominasi. nilai indeks dominansi berkisar antara 0 – 1 dan
jika nilai indeks mendekati atau bernilai 1, maka perairan didominasi oleh spesies
tertentu dan sebaliknya. Nilai dominansi phytoplankton 0,334 – 0,356 dan
zooplankton 0,156 – 0,500 ini menunjukkan bahwa rata-rata tidak terjadi dominansi
spesies Odum (1971). Banyak sedikitnya spesies yang terdapat dalam suatu contoh
air akan mempengaruhi indeks dominansi, meskipun nilai ini sangat tergantung dari
jumlah individu masing masing spesies.
7

BAB III
METODELOGI

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 14, 21, 28 November dan 6 Desember


2017 Di Jl. Joyo Mulyo, Bendungan Benanga Lempake dan Pengamatan dilakukan
di Lab. Lingkungan Budidaya Perairan
B. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Ember h. Glass objek
b. Plankton Net i. Cover Glass
c. Tali j. Pipet
d. Alat Ukur Meteran k. Tisu
e. Botol Sampling l. Alat Tulis
f. Botol m. Kaca Preparat
g. Mikroskop
2. Bahan:
a. Air
b. Plankton
c. Lugol
C. Cara kerja

1. Pengambilan Sampel Plankton dan Pengawetan Sampel


 Menentukan Karakteristik lokasi sampling
 Sebelum melakukan pengambilan sampel plankton hal yang pertama
dilakukan yaitu melakukan pengukuran lebar sungai, pengukuran lebar
jembatan, kecepatan arus, kedalaman sungai, dan panjang jembatan.
 Kemudian melakukan pengambilan sampel plankton dengan botol secara
horizontal.
 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ember yang
bervolume 5 Liter.
8

 Saring semua sampel air ke dalam plankton net.


 Kemudian Air Sampel yang berada di botol plankton net dipindahkan
kedalam botol yang bervolume 100 Ml.
 Pengambilan dilakukan di lima titik berbeda yang telah ditentukan.
 Setelah dilakukan pengambilan sampel maka selanjutnya dilakukan
pengawetan sampel dengan menggunakan larutan Lugol sebanyak 3 tetes.
2. Analisis Plankton
 Siapkan sampel plankton yang telah tersaring, mikroskop, dan cover glass.
 Kocok sampel secara perlahan lalu mengambil sampel menggunakan pipet
tetes.
 Kemudian teteskan sampel yang berada dipipet pada kaca preparat.
 Letakan cover glass yang sudah ditetesi dengan sampel dibawah mikroskop
 Lalu amati dan catat plankton apa saja yang ditemukan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
A. Deskripsi Lokasi
Pengambilan sampel dilakukan di Jalan Joyo Mulyo, Bendungan Dermaga
Lempake yang terletak di antara rumah warga yang bertempat tinggal di daerah
9

tersebut. Pengambilan dilakukan dijembatan yang sering disebut dengan warga


yaitu jembatan lempake di dimana jembatan yang tepat berada di sebelah
bendungan dimana jembatan ini dikelilingi dengan rumah masayarakat yang
tinggal di daerah tersebut. Jembatan Lempake terletak di Kelurahan Lempake,
Samarinda Utara Kalimantan Timur.
Disisi kanan dan kiri jembatan terdapat rumah warga yang letaknya tepat
berada di pinggiran sungai dan aliran pembuangan limbah rumah tangganya
langsung turun kedaerah aliran air sungai. Lebar sungai daerah pengambilan
sampel yaitu 10,30 M dengan kedalam ± 1-2 M. Keadaan sungai tempat
pengambilan sampel terdapat eceng gondoknya dan beberapa sampah plastik.
Warna air sungai tempat pengambilan sampel yaitu putih bening sehingga
tampak dengan jelas oleh mata dasar sungai tersebut. Sampah dan eceng gondok
yang terdapat pada sungai benanga tersebut tidak menyebabkan air tersebut
mengeluarkan bau tak sedap ataupun membuat airnya menjadi hitam. Di setiap
sisi ujung jembatan tersebut terdapat rumah warga, baik yang tinggal sedikit jauh
dari pinggiran sungai maupun yang tinggal dekat dengan sungai. Terlihat bahwa
kebiasaan warga tersebut mengambil ikan dengan menggunakan bubu. Bubu
tersebut di pasang di setiap pinggiran sungai. Ada beberapa atau sebagian warga
yang masih saja membuang limbah rumah tangganya di sungai tersebut.

A. Tabel Plankton

Tabel 1. Jenis-jenis zooplankton di minggu ke-1 yang ada dibendungan benanga


Jlh Spesies Jumlah Jumlah In Pi In Pi -(Pi Pi2 I max E
jenis/ spesies yang spesies (A,∑ In (In (H’/I
taksa ditemukan (ind./I) A) Pi) jlh Max)
(A) taksa)
1 Acanthocyclops 1 126 0,23 -1,38 0,34 0,063 1,38 0,64

2 Arcella Vulgaris 1 126 0,25 -1,38 0,34 0,063

3 Brancionus 3 378 0,74 --0,28 0,21 0,56


10

Angularis
∑=3 5 630 0,89 1,82
H’

Jlh Spesies Jumlah Jumlah In Pi In Pi -(Pi In Pi2 I max


jenis/ spesies spesies (A,∑A) Pi) (In
Taksa yang (ind./I) jlh
ditemuk taksa)
an (A)
1 Surirella sp 1 126 0,0588 -0,166 0,034 0,0034 2,197 0
2 Synedra sp 4 504 0,2352 -0,338 0,0553 0,0055
3
3 Spirulina sp 1 126 0,588 -0,166 0,0034 0,0034
4 Ulothrix Aequalis 1 126 0,0588 -0,166 0,0034 0,0034
5 Closterium Gracile 1 126 0,0588 -0,166 0,0034 0,0034
6 Closterium 1 126 0,0588 -0,166 0,0034 0,0034
Moniliferum
7 Spyrogyra sp. 5 630 0,2941 -0,358 0,086 0,086
8 Desmidium 1 126 0,0588 -0,166 0,0034 0,0034
Pseudostreptonema
9 Nitzshia sp 2 252 0,01176 -0,251 0,0138 0,0138
∑=9 17 2142 1,943 0,1755
H’ D
Tabel 2. Jenis-jenis Fitoplankton minggu ke-1 yang ada dibendungan benanga
11

Tabel 3. Jenis-jenis zooplankton minggu ke-2 yang ada dibendungan benanga


Jlh Spesies Jumlah Jumla In Pi In -(Pi Pi2 I E
jenis spesies h (A,∑A Pi In max (H’/I
/ yang spesies ) Pi) (In Max
taks ditemuka (ind./I jlh )
a n (A) ) taksa
)
1 Euglena 1 126 0,2 - 0,32 0,0 1,098 0,86
Oblonga 1604 1 4 3
2 Rotatoriu 3 378 0,6 - 0,30 0,3
m 0,51 6 6
0
3 Euglena 1 126 0,2 - 0,32 0,0
Acus 1,60 1 4
9
∑=3 5 630 0,94 0,4
8 4
H’

Tabel 4. Minggu ke-2 Jenis-jenis Fitoplankton


Jumlah
I Max
Jumlah Spesies Jlh Pi -(Pi.
(In E (H’/I
Jenis/ Spesies yang spesies (A/ In Pi In P2
jumlah Max
Taksa ditemu (ind/L) ∑A) Pi)
Taksa
kan (A)
Ascillatoria 1 126 0.08 -2.53 0.20 0.0064 1.95 0.89
1
ornata
Cylondrotheca 1 126 0.08 -2.53 0.20 0.0064
2
closterium
3 Pleurotaenium 2 252 0.16 1.83 0.29 0.026
Closteriumgra 2 252 0.16 1.83 0.29 0.026
4
cile
5 Synedrasp 1 126 0.08 -2.53 0.20 0.0064
12

6 Surirallasp 1 126 0.08 -2.53 0.20 0.0064


7 Spyrogyrasp 3 378 0.25 -1.39 0.35 0.063
H’ D’
∑=2 ∑=11
1.73 0.1406
Tabel 5. Minggu ke-3 Jenis-jenis fitoplankton
Jumlah
Jumla I Max
Jumlah Spesies Pi E
hspesi -(Pi. 2 (In
Jenis/ Spesies yang (A/ In Pi P (H’/I
es In Pi) jumlah
Taksa ditemu ∑A) Max
(ind/L) Taksa
kan (A)
UlothrixAequa
1 1 126 0.33 - 1.108 0.365 0.1089 1.95 0.89
lis
Cylondrotheca
2 1 126 0.33 - 1.108 0.365 0.1089
closterium
3 Spyrogyrasp 1 126 0.33 - 1.108 0.365 0.1089
H’ D
∑=3 ∑=3
1.095 0.3267

Tabel 6. Minggu ke-3 Jenis-jenis Zooplankton


JlhSpes Jlh
I Max
Jumlah ies spesie Pi
-(Pi. (In E (H’/I
Jenis/ Spesies yang s (A/ In Pi P2
In Pi) jumlah Max
Taksa ditemu (ind/ ∑A)
Taksa
kan (A) L)
-
1 Colpoda 1 126 0.5 0.25 0.25 0.693 0.995
0.69
Aphanizomenon -
2 1 126 0.5 0.25 0.25
a 0.69
H’ D
∑=2 ∑=2
1.31 0.50
13

Tabel 7. Jenis-jenis fitoplankton minggu ke-4 yang ada dibendungan benanga


Jlh Spesies Jumlah Jumla In Pi In -(Pi Pi2 I E
jenis/ spesies h (A,∑A Pi In max (H’/I
Taks yang spesies ) Pi) (In Max
a ditemuka (ind./I jlh )
n (A) ) taksa
)
1 Spyrogyr 5 630 0,29 - 0,36 0,08 0 0
a sp. 1,2 0 4
4
∑=1 5 0,36 360
0
H’ D

Tabel 8. Hasil pengamatan fitoplankton pada lokasi jembantan benanga


No. Jenis Planktom Pengamatan minggu ke- Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
1. Suriella sp 126 126 252 63
2. Synedra sp 504 126 63.504 15,876
3. Spirulina sp 126 126 31,5
4. Ulotrhrix 126 126 252 63
Aequalis
5. Closterium 126 126 31,5
moniliferum
6. Closterium 126 378 94,5
Gracile
7. Spyrogyra 630 252 1,764 441
8. Desmidium 126 378 126 630 1,26 31,5
9. Nitzchia sp 252 252 63
10. Oscillatoria 126 126 31,5
Ornata
14

11. Cylondrotheca 126 126 252 63


Closterium
12. Pleurotaenium 252 252 63
Jumlah Ind. 2,142 1,386 3,78 6,30 4,536 1,134
Plankton/Liter
Jumlah Taksa 9 7 3 1 20 5
Indeks 1,943 1,73 1,095 0,360 5,126 1,282
Keragaman
(H’)
Indeks 0,884 0,89 0,996 0 2,77 0,693
Keseragaman
(E’)
Indeks 0,1755 0,1406 0,327 0,084 0,727 0,1818
Dominan (D)

Tabel 9. Hasil Pengamatan Zooplankton pada lokasi jembatan benanga


kelurahan lempake
PengamatanMingguKe - Rata-
No. Jenis Plankton Jumlah
1 2 3 4 rat
1. Colpoda 126 126 31.5
Aphanizomenon
2. 126 126 31.5
a
Euglena
3. 126 126 31.5
oblonga
4. Rotatoriumsp 378 378 94.5
5. Euglena acus 126 126 31.5
6. Acanthocyclops 126 126 31.5
7. Arcella vulgaris 125 126 31.5
Brachionus
8. 378 378 94.5
angularis
JlhInd
630 630 252 1.512 378
Plankton/Liter
Jlh Taksa 3 3 2 8 2
Indeks
0.89 0.948 0.5 2.338 0.548
Keragaman
Indeks
0.64 0.863 0.995 2.498 0.62
Keseragaman
Indeks Dominan 1.32 0.44 0.5 2.76 0.69
15

Grafik 1. Hasil Pengamatan Phytoplankton di Lokasi Bendungan Benanga Lempake


16

Grafik 2. Hasil Pengamatan Zooplankton di Lokasi Bendungan Benanga Lempake


17

Diagram 1. Hasil Pengamatan Plankton di Lokasi Bendungan Benanga Lempake

B. PEMBAHASAN
Praktikum dilakukan selama empat minggu di lokasi Bendungan Benanga
Lempake. Dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman plankton, jenis-jenis
plankton serta hubungan keanekaragaman plankton dan kualitas perairan di
Bendungan Benanga Lempake. jenis plankton yang mendominasi di perairan tersebut
18

yaitu dari golongan phytoplankton dari jenis Spyrogyra sp, pada siang hari,
fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang dihasilkan disimpan di antara
filament dan pada saat itu juga spirogyra sp akan naaik ke permukaan air. sedangkan
dari golongan phytoplankton jenis Synedra sp tidak mendominasi di perairan
Bendungan Benangan Lempake. Tingginya kelimpahan zooplankton dari kelas
protozoa jenis Rotarium sp dan Brachionus angularis didukung oleh indeks
keanekaragaman dari fitoplankton yang selisihnya tidak begitu jauh dari zooplankton.
Bahwa pertumbuhan zooplankton dan fitoplankton juga dipengaruhi suhu dan
pH. Suhu optimal untuk pertumbuhan zooplankton 20 – 24 0C, sedangkan pH
optimum pada pH 9. Melihat kondisi saat pengambilan sampel di lokasi bendungan
benangan bahwa air sampel tersebut berwarna coklat, dan pada minggu ke 3 dan ke 4
air di bendungan tersebut mengalami perubahan warna yang coklat yang keruh maka
kondisi tersebut juga mempengaruhi tinginya plankton jenis protozoa.

A. Debit Air
Minggu I

Gambar 1. Grafik
minggu I

A : = 0,9 m
B : (2,5 m x 0,72
m) + () = 2,625 m
C : (2,5 m x 0,98 m) + () = 2,875 m
D : (2,5 m x0,84 m) + () = 2,275 m
E : () = 1,05 m
Jumlah : A+B+C+D+E =
: 0,9+2,625+2,875,+2,275+1,05 = 9,725 m3
19

Arus air : () = 6,126


detik
Lebar jembatan: 7,68 m
Kecepatan : = 1,25 m/detik
Debit air : 9.725 m3 x 1,25 m/detik = 12,15 m3/s

Minggu II

Gambar 2. Grafik
minggu II

A : = 1,025 m
B : (2,5 m x 0,82
m) + () = 2,225 m
C : (2,5 m x 0,96 m) + () = 2,987 m
D : (2,5 m x 0,78 m) + () = 2,762 m
E : () = 0,975 m
Jumlah : A+B+C+D+E =
: 1.025 + 2,225 + 2,987 + 2,762 + 0,975= 9,974 m3

Arus air : () = 7,374


Lebar jembatan: 7,68 m
Kecepatan : = 1,041 m/detik
Debit air : 9,974 m3 x 1,041 m/d = 10,38 m3/d

Minggu III
20

Gambar 3. Grafik Minggu III


A : (3,6 m x 0,5 m) + () = 3,204 m

B : (3,6 m x 1,28 m) + () = 5,85 m


C : (3,6 m x 1,95 m) + () = 7,056 m
D : (3,6 m x 1,34 m) + () = 5,922 m
E : (3,6 m x 0,62 m) + () = 3,528 m

Jumlah : A+B+C+D+E =
: 3,204+5,85+7,056+5,922+3,528 = 25,56 m

Arus air : () = 5,53


detik
Lebar sungai : 7,68 m
Kecepatan : = 1,38 m/d
Debit air : 25,56 m3 x 1,38 m/d = 35,27 m3/d

Minggu IV

Gambar 4. Grafik
minggu IV

A : (3,6 m x
1,33 m) + () =
5,526 m
B : (3,6 m x 1,74 m) + () = 7,308 m
C : (3,6 m x 2,32 m) + () = 9,036 m
D : (3,6 m x 1,40 m) + () = 7,38 m
E : (3,6 m x 1,20 m) + () = 4,68 m
21

Jumlah : A+B+C+D+E =
: 5,526+7,308+9,0367,38+4,68 = 33,93 m

Arus air : () = 6,492


detik
Lebar sungai : 7,68 m
Kecepatan : = 1,18 m/d
Debit air : 33,93 m3 x 1,18 m/d = 40,037 m3/d

Grafik 3. Hasil Perhitungan Kecepatan Arus di Lokasi Bendungan Benanga Lempake


KECEPATAN ARUS
22

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Jumlah total spesies plankton yang ditemukan baik itu fitoplankton maupun
zooplankton sebanyak 53. Pada fitoplankton pengamatan dengan indeks
keanekaragaman tertinggi yaitu terdapat pada minggu pertama yaitu
sebanyak 1,943, pengamatan dengan indeks keseragaman tertinggi tertingi
pada minggu ketiga, dan pengamatan dengan indeks dominansi tertinggi
terdapat pada minggu ketiga. Sedangkan pada zooplankton pengamatan
dengan indeks keanekaragaman tertinggi yaitu terdapat pada minggu
pertama yaitu sebanyak 1,943, pengamatan dengan indeks keseragaman
tertinggi adalah pada minggu ketiga, dan pengamatan dengan indeks
dominansi tertinggi terdapat pada minggu pertama.
2. Adapun jenis plankton yang ditemukan pada praktikum ini yaitu Surirella
sp, Synedra, Spirulina, Ulothrix aequalis, Closterium moniliferum,
Closterium gracile, Spyrogyra, Desmidium pseudostreptonema, Nitzschia
sp, oscillatoria ornate, Cylondrotheca closterium, Pleurotaenium, Colpoda,
Aphanizomenona, Euglena oblonga, Euglena acus, Rotatorium sp,
Acanthocyclops, Arcella vulgaris, dan Brachionus angularis.
3. Mengacu pada nilai indeks keragaman yang diperoleh, maka plankton yang
terdapat pada sungai Benanga, Lempake memiliki keanekaragaman sedang,
produktivitas cukup dengan kondisi ekosistem cukup seimbang.

B. Saran
23

Adapun saran yang dapat diberikan sebaiknya untuk menunjang pengetahuan


mahasiswa diharapkannya agar praktikum teknik sampling plankton ini lebih sering
lagi di laksanakan bertujuan untuk menambah wawasan lagi tentang plankton bagi
para mahasiswa sehingga dengan demikian tercapainya tujuan yang diharapkan.
Maka dengan itu sangatlah di perlukan kritik saran ataupun nasihat demi mendukung
tercapainya wawasan ilmu yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fajrie, 2010. Laporan Planktonologi. (Online :


http://fajriebdpundip2009.blogspot.co.id/2010/06/laporan-planktonologi-
2009.html). Diakses pada 21 Desember 2017.
Mustafa Hasan, 2000. Teknik Sampling. (online:
https://frisztado.wordpress.com/2010/10/28/teknik-sampling-hasan-mustafa-
2000). Diakses pada 21 Desember 2017.
Muwarni, 2009. Dalam Bambang Kustiawan. 2014. Makalah Pengertian dan
24

Manfaat Plankton. (online:


http://himapiummi2310.blogspot.co.id/2015/09/makalah-pengertian-dan-
manfaat-plankton.html). Diakses pada 21 Desember 2017.
Nybakken, 2012. Dalam Hoezim Faisol, 2013. Laporan Praktikum Tentang Plankton
(Praktikum Ekologi Umum). (Online :
https://faisolhezim1994.blogspot.co.id/2013/12/laporan-praktikum-tentang-
plankton.html). Diakses pada 21 Desember 2017.

Odum, 1971. Dalam Furqon Abie Andreas. 2011. Planktonologi. (online:


http://furqoninspired.blogspot.co.id/2011/11/laporan-planktonologi-2011i.html)
diakses pada 21 Desember 2017.

Odum, 1975. Dalam Rahmanto rahmat. 2012. Indeks Keaneka Ragaman dan
dominansi. (online: http://perikananummks.blogspot.co.id/2012/06/indeks-
keaneka-ragaman-dan-dominansi.html) diakses pada 21 Desember 2017.

Pasengo, 1995. Dalam Furqon Abie Andreas. 2011. Planktonologi. (online:


http://furqoninspired.blogspot.co.id/2011/11/laporan-planktonologi-2011i.html).
Diakses pada 21 Desember 2017.
Roy, 2009. Dalam Indra Widi Kusuma. 2015. Metode Pengambilan, Pengawetan,
dan Analisis Plankton. (online:
http://widiindrakesuma.blogspot.co.id/2015/05/metode-pengambilan-
pengawetan-dan.html). Diakses pada 21 Desember 2017.
Sidiq, 2008 dalam Nasution, Emelia 2013. Laboratorium Ekologi dan Manajemen
Lingkungan Perairan. (Online :
http://laporanpraktikumemel.blogspot.co.id/2013/05/laporan-praktikum-
plankton_19.html). Diakses pada 21 Desember 2017.
Singgih, 2010. Produktivitas Perairan. Universitas Brawijaya. Malang. (online:
http://singgih.jigsy.com/entries/general/pengertian-plankton-dan-klasifkasinya)
diakses pada 21 Desember 2017.
25

Widodo, 1997 Dalam Rahmanto rahmat. 2012. Indeks Keaneka Ragaman dan
dominansi. (online: http://perikananummks.blogspot.co.id/2012/06/indeks-
keaneka-ragaman-dan-dominansi.html).Diakses pada 21 Desember 2017.

LAMPIRAN

Gambar 1. Mengambil

sampel air (dokumen

pribadi)

Gambar 2.
Mengukur
lebar sungai (dokumen
pribadi)

Gambar 3. Mengukur

kedalaman sungai
26

(dokumen pribadi)

Gambar 4. Memindahkan

sampel air kedalam botol

sampel (dokumen pribadi)

Gambar 5.
Pengawetan
sampel air dengan reagen (dokumen pribadi)

Gambar
6. Rotaria
Rotatorium
(dokumen pribadi)

Gambar 7. Oscillatoria sp (dokumen pribadi)


27
28

Gambar 8. Spyrogyra sp (dokumen pribadi)


29
30

Gambar 9. Closterium sp (dokumen pribadi)

Anda mungkin juga menyukai