LAPORAN
PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN
OLEH :
CHRISTIN MAITALE
2016-65-013
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon.
Oleh :
CHRISTIN MAITALE
2016-65-013
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Ir. J. W. Loupatty, M. Si
NIP. 19640627 199003 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Ada securah harapan yang timbul dan motifisai untuk menyelesaikan studi pada
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Maka patut puji dan syukur kehadirat Tuhan
yesus, atas karunia dan limpahan kasih serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ini dengan judul TEKNIK PEMINGSANAN IKAN NILA (
Oreochromis niloticus ) DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK SEREH (cymbogon
sp) dapat di selesaikan sebagaimana di harapkan.
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,
sehingga tidak menutup kemungkinan bagi berbagai pihak untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan guna memperbaiki penulisan
ini.
Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
iv
10. Kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam melaksanakan
praktek ketrampilan lapangan ini dengan lancar, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan laporan ini dengan baik.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pemingsanan Pada Ikan Nila ........................................... 11
4.2 Pengujian dosis terbaik ............................................................... 12
4.3 Tabel hasil Kecepatan waktu pingsan ikan Nila ......................... 12
4.4 Tabel hasil tingkah laku ikan selama pemingsanan .................... 12
4.5 Tabel hasil kelulusan hidup......................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 15
5.2 Saran ............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi lebih tinggi,selain itu teknik ini bebas dari resiko kebocoran atau
rembesan.pada transportasi ikan sistem kering perlu dilakukan proses penanganan
atau pemingsanan terlebih dahulu. prinsip dari penanganan ikan hidup adalah
mempertahankan kelangsungan hidup ikan semaksimal mungkin sampai ikan
tersebut diterima oleh konsumen.
Terdapat beberapa tahap penanganan untuk mencapai maksud tersebut yaitu
penanganan ikan sebelum diangkut, selama pengangkutan dan setelah
pengangkutan(junianto 2003).Menurut Arie (2000) terdapat beberapa kegiatan
penanganan ikan hidup setelah dilakukan pemanenan, yaitu: penyeleksian,
penimbangan, pemberokan dan pengangkutan.pemingsanan terhadap ikan hidup
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara penurunan suhu dan dengan
menggunakan bahan-bahan pembius, baik yang alami maupun buatan. Metode
penurunan suhu dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara penurunan
suhu secara langsung dan penurunan suhu secara bertahap. Untuk senyawa
kimiayang sering digunakan sebagai bahan anestesi adalah Trichaine
Metanosulfonat (MS-222) dan Quinaldine (2-4 Methychinolin).
Dalam penggunaan senyawa kimia sebagai bahan anestesi harus berhatihati
karena batasan toksik dan dosis bius pada ikan berada pada rentang yang sempit
dan berbahaya bagi kesehatan, selain itu senyawa kimia ini memiliki harga yang
relatif mahal, dan tiada batas aman untuk dikonsumsi dalam rentang waktu
penggunaan yang singkat. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan anestesi pada
ikan dapat teresidu didalam tubuh ikan yang akan berbahaya apabila dikonsumsi.
Salah satu cara, mengatasi masalah ini, maka dapat digunakan bahan anestesi
yang bersifat alami. Selain aman dalam pemakaian, bahan anestesi alami juga
tidak berbahaya apabilaikan tersebut dikonsumsi. Bahan anestesi alami yang
pernah diteliti dan dapat digunakan untuk membius adalah minyak cengkeh,
minyak paladan minyak biji karet. Penggunaan bahan-bahan alami ini
dikarenakan adanya senyawa yang mengakibatkan efek bius.anestesi terjadi pada
sistem syaraf pusat yang menyebabkan organisme tidak sadar atau pingsan
(Anonim dalam Achamdi, 2005).
Citronella essential oil (minyak esensial atau minyak atsiri sereh wangi) telah
digunakan selama berabad-abad di Cina, Indonesia dan Sri Lanka untuk
2
mengurangi ruam, inflamasi, infeksi, rasa sakit dan kondisi kesehatan lainnya.
Citronella oil memiliki konsentrasi tinggi antioksidan dan fitokimia yang berasal
dari batang dan daun sereh wangi (Cymbopogon nardus). Minyak ini banyak
digunakan sebagai minyak wangi alami, penolak serangga, serta menjadi bagian
dalam produk kecantikan dan rumah tangga. Menurut puluhan studi klinis,
citronella oil (minyak sereh wangi) murni memiliki sifat antiseptik, antimikroba
dan antijamur. Penggunaan paling populer citronella adalah sebagai bagian dalam
produk penolak serangga karena secara alami mampu mengusir nyamuk dan
serangga lain. U.S. Environmental Protection Agency menganggap citronella
sebagai “biopestisida” yang efektif melawan merangga namun bukan merupakan
substansi beracun. Karena efektif melawan infeksi, bakteri dan jamur, citronella
oil juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan perabot dan memurnikan
udara.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tubuh ikan serta konsumsi oksigen selama transportasi namun tetap
mempertimbangkan aspek keamanan dan kesehatan ikan.
Kingdom : animalia
Filum : chordata
Subfilum : vertebrata
Kelas : osteichtyes
Subkelas : acthpthopreygi
Ordo : percomorphi
Subordo : percoidea
Famili : cichlidea
Genus : oreoechromis
Spesies : Oreochromis niloticus
5
lain yang dapat dilihat dari ikan nila adalah memiliki warna tubuh hitam dan agak
keputihan. Ingsan berwarna putih sisik ikan nila memiliki ukuran besar, kasar, dan
tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada ikan ini memiliki ukuran relatif kecil di
bandingkan dengan mulu dengan berada pada bagian unjung kepala serta
memiliki mata yang besar.
6
amonia dan karbondioksida (Wedemeyer, 1996). Teknik pemingsangan juga telah
dilakukan oleh Surono et al. (1995) untuk menurunkan kemungkinan stres dan
cacat pada ikan saat panen hingga penanganan dan
pengemasan. Pemingsangan mencegah ikan dari stres karena gerakan yang sangat
aktif (hyperactivity) (Anonymous, 1986). Akibat dari stres pada ikan akan
menurunkan daya tahan terhadap penyakit yang dapat ditimbulkan dari mikroba
ataupun bakteri yang terdapat secara alamiah pada ikan (Suparno & Irianto, 1995).
Kecepatan pemingsanan ikan tergantung pada konsentrasi yang diberikan.
Jika rangsangan yang diberikan sangat banyak, maka waktu pemingsanan semakin
cepat, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan kematian pada ikan dikarenakan
ikan memiliki daya kemampuan untuk beradaptasi yang cukup lambat. Daud et al.
(1997) dalam Yanto (2008). Menyatakan bahwa dalam anastesi diharapkan waktu
induksi relatif cepat sehingga mengurangi lamanya stres pada ikan, karakteristik
bahan anastesi yang baik yaitu memiliki waktu induksi kurang dari 15 menit dan
lebih baik kurang dari 3 menit.
7
BAB III
METODOLOGI
8
Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengamati objek hasil
pengamatan dan mencatat pengamatan yang dilakukan dilapangan baik
secara langsung dan tidak langsung.
b. Metode Kepustakaan
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data berupa tulisan artikel
sebagai contoh data artikel yang di dapat dari internet dan literature yang
berkenan dengan materi pembuatan laporan praktek kerja lapangan untuk
melengkapi praktikum.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri.
9
3.4. Prosedur PKL
Hewan Uji
Proses Anastesi
Penentuan Dosis
Bahan anastesi
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses eksperimen PKL ini, menggunakan dosis minyak sereh yaitu , dosis
2 ml, 2,5 ml, dan 3 ml dengan menggunakan volume air 1 liter. Dalam PKL
ini pertama-tama di lakukan persiapan wadah kemudian seleksi benih, yang
sudah di lakukan yaitu proses aklimatisasi dan di puaskan sebelum di lakukan
proses pemingsangan. Selanjutnya minyak sereh yang telah tersedia di siapkan
dalam gelas aiso kemudian di lakukan pengujian konsentrasi terbaik pada saat
pemingsangan ikan nila dengan menggunakan minyak sereh.
(a) (b)
(c)
Gambar 4. a,b,c Proses pengambilan dosis dan pemingsanan pada ikan nila
11
4.2 Pengujian dosis terbaik
Penentuan dosis yang digunakan dari minyak sereh ini masing-masing
menggunakan 4 ekor benih ikan nila dengan ukuran ikan nila 10-13 cm diperoleh
dari air alih yang kemudian dipelihara di laboratorium kultivasi dan diberi makan
pelet. Ikan nila yang dipelihara diwadah pemeliharaan (akuarium) dengan suhu air
kurang lebih 270C sebelum dilakukan pembiusan ikan dipuaskan terlebih dahulu
selama 24 jam, dengan tujuan agar ikan bisa beradaptasi dengan lingkungan baru
kemudian ikan diukur terlebih dahulu lalu dimasukan kedalam wadah media
pembiusan yang telah ditentukan yaitu 2 ml, 2,5ml, 3ml,/l dengan volume air
dilakukan penyedaran dengan diberikan aerasi.
3 ml Menit ke 19 Menit ke 1
12
sudah tidak sadarkan diri (pingsan)
2,5 ml Menit pertama ikan bergerak sangat cepat, karuan dan saling
bertabrakan dan banyak mengeluarkan feses sampai pada menit-
menit berikutnya, menit ke 12 ikan kehilangan keseimbangan
overkulum semakin melambat menit ke 18 ikan tidak sadarkan
diri (pingsan)
Semakin tinggi zat anastesis yang dimasukan kedalam media pemingsanan maka
semakin cepat ikan kehilangan keseimbangan.
13
kelulusan hidup 100%. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika dosis minyak
sereh terlampau tinggi bisa menyebabkan overdosis pada ikan karena didalam
minyak sereh mengandung senyawa geraniol sitronelol yang mampu menurunkan
tingkat metabolisme ikan dengan cara membuat ikan pingsan atau menenangkan
ikan Senyawa tersebut berperan penting dalam mekanisme anestesi melalui
jaringan pernapasan. sehingga di gunakan berlebihan maka dapat bersifat toksin
dan ikan bisa mati, sehingga pemakaian perlu penentuan dosis yang tepat. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi dosis minyak sereh yang di gunakan maka
kelangsungan hidup hewan uji semakin rendah sebaliknya semakin rendah dosis
minyak sereh yang di gunakan maka semakin tinggi tingkat kelangsungan hidup
hewan uji.
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari perlakuan pemingsanan ikan nila (O. niloticus) dengan mengunakan
dosis minyak sereh yang berbeda maka kecepatan pingsan yang sangat baik
adalah pada dosis 3 ml hingga sadar sangat singkat pada menit ke 1.
5.2. Saran
Untuk peneliti yang ingin melanjutkan pengamatan ini, diharapkan dapat
meneliti ikan jenis lain yang dapat dipingsankan dengan minyak sereh dan sejauh
mana efektifitas senyawa pemingsan ini untuk ikan yang jenis berbeda dan perlu
adanya pemilihan dosis terbaik sehingga dalam proses pemingsangan ikan akan
mendapatkan hasil terbaik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Eddy Supriyono, 2012. Respon Fisiologi Benih Ikan Kerapu Macan Epinephelus
fuscoguttatus Terhadap Penggunaan Minyak Sereh dalam Transportasi
Tertutup dengan Kepadatan Tinggi, :Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor 16680. Indonesia
16