Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Judul
Pemeliharaan Organisme Uji Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
B. Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup
ikan nila (Oreochromis niloticus)
2. Menentukan perlakuan terbaik dalam pemeliharaan ikan nila
(Oreochromis niloticus) selama 3 hari antara tanpa perlakuan,
perlakuan pemberian aerasi, perlakuan pemberian pakan 1gr, 2gr, 3gr,
pakan 1gr - aerasi, dan pakan 1gr - aerasi- filtrasi
3. Mengetahui cara menjaga dan memelihara kelangsungan hidup ikan
nila (Oreochromis niloticus)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Dwisang (2008), ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk jenis


hewan vertebrata yang memiliki sisik pada badannya dan mempunyai gurat sisi.
Ikan nila termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan morfologi ikan
berbentuk pipih kearah vertikal, bertulang belakang. Ikan ini hidup di habitat
perairan, bernafas menggunakan insang serta menggunakan sisik untuk menjaga
keseimbangan tubuh. Sirip-siripnya bersifat Poikilotermal.
Peralatan yang digunakan untuk perlakuan dan mengukur parameter
kondisi air akuarium dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
Menurut Susanto (1996), Filter akuarium digunakan untuk menghilangkan
limbah kimia larut dan limbah. Dalam sistem akuarium benda-benda yang tidak
dikehendaki tersebut diantaranya adalah residu organik, amoniak, bahan padatan,
dan bahan kimia lainnya. Aerator berfungsi untuk menyuplai udara ke dalam air
akuarium serta menguapkan dan mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar
dari akuarium. Menurut Martin dkk (2012), pengukuran pH bisa dilakukan
menggunakan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas
suatu larutan. Menurut Kordi dan Tancung (2007), turbidity meter adalah alat
pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang.
TDS (Total Dissolve Solid) meter merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu dan jumlah zat terlarut. Menurut Salmin (2005), DO meter
merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa kadar oksigen terlarut (Ardita
dkk., 2015).

Berikut ini adalah bahan dan fungsi bahan yang digunakan dalam
praktikum : NO3 atau nitrat adalah bentuk utama nitorgen diperairan alami dan
merupakan nutiren utama bagian pertumbuhan tanaman dan algae, sangat mudah

larut dalam air dan bersifat stabil yang dihasilkan dari proses oksidasi sempurna
senywa nitrogen diperairan. NO2 atau nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah
yang sedikit, lebih sedikit dibandingkan dengan nitrat karena bersifat tidak stabil
dengan keberadaan oksigen, bersifat toksik bagi ikan, karena menyebabkan
terganggunya proses pengikatan oksigen oleh darah. Menurut Setyono (2012),
pelet merupakan makanan buatan yang dibuat dari ramuan beberapa bahan yang
dijadikan adonan dan dicetak sehingga berbentuk batangan atau bulatan kecilkecil yang merupakan pakan yang dapat dijadikan pakan pengganti dari ikan
rucah sebagai pakan utama dengan harga yang lebih murah dibanding dengan ikan
rucah dan cincangan daging.
Menurut Kordi dan Tancung (2007), Faktor-faktor yang mempengaruhi
ikan di Habitat dan di akuarium adalah : Kadar NH3 (amoniak) yang terdapat
dalam perairan merupakan hasil metabolisme ikan berupa kotoran padat (feses)
dan terlarut (amonia) yang dikeluarkan ginjal, jaringan insang dan lewat anus.
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan
ikan nila. Tingkat keasaman (pH) air yang cocok adalah 6,5-8,5 yang masih dalam
kisaran normal untuk ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu
optimum pertumbuhan ikan nila adalah 25C-37C. Kadar oksigen terlarut (DO)
dalam air dapat mempengaruhi aktivitas ikan nila dan berpengaruh pada
metabolisme dalam tubuh ikan, dan ikan mampu hidup dalam kisaran oksigen
terlarut sebesar 3-5 mg/L, jika kurang dari nilai tersebut maka dapat menyebabkan
kematian pada ikan (Ardita dkk., 2015). Frekuensi pemberian pakan harus
dilakukan secara kontinu dan juga ukuran pakan harus disesuaikan dengan lebar
bukaan mulut ikan. Pemberian pakan yang tepat adalah menyesuaikan jumlah
pakan yang diberikan dengan bobot ikan. Untuk ikan nila, jumlah pakan yang
diberikan adalah 3% (per hari) dari bobot total ikan yang dipelihara (Azwar dkk,
2004).
Menurut Sugianti (2005), jenis-jenis penyakit pada ikan dibedakan
menjadi 4, yaitu : yang disebabkan oleh golongan parasite, disebabkan oleh
golongan jamur, disebabkan oleh golongan bakteri, disebabkan oleh golongan
virus. Malnutrisi karena ikan kekurangan vitamin dan komponen gizi yang buruk.

Penyakit parasit pada ikan disebabkan karena aktivitas organisme parasit.


Penyakit pada ikan bisa timbul pada saat ikan dalam kondisi stres, pH yang terlalu
tinggi atau rendah, kurangnya asupan oksigen dalam air, dan perubahan suhu yang
berubah secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA

Ardita, N., Budiharjo, A., dan Sari, S. L. A. 2015. Pertumbuhan dan rasio konversi pakan
ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan prebiotik. Jurnal
Bioteknologi 12(1): 16-21.

Azwar, Z.A., Suhendra, N., dan Praseno, O. 2004. Manajemen Pakan pada Usaha
Budidaya Ikan di Karamba Jaring Apung. Pusat Riset Perikanan Budidaya,
Jakarta.
Dwisang. 2008. Struktur Tubuh Ikan Nila. Kasinisius,Yogyakarta.
Kordi, M.G.H., dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT. Rineka,
Jakarta.
Martin, N., Hatta, A. M., dan Sekartedjo. 2012. Pengaruh Variasi Bending Sensor
pH Berbasis Serat Optik menggunakan Lapisan Silica Sol Gel Terhadap
Sensitivitas. Jurnal POMITS 1 (1): 1-6.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana
30 (3): 21-26.
Setyono, B. 2012. Pembuatan Pakan Buatan. Unit Pengelola Air Tawar Kepanjen,
Malang.
Sugianti, B. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam
Pengendalian Penyakit Ikan. Makalah Pribadi Falsafah Sains, Institut
Pertanian Bogor.
Nuzula, N. I. dan Endarko. 2013. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air
Berbasis Mikrokotroler ATMega 8535. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(1): 1-5.

Anda mungkin juga menyukai