Anda di halaman 1dari 10

IKAN NILA YANG BERNILAI EKONOMIS

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

NAMA

NUR ASMAWATI MAKATITA

[58224214693]

CARLOS LATUE

WARDA SIALANA

SAFITRI NABILA NUKUHEHE

KAMPUS

PSDKU AUP MALUKU


IKAN NILA

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan untuk kepentingan


konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan yang berasal dari negara Afrika bagian
timur ini pertama kali masuk ke Indonesia pada 1969.
Ikan yang memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan mujair ini memiliki
kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup yang baik. Tidak heran jika ikan ini
bisa hidup walau berada dalam ekosistem air tawar yang kurang baik. Ikan nila
sebetulnya adalah ikan omnivora, namun sebagian besar diantara mereka lebih
sering mengkonsumsi gulma atau lumut.
 NILAI EKONOMIS IKAN NILA
Ikan nila adalah ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan
merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia.
Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas ikan nila,
antara lain memiliki resistensi yang relatif tinggi terhadap penyakit,
memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, memiliki
kemampuan tumbuh yang baik serta dapat berkembang baik dalam
sistem budidaya intensif.

Efisiensi pemberian pakan dapat menekan biaya produksi, namun


tetap memiliki nilai nutrisi yang dibutuhkan ikan merupakan
alternatif yang perlu diupayakan. Beberapa cara dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi pakan termasuk mengoptimalkan
pencernaan dan penyerapan pakan dan peningkatan nilai efisiensi
protein dengan adanya penambahan serbuk daun papaya sebagai
enzim pada pencernaan. Hasil penelitian analisis menunjukkan
bahwa efisiensi pemanfaatan pakan ikan nila selama masa
pemeliharaan (30 hari) berbeda nyata pada tiap perlakuan.
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan 0%, 2%, 3% dan 4%
penambahan serbuk daun pepaya. Perlakuan terbaik untuk
penambahan serbuk daun papaya pada budidaya ikan nila adalah
penambahan 2% dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sebesar
36,65%, meningkatkan rasio efisiensi protein sebesar 3,24% dan
meningkatkan laju pertumbuhan relatif sebesar 3,567%.
1. SPESIES IKAN NILA

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar


yang termasuk dalam famili Cichlidae dan merupakan ikan asal
Afrika (Boyd, 2004). Ikan ini merupakan jenis ikan yang di
introduksi dari luar negeri, ikan tersebut berasal dari Afrika
bagian Timur di sungai Nil, danau Tangayika, dan Kenya lalu
dibawa ke Eropa, Amerika, Negara Timur Tengah dan Asia. Di
Indonesia benih ikan nila secara resmi didatangkan dari Taiwan
oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Ikan
ini merupakan spesies ikan yang berukuran besar antara 200-400
gram, sifat omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan
berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan Khairuman, 2003).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang


banyak dibudidayakan di Indonesia dan merupakan ikan
budidaya yang menjadi salah satu komoditas ekspor. Departemen
Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture
Organization) menempatkan ikan nila di urutan ketiga setelah
udang dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budidaya
dunia. Ikan nila termasuk ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, memiliki kandungan protein tinggi dan
keunggulan berkembang dengan cepat. Kandungan gizi ikan nila
yaitu protein 16-24%, kandungan lemak berkisar antara 0,2-2,2%
dan mempunyai kandungan karbohidrat, mineral serta vitamin.
Ikan nila mempunyai pertahanan yang tinggi terhadap gangguan
dan serangan penyakit. Namun demikian, bukan berarti tidak ada
hama dan penyakit yang akan mempengaruhi kesehatan dan
pertumbuhan ikan nila, terlebih pada fase benih (Mulia, 2006).
Menurut Amri dan Khairuman (2003), ikan Nila tergolong ikan
pemakan segala (Omnivore), sehingga bisa mengkonsumsi
makanan, berupa hewan dan tumbuhan. Larva ikan nila
makanannya adalah, zooplankton seperti Rotifera sp, Daphnia sp,
serta alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di
habitat hidupnya.

KLASIFIKASI (OREOCHROMIS NILOTICUS)

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus)


mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

2. Fisiologi ikan nila


Sel dan cairan darah (plasma darah) mempunyai peran fisiologi
yan sangat penting. Berbagai perubahan fisiologis pada ikan
terjadi karena sangat dipengaruhi oleh lingkungan maupun agen
infeksius dan perubahannya dapat dinilai berdasarkan perubahan
dalam komponen-komponen darah. Pemeriksaan darah penting
artinya untuk memantapkan diagnostik suatu penyakit sehingga
perubahan gambaran darah banyak digunakan untuk menilai
status kesehatan ikan (Amrullahet al, 2004)
Namun demikian, respon fisiologi ikan nila pada kondisi puasa
dan diberi pakan kembali belum dilaporkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengamati respon fisiologi ikan Nila yang
meliputi nilai hematokrit, osmolalitas plasma, kadar glukosa darah
dan Hb pada kondisi puasa dan pemberian pakan kembali. Respon
fisiologi ikan nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali dapat
diamati dengan melihat profil darah yang meliputi nilai
hematokrit, osmolalitas plasma, kadar Hb dan glukosa darah
(Gambar1, 2, 3 dan 4) Kadar Hb ikan nila pada penelitian ini
berkisar antara 2,98 – 5,20 g/dl, masing-masing yaitu pada
perlakuan kontrol 3,94 g/dl, ikan yang dipuasakan selama 4 hari
sebesar 2,98 g/dl, ikan yang dipuasakan selama 8 hari sebesar
3,91 g/dl, ikan yang diberi pakan kembali selama 4 hari sebesar
3,6 g/dl dan pada ikan yang diberi pakan kembali selama 8 hari
sebesar 5,2 g/dl.

a) Sistem Pernapasan [Respirasi]


Pernapasan pada ikan menggunakan insang. Sebagian
besar insang pada ikan dilindungi oleh operkulum yang
dapat menyaring air yang masuk melalui mulut sehingga
zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan. Ikan mengambil
oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang
masuk melalui mulut dan mengambil oksigen yang terlarut
dalam air menggunakan insang (Pough,et al., 2005). Organ
respirasi pada burung dan ikan biasanya dilengkapi
dengangelembung/ kantong udara. Fungsinya mengatur
daya apung tubuh agar dapat bergerak naik/turun.
Pengaturan daya apung tubuh ikan dilakukan dengan cara
mensekresikan gas (oksigen) atau mengabsorpsinya
kembali sehingga gelembung udara akan menyusut atau
mengembang. Berikut ini gambar organ respirasi atau
pernapasan insang pada ikan Nila.

Ga

mbar

1.1.

Insan

g ikan

Nila.

b) Osmoregulasi Ikan Nila


ikan melakukan pengaturan tekanan osmotiknyadengan cara:

1.Mengurangi gradien osmotic antara cairan tubuh dengan


lingkungannya.

2.Mengurangi permeabilitas air dan garam.

3.Melakukan pengambilan garam secara selektif (Evans,


1998).

Osmoregulasi adalah upaya hewan air untuk mengontrol


keseimbangan airdan ion antara tubuh dan lingkungannya,
atau suatu proses penganturan tekananosmostik. Untuk
menghadapi masalah osmoregulasi. Terdapat berabagai macam
osmoregulasi, yaitu :

1.Regulasi hipertonikb atau hiperosmotik , yaitu pengaturan


secara aktifkonsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari
konsentrasi media, misal: padapotadrom (ikan air tawar)
Potadrom mempertahankan konsentrasi cairantubuhnya
dengan mengurangi minum danmemperbanyak
urineOsmoregulasibeberapa golongan ikan (Telesostei).

2. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik, yaitu pengaturan secara


aktifkonsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi
media, misal:pada oseandrom (ikan air laut), Oseanodrom
memperbanyak minum danmengurangi volume urine. Diadrom,
melakukan aktivitas osmoregulasi sepertipetadrom bila berada
di air tawar dan seperti oseanodrom bila berada di airlaut.

3.Regulasi isotonik atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan


tubuh samadengan konsentrasi media, misalnya ikan-ikan pada
daerah estuarine (ikaneurihaline) contohnya Ikan eurihalin,
konsentrasi cairan tubuhnya hampirsama dengan
lingkungannya, sehingga hanya sedikit melakukan
osmoregulasi(Nielsen, 1990).

Perubahan osmoregulasi ikan pada dasarnya memberikan


penjelasan mengenai pengaruh salinitas air diantara perlakuan
yang berebeda terhadap tingkatkelangsungan hidup, pertumbuhan,
serta perkembangan ikan. Perubahanosmoregulasi juga sangat
bermanfaat terutama bagi pembudidaya yang inginmelakukan
pergantian media pembudidayaan. Pada beberapa penelitian
terdahulu,proses osmoregulasi juga bermanfaat bagi pengurangan
rasio pakan ikan tertentuapabila dibudidayakan pada salinitas
tertentu. Untuk meningkatkan produksibudidaya khususnya ikan
nila, dapat dilakukan dengan cara mengetahui mediapemeliharaan
yang optimal bagi kelulushidupan dan pertumbuhan ikan
tersebut(Fitria, 2012).

c) Peredaran darah
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus
venosus. Jantung ikan terdiri atadua ruangan, atrium dan
ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah
strukturpenghubung berupa rongga yang menerima darah
dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.Diantara
antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga
agar aliran darah tetap searah.Peredaran darah ikan disebut
peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung
beredarke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah
hanya beredar sekali melalui jantungdengan rute dari jantung ke
insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.

Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya


hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Berawal
dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta
dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-
salura kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang
langsung kembali ke jantung. Darah memberi bahan materi
dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari
kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembulu yang ke
dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua
disebut sistem vena.
A. JANTUNG
Jantung adalah suatu organ yang berupa benda
berongga dan terletak dalam ronga ruang mediastinal
atau bagian posterior lengkung insang. Organ ini
merupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang
secara ritmis berkontraksi untuk memompa darah dari
vena ke arteri. Untuk melaksanakan fungsi ini jantung
mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah
mengalir ke satu arah. Jantung pada ikan terdiri dari dua
ruangan yang terletak di bagian posterior lengkung
insang, di bagian depan rongga badan dan di atas
Ithmus. Kedua ruang tersebut ialah atrium (auricle) yang
berdinding tipis dan ventricle yang berdinding tebal.
Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:
Sinus venosus Adalah ruang tambahan atau kantung
yang berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan
otot. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan
dari septum transversum, yang memisahkan rongga
pericardial dari rongga pleuroperitoneal.
Darah dari seluruh tubuh masuk di sinus venosus
melalui sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian
lateral, dan sepasang sinus hepaticus yang masuk pada
dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria
yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari
sinus venosus . Dari sini darah melalui lubang sinus atrial
masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain bahwa
kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menampung
darah dari vena hepatika yang membawa darah dari
vena kardial anterior dan posterior. Atrium Adalah ruang
tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior
dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang
atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel.
Lubang ini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular,
supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
Ventrikel Adalah ruang berdinding tebal berotot,
menerima darah hanya dari atrium saja dan
memompakan darah melalui aorta ventral ke insang.
Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan otot yaitu lapisan
otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut
spongi. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui
atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh
memanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat
suatu seri klep semilunar. Conus Arteriosus Pada
Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga
baik, tetapi tidak mempunyai bulbus arteriosus. Pada
sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi
menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan
bulbus arteriosus (perluasan sebagian dari aorta
ventralis) berkembang dengan baik. Antara sinus
venosus dan atrium terdapat katup sinuatrial, yang
berasal dari jaringan endikardial dan miokardial/ otot
jantung, berfungsi menahan darah agar tidak kembali ke
sinus venosus; antara atrium dan ventrikel terdapat
katup atriventrikular, yang menahan darah agar tidak
kembali ke atrium. Pada elasmobranchii dan osteichthye,
terdapat dua baris katup atriventrakular, tetapi pada
ikan Bowfn Amia calva dan Chirrinus mrigala ada empat
baris, dan ikan gars Lepisosterus dan Polypterus terdapat
enam baris. Sedang pada Dipnoi tida ada sama sekali.
Perjalanan dari bulbus keluar arteri ventralius menuju
ke depan, bercabang halus menjadi arteri branchialis
afferent yang menuju ke tiap insang. Di dalam insang
arteri ini bercabang menjadi kapiler-kapiler halus yang
berfungsi dalam pertukaran gas (mengambil O2 dan
melepaskan CO2) keluar dari insang, kapilerkapiler
tersebut kembali menyatu menjadi arteri branchialis
afferent. Arteri-arteri ini kemudian bersatu menjadi
aorta dorsalis yang berjalan mengikuti tulang punggung
dan bercabangcabang ke seluruh tubuh dan untuk
selanjutnya kembali lagi menuju jantung melalui
pembuluh vena. Vena yang masuk ke jantung terdiri dari
sepasang ductus cuvier. Secara umum sistem peredaran
darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang terdiri atas
sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun,
jantung ikan terdiri atas empat bagian, namun pada
kenyataannya mirip dengan satu silinder atau pompa
piston tunggal (Gambar 14 dan 15). Akibat adanya
perbedaan tekanan sehingga terjadi aliran darah. Untuk
menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah
dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung
lebih besar dari tekanan arteri dan, tekanan arteri lebih
besar dari tekanan arterionale.
Gambar 14. Diagram penampang melintang jantung
ikan teleostei dan elasmobranchii Gambar 15 Bagan
jantung ikan.
d . sistem imunitas

Anda mungkin juga menyukai