Anda di halaman 1dari 6

Hari Tanggal : Kamis, 19 Maret 2020

Judul Praktikum : Konsumsi Oksigen dan Laju Konsumsi Oksigen pada Ikan
Mas (Cyprinus carpio) dan ikan lele (Clarias gariepinus)
Tujuan praktikum : Untuk Mengetahui Jumlah dan Laju Konsumsi Oksigen
pada Ikan Mas dan Ikan Lele
Tinjauan Pustaka :
A. Ikan Mas
Ikan mas atau common carp termasuk Ordo Cypriniformes, Familia
Cyprinidae. Ikan mas (C. carpio L.) mempunyai empat buah sungut dan
bagian belakang jari-jari terakhir sirip dubur pada ikan mas mengeras dan
bergerigi. Ikan mas berasal dari Jepang, China, dan diintroduksi ke seluruh
dunia sebagai ikan konsumsi. Menurut Suseno (2000), Ikan Mas dapat
tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-
1000 m di atas permukaan laut, dengan pH air antara 7-8 dan suhu 20ºC-25
ºC. Di antara jenis ikan Mas itu sendiri, jika diamati lebih lanjut, ada
perbedaan dari segi sisik, bentuk badan, sirip mata dan perbedaan ini
menunjukkan adanya perbedaan ras pada jenis ikan air tawar.
Ikan mas merupakan ikan budidaya tertua yang dapat tumbuh mencapai
ukuran panjang 120 cm dengan berat 37,3 kg. Sifat ikan mas adalah omnivora
atau pemakan segala, mencari hewan dasar dengan cara mengauk dasar
kolam. Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan mas (C. carpio L.) adalah
sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

B. Fisiologis Pernapasan Ikan Mas


Ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan
yang berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen
atau insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan mempunyai
banyak pembuluh kapiler darah jadi filamen insang tersebut pun berwarna
merah dan merupakan cabang dari arteri insang, di tempat inilah bertukarnya
gas CO2 dan O2 berlangsung. Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam
air melalui insang secara difusi. O2 diangkut dari insang, darah melalui
pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Gas CO2 diangkut dari jaringan
tubuh menuju jantung. Darah dari jantung menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.
Kepekaan ikan terhadap perubahan suhu, dikarenakan suhu tubuh ikan
mengikuti perubahan suhu lingkungan (poikilotermal), sehingga suhu
lingkungan dapat berpengaruh langsung pada perubahan fisiologis ikan
(Wedemeyer, 1996).

C. Habitat Ikan Mas


Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan air tawar yang
airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di
pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan
ketinggian 150- 600 m (dpl) dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong
ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau
muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30‰ (Khairuman et al.
2008). Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang
renik serta termasuk pemakan organisme dasar (bottom feeder) yaitu
memakan tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar tepi perairan
(Ardiwinata 1981).

D. Ikan Lele
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke
dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele
dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya
sungut yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele
adalah Clarias spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat
dan lincah". Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti
catfish, mudfish dan walking catfish. Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin
(1984) dalam Hilwa (2004) yaitu sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostarophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

E. Fisiologis Pernapasan Ikan Lele


Menurut Najiyati (2007), ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent organ terletak
dibagian kepala. Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk
seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah.
Ikan lele tersusun atas insang yang berada pada sisi kiri dan kanan
kepala dari ikan lele. Insang adalah bagian dari sistem pernafasan pada ikan,
bagian-bagian dari insang jika dipotong secara melintang terbagi sebagai
berikut :
a. Filamen insang : berbentuk seperti dua ujung tombak berwarna
merah coklat.
b. Tapis insang : berupa deretan tulang-tulang rawan pendek berbentuk
gerigi di sebelah dalam lengkung insang.
c. Lengkung insang : berupa tulang rawan berbentuk sabit berwarna
putih. Bagian basal dari lengkung insang terdapat arteri branchialis
(sebelah dorsal dan arteri epibranchialis (sebelah ventral).
d. Septum branchialis : bagian yang memisahkan kedua belahan
filamen.
Ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yaitu Aborescent organ
yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah.
Dalam sejarah hidupnya, ikan lele harus mengambil oksigen dari udara
langsung, untuk itu ia akan menyembul ke permukaan air. Alat ini terletak di
dalam ruangan sebelah atas insang (Angka S. L., 1990).
F. Habitat Ikan Lele
Habitat ikan lele dumbo dumbo (Clarias gariepinus) hidup dan
berkembang biak di perairan tawar seperti rawa-rawa, danau atau sungai
tenang. Ikan lele dapat hidup di air yang tercemar seperti di got-got dan 8
selokan pembuangan. Semua kelebihan tersebut membuat ikan ini tidak
memerlukan kualitas air yang jernih atau air mengalir ketika dipelihara di
kolam (Khairuman & Amri, 2008).
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan
dimalam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung di
tempattempat gelap (Khairuman & Amri, 2012)

G. Oksigen Regulator
Oxyregulator adalah organisme yang menjaga atau mempertahankan
level konsumsi oksigen walaupun kandungan oksigen terlarut dalam
mediumnya mengalami penurunan. Jika kandungan oksigen terlarut di
mediumnya menurun terus sampai batas minimumnya, hewan air dapat
teraklimasi menjadi conformer. Setelah teraklimasi, maka konsumsi
oksigennya menurun manakala kandungan oksigen terlarut di lingkungan
eksternalnya rendah.
Kebanyakan jenis ikan lainnya, ikan mas merupakan regulator
oksigen, mereka mempertahankan konsumsi oksigen pada tingkat konstan
sepanjang gradien konsentrasi oksigen lingkungan sampai konsentrasi
oksigen kritis tercapai, yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi
oksigen (Neelima et al., 2016). Hal serupa juga terjadi pada beberapa spesies
ikan lainnya.

H. Oksigen Confermer
Oxyconformer yaitu organisme yang laju konsumsi oksigennya
menyesuaikan dengan ketersediaan O2 terlarut di lingkungan eksternalnya.
Jika Annelida berada dalam lingkungan perairan yang kaya akan oksigen,
maka konsumsi oksigennya meningkat, sebaliknya jika hewan tersebut berada
dalam lingkungan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah, konsumsi
oksigennya menurun.

I. Konsumsi Oksigen
Menurut Effendi (2003) sumber oksigen terlarut dapat berasal dari
difusi oksigen yang terdapat di atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhan air. Proses respirasi tumbuhan air dan hewan serta proses
dekomposisi bahan organik dapat menyebabkan hilangnya oksigen dalam
suatu perairan. Selain itu, peningkatan suhu akibat semakin meningkatnya
intensitas cahaya juga mengakibatkan berkurangnya oksigen
Affandi (2002), menyatakan peranan oksigen dalam kehidupan ikan
merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh ikan yaitu untuk
mengoksidasi zat makanan (karbohidrat, protein dan lemak) sehingga dapat
menghasilkan energi. menurut Salmin (2005), ikan yang berukuran besar
cenderung memiliki aktivitas metabolisme yang lebih besar di seluruh
tubuhnya sehingga kebutuhan akan oksigen untuk respirasi juga lebih besar.
Aktivitas ikan juga akan mempengaruhi banyaknya oksigen yang dikonsumsi,
dimana hal ini berpengaruh pada suhu tubuh ikan. Saat ikan aktif bergerak
maka suhu tubuhnya meningkat sehingga laju metabolisme dalam tubuhnya
juga meningkat, akibatnya laju respirasi meningkat pula karena kebutuhan
oksigen untuk metabolisme menjadi lebih besar

J. Laju Konsumsi Oksigen


Laju konsumsi oksigen pada ikan akan menentukan aktivitas
metabolisme dalam ikan, oksigen yang masuk dalam tubuh ikan akan
disalurkan melalui darah dan disalurkan pada seluruh bagian tubuh yang
membutuhlkan. Oksigen sangat diperlukan tubuh untuk pembentukan energi,
energi ini digunakan ikan untuk bergerak dan melakukan aktivitas. Sehingga
pertumbuhan ikan ini dipengaruhi oleh laju konsumsi oksigen.
Menurut Fujaya (2004), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
O2 pada ikan yaitu :
a. Umur ikan, dengan umur lebih muda akan mengkonsumsi O 2 lebih
banyak dibandingkan dengan ikan yang berumur lebih tua. Hal ini
dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan ikan muda.
b. Ukuran atau berat tubuh ikan, yang mempunyai ukuran tubuh lebih
kecil kecepatan metabolismenya lebih tinggi dari pada ikan yang
ukuran tubuhnya lebih besar, sehingga ikan berukuran kecil lebih
banyak mengkonsumsi O2,
c. Aktifitas ikan, dengan aktifitas yang tinggi, aktif berenang akan
mengkonsumsi O2 lebih banyak daripada ikan yang kurang aktif
berenang,
d. Temperatur ikan, yang berada pada lingkungan bersuhu tinggi akan
mengkonsumsi O2 lebih dibandingkan ikan pada lingkungan
dengan suhu rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi R Dkk. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Riau.
Angka, S. L. 1990. The panthology of walking of catfish, Clarias batrachus (L) infected
intraperitoneally with Aeromonas hydropila. Asia Fish. Sci.
Ardiwinata, R.O. 1981. Pemeliharaan ikan mas (Tambera). Bandung: Sumur Bandung.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rinek Cipta.
Jakarta
Hilwa, Z. 2004. Karakterisasi Genotip Ikan Lele Sangkuriang dengan Metode PCRRFLP
ADN Mitokondria. Institut Pertanian Bogor.
Khairuman. & Amri, K. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta : Agromedia
Pustaka.
Khairuman dan K. Amri. 2012. Pembenihan Lele di Kolam Terpal. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Khairuman, K., dan T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam Terpal.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Najiyati, S. 2007. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta : Kanisius
Neelima, P., Rao, N.G., Rao, G.S. & Rao, J.C.S. (2016). A study on oxygen consumption
in a freshwater fish Cyprinus carpio exposed to lethal and sublethal
concentrations of cypermethrin (25%Ec). International Journal of Current
Microbiology and Applied Sciences, 5 No.(4), 338-348.
Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal. Oseana
Volume XXX Nomor 3 : 21-26.
Suseno. 2000. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta
Wedemeyer, 1996. Growth and Ecology of Fish Populations. Academic Press. London
.

Anda mungkin juga menyukai