Anda di halaman 1dari 14

SCHOOL MASTER NAMA LAIN: Barred Snapper, Caji JENIS: Lutjanus Apodus UKURAN: Rata-rata dibawah 0,5 kg,

bisa mencapai 3-3,5 kg REKOR DUNIA: 4 pounds KARAKTER: Setara dengan jenis Kakap lainnya untuk ukuran yang sama.

Dorsal fin

Cheek

eyes Caudal fin mouth

Gill cover Anal fin Keterangan gambar: Anal fin: sirip bawah dekat ekor Caudal fin:sirip ekor Eye:mata Gills:insang sbg organ pernafasan Lateral line: gurat sisi sebagai alat sensor Mouth: mulut, alat makan Pectoral fin: 2 sirip dekat kepala Ventral fin: 2 sirip dekat perut Ventral fin Pectoral fin

IKAN MERAH(Lutianus erythropterus) Menurut Saanin (1984), mengklasifikasikan ikan Merah dalam ordo: Percomorphi, family: Lucanidae, genus: Lucanus dan spesies: Lutianus erythropterus. Dengan ciri-ciri kepala tumpul dan ekor berlekuk, tubuh berwarna merah agak keputihan. Alamsyah(1980) ikan Kakap Merah merupakan ikan yang termasuk ke dalam Ordo Perciformes, Family Laboridae, dan genud Lutainus dan Spesies Lutianus erythropterus.Ikan ini merupakan ikan air laut yang mempunyai sirip punggung yang sempurnayang terletak di depan sirip perut atau di belakang kepala bagian anterior badan pada ikan tersebut.Sirip dada pada ikan merah oblique dan terletak di bawah linea literalis di bawah sudut operculum.Sirip perut ikan ini berbentuk thorcic,sedangkan sirip anus terpisah dengan sirip ekor dan bagian pangkalnya diliputi oleh sisik.Bentuk ekor ikan ini adalah berlekuk tunggal. Ikan merah (Lutjanus eryptropterus) adalah ikan yang berada di perairan luat.bentuk tubuh bilateral simetris dengan klasifikasinya adalah Ordo Percomorphi, Famili Lucanidae, Genus lutjanus, Spesies Lutjanus eryptropterus. Pada ikan merah mulutnya besar, dapat disembulkan kedepan, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut dari depan bola mata. Ikan merah ini mempunyai empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan ekor. Warna sirip tersebut bewarna merah kelam (DJUHANDA, 1981).

Ikan kakap Morfologi


Badan ikan baramundi memiliki tubuh memanjang dan padat (FAO, 2007). Kepala menjorong, dengan profil dorsal yang cekung menjadi cembung di depan sayap dorsal. Mulut besar, rahang atas panjang hingga mencapai belakang mata; gigi villiform, tidak dijumpai gigi canine. Tulang keras pada tepi bawah dari preoperculum; operculum dengan tulang kecil dan dengan sirip bergerigi di atas garis lateral. Sirip dorsal dengan 7 hingga 9 tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang sangat dalam yang terbagi penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek dan bulat; bergerigi keras dio atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki lembaran yang bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 78 sisik lunak; Sirip caudal bulat (rounded). Sisik besar ctenoid (kasar bila disentuh). Warna dasar tubuh coklat olive di atas dengan sisi samping. Di lingkungan perairan laut dan air payau perutnya berwarna keperakan dan berwarna coklat emas (biasanya saat masih muda), sedangkan saat dewasa berwarna biru-hijau atau abu-abu di atas dan keperakan di bawah.

Sisik ikan. Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (Gambar 2.6).

SISTEM PENCERNAAN Berdasarkan macam makanannya ikan dapat dibedakan menjadi lima macam golongan yaitu pamakan tumbuh-tumbuhan(herbivore atau vegetaris),pemakan hewan (karnivor), dan pemakan tumbuhan sekaligus pemakan hewan(omnivora) serrta pemakan plankton dan detricus(hancuran bahan organik) dan pemakan dasar(Effendie ,1997 ;Pulungan,Putra,dan Efizon ,2001) System pencernaan pada ikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu saluran pencernaan, dan kelenjar pencernaan. Pada saluran pencernaan pada ikan adalah terdiri dari beberapa organ yang menyatu menjadi satu saluran. Saluran ini mengelola makanan yang masuk melalui mulut dan akhirnya sisa dari pemprosesan makanan itu dikeluarkan melalui anus. Organ-organ yang menyusun saluran pencernaan pada ikan tidak sama untuk semua jenis ikan. Organ penyusun tersssebut meliputi mulut, pangkal tenggorokan(parinx), kerongkongan(osophagus), lambung(pentriculus), usus(intestinum)dan dikeluarkan keanus.(Manda,et al, 2006). Menurut mudjiman(2001) setiap ikan mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya ikan dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu herbivore, karnivor, dan omnivore. Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa(predator), penggerogot(grazer), penyaring(strainer), penghisap(sucker) dan parasit. Berdasarkan bentuknya,gigi rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaiu cardiform,viliform,canine,incisor,dan mola riform.Gigi filiform mirip dengan gigi cardiform,hanya lebih panjang dan memberikan gambar seperti memberikan rumbai-rumbai(Tim khtiologi,1989) Menurut Bond(1979) pada umumnya esofagus ikan adalah pendek dan bisa membesar agar makanan yang agak besar dapat ditelan,dinding esofagus dilengkapi dengan lapisan otot dn memanjang,pada ikan tertentu esofagus bersambung dengan usus. Saluran pencernaan ikan karnivora biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan ikan herbivora,sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna .Denngan adanya dinding selulosa yang alot pada tumbuh-tumbuhan,maka untuk mempermudah proses pencernaannya, ikan herbivora memerlukan usus yang lebih panjang yang bisa mencapai 3X panjang tubuhnya(Mudjiman,2001 an Putra et el, 2001) SISTEM PERNAFASAN Hela dan Laevastu (1970), mengemukakan bahwa arus membawa pengaruh terhadap tingkah laku ikan, migrasi dan distribusi ikan. Selanjutnya Pescod (1973), mengatakan bahwa kandungan CO2 yang aman dalam perairan adalah sebesar 12 ppm. Dengan adanya kandungan CO2 yang stabil dalam perairan, akan mempengarui sistem pernafasan yang terjadi pada ikan. Ikan baung termasuk golongan physostomi yang mempunyai ductus pneumaticus. Kandungan O2 maupun CO2 yang terlarut dalam air mempengaruhi kehidupan ikan dalam air khususnya dalam bernafas. Kandungan oksigen sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Menurut Sweeta ( 1975 ), seperti hewan dan tumbuhan darat yang

bernafas dengan oksigen, maka ikan akan juga memerlukan oksigen terlarut dalam air untuk bernafas, dibandingkan dengan udara yang mengandung 10 cc / liter oksigen pada saat yang sama. Darah adalah suatu plasma tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal. Sistem peredaran darah pada ikan baung (Mystus nemurus) terdiri dari Jantung, vena, arteri dan kapiler yang masing-masing berfungsi untuk memompa darah, membawa darah ke jantung, membawa darah dari jantung dan menghubungkan arteri dan vena. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan ialah harus adanya persediaan oksigen yang cukup dalam jaringan. Kandungan oksigen sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Menurut Sweeta ( 1975 ), seperti hewan dan tumbuhan darat yang bernafas dengan oksigen, maka ikan akan juga memerlukan oksigen terlarut dalam air untuk bernafas, dibandingkan dengan udara yang mengandung 10 cc / liter oksigen pada saat yang sama. Berdasarkan pernyataan diatas, kandungan O2 maupun CO2 yang terlarut dalam air sangat mempengaruhi kehidupan ikan dalam air khususnya dalam bernafas. Boyd dan Litchkoppepler ( 1982 ), menjelaskan bahwa oksigen terlarut mencapai nilai terendah pada waktu subuh dan kemudian meningkat pada waktu siang, akhirnya mencapai nilai tertinggi pada waktu sore hari. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan ialah harus adanya persediaan oksigen yang cukup dalam jaringan. Kandungan oksigen sangat penting untuk kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Menurut Sweeta ( 1975 ), seperti hewan dan tumbuhan darat yang bernafas dengan oksigen, maka ikan akan juga memerlukan oksigen terlarut dalam air untuk bernafas, dibandingkan dengan udara yang mengandung 10 cc / liter oksigen pada saat yang sama. Ikan-ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan lebih cenderung naik keatas permukaan air untuk mengambil oxygen bebas dan menyimpannya dalam alat pernafasan tambahan sehingga apabila sewaktu-waktu kadar oxygen yang terlarut dalam air menurun maka ikan tersebut akan menggunakan oxygen cadangan yang ada dalam alat pernafasan tambahan sehingga ikan tersebut dapat bertahan hidup meskipun kadar oxygen rendah (Kottelat, 1993). Ikan seperi makluk hidup lain membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme dan membuang gas CO2 sebagai hasil sisa metabolismenya didalam sel. Alat pernafasan utama pada ikan adalah insang, yang merupakan tempat oksigen terlarut dalam air masuk dan gas co2 meninggalkan tubuh. Seperti halnya pada binstsng vertebrata lainnya, sel darah merah pada ikan berperan sebagai pembawa darah yang efisien. Sel darah merah ini mengandung hemoglobin yang merupakan pigmen respirasi. Hemoglobin adlah suatu protein yang mengandung ikatan besi-porfirin dengan berat molekul kira-kira 67000. pada ikan teleostei, jantung umumnya terdapat dibelakang insang, dibagian depan rongga badan dan diatas ithmus. Organ jantung ini dilapisi oleh selaput tipis yaitu lapisan pericardium.(Rahardjo, 1980).

Tiap-tiap filamen insang terdiri dari banyak bagian yang disebut lamella, yang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epithelium yang mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. (Tim ikhtiologi, 1989). SISITEM PEREDARAAN DARAH System peredaran darah pada ikan adalah system peredaran darah tunggal. Jantung sebagai tempat pemompa darah yang diselimuti oleh pericardium. Jantung terdiri dari dua bagian yaitu: atrium dan ventricle yang berdinding tipis dan tebal. Pada jantung terdapat rung tambahan berdinding tipis yaitu sinus venusus sebagai penampung darah dan duktus cuvieri dan vena hepaticus yang mengirimnya keatrium, yang berfungsi menghalangi darah yang masuk keventricle tidak masuk lagi keatrum oleh atrio ventricular(Went, 1979) Menurut Tim Ikhtiologi(1989) pada umumnya sisitem peredaraan darah pada ikan adlah peredaraan darah tunggal.Sistem peredaraan darahnya terdiri dari jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah, vena berfungsi sebagai pembawa darah ke jantung ,dan arteri berfungsi sebagai pembawa darah dari jantung dan kapiler berfungsi sebagai penghubung antara arteri dan vena SISTEM SYARAF Laggler et al (1977), membagi otak menjadi lima bagian yaitu telencephalon (bulbus olfactorius, tractus olfactarius dan lubus olfactorius). Diencephalon (badan pineal, kelenjar hipopisis). Mesencephalon (lobus opticus dan infubullum). Metancephalon (cerebellum). Myelencephalon (medulla oblongata dan spinal cord). Efendi (1970) pada ikan embrio otak merupakan organ yang mula-mula terbentuk, unit terkecil sel syaraf adalah neuron yang terdiri dari penjuluran suatu plasma dan badan sel. Pada bagian bawah kepala ikan terdapat kelenjar hipofisa yang disebut juga sebagai master of gland karena memiliki banyak fungsi. Menurut Partodihardjo (1987), menyatakan bahwa hipofisa ditemukan oleh Visalius, seorang ahli anatomi berkebangsaan Yunani. Kelenjar ini awalnya disebut sebagai pituita dan kemudian berubah menjadi pituitary. System syaraf pada ikan dapat dibagi dua yaitu sistem cerebro spinal dan sistem autonomik. Sistem cerebro spinal pada ikan terbagi atas bagian pusat mencakup otak dan spinal cord dan bagian perifer meliputi syaraf spinal, syaraf cranial dan organ sensori yang terdiri dari mata.Pada umumnya ikan tidak mempunyai pelupuk mata,kecuali pada Elasmobranchi yang berupa membran yang dapat mengejapkan mata.Pada beberapa anggota Teleostei yang termasuk perenang cepat terdapat adifose cyc_lid yang berfungsi untuk pelindung dan untuk perampingkan kegembungan mata di bawah permukaan kepala . (Tim Iktiologi, 1989). Otak pada ikan terbungkus oleh kotak otak terletak di daerah kepala. Kotak otak berperanan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak da lembut. Otak

yang terdapat dalam tengkorak kepala dibedakan menjadi cerebellum (otak kecil) dan cerebrum. (Manda et al, 2005) Djuhanda (1981), Pada organ sensori terdiri atas mata yang berfungsi untuk melihat, mata ikan terdiri dari bagian ruang depan, lais, ruang vitrous dan retina. Organ pembau yang terletak pada kantung di bagian atas rostrum dan biasanya tepat didepan mata. Dan yang terakhir adalah organ pengecap, bentuknya membulat dan terdiri atas beberapa sel panjang yang berfungsi sebagai sel penerima impuls rasa, terletak dalam kulit dan palng banyak dijumpai di daerah mulut, pharinx dan lengkung insang. Menurut LUKYSTIOWATI (1980), system syaraf pada ikan dibagi menjadi dua bagian yaitu system cerebro spinal dan system outonomik. System cerebro spinal terdiri dari syaraf pusat (nervous central) yaitu otak pada sum-sum tulang belakang dan syaraf tepi (nervous periphericium) yaitu semua syaraf yang berpusat pada medulla spinal). RAHARJO dan RIDWAN (1980) mengemukakan bahwa system syaraf terbagi atas syaraf pusat yang mencangkup otak dan spinal cord , susunan syaraf periferal yang mencangkup cranial, syaraf spinal dan cabang dari keduanya. Selain itu ada juga organ khusus seperti mata, lensa lateraus, hidung dan telinga. Dari otak terdapat sebelas syaraf cranial yang menyebar keorgan-organ sensori tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian besar syaraf cranial berhubungan dengan bagian-bagian kepala , tetepi ada juga yang berhubungan dengan bagian tubuh, sebelas syaraf cranial hanya terdapat pada vertebrata tingkat rendah. EFENDI (1970) pada ikan embrio otak merupakan organ yang mula-mula terbentuk, unit terkecil sel syaraf adalah neuron yang terdiri dari penjuluran suatu plasma dan badan sel. LAGGLER et, al (1977), membagi otak menjadi lima bagian yaitu telencephalon (bulbus olfactorius, tractus olfactarius dan lubus olfactorius). Diencephalon (badan pineal, kelenjar hipopisis). Mesencephalon (lobus opticus dan infubullum). Metancephalon (cerebellum). Myelencephalon (medulla oblongata dan spinal cord). Pada bagian bawah kepala ikan terdapat kelenjar hipofisa yang disebut juga sebagai master of gland karena memiliki banyak fungsi. PARTODIHARDJO (1987), menyatakan bahwa hipofisa ditemukan oleh Visalius, seorang ahli anatomi berkebangsaan Yunani. Kelenjar ini awalnya disebut sebagai pituita dann kemudian berubah menjadi pituitary. Perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari tiga sumber yaitu Chondrocranium, Democranium dan splanchhnocranium. Chodrocranium adalah pembungkus otak yang berasal dari tulang rawan (Tim ikhtiologi, 1989). SISTEM RANGKA Menurut Effendi dan Ichsan (1972) bahwa tulang punggung pada ikan merupakan ruas-ruas tulang yang dilengkapi oleh sepasang tulang ruusk kiri dan tulang rusuk kanan yang berfungsi melindungi organ-organ dalam tubuh ikan. Pada tulang ekor terdapat satu cucuk neural, bentuk tulang ekor dan beberapa tulang belakang yang dapat mempengaruhi bentuk ekor.

Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka Axial yang terdiri dari tulang tengkorak,tulang punggung,dan tulang rusuk.Tulang viscercal yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya.Tulang Apendicular yang terdiri dari sirip dan pelekat-pelekatnya.(Manda et el,2006) Sistem rangka yang terdapat pada ikan pada umumnya memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai penegak tubuh ,berfungsi untuk menunjang dan menyokong organ-organ tubuh dan berperan dalam pembentukan butir darah.Secara tidak langsung rangka pada ikan menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam.Rangka-rangka tersebut rangka pada ikan menentukan bentuk ikan yang beragam.Rangka-rangja tersebut berasal dari mesoderm.Jaringanjaringan pada rangka adalah jaringan-jaringan pengikat ,tulang rawan dan tulang keras(duri).Rangka pada ikan dibagi atas tiga bagian yaitu Axial,visceral,dan Apendicular(Tim Ikhtiologi,1989) Sistem Reproduksi Ikan terkenal sebagai makhluk yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta butir tiap tahun.Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia akan sangat padat sekali dengan ikan(Tim Ikhtiologi,1989) Testis pada ikan terdapat di dalam tubuh ,bentuknya sangat bergantung pada rongga tubuh yang tersedia.Pada umumnya berbentuk memanjang,jumlahnya sepasangyang menggantung pada rongga tubuh .Posisinya persis di bawah tulang punggung di samping gelembung udara,warnanya mulai dari transparan sampai berwarna putih susu. Pembentukan spermatozoa dari spermatogonia didalam testis disebut spermatogenesis. Proses ini meliputi penggandaan/proliferasi spermatogenia melalui pembelahan mitosis yang berulang-ulang dan tumbuh membentuk spermatocyt primer, kemudian melalui pembelahan reduksi (meiosis) membentuk spermatocyt skunder. Spermatocyt skunder membelah menjadi spermatid, yang mengadakan metamorfosis menjadi gamet yang motil (dapat bergerak) dengan bantuan ekornya yang dapat bergerak dan punya potensi faali yang dinamakan spermatozoa. Proses metamorfose spermatid sering dinamakan spermiogenisis (Tim Iktiologi, 1989). Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual skunder dan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna (Efendie, 1978). Berdasarkan tempat ikan memijah, ikan dapat digolongkan kedalam beberapa golongan, yaitu golongan ikan phytopil yang memijah pada tanaman. Golongan psampil memijah dipasir, pelagopil memijah pada kolam pada perairan dan golongan ikan ostracopil pada cangkang binatang yang telah mati (Raharjo, 1980).

Ukuran warna gonad bervariasi tergantung kematangan sel telur tersebut. Beratnya biasanya mencapai 12 % dari berat tubuhnya. Kebanyakan testis transparan dan putih. Sedangkan ovari kekuningan (Manda et al, 2005). Menurut Lagler et al (1977), urutan perkembangan ikan terdiri dari embrio dini (early embryonic), embrio transisi atau larva pada pasca embrio. Embrialogi mencakup proses perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenisis sebelum menetas atau lahir. Pada proses reproduksi, sebelum terjadi ppemijahan sebagian besar hasil metabolisme terjadi untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat diimbangi dengan bertambahnya besar ukuran ikan (Effendie, 1972) Ovari pada ikan terdapat didalam tubuh ikan betina. Bentuknya juga sangat bergantung pada rongga tubuh yang tersedia. Tetapi pada umumnya mempunyai bentuk yang memanjang. Jumlahnya sepasang dan mengantung pada mesenteries. Dengan posisi persis tepat dibawah tulang punggung dan ginjal serta terdapat disamping gelembung udara (Manda et al, 2005). Menurut Alawi et al (1990). Pada ikan baung jantan lubang genital agak memanjang dan terdapat bagian yang meruncing kearah caudal. Alat ini mungkin sebagai alat Bantu dalam mentransfer sperma saat melakukan pemijahan. Sedangkan pada ikan betina, lubang genital bulat, lubang ini akan berwarna kemerahan bila ikan tersebut telah mengandung telur pada tingkat kematangan gonad (TKG) V. Selanjutnya Siregar et al (1992). Menyatakan bahwa ovarium merupakan bagian alat kelamin betina yang utama, karena menghasilkan telur sering disebut indung telur. Ovarium mengandung komponen yang sangat penting yaitu folikel. Folikel pada uvarium berasal dari epitel. Pulungan et al (1985), menyatakan perbedaan ikan jantan dan betina pada jenis yang sama dapat dilihat pada ukuran kepala, bentuk kepala, permukaan tengkorak kepala, bentuk badan, bentuk perut, dasar sirip dada, bentuk sirip perut, ekor, punggung, anus serta ukuran lobang pelepasan. Pada seksualitas ikan dipelajari tentang jenis kelamin dari suatu spesies ikan karena individu setiap spesies ikan memiliki ciri ciri khusus sebagai penentu apakah individu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri ciri tersebut dapat diketahui melalui pengamatan terhadap organ reproduksi yang dimiliki dan juga dapat dilihat melalui penampakan ciri - ciri pada permukaan tubuhnya.(Pulungan, 2005) . Ikan jantan mempunyai kelenjer yang berwarna putih yang permukaan licin,berisis sel-sel kelamin jantan(sperma) dan saluran pelepasan disebut vasdeferens.Saluaran ini bertemu dan bersatu dengan saluran kencing.Sedangkan pada ikan betina kelenjer kelaminnya mempunyai permukaan kasar,berbintik-buntik, berisi sel telur dan saluranpelepasan disebut dengan oviduct.(Soeripto ,1982) Effendie(1979) menyatakan bahwa sifat seksualitas primer pada ikan ditandai dengan adanya yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya.Sifat seksual sekunder adalah tanda-tanda luar yang dipakai untuk membedakan

jantan dan betina.Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina,maka spesies ini mempunyai sifat dicromatisme.Pada ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan menarik pada ikan betina. Lagler et el(1977)menyatakan bahwa perbedaan ikan jantan dan ikan betina pada jenis ikan yang samadapat dilihat pada ukuran kepala,bentuk kepala ,permukaan tengkorak kepala, bentuk sirip ekor ,bentuk badan, bentuk perut, bentuk sirip anus , dasar sirip dada, bentuk sirip perut dan sirip anus beserrta ukuran lubang pelepasan alat kelamin. Tingkat kematangan gonad dari suatu spesies ikan ada kaitannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan.Tahapan-tahapan perubahan dan perkembangan gonad dari suatu individu ikan adalah pengetahuan yang asngat penting dalam biologi perikanan.Dari data perubahan perkembangan ovari dan testis dapat dibandingkan antara ikan yang belum dewasa dan ikan yang sudah dewasa, antara ikan yang sudah matang gonad dan yang belum,antara ikan yang akan bereproduksi dengan yang sudah bereproduksi.Bahkan dapat diketahui pada ukuran berapa pertama kali ikan itu mulai matang gonad,memijah dan bisa pula diketahui saat ikan itu selesai memijah.(Lagler et el,1997) SISTEM OSMOREGULASI Stu hal yang menarik dalam penyesuaian ikan terhadap lingkungannya ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan dalam tubuhnya.Ikan-ikan mempunyai yekanan osmotik yang berbeda dengan lngkungannya,ini mengakibatkan mereka harus mencegah kelebihan air atau kekurangan iar.Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada lingkungannya,garam-garam dalam tubuh cenderung keluar.Sebaliknya ikan yang hidup di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada lingkungannya,sehingga terdapat kecenderungan gara-garam masuk ke dalam tubuh dan air ke luar.(Tim Ikhtiologi ,1989) Cairan tubuh golongan Elasmobranchii umumnya mempunyai tekanan osmotik yang lebih besar dari pada lingkungannya.Tekanan osmotik tubuhnya sebagian besar tidak disebabkan oleh garam-garam melainkan oleh tingginya kadar urea dan TMAO dalam tubuh.Karena cairan dalam tubuhnya yang hiperostomik terhadap lingkungannya,golongan ikan ini cenderung menerima air lewat difusi,terutama melalui insang.(Tim Ikhtiologi ,1989) Organ pengeluaran pada ikan terdiri dari atas Mesonepros (berjumlah sepasang berwarna merah tua dan terletak diantara gelembung renang dan tulang punggung dengan bentuk yang bervariasi agak memanjang dan mempunyai bagian yang membesar dan terjepit diantara kedua bagian pneumatocyt ),Ureter(merupakan saluran dari Mesuneprus) dan Vesica Urinaria(merupakan persatuan ureter kanan dan kiri)(Sumantadinata .K ,1983) SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivatderivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor

lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan (TIM IKHTIOLOGI, 1989). Jumlah sisik untuk setiap individu selalu tetap, dan jika ikannya tumbuh sisiknya tumbuh menjadi bertambah besar. Pada ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tumbuh. Umur ikan dapat ditentukan dengan jalan menghitung banyaknya lingkaran tumbuh pada sisikk. (Djuhanda, 1981). Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (MANDA et al., 2005). Jari-jari sirip yang terdapat pada kelima jenis sirip pada ikan tersebut terdiri dari jari-jari lemah, yaitu jari-jari yang elastis, transparan, beruas-ruas dan bercabang pada ujungnya. Selanjutnya jari-jari lemah yang mengeras, yaitu jari-jari sirip yang telah mengeras hampir menyerupai duri, tetapi masih beruas-ruas. Dan juga terdapat jarijari keras, yaitu jari sirip yang berbentuk seperti duri, keras, tidak elastis, tidak beruas-ruas dan tidak bercabang pada ujungnya (MANDA et al, 2005). Jumlah sisik untuk setiap individu selalu tetap, dan jika ikannya tumbuh sisiknya tumbuh menjadi bertambah besar. Pada ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tumbuh. Umur ikan dapat ditentukan dengan jalan menghitung banyaknya lingkaran tumbuh pada sisikk. (Djuhanda, 1981). Ikan mempunyai tiga mcam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin dan urat daging. Gerakan ikan, sebagai hasil kerja otot (urat daging) dapat disebut sebagai gerak aktif. Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris di seluruh tubuh terdiri kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan myotomo. (Tim Iktiologi, 1989). Pada beberapa jenis ikan terdapat beberapa bentuk linnea lateralis seperti garis lurus, hampir menyerupai garis lurus, melengkung ke atas dan melengkung ke bawah. Jumlah sisik untuk setiap individu selalu tetap, dan jika ikannya tumbuh sisiknya tumbuh menjadi bertambah besar. Pada ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tumbuh. Umur ikan dapat ditentukan dengan jalan menghitung banyaknya lingkaran tumbuh pada sisikk. (Djuhanda, 1981). Ikan mempunyai tiga mcam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin dan urat daging. Gerakan ikan, sebagai hasil kerja otot (urat daging) dapat disebut sebagai gerak aktif. Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris di seluruh tubuh terdiri kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan myotomo. (Tim Iktiologi, 1989). Pada

beberapa jenis ikan terdapat beberapa bentuk linnea lateralis seperti garis lurus, hampir menyerupai garis lurus, melengkung ke atas dan melengkung ke bawah. Jumlah sisik untuk setiap individu selalu tetap, dan jika ikannya tumbuh sisiknya tumbuh menjadi bertambah besar. Pada ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tumbuh. Umur ikan dapat ditentukan dengan jalan menghitung banyaknya lingkaran tumbuh pada sisikk. (Djuhanda, 1981). Otot rangka lateral yang terdapat di bawah kulit ikan menurut tipe arsitekturalnya dapat digolongkan kedalam bentuk piscine dan cyclostomine. Dimana letak dari otot tersebut berada pada bagian atas septum horizontal (musculus epaxiales) dan pada bagian bawah dari septum horizontal (musculus hypaxiales). Raharjo(1980) Mengemukakan system otot disebut juga dengan system urat daging yang berfungsi sebagai pembentuk tubuh dan penghasil daya gerak terhadap ikan. Effendi (1979), Ranka yang menjadi penegak pada ikan teleostei terdiri dari tulang sejati, sebagian dari tulang teloestei pada mulanya dibentuk fase tulang rawan, kemudian materialnya diubah menjadi tulang sejati bentuk yang khusus. Otak ikan selain disusun oleh neuron juga dilengkapi jaringan yang lain seperti epitel tulang, jaringan pengikat, otot dan darah. Integument merupakan system pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan edrivatderivatnya. Kulit selain sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alt pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, dan juga termasuk alt ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada beberapa jenis ikan (Tim ikhtiologi, 1989). Linnea Lateralis Manda et al (2005), Linnea Lateralis pada ikan adalah garis yang dibentuk oleh pori, jadi linnea lateralis ini terdapat pada ikan yang bersisik maupun tidak bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik yang membentuk linnea lateralis. Data pengukuran bagian-bagian dari tubuh suatu spesies ikan penting artinya untuk keperluan determinasi hubungan morphometrik dan analisa pertumbuhan. sistem pencernaan, sistem rangka, sistem ekskresi, sistem pernapasan dan sistem reproduksi, diantara ke sepuluh sistem ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Linea lateralis merupakan garis yang terdapat pada badan ikan yang terbentuk oleh adanya pori, dimana linea lateralis ini dapat ditemukan pada ikan yang bersisik atupun tidak bersisik. Bentuk linea lateralis pada ikan pada umumnya bervariasi, demikian juga dengan sisik yang membentuk linea lateralis (Manda et al, 2006)

Anda mungkin juga menyukai