Anda di halaman 1dari 59

BAB I

USAHA DAN ENERGI

USAHA UNTUK GAYA TETAP


Kita telah mengenal dengan gaya ( F ) . Jika titik tangkap gaya berpindah tempat searah garis kerja gaya
maka dikatakan bahwa “ gaya tersebut telah melakukan usaha “, sedangkan besarnya usaha ditentukan
dengan definisi berikut :

Usaha yang dilakukan gaya tetap F sehingga titik tangkapnya bergeser sejauh S searah garis kerja
gaya adalah merupakan hasil perkalian besarnya gaya tersebut dengan jarak perpindahan titik tangkapnya.

W = F. S ………………………………………. ( 1 – 1 )

W : usaha ( J )
F : gaya ( N )
S : jarak ( m )

Bila gaya F membentuk sudut α terhadap lintasan yang lurus, maka uraikan gaya F searah dengan :
1. lintasan lurus ( F cos α ) dan
2. tegak lurus ( F sin α )
Dalam hal ini yang melakukan usaha adalah komponen F cos α sedangkan komponen F sin α tidak
melakukan usaha sebab tidak ada perpindahan kearah komponen ini.

F sin α F

α
F cos α
S

W = F.cosα. S

W : usaha ( J )
F : gaya ( N )
S : jarak ( m )
α : sudut antara F dan lintasan lurus

Sudut – sudut tertentu :


1. untuk α = 900 W = F cos α. S
= F cos 900 . S
F = F. 0 . S
= 0

A S B
Usaha dari gaya yang tegak lurus lintasan adalah
0 ( nol )

1
2. untuk α > 90 0 ( sudut tumpul )

W = F cos α. S, misal α = 1200


F = F cos 1200 . S
F sin α = F. (-1/2 ) . S
α = - ½.F.S
Berharga negatif
A S B

3. untuk α = 1800
W = F cos α. S
F = F cos 1800 . S
S = F. (-1) . S
A B = - F.S
Ternyata usaha dari gaya yang
arahnya berlawanan dengan
gerak adalah negatip
Usaha negative ini dapat dijumpai pada gaya gesek, pada pengereman dan yang lainya.

SATUAN USAHA.

Dalam Simtem International ( SI ) satuan dari gaya adalah Newton ( N ), satuan jarak adalah meter ( m )
maka satuan usaha adalah perkalian antara satuan gaya dan satuan jarak dan dinamakan joule ( J ) .

Dari rumus W = F.S


1 joule = 1 newton x 1 meter

1 joule = 1 newton.meter

DEFINISI
1 joule adalah besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya 1 newton sehingga titik tangkapnya
menggeser sejauh 1 meter searah gaya tersebut.

Catatan : usaha merupakan besaran skalar.


Contoh .1
Sebuah mobil didorong dengan gaya 600 N sehingga berpindah sejauh 25 m. Tentukan usaha yang
dilakukan oleh gaya tersebut.

Diketahui : F = 600 N
S = 25 m
W=?

Jawab.
W = F.S
= 600 x 25
= 15000 J
= 15 kJ

2
DAYA DAN EFISIENSI.
1. Daya.
Dalam definisi usaha , factor waktu tidak diperhitungkan sama sekali. Seperti telah diketahui, usaha
yang dilakukan untuk mendorong suatu beban yang beratnya tertentu sampai jarak tertentu pula
akan sama besarnya, walaupun dilakukan dalam selang waktu 1 second, 1 menit, 1 jam bahkan 1
tahun, karena dalam usaha ( W = F.S ) tidak ada faktor waktu. Akan tetapi perlu diketahui, cepatnya
suatu usaha itu dilakukan. Cepatnya suatu usaha yang dilakukan oleh pelaku persatuan waktu
disebut dengan daya ( power ) pelaku tersebut.. Secara matematis daya dituliskan sebagai berikut :

W
P=
t
P : daya ( watt )
W : usaha ( joule )
t : waktu ( second )

Satuan lain dari daya adalah HP ( horse power = daya kuda ) 1 HP = 1 DK = 1 PK = 746 watt.

2. Efisiensi.
Alat atau mesin pengubah energi tidak mungkin mengubah seluruh energi yang diterimanya menjadi
usaha. Sebagian energi yang diterimanya akan terbuang dalam bentuk energi lain ( misal : mesin
menjadi panas, bunyi ). Jika energi yang diterima oleh alat /mesin disebut masukan ( input ) dan
usaha disebut keluaran ( output ) , maka efisiensi didefinisikan sebagai hasilbagi antara output dan
input dikalikan 100 persen
output
Efisiensi = x 100 persen..
input

Contoh.2
Sebuah mobil massa 6 kuintal bergerak dengan kecepatan 16 m/s, 8 second kemudian kecepatanya menjadi
32 m/s Tentukan daya selama 8 second tersebut

Diketahui : m = 6 kuintal = 600 kg


v0 = 16 m/s
vt = 32 m/s
t = 8 second
P =?
vt  v o
Jawab. a =
W
t
P= 32  16
t =
8
F.S
= = 2 m/s2
t
m.a.S S = vot + ½ a.t2
=
t = 16 x 8 + ½ x 2 x 82
600.2.192 = 128 + 64
=
8 = 192 m
= 28800 watt = 28,8 kW
Catatan : satuan daya selain watt adalah hp ( horse power ) atau daya kuda.

1 hp = 746 watt

ENERGI.

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha.

3
ENERI KINETIK.

Energi kinetic adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak
Jika massa benda yang bergerak = m, kecepatan gerak v, besarnya energi kinetic dirumuskan sebagai
berikut :

EK = ½ .m.v2
EK = energi kinetic ( J )
m = massa benda ( kg )
v = kecepatan benda ( m/s )

Contoh 3.
Peluru massa 6 gram bergerak dengan kecepatan 200 m/s. Hitung energi kinetic yang dimiliki oleh peluru
tersebut.

Diketahui : m = 6 gr = 6 x 10-3 kg
v = 200 m/s
EK = ?

Jawab

EK = ½ .m.v2
= ½ . 6 x 10-3 . 2002
= ½ . 6 x 10-3 . 4 x 104
= 12 x 101 J
= 1,2 x 102 J

ENERGI POTENSIAL GRAVITASI.

W = m.g
h

Tanah
Perhatikan gambar diatas. Bila tali putus maka bola akan jatuh kebawah, maka dikatakan bahwa bola
melakukan usaha karena gaya beratnya menenpuh jarak selama jatuh. Ini berarti sebelum bola jatuh dia

4
memiliki energi. Pada sistem ini bola ada kesanggupan melakukan usaha oleh karena keadaan tempatnya.
Jenis energi ini yang dimiliki bola disebut energi tempat atau energi potensial ( EP )

Jika massa benda m dan terletak setinggi h di atas tanah, besarnya energi potensial adalah sama denga
usaha yang dilakukan oleh gaya beratnya selama jatuh ketanah sehingga :

EP = W.h
EP = m.g.h

EP : energi potensial ( J )
m : massa benda ( kg )
g : percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
h : tinggi benda ( m )

ENERGI POTENSIAL PADA PEGAS.

x B
A

Perhatikan gambar diatas.


Pada A tidak ada gaya yang bekerja pada pegas, pada B ada gaya sebesar F yang bekerja pada pegas
sehingga pegas bertambah panjang sebesar x.

Hubungan antara gaya F dan pertambahan panjang adalah :

F = k.x

F : gaya ( N )
k : konstanta pegas ( N/m )
x : pertambahan panjang. ( m )

Energi potensial yang dimiliki oleh pegas adalah sebesar :


EP = ½. k . x2.

EP : energi potensial pegas ( J )


k : konstanta pegas ( N/m )
x : pertambahan panjang. ( m )

5
ENERGI MEKANIK.
Energi mekanik adalah jumlah antara energi kinetic dan energi potensial.

EM = EK + EP

EM : energi mekanik ( J )
EK : energi kinetik ( J )
EP : energi potensial ( J )
HUKUM USAHA DAN ENERGI KINETIK

Va Vb

B
A F F

Perhatikan gambar diatas.


Benda massa m dipengaruhi oleh gaya F sehingga benda bergerak searah dengan gaya tersebut dari A ke B
sejauh S. Kecepatan di A adalah Va dan kecepatan di B adalah Vb.
Usaha gaya F selama menggerakan benda dari A ke B adalah :

Vt = Vo + a.t
Vb  Va
Vb = Va + a.t ….. a =
t

F = m.a
Vb  V a
F =m.
t

S = Vo.t + ½ a.t2
Vb  Va 2
S = Va.t + ½ . .t
t
S = Va.t + ½. (Vb – Va ).t
S = ½ . (Vb + Va).t
Va  Vb
S= .t
2
Besarnya usaha WAB adalah : WAB = F.S

WAB = F.S
Vb  V a V  Vb
=m. x a .t
t 2
= ½ .m. ( Vb2 – Va2 )

= (EK)B – ( EK)A

= Δ.EK.

Jadi : usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap sebuah benda sama dengan perubahan energi
kinetic dari benda tersebut, jika anergi potensialnya tetap.

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK.

6
A
VA
W

hA
B
VB
W hB

Perhatikan gambar diatas.


Sebuah benda mengalami jatuh bebas, saat di A kecepatanya VA dan ketinggianya hA, pada saat di B
kecepatanya VB dan ketinggianya hB. Usaha gaya beratnya ( W = m.g ) selama jatuh dari A ke B adalah :

WAB = m.g (hA –hB )


= m.g. hA – m.g.hB ………….1)

Menurut usaha dan energi kinetic adalah :

WAB = ½ .m. ( Vb2 – Va2 )


= ½.m. Vb2 – ½ .m. Va2 ……..2)

Dari pers 1) dan 2) deiperoleh :

m.g. hA – m.g.hB = ½.m. VB2 – ½ .m. VA2


m.g. hA + ½ .m. VA2 = ½.m. VB2 + m.g.hB
( EP)A + ( EK)A = (EK)B + ( EP)B

( EM)A = ( EM )B.
Kesimpulan : Energi mekanik di A sama dengan energi mekanik di B. Karena titik A dan titik B
disembarang tempat diatas tanah, maka menunjukan bahwa energi mekanik itu tetap, peristiwa ini disebut
dengan : Hukum kekekalan energi mekanik, yang dirumuskan :

EP + EK = tetap.

Contoh.1.
Sebuah mobil beserta isinya mempunyai massa 2 ton dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tetap
sebesar 72 km/jam. Mobil direm dengan gaya tetap F = 4 x 104 N Hitung :
a. Energi kinetic mobil sebelum direm.
b. Jarak yang masih dapat ditempuh mobil sampai berhenti sejak pengereman.

Diketahui : v = 72 km/jam = 20 m/s


m = 2 ton = 2000 kg
F = 4 x 104 N

a. EK = ½.m.v2
= ½ . 2000. 202
= ½ . 2000. 400
7
= 4 x 105 J

b. vo = vA = 20 m/s
vt = vB = 0 ( mobil berhenti )

WAB = ½. m ( vB2 – vA2 )


-.F.S = ½. 2000 ( 02 – 202 )
- 4 x 104 . S = - 4 x 105
S = 10 m

Cara lain :
F
a=
vt2 = vo2 + 2. a. S. m
02 = 202 + 2. 20.S  4 x10 4
0 = 400 + 2 ( -20 ).S =
2000
40.S = 400
S = 10 m.
= - 20 m/s2

Contoh 2.
Peluru massa 4 gram ditembakkan pada pohon yang besar. Pada saat peluru menyentuh pohon
kecepatanya 20 m/s. Gaya gesek antara peluru dengan pohon dianggap tetap sebesar 10 N. Kapan dan
dimana peluru berhenti didalam pohon.

Misalkan peluru menyentuh pohon di A dan berhenti di B maka :


vA = 20 m/s
vB = 0 ( peluru berhenti )
m = 4 gr = 4 x 10-3
t =?
S =?

Jawab : Hukum Newton II


F = m.a
- 10 = 4x10-3 . a
a = -2500 m/s2 ( perlambatan )

 Peluru berhenti di B
vB = vA + a.t
0 = 20 + ( - 2500 ).t
2500.t = 20
t = 0,008 second

* WAB = ½. m ( vB2 – vA2 )


- F. SAB = ½. 4.10-3 ( 02 – 202 )
- 10. SAB = 2. 10-3 ( - 400 )
- 10.SAB = - 0,8
SAB = 0,08 m = 8 cm.

Contoh 3.

Sebuah benda digantung pada seutas tali dengan panjang 2 m seperti gambar. Benda dipukul mendatar
sehingga mempunyai kecepatan mendatar sebesar vA = 2√5 m/s, sehingga benda berayun dan berhenti
sejenak pada titik B. bila g = 10 m/s2 dan gesekan dengan udara diabaikan tentukan sudut maksimum
yang ditempuh oleh tali .

8
α

.l
B
hB
A VA W

Diketahui : l = 2 m
g = 10 m/s2
hB = l – l cosα
vA = 2√5 m/s
vB = 0
α = ?

Jawab. Menurut kukum kekekalan energi mekanik.


( EM)A = ( EM )B
( EP)A + ( EK)A = (EK)B + ( EP)B
m.g. hA + ½ .m. VA2 = ½.m. VB2 + m.g.hB
m.10.0 + ½.m. (2√5)2 = ½.m .02 + m . 10 . ( l – l cosα )
0 + ½. 20 = 0 + 10.l – 10.l cosα
10 = 10. 2 – 10.2.cos α
20.cos α = 20 - 10
10
cos α = =½
20
α = arc cos ½
α = 600

9
Soal – soal latihan. c. 10 N
1. Yang menunjukan adanya usaha d. 20 N
adalah peristiwa .... e. 245 N
a. anak mendorong pohon besar
b. kuda menarik gerobak. 6. Seorang anak mendorong dinding
c. Atlet angkat besi menahan dengan gaya 80 N dan dinding tetap diam.
barbel. Besar usaha yang dilakukan anak tersebut
d. Bus mogok di jalan. adalah ....... J
e. Kucing tidur di kursi. a. – 80
b. - 8
c. - 0,8
2. Seseorang mendorong meja dan meja
d. 0
bergeser. Pernyataan yang benar berkaitan e. 80
dengan peristiwa tersebut adalah .... 7. Sebuah gaya F newton bekerja pada
a. orang melakukan usaha sebuah benda hinggabenda bergeser sejauh s
karena orang itu meter. Besar usaha terbesar tercapai bila
mengeluarkan gaya dorong. sudut apit antara F dan s adalah ....
b. Orang melakukan usaha a. 300
karena meja bergeser. b. 450
c. Orang melakukan usaha c. 600
karena orang dan meja d. 750
e. 900
memiliki berat.
8. Perhatikan gambar.
d. Orang melakukan usaha F
karena orang itu
mengeluarkan gaya
mendorong meja dan 600
mengakibatkan meja
bergeser.
e. Orang melakukan usaha Untuk memindahkan balok sejauh 10
karena orang dan meja meter, gaya F melakukan usaha 250
10 Besarnya gaya F adalah ..... N
memiliki massa. joule.
m
a. 2,5
3. Dimensi usaha adalah ....
b. 5
a. MLT-2 c. 25
b. ML-1T-2 d. 50
c. ML-3 e. 2500
d. ML2T-2 9. Mobil massa 1 ton bergerak
e. LT-1 dari keadaan diam dan sesaat kemudian
4. Gaya mendatar 45 newton mendorong kecepatanya menjadi 5 m/s. Besar usaha yang
sebuah balok kayu. Besar usaha yang dilakukan oleh mesin mobil tersebut
dilakukan gaya itu untuk memindahkan balok adalah .... J
sejauh 10 meter adalah .... a. 1000
b. 2500
a. 0,045 J
c. 5000
b. 0,45 J
d. 12500
c. 4,5 J e. 25000
d. 45 J 10. Selama 4 second, benda yang
e. 450 J massanya 240 gram mampu berpindah sejauh
5. Sebuah gaya horisontal telah 10 meter dari keadaan diam.Usaha yang
melakukan usaha 70 J. Jika gaya itu dapat dilakukan benda tersebut adalah .... J
menggeser benda sejauh 3,5 m searah gaya, a. 3,0
maka besar gaya tersebut adalah .... b. 4,8
a. 2 N c. 12,0
d. 192,0
b. 3,5 N
10
e. 300,0 b. 1500 J
11. Balok berat 20 N diletakkan c. 3000 J
diatas bidang miring dengan sudut kemiringan d. 3500 J
300 . Balok meluncur kebawah searah bidang e. 4000 J
miring sejauh 2 meter. Apabila gesekan antara 17. Benda massa 2
balok dengan bidang miring diabaikan, besar kg jatuh bebas dari puncak gedung tinggi
usaha yang dilakukan oleh gaya berat 100 m, bila g = 10 m/s2, usaha yang
adalah .... erg. dilakukan oleh berat benda hingga benda
a. 2 x 10-7 sampai pada ketinggian 40 dari atas tanah
b. 2 x 10-7 adalah ....
c. 2 x 10-7 a. 200 J
d. 2 x 10-7 b. 750 J
e. 2 x 10-7 c. 800 J
d. 1200 J
12. Energi potensial gravitasi suatu benda e. 1800 J.
disebabkan oleh .... 18. Benda massa 5 kg dilemparkan vertikal ke
a.daya hantar kalor benda atas dengan kecepatan awal 10 m/s. Besar
b. daya hantar listrik benda energi potensial pada titik tertinggi
c. kerapatan molekul benda adalah .... (g = 10 m/s2 )
d. ketinggian benda a. 400 J
e. volume benda. b. 350 J
c. 300 J
13. Dimensi energi potensial gravitasi adalah .... d. 250 J
a. MLT-2 e. 200J
b. ML-1T-2 19. Sebuah peluru ditembakkan keatas dengan
c. ML-3 sudut elevasi 600, dan kecepatan awal 100
d. ML2T-2 m/s, jika massa peluru 2 gram dan percepatan
e. LT-1 gravitasi bumi 9,8 m/s2, maka energi potensial
peluru di titik tertinggi adalah ....
14. Sebuah
a. 2,5 J
mangga massa 200 gram tergantung
b. 2,5 3 J
dipohonya setinggi 2 meter. Besar energi
c. 7,5 J
potensial gravitasi jeruk adalah .... erg d. 20 J
a. 3,92 x 109 d. 30 J
b. 3,90 x 109
c. 3,92 x 108 20. Dimensi energi kinetik adalah ......
d. 3,92 x 107 a. MLT-2
e. 3,92 x 105 b. ML-1T-2
15. Sebuah pepaya masaa 1,5 kg berada di c. ML-3
pohonya. Bila energi potensial pepaya 30 d. ML2T-2
joule,maka ketinggian pepaya adalah .... ( g = e. LT-1
10 m/s2 ) 21. Besar kinetik suatu benda bergantung
a. 5 meter. pada .....
b. 3 meter a. massa dan kecepatan benda
c. 2 meter b. massa dan arah kecepatan benda
d. 1 meter c. kecepatan da bentuk benda
d. ketinggian dan kecepatan benda
e. 0,5 meter.
e. bentukdan massa benda.
16. Sebuah balok
massa 10 kg didorong dari dasar bidang
22. Man
miring yang panjangnya 5 m dan puncak
gga yang berada di pohon pada ketinggian 3
bidang miring berada 3 m diatas tanah. Jika
m jatuh. Energi kinetik mangga terbesar saat
bidang miring dianggap licin, usaha yang
berada di ketinggian ..... m
diperlukan untuk mendorong balok
a. 3
adalah ....
b. 2
a. 300 J
c. 1,5
11
d. 1 maksimum, energi kinetik yang dimiliki
e. 0 benda tersebut adalah ..... J ( g = 10 m/s2 )
23. Sebu a.
ah mobil mainan masaa 2 kg bergerak 450
dengan kecepatan konstan. Jika besar b.
energi kinetiknya 10 J, maka kecepatanya 480
adalah .... c.
a. 0,1 m/s 540
b. 10 m/s d.
c. 40 m/s 640
d. 10 m/s e.
e. 20 m/s 900
24. Sera 29. Sebuah benda massa m dilemparkan vertikal
ngga masaa 2 gram terbang dengan ke atas dengan kecepatan awal vo. Saat
kecepatan 25 cm/s. Besar energi kinetik mencapai ketinggian maksimum h,
yang dimiliki serangga adalah .... hubungan energi awal ( Ea) dengan energi
a. 6,25 x 10 -6 J benda saat mencapai ketinggian h ( Eh )
b. 6,25 x 10 -5 J adalah .....
c. 6,25 x 10 -4 J a. Ea < Eh
d. 2,5 x 10 -4 J b. Ea ≠ Eh
e. 2,5 x 10 -5 J c. Ea > Eh
25. Sebu d. Ea = Eh
ah bola ( A ) massa m bergerak dengan e. Ea ≥ Eh
kecepatan tetap v. Bola lain ( B ) yang 30. Sebuah
bermassa sama bergerak dengan kecepatan batu massa 450 gram terletak diatas meja
tetap 2v. Perbandingan besar energi kinetik yang tingginya 0,5 m. Usaha yang
bola A dan energi kinetik bola B adalah .... dikerjakan seseorang bila ia memindahkan
a. 2:1 batu itu ke sebuah kursi yang tingginya 2 m
b. 1:2 adalah ..... J ( g = 10 m/s2 )
c. 4:1 a. 6,75
d. 1:4 b. 11,25
e. 1:1 c. 675
26. Pern d. 6.750
yataan yang benar tentang teorema Usaha e. 11.250
Energi adalah .... 31. Sebuah batu massa 1 kg jatuh bebas dari
a. W + Ek2 = Ek1 ketinggian 5 m di atas permukaan tanah.
b. Ek2 – Ek1 = C Bila g = 10 m/s2, selisih besasr energi
c. W = Ek1 – Ek2 potensial saat batu dilepas dan besar energi
d. W = Ek2 – Ek1 kinetik saat batu jatuh di permukaan tanah
e. W – Ek1 = Ek2 adalah .... J
27. Sebu a. 50
ah benda jatuh dari ketinggian 40 m diatas b. 25
tanah. Bila massa benda 2 kg dan c. 5
percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, energi d. 2,5
kinetik benda tepat pada ketinggian 20 m e. 0
diatas yanah adalah ..... J
a. 400 32. Sebuah
b. 800 balok meluncur tanpa gesekan di atas papan
c. 1600 dengan kemiringan 350 terhadap lantai.
d. 1800 Jika balok tersebut diluncurkan dari
e. 3600 ketinggian 200 cm, kecepatan balok saat
28. Bend menyentuh lantai adalah .... ( g = 10
a massa 2 kg dilempar vertikal keatas m/s2 )
dengan kecepatan awal 30 m/s. Pada saat a. 2 10 cm/s
ketinggian benda mencapai 3/5 tinggi b. 80 cm/s
c. 40 cm/s

12
d. 2 10 m/s 38. Panjang tali sebuah bandul 2 m. Bandul diberi
e. 40 m/s simpangan 600 terhadap garis vertikal
33. Sebuah kemudian dilepaskan, kecepatan bandul pada
bola massa 1 kg dilempar vertikal ke atas titik terendah adalah.... m/s
denmgan kecepatan tertentu. Bola dapat a. 2 2
mencapai ketinggian 10 m di atas bidang b. 2 3
acuan. Besar Ep bola sama dengan besar c. 2 5
Ek- nya terjadi saat bola mencapai d. 3 2
ketinggian .... m
e. 3 3
39. Bandul di gantung pada seutas tali panjang 1
a. 0
m. Bandul kemudian di ayunkan dengan
b. 2
kecepatan awal 3 m/s. Tinggi maksimum
c. 3
ayunan bandul adalah ..... m
d. 5
a. 0,15
e. 6
b. 0,30
34. Hukum
c. 0,45
kekekalan energi mekanik tidak berlaku jika
d 0,90
benda ....
e. 1,0
a. bergerak vertikal ke atas
40.
b. jatuh bebas
Sebuah benda digantungkan pada seutas tali yang
c. meluncur pada bidang miring kasar
panjangnya 2,5 m. Benda di pukul dengan
d. meluncur pada bidang miring licin
kecepatan mendatar 2 m/s hingga berayun.
e. melengkung pada lintasan lengkung
Besar sudut maksimum adalah .... m
licin.
250
300
35. Sebuah
480
genting jatuh bebas dari atap yang tingginya
600
31,25 m di atas permukaan tanah.
900
Kecepatan genting saat berada pada
ketinggian 20 m di atas tanah adalah ......
41.
m/s
Benda A massa tiga kali massa benda B dan
a. 10,5
kecepatan benda A setengah kali kecepatan
b. 15,0
benda B. Energi kinetic benda A dibandingkan
c. 20,5
dengan energi kinetic benda B adalah …..
d. 20,6
a. 1:1
e. 25,0
b. 2:1
36. Sebuah bola tembaga massa 0,4 kg dilempar
c. 2:3
vertikal ke atas. Energi potensial bola pada
d. 3:2
ketinggian maksimu besarnya 80 J.
e. 3:4
Ketinggian maksimum bola adalah ......m
42.
a. 2
Sebuah balok bergerak dengan kecepatan v dan
b. 4
memiliki energi kinetic Ek. Jika kecepatran
c. 8
balok di ubah menjadi 2v, maka energi
d. 20
kinetiknya menjadi ….
e. 40
a.
37. Sebuah peti bergerak pada lintasan kasar .
Ek
Pada peti bekerja gaya gesekan sebesar 5
b.
newton. Jika energi mekanik total peti 25
2 Ek
joule, jarak yang ditempuh peti adalah ....
c.
m
3 Ek
a. 2,5
d.
b. 5
4 Ek
c. 10
e.
d. 12,5
5 Ek
e. 25

13
43. e. 600
Agar jumlah energi kinetic dan energi potensial 47.
dari suatu benda bernilai konstan maka syarat Pada sebuah kereta dorong yang massanya 20 kg
bagi gaya yang bekerja pada benda adalah dikerjakan gaya mendatar yang besarnya 500
hanya merupakan fungsi dari …. N, mengakibatkan benda tersebut bergeser
a. sejauh 80 cm dalam waktu 4 s. besar daya
kedudukan. yang dilakukan adalah ….
b. a.
Waktu 20 W
c. b.
Kecepatan 40 W
d. c.
Kedudukan dan kecepatan 100 W
e. d.
Kedudukan, waktu, dan 200 W
kecepatan e.
400 W
44. 48.
Ketika sebuah senjata di tembakkan dari sebuah Sebuah benda yang massanya 10 kg berada dalam
pesawat yang diam, peluru memiliki kelajuan keadaan diam di permukaan bidang datar.
v dan energi kineti k. Senjata kembali Pada benda tersebut dikerjakan gaya konstan
ditembakkan lurus ketika pesawat sedang sehingga benda bergerak dengan kecepatan 4
melaju dengan kecepatan v. Energi kinetic m/s. Besar usaha yang dilakukan gaya
dari peluru kedua adalah …. tersebut adalah ….
a. k a.
b. k 2 10 J
c. 2k b.
d. 3 k 20 J
e. 4 k c.
45. 40 J
Sebuah benda massa m diikatkan di ujung tali, d.
lalu diayunkan pada bidang vertical. Agar 80 J
benda dapat melakukan gerak melingkar e.
penuh maka di titik terendah , gaya sentripetal 160 J
minimumnya adalah ….. 49.
a. Sebuah batu yang massanya 2 kg jatuh dari
mg ketinggian 100 m. Usaha yang dilakukan oleh
b. gaya berat sampai ketinggian 20 m adalah
2 mg …… ( g = 10 m/s2 )
c. a. 200 J
3 mg b. 400 J
d. c. 800 J
4 mg d. 1600 J
e. e. 2000 J
5 mg 50.
46. Sebuah gaya konstan F = 100 N bekerja pada
Sebuah benda dilemparkan pada sudut elevasi sebuah balok yang beratnya 50 N. Jika gaya F
tertentu keatas sehingga membentuk lintasan membentuk sudut 600 terhadap arah
parabola. Agar pada lintasan tertinggi benda perpindahan dan balok berpindah sejauh 2 m,
memiliki perbandingan energi kinetic dan maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut
potensial sebesar 3 : 1, maka sudut elevasi adalah ….
pelemparan benda adalah …. a. 50 J
a. 300 b.100 J
b. 370 c. 100 2 J
c. 450 d.100 3 J
d. 530 e. 200 J

14
51. kecepatan mobil setelah berpindah sejauh 50
Sebuah gerobak massa 40 kg terletak pada bidang m adalah …..
miring dengan sudut kemiringan 300. Usaha a. 5 m/s
yang dilakukan oleh gaya berat bila benda b. 10 m/s
bergeser sejauh 5 m adalah …. c. 15 m/s
a. 490 J d. 20 m/s
b. 490 3 J e. 25 m/s.
c. 980 J 57.
d. 980 3 J Sebuah benda massa 1 kg dijatuhkan dari
e. 1960 J ketinggian 20 m. Besar energi kinetic benda
52. pada saat ketinggianya 5 m di atas tanah
Sebuah bola massa 2 kg dilemparkan vertical k adalah ….
eats sehingga mencapai ketinggian maksimum a. 50 J
10 m, bila g = 10 m/s2, maka besar energi b.100 J w
potensial pada ketinggian tersebut adalah …. c. 150 J
a. 2 J d.200 J
b. 10 J 30J
e. 250
c. 20 J 58. 0

d. 100 J Sebuah bola massa 1 kg di dorong dari permukaan


e. 200 J meja yang tingginya 2 m sehingga kecepatan
53. bola saat lepaas dari bibir meja adalah 2 m/s.
Sebuah benda massa 1 kg dilemparkan vertical Energi mekanik bola pada saat ketinggianya
keatas dengan kecepatan awal 20 m/s, bila g 1 m dari tanah adalah …..
= 10 m/s2, maka ketinggian benda pada saat a.
Ep = Ekmaxs adalah …. 2J
a. 1,5 m b.
b. 10 m 10 J
c. 15 m c.
d. 20 m 12 J
e. 30 m d.
54. 22 J
Sebuah benda massa 1 kg dilemparkan vertical e.
keatas dengan kecepatan awal 40 m/s. Besar 24 J
energi kinetic saat ketinggian benda 59.
mencapai 20 m adalah (g = 10 m/s2 ) …. Sebuah bola diikatkan pada seutas tali yang
a. 300 J ujungnya di tahan tetap. Panjang tali 20 cm.
b. 400 J bola ditarik ke samping sehingga tali
c. 500 J membentuk sudut 600 terhadap vertical. Bila
d. 600 J bola dilepaskan maka kecepatan bola pada
e. 700 J saat berada di titik terendah adalah …….
55. ( g = 10 m/s2 )
Dua buah benda massa m1 = 25 kg dan m2 = 4 kg a. 1,4 m/s
memiliki energi kinetic sama besar. Jika b. 1,7 m/s
benda m1 bergerak dengan kelajuan 10 m/s, c. 2,0 m/s
maka kelajuan benda m2 adalah …. d. 2,3 m/s
a. 62,5 m/s e. 3,0 m/s
b. 50,0 m/s 60.
c. 37,5 m/s Balok yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m
d. 25 m/s pada bidang miring. Apabila gesekan antara
e. 17,5 m/s benda dan bidang diabaikan, maka besar
usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah
56. ….
Mobil mainan massa 3 kg terletak pada bidang
horizontal yang licin. Bila gaya konstan
sebesar 9 N dikerjakan pada mobil yang
bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s, maka

15
61.
Sebuah benda bergerak disisi dalam bidang
lingkaran yang licin seperti pada gambar . jika
percepatan gravitasi adalah g dan jari – jari
lingkaran sama dengan R, maka nilai
a. 10 J kecepatan minimum di titik A ( vA) agar benda
b. 20 J melakukan gerak melingkar secara sempurna
c. 20 3 J adalah ….
d. 40 J a. g.R
e. 40 3 J. b. 2.g.R
c. 3.g.R
d. 2 g.R
e. 5.g.R

Soal essay.
1. Sebuah benda massa 0,5 kg di lemparkan vertical ke atas sehingga mencapai ketinggian 10
m.
a. berapakah energi potensial benda terhadap tanah pada ketinggian tersebut ?
b. berapakah perubahan energi potensial ketika benda berada pada ketinggian 4 m?
2. Mobil pertama bermassa dua kali mobil kedua, tetapi energi kinetiknya sama dengan mobil
kedua. Ketika kedua mobil menambah kelajuannya sebesar 2 m/s, energi kinetic mobil kedua dua kali
mobil pertama. Berapakah kelajuan awal kedua mobil ?
3. Sebuah truk memiliki energi kinetic 20 J. Jika pada truk dilakukan pengereman dengan gaya
hambat sebesar 5 N, berapakah jarak yang masih dapat ditempuh mobil tersebut sampai berhenti ?
4. Sebuah benda massa 2 kg mula – mula diam, kemudian bergerak lurus dengan percepatan 2
m/s2. berapakah usaha yang diubah menjadi energi kinetic selama 2 second ?
5. Dua buah mobil mainan memiliki massa m1 = 2 kg dan m2 = 4 kg. Keduanya memiliki
energi kinetic yang sama besar dan bergerak searah. Jika kedua mobil mengalami gaya hambat yang
sama, tentukan perbandingan jarak henti kedua mobil tersebut.
6. Sebuah batu yang massanya 1 kg dilepaskan dari ketinggian 5 m.. jika hambat an udara di
abaikan , tentukan energi kinetic batu tersebut sesaat sebelum menumbuk tanah. ( g = 10 m/s2 )
7. Sebuah benda dilemparkan vertical keatas dengan kecepatan awal 20 m/s. Bila massa benda
2 kg dan g = 10 m/s2, tentukan energi kinetiknya saat5 ketinggian benda mencapai 10 m.
8. Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi 300 dan dengan energi kinetic 800 J. Bila g =
2
10 m/s , berapakah energi kinetic dan energi potensial bola saat mencapai titik tertinggi ?
9. Sebuah benda massa 5 kg mempunyai energi potensial 32.000 J Jika kemudian benda
tersebut jatuh bebas ( g = 10 m/s2 ), tentukan :
a. kecepatan benda saat jatuh di tanah.
b. Waktu yang diperlukan untuk sampai di tanah.

10. Sebuah benda bergerak sepanjang lintasan lingkaran vertical. Apabila di titik terendah benda memiliki
energi kinetic 10 J dan gaya sentripetal 4 N, tentukan besar jari – jari kingkaran tersebut
11. Sebuah roket diluncurkan pada sudut 600 terhadap horizontal dari ketinggian 50 m dan dengan kelajuan
60 m/s. Bila g = 10 m/s2, tentukan kelajuan roket saat ketinggianya 250 m.
12. Sebuah balok massa 5 kg diletakkan diatas bidang miring seperti gambar.

5m Bila g = 10 m/s2 , tentukan


energi potensial balok
tersebut

4m

16
17
BAB II
MOMENTUM DAN IMPULS

Pengertian Momentum

* Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang bergerak.
* Momentum dilambangkan p didefinisikan sebagai hasil kali massa m dan kecepatan v.

p =mv (2–1)

P : momentum.
v : kevepatan ( m/s )
m: massa ( kg )

* Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan


arah. Arah momentum adalah searah dengan arah kecepatan.
Satuan momentum dalam SI adalah kg m s-1.
* Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor
(karena momentum adalah besaran vektor). Penjumlahan dua
momentum p1 dan p2 yang membentuk sudut θ ditulis:

p1  p 2  2 p1 p 2 cos
2 2
P=

Bila sudut θ belum diketahui maka untuk mencarinya dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
( perhatikan gambar 3 -1, P1 sejajar dengan sumbu x dan P2 membentuk sudut θ yang belum diketahui
nilainya )

Y Py P
P2y P2

θ θ P2x θ
P1x = P1 X Px

* Langkah-langkah menentukan besar dan arah hasil jumlah (resultan)


- Tetapkan p1 pada sumbu X dan tentukan komponen - komponen p1 dan p2 dalam arah X dan
Y.

P1x = p1
P1y = 0
P2x = p2 cos θ
P2y = p2 sin θ

- Jumlahkan komponen-komponen X dan Y dari kedua


momentum.

Px = p1x + p2x
Py = p1y + p2y = 0 + p2y = p2y

- Besar dan arah vektor resultan momentum p dapat dihitung


dengan menggunakan persamaan:

18
2 2
Besar resultan , PR = px  p y (2–2)

py
Arah resultan , tan θ = (2–3)
px

(untuk menentukan arah θ harus diperhatikan tanda px dan


py yang akan menentukan letak kuadran dari p)

Contoh 1:
Dua sepeda motor A dan B massanya masing-masing 80 kg
dan 100 kg bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan 15 m/s dan 16 m/s. Hitung besar dan arah
momentum resultan
A dan B, jika:
a) sepeda motor A dan B bergerak ke utara
b) sepeda motor A bergerak ke utara sedangkan B ke selatan
c) sepeda motor A bergerak ke utara sedangkan B ke timur.
Jawab:
mA = 80 kg
mB = 100 kg
vA = 15 m/s
vB = 16 m/s
Besar momentum A dan B adalah:
PA = mA.vA
= 80 x 15
= 1200 kg.m/s

PB = mB vB
= 100 x 16
= 1600 kg.m/s
a) Kedua sepeda motor bergerak searah (arah utara), maka
P = P A + PB
= 1200 + 1600
= 2800 kg.m/s
b) Sepeda motor A bergerak ke utara (momentum positif),
sedangkan B ke selatan (momentum negatif)
P = P A + PB
= 1200 + ( - 1600 )
= - 400 kg.m/s

c) Momentum A ke arah utara dan momentum B ke arah


timur, maka kedua momentum saling tegak lurus.
Besar momentum resultan:

2 2
P= PA  PB
= 1200 2  1600 2
= 2000 kg.m/s.

PB
Arah momentum resultan: tan θ =
PA
1600
= = 4/3
1200

19
sehingga θ adalah arc tan 4/3 = 530

Pengertian Impuls

Impuls I didefinisikan sebagai hasil kali gaya F dengan selang


waktu singkat bekerjanya gaya pada benda Δt

Secara matematika dapat ditulis:

I = F.Δt (2 –4)

* Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls adalah searah


dengan arah gaya.
* Satuan impuls= satuan gaya × satuan waktu = N . s = (kg m s -2).s
= kg m s-1.
* Satuan impuls N . s sama dengan satuan momentum kg m s-1.
Hal ini berarti ada hubungan antara impuls dengan momentum.

Perhatikan contoh berikut:

Sebuah benda bermasa m dipukul dengan gaya F yang berlangsung dalam waktu singkat Δt, sehingga
dapat mengubah
kecepatan benda dari v1 menjadi v2, seperti gambar di atas.
Menurut hukum II Newton:

v 2  v1
F = m.a dengaa a= , maka :
t

v 2  v1
F = m. atau
t
F.Δt = m.( v2 – v1 ) (2–5)

Ruas kiri persamaan merupakan besaran impuls. Sedangkan untuk


ruas kanan persamaan menyatakan m v2 adalah momentum
sesudah gaya impuls bekerja dan mv1 adalah momentum
sebelum gaya impuls bekerja. Dengan demikian ruas kanan
persamaan m.( v2 – v1 ) merupakan perubahan momentum
(dilambangkan Δp).

* Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan


momentum yang dialami benda.

I = ΔP atau
F.Δt = ΔP (2–6)

Contoh 2:
Dalam permainan softball, sebuah bola bermassa 150 gram
dilempar mendatar ke timur dengan kelajuan 10 m/s. Setelah
20
dipukul bola bergerak ke barat dengan kelajuan 15 m/s. Kayu
pemukul dan bola bersentuhan selama 0,75 ms. Tentukan:

a) Impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola.


b) Gaya rata-rata yang diberikan kayu pemukul pada bola.
c) Percepatan rata-rata bola selama bersentuhan dengan kayu
pemukul.

Jawab:
Arah mendatar (ke timur dan ke barat) dapat diwakilkan vektor
satu dimensi dengan memberikan tanda positif dan negatif,
pilihlah arah mendatar ke timur sebagai acuan arah positif. ( memilih arah barat sebagai
arah positip juga boleh )

massa bola m = 150 gram = 0,15 kg


kecepatan awal v1 = + 10 m/s (arah ke timur)
kecepatan akhir v2 = - 15 m/s (arah ke barat)
selang waktu Δt = 0,75 ms = 0,75 . 10-3 s

a. Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum bola.
I = ΔP
I = P2 – P1
I = m.( v2 – v1 )
I = 0,15 ( -15 – 10 )
= - 3,75 Ns
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke barat.

b) Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola:


I
F=
t
 3,75
F=
0,75.10 3
= - 5 x 103 N

tanda negatif menyatakan arah gaya pemukul mendatar ke barat.

c) Karena massa bola tidak berubah, maka percepatan a dapat


dihitung dengan:
F
a=
m
 5000
=
0,15
= - 33333m/s2
tanda negatif menyatakan arah percepatan bola mendatar ke barat.

Contoh 3:
Sebuah bola bermassa 200 gram jatuh bebas dari ketinggian
3,2 m di atas tanah dan setelah menumbuk tanah bola
memantul kembali setinggi 1,8 m. Tumbukan berlangsung
selama 0,02 detik dan percepatan gravitasi 10 ms-2.
Tentukan:
a) Momentum bola sesaat sebelum dan sesudah tumbukan.
b) Impuls yang dikerjakan tanah terhadap bola.
c) Gaya rata-rata yang dikerjakan tanah terhadap bola.

21
Jawab:
Benda yang bergerak jatuh bebas memiliki kecepatan awal
nol (energi kinetik nol) dan menumbuk tanah dengan
ketinggian nol (energi potensial nol), sehingga terjadi
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik. Kecepatan bola saat menumbuk tanah adalah :

v= 2.g.h

Jika arah ke atas dipilih sebagai arah positif, maka kecepatan bola sesaat sebelum dan sesudah tumbukan
adalah:
v1 = 2.g .h1 = 2.10.3,2 = 64 = 8 m/s (arah ke bawah)
v2 = 2.g .h2 = 2.10.1,8 = 36 = 6 m/s (arah ke atas)

massa bola m = 200 gram = 0,2 kg


selang waktu Δ t = 0,02 detik.

a) Momentum bola sesaat sebelum tumbukan


P1 = mv1 = 0,2 ( - 8 ) = - 1,6 kg.m/s
momentum bola sesaat sesudah tumbukan
P2 = mv2 = 0,2 ( 6 ) = 1,2 kg.m/s
b) Impuls yang dikerjakan tanah terhadap bola sama dengan
perubahan momentum bola
I = P2 – P1
= 1,2 – ( -1,6 )
= 2,8 kg.m/s
c) Gaya rata-rata yang dikerjakan tanah terhadap bola:
I 2,8
F= = = 140 N
t 0 ,02
Jika diberikan grafik hubungan gaya terhadap waktu (grafik F-t),
maka besarnya impuls dapat dihitung dari luas daerah di bawah
grafik F – t

Contoh 4:

22
Gambar di atas menun-jukkan grafik hubungan antara resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
terhadap waktu. Jika mula-mula
benda dalam keadaan diam dan massa benda 2 kg, tentukan:
a) Impuls yang dilakukan pada benda setelah 12 s.
b) Momentum benda setelah 12 s
c) Kelajuan benda setelah 12

Jawab:
a) Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t pada
gambar di atas. Luas daerah ini sama dengan luas trapesium.
Impuls = luas trapesium = (jumlah sisi sejajar × tinggi) / 2

 (12  0)  (10  4) x8


I=
2
= 72 Ns
b) Momentum mula-mula P1= m1v1 = 0, sebab v1= 0 (benda
mula-mula diam). Impuls sama dengan perubahan momentum, sehingga:
I = P2 – P1
= 72-0 = 72 Ns
c) Kelajuan benda setelah 12 s dapat dihitung dari momentumnya, yaitu:
P2
v2 =
m
72
= = 36 m/s
2

Hukum Kekekalan Momentum

Interaksi antara dua benda, misalnya pada peristiwa tumbukan, ledakan, peluru yang ditembakkan dari
senapan, orang melompat dari perahu, orang bersepatu roda sambil melempar benda, dan sebagainya ,
berlaku hukum kekekalan momentum. Pernyataan hukum kekekalan momentum adalah sebagai berikut:
Jumlah momentum benda-benda sesaat sebelum dan sesudah berinteraksi (misal tumbukan) adalah tetap,
asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu. Jika dinyatakan secara matematis, yaitu:

P1 + P2 = P11 + P21 ....................... ( 2 – 7 )


atau
m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21
dengan ketentuan:
P1, P2 : momentum benda 1 dan 2 sesaat sebelum berinteraksi (tumbukan),
P11, P21 : momentum benda 1 dan 2 sesaat sesudah berinteraksi (tumbukan),
v1, v2 : kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sebelum berinteraksi (tumbukan),
v11,v21 : kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sesudah berinteraksi (tumbukan),
m1, m2 : massa benda 1 dan 2.

Momentum adalah besaran vektor, untuk interaksi atau tumbukan pada satu garis lurus (satu dimensi),
maka arah vektor cukup dinyatakan dengan tanda positif atau negatif.
Misalkan arah ke kanan diberi tanda positif dan ke kiri bertanda negatif. Untuk benda yang sebelum
berinteraksi dalam keadaan diam, maka baik kecepatan maupun momentumnya bernilai nol. Untuk
momentum dalam bidang, maka penjumlahannya mengikuti aturan penjumlahan vektor.

Contoh 5:
Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan mendatar
dengan kecepatan 200 m/s. Jika massa senapan 2 kg,
tentukan kecepatan senapan mendorong bahu penembak.

Jawab:

23
Sistem dalam soal ini adalah interaksi antara peluru (berindeks 1) dan senapan (berindeks 2).
Massa peluru, m1 = 10 gr = 0,01 kg , massa senapan m2 = 2 kg Sesaat sebelum interaksi v1= v2 = 0 (senapan
dan peluru diam), sehingga jumlah momentumnya:

P = P1 + P2 = m1v1 + m2v2 = 0 .

Sesaat setelah interaksi: kelajuan peluru v11 = 200 m/s, sehingga jumlah momentumnya:

P1 = P11 + P21 = m1v11 + m2v21


= 0,01.200 + 2. v21

Berlaku hukum kekekalan momentum:


P = P1
m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21
0 = 0,01.200 + 2. v21
0 = 2 + 2. v21
2. v21 = - 2
v21 = - 1 m/s

(tanda negative menyatakan bahwa senapan terpental berla-wanan


dengan arah gerak peluru)

Contoh 6:
Dua orang bermassa sama masing-masing 60 kg berada dalam sebuah perahu bermassa 300 kg yang sedang
bergerak ke timur dengan kelajuan tetap 3 m/s. Tentukan kecepatan perahu itu sesaat setelah:
a) satu orang terjatuh dari perahu
b) satu orang melompat ke arah barat dengan kelajuan 4 m/s.

Jawab:
Sistem dalam soal ini adalah perahu ditambah satu penumpang (berindeks 1), massanya m 1 = 300 kg + 60 kg
= 360 kg dan satu penumpang lain yang terjatuh (melompat), bermassa m2 = 60 kg .

Sesaat sebelum interaksi:


v1 = v2 = 3 m/s , (perahu dan dua penumpang bergerak bersama ke arah timur)
Jumlah momentumnya:
P = P 1 + P2
= mv1 + mv2
= 360.3 + 60.3
= 1080 + 180
= 1260 kg.m/s

Sesaat setelah interaksi:


a) satu orang terjatuh dari perahu, maka laju orang jatuh v 21 = 0 , sedangkan kecepatan perahu dan satu
orang penumpang lainnya adalah v11

Jumlah momentumnya:
P1 = P11 + P21
= mv11 + mv21
= 360. v11 + 60.0
= 360. v11

Berlaku hukum kekekalan momentum:


P = P1
1260 = 360. v11
1260
v11 =
360

24
v11 = 3,5 m/s

(arah perahu sama sebelum interaksi, yaitu ke arah timur)

b) satu orang melompat ke barat dengan kecepatan v 21 = 4 m/s (arah timur bertanda positif dan arah barat
bertanda negatif), sedangkan kecepatan perahu dan satu orang penumpang lainnya adalah v 11 .

Jumlah momentumnya:

P1 = P11 + P21
= m1v11 + m2v21
= 360. v11 + 60.( - 4 )
= 360. v11 – 240

Berlaku hukum kekekalan momentum:


P = P1
1260 = 360. v11 – 240
360. v11 = 1260 + 240
360. v11 = 1500
v11 = 4,16 m/s

(arah perahu sama sebelum interaksi, yaitu ke arah timur)

Tumbukan

Pada kasus tumbukan di mana gaya luar tidak bekerja pada sistem tersebut, maka berlaku hukum
kekekalan momentum, sedangkan hukum kekekalan energi kinetik tidak selalu berlaku, bergantung pada
jenis tumbukannya. Pada umumnya energi kinetik akan berkurang setelah terjadi tumbukan, karena sebagian
energi kinetik diubah menjadi energi kalor, energi bunyi, atau energi bentuk yang lain saat terjadi tumbukan.
Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna;
b. Tumbukan tak lenting sama sekali;
c. Tumbukan tak lenting (lenting sebagian).
a) Tumbukan Lenting Sempurna

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi
kinetik.
Contoh peristiwa yang mengalami tumbukan lenting sempurna
adalah tumbukan antara partikel-partikel gas dalam wadahnya
dan antara partikel gas dengan dinding wadahnya, tumbukan
antara partikel-partikel atomik dan subatomik. Tumbukan
antara bola-bola biliar hampir mendekati lenting sempurna.

Perhatikan proses tumbukan di bawah ini.

25
Benda bermassa m1 dan m2 yang sedang bergerak saling
mendekat dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang suatu garis
lurus, (seperti gambar a) di atas. Keduanya bertumbukan lenting sempurna dan kecepatan masing –masing
sesaat setelah tumbukan adalah v11 dan v21 , (seperti gambar b).
Arah kecepatan dapat positif atau negatif bergantung pada arah benda ke kanan atau ke kiri.
Menurut hukum kekekalan momentum akan dihasilkan hubungan:

m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21 (*)

Dari persamaan tersebut tampak bahwa, jika kecepatan sesaat sebelum tumbukan v 1 dan v2 diketahui,
sedangkan kecepatan sesaat sesudah tumbukan v11dan v21 yang tak diketahui, tidak dapat
diselesaikan dengan satu persamaan saja. Oleh karena itu,
diperlukan satu persamaan lagi yang menghubungkan v11 dan v21
Dalam tumbukan lenting sempurna selain berlaku hokum kekekalan momentum juga berlaku hukum
kekekalan energi kinetik, yaitu jumlah energi kinetik sesaat sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama
besarnya, sehingga memberikan persamaan:

Ek1 + Ek2 = Ek11 + Ek21

½.m1v12 + ½.m2v22 = ½.m1 (v11 )2 + m2 (v21 )2 ( ** )

Dari persamaan (*) dan (**) dapat diturunkan hubungan baru antara v 1,v2 ,v11 , dan v21

 v 21  v11 
1 = -   bisa ditulis

 v 2  v1 

 v 21  v11 
e = -  
 ………….( 2 – 8 )
v
 2 1  v

e disebut dengan koefisien restitusi, untuk tumbukan lenting sempurna e = 1

Contoh 7 :
Dua buah bola bermassa masing-masing 60 gram dan 80 gram
bergerak saling mendekat masing-masing dengan kelajuan 10 cm/s dan 20 cm/s. Jika terjadi tumbukan
lenting sempurna, maka tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan.

Jawab:
Untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan tumbukan lenting sempurna, digunakan persamaan hukum
kekekalan momentum dan koefisien restitusi, yaitu:

m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21

massa bola 1, m1 = 60 gram,


massa bola 2, m2 = 80 gram,
kecepatan sebelum tumbukan:
kecepatan bola 1, v1 = 10 cm/s (arah ke kanan)
kecepatan bola 2, v2 = -20 cm/s (arah ke kiri)
26
Persamaan hukum kekekalan momentum:

m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21


60.10 + 80.(-20) = 60 v11 + 80 v21
600 - 1600 = 60 v11 + 80 v21
-1000 = 60 v11 + 80 v21 (*)
Persamaan koefisien restitusi:
 v 21  v11 
e = -  

v
 2 1  v
  v 21  v11 
1 =  

  20  10 
-30 = - v21 + v11
-30 = v11 - v21 ( ** )
Dari persamaan (*) dan (**) diperoleh :
v11 = -24,3 m/s
v21 = 5,7 m/s

Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali

Pada tumbukan tak lenting sama sekali berlaku hukum kekekalan


momentum, tetapi hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
Setelah terjadi tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak
bersama dengan kecepatan yang sama, sehingga:

v11 = v21 = v1

Hukum kekekalan momentum menjadi:

m1v1 + m2v2 = m1v11 + m2v21


m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 )v1
Contoh 9:
Sebuah benda bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1
menumbuk benda lain bermassa m2 yang diam (v2 = 0). Setetah
tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak dengan kecepatan v’.
Tentukan perbandingan jumlah energi kinetik sistem sebelum
tumbukan dengan jumlah energi kinetik sistem setelah tumbukan.

Jawab:
Sesaat sebelum tumbukan:
Momentum sistem:
P = m1v1 + m2v2
= m1v1 + 0
= m1v1 ………………..(*),

Energi kinetik sistem:

Ek = ½.m1v12 + ½.m2v22
Ek = ½.m1v12 + 0
Ek = ½.m1v12

27
(m1 v1 ) 2
=
2m1
Sisipkan persamaan ( * ) ke persamaan diatas sehingga diperoleh :

p2
Ek =
2m1

Sesaat setelah tumbukan:


Momentum sistem:
P1 = ( m1 + m2 )v1 ( sesuai hukum kekekalan momentum
P1 = P , maka ( m1 + m2 )v1 = P…………………(**)
Energi kinetik sistem:
1
Ek = ½ ( m1 + m2 )(v ) 1 2
=
(m
1 
 m 2 )v 1
2

2(m1  m2 )
Sisipkan persamaan (**) akan diperoleh :

p2
Ek1 =
2(m1  m 2 )

Perbandingan energi kinetik sebelum dan setelah tumbukan adalah:

Ek 1 m1
=
Ek m1  m2

Dari persamaan terakhir tersebut terlihat bahwa energi kinetik


setelah tumbukan lebih kecil dari pada energi kinetik sebelum
tumbukan. Hal ini menunjukkan adanya energi kinetik yang berubah
menjadi bentuk energi lain.

Contoh 9:
Suatu ayunan balistik digunakan untuk mengukur kecepatan sebuah
peluru yang bergerak cepat. Peluru bermassa m1 ditembakkan ke
dalam suatu balok besar bermassa m2 yang tergantung pada
beberapa utas kawat ringan. Peluru tertanam dalam balok, dan
keseluruhan sistem balok-peluru berayun hingga mencapai
ketinggian h.

a) Tentukan kecepatan awal peluru v1 sesaat sebelum mengenai balok dalam variabel m 1, m2 , dan
h.
28
b) Jika massa peluru 10 gram, massa balok 1,5 kg, ketinggian
vertikal yang dicapai 10 cm dan percepatan gravitasi 9,8 m/s2, maka tentukan kecepatan awal
peluru v1.

Jawab:
a) Menentukan kecepatan awal peluru:
Tumbukan peluru dengan balok termasuk tumbukan tak lenting sama sekali, karena setelah
tumbukan peluru tertanam dalam balok, maka digunakan persamaan:

m1v1 + m2v2 = ( m1 + m2 )v1


m1v1 + m2 (0) = ( m1 + m2 )v1
(m1  m2 ) 1
v1 = .v …….(i)
m1

Kelajuan sistem peluru-balok sesaat setelah tumbukan v 1 dihitung dengan menerapkan hukum
kekekalan energi mekanik untuk kedudukan sistem sesaat setelah tumbukan dengan kedudukan
sistem pada saat mencapai ketinggian maksimum h. Dalam hal ini terjadi perubahan energi kinetik
(sesaat setelah tumbukan) menjadi energi potensial pada ketinggian maksimum. Diperoleh
hubungan:

½.( m1 + m2 )(v1)2 = ( m1 + m2 )gh


v1 = 2.g.h
1
Jika nilai v ini disisipkan ke dalam persamaan (i) di atas , maka
akan diperoleh hubungan kecepatan awal peluru dengan ketinggian
vertikal maksimum ayunan h, yaitu:

(m1  m2 )
v1 = 2.g.h
m1

c) Menghitung kecepatan awal peluru jika diketahui massa peluru m 1 = 10 gram = 0,01 kg, massa
balok m2 = 1,5 kg ketinggian maksimum h = 10 cm, dan g = 9,8 m/s2 adalah:

(m1  m2 )
v1 = 2.g.h
m1
(0,01  1,5)
= 2.9,8.0,1
0,01
= 211,4 m/s

Tumbukan Lenting Sebagian

Sebagian besar tumbukan adalah tumbukan lenting sebagian yang berada di antara dua keadaan ekstrem,
yaitu tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali.
Pada tumbukan lenting sebagian, besar koefisien restitusi adalah lebih besar dari nol ( 0 ) dan kurang dari
satu, ditulis

0<e<1

Tumbukan lenting sempurna memiliki koefisien restitusi e = 1 ,


Sedangkan tumbukan tak lenting sama sekali memiliki koefisien
restitusi e = 0

Contoh 10:
Sebuah bola tenis jatuh bebas dari ketinggian h1 di atas lantai dan
setelah menumbuk lantai bola terpantul kembali setinggi h 2.
29
a) Tentukan koefisien restitusi sebagai fungsi h1 dan h2.
b) Jika h1 = 2 m dan h2 = 0,5 m, hitung koefisien restitusi
tumbukan tersebut.

Jawab:
Sesaat sebelum tumbukan dan sesaat setelah tumbukan lantai tetap
diam, sehingga v2 = v21 = 0 .
Kelajuan bola tenis sesaat sebelum dan setelah tumbukan dengan lantai memenuhi persamaan:

v = 2.g.h
Kecepatan bola tenis sesaat sebelum tumbukan dan setelah tumbukan adalah:

v1= - 2.g .h1 dan v11 = 2.g .h2 (Arah ke atas ditetapkan
positif), sehingga v1 negatif karena arahnya ke bawah.
a) Koefisien restitusi tumbukan antara bola tenis dengan
lantai ditentukan dengan menggunakan persamaan:

 v 21  v11 
e = -  

 v 2  v1 
2 gh2
e=
2 gh1
h2
e=
h1

b) Untuk h1 = 2 m dan h2 =0,5 mh , maka koefisien restitusi


tumbukaan adalah:

h2 0,5
e = =
h1 2
1
e =
4
1
e =
2
Contoh 11:
Dua bola A dan B bermassa mA 3 kg dan mB 6 kg sedang bergerak dengan kecepatan masing-masing vA = 4
m/s danvB = 1 m/s dan saling mendekat sepanjang garis yang menghubungkan titik-titik pusat kedua bola.
Sesudah tumbukan bola A kg berhenti. Tentukan koefisien restitusi tumbukan antara kedua bola.

30
Jawab:
mA = 3 kg,
mB = 6 kg
vA = + 4 m/s (arah ke kanan sebagai arah positif)
vB = - 1 m/s (arah ke kiri sebagai arah negatif)
Kecepatan sesaat setelah tumbukan:
vA1 = 0 (setelah tumbukan bola A berhenti)
Untuk menentukan besar koefisien restitusi, dihitung lebih
dahulu kecepatan bola B sesaat setelah tumbukan dengan
menggunakan hukum kekekalan momentum:

mAvA + mBvB = mAvA1 + mBvB1


3.4 + 6.( -1 ) = 3.0 + 6. vB1
12 - 6 = 6. vB1
vB1 = 1 m/s ( searah dengan gerak awal A / kekanan )
Koefisien restitusi dihitung dengan rumus:
 v B 1  v A1 
e = -  

 Bv  v A 

 1 0 
e=-  
 1 4 
1
e= = 0,2
5

Jadi koefisien restitusi tumbukan antara kedua bola tersebut adalah 0,2. Hal ini menunjukkan bahwa
tumbukannya adalah lenting sebagian.

Aplikasi Impuls dan Momentum dalam Teknologi dan Keseharian


Pada peristiwa tabrakan atau tumbukan, gaya impuls yang dikerjakan pada benda bergantung pada selang
waktu kontak. Makin lama waktu kontak, makin kecil gaya impuls yang dikerjakan pada benda. Dari rumus
I
impuls I = F. Δt atau F = tampak bahwa gaya impuls (F) berbanding terbalik dengan selang waktu
t
kontak (Δt ). Penyebab rasa sakit pada peristiwa tabrakan atau tumbukan adalah gaya impuls (F) bukan
impuls (I). Untuk impuls yang sama, gaya impuls akan makin kecil jika selang waktu kontak makin lama.
Prinsip memperlama selang waktu kontak bekerjanya impuls agar gaya impuls yang dikerjakan pada suatu
benda menjadi lebih kecil ditunjukkan pada beberapa aplikasi teknologi dan keseharian.

Manfaat Sabuk Pengaman


Apa yang terjadi pada pengemudi dan penumpang ketika mobil
bertabrakan dan berhenti dengan cepat ? Menurut hukum kelembaman (inersia), maka pengemudi dan
penumpang akan
mempertahankan lajunya dengan bergerak ke depan dengan
kelajuan yang sama dengan kelajuan mobil sesaat sebelum
tabrakan terjadi. Agar tidak terjadi benturan antara pengemudi
dengan setir atau penumpang dengan jok di depannya, maka diperlukan impuls untuk mengurangi
momentum pengemudi atau
penumpang menjadi nol (memberhentikan pengemudi atau
penumpang). Setir kemudi atau jok dapat memberikan impuls pada pengemudi atau penumpang dalam
selang waktu yang cepat, sehingga menghasilkan gaya impuls yang sangat besar dan tentu saja berbahaya
bagi keselamatan pengemudi atau penumpang.
Untuk menjaga keselamatan pengemudi atau penumpang, maka
diperlukan suatu alat untuk menahan momentumnya saat terjadi
tabrakan, yaitu sabuk pengaman. Sebuah sabuk keselamatan
dirancang khusus untuk dapat memberikan impuls yang dapat

31
memberhentikan pengemudi atau penumpang dalam selang waktu tertentu setelah pengemudi dan sabuk
pengaman menempuh jarak tertentu yang aman, yaitu kira-kira 50 cm. Oleh karena itu sabuk pengaman
dirancang dari bahan yang elastis (tidak kaku). Jika sabuk pengaman terbuat dari bahan yang kaku, maka
pada saat tabrakan sabuk akan mengerjakan impuls pada tubuh pengemudi atau penumpang dalam waktu
yang sangat singkat. Hal ini akan menghasilkan gaya impuls yang sangat besar yang bekerja pada tubuh
pengemudi atau penumpang, sehingga sangat menyakitkan bahkan dapat membahayakan jiwanya.

Desain Mobil
Tabrakan yang menghasilkan kedua mobil saling menempel
sesaat setelah tabrakan lebih tidak membahayakan (karena waktu kontak lebih lama) dibandingkan dengan
tabrakan sentral yang menyebabkan kedua mobil saling terpental sesaat sesudah
tabrakan (karena waktu kontak lebih singkat). Untuk menghasilkan waktu kontak yang lebih lama saat
tabrakan, maka bagian depan dan belakang mobil didesain agar dapat menggumpal secara perlahan.

Manfaat Helm
Helm pengendara motor diberi lapisan lunak di dalamnya dengan
tujuan memperlama selang waktu kontak ketika terjadi tabrakan.
Dengan desain helm serti ini diharapkan bagian kepala pengendara terlindung dari benturan keras (gaya
impuls) yang dapat membahayakan jiwanya.

Desain Palu
Sebuah palu didesain dari bahan yang keras. Hal ini dimaksudkan
agar selang waktu kontak antara palu dengan paku menjadi
sesingkat mungkin sehingga dihasilkan gaya impuls yang besar
dan dapat menancapkan paku. Coba anda bayangkan jika palu
terbuat dari bahan yang elastis!

Sarung Tinju
Petinju diberi sarung tinju dengan maksud agar impuls yang
diberikan oleh pukulan memiliki waktu kontak lebih lama
sehingga gaya impuls yang dihasilkan pukulan tidak membahayakan bagi petinju yang menerima pukulan.
Hal ini berbeda dengan petinju langsung dipukul dengan tangan telanjang.

Roket
Anda pernah melihat peristiwa peluncuran pesawat ulang-alik
Columbia? Bagaimana pesawat ulang-alik Columbia terdorong ke
atas? Bagaimana mungkin hanya dengan semburan gas panas
yang keluar dari ekor booster, pesawat ulang-alik dapat terdorong ke atas? Bagaimana proses sampai
munculnya gaya dorong ini?
Persamaan hukum II nemton dalam bentuk momentum, yaitu:

P ( m.v )
F= =
t t

Hukum II Newton ini menyatakan bahwa jika suatu benda mengalami perubahan momentum ΔP =
Δm.vdalam suatu selang waktu Δt, maka pada benda itu bekerja suatu resultan gaya F.
Sebuah roket mengandung tangki yang berisi bahan hidrogen cair
dan oksigen cair. Kedua bahan bakar ini dicampur dalam ruang
pembakaran sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan
gas panas yang akan menyembur keluar melalui mulut pipa yang
terletak pada ekor roket. Akibatnya, terjadi perubahan momentum gas dari nol menjadi mv selama selang
waktu tertentu Δt. Sesuai dengan hukum II Newton, Δp/Δt gas ini menghasilkan gaya F pada gas yang
dikerjakan oleh roket. Gaya aksi ini berarah vertikal ke bawah, sehingga timbul gaya reaksi yang dikerjakan
gas pada roket, yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi arahnya berlawanan (sesuai dengan hukum III
Newton). Jelaslah bahwa gaya reaksi yang dikerjakan gas pada roket berarah vertikal ke atas, sehingga roket

32
akan terdorong ke atas. Jika gaya berat roket diabaikan sehingga tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem roket, maka prinsip terdorongnya roket memenuhi hukum kekekalan momentum.
Mula-mula roket (berindeks 1) dan bahan bakar (berindeks 2)
dalam keadaan diam, maka jumlah momentum sistem awal sama
dengan nol. Setelah gas menyembur keluar dari roket, maka
jumlah momentum sistem adalah tetap atau momentum sistem
sebelum dan sesudah gas keluar adalah sama.
momentum sistem awal = momentum sistem akhir

0 = m1v11 + m2v21
m1v11 = - m2v21

Sesuai dengan hukum kekekalan momentum, kelajuan akhir yang


dapat dicapai sebuah roket bergantung pada banyaknya bahan bakar
yang dapat dibawa (m2) oleh roket dan bergantung juga pada
kelajuan pancaran gas (v21). Oleh karena kedua besaran tersebut
terbatas jumlahnya, maka digunakan roket-roket bertahap, artinya
beberapa roket digabung bersama. Begitu bahan bakar tahap pertama
telah habis dibakar, maka roket ini dilepaskan sehingga pesawat akan
lebih ringan karena tidak lagi membawa roket pertama.
Kemudian dilakukan dengan pembakaran bahan bakar roket kedua
dan seterusnya sampai seluruh roket telah terbakar bahan bakarnya.

Mesin Jet
Hukum kekekalan momentum diaplikasikan juga pada prinsip kerja
mesin jet seperti juga pada roket. Perbedaan mesin jet dengan roket
adalah berkaitan dengan bahan bakar oksigennya. Pada roket oksigen
terdapat dalam tangki roket, sedangkan pada mesin jet oksigen
diambil dari udara disekitarnya. Oleh karena itu roket dapat bekerja di antariksa sedang mesin jet tidak dapat
(hanya bekerja di atmosfer)

Gambar di atas memperlihatkan diagram sederhana sebuah mesin jet.


Langkah-langkah kerja mesin jet adalah sebagai berikut:
33
Udara dari atmosfer dihisap ke dalam mesin melalui bagian depan mesin.
Setelah masuk udara dimampatkan oleh sudu-sudu kompresor.
Bahan bakar diinjeksikan dalam ruang bakar dan dibakar oleh
udara yang dimampatkan.
Dalam pembakaran akan terjadi ledakan gas panas yang ditekan melalui mesin kemudian akan
memutar sudu-sudu turbin yang selanjutnya akan memutar kompresor.
Gas-gas dengan kelajuan tinggi keluar dari belakang mesin dengan momentum tinggi, sehingga akan
dihasilkan momentum pada mesin jet yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, yaitu mesin jet
menerima momentum ke arah depan.
Soal soal .

I
1. Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawanya dalam selang waktu tertentu , kemudian
tanganya di tarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh
lawannya disebut ....
a. momentum
b. impuls
c. daya
d. energi
e. usaha.
2. dimensi momentum adalah ....
a. MLT-1
b. MLT-2
c. ML-1T-1
d. ML-2T
e. ML-2T-2
3. Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v . Bola ini mengenai dinding
dan dipantulkan dengan kelajuan v yang sama. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding pada bola
adalah ....
a. nol
b. ½ mv
c. mv
d. 2mv
e. m/v
4. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan ....
a. momentum dan kekekalan energi kinetik
b. momentum dan energi potensial
c. energi kinetik
d. energi potensial
e. momentum.
5. Sebuah bola A bergerak kekanan dengan kecepatan 1 m/s lalu menumbuk bola B yang diam dilantai
mendatar licin. Jika massa kedua bola sama dan tumbukannya lenting sempurna, maka kecepatan
bola A setelah tumbukan adalah ....
a. nol
b. 0,5 m/s ke kiri
c. 0,5 m/s ke kanan
d. 1 m/s ke kiri
e. 1 m/s ke kanan.
6. Sebuah bola berada pada ketinggian 4 m di atas lantai mendatar, kemudian mengalami jatuh bebas
dan menumbuk lantai. Bola dipantulkan oleh lantai untuk pertama kali, sampai ketinggian 2,5 m.
Tinggi pantulan bila bola dijatuhkan dari ketinggian 8 m adalah ....
a. 3,5 m
b. 3,5 m
c. 4,0 m
d. 4,5 m
e. 5,0 m

34
7. Sebuah benda dijatuhkan di atas lantai , tepat sebelum mengenai lantai, energi kinetiknya E Tepat
saat terpantul energi kinetiknya menjadi ½ E. Koefisien restitusi benda dengan lantai adalah ....
a. ½
b. ¼
c. 1/8
d. 1/16
e. 1/32
8. Sebuah benda massa 4 kg jatuh bebas dari ketinggian 62,4 m. Momentum benda ketika menumbuk
permukaan tanah adalah ....
a. 7,9 kg.m/s
b. 35 kg.m/s
c. 70 kg.m/s
d. 140 kg.m/s
e. 1225 kg.m/s
9. Diantara benda berikut , mana yang akan mengalami gaya terbesar bila menumbuk tembok
sehingga berhenti dalam selang waktu yang sama ?
a. benda ’massa 40 kg denga kecepatan 25 m/s
b. benda massa 50 kg dengan kecepatan 15 m/s
c. benda massa 100 kg dengan kecepatan 10 m/s
d. benda massa 150 kg dengan kecepatan 7 m/s
e. benda massa 200 kg dengan kecepatan 5 m/s
10. Sebuah bola bilyar disodok dengan gaya 40 N dalam waktu 10 ms. Jika massa bola 0,2 kg dan mula
mula diam , maka kecepatan bola setelah disodok adalah ....
a. 0,2 m/s
b. 2 m/s
c. 20 m/s
d. 200 m/s
e. 250 m/s
11. Sebuah peluru massa 10 gram ditembakkan horisontal dengan kecepatan 1 km/s dari sebuah senapan
bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gaya rata –
rata yang dialami penembak adalah ....
a. 25 N
b. 30 N
c. 35 N
d. 40 N
e. 45 N
12. Grafik pada gambar berikut menyatakan hubungan gaya F yang bekerja pada benda bermassa 2 kg
terhadap waktu t selama gaya bekerja. Bila benda mula – mula diam, maka kecepatan akhir benda
adalah ....
a. 1 m/s
b. 2 m/s
c. 2,5 m/s
d. 3 m/s
e. 4 m/s

F( N)
2

4
1 3 t(s )
13. Sebuah mobil massa 700 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam ketika menabrak sebuah tebing.
Mobil berhenti setelah 0,2 sekon muali saat tumbukan. Gaya rata – rata yang bekerja pada mobil
selama tumbukan adalah ....
35
a. 7000 N
b. 8000 N
c. 14.000 N
d. 35.000 N
e. 70.000 N
14. Dua benda yang massanya masing – masing m1 = m2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan
kecepatan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka
kecepatan masing – masing benda setelah tumbukan adalah ....
a. v1’ = - 20 m/s dan v2’= 20 m/s
b. v1’ = - 20 m/s dan v2’= 10 m/s
c. v1’ = - 10 m/s dan v2’= 20 m/s
d. v1’ = - 20 m/s dan v2’= 10 m/s
e. v1’ = - 5 m/s dan v2’= 10 m/s
15. Sebuah benda massa 50 kg menumbuk tembok dengan kecepatan 20 m/s. Bila tumbukan ini elastis
sebagian dengan koefisien restitusi e = 0,4, maka besar kecepatan benda setelah tumbukan
adalah ....
a. 8 m/s berlawanan dengan arah kecepatan semula
b. 8 m/s searah dengan kecepatan semula
c. 12 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula
d. 12 m/s searah dengan kecepatan semula
e. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
16. maka kecepatan pantul benda setelah tumbukan adalah ....
a. 4 m/s
b. 6 m/s
c. 8 m/s
d. 10 m/s
e. 12 m/s
17. Benda A massa 5 kg dan benda B massa 1 kg beregrak saling nendekati dengan kecepatan masing –
masing 2 m/s dan 12 m/s. Setelah tumbukan kedua benda saling menempel. Kecepatan sesaat setelah
kedua benda bertumbukan adalah ....
a. 0,25 m/s searah dengan gerak benda A semula.
b. 0,33 m/s berlawanan arah dengan gerak benda A semula.
c. 0,45 m/s searah dengan gerak benda A semula.
d. 0,45 m/s berlawanan arah dengan gerak benda A semula.
e. 0,55 m/s searah dengan gerak benda A semula.
18. Bola tanah liat massa 0,1 kg bergerak dengan kecepatan 18 m/s menumbuk kereta mainan massa 0,9
kg yang diam dalam arah horisontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelah
tumbukan adalah ....
a. 0,9 m/s
b. 1 m/s
c. 1,8 m/s
d. 18 m/s
e. 180 m/s
19. Dua buah benda masing – masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengan
kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energi yang
hilang pada saat terjadi tumbukan adalah ....
a. 10 J
b. 18 J
c. 36 J
d. 40 J
e. 60 J
20. Sebuah bom massa 9 kg pecag menjadi dua bagian yang massanya masing – masing 3 kg dan 6 kg.
Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan 6 kg adalah ....
a. 96 J
b. 192 J
c. 384 J
d. 768 J
36
e. 850 J.

1. Jelaskan yang anda ketahui tentang:


a. Momentum
b. Impuls
c. Hukum kekekalan momentum
d. Tumbukan lenting sempurna
e. Tumbukan tak lenting sama sekali
f. Tumbukan lenting sebagain
g. Koefisien restitusi
2. Dua buah benda memiliki energi kinetik sama, tetapi massanya
berbeda. Apakah momentum kedua benda tersebut sama ? Jelaskan jawaban anda!
3. Momentum adalah besaran vektor. Apakah pernyataan tersebut
benar ? Berikan alasan jawaban anda.
4. Mengapa meninju dinding keras akan terasa lebih sakit dibandingkan dengan meninju sebuah bantal
yang empuk, jika diberikan impuls yang sama? Berikan penjelasan anda.
5. Apakah pernyataan berikut dapat menghasilkan impuls? Berikan
penjelasan anda.
a. Mobil bergerak dengan cepat
b. Mobil bertabrakan dengan truk
c. Bola kasti meluncur
d. Bola kasti dipukul
e. Gerobak didorong
7. Ada dua kejadian, pertama dua buah mobil bergerak berlawanan
arah bertabrakan dan saling terpental sesaat setelah bertabrakan,
kedua dua buah mobil bergerak berlawanan arah bertabrakan dan
saling menempel sesaat setelah bertabrakan. Dari kedua kejadian
tersebut manakah tumbukan yang lebih berbahaya bagi penumpang mobil? Berikan penjelasan anda.
8. Seorang tentara menembak dengan senjata laras panjang. Mengapa
tentara tersebut meletakkan gagang senjata pada bahunya? Berikan penjelasan anda berkaitan dengan
impuls dan momentum.
9. Anda bersepeda motor dengan kelajuan tinggi, tiba-tiba sepeda
motor berhenti mendadak dan anda terpelanting melampaui setir.
Mengapa anda dapat terpelanting melampaui setir?
10. Dua buah benda terbuat dari bahan yang mudah melekat dan massa kedua benda sama, bergerak
saling berlawanan arah dengan kelajuan sama dan bertumbukan. Sesaat setelah tumbukan kedua benda
saling melekat dan kemudian berhenti. Apakah jumlah momentum kedua benda kekal, sebelum dan
sesudah tumbukan? Bagaimana dengan energi kinetiknya?
11. Pada tumbukan tak lenting sama sekali, semua energi kinetik kedua benda yang bertumbukan akan
hilang. Apakah pernyataan tersebut benar? Berikan alasan anda dan contohnya.
12. Sebuah mobil A bermassa 1,5 ton bergerak ke timur dengan
kelajuan 90 km/jam dan sebuah mobil B bermassa 2,5 ton bergerak ke utara dengan kelajuan 72 km/jam.
Hitunglah besar dan arah:
(a) Momentum mobil A dan mobil B
(b) Resultan momentum mobil A dan mobil B
13. Jika benda yang massanya 2 kg bergerak sejauh 20 meter dalam
waktu 4,0 detik, maka berapakah rata-rata momentumnya?
14. Sebuah bola bermassa 200 gram jatuh bebas dari ketinggian 20
meter dari tanah. Setelah menumbuk tanah bola terpantul dengan kelajuan setengah dari kelajuan saat
menumbuk tanah. Waktu sentuh bola menumbuk tanah adalah 0,2 detik. Hitunglah:
a) Perubahan momentum bola pada saat menumbuk tanah
b) Impuls yang dikerjakan tanah pada bola
c) Gaya rata-rata yang bekerja pada bola selama tumbukan
berlangsung.
15. Sebuah bola kasti bermassa 150 gram dilemparkan mendatar ke

37
arah sumbu X positif dengan kelajuan 10 m/s. Seorang pemain yang memegang pemukul bola memukul
bola tersebut hingga bola berbalik arah dengan kelajuan 16 m/s. Hitunglah gaya rata-rata yang
dikerjakan pemukul pada bola, jika pemukul menyentuh bola dalam waktu 0,02 detik.
16. Seorang pemain golf memukul bola golf bermassa 50 gram dengan stik sehingga bola bergerak dengan
kelajuan 40 m/s. Hitunglah perubahan momentum bola golf dan gaya rata-rata yang dikerjakan stik golf,
jika waktu sentuh antara bola golf dengan stik 0,01 detik.
17. Seorang peloncat indah bermassa 60 kg terjun ke kolam renang dari papan loncat, kelajuan sesaat
sebelum menyentuh air 5 m/s dan kelajuan di dalam air 1,5 m/s. Jika waktu kontak antara pelncat indah
dengan air sama dengan 0,8 detik, hitunglah gaya rata-rata yang bekerja pada peloncat indah tersebut.

18. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda bermassa 2 kg
terhadap waktu. Jika benda mula-mula bergerak dengan kecepatan 2 m/s searah gaya, maka hitunglah:
impuls yang bekerja pada benda kecepatan akhir benda.

19. Sebuah senapan bermassa 2 kg menembakkan sebuah peluru


bermassa 50 gram dengan kecepatan 400 m/s. Hitunglah:
a) Momentum total sistem senapan dan peluru
b) Laju senapan terlontar sedikit ke belakang pada saat peluru
ditembakkan (laju rekoil).
20. Bola A bermassa 150 gram bergerak dengan kelajuan 8 m/s ke
kanan menumbuk bola B bermassa 200 gram yang diam. Hitunglah:
a) Kecepatan kedua bola sesaat setelah tumbukan, jika kedua bola
bergerak bersama-sama
b) Kecepatan bola B, jika sesaat setelah tumbukan bola A berbalik arah ke kiri dengan kalajuan 2 m/s.
21. Sebuah peluru bermassa 40 gram ditembakkan mendatar dengan
kelajuan 300 m/s ke arah balok bermassa 860 gram yang diam di
atas bidang mendatar yang licin. Setelah tumbukan peluru bersarang di dalam balok dan bergerak
bersama-sama. Berapakah kecepatan peluru dan balok sesaat setelah tumbukan?
22. Sebuah benda bermassa 4 kg bergerak ke timur dengan kelajuan 5
m/s menumbuk benda lain bermassa 5 kg yang bergerak ke utara
dengan kelajuan 3 m/s. Tentukan:
a) Kecepatan kedua benda tersebut sesaat setelah tumbukan, jika
setelah tumbukan kedua benda bersatu.
b) Arah momentum () kedua benda setelah tumbukan terhadap
arah timur.

23. Sebuah bola B yang tergantung pada seutas tali disimpangkan pada ketinggian h sebesar 45 cm dari titik
terendah kemudian dilepas. Bola B akhirnya menumbuk bola A yang juga tergantung pada tali yang
sama panjang dan diam.

38
Jika massa bola A dua kali massa bola B, tentukan ketinggian yang dicapai oleh kedua bola setelah
tumbukan bila:
a) tumbukan kedua bola tak lenting sama sekali
b) tumbukan kedua bola lenting sempurna
c) tumbukan kedua bola lenting sebagian dengan koefisien restitusi 0,5.
24. Sebuah bola bermassa 2 kg ditendang, sehingga bola bergerak
dengan kelajuan tetap sebesar 10 m/s dan menumbuk kaleng
bermassa 0,5 kg yang diam. Jika koefisien restitusi dalam tumbukan ini adalah 0,25 dan waktu sentuh
antara bola dengan kaleng 1/3 detik, hitunglah:
a) Kelajuan bola dan kaleng sesaat setelah tumbukan
b) Energi kinetik yang hilang dalam tumbukan
c) Gaya rata-rata yang bekerja pada bola.

25. Benda A bermassa 2 kg bergerak dengan kelajuan 6 m/s ke kanan


bertumbukan dengan benda B bermassa 4 kg yang diam. Setelah
tumbukan benda A terpental ke kiri dengan kelajuan 2 m/s.
a) Hitunglah kecepatan benda B sesaat setelah tumbukan
b) Tentukan koefisien restitusi dalam tumbukan ini.
26. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 6 m di atas tanah dengan
kelajuan awal 6 2 m/s, setelah terpantul bola naik sampai
ketinggian 3,2 m di atas tanah. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2,
hitunglah:
a) Kelajuan bola sesaat sebelum dan setelah menumbuk lantai
b) Koefisien restitusi antara bola dan lantai.
27. Sebuah bola golf dipukul dengan gaya 60 N sehingga bergerak
dengan kecepatan 120 m/s. Stik menyentuh bola dalam waktu 0,3
detik. Tentukan massa bola golf tersebut.
28. Sebuah bola bermassa 600 gram dilemparkan ke arah dinding dengan kelajuan 40 m/s dan terpental
kembali dengan kelajuan 20 m/s. Tentukan gaya impuls yang dikerjakan dinding terhadap bola, jika
tumbukan berlangsung selama 0,08 detik.
29. Seorang tentara menggunakan senapan mesin untuk enembakkan
peluru bermassa 80 gram dengan kelajuan 600 m/s. Berapakah
jumlah peluru yang dapat ditembakkan tiap menit, jika tentara
tersebut hanya mampu menahan senapan dengan gaya 160 N?
.
30. Sebuah peluru bermassa 50 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 60 o sehingga membentuk lintasan
parabola. Kecepatan awal peluru 120 m/s. Tentukan besar perubahan momentum antara saat
ditembakkan dengan saat tiba kembali di tanah.
31. Sebuah mesin pelempar baseball bermassa 10 kg diam pada tempat pelemparan. Berapakah kelajuan
mundur mesin ketika mesin itu melemparkan baseball bermassa 250 gram dengan kelajuan 40 m/s?
32 Benda bermassa 2 kg menumbuk lantai dengan kelajuan 10 m/s yang membentuk sudut 30 o terhadap
lantai dan terpantul kembali
dengan kalajuan dan sudut
yang sama, seperti gambar di
samping. Tentukan besar
impuls yang dikerjakan lantai
terhadap benda.

39
33. Dua buah benda yang memiliki massa m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg bergerak saling mendekat dengan laju
masing-masing v1= 8 m/s dan v2 = 10 m/s,. Tentukan kecepatan masingmasing benda sesaat setelah
tumbukan, jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna.
34. Dua buah benda A dan B memiliki massa yang sama bertumbukan lenting sempurna. Jika sesaat sebelum
tumbukan benda A bergerak ke kanan dengan kelajuan 2 m/s dan benda B dalam keadaan diam, maka
tentukan kecepatan kedua benda sesaat setelah tumbukan.

35. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengan kelajuan 4 m/s menumbuk benda B bermassa 4 kg yang
bergerak berlawanan arah dengan benda A dengan kelajuan 6 m/s. Bila tumbukan yang terjadi adalah
lenting sebagian dengan koefisien restitusi 0,5, maka tentukan energi kinetik yang hilang.
36. Sebuah bola jatuh bebas dari ketinggian 7,2 m di atas lantai.
Tentukan kecepatan pantul bola sesaat setelah tumbukan dengan
lantai, jika koefisien restitusi tumbukan adalah 0,25.
.
37. Sebuah peluru bermassa 50 gram ditembakkan ke dalam ayunan
balistik bermassa 1,95 kg dan peluru diam di dalam balok,seperti gambar di bawah. Setelah tumbukan
balok dan peluru berayun dan mencapai

tinggi maksimum 20 cm.


Hitung kecepatan peluru saat mengenai balok ( g =10 m/s 2 ).

38. Sebuah bola tenis massanya 125 gram dilepaskan dari ketinggian h dan menumbuk lantai kemudian
terpantul kembali mencapai
ketinggian 2 m. Setelah pemantulan pertama tersebut bola jatuh lagi dan terpantul kembali setinggi 0,5
m. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka tentukan tinggi bola tenis saat dilepaskan (h).
39. Sebuah silinder besi pemukul tiang pancang bermassa 250 kg dijatuhkan dari ketinggian h=5m di atas
sebuah tiang pancang
bermassa 100 kg, seperti gambar di samping. Jika g =
10 m/s2 , maka tentukan:
a. momentum silinder besi sesaat sebelum menumbuk
tiang pancang
b. kelajuan silinder besi dan tiang pancang sesaat
setelah tumbukan yang bergerak bersama.
c. Perubahan energi kinetik sesaat sebelum tumbukan
dengan sesaat setelah tumbukan

40. Sebuah balok massanya 1 kg terletak diam di atas bidang horisontal yang kasar dengan koefisien gesekan
0,4. Balok ditembak peluru bermassa 20 gram dan bersarang di dalamnya dan balok dapat bergeser
sejauh 50 cm.
Tentukan kecepatan peluru saat menumbuk balok, jika percepatan
gravitasi 10 m/s2.
41. Balok bermassa 200 gram
digantung pada tali sepanjang
40
R=50 cm. Balok ditembak dengan
peluru bermassa 50 gram. Agar
balok dapat berayun menempuh
satu lingkaran vertikal penuh,
tentukan kecepatan peluru saat
sebelum menumbuk balok, jika:
a. peluru bersarang dalam balok
dan berayun bersama
b. peluru menembus bolok dan keluar dari balok dengan kelajuan
setengah dari kelajuan saat sebelum menumbuk balok.
42. Peluru bermassa 6 gram ditembakkan ke dalam sebuah balok bermassa 300 gram yang mula-mula diam
di tepi meja yang tingginya 1,25 m, seperti gambar dibawah. Setelah
tumbukan peluru bersarang di dalam balok dan bergerak bersama. Balok mendarat di lantai sejauh 2 m
dari kaki meja. Tentukan kelajuan peluru sesaat sebelum menumbuk balok.

41
BAB III
SIFAT MEKANIK ZAT

Konsep Hukum Hooke

Konsep hukum Hooke ini menjelaskan fenomena fisis hubungan antara gaya yang diberikan pada
pegas dan pertambahan panjang yang dialami oleh pegas. Besarnya perbandingan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas adalah konstan, yang kemudian disebut sebgai ketetapan pegas, yang
menggambarkan sifat kekakuan dari pegas yang bersangkutan. “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus/sebanding dengan gaya tariknya”,
pernyataan ini diungkapkan
pertama kali oleh Robert Hooke, yang kemudian dikenal dengan
Hukum Hooke. Dan secara matematis ungkapan tersebut dinyatakan sebagai berikut:

F =  k.Δx (3 -1)

F : gaya ( N )
k : konstanta pegas ( N/m )
x : pertambahan panjang pegas ( m )

Satuan Tetapan Pegas

Dari persamaan (3.1), dapat dimodifikasi, sehingga:

F
k= (N/m) ( 3 – 2)
x

persamaan (3 - 2) dikenal dengan tetapan pegas menurut hukum Hooke.


Secara umum tetapan gaya k untuk benda elastis adalah :

A.E
k= (3–3)
L
A : luas penampang ( m2 )
E : modulus elastisitas ( N/m2 )
L : panjang sebelum ditarik oleh gaya ( m )

Tetapan Gaya Benda Elastis

Pada benda elastis, berlaku hubungan, tegangan merupakan perbandingan antara gaya dan luas penampang :

F
σ= (3–4)
A

σ : tegangan ( N/m2 )
F : gaya ( N )
A : luas penampang ( m2 )
Contoh Soal:
Hukum Hooke pada pegas
1. Sebuah pegas bertambah panjang 4 cm ketika ditarik oleh gaya 20 N
a. Berapa pertambahan panjang pegas jika ditarik oleh gaya 5 N.
b. Berapa gaya tarik yang harus diberikan untuk merenggangkan pegas sejauh 5 cm.
Jawab:
Diketahui:
42
Δx = 4 cm = 4 x 10-2
F = 20 N
Maka ketetapan gaya atau konstanta pegas gunakan persamaan

F
k=
x
20
k=
4.10  2
k = 500 N/m
a. Jika pegas ditarik dengan gaya F = 5 N, maka pegas akan
mengalami pertambahan panjang:

F
k=
x
5
500 =
x
5
Δx =
500
= 1 x 10-2 m
= 1 cm
b. Jika pegas ditarik mengalami pertambahan panjang Δx = 5 cm, maka gaya tarik yang harus diberikan
pada pegas adalah:

F = k. Δx
F = 500. 5.10-2
= 25 N
2. Sebuah balok dengan massa 80 kg digantung dengan pegas,sehingga pegas mengalami pertambahan
panjang 12 cm.
Tentukan tetapan pegas (nyatakan dalam satuan SI).

Diketahui:
Δx = 12 cm = 12 x 10-2 m
F = m g = 800 N
k=?
Jawab :
F
k=
x
800
=
12.10  2
= 6666,67 N/m

1. Hukum Hooke Untuk Susunan Pegas

(a) Susunan Seri Pegas


43
Prinsip susunan seri beberapa pegas, adalah sebagai berikut:
1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar, dan gaya ini sama besar dengan yang dialami
oleh pegas pengganti. F1 = F2 = F.
2. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan panjang tiap-tiap
pegas. Δx = Δx1 + Δx2.

Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri


beberapa pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara tetapan
gaya pegas pengganti (kS) dengan tetapan gaya masing-masing
pegas ( k1 dan k2 ):n

1 1 1
= + (3–5)
ks k1 k2

Dan dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti


untuk n pegas yang tidak identik, yaitu:

1 1 1 1 1
= + + + ……. (3–6)
ks k1 k2 k3 kn

Jika n buah pegas tersebut identik, dengan tiap-tiap pegas mempunyai


tetapan gaya pegas k, maka:

k
ks = (3–7)
n

(b) Susunan Paralel Pegas

Prinsip susunan parallel beberapa pegas, adalah sebagai berikut:

44
1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap-tiap pegas (F1 dan F2 ).
2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya, dan pertambahan panjang ini sama besarnya dengan
pertambahan panjang pegas pengganti. Δ x = Δ x1 = Δ x2.

Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan


paralel beberapa pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara
tetapan gaya pegas pengganti ( kp ) dengan tetapan gaya masing masing pegas ( k1 dan k2 ):

kp = k1 + k2 (3–8)

Dan dapat juga dinyatakan, bahwa tetapan gaya pegas pengganti untuk n pegas yang tidak identik, yaitu:

kp = k1 + k2 + k3 +……..+ kn (3–9)

Jika n buah pegas tersebut identik, dengan tiap pegas mempunyai


tetapan gaya pegas k, maka:

kp = n.k ( 3 – 10 )

(c) Susunan Seri-Paralel

Prinsip susunan seri-paralel beberapa pegas, adalah sebagai berikut:


1. Tentukan terlebih dahulu konstanta pegas pengganti dari konstanta pegas yang tersusun secara paralel (k1
dan k2)
2. Lalu tentukan konstanta pegas pengganti secara seri dari konstanta
pegas (kp dan k3), sehingga diperoleh:

kt = ( k1 paralel k2 ) seri k3
= kp seri k3

1 1 1
= + ( 3 – 11 )
kt k p k3

Contoh soal:
Pegas disusun seri
1. Tentukan konstanta pegas dari masing-masing pegas yang tersusun
secara seri berikut, jika k1 = k, k2 = 2k, mengalami pertambahan panjang 0,2 cm dengan massa beban 10
kg.

45
Jawab:
Diketahui:
k1 = k
k2 = 2 k1 = 2 k,
Δx = 0,2 cm
F = mg = 100 N
ks = ?

Jawab.

1 1 1
= +
ks k1 k2

k1 .k 2
ks =
k1  k 2
k .2 k
ks =
k  2k
2
= k
3
Dengan menggunakan hokum Hooke :

F
ks =
x
2 F
k=
3 x
2 m.g
k=
3 x
2 10.10
k=
3 2.10 3
2
k = 5.104
3
k = 7,5.104 N/m

Jadi k1= 7,5 x104 N/m dan k2 = 15 x 104 N/m

2. Pegas disusun pararel. Tentukan konstanta pegas dari masing- masing pegas yang tersusun secara
paralel berikut, jika k1 = k, k2 = 2k dengan massa beban 20 kg, sehingga pegas secara total
mengalami pertambahan panjang 0,1 cm.

46
Diketahui:
k1 = k
k2 = 2 k1 = 2 k,
F = mg = 200 N
Δx = 0,1 cm = 1 x 10-3 m
kp = ?

Jawab.
kp = k1 + k2
= k + 2k
= 3k
Sehingga: dengan menggunakan hukum Hooke:

F = kp.Δx
F
kp =
x
m.g
3k =
x
20.10
3k =
1.10 3
3k = 2 x 105
2
k= x 105 N/m
3
2 4
Jadi k1 = x 105 N/m dan k2 = x 105 N/m.
3 3

3. Pegas disusun seri-paralel. Jika beban 8 N digantungkan pada pegas yang memiliki tetapan gaya k,
maka pegas akan bertambah panjang 2 cm. Tentukan pertambahan panjang susunan pegas seperti pada
gambar.

Diketahui:
1. k1 = k2 = k3 = k4 = k,
2. untuk satu pegas F = 8 N, pegas mengalami pertambahan
panjang 2 cm.
Maka dengan menggabungkan seri-paralel pegas, maka:

kp = k1 + k2 + k3 = 3k
kt = kp diseri dengan k4

1 1 1
kt = kp + k 4
1 1 1
kt = kt + kt

47
1 1 1
= +
kt 3k k

1 4
=
kt 3k
kt = ¾ k.

(1) Langkah pertama: menentukan konstanta pegas k, sehingga


dengan menggunakan hukum Hooke:
F
k=
x
8
=
2.10  2
= 400 N/m.

Sehingga kt = ¾.k = ¾.400 = 300 N/m

(2) Langkah kedua, menentukan pertambahan panjang sistem pegas


menggunakan hukum Hooke:

F = kt.Δxt
F
Δxt =
kt
12
=
300
= 4.10-2 m
= 4 cm.

Jadi,Pertambahan panjang sistem pegas Δxt = 4 x 10-2 m = 4 cm

2. Energi Potensial Elastis Pegas

Pegas adalah benda elastik, sehingga energi yang disimpan


oleh pegas disebut energi potensial elastik pegas, atau biasa disebut
energi potensial pegas. Energi potensial pegas, dapat diturunkan secara matematis sebagai berikut:

Ep = ½ .k.Δx2 (3 – 12 )
Ep : energi potensial pegas ( J )
k : konstanta pegas ( N / m )
Δx: pertambahan panjang ( m )
3. Hukum kekekalan energi pada sistem pegas
Energi potensial pegas sama dengan nol ketika pegas tidak mengalami ditarik atau ditekan. Sebaliknya pegas
akan menyimpan
energi ketika pegas mengalami ditarik atau ditekan. Energi potensial
pegas akan maksimum ketika pegas mengalami perubahan panjang
maksimum.
1. Persamaan kekekalan energi mekanik untuk sitem (benda dan
pegas):
(EMb + EMp )awal = ( EMb + EMp )akhir maka:
(EKb + EPb + EPp)awal = (EKb + EPb + EPp)akhir

2. Gaya luar, misalkan gaya gesekan pada system ada, maka:


Wluar + (EKb + EPb + EPp)awal = (EKb + EPb + EPp)akhir

48
Contoh soal
1. Sebuah bola bermassa m = 0,2 kg
dijatuhkan dari ketinggian h = 2,6 m
dan menekan pegas sejauh x, lihat
gambar.Tetapan gaya pegas k = 500
N/m, g = 10 m/s2 dan massa pegas
dapat diabaikan terhadap massa
bola. Tentukan panjang x?

Penyelesaian:
Diketahui :
m= 0,2 kg
h = 2,6 m
k = 500 N/m
g = 10 m/s2
Δx = ?

Jawab.
Dengan hukum kekekalan energi diperoleh:

2.m.g .h
Δx =
k
2.0,2.10.2,6
=
500
= 0,144 m

2. Sebuah balok bermassa 0,66 kg diam di atas bidang licin


sempurna dan dihubungkan dengan sebuah pegas mendatar,
lihat gambar. Selanjutnya sebuah peluru bermassa 15 gr
ditembakan dengan kelajuan v hingga menumbuk balok dan
masuk kedalamnya. Akibat tumbukan ini, pegas dengan tetapan
gaya 3,0 N/cm tertekan sejauh 10 cm. Tentukan kelajuan peluru
ketika ditembakan.

49
Penyelesaian:
Diketahui:
 mb = 0,66 kg
mp = 0,015 kg
k = 300 N/m
Δx = 0,1m

Dengan hukum kekekalan momentum:

mp.v = ( mp + mb ).vb *

Dan usaha yang dilakukan pegas akibat didorong oleh peluru yang
bersarang di dalamnya balok di ubah menjadi energi potensial pegas.,
sehingga:

½ (mp + mb)vb2 = ½ .k.Δx2 **

W = ½ .k.Δx2
= ½.300.(1x10-1 )2
=150.1x 10-2
= 1,5 J

½ (mp + mb)vb2 = 1,5


(mp + mb)vb2 = 3
( 1,5.10-2 + 66.10-2 ) vb2 = 3
67,5.10-2 vb2 = 3
vb2 = 0,0444x 102
vb2 = 4,44
vb2 = 2,107

dari persamaan *
mp.v = ( mp + mb ).vb
1,5.10-2.v = ( 1,5.10-2 + 66.10-2 ).2,107
1,5.10-2.v = 67,5.10-2 .2,107
1,5.10-2.v = 142,22 x 10-2
142,22.10 2
v =
1,5.10  2
v = 94,82 m/s

3. Sebuah balok bermassa 2 kg menumbuk pegas horisontal, konstanta pegas 200 N/m. Akibat tumbukan
ini, pegas tertekan maksimum sejauh 0,36 cm dari posisi normalnya. Bila koefisien gesekan antara balok
dan lantai 0,2 dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2. Tentukan laju balok pada saat mulai
bertumbukan dengan pegas.
Penyelesaian:
Diketahui:
mb = 2 kg
k= 200 N/m
Δ x = 0,36 m
µ = 0,2.

50
Energi kinetik yang dilakukan balok pada saat menumbuk pegas
dengan kecepatan v, diubah menjadi usaha untuk memendekan pegas
dan gesekan balok dengan lantai sehingga:
½.mbv2 = ½.k. Δ x2 + µ.m.g. Δ x
½.2.v2 = ½.200.( 36.10-2)2 +0,2.2.10.36.10-2
v2 = 100.1296.10-4 + 1,44
= 12,96 + 1,44
= 14,36
v = 14,36
= 3,79 m/s.

Soal – soal

1. Tuliskan hubungan gaya dan pertambahan panjang pada pegas


menurut Hooke.
2. Tuliskan satuan tetapan gaya menurut Hooke.
3. Sebuah pegas mengalami pertambahan panjang 5 cm ketika
ditarik dengan gaya 20 N. (a) berapakah pertambahan panjang
pegas jika ditarik dengan gaya 8 N, (b) berapa gaya tarik pegas
yang perlu dikerjakan untuk meregangkan pegas sejauh 2 cm.
.
4. Suatu kawat dengan luas penampang 2 mm2 ditarik dengan
gaya 1,6 N hingga panjangnya bertambah 0,02 cm. Hitung
tetapan gaya dari kawat tersebut.
6. Pada seutas kawat baja panjangnya 5 m dan luas
penampangnya 0,15 cm2 digantungkan sebuah beban
bermassa 10 kg, jika g = 10 m/s2. Tentukan: (a) tetapan gaya
kawat, (b) perubahan panjang kawat.
7. Seutas pegas homogen dengan tetapan gaya pegas k dipotong
menjadi: (a) 2 bagian, dan (b). 3 bagian. Berapa tetapan gaya
dari masing-masing potongan pegas.
8. Tinjau tiga pegas dengan tetapan pegas yang sama k, tunjukkan
tetapan pegas total, jika ketiga pegas disusun paralel selalu lebih
besar dari pada tetapan pegas ketika disusun seri. Jelaskan.
9. Lima buah pegas identik dengan konstanta gaya k disusun seperti tampak pada gambar berikut diberi
beban bermassa m. Hitung pertambahan panjang untuk masing-masing system pegas dinyatakan dalam
m, g, dan k.

10. Sebuah pegas yang tergantung, pada keadaan normal memiliki

51
panjang 30 cm. Bila pada ujung pegas digantungkan sebuah
benda bermassa 75 gram, panjang pegas menjadi 35 cm. Jika
benda tersebut kita tarik ke bawah sejauh 2 cm berapakah
energi potensial pegas.
11. Sebuah balok yang massanya 980 gram terikat pada pegas.
Peluru dengan massa 20 gram ditembakan mengenai balok
dengan kecepatan 20 m/s2, sehingga peluru bersarang didalam
balok. Dan pegas tertekan sejauh 15 cm. Tentukan konstanta
pegas k, jika balok tidak mengalami gesekan dengan apapun
kecuali dengan udara, tapi gesekan dengan udara diabaikan.
12. Seorang anak yang massanya 25 kg, bergantung pada ujung
sebuah pegas, sehingga pegas bertambah panjang 10 cm.
Tentukan tetapan gaya dari pegas tersebut.
13. Sebuah pegas memerlukan usaha 100 Joule untuk meregangkan
sepanjang 5 cm. tentukan usaha yang diperlukan agar pegas
tersebut meregang 2 cm.
10. Sebuah kereta dengan massa 3 ton meluncur pada suatu
lintasan mendatar licin pada kelajuan 2,0 m/s ketika kereta ini
bertabrakan dengan suatu bumper berbeban pegas diujung
lintasan. Jika tetapan pegas bumper 2 juta N/m, tentukan
pemampatan yang dialami pegas selama tabrakan (anggap
tumbukan elastis sempurna).

Pengertian elastisitas dan plastisitas

Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan). Benda yang mempunyai sifat seperti ini
disebut benda elastis, pegas dan karet adalah contoh benda elastis. Coba rentangkan sebuah pegas, maka
pegas akan berubah bentuk, yaitu makin memanjang, ketika tarikan pegas dilepas maka pegas segera
kembali ke bentuk awalnya. Hal serupa akan terjadi bila dilakukan pada bahan karet. Sifat tak elastis atau
plastis adalah sifat yang sebaliknya dengan sifat elastik, adalah kemampuan suatu benda untuk tidak kembali
ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan). Coba
ambil segumpal tanah liat basah letakan diatas meja, kemudian tekan sehingga berubah bentuk, maka ketika
gaya tekan yang anda berikan ditiadakan, maka tanah liat tersebut tidak akan kembali kebentuk semula.
Beberapa contoh benda palstis: tanah liat (lempung), adonan tepung kue, dan lilin mainan (plastisin).
Mempelajari elastisitas bahan adalah sangat penting, karena dalam keseharian dan teknologi memegang
peranan sangat penting, misalnya dalam sistem pesawat terbang, kapal laut, sepeda motor dan sebagainya,
untuk meredam getaran digunakan suspensi pegas. Dan begitu juga karena pemahaman akan sifat elastisitas,
struktur jembatan dibentuk lengkunagan setengah lingkaran.

Perubahan bentuk
Jika dua buah gaya sejajar sama besar dan berlawanan arah
dikerjakan pada benda padat, cair atau gas, maka bentuk benda
akan berubah.

(a) Regangan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama
52
besar dan berlawanan arah diberikan pada masing-masing bidang
ujung benda dengan arah menjauhi benda, (lihat gambar 1)
sehingga benda mengalami pertambahan panjang ΔL.

(b) Mampatan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama
besar dan berlawanan arah diberikan pada masing-masing bidang
ujung benda dengan arah menuju titik pusat benda, (lihat gambar
2) sehingga benda mengalami pemendekan sejauh ΔL.

(c) Geseran
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama
besar dan berlawanan arah diberikan pada masing-masing bidang
sisi, (lihat gambar 3) sehingga benda mengalami pergeseran sejauh ΔL.
.
Tegangan, regangan dan Modulus Elastik

Tegangan

Perhatikan seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya tarik F pada ujung-ujungnya
(gambar 2). Akibat gaya tarik ini, kawat mengalami tegangan σ , yang didefinisikan sebagai hasil bagi antara
gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A, sehingga :

F
σ= ( 3 – 13 )
A

σ : tegangan ( N/m )
F : gaya ( N )
A : luas penampang ( m2 )

Tegangan adalah besaran skalar, dan memiliki satuan Nm -2 atau


Pascal (Pa).

Regangan
Perhatikan seutas kawat dengan luas penampang A mengalami sutau gaya tarik F pada ujung-ujungnya
(gambar 2). Akibat gaya tarik ini, kawat mengalami regangan, sehingga kawat dengan panjang mula-mula L
bertambah panjang ΔL. Regangan (tarik) e didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL
dengan panjang mula-mula L, sehingga:

53
L
r= ( 3 – 14 )
L
r : regangan
L : panjang mula - mula
ΔL: pertambahan panjang.

Regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi, karena ?L dan L


adalah besarna yang sama.

Modulus elastis
Secara umum benda padat adalah elastis sampai sutau gaya
tertentu besarnya, dinamakan batas elastis. Jika gaya yang
dikerjakan pada benda lebih kecil dari batas elstisnya maka benda
akan dikembalikan pada bentuk semula jika gaya dihilangkan.
Tetapi jika gaya yang diberikan melebihi batas elstisnya, maka
benda tidak kembali kebentuk semula, tetapi secara permanen
benda berubah bentuk.

Pada gambar 3, ditunjukan grafik hubungan antara tegangan


dan regangan sebuah kawat logam (baja) yangmengalami
perlakuan gaya tarik sampai kawat logam tersebut patah. Dari O ke
B kawat mengalami deformasi (perubahan bentuk) secara elastis,
ini berarti jika tegangan dihilangkan, maka kawat logam akan
kembali ke bentuk semula. Pada daerah elastik ini terdapat grafik
berbentuk linier (lurus), garis lurus yaitu OA. Dari O sampai A ini
berlaku hukum Hooke, dan titik A disebut batas hukum Hooke. B
adalah batas elastik. Diatas titik B deformasi pada kawat adalah
deformasi plastis, jika tegangan dihilangkan dalam daerah plastik
ini, misalnya dititik D, maka kawat logam tidak bisa kembali ke
bentuk semula, melainkan mengalami deformasi permanen
(regangan x pada sumbu mendatar). C adalah titik tekuk (yeildpoint). Di atas titik ini hanya dibutuhkan
tambahan gaya tarik kecil untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang
dapat diberikan tepat sebelum kawat logam patah

54
disebut tegangan maksimum (ultimate tensil strees). Dan E adalah titik patah. Jika tegangan yang diberikan
mencapai titik E maka kawat akan patah. Tegangan maksimum (ultimate stress) sebatang logam adalah
tegangan paling besar yang dapat ditahan oleh logam tanpa patah.
Tetapi jika logam mengalami banyak siklus perubahan tegangan,
suatu logam mungkin gagal menjalankan fungsinya karena
mengalami kelelahan (fatigue).
Perhatikan grafik pada gambar 3, daerah OA, dimana grafik antara tegangan (σ ) dan regangan (r) berbentu
garis lurus. Perbandingan antara tegangan dan regangan, adalah merupakan kemiringan garis OA (= tan θ )
adalah konstanta, yang kemudian disebut sebagai modulus elastis. Dengan demikian modulus elastis E suatu
bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan, secara
matematis adalah sebagai berikut:


E=
r
F
E=
A
L
L
F .L
E= ( 3 – 15 )
A.L

E : modulus elastis / modulus Young ( N/m )


F : gaya ( N )
A : luas penanpang ( m2 )
L : panjang mula – mula ( m )
ΔL: pertambahan panjang ( m )

Contoh
1. Seutas kawat dengan luas penampang 2 mm2 ditarik oleh gaya 1,6 N hingga panjangnya bertambah
dari 40 cm menjadi 40,04 cm. Hitung tegangan, regangan dan modulus elastis kawat.
Jawab:
Diketahui:
A = 2 mm2 = 2 x 10-6 m2
F = 1,6 N
ΔL= 0,04 cm
L = 40 cm

Tegangan
F
σ=
A
1,6
=
2 x10 6
= 8 x 105 N/m2

Regangan.
L
r=
L
0,04
=
40
= 1 x 103

Modulus Elastis

E=
r
55
8 x10 5
E=
1x10 3
= 8 x 108.

Soal – soal.

1. Jelaskan prinsip perbedaan bahan elastis dan bahan plastis. Dan


berikan 5 contoh pada masing-masing jenis bahan tersebut.
2. Modulus elastis (modulus Young) memiliki dimensi sama dengan
dimensi tekanan. Jika pernyataan ini benar jelaskan, jika tidak
berikan satu alasan yang mendukug argumen anda tersebut.
3. Modulus elastis baja lebih besar dari pada modulus elastis
perunggu: (a) mana yang lebih mudah bertambah panjang jika
ditarik, (b) mana yang lebih kaku, (c) bagaiman perubaan
bentuknya ketika gaya yang diberikan berada pada daerah elastis
dan daerah plastis.
4. Mengapa sambungan-sambungan pada struktur jembatan harus
diberi ruang pemuaian.
5. Pada seutas kawat logam yang panjangnya 4 m dan luas
penampanggnya 0,25 cm2. Pada satu ujungnya diklem permanen
sedang ujung yang lain digantungkan beban dengan berat 800 N.
Tentukan: (a) tetapan gaya kawat, (b) pertambahan panjang
kawat, dan (c) modulus elastis bahan logam tersebut.
6. Seutas kawat dengan panjang L dan jari-jari r dijepit dengan kuat
di salah satu ujungnya. Jika ujung yang lain ditarik oleh gaya F,
panjang kawat bertambah x. Kawat lain dengan jenis bahan yang
sama, panjang 2L, akan mengalami pertambahan panjang
berapa?.
7. Empat buah kawat berikut ini terbuat dari bahan yang sama.
Kawat manakah yang akan memiliki pertambahan panjang paling
besar jika diberi gaya yang sama besar?. (1) Panjang = 50 cm,
diameter = 0,5 mm, (2) Panjang = 100 cm, diameter = 1 mm, (3)
Panjang = 200 cm, diameter = 2 mm, (4). Panjang = 300 cm,
diameter = 3 mm
8. Seutas kawat piano dari baja memiliki panjang 1,50 m dan
diameter 0,20 cm. Berapa besar gaya tegangan pada kawat itu,
jika kawat tersebut memanjang 0,30 cm ketika dikencangkan ?.
jika modulus young kawat tersebut 2,0 x 1011 N/m2.
9. Untuk mendaki gunung, seorang pendaki menggunakan sebuah
tali dari jenis bahan nilon yang panjangnya 50 m dan garis
tengahnya 1,0 cm. Ketika menopang pendaki yang massanya 75
kg, tali bertambah panjang 1,5 m. Tentukan modulus young nilon
tersebut ( ambil g = 10 m/s2, dan ? = 3,14 ).
10.(a) Seutas bahan berjenis karet mempunyai luas penampang 1,2
mm x 0,24 mm ditarik oleh sebuah gaya 1,8 N, berapa tegangan
pada karet ?. (b). Seutas karet memiliki panjang awal 90 mm, lalu
ditarik hingga mengalami pertambahan panjang menjadi 130 mm.
Berapa regangan karet tersebut?.
11. Sebuah bola bermassa m = 0,2 kg dijatuhkan dari ketinggian h =
2,6 m dan menekan pegas sejauh x, lihat gambar.Tetapan gaya
pegas k = 500 N/m, g = 10 m/s2 dan massa pegas dapat diabaikan
terhadap massa bola. Tentukan panjang x.

12. Seutas kawat piano dari baja memiliki panjang 1,50 m dan diameter 0,20 cm. Berapa besar gaya
tegangan pada kawat itu, jika kawat tersebut memanjang 0,30 cm ketika dikencangkan dan modulus
young kawat tersebut 2,0 x 1011 N/m2.
56
13. Untuk mendaki gunung, seorang pendaki menggunakan sebuah tali dari jenis bahan nilon yang
panjangnya 50 m dan garis tengahnya 1,0 cm. Ketika menopang pendaki yang massanya 75 kg, tali
bertambah panjang 1,5 m. Tentukan modulus young nilon tersebut (ambil g = 10 m/s2, dan π = 3,14).
14. Sebuah balok yang massanya 980 gram terikat pada pegas. Peluru
dengan massa 20 gram ditembakan mengenai balok dengan
kecepatan 20 m/s2, sehingga peluru bersarang didalam balok. Dan
pegas tertekan sejauh 15 cm. Tentukan konstanta pegas k, jika
balok tidak mengalami gesekan dengan apapun kecuali dengan
udara, tapi gesekan dengan udara diabaikan.

57
PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA

SELAMA BERADA DI LABORAT ANDA HARUS MENTAATI TATA TERTIB YAITU :

1. ALAS KAKI HARUS DILEPAS.


2. TAS DITARUH DIDEPAN
3. MENJAGA KETERTIBAN.
4. BILA MERUSAKKAN ALAT MAKA HARUS MENGGANTI.
5. SEHABIS PRAKTEK ALAT DIRAPIKAN KEMBALI

PERCOBAAN KONSTANTA PEGAS.

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Menentukan konstanta sebuah pegas.

ALAT DAN BAHAN

1. Pegas
2. Statip
3. Beban terukur.
4. Mistar

LANGKAH – LANGKAH PERCOBAAN PRISMA

1. Siapkan statip dan gantungkan salah satu ujung pegas pada statip seperti gambar dibawah. ( gb 1.a )

2. Ukurlah panjang pegas tanpa beban, misalnya Lo.


3. Berikan gaya pada pegas dengan cara menggantungkan beban massa M pada ujung pegas bagian bawah
sehingga pegas bertambah panjang . ( gb 1.b ). Besar gaya yang diberikan pada pegas memenuhi
persamaan F = m.g. ( gunakan g = 9,8 m/s2 )
4. Ukur panjang pegas dengan mistar, misalnya sebesar L.
5. Hitung pertambahan panjang pegas x  L  Lo .

6. Ulangi langkah 3, 4, dan 5 beberapa kali dengan gaya F yang berbeda dengan cara mengganti beban
M ( ditambah ) sehingga menghasilkan pertambahan panjang yang berbeda.
7. Isi tabel berikut

Tabel percobaan
No  x  L  Lo F = m.g F
k=
x
58
1
2
3
4
5

8. Dari table di atas dapat dihitug konstanta pegas rata- rata sebesar :

k ...............
k= =
n ...............

dan kesalahan mutlak pengukuran sebesa :

(k  k ) 2
k  = .......
n( n  1)
Sehingga konstanta pegasnya sebesar k = ........... ± ..........

Pembimbing Praktek

59

Anda mungkin juga menyukai