ABSTRAK
Praktikum yang dilakukan ini berjudul “Fletchers Trolley”. Pada praktikum ini
yang bertujuan untuk menentukan dengan menghitung gerak dengan percepatan uniform
(konstan). Untuk melakukan praktikum Fletchers Trolley ini terdapat beberapa Langkah
yang harus diikuti untuk mengikuti prosedur yang berlaku. Langkah pertama adalah
rangkaian 1 disusun dan peralatan dihubungkan ke tegangan. Langkah kedua, waktu
yang diperlukan antara A dan B atau S dicatat, dan diulangi sebanyak 5 kali. Langkah
ketiga, untuk percobaan kedua rangkaian 2 disusun. Jarak B-C atau S’ tetap ditentukan
dan penyangga bandul diatur agar pada waktu kereta menyentuh small contact plate.
langkah keempat, waktu yang diperlukan (t’) untuk jarak S’ dicatat dengan jarak (S)
yang berubah-ubah seperti langkah kedua, dan diulangi 5 kali. Dan yang terakhir, jarak
A-B atau B-C (S atau S’) ditentukan oleh asisten. Untuk menentukan besar nilai
percepatan, kecepatan, dan perlambatan pada data hasil perhitungan ini tentunya ada
teori yang dipakai untuk menjadi dasar dari sebuah percobaan. Dasar teori yang paling
penting adalah prinsip Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB). Untuk kondisi GLBB ini terjadi pada lintasan dipercepat dan
diperlambat. Sedangkan untuk kondisi GLB terjadi pada lintasan gerak konstan yang
diberi jarak 10 cm. Pada kondisi konstan ini juga termasuk dengan Hukum I Newton
yang menyatakan nilai percepatan sebesar nol. Lalu, dengan hukum II Newton,
menyatakan bahwa percepatan dipengaruhi oleh jumlah gaya dibagi dengan massa.
Berarti bahwa nilai percepatan maupun perlambatan nilainya sama disetiap variasi jarak.
Ini terbukti benar pada data rata-rata perlambatan di setiap table. Dimana setiap
keadaaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata perlambatan sebesar 0,06 m/s2. Namun
tidak dengan percepatan dan kecepatan yang memilki perbedaan nilai yang dikarenakan
adanya factor error yang terlibat.
Kata kunci : Fletchers Trolley, GLB, GLBB, Kecepatan, Percepatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu fisika merupakan ilmu yang mendasari segala peristiwa yang terjadi. Oleh
karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam keseharian manusia pasti menemui
penerapan ilmu fisika dalam segala bentuk dan aspek. Gerak merupakan salah satu
prinsip fisika dasar yang selalu dapat diamati dalam keseharian manusia. Setiap
benda, bahkan setiap manusia pasti mengalami gerak. Oleh karena itu, adalah penting
mempelajari ilmu fisika gerak. Sebuah benda yang mengalami perpindahan dari keadaan
semula dikatakan bahwa benda tersebut bergerak. Perpindahan itu sendiri dapat terjadi
karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Setelah beberapa saat setelah
gaya tersebut dihilangkan, benda masih tetap bergerak sampai jarak tertentu. Kecepatan
yang dialami benda setelah gaya tersebut dihilangkan disebut dengan kecepatan sisa.
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan tidak terlepas dari gerak. Benda bergerak
terjadi karena adanya suatu gaya yang bekerja pada benda tersebut. Setelah beberap
saat , gaya tersebut akan hilang. Maka yang terjadi yaitu benda masih akan terus
bergerak sampai dengan jarak tertentu. Gerak dengan percepatan konstan terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi ketika benda dijatuhkan, objek yang dijatuhkan ke
bawah mempunyai percepatan konstan. Contohnya sebelum pesawat take off. Dalam
percobaan ini, Fletchers Trolley sering digunakan dalam menganalisis hubungan antara
perpindahan , kecepatan , posisi, dan percepatan. Dalam ilmu fisika dasar, dipelajari
beberapa jenis gerak. Salah satunya adalah gerak lurus berubah beraturan. Untuk
mempelajari jenis ini, dilakukan Percobaan Fletcher’s Trolley yang melibatkan
kecepatan, percepatan, jarak dan waktu. Khususnya, dalam percobaan Fletchers
Trolley ini terlibat percepatan konstan yang menjadi fokus utama dalam gerak
lurus berubah beraturan. Untuk dapat mengaplikasikan suatu teori dengan baik,
perlu pemahaman yang baik terhadap teori tersebut. Oleh karena itu percobaan ini
perlu dilakukan untuk memperdalam dan mengetahui pemahaman sistem gerak dengan
percepatan konstan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibahas, disebutkan bahwa percobaan Fletchers
Trolley ini terlibat percepatan konstan yang menjadi fokus utama dalam gerak
lurus berubah beraturan. Oleh karena itu, dapat dirumuskan sebuah permasalahan yaitu
“Bagaimana cara menghitung gerak dengan percepatan uniform (konstan) ?”.
1.3 Tujuan
Praktikum ini melakukan percobaan Fletchers Trolley. Dimana tujuan dari
praktikum kali ini adalah menghitung gerak dengan percepatan uniform (konstan).
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Posisi, Jarak, dan Perpindahan
2.1.1 Posisi
Posisi adalah lokasi benda dalam sumbu koordinat. Jadi, sebelum menentukan
posisi maka sumbu koordinat harus ditetapkan terlebih dahulu. Benda pada tempat yang
sama memiliki posisi yang berbeda jika kita menggunakan sumbu koordinat yang
berbeda. Posisi adalah vektor yang berpangkal dari pusat koordinat ke lokasi benda.
Pusat koordinat adalah titik potong semua sumbu kordinat. (Abdullah, 2016)
Jika lokasi benda diproyeksikan secara tegak lurus ke masing-masing sumbu
koorinat maka kita peroleh tiga parameter. Kondisi vektor yang merepresentasikan
keberadaan satu titik terhadap titik lainnya yang bisa dijabarkan. Yaitu dengan koordinat
kartesius, dengan titik (0,0). Dimana titik yang selain dua titik tersebut namun masih
berkolerasi atau salah satu dari dua titik tersebut. Jika proyeksi tersebut memotong
masing-masing sumbu koordinat pada lokasi x, y, dan z maka kita katakan posisi benda
adalah
R=ix+jy+kz…………………………………...(2.1)
2.1.2 jarak
Jarak tempuh adalah jarak sebenarnya yang ditempuh benda ketika bergerak dari
satu titik ke titik lainnya. Misal dari Bandung ke Jakarta. Jarak tempuh kendaraan adalah
140 km kalau melalui jalan tol. Tetapi kalau melalui Cianjur-Puncak atau Purwakarta
atau Cianjur-Sukabumi maka jarak tempuh lebih besar. Makin banyak tikungan yang
dilewati benda untuk beripindah dari satu titik ke titik lainnya maka jarak tempuh akan
makin banyak. (Abdullah, 2016) page 112
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi
melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian sehari-hari, jarak
mampu berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam aspek matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu. Berbeda dengan
koordinat posisi, jarak tidak mungkin mempunyai nilai negatif. Jarak merupakan besaran
skalar, sedangkan perpindahan merupakan besaran vektor.
2.1.3 Perpindahan
Adanya perubahan posisi benda merupakan fenomena yang penting bagi manusia.
Perubahan posisi benda didefinisikan sebagai perpindahan. Perpindahan diformulasikan
sebagai berikut. Misalkan sebuah vector mula-mula berada di titik A dengan vector
posisi r1. Beberapa saat berikutnya, benda tersebut berada pada titik B dengan vector
posisi r2. Maka perpindahannya adalah selisih dari r2 dan r1. (Abdullah, 2016) page 100
Secara matematis, perpindahan dapat dituliskan sebagai berikut.
…………………………………….(2.2)
Tampak dari Gambar 2.1 bahwa, vektor perpindahan dr21 adalah vektor yang
pangkalnya berada di ujung vector r1. dan kepalanya berada di ujung vektor r2.
2.2 Kecepatan
Kecepatan adalah suatu besaran vector yang biasanya direpresentasikan sebagai
symbol v. Variabel v benar-benar mewakili kecepatan, tetapi kecepatan sebenarnya juga
memiliki arah yang terkait dengannya, di mana kelajuan tidak. Oleh karena itu,
kecepatan adalah vector. Vektor memiliki besar dan arah, jadi dengan kecepatan, Anda
tidak hanya tahu seberapa cepat Anda bergerak, tetapi juga ector mana. Kecepatan
hanyalah besaran (jika Anda memiliki ector kecepatan tertentu, sebenarnya, kecepatan
adalah besaran ector itu), jadi Anda melihatnya diwakili oleh istilah v. (Holzner, 2006)
Kecepatan ini juga diketahui terdapat dua jenis yaitu kecepatan rata-rata dan kecepatan
sesaat.
2.2.1 kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata ( v ) didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda
dengan selang waktu. Kecepatan rata-rata adalah besaran ector dengan arahnya sama
dengan arah ector perpindahannya. Kecepatan rata-rata menggambarkan kecepatan
efektif keseluruhan suatu ector. Jika lintasan benda berupa garis lurus, ector untuk
kecepatan rata-rata dapat diperoleh dengan mudah. Metode lain untuk memperoleh
kecepatan rata-rata adalah dengan mengintegrasikan kecepatan sesaat dengan waktu
untuk perjalanan. Ini menghasilkan jarak yang ditempuh oleh objek. Dengan membagi
kuantitas ini dengan waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan, kecepatan rata-rata dapat
dihitung. Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan dalam persamaan :
………………………….(2.3)
………………………………….(2.4)
2.3 Percepatan
Apabila kecepatan suatu benda berubah terus selama gerak belangsung, maka
benda tersebut dikatakan bergerak dengan gerak yang dipercepat atau mempunyai
percepatan. Jadi percepatan menyatakan seberapa cepat kecepatan sebuah benda
berubah. Umumnya, percepatan dilihat dan diteliti sebagai gerak-gerak yang dibuat
suatu obyek yang makin cepat ataupun lambat. Namun percepatan yaitu besaran ector,
sehingga percepatan memiliki besaran dan arah. Dengan kata lain, obyek yang
membelok (misalnya mobil yang sedang menikung)-pun memiliki percepatan juga.
(Lubis, 2008)
Percepatan ini diketahui terdapat dua jenis yaitu percepatan rata-rata dan percepatan
sesaat.
2.3.1 percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan
percepatan dengan selang waktu. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut
yang menyatakan Av adalah perubahan kecepatan dan At adalah selang waktu.
Kecepatan rata-rata adalah besaran vector. Sehingga percepatan ini mempunyai besar
dan arah. Berikut diberikan persamaan untuk percepatan rata-rata.
………………………………..(2.5)
…………………………………(2.6)
Sehingga jika gambar grafik v-t dan x-t dapat dilihat pada Gambar 3. Karena v konstan
maka v1 = v2 yang artinya x1/t1 = x2/t2.
……………………..(2.8)
Sehingga persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai :
………………..……………….(2.9)
………………………………….(2.10)
Persamaan (6) berarti bahwa percepatan a ialah perubahan kecepatan rata-rata
atau perubahan kecepatan per satuan waktu. Dimana ariable at merupakan hasil kali
perubahan kecepatan per satuan waktu (a) dengan lamanya selang waktu (t). Maka at
sama dengan total perubahan kecepatan. Jika a = konstan, maka untuk menentukan
perpindahan sebuah partikel dapat dipergunakan fakta bahwa bila percepatan konstan
maka kecepatan rata-rata dalam sembarang selang waktu sama dengan setengah dari
jumlah kecepatan awal dan kecepatan akhir partikel tersebut pada selang waktu itu.
Sehingga kecepatan rata-rata antara nol dan t adalah :
…………………………………(2.11)
Berdasarkan persamaan (6) di atas, maka persamaan (8) menjadi :
………………………………..(2.12)
Jika untuk sebuah partikel yang berada di titik pangkal pada saat t = 0, maka koordinat x
pada sembarang waktu t ialah :
……………………………………(2.13)
……………………………..(2.15)
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut. Hukum dasar
gaya berat dinyatakan oleh Newton pada tahun 1687 yang dikenal sebagai hukum
Gravitasi Newton. Hukum ini menyatakan bahwa gaya Tarik antara 2 massa adalah
sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya. Untuk memperoleh nilai gaya berat absolut dilakukan pengukuran gaya berat
yang diikatkan dengan sistem yang sudah ada yang dikenal sebagai Sistem Postdam.
Sistem ini merupakan jaringan stasiun gayaberat yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pengkuran gayaberat relative di suatu tempat di permukaan bumi ini.
4.4 Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan berjudul Fletchers Trolley. Pada praktikum ini
terdapat tujuan yang harus diwujudkan yaitu menghitung gerak dengan percepatan
uniform (konstan). Praktikum dilakukan dengan menggunakan rangkaian percobaan
fletchers trolley. Dimana komponen yang harus diperhatikan adalah penggaris sebagai
alat ukur jarak kereta berjalan. Kereta dimulai dengan gerak dipercepat, lalu bergerak
konstan, dan gerak diperlambat hingga kereta berhenti sempurna. Jarak lintasan untuk
gerak konstan diberi dengan Panjang 10 cm. lalu untuk lintasan dipercepat diberi variasi
diantaranya adalah 30 cm, 35 cm, dan 40 cm. Untuk jarak lintasan diperlambat tentunya
menyesuaikan kereta untuk berhenti dengan sempurna. Juga perlu diperhatian untuk
beban yang menggantung pada katrol, harus dilakukan kalibrasi seimbang saat kereta
menyentuh jarak akhir pada lintasan dipercepat. Variable yang perlu dicatat adalah
waktu untuk kereta saat dipercepat, waktu untuk gerak konstan, dan waktu untuk gerak
diperlambat.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi untuk mengetahui nilai percepatan
ini diantaranya adalah waktu (t1). Disaat waktu bertambah besar maka, nilai
percepatannya semakin kecil. Hal ini menunjukkan hubungan yang tidak sebanding pada
nilai percepatan dengan nilai waktu. Sedangkan untuk nilai kecepatan akhir pada
lintasan dipercepat (v1) bergantung pada nilai percepatan dan waktu (t2). Untuk gerak
konstan, kecepatannya bergantung pada jarak dan waktu. Dimana hubungannya adalah
jika waktunya bertambah besar, maka nilai kecepatannya semakin kecil dan jika
jaraknya bertambah besar maka nilai kecepatannya juga ikut bertambah. Untuk nilai
perlambatannya, diperngaruhi oleh variable kecepatan awal (v0) dan waktu (t3). Jika
kecepatan awalnya semakin besar, maka nilai perlambatannya juga semakin besar.
Dimana nilai kecepatan awal (v0) ini nilainya sama dengan kecepatan pada gerak
konstan (v2). Dan jika waktunya semakin besar, maka nilai perlambatannya semakin
kecil.
Saat praktikum telah dilaksanakan, didapat data-data dari percobaan fletchers
trolley. Dimana Praktikum ini dilakukan variasi jarak keadaan dipercepat. Untuk data
dengan jarak 30 cm (table 4.1), didapat rata-rata percepatan sebesar 0,14 m/s2 dan rata-
rata kecepatan akhir (v1) sebesar 0,32 m/s. Pada gerak konstan diperoleh rata-rata
kecepatan (v2) sebesar 0,20 m/s. Pada gerak diperlambat, didapat rata-rata perlambatan
sebesar 0,06 m/s2. Lalu pada variasi jarak selanjutnya yaitu 35 cm (table 4.2), didapat
rata-rata percepatan sebesar 0,11 m/s2 dan kecepatan akhir (v1) sebesar 0,28 m/s. Pada
gerak konstan didapat rata-rata kecepatan (v2) sebesar 0,22 m/s. Pada gerak diperlambat,
didapat rata-rata perlambatan sebesar 0,06 m/s2. Kemudian, pada variasi jarak
selanjutnya yaitu 40 cm (table 4.3), didapat rata-rata percepatan sebesar 0,12 m/s2 dan
kecepatan akhir (v1) sebesar 0,31 m/s. Pada gerak konstan didapat rata-rata kecepatan
(v2) sebesar 0,25 m/s. Pada gerak diperlambat, didapat rata-rata perlambatan sebesar
0,06 m/s2.
Menentukan besar nilai percepatan, kecepatan, dan perlambatan yang ada pada
data hasil perhitungan ini tentunya ada teori yang dipakai untuk menjadi dasar dari
sebuah percobaan. Dasar teori yang paling penting adalah prinsip Gerak Lurus Beraturan
(GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak suatu benda yang lintasannya lurus dengan kecepatan tetap, maka
percepatannya sama dengan nol. Sedangkan, Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
merupakan gerak lurus dengan percepatan konstan. Dimana kecepatan berubah teratur
selama gerak berlangsung. Untuk kondisi GLBB ini terjadi pada lintasan dipercepat dan
diperlambat. Sedangkan untuk kondisi GLB terjadi pada lintasan gerak konstan yang
diberi jarak 10 cm. Pada kondisi konstan ini juga termasuk dengan Hukum I Newton
dimana nyatakan nilai percepatan sebesar nol. Lalu, dengan hukum II Newton,
dinyatakan bahwa percepatan dipengaruhi oleh jumlah gaya yang bekerja pada kereta
dibagi dengan massa kereta. Yang berarti bahwa nilai percepatan maupun perlambatan
nilainya sama disetiap variasi jarak. Ini terbukti benar pada data rata-rata perlambatan di
setiap table. Dimana setiap keadaaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata perlambatan
sebesar 0,06 m/s2. Hal ini sedikit berbeda dengan nilai percepatan dimana terdapat
sedikit perbedaan ini dimana nilai rata-rata percepatan pada kondisi jarak 30 cm didapat
sebesar 0,14 m/s2, untuk jarak 35 cm didapat nilai rata-rata percepatan sebesar 0,11
m/s2, dan untuk jarak 40 cm didapat nilai rata-rata percepatan sebesar 0,12 m/s2.
Perbedaan ini terjadi juga pada nilai kecepatan pada kodisi gerak konstan. Dimana
secara teori, nilai kecepatan pada gerak konstan atau GLB di setiap kondisi nilainya
selalu sama. Namun, pada praktikum ini ditemukan sedikit perbedaan pada nilai
kecepatan (v2) diantaranya pada table untuk jarak 30 cm didapat kecepatan sebesar 0,20
m/s, pada table untuk jarak 35 cm diperoleh kecepatan sebesar 0,22 m/s, dan pada table
untuk jarak 40 cm didapat kecepatan sebesar 0,25 m/s.
Perbedaan-perbedaan nilai tersebut dikarenakan dalam kinematika di dunia nyata ini
tentunya selalu tidak sesuai dengan secara pasti dengan teori yang ditentukan. Sehingga
adanya ketidakpastian atau error yang terjadi selalu terlibat pada praktikum ini.
Perbedaan nilai-nilai tersebut tentunya dikarenakan adanya factor error yang terlibat,
seperti adanya pengaruh magnet pada lintasan kereta yang berpenagruh pada kecepatan
gerak kereta, juga bisa dikarenakan ketidakakuratan dalam menggunakan stopwatch
sehingga nilai waktu yang dicatat tidak tepat menunjukkan lama kereta bergerak, bisa
juga pada saat mengatur ketinggian tempat jatuhnya benda yang digantung tidak
membuat tali penghubung tidak tegang, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya
factor-faktor tersebut tentunya data yang didapatkan tidak bisa 100% sesuai dengan
teori.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk menentukan nilai kecepatan, percepatan, dan perlambatan ditentukan dengan
prinsip yang berbeda tergantung dengan kondisinya. Jika pada percepatan dan
perlambatan menggunakan prinsip GLBB. Sedangkan kecepatan pada gerak konstan
ditentukan dengan prinsip GLB. Untuk menentukan nilai percepatan dapat dilakukan
sebuah operasi dengan membagi dua kali jarak dengan waktu (t1) kuadrat. Untuk
kecepatan akhir pada lintasan dipercepat (v1) dapat ditentukan dengan mengalikan
percepatan dengan waktu (t1). Untuk perlambatan dapat dilakukan operasi dengan
membagi kecepatan awal (v0) dengan waktu (t3). Lalu untuk kecepatan pada gerak
konstan (v2) dapat dilakukan operasi pembagian jarak dengan waktu (t2). Pada
praktikum ini dilakukan variasi jarak pada lintasan gerak dipercepat. Imanaa variasi
tersebut adalah 30 cm, 35 cm, dan 40 cm. Dan untuk lintasan pada gerak konstan diberi
jarak sebesar 10 cm untuk semua variasi. Dengan informasi dan menggunakan prinsip-
prinsip tersebut, didapatlah untuk data pada jarak 30 cm rata-rata nilai percepatan
sebesar 0,14 m/s2, v1 sebesar 0,32 m/s, v2 sebesar 0,20 m/s, dan perlambatan sebesar
0,06 m/s2. Untuk data pada jarak 35 cm rata-rata nilai percepatan sebesar 0,11 m/s2, v1
sebesar 0,28 m/s, v2 sebesar 0,22 m/s, dan perlambatan sebesar 0,06 m/s2. Untuk data
pada jarak 40 cm rata-rata nilai percepatan sebesar 0,12 m/s2, v1 sebesar 0,31 m/s, v2
sebesar 0,25 m/s, dan perlambatan sebesar 0,06 m/s2.
DAFTAR PUSTAKA