Anda di halaman 1dari 14

ACC / 7 / 12 / 2022

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
MODUL IV : HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

DISUSUN OLEH :
ALIF HAFIZHI
( 2211113007 )
KELOMPOK 2
1. Rara Erawati ( 2211113006 )
2. Septi Adi Cahyani ( 2211113008 )
3. Muhammad Tata A ( 2211113009 )
4. Yumna Nurul F ( 2211113010 )
Praktikum Tanggal : Senin, 05 Desember 2022
Dosen Pengampu : Adanti Wiro P, S.T, M.Eng
Asisten Praktikum :
1. Mahgfirotunnisa ( 20101083 )

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2022
MODUL IV

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini Anda diharapkan:
1. Memahami konsep perubahan energi potensial benda terhadap
energi kinetiknya.
2. Dapat memverifikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada
system yang ditinjau.
II. DASAR TEORI
Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan"
Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk
yang lain tanpa merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan
disebut hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi mekanik
membahas tentang terjadinya perubahan bentuk energi dari energi
potensial menjadi energi kinetik dan begitu pula sebaliknya.
Energi Potensal adalah Energi yang dimiliki suatu benda akibat
adanyapengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi
Potensial disebut juga dengan Energi diam karena benda dalamkeadaaan
diamdapat memiliki Energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda
ituakan mengalami perubahan eenrgi potensial menjadi energy gerak.
Contoh misalnya buah kelapa yang siap jatuh Rumus atau persamaan
Energi Potensial [1] :
Ep = m.g.h

Keterangan :

Ep = Energi Potensial

m = massa dari benda

g = percepatan gravitasi

Energi Kinetik, Energi Kinetik adalah energy dari suatu


benda yang dimiliki karenapengaruh gerakannya. Benda yang
bergerak memiliki energi kinetikRumus atau Persamaan Energi
Kinetik :

Ek = ½ m.v2

Keterangan :

Ek = Energi kinetik (joule)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

Energi dan Usaha dalam Gerak Rotasi, Agar dapat berjalan


Roda delman tersebut harus menggelindingdisepanjang jalan yang
dilaluinya. Apakah Gerak Menggelinding itu?

Gerak Menggelinding merupakan perpaduan antara gerak


rotasi dengangerak translasi. Gerak Translasi merupakan gerak dari
suatu bendadengan bentuk dan lintasan yang sama daopat berupa
gerak vertical maupun horizontal. Ketika sedang menggelinding,
benda yang memiliki energi kinetik. Yang terbagi menjadi 2 jenis
yaitu, gerak kinetik translasi dan energi kinetik Rotasi sebelumnya
Praktikan telah mengetahui padabenda yang bergerak tanslasi, maka
energi kinetiknya adalah energi kinetik translasi [2] :

EK = trans -1/2 mv2

Sedangkan, pada benda yang berotasi murni energi


kinetiknya adalahadalah energi kinetik rotasi :

EKrot-1/2 I∞2

Hukum Kekekalan Energi “energi tidak dapat dipisahkan


dan juga tidak dapat dimusnahkan”jadi perubahan bentuk suatu
energi dari bentuk yang satu kebentukyanglain tidak merubah
jumlah atau besar energi secara keseluruhan. Rumusatau Persamaan
mekanik (berhubungan dengan Hukum Kekekalan Energi) :

E=Ep+Ek +Erot
Keterangan :

Em = Energi mekanik

Ep = Energi potensial

Ek = Energi kinetik

Erot = Energi Rotasi

Jika gaya konservatif adalah satu-satunya gaya yang


melakukan usaha pada benda,maka usaha yang dilakukan oleh gaya
sama dengan pengurangan energi potensial system dan juga sama
dengan pertambahanenergi kinetik sistem benda.

Sebuah gaya disebut konservatif jika usahatotal yang


dilakukannya pada sebuah benda adalah nol Energi potensial yang
dipengaruhi oleh gravitasi merupakan energi alami yang dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah kerja industri saat ini. Energi ini
dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi mesin. Kasus ini dapat
ditinjau pada industri hiburan rollercoaster [3].

Roller coaster bekerja dengan menggunakan prinsip energi


yang sangat berkaitan danmerupakan aplikasi dari fisika. Mesin
(berupa converoy belt) digunakan untuk menjalankan roller coaster
sampai ketinggian tertentu, akan tetapi setelah itu mesin dimatikan
dan berjalan tanpa menggunakan energi dari mesin. Prinsip yang
digunakan dalam roller coaster sehingga dapat berjalanadalah
gravitasi, energy mekanik, dinamika gerak, gaya sentripetal,
dangaya gesek.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Rel udara
2. Kereta
3. Beban (25 gram, 50 gram, 75 gram, 100 gram)
4. Pewaktu
5. Sengkang
6. Penggantung beban
7. Penghalang cahaya dua jari 3 cm
8. Benang berpengait
9. Neraca
IV. HASIL DATA
Tabel 4.4.1 Perhitungan Hukum Kekekalan Energi Kinetik
M m (m+M) h t v mgh ½ Selisih
( kg ) ( kg ) ( kg ) (m) (s) ( m/s ) ( 5 gr ) (m+M) Energi
(J) v2 (%)

0,25 0,135 0,16 0,4 0,917 0,405 0,0196 0,013 0,3


0,50 0,135 0,185 0,4 1,066 0,375 0,0196 0,013 0,3
0,75 0,135 0,21 0,4 1,126 0,355 0,0196 0,013 0,3
0,100 0,135 0,235 0,4 1,204 0,332 0,0196 0,012 0,4
Rata – Rata 0,325
• Data 1
M = 0,025 kg h = 0,4 m
m = 0,135 kg v = 0,405 m/s
ℎ 0,4
m+M = 0,16 kg t = 𝑣 = 0,405 = 0,987 s

m.g.h = 0,005. 9,8. 0,4


= 0,0196 J
= ½ (0,16) (0,405)2
= 0,013 J

Selisih Energi :

𝐸𝐾−𝐸𝑃 0,013−0,0196
X 100% = X 100% = 0,3 %
𝐸𝑃 0,0196

• Data 2
M = 0,050 kg h = 0,4 m
m = 0,135 kg v = 0,375 m/s
ℎ 0,4
m+M = 0,185 kg t = 𝑣 = 0,375 = 1,066 s

m.g.h = 0,005. 9,8. 0,4


= 0,0196 J
= ½ (0,185) (0,375)2
= 0,013 J
Selisih Energi :

𝐸𝐾−𝐸𝑃 0,013−0,0196
X 100% = X 100% = 0,3 %
𝐸𝑃 0,0196

• Data 3
M = 0,075 kg h = 0,4 m
m = 0,135 kg v = 0,355 m/s
ℎ 0,4
m+M = 0,21 kg t = 𝑣 = 0,355 = 1,126 s

m.g.h = 0,005. 9,8. 0,4


= 0,0196 J
= ½ (0,21) (0,355)2
= 0,013 J

Selisih Energi :

𝐸𝐾−𝐸𝑃 0,013−0,0196
X 100% = X 100% = 0,3 %
𝐸𝑃 0,0196

• Data 4
M = 0,100 kg h = 0,4 m
m = 0,135 kg v = 0,332 m/s
ℎ 0,4
m+M = 0,235 kg t = 𝑣 = 0,332 = 1,204 s

m.g.h = 0,005. 9,8. 0,4


= 0,0196 J
= ½ (0,235) (0,332)2
= 0,012 J

Selisih Energi :

𝐸𝐾−𝐸𝑃 0,012−0,0196
X 100% = X 100% = 0,4 %
𝐸𝑃 0,0196

Rata – Rata Selisih Energi :

0,3+0,3+0,3+0,4
= = 0.325 %
4
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Modul ke-empat Hukum Kekekalan Energi
Mekanik ini praktikan melakukan percobaan untuk membuktikan
kebenaran hukum kekekalan energi mekanik dengan menggunakan
kesamaan energi potensial dan energi kinetik. Hukum kekekalan energi
mekanik menyatakan bahwa energi mekanik kepunyaan suatu benda
adalah bersifat tetap yang artinya setelah melakukan usaha, kemampuan
melakukan usaha lebih lanjut benda tersebut akan berkurang lalu energy
potensial benda tersebut juga akan berkurang sebanyak usaha yang
dikeluarkan benda tersebut.
Sebuah benda bermassa m jatuh pada ketinggian h yang posisi
semulanya diam dikarenakan tarikan gravitasi. Benda tersebut
kehilangan energi potensial dan berubah menjadi energi kinetik. Jika
energi satu terbentuk menjadi energi yang lain contohnya menjadi kalor
dan bunyi, perubahan tersebut dapat diabaikan, karena menurut hukum
kekekalan energi, hilangnya energi potensial sama artinya dengan
bertambahnya energi kinetik.
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan praktikum
menggunakan benda 0,05 kg yang digunakan untuk menarik sebuah
kereta dengan sensor cahaya yang bermassa 0,135 kg di atas sebuah rel
udara yang sudah dipasangi gerbang cahaya dengan sensor yang sudah
terhubung dengan alat pengatur waktu otomatis (time counter).
Prosedur pertama yang perlu praktikan lakukan yaitu lakukan
penimbangan agar mengetahui massa kereta, kaitkan benang berpengait
pada sengkang yang terpasang pada kereta kemudian tarik hingga
melewati katrol pada ujung rel dan gantungkan beban 5 gram pada ujung
rel, praktikan perlu memberi jarak antar gerbang cahaya agar kereta bisa
melewati gerbang cahaya ke-2 tepat sebelum beban menyentuh lantai,
atur waktu pada fungsi timing ke-2, sambil amati waktu ketika melewati
gerbang cahaya karena waktu pada saat di gerbang 1 mendekati angka
0 karena kereta dalam keadaan diam, lalu ulangi langkah ke 5 sampai 7
dengan menambahkan beban pada kereta.
Pada percobaan pertama dimulai dari beban 0,025gram, percobaan
ke-2 dari beban 0,050, percobaan ke-3 dari beban 0,075, percobaan ke-
4 dari beban 0,100, dan kemudian mendapat hasil yang sama yaitu 0,135
berlanjut ke tahap kedua pada percobaan ke-1 dimulai dari beban
0,025gram dan kemudian diperoleh hasil 0,16, pada percobaan ke-2
mulai dari beban 0,050 kemudian memperoleh hasil 0,185, percobaan
ke-3 dari beban 0,075 lalu mendapat hasil 0,21, pada percobaan ke-4
dimulai dari beban 0,100 lalu mendapatkan hasil 0,235.
Pada tahap ketiga praktikan diminta untuk mencari h pada percobaan
pertama dimulai dari beban 0,025gram, percobaan ke-2 0,050,
percobaan ke-3 0,075, percobaan ke-4 0,100 dan kemudian mendapat
hasil yang sama yaitu 0,4. Pada percobaan 1 hingga ke-4, pada tahap
keempat praktikan diminta untuk mencari t rumusnya adalah s(h)/v v
pada percobaan pertama dimulai dari beban 0,025gram kemudian
mendapat hasil 0,917, percobaan ke-2 dari beban 0,050 kemudian
diperoleh hasil 1,066, percobaan ke-3 dari beban 0,075 dan
mendapatkan hasil 1,152, percobaan ke-4 dari beban 0,100 lalu
memperoleh hasil 1,204.
Pada tahap ke-5 praktikan diminta mencari v rumus v = m/s pada
percobaan pertama dimulai dari beban 0,025gram kemudian mendapat
hasil 0,405, percobaan ke-2 dari beban 0,050 dan mendapat hasil 0,375,
percobaan ke-3 dari beban 0,075 dan mendapatkan hasil 0,341,
percobaan ke-4 dari beban 0,100 lalu diperoleh hasil 0,332,
Lanjut pada tahap ke-6 pada percobaan pertama dimulai dari beban
0,025gram, percobaan ke-2 dari beban 0,050, percobaan ke-3 dari beban
0,075, percobaan ke-4 dari beban 0,100, dan kemudian mendapat hasil
yang sama yaitu 19,6.
Berlanjut lagi ke tahap 7 pada percobaan pertama dimulai dari beban
0,025gram lalu diperoleh hasil 0,013, percobaan ke-2 dari beban 0,050
dan kemudian mendapat hasil 0,013, percobaan ke-3 dari beban0,075
kemudian mendapatkan hasil 0,012, percobaan ke-4 dari beban 0,100
dan mendapatkan hasil 0,012.
Pada tahap terakhir atau tahap 8 praktikan diminta untuk
menghitung selisih energi dan mencari rata rata. rumus menghitung
selisih energi adalah Eror = Ek – Ep/Ep x 100 Ek nya adalah 19,6. Pada
percobaan pertama dimulai dari Ep 0,013 kemudian mendapat hasil
0,9%, pada percobaan ke-2 dimulai dari Ep 0,013 dan kemudian
mendapat hasil 0,9%, pada percobaan ke-3 dimulai dari Ep 0,012 dan
mendapatkan hasil 0,9%, pada percobaan ke- 4 dimulai dari Ep 0,012
kemudian diperoleh hasil 0,9% dan kemudian berlanjut untuk mencari
rata rata dan rumusnya adalah menjumlakan selisih energi kemudian
dibagi 4 dan kemudian rata ratanya adalah 0,9%.
Ketika benda jatuh, makin berkurang ketinggiannya makin kecil
energi potensialnya, sedangkan energi kinetiknya makin besar. Saat
benda mencapai titik terendah, energi potensialnya terkecil dan energi
kinetiknya terbesar. Keberadaan hukum kekekalan energi ini tidak
semata-mata hanya rumus belaka saja, tetapi juga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tanpa Grameds sadari, teknologi-
teknologi yang ada di sekitar kita ini juga merupakan penerapan dari
hukum kekekalan energy Hukum kekekalan energi mekanik
dirumuskan dengan Hal ini memiliki arti bahwa jumlah energi mekanik
benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi yaitu tetap. Energi mekanik
didefinisikan sebagai penjumlahan antara energi kinetik dan energi
potensial.
Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan ketika
benda bergerak kembali ke posisi semula, Energi Kinetik-nya berubah
(bertambah atau berkurang), maka kemampuan melakukan usahanya
juga berubah. Dalam hal ini, kemampuan melakukan usahanya tidak
kekal. Dapat dipastikan, salah satu gaya yang bekerja pada benda
bersifat tak-konservatif. Untuk menambah pemahaman anda berkaitan
dengan gaya tak konservatif, kita umpamakan permukaan meja tidak
licin / kasar, sehingga selain gaya pegas, pada benda bekerja juga gaya
gesekan. Ketika benda bergerak akibat adanya gaya pemulih pegas, gaya
gesekan menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda
(gaya gesek berlawanan arah dengan gaya pemulih pegas). Akibat
adanya gaya gesek, ketika kembali ke posisi semula kecepatan benda
menjadi berkurang.
Karena kecepatan benda berkurang maka Energi Kinetiknya juga
berkurang. Karena Energi Kinetik benda berkurang maka kemampuan
melakukan usaha juga berkurang. Dari penjelasan di atas kita tahu
bahwa gaya pegas bersifat konservatif sehingga berkurangnya EK pasti
disebabkan oleh gaya gesekan. Kita dapat menyatakan bahwa gaya yang
berlaku demikian bersifat tak-konservatif. Perlu anda ketahui juga
bahwa selain gaya pemulih pegas dan gaya gesekan, pada benda bekerja
juga gaya berat dan gaya normal. Arah gaya berat dan gaya normal tegak
lurus arah gerakan benda, sehingga bernilai nol (ingat kembali
pembahasan mengenai usaha yang telah dimuat pada blog ini).
Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang
dilakukan oleh gaya pada sebuah benda yang melakukan gerakan
menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama
dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak- konservatif apabila usaha yang
dilakukan oleh gaya tersebut pada sebuah benda yang melakukan
gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi semula
tidak sama dengan nol. Penjelasan panjang lebar mengenai gaya
konservatif dan gaya tak konservatif di atas bertujuan untuk membantu
anda lebih memahami Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Mengenai
gaya konservatif dan gaya tak konservatif.
VI. KESIMPULAN
1. Besarnya Energi Potensial sebanding dengan Energi mekanik.
2. Apabila tidak ada gaya tak-konservatif, maka berlaku Hukum
Kekekalan Energi Mekanik.
3. Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah
total Energi Mekanik pada sebuah sistem tidak berkurang atau
bertambah.
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Palumpun, Normalia Sandy. "Menigkatkan Pemahaman dan
KemandirianBelajar Siswa Kelas X SMA N 6 YOGYAKARTA
Pada Materi HukumKekekalan Energi Mekanik"
[2] Barata, B. (2016). Penggunaan Metode Eksperimen
UntukMeningkatkanKemampuan Memahami Hukum Kekekalan
Energi Mekanik Pada Siswa Kelas II Semester I SMA Negeri 1
BendunganKabupaten Trenggalek Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal
Inspirasi Pendidikan, 6(1), 792-801.
[3] Arimi, N. I., Iswanto, B. H., & Susila, A. B. (2019). Set
PraktikumEnergi Mekanik untuk Pembelajaran Hukum Kekekalan
dan Pembelajarannya (pp. 100-104).
VIII. LAMPIRAN

Gambar 4.8.1 Hasil Pada Tabel

Gambar 4.8.2 Hasil Perhitungan Data

Anda mungkin juga menyukai