Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MOMEN INERSIA KATROL

Oleh :

Nama : Ricko Rachmadillah Sirait (032100023)

Riham Arfiyah (032100025)

kelompok :H

Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/ 2021

Tgl. Praktikum/ Tugas: 01 April 2022

Dosen Pengampu : Bangun Pribadi,Ir.,M.Eng.

JURUSAN TEKNO FISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTRO MEKANIKA
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2022
1. Tujuan Praktikum
Agar mampu menentukan momen inersia katrol menggunakan system Pesawat Atwood.
2. Dasar Teori
Sistem Pesawat Atwood terdiri atas dua massa yang digantungkan pada katrol yang
bermassa. Dengan demikian, katrol ini akan memiliki momen inersia yang menahan percepatan
benda yang melewatinya. Bentuk Hukum II Newton untuk katrol diberikan sebagai berikut:
Σ (1)
dengan Σ adalah jumlah torsi yang bekerja pada katrol, I adalah momen iner- sia katrol, dan
α adalah percepatan sudut katrol. Gaya-gaya yang bekerja pada Pesawat Atwood dapat
diuraikan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1: Pesawat Atwood dengan katrol bermassa

Jika kita tinjau benda I, dengan menggunakan Hukum II Newton, akan didapatkan bahwa
(2)

Dengan cara yang sama, akan didapatkan untuk benda II persamaan berikut:
(3)

Gambar 2: Hukum II Newton pada katrol


Untuk meninjau katrol, akan digunakan Persamaan (1). Gaya-gaya yang bekerja pada katrol
dapat dilihat pada Gambar 2. Dengan memasukkan variabel-variabel yang diketahui, akan
didapatkan
(4)

Percepatan sudut α dapat dihubungkan dengan percepatan tangensial a melalui persamaan

Dengan demikian, kita dapat menggabungkan Persamaan (2), (3), (4), dan (5) menjadi

+ ,

+ + ,

+ +

Dengan sedikit modifikasi aljabar, akan didapatkan persamaan untuk menghitung momen
inersia katrol dengan menggunakan Pesawat Atwood:

3. Alat dan Bahan


Tabel 1: Alat dan bahan untuk pengukuran momen inersia menggunakan Pesawat Atwood
No. Kode Nama Alat Jumlah

1. PMK 135 Set alat Pesawat Atwood 1

2. Gerbang cahaya AM 1
3. Sepasang beban bertali 1
4. Beban bercelah 5
5. GME 100 Timer counter AT-01 1
6. KAL 99 Kabel penghubung 1
7.Alat pengukur panjang (penggaris, jangka sorong) 1
8.Alat pengukur massa (timbangan, neraca tiga lengan) 1

4. Langkah Kerja
Persiapan Percobaan
1. Timbang massa m1 dan m2 dan catat hasilnya. Timbang juga massa beban bercelah yang
telah disediakan.
2. Timbang massa katrol dan ukur jari-jarinya.
3. Gantungkan beban bertali pada katrol, dengan masing-masing beban di si- si kiri dan kanan
katrol. Pastikan tali sejajar dengan tiang-tiang Pesawat Atwood. Jika tidak sejajar, atur
keempat sekrup di bagian bawah Pesawat Atwood.
4. Atur posisi kedua gerbang cahaya AM dan ukur jarak antara beban m2 dengan kedua
gerbang cahaya. Catat ini sebagai h1 dan h2 berturut-turut, dengan h2 − h1 adalah jarak antara
kedua gerbang cahaya.
5. Pasang beban m1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.
6. Hubungkan kedua gerbang cahaya ke timer counter AT-01 dengan menggunakan kabel
penghubung. Nyalakan timer counter dan atur fungsi pada TIMING II.
Variasi Jarak Gerbang Cahaya terhadap Momen Inersia

1. Tambahkan lima beban bercelah pada dan catat total massanya (massa beban ditambah
beban bercelah). Biarkan tanpa beban tambahan.
2. Atur jarak antara dua gerbang cahaya sepanjang 10 cm. Pastikan bahwa hanya gerbang
cahaya yang diubah posisinya (ℎ ). Gerbang cahaya 1 tetap dalam posisi semula.
3. Lepaskan beban sehingga beban turun melewati gerbang cahaya.
4. Catat waktu saat melewati kedua gerbang cahaya dengan melihat pada
timer counter.
5. Kembalikan m1 pada posisi semula (pada pemegang beban). Tekan tom- bol FUNCTION
pada timer counter untuk mengembalikan nilai waktu ke angka 0.
6. Lakukan pengulangan dalam pengambilan data sebanyak lima kali.
7. Atur kembali ℎ dengan mengatur posisi gerbang cahaya 2. Kali ini ambil jarak 15 cm dari
gerbang cahaya 1.
8. Ulangi langkah 3 - 6.
9. Atur kembali ℎ dengan menggunakan penambahan 5 cm, kemudian ulangi langkah 3 - 6.
Lakukan ini sampai jarak kedua gerbang cahaya mencapai
40 cm.
5. Data
Jarak Gerbang Cahaya 10 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 54 cm = 0,54 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m

Data Pesawat Atwood Set Jarak I untuk momen inersia

No. t a
1. 130,3 ms = 0,1303 s 0,602 m/s
2. 134,9 ms = 0,1349 s 0,562 m/s
3. 135,1 ms = 0,1351 s 0,56 m/s
4. 135,9 ms = 0,1359 s 0,553 m/s
5. 136,2 ms = 0,1362 s 0,551 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 15 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 59 cm = 0,59 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m

Data Pesawat Atwood Set Jarak II untuk momen inersia

No. t a
1. 162,0 ms = 0,1620 s 0,836 m/s
2. 158,6 ms = 0,1586 s 0,893 m/s
3. 160,1 ms = 0,1601 s 0,856 m/s
4. 146,5 ms = 0,1465 s 1,023 m/s
5. 204,7 ms = 0,2047 s 0,524 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 20 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 64 cm = 0,64 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m
Data Pesawat Atwood Set Jarak III untuk momen inersia

No. t a
1. 274,7 ms = 0,2747 s 0,495 m/s
2. 284,4 ms = 0,2844 s 0,461 m/s
3. 274,6 ms = 0,2746 s 0,413 m/s
4. 291,9 ms = 0,2919 s 0,495 m/s
5. 290,9 ms = 0,2909 s 0,441 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 25 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 69 cm = 0,69 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m

Data Pesawat Atwood Set Jarak IV untuk momen inersia

No. t a
1. 355,4 ms = 0,3554 s 0,443 m/s
2. 310,7 ms = 0,3107 s 0,58 m/s
3. 367,9 ms = 0,3679 s 0,413 m/s
4. 353,5 ms = 0,3535 s 0,448 m/s
5. 346,2 ms = 0,3462 s 0,467 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 30 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 74 cm = 0.74 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m
Data Pesawat Atwood Set Jarak V untuk momen inersia

No. t a
1. 416,9 ms = 0,4169 s 0,446 m/s
2. 381,6 ms = 0,3816 s 0,532 m/s
3. 415,6 ms = 0,4156 s 0,448 m/s
4. 374,6 ms = 0,3746 s 0,552 m/s
5. 372,1 ms = 0,3721 s 0,560 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 35 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 79 cm = 0.79 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m

Data Pesawat Atwood Set Jarak VI untuk momen inersia

No. t a
1. 455,6 ms = 0,4556 s 0,489 m/s
2. 420,2 ms = 0,4202 s 0,575 m/s
3. 426,5 ms = 0,4265 s 0,559 m/s
4. 439,9 ms = 0,4399 s 0,525 m/s
5. 422,7 ms = 0,4227 s 0,569 m/s

 Satuan diubah ke SI

Jarak Gerbang Cahaya 40 cm

= 103 gr = 0,103 kg
= 128 gr = 0,128 kg
ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 84 cm = 0.84 m
R = 6,505 cm = 0,06505 m
Data Pesawat Atwood Set Jarak VII untuk momen inersia

No. T a
1. 477,6 ms = 0,4776 s 0,562 m/s
2. 489,5 ms = 0,4895 s 0,535 m/s
3. 512,9 ms = 0,5129 s 0,487 m/s
4. 514,4 ms = 0,5144 s 0,484 m/s
5. 422,7 ms = 0,4227 s 0,569 m/s

 Satuan diubah ke SI

6. Analisi Data

1. Menghitung percepatan benda dari riap percobaan menggunakan persamaan :

2ℎ 2ℎ

dengan
ℎ : jarak beban ke gerbang cahaya 1,
ℎ : jarak beban ke gerbang cahaya 2,

∆ : waktu beban melewati kedua gerbang cahaya,


: percepatan benda.
Rumus diatas digunakan untuk menghitung percepatan pada tiap-tiap data pada gerbang
cahaya yang memiliki jarak berbeda. Analisis data dibawah ini merupakan contoh dari
perhitungan untuk mencari nilai (percepatan), tetapi hanya satu sampel data saja yang
digunakan pada tiap-tiap perbedaan jarak gerbang cahaya untuk sebagai contoh perhitungan.
 Jarak Gerbang Cahaya 10 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 54 cm = 0,54 m
t = 0,1303 s

2ℎ 2ℎ

2 . 0,54 √2 . 0,44
(
0,1303
0,1011
) *
0,1303

0,776 0,602 m/s

 Jarak Gerbang Cahaya 15 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 59 cm = 0,59 m
t = 0,162 s

2ℎ 2ℎ

2 . 0,59 √2 . 0,44
(
0,162

0,1481
) *
0,162

0,941 0,836 m/s

 Jarak Gerbang Cahaya 20 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 64 cm = 0,64 m
t = 0,2747 s

2ℎ 2ℎ

√2 . 0,64 √2 . 0,44
0,2747

0,193
) *
0,162

0,703 0,495 m/s

 Jarak Gerbang Cahaya 25 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 69 cm = 0,69 m
t = 0,3554 s
2ℎ 2ℎ

√2 . 0,69 √2 . 0,44
0,3554

0,2366
) *
0,3554

0,665 0,443 m/s

 Jarak Gerbang Cahaya 30 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 74 cm = 0.74 m
t = 0,4169 s

2ℎ 2ℎ

√2 . 0,74 √2 . 0,44
0,3554

0,2784
) *
0,4169

0,6679 0,446 m/s

 Jarak Gerbang Cahaya 35 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 79 cm = 0.79 m
t = 0,4556 s

2ℎ 2ℎ

√2 . 0,79 √2 . 0,44
0,3554

0,3188
) *
0,4556

0,6999 0,489 m/s


 Jarak Gerbang Cahaya 40 cm

ℎ = 44 cm = 0,44 m .
ℎ = 84 cm = 0.84 m
t = 0,4776 s

2ℎ 2ℎ

√2 . 0,84 √2 . 0,44
0,4776

0,3580
) *
0,4776

0,7497 0,562 m/s

2. Menghitung momen inersia katrol dari rata-rata nilai t dan nilai a pada tabel
percobaan di tiap-tiap gerbang cahaya dengan jarak yang berbeda. Rumus yang
digunakan yaitu :

: berat beban pertama yang terletak di sebelah kiri pada pesawat atwood
(103 gr = 0,103 kg)
: berat beban kedua setelah diberikan beban bercelah yang terletak di
sebalah kanan pada pesawat atwood { 103 gr + 25 gr ( 5 beban bercelah
dengan mashing masing berat 5 gr) = 128 gr = 0,128 kg}
: rata-rata nilai percepatan pada tiap-tiap jarak gerbang cahaya
: percepatan grafitasi (10 /0 )
: jari-jari katrol (6,505 cm = 0,06505 m)

 Jarak Gerbang Cahaya 10 cm

0,602 + 0,562 + 0,56 + 0,553 + 0,551


5
,1 1
0,3535 /0
2
4 5/6
0,128 3 0,103 3 4,7272 5/6
0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505

0,25 . 28,288 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0289 8 .

 Jarak Gerbang Cahaya 15 cm

0,836 + 0,893 + 0,856 + 1,023 + 0,524


5
9, 7
0,8264 /0
2

4 5/6
0,128 3 0,103 3 4,1 :9 5/6
0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505

0,25 . 12,1 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0118 8 .

 Jarak Gerbang Cahaya 20 cm

0,495 + 0,461 + 0,413 + 0,495 + 0,441


5
,742
2
0,461 /0

4 5/6
0,128 3 0,103 3 0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505
4,9: 5/6

0,25 . 21,691 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0219 8 .
 Jarak Gerbang Cahaya 25 cm

0,443 + 0,58 + 0,413 + 0,448 + 0,467


5
,72
0,4702 /0
2

4 5/6
0,128 3 0,103 3 0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505
4,9;4 5/6

0,25 . 21,267 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0215 8 .

 Jarak Gerbang Cahaya 30 cm

0,446 + 0,532 + 0,448 + 0,552 + 0,560


5
,271
2
0,576 /0

4 5/6
0,128 3 0,103 3 4,24;: 5/6
0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505

0,25 . 19,7 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0198 8

 Jarak Gerbang Cahaya 35 cm

0,489 + 0,575 + 0,559 + 0,525 + 0,569


5
,; ;
0,5434 /0
2

4 5/6
0,128 3 0,103 3 0,06505 0,128 3 + 0,103 3 0,06505
4,2979 5/6
0,25 . 18,402 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0184 8

 Jarak Gerbang Cahaya 40 cm

0,562 + 0,535 + 0,487 + 0,484 + 0,569


5
,:7;
0,5274 /0
2

4 5/6
0,128 3 0,103 3 0,006505 0,128 3 + 0,103 3 0,006505
4,2 ;9 5/6

0,25 . 18,196 . 0,00423 0,231 . 0,00423

0,0182 8

Gerbang Cahaya Momen Inersia Katrol Percepatan Rata- Momen Inersia Katrol
dengan Beban (8 rata (m/s) Tanpa Beban
)
10 cm 0,0289 0,3535
15 cm 0,0118 0,8264
20 cm 0,0219 0,461 0,000112
25 cm 0,0215 0,4702
30 cm 0,0198 0,576
35 cm 0,0184 0,5434
40 cm 0,0182 0,5274

*** Teks dengan highlight berwarna hijau (Jarag Gerbang Cahaya 15 cm) mengalmi
kesalahan dalam pengambilan data. Dikarenakan lonjakan nilai percepatanna dibandingkan
dengan lainnya terlalu tinggi dan momen inersianya terlalu rendah.

7. Pembahasan

Momen Inersia merupakan kelembaman untuk gerak rotasi (pergerakan yang sifatnya
mutar dari poros).Berikut merupakan hasil perhitungan momen inersia sebelum diberikan
beban yang digukan sebagai perbandingan
< =>?@ A< =>?@ × < =>?@

< =>?@ 0,02649 × 0,06505 0,000112


Dengan membandingkan pada katrol sebelum diberikan beban dan sesudah diberikan
beban dengan jarak antara gerbang cahaya yang berbeda-beda, maka massa benda dan jarak
antara gerbang cahaya berperngaruh terhadap momen inersia katrol. Semakin berat massa
maka semakin besar pula momen inersia pada katrol. Variabel lain yang mempengaruhi
besarnya momen inersia yang dihasilkan yaitu jarak gerbang cahaya yang akan mempengaruhi
percepatan benda. Percepatan benda tersebut mempengaruhi momen inersia pada katrol yang
telah diberikan beban tambahan.

8. Kesimpulan
Dari penyajian data dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
dari momen inersia bergantung pada jarak antara gerbang cahaya dan berat dari massa yang
ditambahkan dengan beban bercelah. Jarak antar gerbang ini akan berpengaruh pada hasil
percepatan (a). Percepatan ini beririsan dengan gerak jatuh bebas, semakin tinggi benda akan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga memiliki percepatan yang besar. Kemudian ,
percepatan ini akan berbanding terbalik dengan momen inersia yang dihasilkan. Semakin tinggi
percepatnnya maka momen inersianya semakin rendah. Kemudian semakin besar percepatan
benda ,maka momen inersia katrol semakin kecil karena rotasi yang dihasilkan semakin
kencang.

Anda mungkin juga menyukai