Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN MEKANIK

Disusun oleh :

Nama : Jonatan Manalu

NIM : 032100011

Prodi : Elektro Mekanika 2021

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu: Yadi Yunus, M. Eng.

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTRO MEKANIKA
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Alat ukur mekanik merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh ukuran suatu benda
dan digunakan secara mekanik. Misalnya mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar,
dan diameter dalam suatu benda.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami berbagai macam-macam alat ukur mekanik dan
cara penggunaannya.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam alat ukur mekanik dan cara
penggunaannya sesuai peruntukannya.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran dimensi geometri benda-benda kerja
mekanik baik secara kasar maupun presisi.

III. MANFAAT
Manfaat dilakukannya praktikum ini, yaitu :
1. Dapat mengetahui dan memahami macam-macam alat ukur mekanik dan
penggunaannya.
2. Dapat membaca hasil dan mengetahui cara kerja dari alat ukur tersebut dan
peruntukannya.
3. Dapat mengetahui ketelitian dari masing-masing alat ukur dan mengetahui
pelaksanaan pengukuran dimensi dari benda-benda kerja yang ditinjau.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

I. ALAT DAN BAHAN


1. Vernier Caliper/jangka sorong/sketmatch
2. Micrometer
3. Jam meter/Dial Gauge
4. Benda-benda sampel

II. DASAR TEORI

Alat ukur mekanik ada bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan ketelitiannya:

Gambar 1. Macam-macam alat ukur mekanik

Pada perancangan maupun pembuatan/konstruksi serta perbaikan alat/benda kerja mekanik


memerlukan pengukuran yang presisi dan teliti, sehingga diperlukan adanya pemahaman
yang benar tentang cara dalam melaksanakan pengukuran dengan menggunakan alat-alat
ukur khusus seperti Mistar Baja, Vernier caliper (Jangka sorong), micrometer, dial gauge, filler
gauge dan lain-lain. Untuk menuju ka sana maka akan dijelaskankan tentang alat-alat ukur
mekanik tersebut.
Vernier Caliper/Jangka sorong/ Sketmatch
Alat ukur ini bisa digunakan untuk
Sakala utama (inci)
mengukur diameter luar, diameter dalam,
ketebalan dan kedalaman suatu lubang.
Bagian-bagian dari Jangka sorong seperti
tampilan Gambar 1. Sakala utama (cm)

Alat ukur ini memiliki dua skala, yakni skala Gambar 1. Vernier Caliper dan bagiannya
utama dan skala bantu/vernier/nonius.
Kedua skala tersebut digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan
dua tanda.
Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm, sedangkan skala nonius jarak
antar garis adalah 0,9 mm, karena itu jarak garis pada skala utama 0,1mm lebih besar dari
pada jarak garis skala nonius/vernier.

Gambar 2. Skala utama dan skala bantu/vernier

Cara melakukan pengkuran dengan Vernier Caliper/Jangka sorong :

1. Awal persiapan, kendurkan skrup pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser
bekerja dengan baik. Hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus
menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol settinglah lebih dahulu.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan
permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa
sebabkan kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan
pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.

Membaca Hasil Pengukuran

a. Perhatikan angka nol skala vernier, dimanakah penunjukkan posisinya terhadap


skala utama bisa berhimpit dengan garis pada skala utama tetapi bisa juga
tidak. Jika tidak, ambil nilai skala utama yang terdekat ada di sebelah kirinya.
Pada tahap ini hitunglah, baru mendapatkan ketelitian sampai 0,1 mm
b. Lihat Skala vernier, carilah angka pada skala vernier yang berhimpit dengan
garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,01 mm
c. Kemudian jumlahkan pembacaan di a dan di b
d. Sebagai cotoh perhatikan Gambar 3 adalah hasil pengukuran panjang suatu
dimensi yang cara membacanya adalah seperti berikut :
Lingkaran Biru : 5, 3 “sekian” mm, yang sekian
itu akan kita dapatkan di lingkaran “merah”
Gambar 3 Skala vernier untuk
Lingkaran Merah : 5 artinya = 0,05 mm membaca skala utama

Jadi hasilnya = 5,3 + 0,05 = 5,35 mm

Tatacara pengukuran dan Pemeliharaan Vernier caliper


1. Sebelum diukur benda kerja dan vernier caliper dibersihkan terlebih dahulu.
2. Sebelum digunakan pastikan skala vernier caliper dapat bergeser dengan bebas, angka 0
pada kedua skala bertemu dengan tepat.
3. Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala utama.
Pengukuran ujung gigi pengukur, menghasilkan pembacaan yang kurang akurat.
4. Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat.
5. Untuk mencegah karat vernier cliper dilap dengan kain yang sedikit dibasahi oli.

Gambar 5. Tatacara pengukuran diameter luar, diameter dalam dan kedalaman

Micrometer
Micrometer terdiri out side dan inside micrometer, pada bidang mekanik alat ukur ini
terbilang seebgai alat ukur yang memiliki presisi tinggi. Dengan alat ukur ini dapat dilakukan
pengukuran diameter luar, diameter dalam dan ketebalan dari suatu komponen mekanik.
Alat ini lebih telitti daripada vernier caliper, ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm bahkan ada
yang sampai 0,001 mm

Out side micrometer


Alat ukur Outside micrometer bentuknya seperti terlihar pada Gambar 7. Mirip dengan Jangka
sorong/vernier caliper, yang memiliki skala utama dan skala nonius.

Skala utama

Skala nonius

Gambar 6.Out side micrometer dan bagian-bagiannya

Pemeriksaan dan kalibrasi micrometer

(a) (b)
Gambar 7. Kondisi micrometer (a) skala masih baik/bisa diterima
(b) skala sudah bergeser dan perlu di setting ulang
Sebelum dipakai , micrometer sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu. Bersihkan permukaan
anvil dan spindel dengan kain yang bersih. Kemudian putar rechet stoper sampai anvil dan
spindel bersentuhan. Putarlah stoper 2 atau 3 kali sampai diperoleh penekanan yang cukup.
Kuncilah spindel pada posisi ini lock nut. Micrometer yang baik jika angka nol pada skala
nonius lurus dengan garis memanjang pada skala utama dan di angka nol skala utama seperti
Gambar 7 (a).

Menyetel titik nol


Jika kesalahan 0,02 mm atau kurang
Kuncilah spindel dengan skrup penguncinya, kemudian dengan memakai penyetel outer
sleeve diputar sampai tanda “0” pada thimble lurus dengan garis memanjang pada skala
utama seperti Gambar 7(a). Lakukan seperti Gambar 8.

Gambar 8. Penyetelan kembali Micrometer jika kesalahan kurang dari 0,02 mm

Setelah penyetelan selesai, periksalah kembali tanda “0”.

Jika kesalahan melebihi 0,02 mm


Kuncilah spindel dengan skrup penguncinya, kendorkanlah stoper. Sampai thrimbel bebas.
Luruskan tanda “0” thrimble dengan garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali rachet
stoper. Setelah penyetelan selesai, periksa kembali titik “0” untuk meyakinkan bahwa
micrometer telah dikalibrasi dengan benar.
Gambar 9. Penyetelan kembali Micrometer jika kesalahan lebih dari 0,02 mm

Membaca hasil pengukuran

Gambar 10. Cara membaca hasil ukur dengan micrometer

Jarak antar strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis
pada outer sleeve adalah 0,50 mm. Sedangkan nilai satu strip pada skala nonius adalah 0,01
mm. Nilai hasil ukur adalah jumlah pembacaan ke tiga skala tersebut.
Contoh A : Contoh B :
Pembacaan skala utama garis : 5.00 Pembacaan skala utama garis : 7.00
Pembacaan skala di bawah garis : 0.00 Pembacaan skala di bawah garis : 0.50
Pembacaan skala nonius + 0.20 Pembacaan skala thrimble + 0.15
Pembacaan akhir = 5.20 Pembacaan akhir = 7.65
Hal yang perlu diperhatikan
1. Sebelum dipakai periksa titik “0” jika perlu dilakukan kalibrasi
2. Sebelum mengukur benda kerja dibersihkan dengan kain bersih
3. Jepitlah micrometer dengan frame, putarlah thimble ke arah benda yang diukur dan
putarlah rachet stoper sampai menyentuh spindle. Putarlah kembali stoper 2 sampai 3
kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca.
4. Ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahan sekecil mungkin.

INSIDE MICROMETER
Inside micrometer nampak seperti outside micrometer tanpa kerangka. Tingkat pengukuran
inside micrometer adalah 25 mm, dan prinsip pengukurannya sama dengan outside
micrometer. Bentuknya seperti ditampilkan Gambar 11.
Grip

Gambar 11. Small and Large Inside Micrometer

Peringatan penting
Penggunaan inside micrometer lebih sulit dibanding dengan out side micrometer. Sebagai
contoh untuk mengukur diameter silinder, peganglah grip pada inside micrometer dan
sentuhkan anvilnya pada satu sisi. Putarkan thimblenya perlahan-lahan sampai anvil
menyentuh sisi yang lain. Posisi micrometer harus benar, gerakan micrometer secara vertikal
seperti Gambar 12 A, sampai didapat pembacaan yang paling kecil. Kemudian gerakan secara
horisontal seperti Gambar 12 B sampai didapat pembacaan yang paling besar. Gambarkan
garis imajinasi yang melewati garis sumbu horisontal pada Gambar 12 A. Kemudian
gambarkan garis imajinasi vertikal melalui garis sumbu pada point B (Gambar 12 B). Letakkan
spindel pada point garis yang saling memotong dan ukurlah bagian dalam diameter.

(A) (B)
Gambar 12. Pengukuran in side diameter

DIAL GAUGE
Dial Guge/ Dial indicator adalah alat ukur mekanik yang berfungsi untuk mengukur
penyimpangan-penyimpangan pada suatu bidang datar, bulat, ataupun melengkung. Dial
indicator memiliki ketelitian hingga 1/1000 mm. Hal ini bertujuan agar penyimpangan dapat
terbaca secara presisi. Oleh karena itu alat ini tepat digunakan dalam bidang
mekanik/otomotif sebagai alat ukur ketika kita sedang melakukan pembuatan, perawatan
maupun perbaikan komponen mekanik/kendaraan.

Berikut merupakan beberapa fungsi dial indicator:


1. Untuk mengukur kerataan suatu permukaan
2. Untuk mengukur kemiringan suatu permukaan
3. Untuk mengukur kelonjongan suatu poros
4. Untuk mengukur run out suatu permukaan
5. Untuk mengukur kedalam alur
Gambar 13. Dial gauge/indicator kerataan permukaan

Pada dial indicator terdapat mekanisme khusus yang dapat memperbesar gerakan yang kecil.
Ketika spindel bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan ini diperbesar oleh
mekanisme pembesar pada dial gauge dan selanjutnya ditunjukkan oleh mekanisme jarum
penunjuk. Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial. Klasifikasi
menunjukkan skala terkecil, dan tingkat/range pengukur menunjukkan pembacaan
maksimum, skala dan outer ring dapat diputar ke skala “0” agar lurus dengan jarum penunjuk.
Pada dial juga terdapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini menunjukkan
berapa kali penunjuk telah berputar. Dalam penggunaannya dial gauge selalu ditopang oleh
dengan magnetic stand. Dial gauge juga ada dalam bentuk caliper gauge dan inside dial gauge.

Persiapan dalam penggunaan Dial Gauge


1. Posisi spindel dial gauge harus tegak lurus dengan bidang yang akan diukur/diperiksa.
2. Garis imajinasi dari mata pengukur ke pointer dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika membaca pengukuran.
3. Dial gauge harus dipasang dengan teliti dan rigid pada sporting tail/magnetic stand.
4. Putarlah outer ring dan setel pada titik nol. Gerakan spindel ke atas dan ke bawah. Periksa
bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila spindel tidak dipegang.
5. Pada dial gauge terdapat mekanisme seperti jam, usahakan agar jangan sampai terjatuh
atau terkena benturan.
6. Jangan memberikan oli atau gemuk di antara spindel dan tangkainya. Jika gerakan spindel
kurang lancar, selupkan ke dalam bensin, lalu digerakkan agar kotorannya keluar.
Gambar 14. Posisi Spindel Dial indicator terhadap benda yang diukur

Cara melakukan Pengukuran

A. Pengukuran kerataan permukaan, Dalam proses pengukuran kerataan permukaan


menggunakan dial indicator maka posisikan dial indicator pada penyangga. Letakkan
benda yang akan diukur pada meja yang rata atau permukaan yang rata. Kalibrasi dial
indicator. Kemudian geserkan benda yang diukur kearah memanjang, melintang, dan
diagonal. Perhatikan penyimpangan jarum yang terjadi. Perkatikan pemapanan Dial
indicator terhadap benda kerja yang diukur kerataannya di Gambar 15.

Gambar 15. Pengukuran Kerataan benda

B. Pengukuran run out/kebengkokan poros.


1. Letakkan V-blok di atas plat dasar/meja datar, dan letakkan poros di atas V-blok,
seperti diperlihatkan pada Gambar 15.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros, aturlah tinggi dial gauge lock
sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan atas dari poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan
paling kecil, kemudian putarlah outer ring sampai penunjukan “0”.
4. Putarlah poros perlahan-lahan, bacalah jumlah strip gerakan pointer.

(b)
(b)
(a)

(+)+(-)
Gambar 16 (a) Pemasangan Dial indicator pada benda yang diukur kebengkokan,
(b) Hasil Pembacaan Dial indicator
Keterangan :
 ( + ) merupakan hasil jarum panjang putaran dial gauge tertinggi ke kiri
 ( - ) merupakan hasil putaran jarum panjang dial gauge tertinggi ke kanan
Misal :
Hasil pengukuran menggunakan Dial Indikator ke kiri adalah 0,10 mm. Sedangkan yang ke
kanan adalah 0,10 mm. Maka pengukuran Run Out didapatkan hasil 0,10 mm + 0,10 mm =
0,20 mm.
Untuk pemeriksaan Runout/ke olengan benda putar seperti flywheel/rem cakram
pemsangan alatnya seperti Gambar 17.

Gambar 17. Pemsangan dial gauge untuk pengukuran run-out/keolengan roda

III. LANGKAH KERJA


LANGKAH PRAKTIKUM PENGUKURAN MEKANIK
1. Lakukan pengukuran terhadap benda kerja yang tersedia dengan mengunakan Vernier
Caliper dan Micrometer dan Dial Gauge.
2. Besaran yang diukur antara lain ouside diameter, inside diameter, panjang poros,
ketebalan, kedalaman lubang, kerataan benda kerja, run out poros.
3. Bandingkan hasil pengukuran antara dengan Vernier Caliper dan Micrometer.
4. Tentukan tingkat kehalusan benda kerja.
5. Buat Kesimpulan dari praktek pengukuran mekanik tersebut.
BAB III

DATA DAN ANALISIS

I. DATA PRAKTIKUM
Data-data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Pengukuran dengan Vernier Caliper dan Micrometer


Besaran Vernier Caliper (mm) Micrometer (mm) Ketelitian
Diameter rotor 74,4 0,1 mm
Panjang rotor 74,4 0,1 mm
Diameter poros 18,5 0,1 mm
Diameter Bearing 47,2 0,1 mm
Kedalaman lubang spi 3,95 0,01 mm
Lebar lubang spi 6,1 0,1 mm
Panjang lubang spi 36,8 0,1 mm
Tinggi sirip pendingin 13,4 0,1 mm
motor
Tebal sirip pendingin 6,1 0,1 mm
motor
Panjang Transformator 114,2 0,1 mm
Lebar Transformator 62,6 0,1 mm
Tinggi Transformator 95,5 0,1 mm
Tebal plat Transformator 0,45 0,01 mm
Tebal roda gigi Coil 15,2 0,1 mm
winder
Diameter roda gigi Coil 74,6 0,1 mm
winder
Diameter poros Coil 10,7 0,1 mm
winder
Tebal gigi roda gigi Coil 2,3 0,1 mm
winder
Tinggi gigi roda gigi Coil 3,3 0,1 mm
winder

Pengukuran dengan Dial Gauge pada Mesin Bubut (Lathe machine)


Besaran Dial Gauge (mm) Keterangan
Kerataan bed ways Sempurna
Runing-out Spindle Sempurna
Kerataan Kepala Sempurna
Kemiringan/Centering benda 0,05 Tidak Center
kerja
BAB III
PENUTUP

I. PEMBAHASAN
Percobaan menggunakan alat ukur mekanik yaitu vernier caliper, micrometer, dan dial gauge.
Dilakukan pengukuran pada beberapa sampel yaitu rotor, bearing, pendingin motor,
transformator, coil winder, dan kumparan motor. Percobaan pertama dilakukan terhadap
rotor dengan mengukur diameter rotor, panjang rotor, diameter poros, diameter bearing,
lebar lubang spi, dan panjang lubang spi menggunakan vernier caliper. Sedangkan kedalaman
lubang spi diukur menggunakan micrometer. Percobaan kedua dilakukan terhadap pendingin
motor dengan mengukur tinggi sirip pendingin motor dan tebal sirip pendingin motor denga
menggunakan vernier caliper. Kemudian percobaan selanjutnya yaitu transformator dengan
mengukur panjang, lebar, dan tinggi transformator menggunakan vernier caliper. Sedangkan
tebal plat transformator diukur menggunakan micrometer.Percobaan keempat dilakukan
terhadap coil winder dengan mengukur tebal roda gigi coil winder, diameter roda gigi coil
winder, diameter poros coil winder, tebal gigi roda gigi coil winder, tinggi gigi roda gigi coil
winder .Alat tersebut menggunakan vernier caliper. Dan dilakukan pengukuran diameter
kumparan motor menggunakan micrometer. Hasil pengukuran diperoleh dari pembacaan
skala utama yang kemudian ditambah dengan nilai skala nonius. Skala tersebut dikali dengan
ketelitian masing masing alat ukur. Faktor yang mempengaruhi ketelitian pembacaan skala
ukur yaitu dari ketelitian alat ukur itu sendiri, tapi juga faktor praktikan yang mengoperasikan
alat ukur tersebut, misalnya cara pengukuran yang salah, pembacaan skala yang kurang teliti,
dan juga posisi pembacaan skala yang kurang tepat.
II. KESIMPULAN
Alat ukur mekanik yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu vernier caliper, micrometer,
dan dial gauge. Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, dan kedalaman suatu benda dengan tingkat ketelitian 0,1 mm. Micrometer dibagi
menjadi tiga jenis berdasarkan kegunaannya yaitu outside micrometer untuk mengukur
diameter luar, inside micrometer untuk mengukur diameter dalam, dan depth micrometer
untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. Dial gauge
digunakan untuk mengukur penyimpangan-penyimpangan pada suatu bidang datar, bulat,
ataupun melengkun
III. SARAN
Sebaiknya dilakukan pengecekan dan pengkalibrasian terhadap alat yang akan digunakan,
.Maka dengan hal itu diperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat dan presisi.Sebaiknya,
dilakukan pengecekan berulang agar hasil yang didapat sesuai dengan fakta dilapangan.
Perbedaan penggunaan alat ukur mekanik sangat mempengaruhi tingkat ketelitian
pengukuran suatu benda. Oleh karena itu, perlu kehati-haian dalam melihat perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Chusni, Muhammad Minan. 2019. Pengenalan Alat Ukur. Bandung. Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Adi, Johan Faisal. 2019. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Alat Ukur Mekanik untuk Kelas X
SMK. Semarang. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai