Anda di halaman 1dari 12

ALAT UKUR MEKANIK

1. MISTAR BAJA
Mistar baja digunakan untuk pengukuran dimensi panjang, lebar dan tebal ketelitian
 0,5 mm

Gambar1. Mistar baja


Mistar baja digunakan untuk pengukuran dimensi panjang, lebar dan tebal suatu
benda dengan ketelitian  0,5 mm.

Gambar1. Mistar baja

Cara menggunakan mistar baja :


 Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan / balok landas.
 Letakan mistar baja di atas benda ukur, letakan titik nol atau ujung mistar
bertumpu pada balok landas.
 Baca dimensi / ukuran panjang benda ukur.

Contoh lain tentang penggunaan mistar baja :

Cara mengukur garis


tengah lubang

Cara mengukur lebar alur

Cara mengukur ketebalan bahan


Mistar baja fungsinya selain untuk mengukur dapat pula digunakan untuk
memeriksa permukaan material / benda kerja seperti pada contoh gambar
berikut ini.

Memeriksa kerataan bidang datar Memeriksa kerataan benda


bulat

Memeriksa kerataan
permukaan benda bulat

Gambar 54. Cara menggunakan mistar baja

2. MISTAR SORONG
Mistar sorong adalah salah satu alat ukur yang banyak dipakai di bengkel. Dapat
digunakan untuk mengukur bagaian luar, dalam dan kedalaman dalam satuan mm
atau inch, dengan ketelitain sampai 0,01 mm.

Gambar 2. Mistar sorong


Cara menggunakan mistar sorong :
Ada dua macam skala ukur pada mistar sorong, yaitu skala utama yang letaknya pada
batang dan skala nonius pada peluncur.
Mistar sorong dengan ketelitian 0,1 mm berarti 1 bagian skala noniusnya = 0,1 mm.
Bila yang mempunyai ketelitian lebih halus, misalnya ketelitian 0,02 mm, maka 1
bagian skala noniusnya = 0,02 mm.

Cara mengukur dengan menggunakan mistar sorong adalah sebagai berikut :

 Letakan benda ukur pada posisi


stabil
 Bila mengukur dimensi panjang
luar benda ukur pastikan rahang
ukur merapat terhadap bidang ukur
dengan baik

 Baca skala utamanya, artinya titik


nol skala nonius terletak / segaris
atau lewat angka berapa pada skala
utama, kemudian ditambah dengan
garis skala nonius yang yang
terlihat segaris dengan skala utama
dikalikan 0,1 mm.
Gambar 55. Cara mengukur

Prinsip Pengukuran adalah sebagai berikut :


Jika skala vernier digerakkan kekanan sampai angka 1 lurus dengan garis pada “skala
utama”seperti gambar di bawah, hasilnya terdapat celah 0,1 mm.
Jika skala vernier digerakkan kekanan sampai angka 5 lurus dengan garis pada “skala
utama” seperti gambar di bawah, hasilnya terdapat celah 0,5 mm.

Cara Membaca Hasil Pengukuran :


Seperti gambar di bawah, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka “0”
vernier, yaitu 25 mm sedangkan angka dibelakang koma diambil dari titik dimana
kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah
25,7 mm

Gambar. Cara pembacaan hasil pengukuran dengan mistar sorong


3. MIKROMETER
Micrometer adalah alat ukur presisi, yang dapat digunakan untuk mengukur panjang,
tebal, diameter luar maupun diameter dalam suatu benda.
Micrometer dibagi menjadi dua macam :
1. Outside micrometer : Mengukur diameter luar, panjang suatu benda.
2. Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari
50 strip (0,5 mm).

Gambar. Outside Micrometer

Gambar. Inside Micrometer

Cara menggunakan micrometer :


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan micrometer adalah :
a. Permukaan benda ukur dan mulut ukur harus dibersihkan lebih dahulu dari
kotoran yang mengganjal.
b. Sebelum dipakai kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa.
c. Masukan benda ukur ke mulut ukur dengan perlahan - lahan. Perhatikan cara
pemegangannya pada gambar.
d. Pada saat mengukur penekanannya jangan terlalu keras , karena dapat
menyebabkan kesalahan ukur akibat adanya deformasi dari benda ukur/ dari
alat ukurnya.

Cara membaca micrometer (metris) adalah sebagai berikut. Tiap garis diatas garis
indeks pada sleeve melambangkan 1 mm. Tiap garis di bawah garis indeks
melambangkan pembagian tiap 0,5 mm. Pada thimble terdapat 50 garis dan setiap
garis melambangkan 0,01 mm. Sebagai contoh pada gambar berikut, pembacaan
ukuran adalah 8,90 mm.

Dapat pula dijelaskan secara lebih


jelas cara membaca hasil pengukuran
pada micrometer sebagai berikur :
Jarak strip di atas garis pada
outer sleeve adalah 1 mm, dan
jarak strip di bawah garis adalah
0,5 mm. Dan nilai 1 strip
pada thimble adalah 0,01 mm.
Nilai hasil ukur ialah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut.
Contoh :
Pembacaan skala di atas garis : 7,00 mm 5,00 mm
Pembacaan skala di bawah garis : 0,50 mm 0,00 mm
Pembacaan skala thimble : 0,15 mm + 0,20 mm +
Hasil ukur : 7,65 mm 5,20 mm
Contoh lain :

 Skala pada outer sleeve atas menunjuk pada angka “ 55 mm )


 Skala pada outer sleeve bawah menunjuk pada angka 0,50 dari angka 55 (bagian
atas)
 Skala pada Thimble menunjuk pada angka 45
 Jadi total nilainya adalah : 55 mm + 0,50 + 0,45 = 55,95 mm

4. CYLINDER BORE GAUGE


Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter sebuah silinder, dengan
ketelitian 0,01 mm.
Cara menggunakan cylinder bore gauge :
a. Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer
 Ukur diameter silinder dengan vernier caliper.
 Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.
Contoh :
 Bila hasil pengukuran : 52,30 mm, pilihlah sebagai berikut :
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
 Bila hasil pengukuran : 52,70 mm, pilihlah sebagai berikut :
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3 mm

b. Metoda Pengukuran
- Ukur diameter silinder dengan vernier
caliper. Pilihlah replacement rod dan
washer yang sesuai, dan pasangkan
pada silinder gauge. Bila hasil pengu-
kuran diameter adalah 91,00 mm,
gunakan replacement rod 90 mm dan
replacement washer 1 mm.
- Set micrometer pada 91 mm (seperti
hasil ukur di atas), masukkan replace-
ment rod dan measuring point kedalam
micrometer, dan dial gauge diset ke “0”.
- Masukkan cylinder gauge pada posisi
diagonal ke dalam silinder, gerakkan
cylinder gauge sampai diperoleh hasil
pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan
adalah 0,08 mm sebelum “0”, berarti
diameter silinder adalah 0,08 mm lebih
besar dari 91 mm. Karena itu diameter
silinder adalah 91,08mm (91,00+0,08 mm).

5. DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR)

Uraian: Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out poros,
dan backlash roda gigi. Dengan ketelitian : 0,01 mm. Apabila jarum
panjang membuat satu putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek
bergerak 1 strip (1 mm).
Cara menggunakan dial indikator :
Pada jarum ukur pada balok luncur letakan benda periksaan diatas meja perat berserta
jarum ukurt tersebut.
Poros peraba jam ukur ditumpangkan dipermukaan benda periksaan lalu ditekan ke
bawah sampai jarum besar jam ukur berputar 1 kali putaran, kemudian setel
piringan jam ukur dengan memutarnya sampai posisi jarum menunjuk angka 0 (nol).
Geser jam ukur sepanjang bidang/permukaan benda periksaan
Jika saat jam ukur digser jarum jam ikut bergerak melewati titik nol berarti
permukaan bidang tersebut belum sejajar dengan bidang bawahnya.

Gambar 81. Cara menggunakan jam ukur

Cara Metoda Pengukuran


Posisi spindle dial harus tegak lurus terhadap permukaan yang diperiksa.
Contoh pengukuran dengan dial indicator pada bidang otomotif, yaitu digunakan
untuk mengukur run out (perhatikan gambar).

Caranya adalah sebagai berikut :


 Bersihkan benda yang akan diukur.
 Letakkan V-block pada tempat yang rata dan letakkan poros (camshaft) di atas
V-
block.
 Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan poros dan pastikan spindle tegak
lurus dengan poros.
 Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah jumlah gerakan pointer.

6. FILLER GAUGE
Filler Gauge adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk memeriksa jarak-
jarak yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Karena daerah
antara permukaan ini sangat sempit maka diperlukan alat ukur tak berskala yang
dapat digunakan untuk menentukan ukuran tersebut. Alat ini dipakai secara luas
dalam bidang pemesinan, fitting dan otomotif. Contoh penggunaannya adalah untuk
menyetel pisau mesin frais atau memeriksa kelonggaran katup pada mesin.
Filler gauge dibuat dari baja yang lentur dan berkualitas tinggi. Tiap set terdiri
dari 10 buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan pena yang berfungsi
sebagai gantungan pada saat kaliper itu digunakan. Sebuah filler gauge yang berisi
10 kaliper masing – masing kalipernya mempunyai ukuran yang tertera pada tiap-
tiap kaliper, dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30; 0,40; 0,50; 0,60; 0,70;
dan 0,80 milimeter. Ada juga filler gauge dengan ukuran dalam inch. Ukuran terkecil
dari filler gauge adalah sekaligus menunjukkan tingkat ketelitian yang dapat dicapai
dari alat ukur tersebut. Sehingga filler gauge dengan ukuran kaliper terkecil 0,05 mm
akan mempunyai ketelitian 0,05 mm. Kaliper-kaliper ini mempunyai panjang tiap
kaliper kira-kira 100 mm dengan bentuk ujung yang bulat atau ada juga yang tirus
pada sisi lebarnya.

Cara menggunakan filler gauge :


Pengukuran celah dilakukan dengan memasukkan salah satu kaliper yang sesuai
dengan celah yang di ukur. Jangan coba untuk memaksakan kaliper yang tidak sesuai
atau terlalu sesak karena bias menyebabkan kaliper bengkok dan mungkin akan
terjadi perubahan bentuk yang tetap. Apabila kaliper terlalu tebal bisa dipilih kaliper
lain dengan ukuran di bawahnya. Ketelitian pengukuran dapat diperoleh dengan
menggabungkan beberapa kaliper. Apabila sebuah kaliper dapat masuk dengan
longgar, coba ditambahkan dengan kaliper yang dengan ukuran terkecil. Kaliper-
kaliper tersebut dapat ditambahkan sehingga didapatkan ukuran yang pas. Sehingga
ukuran celah adalah jumlah dari ukuran kaliper yang dapat masuk dengan pas
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai