Anda di halaman 1dari 63

Sistem Pengukuran

Pengukuran (measurement)
• Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif).

• Mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan


obyektif pada sifat‐sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang
diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
obyek atau kejadian yang diukur.
• Instrumentasi (Instrumentation)
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan
perencanaan, pembuatan dan penggunaan atau alat ukur besaran fisika
atau sistem instrument untuk keperluan diteksi, penelitian, pengukuran,
pengaturan serta pengolahan data.

• Metrologi (Metrology)
Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan kegiatan
pengukuran.
Satuan dan Konversi
Besaran Pokok dan Satuannya
Satuan
Besaran Turunan dan Satuannya
Soal!
1. 125 cm = mm
2. 325 mm = cm
3. 30000 cm = m
4. 45 mm = cm
5. 0,30 cm = m
Alat Ukur Mekanik
Pengertian
Alat ukur mekanik adalah alat yang di gunakan untuk membantu
pengukuran dalam hal besaran, panjang, luas dan sebagainya. Alat
ukur mekanik banyak sekali macamnya baik pengukuran langsung
maupun tidak langsung.
Macam Macam Alat
Ukur Mekanik
Mistar Baja
Alat yang berfungsi untuk mengukur lebar, tebal , kerataan, suatu benda kerja.
Mistar baja terbuat dari baja yang range pengukurannya mulai dari 30 cm-150
cm. Cara menggunakan mistar baja yaitu cukup dengan meletakkan atau
menempelkan mistar baja ke benda yang akan diukur, kemudian lihat ukuran
yang nampak pada skala pengukuran mistar baja.
Meteran
Fungsi hampir sama seperti mistar baja. Namun dalam penggunaan biasanya
berbeda karena meteran lebih lentur dari penggaris baja sehingga bisa
menyesuaikan bentuk benda kerja yang diukur. Meteran gulung tersedia
dalam ukuran 5m, 10m, 15m, 30m, sampai 50 m yang tertera pada pita ukur.

Cara penggunaan sama seperti mistar baja. Pengukuran dimulai dari jarak nol,
posisi nol pada pita ukur pada titik awal objek yang ingin diukur, sedangkan
ujung pita ukur pada titik akhir benda yang akan diukur.
Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman,
maupun „diameter dalam‟ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang
sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca
dengan cara yang sama.
Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari
a. skala baca yang tercetak pada badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-
angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka
sorong;

b. Dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk
mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang
atas) untuk mengukur „diameter dalam‟ (contohnya mengukur diameter
dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat digerakkan untuk
pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang rahang tersebut dapat
dibaca dengan cara yang sama

c. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur
dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka
sorong tersebut saling bergerak bersamaan,

Ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang sama.


Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian Bagian
Jangka Sorong
Rahang Dalam

Rahang dalam terdiri dari


rahang geser dan rahang
tetap. Fungsinya
untuk mengukur bagian
dalam, seperti diameter
lubang atau celah.
Rahang luar

Rahang luar terdiri dari dua


rahang juga yaitu geser dan
tetap. Fungsinya untuk
mengukur bagian luar, seperti
diameter, lebar, atau panjang
benda.
Tangkai Ukur Kedalaman

Tangkai ukur kedalaman memiliki fungsi untuk


mengukur kedalaman lubang suatu benda
Cara Membaca Jangka Sorong
Cara Membaca Jangka Sorong

Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya


dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama:


Lihat gambar diatas, 21
mm atau 2,1 cm (garis
merah) merupakan angka
yang paling dekat dengan
garis nol pada skala
vernier persis di sebelah
kanannya. Jadi, skala
utama yang terukur
adalah 21 mm atau 2,1 cm.
Cara Membaca Jangka Sorong
2. Membaca skala vernier:
Lihat gambar dengan
seksama, terdapat satu
garis skala utama yang
yang tepat bertemu
dengan satu garis pada
skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus
tersebut merupakan
angka 3 pada skala vernier.
Jadi, skala vernier yang
terukur adalah 0,3 mm
atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai
pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3
mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Pembacaan skala utama = 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1
pada skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier
disebelah kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius = jika dilihat dengan seksama, garis pada
skala vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan
7. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm.

Didapat, hasil pengukuran panjang baut adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm Atau


1,165 cm.
Busur Baja
Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya dapat
langsung dibaca pada skala ukurnya. Alat ini dibuat dari pelat baja dan
dibentuk setengah lingkaran dan diberi batang pemegang serta
pengunci. Pada pelat setengah lingkaran itulah dicantumkan skala
ukuran sudutnya. Untuk memudahkan, pelat berbentuk lingkaran yang
berskala ini kita sebut dengan piringan skala utama. Antara piringan
skala utama dengan batang penegang dihubungkan dengan pengunci
yang mempunyai fungsi untuk mematikan gerakan dari piringan skala
utama waktu mengukur.
Busur Baja
Busur baja ini hanya mempunyai ketelitian sampai 1°. Piringan skala
setengah lingkaran diberi skala sudut dari 0° sampai 180° secara bolak balik.
Satu skala kecil besarnya sama dengan 1°. Busur baja ini cocok digunakan
untuk mengukur sudut-sudut benda ukur terutama yang terbuat dari pelat.
Di samping itu untuk pengukuran yang cepat alat ini tepat juga untuk
mengukur sudut-sudut alat potong cutting tool misalnya sudut dari mata
bor drill atau muka pahat bubut. Untuk mengukur sudut- sudut yang kecil
atau terpancung, maka dalam menggunakan busur baja ini dapat dibantu
dengan penyiku.
Busur Baja
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah salah satu dari alat ukur mekanik yang digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda, tebal sebuah benda, serta mengukur diameter
luar sebuah benda. Fungsi alat ukur micrometer sekrup ini sebenarnya mempunyai
kesamaan dengan alat ukur jangka sorong hanya saja tingkat ketelitian
micrometer sekrup sepuluh kali lebih teliti dari jangka sorong. Ketelitiannya sampai
0.01 mm.
Mikrometer Sekrup
Menggunakan micrometer sekrup tidaklah sulit. Adapun langkah – langkah
menggunakan micrometer sekrup yaitu:
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu
skala dan skala nonius menunjukan angka nol.
3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar kearah kiri sampai benda
dapat masuk ke dalam rahang.
4. Letakan benda diantara porostetap dan poros geser lalu tutup kembali
rahang hingga tepat menjepit benda.
5. Putarlah pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi tandanya
dengan adanya bunyi “klik” yang terdengar.
Skala pada mikrometer dibagi dua jenis :

1. Skala Utama
Terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada
pada bagian atas. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan
seterusnya yang berada dibagian bawah.
2. Skala Putar atau skala nonius
Terdiri atas skala 1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau
skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala utama
bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat
diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
Cara membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup
1. Lihat pada skala utama, lihat skala yang tepat ditunjuk atau tepat
disebelah kiri skala putar (angka tersebut dalam mm).
2. Lihat angka pada skala putar yang segaris dengan garis
melintang diskala utama. Kalikan angka itu dengan 0.01.
3. Tambahkan kedua angka yang didapat tersebut.
Cara membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup

Untuk membaca hasil pengukuran micrometer sekrup, kita cukup menjumlahkan


nilai dari skala utama dan skala nonius. Skala Utama 5.5 mm sedangkan skala
nonius 0 atau 50 mm dikalikan dengan 0.01 jadi senilai dengan 0.00 mm atau 0.50
mm. Hasil pengukurannya adalah : 5,5 mm + 0,50 mm = 6,00 mm.
Outside Caliper
Caliper biasanya dipakai untuk memindahkan atau membandingkan ukuran.
Caliper terdiri dari dua buah kaki yang diikat satu sama lain dengan skrup atau
dikeling , namun tetap dapat menjaga posisi seperti pada waktu diset.

Beberapa caliper ada yang mempunyai sambungan berpegas dan sekrup penyetel
untuk memposisikan kakinya.
Ketelitian pemindahan ukuran menggunakan caliper tergantung dari perasaan
dalam menyentuhkan khaki caliper dengan benda kerja. Kepekaan perasaan ini
menyangkut bagaimana mengatur jepitan terhadap benda kerja cukup. Untuk itu
sangat diperlukan keterampilan dalam menggunakan Caliper.
Menggunakan Outside Caliper
Menggunakan Outside Caliper
Out side Caliper dipergunakan untuk :
- Mengukur Diameter Luar.
- Mengukur ukuran bagian luar.
- Memeriksa kesejajaran sebuah bidang.
Petunjuk memeriksa diameter luar dengan outside caliper

• Buka kaki caliper sedikit diatas ukuran diameter yang diukur. Benda kerja
harus dalam keadaan diam.
• Dengan berhati-hati pukulkan bagian punggung salah satu kaki caliper pada
bagian benda kerja yang keras untuk merapatkan kaki caliper.
• Untuk caliper pegas, cukup memutar sekrup penyetelnya.
• Cobakan kembali caliper pada benda kerja dengan posisi Caliper harus tegak
lurus dengan sumbu benda kerja.
• Setel caliper kembali sampai kaki caliper menyentuh benda kerja.
• Jika setting telah tepat, maka berat Caliper akan cukup menarik melewati
benda kerja tepat sesuai dengan diameternya.
Menggunakan Outside Caliper
Menggunakan Outside Caliper
• Jika anda telah dapat menyetel caliper dengan perasaan yang tepat sesuai
benda kerja, lakukanlah langkah berikutnya.
• Letakan sebuah mistar berskala diatas permukaan yang datar dan rata.
• Pegang caliper dengan salah satu kaki caliper menyentuh ujung mistar.
• Yakinkan bahwa kaki caliper sejajar dengan sisi mistar.
• Baca hasil pengukuran dan ini merupakan Diameter luar dari benda kerja.

Berlatihlah untuk mendapatkan perasaan yang tepat dalam menyentuhkan mulut


(jaws) caliper untuk mengukur berbagai benda kerja yang berbeda ukuran. Cobalah
menyetel caliper pada material yang pipih dan sejajar.
Inside Caliper
Inside Caliper dipergunakan untuk :
- Mengukur diameter dalam.
- Mengukur ukuran bagian dalam
- Memeriksa kesejajaran sisi alur.
Menggunakan Inside Caliper
• Memeriksa Diameter lubang dengan inside caliper pegas dan micrometer:
• Pegang caliper dengan tangan kanan ,dengan telunjuk dan ibujari ada pada
mur penyetel dan Jari tengah menahan caliper.
• Tepatkan salah satu khaki caliper pada sisi bagian bawah lubang.
• Buka kaki caliper dengan memutar mur penyetel sampai ujung kaki caliper
menyentuh sisi atas lubang.
• Geser-geser khaki caliper bagian bawah sambil menyetel sampai terasa khaki
caliper menyentuh sisi lubang
• Gerakkan kaki caliper atas dengan arah 90Å dari gerakan khaki bawah.
• Hal ini untuk menjamin bahwa sentuhan perasaan tetap sama pada posisi yang
berlawanan .
Dial Indikator
Dial indikator atau yang disebut juga dengan dial gauge adalah salah satu
alat ukur mekanik yang digunakan untuk mengukur permukaan bidang
datar, permukaan serta kebundaran sebuah poros, permukaan dinding
silinder, kebengkokan poros, dan lainnya. Dial indikator ini tidak bisa
digunakan secara langsung atau tidak dapat langsung memberikan
pengukuran pada benda. Dial gauge biasanya dibantu dengan magnetic
base yang digunakan sebagai alat penopang dial gauge tersebut.
Dial Indikator
Bagian-Bagian Dial Indikator
Jarum panjang : jarum panjang akan langsung bergerak apabila bagian - bagian
spindel tertekan oleh benda yang akan diukur. Nilai pergerakan jarum tersebut
tergantung pada nilai skala dari dial gauge. Jika nilai skala gauge 0,01 mm, apabila
jarum panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan
jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,10 mm.

Jarum pendek akan bergerak satu ruas apabila jarum panjang bergerak dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran). Berarti pergerakan satu
ruas dari jarum pendek adalah 0,010 mm x 100 = 1mm. Bidang sentuh terhadap
benda kerja : Alat ini akan bergerak naik turun saat benda kerja bergerak dan
bersentuhan terhadap bidang sentuh tersebut
Membaca Hasil Pengukuran Dial Indikator

Posisi jarum panjang = 6 x 0,01 mm = 0,06mm


Posisi jarum pendek = 3 x 1 mm = 3,00 mm
Jadi, Hasil pengukurannya adalah 0,06 + 3,00 = 3,06 mm
Welding Gauge
Welding gauge adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui dimensi
dari persiapan pengelasan seperti
sudut bevel, lebar gap dan juga untuk
mengetahui dimensi hasil pengelasan
seperti tinggi capping, tinggi root
penetration, mengukur fillet weld (leg
length, actual throat thickness) serta
untuk mengukur kedalaman cacat
undercut dan lain lain.
Fungsi Welding Gauge:
• Mengukur Sudut Bevel.
• Mengetahui Lebar Root Gap.
• Mengukur Linier Misalignment.
• Mengukur Tinggi Mahkota Las (Capping).
• Mengukur Tinggi Root Penetration (Penembusan akar las).
• Mengetahui Kedalaman Cacat Material (Mechanical Damage).
• Mengukur Kedalaman Cacat Las Undercut.
• Mengukur Leg Length pada Fillet Weld.
• Mengukur Aktual Throat (Actual ThroatThickness).
Cara Menggunakan Welding Gauge
1. Mengukur Sudut Bevel

Dalam persiapan pengelasan, salah satu dimensi yang wajib dilakukan pengukuran
adalah besar sudut bevel. Pada gambar di atas telah ditunjukkan cara
menggunakan welding gauge untuk mengukur sudut bevel dengan 2 macam tipe.
2. Mengukur Lebar Root Gap

Root Gap merupakan salah satu parameter


yang menentukan keberhasilan
mendapatkan hasil penembusan yang baik
pada akar las. Oleh karena itu sebelum
pengelasan dilakukan, pengecekan lebar
root gap harus dilakukan oleh seorang WI
atau Fitter agar hasil pengelasan maksimal.
3. Linier Misalignment

Untuk mengetahui besar Linier


Misalignment, langkah pertama
adalah pastikan alat Anda berada di
daerah yang lebih rendah. Setelah itu
putar hingga ujung dari alat ukur ini
menyentuh pada daerah base metal
atau benda kerja yang lebih tinggi,
kemudian lihat berapa mm
ukurannya.
4. Mengukur Tinggi Reinfocement (Capping)

Tinggi las lasan mempunyai syarat


keberterimaan, jika menurut standar ISO
tinggi reinforcement ini maksimal 2 mm,
namun beberapa standar yang lain ada
yang maksimal 3 mm dan minimal 0 atau
sejajar dengan base metal. Untuk cara
menggunakan welding gauge dalam
pengukuran mahkota las dapat Anda lihat
pada gambar di atas.
5. Mengukur Tinggi Root Penetration (Penembusan akar las)

Untuk pengukuran pada daerah akar las caranya sama dengan


pengukuran pada daerah reinforcement, yang membedakannya
hanya lokasi pengukuran. Jika reinforcement berada di face, untuk
root berada di balik dari benda kerja.
6. Mengetahui Kedalaman Cacat Material (Mechanical Damage)

Ini merupakan cacat yang terjadi pada


permukaan material, cacat ini dapat
dikarenakan adanya kesalahan dalam
pembuatan atau proses produksi dan juga
dapat disebabkan adanya proses gerinda
atau pukulan setelah proses pengelasan
(saat pembersihan). Caranya letakkan
Welding Gauge dekat dengan cacat, putar
hingga ujung Cambridge tepat berada dan
masuk kedalam cacat, kemudian lihat
berapa kedalamannya.
7. Kedalaman Cacat Las Undercut

Undercut merupakan cacat las yang diakibatkan karena arus terlalu


tinggi dan proses ayunan yang salah.
8. Leg Length pada Fillet Weld

Leg Length merupakan panjang


dari hasil pengelasan fillet weld, baik
untuk leg length yang horizontal
maupun vertikal. Pengukuran
keduanya diperlukan untuk
menghitung kekuatan sambungan
dan juga untuk mengetahui hasil
pengelasan tersebut diterima atau
ditolak, caranya dapat Anda lihat
pada gambar di atas.
9. Aktual Throat

Aktual throat adalah panjang


dari pusat lasan ke pusat
permukaan lasan hasil
pengukuran, sedangkan desain
throat adalah 0,7 x leg length.
Untuk cara mengukurnya Anda
dapat melihat gambar yang
telah kami sediakan.
Icon pack: math

Anda mungkin juga menyukai