Anda di halaman 1dari 29

1.

Alat Ukur Besaran Panjang

1.1 Mistar

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki skala
terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya
yaitu 0,5 mm.

Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan
skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan
dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.

1.1.1 Fungsi Mistar

Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar/penggaris memiliki sklala terkecil sebesar 1
mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil.
Penggaris/mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil
saja semisal gambar ataupun ubin.

1.1.2 Bagian-Bagian Mistar


Adapun bagian-bagian penggaris adalah:

1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang lainnya dalam inci

2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran

3. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris.

1.1.3 Cara Menggunakan Mistar

Caranya:

1. Tempelkan penggaris atau mistar pada benda yang akan diukur panjangnya. Titik nol pada
penggaris harus tepat dengan ujung awal dari panjang benda yang diukur.
2. Nilai ukur benda ditunjukkan oleh garis pada skala penggaris atau mistar yang bertepatan
dengan ujung akhir panjang benda.

1.1.4 Contoh Soal

Nilai hasil pengukuran penggaris atau mistar menunjukkan skala penggaris pada ujung akhir benda
yaitu 2,5 cm dan ada ditengah garis kelima dan keenam dari angka dua (atau garis 25 dan 26 dari
angka Nol) menunjukkan ukuran skala 0,5 mm.
Jadi secara matematisnya:
Hasil pengukuran = 2,5 cm + 0,5 mm (konversikan satuan mm jadi cm --> : 10)
= 2,5 cm + 0,05 cm
= 2,55 cm
1.2 Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan ketebalan sebuah
benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1 milimeter. Alat ini dapat menampilkan ukuran dengan
sangat terperinci bila dibandingkan dengan beberapa alat ukur yang lain, semisal penggaris.

Cara kerja jangka sorong dalam pemakaian, umunya digunakan untuk mengukur besaran panjang,
ketebalan serta diameter luas, dalam suatu benda. Dengan skala paling kecil yaitu 0,1 milimeter,
alat ini dapat mengukur dengan ketelitian rata-rata 0,05 milimeter.

Skala jangka sorong dibagi menjadi dua yaitu skala utama dengan satuan centimeter dan skala
Nonius dengan satuan milimeter. Kemudian pada bagaian rangah tetap atas dan bawah tidak bisa
diubah posisinya. Sedangkan rahang ubah atas dan bawah dapat diubah serta ada pengunci putar.

1.2.1 Fungsi Jangka Sorong

Ada beberapa fungsi dari jangka sorong atau vernier caloper dalam pengukuran suatu benda,
beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Digunakan untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat.
2. Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, seperti bagian dalam atau luar. Benda yang
diukur dapat berbentuk bulat, kubus, bujur sangkar, persegi, dan berbagai macam bentuk lainnya.
3. Dapat difungsikan saat mengukur Inner ring atau diameter bagian dalam suatu benda.

3. untuk mengukur Outer ring atau diameter bagian luar. Dan juga mengukur ketebalan bagian
dalam suatu benda.
4. Bisa digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.

5. umumnya digunkan untuk mengukur benda yang membutuhkan hasil nilai ukur yang presisi
serta akurat. Bahkan alat ini mampu menampikan hasil ukuran sampai seperseratus milimeter.

1.2.2 Bagian-Bagian Jangka Sorong

1. Rahang Dalam

Rahang Dalam ini berfungsi untuk mengukur diameter luar maupun sisi bagian luar dari sebuah benda
misalnya mengukur lebar dan tebal suatu benda (contohnya saat mengukur ketebalan kertas atau lebar
meja). Bagian Rahang Dalam Jangka Sorong ini bentuknya dapat digeser dan terdiri dari Rahang
Tetap dan Rahang Geser.

2. Rahang Luar

Bagian rahang luar jangka sorong ini terdiri dari Rahang Tetap dan Rahang Geser. Fungsinya adalah
untuk mengukur suatu diameter didalam ataupun sisi bagian dalam suatu benda misalnya untuk
mengukur diameter hasil pengeboran, diameter tabung, cincin dan lain sebagainya.

3. Depth Probe (Tangkai Pengukur Kedalaman)

Bagian depth probe ini mempunyai kegunaan untuk mengukur kedalaman sebuah benda. Misalnya
untuk menukur kedalaman sebuah tabunga dan lain sebagainya.
4. Skala Utama (cm)

Bagian Skala Utama dalam satuan cm ini mempunyai kegunaan untuk menyatakan ukuran utama
suatu benda dalam bentuk satuan centimeter (cm).

5. Skala Utama (Inchi)

Bagian Skala Utama dalam satuan inchi ini mempunyai kegunaan untuk menyatakan ukuran utama
sebuah benda dalam bentuk satuan inchi.

6. Skala Nonius (mm)

Bagian Skala Nonius dalam mm ini berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi yang dinilai dalam
bentuk satuan mm (milimeter).

7. Skala Nonius (inchi)

Bagian Skala Nonius dalam bentuk Inchi ini berguna sebagai skala pengukuran fraksi yang dinilai
dalam bentuk satuan inchi.

8. Pengunci

Bagian pengunci berfungsi untuk menahan bagian-bagian jangka sorong saat proses pengukuran
berlangsung, misalnya rahang gerak.

1.2.3 Cara Menggunakan Jangka Sorong

Cara Menggunakan Jangka Sorong:

1. Geser Rahang Sejauh Ukuran Benda.


Rahang yang tidak fix digeser sejauh ukuran benda, setelah itu geser lagi ke arah benda dan
pastikan tidak ada jarak atau kedua rahang menyentuh dan menjepit benda.
2. Kunci/Rapatkan Screw Lock.
Setelah posisi rahang sudah menyentuh benda, langkah selanjutnya adalah mengunci screw
lock. Tujuannya adalah agar hasil ukuran yang dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran,
tersenggol dan dapat kita catat dengan nilai yang sesuai.
3. Membaca Nilai Jangka Sorong.
Langkah selanjutnya adalah membaca nilai yang ditunjukkan pada skala utama, lebih
lengkapnya simak ulasan berikut ini.

Cara Membaca Jangka Sorong:

Dalam membaca jangka sorong manual yang perlu diperhatikan adalah skala utama dan skala
nonius, selain itu nilai setiap 1 garis dari pada skala nonius. Pada contoh ini nilai setiap 1 garis
mewakili 0,02 mm, jadi setiap 1 garis nanti dikalikan dengan 0,02, berikut ini cara membacanya:

 Skala Utama.
Pada gambar di atas skala utama yang paling dekat atau berimpit dengan angka 0
menunjukkan angka pada angka 7, sehingga nilainya adalah 7 mm (untuk ukuran
tergantung dari satuan yang diberikan atau tercantum pada caliper).
 Skala Vernier atau Nonius
Pada contoh di atas garis skala nonius yang sejajar dengan skala utama adalah pada garis
ketiga, sehingga nilai 0,02 X 3 = 0,06 sehingga nilai gambar di atas menunjukkan nilai 7,06
mm. Untuk membaca ketelitian jangka sorong yang skala noniusnya berbeda tinggal
mengalikan saja, misalnya 0,05 berarti 0,05 dikalikan garis yang sejajar dengan skala utama
(7) berarti 7×0,05 = 0,35 mm.
1.2.4 Contoh Soal

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Hasil pengukuran tebal sebuah buku fisika menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada
gambar di atas adalah ….
A. 2,76 cm
B. 2,95 cm
C. 3,25 cm
D. 3,16 cm
E. 3,27 cm

Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 2,70 cm + 0,06 cm = 2,76 cm

Jawaban : A

1.3Micrometer sekrup
Mikrometer Sekrup ialah salah satu Alat Ukur yang bisa digunakan untuk mengukur Panjang suatu
Benda dan mengukur Tebal sebuah benda serta mengukur Diameter Luar sebuah benda dengan
tingkat ketelitian mencapai 0.01. Tetapi perlu kalian ketahui sebagai Pelajar maupun Masyarakat
Umum bahwa Fungsi Alat Ukur Mikrometer ini sebenarnya mempunyai kesamaan dengan Fungsi
Alat Ukur Jangka Sorong dalam menghitung suatu panjang, tebal dan diameter sebuah benda, hanya
saja tingkat ketelitian Alat Ukur Mikrometer lebih tinggi sepuluh kali lipat daripada Jangka Sorong
karena Jangka Sorong memiliki tingkat ketelitian sebesar 0.1 dan Ketelitian Alat Ukur Mikrometer
mencapai 0.01 sehingga kesimpulannya Micrometer lebih baik daripada Jangka Sorong.

1.3.1 Fungsi Mikrometer Sekrup

Adapun untuk Fungsi Alat Ukur Mikrometer Sekrup yang benar ialah untuk mengukur Panjang
sebuah benda, mengukur diameter luar benda dan mengukur ketebalan suatu benda yang
mempunyai ukuran yg cukup kecil seperti benda lempeng baja, aluminium, diameter suatu kabel,
kawat, lebar suatu kertas maupun benda – benda yg lainnya. Lalu Kegunaan Alat Ukur Mikrometer
Sekrup untuk mengukur Panjang, Tebal dan Diameter suatu benda dengan tingkat ketelitian
mencapai 0.01 mm yang merupakan tingkat ketelitian yang lebih tinggi sepuluh kali lipat
dibandingkan dengan Alat Ukur Jangka Sorong karena Jangka Sorong hanya memiliki tingkat
ketelitian sekitar 0.1 mm saja.

1.3.2 Bagian-Bagian Jangka Sorong

1. Frame / Bingkai

Bagian mikrometer sekrup yang pertama adalah frame atau bingkai yang menyerupai huruf C atau U.
Frame ini dibuat dengan bahan logam yang tahan panas dan dibentuk dengan ketebalan yang tepat
sehingga bisa mengurangi peregangan dan mempermudah proses pengukuran. Frame juga dilapisi
dengan lapisan plastik guna meminimalkan terjadinya transfer panas dari tangan manusia terhadap
baja saat proses pengukuran.

2. Anvil / Poros Tetap

Anvil atau poros tetap ini berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan
diantara anvil dengan spindle.

3. Spindle / Poros Gerak

Spindle atau poros gerak adalah sebuah silinder yang bisa digerakan secara maju dan mundur menjauh
dan menuju anvil.

4. Lock Nut / Pengunci

Lock nut atau pengunci mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak
bergerak saat proses pengukuran benda berlangsung.

5. Sleeve

Sleeve merupakan batang logam tempat dimana skala utama berada (dalam satuan mm).

6. Thimble

Thimble merupakan batang logam yang dapat diputar dan ukurannya lebih besar dari sleeve serta
merupakan tempat dimana skala nonius atau skala putar berada (dalam satuan mm).

7. Ratchet Knob

Ratchet Knob berfungsi untuk memutar Spindle atau poros gerak saat ujung dari Spindle telah dekat
dengan benda yang akan di ukur. Bagian ini kemudian digunakan untuk mengencangkan Spindle atau
poros gerak dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar suara bunyi klik.

Untuk memastikan ujung Spindle telah menempel sempurna dengan benda yang akan diukur, maka
Ratchet knob diputar sebanyak 2 sampai 3 kali putaran.
1.3.3 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:

1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat
dibaca di skala utama dan skala nonius.

Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di skala nonius
atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca di bagian
thimble.

1.3.4 Contoh Soal

perhatikan Pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini.

Skala tetap = 4 × 1mm = 4mm

Skala nonius = 30 × 0,01mm = 0,30mm

Hasil = skala tetap ditambah skala nonius

Hasil = 4mm + 0,30mm = 4,30mm

jadi, maka hasil dari pengukurannya ialah 4,30mm.


2. Alat Ukur Besaran Massa

2.1 Neraca Analitik

jenis timbangan yang fungsinya mampu menimbang massa hingga ukuran milligram (1 gram=1000
mg). Timbangan analitik banyak digunakan di laboratorium farmasi, laboratorium kimia dan toko
emas. Nama lain dari timbangan analitik adalah timbangan milligram atau neraca analitik.

2.1.1 Fungsi Neraca Analitik

Mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam jumlah sangat kecil. Tidak hanya mampu
menimbang hingga ukuran miligram, keakuratan yang tinggi hingga 4 angka di belakang koma juga
menjadi keunggulan dari alat laboratorium ini. Bahkan, saking peka dan sensitifnya, embusan angin
juga bisa mempengaruhi berat dari benda yang ditimbang. Oleh karena itu, biasanya timbangan
analitik juga dilengkapi dengan lapisan kaca agar udara di sekitarnya tidak akan mempengaruhi
gerak angka pada timbangan. Timbangan ini sangat cocok digunakan oleh para peneliti atau petugas
farmasi dalam melaksanakan tugasnya.

2.1.2 Bagian-Bagian Neraca Analitik


1. Piringan timbangan, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan
sampel yang akan ditimbang. Piringan neraca analitik dapat dibersihkan dengan
kuas yang terdapat pada setiap masing-masing alat atau dapat dibersihkan dengan
menggunakan tissu.
2. Anak timbangan, suatu bahan yang biasa digunakan dalam kalibrasi neraca analitik
dengan bobot yang sudah diketahui.
3. Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan timbangan
pada neraca analitik apakah sudah stabil atau belum.
4. Tombol pengaturan, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off.
Tombol rezero berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol. Jika tombol
ini sering digunakan, akan dapat merusak alat neraca tersebut. Tombol rezero akan
mengatur neraca pada keadaan nol secara mendadak, sehingga neraca akan mudah
rusak dan menghasilkan data yang tidak akurat.
5. Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang digunakan
dalam penimbangan. Tombol ini akan memudahkan pengguna dalam perubahan
satuan dalam penimbangan.
6. Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca. Dalam
penggunaannya, neraca analatik biasanya didiamkan selama 10-15 menit agar
neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang akurat.

2.1.3 Cara Menggunakan NeracaAnalitik

1. Letakkan piringan di atas timbangan.


2. Tekan tombol “tare” agar bobot piringan nol.
3. Buka salah satu kaca pada timbangan.
4. Letakkan bahan kimia akan diukur bobotnya di atas piringan tersebut. Gunakan alat
bantu saat meletakkan bahan kimia tersebut karena meletakkan dengan tangan, debu
yang ada pada tangan akan mempengaruhi berat bahan tersebut.
5. Tekan tombol yang ada pada timbangan dan unggu angka yang tertera hingga 4 digit di
belakang koma.
6. Bersihkan timbangan dengan sikat pembersih agar sisa bahan kimia tidak tertinggal
yang akan mempengaruhi keakuratannya saat melakukan timbangan berikutnya.
2.1.4 Contoh Soal

Seorang mahasiswa melakukan penimbangan menggunakan neraca analitik,angka yang


ditunjukkan adalah 2 mg

2.2 Neraca ohauss

Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini
adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak
timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat
diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser
menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-
masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga
yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas. Neraca Ohaus terbagi menjadi dua
macam, yaitu neraca ohaus dua lengan dan neraca ohaus tiga lengan. Adapun penjelasan dari jenis
neraca ohaus tersebut adalah sebagai berikut:

1.Neraca Ohaus Dua Lengan

2. Neraca Ohaus Tiga Lengan

3. Neraca Ohaus Empat Lengan

2.2.1 Fungsi Neraca Ohauss

· Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek Laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah311 gram. Batas ketelitian
neraca Ohauss yaitu 0,1 gram

2.2.2 Bagian-Bagian Neraca Ohaus dan Fungsinya

Karena pada dasarnya prinsip kerja dan cara penggunaan untuk semua jenis neraca ohaus manual
itu sama, maka kita hanya akan mengulas tentang bagian-bagian neraca ohaus tiga lengan beserta
fungsinya saja. Untuk jenis neraca ohaus yang lain, bagian-bagian dan fungsinya secara umum tetap
sama. Untuk itu perhatikan gambar neraca ohaus tiga lengan di bawah ini.

1.Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk mengenolkan atau
mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.

2.Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda yang
akan diukur massanya.
3.Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang berfungsi
sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca
memilikinya.

4.Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. Jumlah
lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan
skala dengan satuan yang berbeda.

5.Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses
penimbangan atau pengukuran massa benda.

2.2.3 Cara Menggunakan Neraca Ohauss

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan neraca ohaus dalam menimbang massa
suatu benda.

1.Lakukan kalibrasi pada neraca ohaus sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di atas.

2.Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.

3.Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala terbesar sampai
garis kesetimbangan tercapai

4.Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan yang menunjukkan skala
lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan tercapai.

5.Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil pengukuran.

Adapun cara membaca skala neraca ohauss:

Membaca skala alat ukur merupakan langkah terakhir dalam prosespengukuran. Pada neraca ohaus,
setelah sistem kesetimbangan tercapai, selanjutnya kalian tinggal membaca skala hasil
penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang. Sebagai contoh, perhatikan

gambar skala neraca ohaus hasil pengukuran berikut ini.

Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus adalah sebagai berikut.

Skala Lengan Pertama = 2,4 gram

Skala Lengan Kedua = 500 gram


Skala Lengan Ketiga = 40 gram
+
542,4 gram

2.2.4 Contoh Soal

Massa benda yang ditimbang adalah ….

A. 546,6 gram

B. 464,5 gram

C. 456,5 gram

D. 364,5 gram

E. 346,5 gram

Jawaban: C

Pembahasan:

Untuk menentukan besar dari massa benda yang diukur yang harus dilakukan dengan
melihat jarum penunjuk pada masing-masing lengan.
a. Lengan pertama menunjukkan angka 400 sehingga besar massa yang diukur adalah 400 gram.
b. Lengan kedua menunjukkan angka 50 sehingga besar massa yang diukur adalah 50
gram.
c. Lengan ketiga menunjukkan angka 6,5 sehingga besar massa yang diukur adalah 6,5 gram.
Massa total dapat dihitung dengan menjumlahkan semua lengan yang terukur.
Massa total = (400 + 50 + 6,5) gram = 456,5 gram.
Jadi, massa benda yang ditimbang adalah 456,5 gram.

3. Alat Ukur Besaran Waktu

3.1 Stopwatch Analog

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk sebagai
penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

3.1.1 Fungsi Stopwatch Analog

Stopwatch berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu
kegiatan. Misalnya,stopwatch dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan
oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. selain itu,dalam ilmu kimia stopwatch juga
dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat
mengalami perubahan suhu dalam praktikum fisika. Stopwatch sering digunakan misalnya pada
praktikum pengukuran dasar,viscosimeter aliran fluida,pesawat atwood,dan lain sebagainya.

3.1.2 Bagian-bagian Stopwatch Analog


Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :

1. Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol start) dan
untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.

2. Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum pengukuran dan
pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog ini ada yang berjenis
tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.
3. Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan jarum
penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
4. Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik
dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu menit
diatasnya atau dibawahnya.

3.1.3 Cara Menggunakan Stopwatch Analog

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan stopwatch yaitu :

1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
5. Membaca hasil pengukuran.
6. Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran kembali dan
stop untuk mengakhiri.

3.1.4 Contoh Soal


Seorang siswa melakukan penelitian terhadap tanaman putri malu menggunakan stopwatch . waktu
yang diperlukan putri malu tersebut untuk menutup berdasarkan gambar adalah .…..

A. 5 s

B. 7 s

C. 8 s

D. 13 s

E. 15 s

Jawaban : c

3.2 Stopwatch Digital

Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan perhitungan
elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap cahaya dan dapat di buat
dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir
pencatatan rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan stopwatch
digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu pengukuran waktu tempuh pelari dengan
ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan. Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna
bahwa stopwatch baik digital maupun analog sama-sama mengunakan baterai tetapi ada pula yang
menggunakan energy surya.

3.2.1 Fungsi Stopwatch Digital


Fungsi stopwatch digital sama seperti stopwatch analog yaitu sebagai alat untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Misalnya,stopwatch dapat digunakan untuk mengukur
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. selain
itu,dalam ilmu kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu dalam praktikum fisika.
Stopwatch sering digunakan misalnya pada praktikum pengukuran dasar,viscosimeter aliran
fluida,pesawat atwood,dan lain sebagainya.

3.2.2 Bagian-Bagian Stopwatch Digital

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara elektrik
berupa angka-angka.
2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri
pengukuran (tombol stop).
3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
4. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay hasil
pengukuran yang telah dilakukan.

3.2.3 Cara Menggunakan Stopwatch Digital

Cara menggunakan stopwatch digital sama seperti menggunakan stopwatch analog yaitu dengan :

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran kembali dan
stop untuk mengakhiri.

3.2.4 Contoh Soal


Waktu yang ditunjukkan stopwatch pada gambar adalah ….

A. 3 jam 53 menit

B. 3 menit 53 detik

C. 3 jam 53 detik

D. 3 menit 53 jam

E. 3 detik 53 jam

Jawaban : B

4.Mikroskop

Pengertian mikroskop bisa dipahami sebagai alat optik yang berguna untuk alat bantu dalam
melihat dan mengamati benda -benda yang ukurannya sangat kecil sehingga tidak mampu dilihat
dengan hanya mata telanjang. Jadi, secara sederhana mikroskop adalah alat bantu untuk melihat
benda -benda berukuran sangat kecil, atau mikro.

4.1 Fungsi Mikroskop


Telah disebutkan bahwa kehadiran mikroskop ini sangat membantu para peneliti dan ilmuan sebab
fungsi mikroskop yang memang sangat besar. Fungsi mikroskop sendiri utamanya adalah untuk
melihat serta mengamati objek -objek yang memiliki ukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
hanya dengan menggunakan mata telanjang.
Beberapa jenis mikroskop juga dibuat agar dapat mengamati objek dengan menghasilkan bayangan
yang lebih detail. Namun, pada dasarnya fungsi mikroskop tetap menginduk pada fungsi utamanya
untuk mengamati benda -benda kecil.

4.2 Bagian-Bagian Mikroskop

Untuk bisa menjalankan perannya dalam memperbesar bayangan benda -benda kecil, mikroskop
dibuat dengan berbagai bagian -bagiannya. Bagian -bagian mikroskop ini perlu kita ketahui agar kita
bisa mengenal bagaimana mikroskop dapat berfungsi dan digunakan.

Secara umum, bagian mikroskop dibagi dalam dua kelompok, yakni bagian optik dan bagian non
optik atau mekanik.

Bagian – Bagian Optik Mikroskop

Pada bagian optik mikroskop, terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, kondensor, diafragma, dan
cermin. Berikut keterangannya.
 Lensa Okuler, adalah lensa yang terdapat pada bagian ujung atas tabung mikroskop. Pada lensa
okuler inilah, para pengamat melihat objek yang diperbesar bayangannya. Lensa okuler ini
berperan dalam memperbesar kembali bayangan yang dihasilkan lensa objektif. Biasanya, lensa
okuler mempunyai perbesaran 6, 10 atau 12 kali.

 Lensa Objektif, adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati. Pada mikroskup
umumnya terdapat 3 lensa objektif, yakni dengan kemampuan perbesaran 10, 40, atau 100 kali.
Untuk menggunakan lensa objektif ini, terlebih dahulu pengamat harus mengoleskan minyak
emersi pada bagian objek. Fungsi minyak emersi adalah sebagai pelumas serta memperjelas
bayangan benda. Minyak ini diperlukan karena ketika dilakukan perbesaran 100 kali, letak lensa
dan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.

 Kondensor, adalah bagian mikroskop yang dapat diputar, baik naik atau turun. Fungsi kondensor
adalah untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.

 Diafragma, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
dan mengenai preparat atau objek yang diamati.

 Cermin, adalah bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima
oleh mikroskop. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya yang didapatnya
tersebut.

Bagian – Bagian Mekanik (Non-Optik) Mikroskop

 Revolver, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan oleh pengamat.

 Tabung Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya untuk menghubungkan lensa objektif dan
lensa okuler pada mikroskop.

 Lengan Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya sebagai tempat pengamat ketika memegang
mikroskop.

 Meja Benda, adalah bagian yang fungsinya untuk tempat meletakkan objek yang hendak diamati.
Pada meja benda ini terdapat pula penjepit objek yang berguna untuk menjaga objek agar tetap
ditempat yang diinginkan.

 Makrometer (pemutar kasar), adalah bagian yang fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan
tabung dengan cepat, agar pengamat dapat mengatur kejelasan gambaran objek yang didapatkan.
 Mikrometer (pemutar halus), adalah bagian yang fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan
tabung secara lambat dan berguna untuk melakukan pengaturan agar mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.

 Kaki Mikroskop, adalah bagian mikroskop yang fungsinya sebagai penyangga untuk menjaga
mikroskop agar tetap pada tempat yang diinginkan. Kaki mikroskop juga berguna sebagai tempat
memegang mikroskop jika mikroskop hendak dipindahkan.

4.3 Cara Menggunakan Mikroskop

Berikut ini adalah penjelasan 聽 tentang cara menggunakan mikroskop untuk membuat pengamatan

terhadap suatu objek benda:

1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan revolver. Lensa objektif
harus diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang sama dengan arah masuknya
cahaya dan lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus menggunakan lensa
okuler dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang Anda gunakan adalah binokuler maka
Anda dapat melihatnya dengan kedua mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang diperlukan dapat
terpenuhi untuk melakukan pengamatan preparat.
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar sinar yang diterima
mata dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara mengatur makrometer
searah jarum jam.
7. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa objektif. Gunakan
penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm dengan
menggunakan makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja preparat menggunakan
mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif dengan perbesaran
yang lebih tinggi pada kedudukannya.
11. Pastikan lensa objektif tidak bersentuhan dengan preparat karena dapat merusak hasil pengamatan.
12. Fokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer ke arah berlawanan jarum jam dengan
perlahan.
13. Jika hasil pengamatan belum terlihat jelas maka atur pencahayaan.
14. Putar revolver pada lensa objektif ke keadaan semula yaitu perbesaran paling kecil setelah Anda
selesai melakuka pengamatan.
15. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop.
16. Ambil preparat dari meja preparat.

4.4 Contoh Soal

Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk lensa objektif 5x,
berapakah perbesaran lensa okulernya?

Penyelesaian:
Diketahui:

M = 100x

mob = 5x

Ditanyakan: mok

Jawab:

M = mob × mok

M 100 =
mok = =
mob 5 20
Jadi, perbesaran lensa okuler mikroskop tersebut adalah 20x.

5. Perbedaan Alat Ukur Panjang,Massa,dan Waktu

5.1 Perbedaan Alat Besaran Panjang

Pembeda Perbedaan

Skala terkecil  Mistar :1mm

 Jangka sorong : 0,1 mm

 Mikrometer sekrup : 0,01 mm


Kegunaan  Mistar :untuk mengukur benda yang lumayan besar sehingga kurang
memerlukan presisi tinggi, seperti panjang buku, lebar meja

 Jangka Sorong : untuk mengukur ketebalan logam, mengukur diameter


dalam maupun luar dari objek melingkar seperti cincin, pipa, maupun
silinder, selain itu untuk mengukur ketinggian/ kedalaman objek yang
tidak terlalu dalam seperti tabung reaksi, gelas ukur

 Mikrometer sekrup : untuk mengukur ketebalan benda yang cukup tipis


seperti plat/ lempeng logam, ketebalan kertas, uang logam

5.2 Perbedaan Alat Besaran Massa

Pembeda Perbedaan

Kapasitas beban  Neraca Analitik : 1 gram=1000 mg

 Neraca Ohauss : 311 gram

kegunaan  Neraca Analitik : Mengukur berat suatu zat atau bahan kimia dalam
jumlah sangat keci

 Neraca Ohauss : untuk mengukur massa benda atau logam dalam


praktek Laboratorium.

5.3 Perbedaan Alat Besaran Waktu

Pembeda Perbedaan
 Stopwatch analog : memiliki jarum sebagai penunjuk waktu
Bentuk  Stopwatch digital : memiliki jarum sebagai penunjuk waktu
DAFTAR PUSTAKA

Sikarfingdo.2012. “Pengertian,Fungsi,dan Bagian-Bagian Mistar”

https://sikarfingdo.wordpress.com/2012/07/10/okee-ayo-kit/ (Diakses pada 22 Agustus


2019)

Mokhammad.2018.”Pengertian ,Fungsi,dan Bagian-Bagian Jangka Sorong"

https://www.haruspintar.com/bagian-bagian-jangka-sorong/ (Diakses pada 22 Agustus 2019


)

Achmadi.2019.“Cara Menggunakan Jangka Sorong”

https://www.pengelasan.net/jangka-sorong/ (Diakses pada 22 Agustus 2019)

Admin.2017.”Contoh Soal Jangka Sorong”


https://fokusfisika.com/soal-dan-pembahasan-fisika-tentang-jangka-sorong/ (Diakses pada
22 Agustus 2019)

Mokhammad.2018.”Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup”

https://www.haruspintar.com/bagian-bagian-mikrometer-sekrup/ (Diakses pada 22 Agustus


2019)

Bayusbc.2019.”Contoh Soal Mikrometer Sekrup”

https://rumusrumus.com/soal-mikrometer-sekrup/ (Diakses pada 22 Agustus 2019)

Kamaratih,Ajeng.2017.”Pengertian Neraca Analitik”


http://guccioutlet-clearance.e-monsite.com/blog/laboratorium/pengertian-timbangan-
analitik-neraca-analitik.html#YTiymhi6mYAslgPC.99 (Diakses pada 21 Agustus 2019)
Blog MIPA,Supervisor.2017.”Neraca Ohauss dan Jenisnya”
https://www.fisikabc.com/2017/07/neraca-ohaus.html (Diakses pada 23 Agustus 2019)

MS,Adip.2014.”Contoh Soal Neraca Ohauss”

https://fisika.id/2014/12/25/soal-dan-pembahasan-ujian-nasional-tahun-20132014-
pengukuran/ (Diakses pada 23 Agustus 2019)

Pengertian dan fungsi stopwatch analog http://infoperkakas.com/fungsi-dan-prinsip-kerja-


stopwatch/ admin at October 28, 2016

Stopwatch dan jenisnya https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/#Stopwatch_Digital-2


Oleh AzqiaraDiposting pada Februari 18, 2019

Pengertian mikroskop,fungsi,dan jenisnya https://portal-ilmu.com/pengertian-fungsi-bagian-


mikroskop/ HASNA WIJAYATI 9 JUNI 2018

Cara menggunakan mikroskop https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/cara-menggunakan-


mikroskop Oleh : aysafadilah 28 April,201

Contoh soal mikroskop https://www.fisikabc.com/2018/01/contoh-soal-mikroskop.html Supervisor


Blog MIPA 3 January 22, 2018

https://ibs.co.id/id/fungsi-timbangan-analitik/ keywoed: fungsi neraca analitik


penulis: infiniti bioanalitika solusindo 03/12/2018
https://www.infokimia.com/2018/11/bagian-bagian-ketelitian-dan-fungsi.html keyword: bagian
bagian neraca analitik penulis: Guru Kimia 09/11/2018

Anda mungkin juga menyukai