MISTAR
Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering digunakan. Mistar mempunyai
tingkat ketelitian yang mencapai 0.1 cm atau 1 mm. Batas ukurnya bermacam-macam, ada yang
lebih dari satu meter dan ada yang kurang dari 1 meter. Bahkan ada yang beberapa cm saja
misalnya, 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 50 cm. Beberapa contoh alat ukur ini antara lain meteran
gulungan, penggaris kayu, siku-siku, penggaris logam,roll meter dan sebagainya.
Di bawah ini gambar bentuk mistar (penggaris atau meteran) antara lain:
Mistar merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pengukur panjang suatu benda atau
objek yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi serta dapat digunakan sebagai alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus.
Skala (cm)
Angka
Skala (mm)
1 |Materikulasi
1.4 Cara Menggunakan Mistar
Cara mengukur :
1. Letakkan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar)
2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda
tepat berada di angka nol (0)
3. Baca skala mistar yang terletak di ujung lain benda
4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir
ujung benda berada di skala 3. Maka panjang benda adalah 3 cm.
5. Lihat juga setelah angka 3, ada garis-garis. Lihatlah garis-garis tersebut dengan
cara menghitungnya setelah angka 3. Ternyata, ujung benda berakhir di garis
ke-9, maka skalanya dibaca 0,9 cm atau 9 mm.
6. Dengan demikian, panjang benda tersebut adalah 3,9 cm.
2 |Materikulasi
BAB II
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri,baik industri
kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong kita mendapatkan kontrol
ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur ini memiliki ketelitian yang dapat
mencapai seperseratus milimeter.
Jangka sorong adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm.
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun yang lainnya) dengan cara diulur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan atau menusukkan dibagian pengukur.
3 |Materikulasi
Bagian-bagian jangka sorong adalah
1. Rahang luar
Rahang luar merupakan bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian luar diameter
atau panjang benda dengan cara diapit.
2. Rahang dalam
Rahang dalam merupakan bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian dalam
diameter atau panjang benda dengan cara diulur. Rahang dalam biasanya digunakan
untuk mengukur pipa. Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap.
4 |Materikulasi
4. Skala utama
Skala utama dalam jangka sorong adalah bagian yang tidak bergerak atau tetap.
Terdapat dua macam satuan yang digunakan pada skala utama dari hasil pengukuran,
yaitu skala satuan imperial (inch) yang terdapat pada bagian atas, dan skala satuan
metrik (centimeter dan milimeter) yang terdapat pada bagian bawah.
5. Skala nonius
Skala nonius dalam jangka sorong adalah bagian yang dapat bergeser. Skala nonius ini
berguna sebagai petunjuk hasil pengukuran untuk nilai skala utama.
6. Pengunci
Pengunci digunakan untuk menahan atau mengunci batang ukur agar tidak terjadi
pergeseran pada saat melakukan pengukuran suatu benda.
5 |Materikulasi
2.4 Cara Menggunakan Jangka Sorong
1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan agar nilai
ukur tetap.
2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah
angka yang dicapai oleh benda ukur yang yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada
skala nonius.
3. Pada gambar, kelihatannya nilai tertera pada skala utama adalah 3,1 cm.
4. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm ), cari skala utama dan skala
nonius yang berhimpit (0,07 cm).
5. Jadi, hasil pembacaannya adalah
Skala Utama+ Skala Nonius= 3,1 cm + 0,07 cm = 3,17 cm
Penyelesaian :
6 |Materikulasi
BAB III
MIKROMETER SEKRUP
7 |Materikulasi
3.4 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
1. Ambillah mikrometer sekrup kemudian peganglah dengan hati-hati dan pastikan
tidak menutupi skala pada posisi pengukuran agar hasil pengukuran dapat terlihat
jelas.
2. Pada saat melakukan putaran pada selubung, perhatikan pengukur kunci dan
pastikan pengukur kunci dalam keadaan terbuka.
3. Melakukan pengecekan apakah ruang ukur tetap dan ruang ukur gerak menunjukkan
angka nol.
4. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk
ke dalam rahang.
5. Letakkan benda diantara ruang ukur tetap dan ruang ukur gerak lalu tutup kembali
rahang hingga tepat menjepit benda.
6. Putarlah kunci penyetel agar pemutar tidak bisa bergerak lagi.
8 |Materikulasi
BAB IV
STOPWATCH ANALOG
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan. Salah satu jenis stopwatch adalah stopwatch analog. Stopwatch analog mempunyai
penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol start dan tombol
kalibrasi. Stopwatch analog tidak memakai baterai, sehingga ketika stopwatch analog ini mati,
maka hal yang dilakukan adalah memutar tombol start pada stopwatch analog tersebut.
1. Sebagai alat ukur untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu
kegiatan.
2. Dalam ilmu kimia, stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu.
9 |Materikulasi
1. Tombol start, berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran.
2. Tombol stop, berfungsi untuk mengakhiri pengukuran waktu.
3. Tombol kalibrasi/reset, berfungsi untuk mereset stopwatch ke nol.
4. Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk pada lingkaran besar yang
menunjukkan satuan detik.
5. Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk pada lingkaran kecil yang
menunjukkan satuan menit.
1. Layar atau monitor, sebagai media hasil pengukuran yang berupa angka-
angka.
2. Tombol start, berfungsi untuk memulai pengukuran waktu.
11 |Materikulasi
3. Tombol stop, berfungsi untuk mengakhiri pengukuran.
4. Tombol kalibrasi, berfungsi untuk mengkalibrasi ke angka nol
Penyelesaian :
Jadi, hasil pengukuran waktu dari suatu reaksi yang dilakukan anak tersebut adalah 13 menit.
12 |Materikulasi
BAB VI
NERACA ANALITIK
Up Windbreak
Right Windbreak
Left Windbreak
Feet adjust Sample pan
Level Waterpass
LCD Print
function
Menu Power & tare
function
13 |Materikulasi
1. Windbreak, berfungsi untuk melindungi neraca dari pengaruh udara, suhu, dan tekanan
dari luar.
2. Power & tare function, berfungsi untuk menyalakan neraca. Sedangkan tombol tare
berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaan nol.
3. Print function, berfungsi untuk mengeluarkan data ke print out.
4. Sample pan, berfungsi sebagai tempat sampel yang akan ditimbang.
5. Feet adjust level, berfungsi untuk mengatur posisi neraca.
6. LCD, berfungsi sebagai penunjuk massa dari sampel yang ditimbang.
7. Menu, merupakan tombol untuk pengaturan pada neraca. Biasanya digunakan untuk
mengatur satuan massa.
8. Waterpass, berfungsi sebagai penanda posisi neraca pada saat akan digunakan.
14 |Materikulasi
6.5 Contoh Soal
Penyelesaian :
Hasil pengukuran neraca analitik tersebut adalah = 1,2037 gram = 1,2 gram
15 |Materikulasi
BAB VII
NERACA OHAUS
Bagian-bagian :
16 |Materikulasi
2. Neraca ohaus 2 lengan
Neraca ohaus 2 lengan adalah neraca yang paling sering ditemui di toko
emas. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang.
Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan
ditimbang, lengan dua untuk meletakkan bobot timbangan. Jadi neraca ini
masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya
Bagian-bagian :
2 4 5
3
17 |Materikulasi
1. Kalibrasi, berfungsi untuk mengkalibrasi neraca.
2. Tempat beban, berfungsi untuk meletakkan benda yang akan diukur
massanya.
3. Anting ( pemberat), diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser sebagai penunjuk hasil pengukuran.
4. Lengan, sebagai tempat peletakan nilai skala.
- Lengan depan, memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala
0,1,2,3,4,..., 10 gram. Dimana masing-masing terdiri dari 10 skala.
Setiap skala 1 gram. Jadi, skala terkecil 0,1 gram.
- Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser. Setiap skala 100
gram, dengan skala 0,100,200,..., 500 gram.
- Lengan belakang, anting lengan dapat digeser. Setiap skala 10 gram,
dari skala 0,10,20,...,100 gram.
5. Garis kesetimbangan (titik 0), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.
18 |Materikulasi
7.4 Cara Menggunakan Neraca Ohaus
1. Neraca ohaus digital
1. Nyalakan neraca dengan menekan tombol on.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka nol.
3. Letakkan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
5. Setelah digunakan, pastikan neraca tersebut kembali nol.
6. Matikan kembali neraca digital dengan menekan tombol off.
19 |Materikulasi
7.5 Contoh soal
1. Hitunglah hasil pengukuran dari sebuah buku menggunakan neraca ohaus 3
lengan berikut!
Penyelesaian :
Lengan pertama =20 gram
Lengan kedua =0 gram
Lengan ketiga =2,9 gram
Jadi, hasil pengukuran buku tersebut adalah
20 gram + 0 gram + 2,9 gram = 22,9 gram
Penyelesaian :
Lengan pertama = 100 gram
Lengan kedua =80 gram
Lengan ketiga =4 gram
Lengan keempat =0,65 gram
Jadi, massa baterai tersebut adalah 184,65 gram.
20 |Materikulasi
BAB VIII
MIKROSKOP
1. Lengan atau pegangan mikroskop, berfungsi untuk memgang mikroskop pada saat
memindahkan mikroskop.
2. Kaki, berfungsi untuk menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop.
3. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi, yaitu sisi cermin datar dan sisi cermin cekung yang
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar.
4. Kondensor, berfungsi mengumpulkan cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.
21 |Materikulasi
5. Diafragma, berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk pada
mikroskop.
6. Meja preparat, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek (preparat) yang akan
dilihat.
7. Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, yang terletak pada
revolver.
8. Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, yang terletak pada bagian
atas tabung.
9. Tabung (tubus), berfungsi menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
10. Revolver atau pemutar lensa, berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
11. Makrometer (sekrup pengarah kasar), berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
mikroskop secara cepat.
12. Mikrometer (sekrup pengarah halus), berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
mikroskop secara lambat.
13. Sendi inklinasi (pengatur sudut), berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop.
14. Pegangan sedia, berfungsi untuk menghubungkan papan preparat dengan pegangan
mikroskop.
22 |Materikulasi
2. Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengan-tengah lubang meja
benda,menggunakan penjepit sediaan agar tidak tergeser.
3. Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil
menempatkan roda sediaan tepat di bawah lensa objektif, hingga jarak
antara ujung lensa objektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya ± 1
mm.
4. Membidik mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan
searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
5. Memutar revolver dan lensa objektif yang sesuai untuk mendapatkan
pembesaran yang kuat. Kemudian memainkan fungsi mikrometer secara
perlahan dan hati-hati.(Bila menggunakan lensa objektif 100x, maka di atas
sediaan perlu ditetesi minyakimersi dahulu).
23 |Materikulasi
BAB IX
24 |Materikulasi
8.7 Perbedaan alat ukur massa
Perbedaan Neraca Analitik Neraca Ohaus
1. Tingkat ketelitian Lebih teliti dibandingkan Kurang teliti dibandingkan
neraca ohaus. neraca analitik.
2. Angka ketelitian 0,01 gram. 0,0001 gram.
25 |Materikulasi
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas 10. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarno, Joko. 2008 . Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
26 |Materikulasi