Anda di halaman 1dari 26

BAB I

MISTAR

1.1 Pengertian Mistar

Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering digunakan. Mistar mempunyai
tingkat ketelitian yang mencapai 0.1 cm atau 1 mm. Batas ukurnya bermacam-macam, ada yang
lebih dari satu meter dan ada yang kurang dari 1 meter. Bahkan ada yang beberapa cm saja
misalnya, 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 50 cm. Beberapa contoh alat ukur ini antara lain meteran
gulungan, penggaris kayu, siku-siku, penggaris logam,roll meter dan sebagainya.

Di bawah ini gambar bentuk mistar (penggaris atau meteran) antara lain:

1.2 Fungsi Mistar

Mistar merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pengukur panjang suatu benda atau
objek yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi serta dapat digunakan sebagai alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus.

1.3 Bagian-Bagian Mistar

Skala (cm)

Angka

Skala (mm)

1 |Materikulasi
1.4 Cara Menggunakan Mistar

Cara menggunakan mistar sebagai alat ukur adalah sebagai berikut :


1. Rapatkan mistar dengan benda yang akan diukur
2. Letakkan mistar di atas benda yang akan diukur, letakkan titik nol atau ujung mistar
ada benda yang akan diukur. Jika ujung pertama tidak berada di tepat angka 0 mm,
maka hasil yang terbaca di ujung lain harus dikurangi dengan nilai yang
ditunjukkan oleh ujung pertama.
3. Membaca hasil ukuran tersebut.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar.
Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda
sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.

1.5 Contoh Soal


Seorang anak sedang mengukur panjang kayu menggunakan mistar untuk membuat sebuah
layang-layang. Berapakah hasil pengukuran tersebut?

Penyelesaian : 3 cm + 0,9 cm = 3,9 cm

Cara mengukur :

1. Letakkan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar)
2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda
tepat berada di angka nol (0)
3. Baca skala mistar yang terletak di ujung lain benda
4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir
ujung benda berada di skala 3. Maka panjang benda adalah 3 cm.
5. Lihat juga setelah angka 3, ada garis-garis. Lihatlah garis-garis tersebut dengan
cara menghitungnya setelah angka 3. Ternyata, ujung benda berakhir di garis
ke-9, maka skalanya dibaca 0,9 cm atau 9 mm.
6. Dengan demikian, panjang benda tersebut adalah 3,9 cm.
2 |Materikulasi
BAB II

JANGKA SORONG

2.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri,baik industri
kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong kita mendapatkan kontrol
ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur ini memiliki ketelitian yang dapat
mencapai seperseratus milimeter.

2.2 Fungsi Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm.

Fungsi jangka sorong yang lainnya adalah :

1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun yang lainnya) dengan cara diulur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan atau menusukkan dibagian pengukur.

2.3 Bagian-bagian Jangka Sorong

3 |Materikulasi
Bagian-bagian jangka sorong adalah
1. Rahang luar

Rahang luar merupakan bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian luar diameter
atau panjang benda dengan cara diapit.

2. Rahang dalam

Rahang dalam merupakan bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian dalam
diameter atau panjang benda dengan cara diulur. Rahang dalam biasanya digunakan
untuk mengukur pipa. Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap.

3. Pengukur kedalaman (depth probe)

Pengukur kedalaman dalam jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman


lubang, ketinggian, ketebalan bagian dalam atau bagian luar pada suatu benda.

4 |Materikulasi
4. Skala utama

Skala utama dalam jangka sorong adalah bagian yang tidak bergerak atau tetap.
Terdapat dua macam satuan yang digunakan pada skala utama dari hasil pengukuran,
yaitu skala satuan imperial (inch) yang terdapat pada bagian atas, dan skala satuan
metrik (centimeter dan milimeter) yang terdapat pada bagian bawah.

5. Skala nonius

Skala nonius dalam jangka sorong adalah bagian yang dapat bergeser. Skala nonius ini
berguna sebagai petunjuk hasil pengukuran untuk nilai skala utama.

6. Pengunci

Pengunci digunakan untuk menahan atau mengunci batang ukur agar tidak terjadi
pergeseran pada saat melakukan pengukuran suatu benda.

5 |Materikulasi
2.4 Cara Menggunakan Jangka Sorong

1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan agar nilai
ukur tetap.
2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah
angka yang dicapai oleh benda ukur yang yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada
skala nonius.
3. Pada gambar, kelihatannya nilai tertera pada skala utama adalah 3,1 cm.
4. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm ), cari skala utama dan skala
nonius yang berhimpit (0,07 cm).
5. Jadi, hasil pembacaannya adalah
Skala Utama+ Skala Nonius= 3,1 cm + 0,07 cm = 3,17 cm

2.5 Contoh soal

Hitunglah hasil pengukuran pada gambar di atas!

Penyelesaian :

Pada skala utama menunjukkan = 58 mm

Pada skala nonius menunjukkan = 5 x 0,1 = 0,5 mm

Hasil pengukuran = (58 + 0,5) mm = 58,5 mm = 5,85 cm

6 |Materikulasi
BAB III

MIKROMETER SEKRUP

3.1 Pengertian Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang dapat mengukur benda (objek) dengan
ketelitian terkecil 0,01 mm dan memiliki dua bagian skala yaitu skala utama dan skala
nonius.

3.2 Fungsi Mikrometer Sekrup


1. Mikrometer sekrup memiliki fungsi utama dalam pemakaiannya yaitu mengukur
besaran panjang suatu benda dengan presisi.
2. Untuk mengukur panjang, tebal, diameter, dan kedalaman sebuah benda yang
mempunyai ukuran kecil seperti lempeng besi atau baja, diameter kabel, dan kawat.

3.3 Bagian – Bagian Mikrometer Sekrup

1. Ruang ukur tetap (poros tetap)


2. Rangka
3. Ruang ukur gerak (poros geser)
4. Kunci penyetel
5. Skala putar dengan silinder putar
6. Skala tetap dengan silinder tetap
7. Gigi putar

7 |Materikulasi
3.4 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
1. Ambillah mikrometer sekrup kemudian peganglah dengan hati-hati dan pastikan
tidak menutupi skala pada posisi pengukuran agar hasil pengukuran dapat terlihat
jelas.
2. Pada saat melakukan putaran pada selubung, perhatikan pengukur kunci dan
pastikan pengukur kunci dalam keadaan terbuka.
3. Melakukan pengecekan apakah ruang ukur tetap dan ruang ukur gerak menunjukkan
angka nol.
4. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk
ke dalam rahang.
5. Letakkan benda diantara ruang ukur tetap dan ruang ukur gerak lalu tutup kembali
rahang hingga tepat menjepit benda.
6. Putarlah kunci penyetel agar pemutar tidak bisa bergerak lagi.

3.5 Contoh Soal

Hitunglah hasil pengukuran ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup


seperti gambar di atas!
Penyelesaian :
Diketahui :
Skala utama = 4,5 mm
Skala nonius = 38
= 38 x 0,01 mm
= 0,38 mm

Ketebalan = Skala utama + skala nonius


= 4,5 mm + 0,38 mm =4,88 mm

8 |Materikulasi
BAB IV

STOPWATCH ANALOG

4.1 Pengertian Stopwatch Analog

Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan. Salah satu jenis stopwatch adalah stopwatch analog. Stopwatch analog mempunyai
penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol start dan tombol
kalibrasi. Stopwatch analog tidak memakai baterai, sehingga ketika stopwatch analog ini mati,
maka hal yang dilakukan adalah memutar tombol start pada stopwatch analog tersebut.

4.2 Fungsi Stopwatch Analog

Fungsi stopwatch analog sebagai berikut :

1. Sebagai alat ukur untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu
kegiatan.
2. Dalam ilmu kimia, stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu.

4.3 Bagian-Bagian Stopwatch Analog


5
1
3
2

9 |Materikulasi
1. Tombol start, berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran.
2. Tombol stop, berfungsi untuk mengakhiri pengukuran waktu.
3. Tombol kalibrasi/reset, berfungsi untuk mereset stopwatch ke nol.
4. Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk pada lingkaran besar yang
menunjukkan satuan detik.
5. Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk pada lingkaran kecil yang
menunjukkan satuan menit.

4.4 Cara Menggunakan Stopwatch Analog


1. Menyiapkan stopwatch analog.
2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch telah terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada
lingkaran besar akan berjalan. Satu putaran penuh jarum besar sama dengan 1 menit.
Jika jarum besar sudah berputar satu kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada
pada angka satu pada lingkaran kecil.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
5. Membaca hasil pengukuran

4.5 Contoh Soal

Hitunglah waktu hasil pengukuran dalam satuan detik menggunakan stopwatch!


Penyelesaian =
Jarum penunjuk pada lingkaran kecil = 20 menit = 1200 detik
Jarum penunjuk pada lingkaran besar = 30 detik
Jadi, berdasarkan gambar terukur waktu = 1200 detik + 30 detik = 1230 detik.
10 |Materikulasi
BAB V
STOPWATCH DIGITAL

5.1 Pengertian Stopwatch Digital


Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang hasil pengukurannya dapat
langsung terbaca di layar atau monitor baik jam, menit, sampai detik.

5.2 Fungsi Stopwatch Digital


1. Menghitung waktu ketika praktikum yang membutuhkan kecepatan dan
ketepatan waktu.
2. Dalam ilmu kimia, stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami
perubahan suhu.

5.3 Bagian-Bagian Stopwatch Digital

1. Layar atau monitor, sebagai media hasil pengukuran yang berupa angka-
angka.
2. Tombol start, berfungsi untuk memulai pengukuran waktu.
11 |Materikulasi
3. Tombol stop, berfungsi untuk mengakhiri pengukuran.
4. Tombol kalibrasi, berfungsi untuk mengkalibrasi ke angka nol

5.4 Cara Menggunakan Stopwatch Digital

1. Menyiapkan stopwatch digital.

2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch telah terkalibrasi.

3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu

4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.

5. Membaca hasil pengukuran

5.5 Contoh Soal


Seorang anak sedang melakukan praktikum untuk menentukan waktu dalam
suatu reaksi dan hasilnya adalah seperti gambar di bawah ini. Hitunglah
pengukuran waktu pada reaksi tersebut!

Penyelesaian :

0 jam + 12 menit + 60 detik = 12 menit 60 detik = 13 menit

Jadi, hasil pengukuran waktu dari suatu reaksi yang dilakukan anak tersebut adalah 13 menit.

12 |Materikulasi
BAB VI

NERACA ANALITIK

6.1 Pengertian Neraca Analitik


Neraca analitik merupakan alat penghitung massa suatu benda dengan teknik digital
dan mempunyai tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan
penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stabilizer voltage.

6.2 Fungsi Neraca Analitik


1. Neraca analitik berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk
membuat media untuk bakteri, jamur, atau media tanam kultur jaringan dan
mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
2. Alat ini biasanya diletakkan di laboratorium sebagai alat ukur massa dalam
kegiatan penelitian analisis.

6.3 Bagian-Bagian Neraca Analitik

Up Windbreak

Right Windbreak
Left Windbreak
Feet adjust Sample pan
Level Waterpass

LCD Print
function
Menu Power & tare
function
13 |Materikulasi
1. Windbreak, berfungsi untuk melindungi neraca dari pengaruh udara, suhu, dan tekanan
dari luar.
2. Power & tare function, berfungsi untuk menyalakan neraca. Sedangkan tombol tare
berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaan nol.
3. Print function, berfungsi untuk mengeluarkan data ke print out.
4. Sample pan, berfungsi sebagai tempat sampel yang akan ditimbang.
5. Feet adjust level, berfungsi untuk mengatur posisi neraca.
6. LCD, berfungsi sebagai penunjuk massa dari sampel yang ditimbang.
7. Menu, merupakan tombol untuk pengaturan pada neraca. Biasanya digunakan untuk
mengatur satuan massa.
8. Waterpass, berfungsi sebagai penanda posisi neraca pada saat akan digunakan.

6.4 Cara Menggunakan Neraca Analitik


Cara menggunakan neraca analitik adalah sebagai berikut :
1. Siapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau mengatur waterpass (
dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di waterpass
tepat berada di tengah).
2. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Dapat
dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.
3. Menancapkan stop kontak pada stavolt.
4. Menekan tombol on kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
5. Memasukkan alas bahan ( benda tipis) dengan membuka kaca tidak begitu lebar
supaya tidak mempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat peka.
6. Menutup kaca neraca analitik.
7. Memasukkan bahan yang akan ditimbang pada sample pan.
8. Menunggu hingga angka di LCD neraca analitik tidak berubah-ubah.
9. Mengambil bahan yang sudah ditimbang.
10. Menekan tombol power hingga tidak ada angka di LCD neraca analitik.
11. Melepaskan stop kontak pada stavolt.
12. Membersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas.
Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan
dengan dengan menggunakan etanol/alkohol.

14 |Materikulasi
6.5 Contoh Soal

Seorang mahasiswa sedang mengukur massa gula pasir menggunakan neraca


analitik untuk bahan praktikum. Tentukan massa gula pasir menggunakan neraca
analitik seperti gambar di bawah ini!

Penyelesaian :
Hasil pengukuran neraca analitik tersebut adalah = 1,2037 gram = 1,2 gram

15 |Materikulasi
BAB VII

NERACA OHAUS

7.1 Pengertian Neraca Ohaus


Neraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0,01 gram. Jenis-
jenis neraca ohaus ada 4 yaitu, neraca ohaus digital, neraca ohaus 2 lengan,
neraca ohaus 3 lengan, dan neraca ohaus 4 lengan.

7.2 Fungsi Neraca Ohaus


Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktik
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 311 gram.

7.3 Bagian-Bagian Neraca Ohaus


1. Neraca ohaus digital
Neraca ohaus digital adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk
mengukur massa bahan yang akan digunakan sebelum praktikum.

Bagian-bagian :

1. Piringan timbang, sebagai tempat bahan yang akan ditimbang massanya.


2. Layar display, menampilkan hasil massa bahan yang ditimbang.
3. Tombol on/off, menyalakan serta mematikan neraca.
4. Optional internal calibration, mengatur kalibrasi neraca tanpa memerlukan
bebas eksternal.

16 |Materikulasi
2. Neraca ohaus 2 lengan
Neraca ohaus 2 lengan adalah neraca yang paling sering ditemui di toko
emas. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang.
Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan
ditimbang, lengan dua untuk meletakkan bobot timbangan. Jadi neraca ini
masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya

Bagian-bagian :

1. Lengan wadah, merupakan lengan yang digunakan untuk meletakkan benda


untuk ditimbang.
2. Lengan bobot/anak timbangan, merupakan lengan yang digunakan untuk
meletakkan bobot timbangan.

3. Neraca ohaus 3 lengan


Neraca ohaus 3 lengan merupakan neraca yang mempunyai tiga lengan dan
satu cawan tempat benda.

Bagian-bagian neraca ohaus 3 lengan:

2 4 5
3

17 |Materikulasi
1. Kalibrasi, berfungsi untuk mengkalibrasi neraca.
2. Tempat beban, berfungsi untuk meletakkan benda yang akan diukur
massanya.
3. Anting ( pemberat), diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser sebagai penunjuk hasil pengukuran.
4. Lengan, sebagai tempat peletakan nilai skala.
- Lengan depan, memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala
0,1,2,3,4,..., 10 gram. Dimana masing-masing terdiri dari 10 skala.
Setiap skala 1 gram. Jadi, skala terkecil 0,1 gram.
- Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser. Setiap skala 100
gram, dengan skala 0,100,200,..., 500 gram.
- Lengan belakang, anting lengan dapat digeser. Setiap skala 10 gram,
dari skala 0,10,20,...,100 gram.
5. Garis kesetimbangan (titik 0), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

4. Neraca ohaus 4 lengan

Bagian-bagian neraca ohaus 4 lengan :


1. Kalibrasi, berfungsi untuk mengkalibrasi neraca.
2. Tempat beban, berfungsi untuk meletakkan benda yang akan diukur
massanya.
3. Anting ( pemberat), diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser sebagai penunjuk hasil pengukuran.
4. Lengan, sebagai tempat peletakan nilai skala.
5. Garis kesetimbangan (titik 0), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

18 |Materikulasi
7.4 Cara Menggunakan Neraca Ohaus
1. Neraca ohaus digital
1. Nyalakan neraca dengan menekan tombol on.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka nol.
3. Letakkan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
5. Setelah digunakan, pastikan neraca tersebut kembali nol.
6. Matikan kembali neraca digital dengan menekan tombol off.

2. Neraca ohaus 2 lengan


1. Pastikan neraca dalam keadaan setimbang.
2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya pada lengan wadah.
3. Meletakkan bobot yang sudah diketahui massanya di lengan bobot.
4. Amati pergerakan dari jarum.
- Apabila jarum belum tepat pada garis setimbang, maka tambahkan
bobot hingga jarum tepat di garis setimbang.
- Jika jarum sudah tepat pada garis setimbang, hitunglah massa benda
yang diukur massanya sesuai dengan massa bobot yang diletakkan.

3. Neraca ohaus 3 lengan dan 4 lengan


1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk
mengukur massa benda, dengan cara memutar sekrup yang berada di
samping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan, posisi dua garis pada
neraca sejajar.
2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban.
3. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala
yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan jika dua
garis sejajar sudah setimbang, maka mulailah membaca hasil
pengukurannya.

19 |Materikulasi
7.5 Contoh soal
1. Hitunglah hasil pengukuran dari sebuah buku menggunakan neraca ohaus 3
lengan berikut!

Penyelesaian :
Lengan pertama =20 gram
Lengan kedua =0 gram
Lengan ketiga =2,9 gram
Jadi, hasil pengukuran buku tersebut adalah
20 gram + 0 gram + 2,9 gram = 22,9 gram

2. Hitunglah hasil pengukuran massa baterai menggunakan neraca ohaus 4


lengan berikut!

Penyelesaian :
Lengan pertama = 100 gram
Lengan kedua =80 gram
Lengan ketiga =4 gram
Lengan keempat =0,65 gram
Jadi, massa baterai tersebut adalah 184,65 gram.

20 |Materikulasi
BAB VIII

MIKROSKOP

8.1 Pengertian Mikroskop


Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains.
Mikroskop adalah alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil.

8.2 Fungsi Mikroskop


Mikroskop adalah alat yang berfungsi untuk melihat dan mengamati benda-benda yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat secara kasat mata.

8.3 Bagian-Bagian Mikroskop

1. Lengan atau pegangan mikroskop, berfungsi untuk memgang mikroskop pada saat
memindahkan mikroskop.
2. Kaki, berfungsi untuk menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop.
3. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi, yaitu sisi cermin datar dan sisi cermin cekung yang
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar.
4. Kondensor, berfungsi mengumpulkan cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.

21 |Materikulasi
5. Diafragma, berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk pada
mikroskop.
6. Meja preparat, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek (preparat) yang akan
dilihat.
7. Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, yang terletak pada
revolver.
8. Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, yang terletak pada bagian
atas tabung.
9. Tabung (tubus), berfungsi menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
10. Revolver atau pemutar lensa, berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
11. Makrometer (sekrup pengarah kasar), berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
mikroskop secara cepat.
12. Mikrometer (sekrup pengarah halus), berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
mikroskop secara lambat.
13. Sendi inklinasi (pengatur sudut), berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop.
14. Pegangan sedia, berfungsi untuk menghubungkan papan preparat dengan pegangan
mikroskop.

8.4 Cara Menggunakan Mikroskop


a. Mencari bidang penglihatan
1. Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga
lensa objektif tidak membentur meja atau panggung bila revolver diputar-
putar.
2. Lensa objektif di tempatkan pembesaran lemah (4 X atau 10 X) dengan
memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lensa
okuler).
3. Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke
belakang.
4. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat
lingkaran(lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
Mikroskop siap digunakan.

b. Mencari bayangan sediaan


1. Menaikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer, sehingga jarak
antara lensa objektif dengan permukaan meja ± 3 cm.

22 |Materikulasi
2. Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengan-tengah lubang meja
benda,menggunakan penjepit sediaan agar tidak tergeser.
3. Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil
menempatkan roda sediaan tepat di bawah lensa objektif, hingga jarak
antara ujung lensa objektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya ± 1
mm.
4. Membidik mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan
searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
5. Memutar revolver dan lensa objektif yang sesuai untuk mendapatkan
pembesaran yang kuat. Kemudian memainkan fungsi mikrometer secara
perlahan dan hati-hati.(Bila menggunakan lensa objektif 100x, maka di atas
sediaan perlu ditetesi minyakimersi dahulu).

23 |Materikulasi
BAB IX

PERBEDAAN MASING-MASING ALAT

8.5 Perbedaan alat ukur panjang


Perbedaan Mistar Jangka Sorong Mikrometer
Sekrup
1. Angka 1 mm 0,01 cm = 0,1 mm 0,01 mm
ketelitian
2. Fungsi Untuk mengukur -Untuk mengukur mikrometer
benda yang besar ketebalan logam. sekrup digunakan
sehingga kurang - Mengukur diameter untuk mengukur
memerlukan dalam/luar ketebalan benda
ketelitian. - Mengukur yang cukup tipis
ketinggian/kedalaman
3. Alat yang - Panjang buku. - Mengukur diameter - plat/lempeng
diukur - Lebar meja, dll. cincin, pipa. logam.
- Mengukur ketinggian - Ketebalan
atau kedalaman tabung kertas.
reaksi, gelas ukur. - Uang logam.

8.6 Perbedaan alat ukur waktu


Perbedaan Stopwatch analog Stopwatch digital
1. Harga Harganya cukup murah. Harganya lebih mahal.
2. Hasil pengukuran Hasil pengukuran kurang Hasil pengukuran lebih
detail. detail.
3. Tampilan Memiliki jarum sebagai Memiliki angka sebagai
penunjuk waktu. penunjuk waktu.
4. Prinsip Prinsip pengoperasian Prinsip pengoperasian
pengoperasian pengukuran waktu oleh pengukuran waktu oleh
perpindahan secara osilator time base (prinsip
mekanis elektronis)

24 |Materikulasi
8.7 Perbedaan alat ukur massa
Perbedaan Neraca Analitik Neraca Ohaus
1. Tingkat ketelitian Lebih teliti dibandingkan Kurang teliti dibandingkan
neraca ohaus. neraca analitik.
2. Angka ketelitian 0,01 gram. 0,0001 gram.

3. Prinsip kerja Alat penghitung satuan Sekedar membandingkan


massa suatu benda dengan massa benda yang akan
teknik digital. diukur dengan anak
timbangan.

25 |Materikulasi
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Sahrul. 2015. “Makalah Fisika Tentang Alat Ukur”. (online).


https://www.academia.edu/34614197/MAKALAH_alat_ukur_.docx. (Diakses pada
tanggal 23 Agustus 2019).

Andy, Winda. 2015. “Laporan Praktikum Pengukuran”. (online).


https://www.academia.edu/30764198/Laporan_Praktikum_Pengukuran. (Diakses pada
tanggal 23 Agustus 2019).

Manisa, Tesa. 2014. “Mikroskop (Penggunaan dan Perawatan)”. (online).


https://www.academia.edu/11771250/MIKROSKOP_PENGGUNAAN_DAN_PERAW
ATAN_2. (Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019)

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas 10. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Setiawan, Syabam. 2015 “ Macam-Macam Alat Ukur”. (online).


https://www.academia.edu/20276920/MACAM-MACAM_ALAT_UKUR. (Diakses
pada tanggal 23 Agustus 2019).

Sumarno, Joko. 2008 . Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

26 |Materikulasi

Anda mungkin juga menyukai