Anda di halaman 1dari 43

BAHAN KONSTRUKSI DAN KOROSI

TAHUN AJARAN 2017/2018


Makalah
Seng (Zn) dan Arsen (As)
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahan Konstruksi dan
Korosi
Dosen : Ir. Retno Indarti, MT
Oleh
Fakhira Rizqia 161411071
Shania Aqmarina 161411089
2C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Seng (Zn) dan Arsen (As) ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan dan dukungan hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena adanya keterbatasan
ilmu yang dimiliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami di masa mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat bermanfaat bagi para
pembaca terutama dalam bidang pendidikan.

Bandung, 7 Oktober 2017

Penulis
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................................2

BAB II Zn( seng ) dan paduanya...............................................................................................3

2.1 Sejarah Zn....................................................................................................3


2.2 Sifat Zn .......................................................................................................4
2.3 Sumber Zn ..................................................................................................6
2.4 Paduan dan Senyawa Zn ........................................................................ 10
2.5 Manfaat Senyawa Zn ............................................................................. 13
2.6 Tingkat Bahaya Zn Zn .......................................................................... 18

BAB III As (arsen) dan paduanya....................................................................................... .22

3.1 Sejarah As............................................................................................... 22


3.2 Sifat As ................................................................................................ ..23
3.3 Sumber As............................................................................................. .26
3.4 Paduan senyawa As ............................................................................... 28
3.5 Manfaat Senyawa As ............................................................................. 29
3.6 Tingkat Bahaya As ................................................................................ 30

i
ii

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ .37

4.1 Kesimpulan.................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan tenologi telah berkembang dengan begitu
pesatnya. Tidak terkecuali pada teknologi industri, yang telah berkembang sesuai
perkembangan zaman. Meskipun teknologi telah berkembang pesat, pengetahuan setiap
orang tentang teknologi berbeda satu sama lainnya. Ada yang memiliki pengetahuan luas dan
ada yang memiliki pengetahuan kurang. Dalam dunia industri pengetahuan yang penting
dimiliki oleh orang yang berminat terhadap industri adalah komponen materi yang
bermanfaat dalam proses produksi.
Salah satu komponen penting yang biasa dipakai dalam produksi industri adalah logam Seng
dan Arsenik. Berabad-abad sebelum seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang unik, bijih
seng telah digunakan dalam pembuatan kuningan. Sedangkan Logam arsenik biasanya
digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb
di pabrik aki atau melapisi kabel. Seng dan Arsenik memiliki peran penting dalam proses
industri. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap industriawan untuk mengetahui manfaat
kedua material tersebut.
Hal tersebut layak dan memang sepantasnya dikuak dan dipublikasikan, agar mahasiswa tahu
bahwa manfaat dari Seng dan Arsen patut dimengerti. Karena sebagai manusia
khalayaknya memiliki kesadaran untuk berbuat lebih pada sesama, atau mementingkan
sosialisasi dengan memberikan sesuatu yang telah diperbuat. Mahasiswa harus
mengembangkan manfaat Seng dan Arsen dalam industri untuk kepentingan manusia lain.
Metode yang dilakukan untuk meneliti masalah ini diawali dengan studi literatur atau
referensi. lalu dilakukan analisis dan penarikkan kesimpulan dalam tahap akhir pengumpulan
data.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Karakteristik umum, sifat fisika, sifat kimia dan sifat mekanik seng dan
arsenic
Bagaimanakah sumber seng dan arsen di alam dan proses pembuatannya di industry?
Apa sajakah paduan dan senyawa yang penting dari seng dan arsenic?
Apa sajakah manfaat dari seng dan arsen bagi kehidupan manusia?
Bagaimanakah tingkat bahaya dari logam seng dan arsenic bagi manusia dan lingkungan?

1
2

1.3 Tujuan
Makalah ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa
terutama mahasiswa teknik kimia tentang logam seng dan paduannya serta arsenik dan
senyawanya yang memiliki potensi manfaat bagi kehidupan manusia maupun dunia industri
yang nantinya akan dijajaki oleh mahasiswa teknik kimia tersebut serta untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahan Konstruksi dan Korosi.

1.4 Sistematika Penulisan


Makalah ini berisi tentang sejarah, karakteristik umum, sifat fisika, sifat kimia, sifat mekanik,
sumber dan proses pembuatan, paduan dan senyawa penting, manfaat dan tingkat bahaya
logam seng dan arsenik. Bab I berisi latar belakang dijadikannya seng dan arsenik sebagai
topik bahasan, tujuan dari penyusunan makalah ini serta rumusan masalah yang akan dibahas.
Pada bab II di karya tulis ilmiah ini dibahas tentang uraian teori yang telah disusun dari topik
bahasan diatas dari logam seng dan paduannya. Sedang pada bab III mengenai Arsenik dan
senyawanya. Dan pada bab IV berisikan kesimpulan berdasarkan teori.
BAB II
SENG (Zn) DAN PADUANNYA

2.1 Sejarah Seng


Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop
stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).Kuningan, yang
merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad
ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di
India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan ak
hir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka
sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas
Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun
1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-
sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.
Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng.
Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan
aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat
dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di
laboratorium organik.
Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India,
manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-
16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai
"salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya
dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan
Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.
Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng.
Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai
jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat
(suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe),
seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua
milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga
dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap
tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng
yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam
bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai bahan
bangunan.

3
4

2.2 Karakteristik Seng


2.2.1 Karakteristik Umum
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan
magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain
itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling
melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang
paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

2.2.2 Sifat Fisik


Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng
sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, p.
826 Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa
antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh
dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki
titik lebur (420 C) dan tidik didih (900 C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun,
titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain
raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah
kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal,
raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng
maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan
feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

KLASIFIKASI SIFAT ZINK


Penampilan Abu-abu muda kebiruan
Fase Padat
Massa Jenis 7,14 g/cm3
Titik Lebur 692,68 K
Titik Didih 1.180 K
Kalor Peleburan 7,32 kJ/mol
Kalor Penguapan 123,6 kJ/mol
Kapasitas Kalor 25,390 J/(mol.K)
5

Elektronegativitas 1,65
(1) 906,4 kJ/mol
Energi Ionisasi (2) 1.733,3 kJ/mol
(3) 3.833 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm

2.2.3 Sifat Kimia


Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng
karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini
membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.

Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan Sifat
kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan
tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan
magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan
memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan
faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. mengeluarkan asap
seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya Seng yang
sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam
kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung
seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion
seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan
pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan
mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan
ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks
oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.
Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas
285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang
berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2
yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan
keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan
membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng
kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.
6

2.2.4 Sifat Mekanik

Modulus Young 108 GPa


Modulus geser 43 GPa
Modulus ruah 70 GPa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 Mpa

2.3 Sumber dan Proses Pembuatan Seng


2.3.1 Sumber Seng
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah
mengandung sekitar 5770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada
air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,14 g/m3.

Gambar Sfalerit (ZnS)


Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan
timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa
unsur ini memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan
dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi
atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang merupakan salah
satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak
ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng karbonat),
hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit.
Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng
7

sulfida primordial. Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar
1,8 gigaton. Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada
tahun 2008.
Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis
antara tahun 2027 sampai dengan 2055. Sekitar 346 megaton seng telah ditambang
sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar
109 megatonnya masih digunakan.

2.3.2 Proses Pembuatan Seng


Electrowinning
Elektowinning adalah proses elektrokimia yang digunakan untuk mereduksi logam
kation ke permukaan katoda dari sebuah larutan aqueous yang berasal dari proses
kimia leaching. Pada proses elektrowinning Zn, akan diperoleh endapan logam Zn
pada permukaan katoda yang berasal dari reaksi reduksi larutan ZnSO4. Disamping
itu, pada anoda akan terbentuk oksigen karena penggunaan anoda inert.
Proses ini menggunakan coulumeter Cu. Fungsi coulumeter adalah untuk menentukan
jumlah materi yang berubah selama elektrolisis dengan mengukur jumlah listrik yang
diperlukan untuk melakukan proses elektrolisis.
Secara umum proses ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
Katoda (Al)
Anoda (Pb)
Eletrolit ZnSO4 (didapat dari reaksi leaching)

Penggunaan logam aluminium sebagai katoda didasarkan pada termodinamika.


Potensial reversibel Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial reversibel H+/H2 yaitu :
EZn2+/Zn = 0,763 + 0,0295 log (aZn2+) pada 25oC
EH+/H2 = 0,0591 pH pada 25oC, 1 atm.

Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn


berlangsung kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang
digunakan. Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi, yaitu
dengan menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki hidrogen
overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V) sehingga pada
potensial pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn
sendiri memiliki hidrogen overpotensial yang cukup besar sehingga proses
pengendapan Zn dapat berlangsung secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi
setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk pada permukaan katoda aluminium.
8

Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah
sehingga apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh
karena itu digunakan logam aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning
Zn.
Reaksi-reaksi yang akan terjadi dalam proses ini adalah:
Leaching
Zn + H2SO4 > ZnSO4 + H2O
ZnSO4 > Zn2+ + SO42-

Elektrowinning
Anoda : 2H2O > 4H+ + O2 + 4e-
Karoda : 2Zn2+ + 4e- > 2Zn +
2Zn2+ + 2H2O > 2Zn + 4H+ + O2

Selama proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu
1. Konveksi
Pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan difusi.
Proses ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan elektrolit atau
injeksi udara
2. Difusi
Merupakan proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Helmhotz Plane)
melalui lapisan elektrolit yang diam.
3. Migrasi
Merupakan transport ion karena ada perbedaan potensial.
Untuk mengetahui jumlah berat logam Zn yang akan terdeposisi pada katoda, kita
bisa memperkirakan berapa berat endapan yang akan terbentuk dengan menggunakan
hukum Faraday.
9

B. Thermochemical
Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan Zn dari
oksidanya, semua menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan oksigen
membentuk CO dan/atau CO2. Sehingga Zn terbebas dalam bentuk uap (vapor) yang
kemudian dipadatkan untuk memperoleh logam yang diinginkan.
Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (seng sulfide) atau calamine/Smithsonite
(seng karbonat).
Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng oksida.
2ZnS(s) + 3O2(g) 2ZnO(s) + 2SO2(g)
Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam
pemanasannya akan menghasilkan seng oksida,
ZnCO3(s) ZnO(s) + CO2(g)
(dekomposisi termal endotermik).
Seng oksida di bakar dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang, agent
pereduksi) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir
sama dengan besi dari blast furnace.
C(s) + O2(g) CO2(g)
(sangat oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)
C(s) + CO2(g) 2CO(g)
(C dioksidasi, CO2 direduksi)
ZnO(s) + CO(g) Zn(l) + CO2(g)
(seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)
Atau reduksi langsung oleh karbon :
ZnO(s) + C(s) Zn(l) + CO(g)
(ZnO direduksi, C dioksidasi)
Karbon monoksida bertindak sebagai agent pereduksi yaitu menghilangkan oksigen
dari oksida.
Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji dan logam
lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer
yang kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng dioksidasi kembali
menjadi seng oksida.
Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua lapisan dapat
ditahan pada dasar furnace.
10

Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau
dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolit.

2.4 Paduan dan Senyawa Seng


2.4.1 Paduan Seng
Paduan Seng merupakan salah satu bahan cor yang baik dimana Seng memiliki titik
cair yang rendah, sehingga dapat dibentuk dengan berbagai metoda pengecoran.
Pressure die Casting dengan hot chamber system merupakan proses pengecoran
yang paling mudah dan cepat.
Paduan Seng yang dibentuk melalui proses pengecoran digunakan secara luas dalam
pembuatan peralatan rumah tangga tempat peralatan optic, sound reproducing
instrument part, mainan dan komponen ringan dari kendaraan dan lain lain. Paduan
Seng juga dapat difinishing dengan pengecatan atau electroplating. Dalam
pelaksanaannya proses pembentukan benda kerja dengan cara pengecoran yang
menggunakan paduan seng ini sering ditambahkan unsur Aluminium untuk
menurunkan titik cairnya serta meningkatkan tegangannya.
Sebagaimana dilakukan pada beberapa jenis paduan lainnya dimana dilakukan
ageing untuk penuaan melalui pemadatan cepat dalam proses die-Casting, walaupun
mengakibatkan penurunan angka kekerasan, nilai impact serta kekuatan tariknya akan
tetapi keuletan (ductility) nya akan meningkat secara actual tergantung pada lamanya
proses dan kondisi ageing tersebut, biasanya mencapai 5 minggu. Dengan demikian
akan diperoleh sifat yang disebut original-properties. Setelah proses ageing ini
Casting akan menyusut untuk waktu selama 8 tahun dengan kehilangan dimensinya
sebesar 0,0015 mm/mm, akan tetapi keadaan ini dapat direduksi dengan proses
stabilizing yakni memberikan pemanasan pada temperature 1000 C sebelum
machining.
Berikut adalah beberapa logam paduan dari zn:
A. Kuningan
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga
antara 60-96% massa. Dalam perdagangan dikenal 2 jenis kuningan, yaitu:
Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%
Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%
Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%
Tembaga dalam kuningan membuat kuningan bersifat antiseptik, melewati efek
oligodinamis. Contohnya, gagang pintu yang terbuat dari kuningan dapat
mendisinfeksi diri dari banyak bakteri dalam waktu 8 jam. Efek ini penting dalam
rumah sakit, dan berguna dalam banyak konteks.
11

B. Perak Nikel
Perak nikel sering juga disebut sebagai perak jerman, argentann, paktong, perak baru,
campuran nikel atau alpaca. Logam ini terdiri dari campuran tembaga, nikel dan seng.
Formulasi umumnya terdiri dari 60% tembaga, 20% nikel dan 20% seng sehingga
menghasilkan logam seperti perak. Apalagi setelah di elektroplating atau di krom
warna perak, maka logam ini akan benar-benar terlihat perak sesungguhnya. Kata
perak nikel diambil karena campuran logam tanpa perak ini menghasilkan logam yang
terlihat seperti perak.
Perak nikel ini awalnya sangat popular digunakan sebagai peralatan makan seperti
piring, sendok, pisau, garpu dan sejenisnya. Bahkan hingga berkembang untuk
kebutuhan resleting, kunci, perhiasan handmade, alat musik, jalur rel, hingga
kebutuhan industri berat.
Untuk nama alpaca sendiri dinamakan oleh Berlin dan Ernst August Geitner yang
telah menemukan campuran logam perak nikel. Tentu saja akibat warnanya yang
mendekati perak, maka logam ini juga digunakan untuk fraud / menipu dan
menghasilkan koin logam perak dimana bahan dasarnya bukan lah perak.
Untuk mengetahui perbedaan perak dengan perak nikel kita dapat menggunakan
larutan asam penguji, menggunting logam hingga dapat melihat logam di dalam nya.
Perak asli akan tetap memiliki kualitas warna yang berbeda dengan perak nikel
sebelum di elektro plating / diwarnai lapisan perak.
C. Cadmium Zinc Telluride
Telluride seng kadmium, (CdZnTe) atau CZT, adalah senyawa kadmium, seng dan
telurium atau, lebih ketat berbicara, paduan telluride kadmium dan seng telluride.
Sebuah semikonduktor celah pita langsung, digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk detektor radiasi, kisi-kisi photorefractive, modulator elektro-optik, sel surya,
dan generasi Terahertz dan deteksi. Celah pita bervariasi dari sekitar 1,4-2,2 eV,
tergantung pada komposisi.
Radiasi detektor menggunakan CZT dapat beroperasi di langsung-konversi (atau
fotokonduktif) mode pada suhu kamar, tidak seperti beberapa bahan lainnya
(khususnya germanium) yang memerlukan pendinginan nitrogen cair. Keuntungan
relatif mereka termasuk sensitivitas tinggi untuk x-ray dan gamma-sinar, karena
nomor atom tinggi dan Te Cd, dan lebih baik energi daripada resolusi detektor
sintilator. CZT dapat dibentuk menjadi bentuk yang berbeda untuk mendeteksi
radiasi-aplikasi, dan berbagai geometri elektroda, seperti grid coplanar, telah
dikembangkan untuk memberikan unipolar (elektron-hanya) operasi, dengan
demikian meningkatkan resolusi energi.
Materi yang memiliki koefisien elektro-optik yang tinggi dan transparansi di wilayah
pertengahan inframerah, sehingga bahan modulator baik untuk laser inframerah. Sifat
yang sama membuatnya berguna untuk mendeteksi gelombang Terahertz.
Penggunaan tambahan sebagai bahan substrat untuk pertumbuhan epitaxial merkuri
telluride kadmium (HgCdTe), bahan detektor inframerah. Cd0.96Zn0.04Te hampir
12

sempurna kisi cocok untuk LWIR HgCdTe (80% Hg, Cd 20%). Namun, sulit untuk
tumbuh kristal besar komposisi tetap.
Cadmium Telluride Seng sebagai suatu senyawa yang ditemukan non-toksik pada
5g/1kg dalam sebuah "Studi Toksisitas Akut Oral Batas" yang dilakukan oleh
Toxikon.
D. Prestal
Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkan
sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk
dengan cetakan murah dari keramik atau semen.

2.4.2 Senyawa Seng


Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng,
terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir
tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan
asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki
banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik. Pniktogenida (Zn3N2,
Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida
ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah
dan dianggap lebih bersifat kovalen.
Seng asetat basa
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng
Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin,
hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-. Senyawa nitrat Zn(NO3)2,
klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida
Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2.8H2O dan kromat
ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng. Salah satu contoh
senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organo seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan
kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam
kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi
antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui
memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan
seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.
Senyawa-senyawa seng
a. Zink klorida (ZnCl2)
Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh nisbi rendah
dan mudah menyublim.
b. Zink oksida (ZnO)
13

Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui
oksida zink panas di udara.
c. Zinkat
Adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya
sering ditulis ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion
kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO22- dapat berada
sebagai lelehan natrium zinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari
berbagai oksida.
d. Zink blende
Struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh empat atom sulfur pada sudut-
sudut tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh empat atom zink. Kristal ini
tergolong sistem kubus.
e. Zink sulfat
Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air diatas 30C
menghasilkan heksahidrat dan molekul air selanjutnya dilepaskan diatas 100C
menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat terbentuk pada 450C dan ini mengurai
diatas 500C.
f. Zink sulfide (ZnS)
Menyublim pada 1180 C.
g. Zink hidroksida Zn(OH)2
Zn hidroksi bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan
dengan ammonia kuat berlebih.

2.5 Manfaat Seng dan Senyawanya


Sekitar 35% dari seng diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk menggembleng besi, i1
20% digunakan dalam produksi kuningan, 25% dalam paduan lainnya, 10% sebagai lembaran
seng, sedangkan 10% sisanya diserap dalam aplikasi yang berbeda.
Seng diproduksi dalam beberapa kelas tergantung pada tingkat kemurnian yang dapat
bervariasi dari%, paling murni 99,995-98%. Standar kualitas bervariasi dari negara ke negara,
dan hanya berbeda dalam beberapa rincian. UNI 6 memberikan kualitas seng. Dua yang
pertama, kemurnian yang lebih besar (dari 99,995 dan 99,99), digunakan untuk pembuatan
paduan, yang paling penting yang ditujukan untuk casting atau die casting.
Unsur-unsur paduan biasanya Al, Mg, Cu. Paduan ini, yang mencair pada suhu yang relatif
rendah (sekitar 380-480 C), memiliki penyusutan yang sangat rendah dan fluiditas tinggi.
Fitur-fitur ini memungkinkan merger juga sangat rumit.
14

Seng 99,99% juga digunakan untuk persiapan paduan untuk pembuatan Dingin digulung,
profil, bar diekstrusi, anoda korban. Hal ini juga digunakan dalam produksi cat kawat dan
bubuk. Seng 99,95%, karena kandungan yang relatif tinggi kotoran, digunakan untuk
memproduksi kuningan, perunggu dan galvanis.
Seng 99,9% digunakan untuk casting. Akhirnya, kualitas 98,5% memiliki jangkauan terbesar
aplikasi dalam galvanis. Konstruksi, penggunaan seng digulung memiliki sejarah panjang,
dan untuk membuat non-ferrous material, atap dan kelongsong. lebih banyak digunakan. Atap
seng laminasi menjamin layanan panjang kehidupan.
Saat ini di pasaran terbuat dari paduan Zn-Cu berguling-Ti, serta memastikan kekuatan tekan
tinggi, memiliki kekuatan tarik yang sangat baik dan creep. Zinc juga digunakan dalam
elemen non-struktural: hujan, talang hujan, panel dekoratif.
Seng untuk melindungi baja
Galvanisasi adalah metode yang paling banyak digunakan lapisan pelindung untuk paduan
besi. Lapisan seng adalah perlindungan paduan besi terhadap efek korosif oksigen atmosfer
dan uap air. Pertama, mencegah kontak fisik dari baja dengan udara, kemudian, jika lapisan
seng dipecah untuk mengekspos paduan besi yang mendasari, seng baja kurang mulia
dilindungi sehingga diskontinuitas lapisan kehilangan karakter dari bahaya, seperti lapisan
seng yang dibutuhkan pada operasi Anoda, melindungi baja (perlindungan katodik dari baja).
Paduan seng-besi diperoleh dengan teknik yang berbeda:
1. Hot dip galvanizing;
2. logam penyemprotan;
3. cat kaya seng;
4. perlindungan katodik;
5. galvanis cold-rolled;
6. elektroplating seng;
7. sherardizzazione.

2.5.1 Hot dip galvanizing


Proses ini terdiri dari lapisan besi atau produk baja dengan cara merendam dalam
bak seng cair, juga disebut elektroplating. Proses ini menggunakan, tertua sederhana
dan luas lapisan seng pada besi. Ini telah menjadi evolusi besar dalam beberapa
tahun terakhir, khususnya melalui inovasi coninua laminate strip baja galvanis.
Sistem otomatis juga untuk menggembleng pipa, batang untuk kawat beton,
pertukangan dan umum.
Artefak, sebelum mengalami proses, harus bebas dari residu minyak, cat minyak,
dan pengelasan terak hadir sebagai hasil dari operasi sebelumnya. Setelah
pembersih, artefak yang diawetkan dalam asam klorida encer sehingga oksida besi
15

diubah menjadi ferri klorida, larut. Beberapa besi cor dan baja untuk silikon sulit
untuk menggembleng.
Sebelum datang ke dalam kontak dengan produk seng cair melewati lapisan AC,
terdiri dari seng dan garam amonium ganda yang mengapung di atas seng cair. Ini
memiliki fungsi ganda: untuk menghilangkan kotoran pada besi (misalnya klorida
tetap patuh setelah acar) dan untuk mencegah oksida seng cair di bawah. Dengan
cara ini permukaan material besi siap untuk dikombinasikan dengan seng untuk
membentuk lapisan 70-120 pM spesssore terbuat dari paduan yang berbeda. Ini
bervariasi dalam komposisi ketika mereka bergerak menjauh dari besi menjadi
semakin kaya seng. Paduan ini diperoleh pada suhu di atas titik leleh seng murni
dan, karenanya, hadir dalam objek dilapisi electrolytically.

Hot dip galvanizing menyediakan, di luar perlindungan galvanik, termasuk


perlindungan fisik. Lapisan pelindung memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
abrasi dan tindakan mekanis. Suhu mandi galvanis mempengaruhi penampilan
artefak dan keberhasilan seluruh prosedur. Suhu terlalu tinggi nikmat pembentukan
terak dan menghasilkan deposit kasar dan kusam. Terlalu rendah suhu daun,
bagaimanapun, sebuah artefak pada ketebalan yang tidak merata seng, rapuh, itu
memecah. Waktu perendaman bervariasi tergantung pada ketebalan yang Anda
inginkan. Ekstraksi dari kamar mandi harus dipenuhi sedemikian rupa untuk
memaksimalkan casting seng, sehingga permukaan yang halus dan seragam
mungkin. Benda berongga harus memiliki bukaan cukup besar untuk memungkinkan
mudah masuk dan keluar dari seng cair.

2.5.2 Logam penyemprotan


Metalisasi adalah untuk proyek, dengan jet udara terkompresi pada permukaan
logam yang akan dilindungi, seng halus bubuk, kawat seng dari kemurnian yang
tinggi. Senjata khusus digunakan di mana seng meleleh pada suhu tinggi
menggunakan campuran oksigen-asetilen. Persiapan permukaan harus sangat
berhati-hati untuk menghapus semua jejak minyak, cat oksida, besi. Tujuannya
adalah mencapai permukaan dengan peledakan abrasif. Hal ini diperlukan bahwa
permukaan muncul berkerut setelah sandblasting untuk meningkatkan pelabuhan
seng.
Keuntungan dari metode ini adalah sebagai berikut:
Teknologi dengan peralatan praktis dan mudah dibaca, untuk digunakan pada situs
dan di bengkel;
Kemungkinan mengobati potongan dari berbagai ukuran;
Sedang panas (80-85 C maks) dari bagian diobati, sehingga tidak ada deformasi;
Deposito dengan variabel ketebalan.
16

Semprot seng dibuat dengan lapisan 40-200 pM memberikan perlindungan terhadap


korosi untuk umur panjang. Dengan teknik ini Anda dapat melindungi jembatan,
pertukangan berbagai, mesin termal atau listrik khusus, struktur dilas, dll.

2.5.3 Cat kaya seng


Cat dengan kandungan tinggi dari logam seng (minimal 93% kering) memberikan
hasil yang sangat baik untuk perlindungan dari baja. Mereka tampak kusam, kering
dan mengeras keluar dengan cepat. Setelah kering, lapisan pelindung terdiri dari
sebuah film yang dibentuk oleh lapisan kering dari kendaraan mengandung partikel
seng. Dengan cara ini, cat cathodically melindungi baja di bawah ini. Bahkan dalam
hal ini adalah penting sebelum menerapkan cat, membuat pembersihan yang baik
dari permukaan struktur harus dilindungi.

2.5.4 Perlindungan katodik


Perlindungan ini didasarkan pada perbedaan potensial yang ada antara seng dan baja,
seng sebagai anoda dan katoda baja. Perlindungan ini tidak memerlukan daya
eksternal dan membutuhkan sedikit pemeliharaan.

2.5.5 Galvanis cold-rolled


Galvanis cold-rolled terdiri dari meliputi permukaan yang akan dilindungi dengan
pita tipis seng kemurnian tinggi dengan ketebalan 80 = 100 mikron. Rekaman itu
dibuat untuk mematuhi struktur menggunakan perekat dengan konduktivitas listrik
yang tinggi. Dengan cara ini Anda bisa mendapatkan perlindungan pasif dan aktif
gabungan.

2.5.6 Electroplating Seng


Proses ini adalah untuk mendapatkan lapisan seng dengan elektrolisis. Kamar mandi
biasanya didasarkan pada asam atau larutan alkali garam seng. Anoda adalah seng
(umumnya 99,99%) atau artikel yang akan dilapisi, degreased dan acar, bertindak
sebagai katoda. Hal ini dapat melaksanakan perawatan di lembaran logam terus
menerus dan kawat. Ketebalan seng yang sederhana dan disimpan berkisar antara 2
dan 20 mikron. Mengingat ketebalan yang terbatas mereka tidak memiliki umur
panjang dalam lingkungan outdoor.
17

2.5.7 Sherardizzazione
Ini adalah proses difusi dari seng dalam baja (sementasi). Dengan prosedur ini dapat
mengambil artifak dengan lapisan seragam seng pada suhu yang lebih rendah dari
titik leleh dari seng itu sendiri. Objek ditempatkan bersama dengan debu zinc (seng
abu-abu) dalam silinder berputar tertutup, dipanaskan secara eksternal untuk sekitar
400 C. Operasi berlangsung dari satu sampai sepuluh jam, tergantung pada objek,
yang umumnya kecil dalam ukuran dan bentuk bervariasi.
Anda mendapatkan lapisan abu-abu terdiri dari kelongsong Fe-Zn paduan yang
ketebalan adalah fungsi dari waktu pengobatan. Menurut UNI 5464-69
sherardizzazione Anda memiliki tiga kelas: ketebalan 5-10 mM, 10 30 pM dan
lebih dari 30 mikron. Sesuai dengan ketebalan yang lebih besar lebih besar resistansi
terhadap korosi. Pengukuran ketebalan dapat dilakukan dengan menggunakan
micrographic, magnetik atau kimia.
Perawatan ini sangat cocok untuk baut, karena ketebalan yang diperoleh adalah
seragam di seluruh bagian potongan.

2.5.8 Kegunaan Lain


Selain dari yang telah dijelaskan, kegunaan lain dari seng adalah
Digunakan untuk bahan baterai.
Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan
metalurgi bubuk.
Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik (mencegah kulit agar
tidak kering dan tidak terbakar sinar matahari), plastik, karet, sabun, pigmen warna
putih dalam cat dan tinta (ZnO).
Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen fosfor serta untuk industri
tabung televisi dan lampu pendar.
Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran dan untuk pengawetan
kayu.
Zink sulfat untuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk mencegah pendarahan),
sebagai supply seng dalam makanan hewan serta pupuk.
Pelapisan cat khususnya dalm industri automobil.
Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada
industri karet; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari
sengatan sinar matahari, sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit
luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque sunscreen.
Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.
Zn-metil (Zn(CH)) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat
digunakan sebagai aditif penghalus plastic.
18

Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery.


Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit
luka/alergi/kemerahan.
Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan
guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.
Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan
(throat lozenges) saat musim dingin.

2.6 Tingkat Bahaya Seng


2.6.1 Bagi Kesehatan
Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan
dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia
dewasa mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada
dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng
ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan
rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut. Di
dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan dalam
sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum berikatan dengan
albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah terdapat 900 ml
seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng. Seng terlibat pada lebih
dari 90 enzim yang hubungannya denga metabolisme karbohidrat dan energi,
degradasi/sintesis protein, sintesis asam nukleat, biosintesis heme, transpor CO2
(anhidrase karbonik) dan reaksi-reaksi lain.
Pengaruh yang paling nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan pemeliharaan
kulit, pankreas dan organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan
testosteron menjadi dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas, seng ada
hubungannya dengan banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk
pencernaan.
Kelebihan seng (Zn) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi
tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat
timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gram atau lebih
dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan
gangguan reproduksi. Suplemen seng (Zn) bisa menyebabkan keracunan, begitupun
makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng (Zn) (Almatsier,
2001 dalam Anonim, 2010).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas
memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-
oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn.
Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn
dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi
19

Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai
bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme
homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam
hati(Widowati et al, 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus
pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan
mesoderm untuk rangka.
Konsumsi Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn
bisa berifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan
kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan
kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena
seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit
berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50 mg Zn bisa
mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/
hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam jangka
waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60 mg/ hari
(50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi
Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa menggangu
ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi
sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan
menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati et al, 2008).
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrate,
dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit
tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi
debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala
toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian
bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones
bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et
al, 2008).
2.6.2 Bagi lingkungan
Produksi seng dunia masih meningkat. Ini pada dasarnya berarti bahwa semakin
banyak seng berakhir di lingkungan. Air tercemar dengan seng, karena adanya
jumlah besar dari seng dalam air limbah tanaman industri. Air limbah ini tidak
dimurnikan memuaskan. Salah satu konsekuensi adalah bahwa sungai tercemar
penyetoran seng-lumpur di bank mereka. Zinc juga dapat meningkatkan keasaman
air.

Beberapa ikan dapat terakumulasi seng dalam tubuh mereka, ketika mereka tinggal
di seng-saluran air yang terkontaminasi. Ketika seng memasuki tubuh ikan ini ia
mampu bio memperbesar sampai rantai makanan. Jumlah besar seng dapat
20

ditemukan di tanah. Ketika tanah lahan pertanian yang tercemar dengan seng, hewan
akan menyerap konsentrasi yang merusak kesehatan mereka. Larut dalam air seng
yang terletak di tanah dapat mencemari air tanah.
Seng tidak bisa hanya menjadi ancaman bagi ternak, tetapi juga untuk spesies
tanaman. Tanaman sering memiliki serapan seng yang sistem mereka tidak dapat
menangani, karena akumulasi dari seng di tanah. Pada tanah yang kaya seng hanya
sejumlah terbatas tanaman memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Itulah
sebabnya tidak ada banyak keanekaragaman tanaman di dekat pabrik-pabrik
membuang seng. Karena efek pada seng tanaman merupakan ancaman serius
terhadap produksi lahan pertanian. Meskipun ini mengandung seng pupuk masih
diterapkan. Akhirnya, seng dapat mengganggu aktivitas dalam tanah, karena
pengaruh negatif aktivitas microrganisms dan cacing tanah. Rincian materi organik
serius dapat memperlambat karena hal ini.
Sumber utama pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal daripenggunaan
pupuk kimia yang mengandung logam Cu dan Zn, buangan limbahrumah tangga
yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipa air dan produk-produk
konsumer (misalnya, formula detergen) yang tidak diperhatikansarana
pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi 2008).
Selain itu pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal dari buangan limbah
rumah tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipaair dan produk-
produk konsumen (misalnya, formula detergen) yang tidakdiperhatikan sarana
pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi, 2008).
2.6.3 Pencegahan Pencemaran Zn
Reverse osmosis adalah proses pemisahan logam berat oleh membran
semipermeabel dengan menggunakan perbedaan tekanan luar dengan tekanan
osmotik dari limbah, kerugian sistem ini adalah biaya yang. Teknik elektrodialisis
menggunakan membran ion selektif permeabel berdasarkan perbedaan potensial
antara 2 elektroda yang menyebabkan perpindahan kation dan anion, juga
menimbulkan kerugian yakni terbentuknya senyawa logam-hidroksi yang menutupi
membran, sedangkan melalui ultrafiltrasi yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi
melalui membran berpori, juga merugikan karena menimbulkan banyak sludge
(lumpur).
Istilah bioabsorpsi tidak dapat dilepaskan dari istilah bioremoval karena bioabsorpsi
merupakan bagian dari bioremoval. Bioremoval dapat diartikan sebagai
terkonsentrasi dan terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu
perairan oleh material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat me-
recovery polutan sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan. Proses
bioabsorpsi ini dapat terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben
dan adanya larutan yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi)
sehingga mudah terikat pada biosorben(Anonim, 2010).
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioabsorpsi
terutama adalah dari golongan alga yakni alga dari divisi Phaeophyta, Rhodophyta
dan Chlorophyta (Anonim, 2010).
21

Gugus amina dan hidroksil yang dimiliki kitosa memiliki kemampuan menyerap
logam berat yang terdapat dalam limbah cair industri. Jenis limbah yang dihasilkan
dalam industri yang dapat diabsorbsi adalah arsenik (As), kadmium (Cd), krom (Cr),
timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) dengan metode penukar ion. Tanaman
sebagai hiperakumulator seng (Zn) adalah Thlaspi caerulescens. Daunnya mampu
mengakumulasi Zn sebesar 39.600 ppm(Widowati et al, 2008).
Pohon bakau mampu mengakumulasi tembaga (Cu), besi (Fe), dan seng (Zn).
Kemampuan vegetasi mangrove dalam mengakumulasi logam berat bisa dijadikan
alternatif perlindungan (Widowati et al, 2008).
BAB III
ARSENIK (As) DAN SENYAWANYA

3.1 Sejarah Arsenik


Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan
memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik
digunakan sebagai pestisida, herbisida dan insektisida dan beragam aloy. Unsure arsenik
ditemukan pada sekitar tahun 1250 oleh Albertus Magnus. Kata arsenic berasal dari
bahasa Persia: Zarnik yang berarti orpiment kuning. Zarnik berasal dari bahasa Yunani
sebagai arsenikon. Arsenic dikenal dan digunakan di Persia dan banyak tempat lainnnya sejak
zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh dengan gejala keracunan yang
sulit untuk dijelaskan. Beberapa metode untuk mendeteksi keberadaan arsenic telah
dilakukan sejak sekitar abad ke 18. Namun pada tahun 1836 ditemukan metode yang lebih
akurat untuk mendeteksi berbagai arsen, yakni metode Uji Marsh, yang mana metode ini
merupakan uji kimia sensitive dengan mencampurkan sampel berisi arsen dengan logam seng
dan asam sulfat. Metode ini sering digunakan untuk menemukan keberadaan berbagai arsen
dalam tubuh manusia hingga sekarang. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk
menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit
dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.
Dahulu, arsenic sering digunakan pada pembuatan alat alat perunggu untuk membuat
campuran alat tersebut dapat menjadi lebih keras. Selain itu, warangan yang sering digunakan
sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung bahan utama arsen. Arsen
membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada pamor.
Pada zaman Ratu Victotria di Britania Raya, arsenic dicampurkan dengan cuka dan kapur lalu
dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah Mereka, membuat
kulit Mereka lebih putih untuk menunjukan bahwa Mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik
juga digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit Mereka.
Namun pada masa sekarang, hal tersebut sangat tidak dianjurkan karena sangat
membahayakan kesehatan tubuh terutama kulit.

22
23

3.2 Karakteristik Arsenik


3.2.1 Karakteristik Umum

Arsenic secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat
dipergunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga memiliki sifat
beracun. Dalam bentuk unsure, arsenic sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, jika dalam
bentuk senyawa oksidanya, arsenic dioksida (AsO), unsure ini bersifat racun. Ketika
dipanaskan, arsenic akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic yang berbau seperti bau
bawang putih. Senyawa arsenic oksida berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak
berasa dan sukar dideteksi jika telah lama diminum. Dengan sifat ini, sangat sulit untuk
melihat apakah air yang diminum atau dikonsumsi untuk kebutuhan sehari hari telah
terkontaminasi dengan arsenic atau tidak. Selain itu, Gejala orang yang keracunan arsen
memang seringkali tidak dapat dibedakan dengan gejala orang yang terserang penyakit kolera
atau disentri. Demikian juga gejala keracunan bahan-bahan beracun lain. Pada umumnya
menyerupai gejala orang terserang penyakitArsenik dan beberapa senyawa arsenic juga dapat
langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.
Zat dasar arsenic ditemukan dalam dua bentuk padat, yakni yang berwarna kuning dan
metalik, dengan berat jenis masing masing 1,97 dan 5,73 (Gambar 3.2.1 (2)).

Arsen dapat dalam bentuk inorganic bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk inorgarnik
yang bervalensi tiga adalah arsenic trioksid,, sodium arsenic, dan arsenic triklorida,
sedangkan bentuk inorganic bervalensi limaadalah arsenic pentosida, asam arsenic, dan
arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen yang bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia
yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan.
Adapun bentuk alotropik arsen di alam di tunjukan oleh gambar berikut:

Seperti yang telah diuraikan diatas, secara alami arsenic banyak tersedia di alam. Selain dapat
ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industry seperti
industry pestisida, proses pengecoran logam, maupun pusat tenaga geothermal. Elemen yang
mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organic (biasanya ditemukan
pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Massa atom relative (Ar) dari arsen adalah 74,92160 g/mol. Jumlah electron tiap kulit
berturut-turut adalah 2, 8, 18, 5. Sedang konfigurasi electron darsi arsen (As) adalah [Ar]
3d10 4s2 4p3.
24

3.2.2 Sifat Fisik


Sifat fisik arsenic diberikan dalam table berikut:

Rhombohedral

Struktur Kristal

Fase Solid

Densitas (25oC) 5,727 g/cm3

Densitas (titik lebur) 5,22 g/cm3

Titik lebur 817 oC

Titik didih 614oC

Kalor peleburan (abu-abu) 24,44 KJ/mol

Kalor penguapan 34,76 KJ/mol

Kapasitas kalor (25oC) 24,64 J/mol.K

Elektronegativitas 2,18 (skala Pauling)

Pertama : 947,0 KJ/mol


Energi Ionisasi Kedua : 1798 KJ/mol
Ketiga : 2735 KJ/mol
25

3.2.3 Sifat Kimia


1. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic. Dengan
reaksi sebagai berikut:
4As (s) + 5O2 (g) As4O10 (s)
4As (s) + 3O2 (g) As4O6 (s)
2. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi,
3. Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal,
4. Padatan arsenic dapat bereaksi dengan gas halogen membentuk beragam senyawa:
a) Dengan gas Fluorin (F2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 5F2 (g) 2 AsF5 (g) [menghasilkan senyawa colorless / tidak berwarna]
2As (s) + 3F2 (g) 2AsF3 (l) [menghasilkan senyawa colorless / tidak berwarna]
b) Dengan gas Klorin (Cl2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3Cl2 (g) 2AsCl3 (l) [menghasilkan senyawa colorless / tidak berwarna]
c) Dengan gas Bromin (Br2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3Br2 (g) 2AsBr3 (s) [menghasilkan senyawa berwarna pale yellow / kuning
pucat]
d) Dengan gas Iodin (I2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3I2 (g) 2AsI3 (s) [menghasilkan senyawa berwarna red / merah]

3.2.4 Sifat Mekanik


Sifat mekanik arsenic diberikan dalam table berikut:

Resistivitas listrik (20oC) 333 n.m

Konduktivitas termal (300 K) 50,2 W/(m.K)

Modulus Young 8 Gpa

Modulus Ruah 22 Gpa

Skala Kekerasan Mohs 3,5

Kekerasan Brinell 1440 MPa


26

3.3 Sumber dan Proses Pembuatan Arsenik


3.3.1 Sumber Arsenik Di Alam
Keberadaan Arsen di Dunia
Banyak negara di Asia, seperti Vietnam, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, dan Tibet, diduga
memiliki lingkungan geologi yang kondusif untuk menghasilkan air tanah yang mengandung
arsenik dalam kadar yang tinggi.
Selain itu arsenic juga terdapat di Negara-negara di benua lain dalam kadar yang cukup tinggi
seperti Argentina, Cile, Peru, Hungaria, Australia, dan Amerika Serikat.
Klasifikasi arsen
Arsenik di alam di klasifikasikan menjadi dua kategori yaitu arsen anorganic dan arsen
organic. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:
Arsen Anorganik: Sebagian besar di alam arsen Anorganik dapat larut dalam air atau
berbentuk gas seperti pada campuran Arsen dan Oksigen, klorin atau belerang.
Arsen Organik: Senyawa Arsen organic adalah saat arsen berikatandengan atom karbon
dan Hidrogen. Senyawa ini terakumulasi di ikan dan kerang-
kerangan sebagai arsenobetain dan arsenokolin.
Arsen di Alam:
Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang
merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik.
Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi yang bervariasi. Tanah yang
normal mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 20 ppm (part per million). Arsen
dalam tanah akan diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan
sehingga tumbuhan mengandung arsen. Adanya arsen dalam tanah akan menyebabkan
sebagian arsen larut di dalam air. Arsen ini kemudian akan menjadi makanan plankton yang
kemudian akan dimakan ikan. Jadi secara tidak langsung manusia yang mengkonsumsi ikan
akan mengkonsumsi arsen. Senyawa arsen yang paling sering dijumpai pada makanan adalah
arsenobetaine dan arsenocholine, yang merupakan varian arsen organic yang relatif non
toksik. Senyawa arsen juga banyak dijumpai pada daerah pertambangan, karena senyawa
arsen merupakan produk sampingan dari ekstraksi logam Pb, Cu maupun Au. Dalam
pertambangan tersebut, senyawa arsen tersebut merupakan kontaminan pada air sumur
keadaan normal, setiap hari tidak kurang dari 0,5 - 1 mg arsen akan masuk ke dalam tubuh
kita melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dengan demikian, di dalam darah
orang normalpun, kita dapat menjumpai adanya arsen.
27

Di alam arsen terdapat pada sumber berikut:


Batuan (tanah) dan sedimen
Pada batuan arseniki terdistribusi sebagai mineral, seperti pada arsenopyrite, brealgar,
orpiment. Kandungannya di bumi sekitar 1,5-2mg/kg. Ditemukan juga pada sedimen
Sedangkan dalam sedimen kandungan Arsen di bawah 10 mg/kg berat kering.
Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukuptinggi sehingga dapat merembes ke
air tanah. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air
tanah.
Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan alumunium, merupakan
kebalikan penyerapan arsen pada tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang
terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen yang tinggi pada bagian akar.
Selain itu . Ganggang laut dan rumput laut juga mengandung sejumlah kecil Arsen.

3.3.2 Proses Pembuatan Arsenik


Arsenik padatan dibuat dengan cara isolasi reduksi orpiment (As2S3) memakai panas,
kalsium karbonat (CaCO3), dan arang. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:
As2S3 (s) + 3CaCO3 (s) + 6O2 (g) As2O3 (s) + 3CaSO4 (s) +3CO2 (g)
2As2O3 (s) + 3C (s) 4As (s) + 3CO2 (g)
Seperti yang telah disebutkan di atas, arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun, proses
isolasi yang dilakukan di dalam laboratorium tidak terlalu diperlukan karena pada realitanya
arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah.
Dalam proses isolasi, arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan mineral yang tepat
dan sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut. Hasilnya, arsen akan dikeluarkan
dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan asalnya sebagai zat padat.
Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang dibuat dari senyawa
FeAsS dan dipanaskan pada suhu 700C:
FeAsS (s) FeS (s) + As (g) As(s)
28

3.4 Paduan dan Senyawa Arsenik yang Penting


3.4.1 Paduan Arsenik
Galium arsenida: material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu;
Perunggu: Awalnya perunggu dicampur dengan arsenik untuk membentuk perunggu
arsenik (akhir abad 3 SM);
Alumunium (Brass): mengandung timah, dan berbagai paduan tembaga, termasuk
arsen, fosfor, aluminium, mangan, dan silikon;
Nikel dan Paduan Kobalt: Kobal selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa
juga dengan arsen.

3.4.2 Senyawa Arsenik


Asam arsenat (H3AsO4)
Digunakan di industri dan laboratorium.
Asam arsenit (H3AsO3)
Digunakan di industri dan laboratorium.
Arsen trioksida (As2O3)
Dalam kadar yang sangat kecil digunakan sebagai bahan pestisida maupun herbisi
Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)
Digunakan di industri kimia.
Kadmium arsenida (Cd3As2)
Digunakan sebagai alloy.

Galium arsenida (GaAs)


Digunakan sebagai bahan baku material semikonduktor. Galium Arsenida juga dapat
digunakan untuk menggantikan silikon dalam beberapa rangkaian terpadu untuk
pemakaian khusus. Keunggulan bahan GaAs dibandingkan silikon adalah
ketahanannya terhadap radiasi, dan ketahanannya terhadap panas, serta kecepatan
mobilitas elektronnya. Karena elektron dapat bergerak lebih cepat dalam bahan GaAs,
maka cip yang dibuat dengan bahan ini berpotensi untuk bekerja lebih cepat (Jonhsen,
1984 : 46; Robinson, 1990 : 251-254). Salah satu kendala pengembangan cip
berbahan GaAs adalah sulitnya penanganan bahan ini dibanding dengan bahan silikon
karena perancang belum banyak pengalaman dengan bahan GaAs. Meskipun
demikian, teknologi yang dikuasai saat ini telah memungkinkan untuk membuat
29

rangkaian terintegrasi dengan tingkat kerapatan cukup tinggi untuk merancang


prosesor RISC.
Timbal biarsenat (PbHAsO4)
Dalam kadar yang sangat kecil digunakan sebagai bahan bakuinsektisida. Timbal
biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagaiinsektisida untuk buah namun
mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya.

3.5 `Manfaat Arsenik dan Senyawanya


3.5.1 Bidang Agrikultur (Pertanian)
Timbal arsenate, copper acetoato arsenite, natrium arsenit, kalsiumarsenat dan
senyawa arsenat arsenik organik digunakan sebagai pestisida. Metyl arsonic
acid dan dimethyl arsinic acid digunakan sebagai herbisida selektif.
3.5.2 Bidang Kehutanan
Chromated copper arsenite, sodium arsenate dan zinc arsenatedigunakan sebagai
pengawet kayu.
3.5.3 Bidang Industri
Arsenik digunakan dalam pembuatan pewarna, gas beracun, transistor, sebagai
komponen semikonduktor, sebagai pengawet dalam penyamakan dan industri tekstil,
kertas dan lainnya.
3.5.4 Bidang Farmasi
Sejumlah kecil arsenik terus digunakan sebagai obat di beberapa
negara. Obat arsenik telah digunakan sejak abad ke-
5 SM ketika Hippocratesmerekomendasikan penggunaan arsenik sulfida untuk
pengobatan abses.Penyediaan Arsenik telah digunakan untuk
pengobatan gangguan kulit, TBC, leukemia, asma, lepra, sifilis,
disentri amuba, dll. Homeopaths juga menggunakan arsenik sebagai obat.
3.5.5 Bidang Racun dan Keracunan
Racun sering dimanfaatkan untuk menghukum mati para narapidana yang telah
dijatuhi hukuman mati.
Sebagai racun, paling tidak ia memiliki tiga bentuk senyawa yang terpopuler.
Pertama, arsenik trioksida (As2O3). Senyawa ini sering disebut sebagai arsenikum.
Dalam bahasa sehari-hari ia dikenal sebagai warangan. Eyang-eyang yang dulu sering
digunakan untuk mencuci keris.
Bentuk aslinya bubuk putih yang mudah larut dalam air, terutama air panas. Karena
itu arsenik trioksida paling cocok dicampurkan ke dalam kopi, menurut Dr. dr. Djaja
S. Atmadja, SpF, SH, DFM, ahli forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
30

Bentuk kedua, arsenik triklorida (AsCl3). Bentuknya menyerupai minyak berwarna


kuning. Senyawa ini jarang dipakai karena daya peracunannya relatif rendah. Di
samping itu, penggunaannya pun susah karena harus dicampurkan ke dalam sesuatu
yang berminyak.
Bentuk ketiga, arsin (AsH3). Ini merupakan bentuk arsenik yang paling beracun.
Wujudnya gas dan sering dipakai sebagai senjata kimia di dalam perang.

3.6 Tingkat Bahaya Arsenik


3.6.1 Bagi Kesehatan
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen
yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal,
otot, tulang, kulit dan rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim
yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang
berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi
lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik
bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya
dapat diekskresi melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil
samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).
Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek
dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala
hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
GEJALA KLINIK KERACUNAN ARSEN
Menurut Casarett dan Doulls (1986), menentukan indikator biologi dari keracunan
arsen merupakan hal yang sangat penting. Arsen mempunyai waktu paruh yang
singkat (hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat
terjadinya paparan akut. Untuk paparan kronis dari arsen tidak lazim dilakukan
penilaian.
Paparan akut
Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang
dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut, diarrhae,
kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial). Paparan dengan dosis
besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah
jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.
Paparan kronis
Gejala klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral
neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks, anemia,
31

gangguan jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun
kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang dapat terjadi akibat
terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri tenggorokan serta batuk yang
dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti halnya akibat terpapar asap
rokok, terpapar arsen secara menahun dapat menyebabkan terjadinya kanker paru.

PEMERIKSAN LABORATORIUM YANG PERLU DILAKUKAN


1. Pemeriksaan darah
Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya anemia, leukopenia,
hiperbilirubinemia.
2. Pemeriksaan urine
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi proteinuria, hemoglobinuria maupun
hematuria.
3. Pemeriksaan fungsi hati
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi peningkatan enzim transaminase serta
bilirubin.
4. Pemeriksaan jantung
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi gangguan ritme maupun konduksi
jantung.
5. Pemeriksaan kadar arsen dalam tubuh
Arsenik dalam urine merupakan indikator keracunan arsen yang terbaik bagi pekerja
yang terpapar arsen. Normal kadar arsen dalam urine kurang dari 50ug/L.
Kadar As dalam rambut juga merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai
terjadinya karacunan arsen. Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1mug/kg
Walaupun tidak ada pemeriksaan biokimia yang spesifik untuk melihat terjadinya
keracunan arsen, namun gejala klinik akibat keracunan As yang dihubungkan dengan
mempertimbangkan sejarah paparan merupakan hal yang cukup penting. Perlu diingat
bahwa seseorang dengan kelainan laboratorium seperti di atas tidak selalu disebabkan
oleh terpapar atau keracunan arsen. Banyak faktor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya kelainan seperti di atas.
32

PENCEGAHAN TERJADINYA PAPARAN ARSEN


Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat
proteksi diri tersebut misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan
kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan
dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan
adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen
dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap
tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.
PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN
Pada keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah
merangsang refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan infus.
Antdote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL (British Anti
Lewisite).

PROGNOSIS
Pada keracunan akut, jika dilakukan penanganan dengan baik dan penderita dapat
bertahan, maka akan kembali normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih. Pada
keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6 12 bulan.

3.6.2 Bagi Lingkungan


Tingkat Pencemaran
Arsen (As) merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air, dan batuan, yang
terutama banyak terdapat pada beberapa jenis batuan yang mengandung Co dan Pb.
Kadar Arsen (As) di dalam tanah bervariasi mulai dari 1 ppm hingga 100 ppm. Arsen
(As) bisa dilepaskan ke lingkungan dari sumber alam melalui proses erosi mineral dan
letusan gunung berapi. Logam ini bisa berada di udara melalui tanah. Sebanyak
setengah kada As di udara berasal dari lumpur dan tanah, sedangkan yang lainnya
berasal dari aktivitas manusia, antara lain dari kegiatan industry. Dan diperkirakan
33

75% emisi arsen berasal dari kegiatan manusia, yaitu kegiatan penambangan yang
berupa peleburan Co.
Meningkatnya pencemaran Arsen (As) dilingkungan karena meningkatnya peleburan
berbagai jenis logam dan emisi dari pembakaran arang untuk menghasilkan energy.
Penambangan mineral logam yang mengandung Arsen (As) dan pembuangan tailing
bisa mempercepat pergerakan unsur As dan selanjutnya akan mengalir masuk
kedalam system air permukaan (Herman, 2006). Kegiatan manusia yang mampu
melepaskan arsen menuju tanah, air dan udara, diantaranya:
Pelepasan Arsen (As) ke tanah, hampir 95% arsen yang dibebaskan ke tanah
berasal dari kegiatan industry seperti penggunaan pestisida, limbah disposal, dan
limbah umpur industri.
Pelepasa Arsen (As) ke udara, setengah arsen yang berada diudara berasal dari abu
hasil letusan gunung berapi, asap kebakaran hutan, serta dari berbagai kegiatan
industri seperti pertanian kususnya pestisida, serta industry erlatan listrik.
Pelepasan Arsen (As) ke air, sebagian besar arsen dibebaskan ke air melalui prose
salami saat perubahan cuaca serta kegiatan industri.
Arsen (As) secara alami terdapat pad arang dan bahan bakar minyak. Saat
pembakaran guna menghasilkan energy atau istrik, dihasilkan abu yang melepaskan
Arsen (As) lebih besar dari proses alami. Paparan Arsen (As) berbentuk debu dan
asap seperti peleburan diwilayah industri.
Berdsarkan penelitian WALHI, teluk Buyat Kabupaten Minahasa Sulawesi utara
meupakan lokasi pembuangan limbah tailing sejak tahun 1996. Sebanayk 2.000 ton
limbah tailing dibuang kedasar perairan Teluk Buyat setiap hari. Oleh karena itu,
kosentrasi aesen di teluk di daerah mulut pipa tailing meningkat 5-70 kali lipat.
Sementara itu Hg meningkat 10 kali lipat dibandingkan hasil studi analisis mengenai
dampak lingukangan tahun 1994 (setiawan ,2004). Pencemaran arsen di sedimen
dasar teluk buyat mencapai 666 mg/kg sehingga dikategorikan tercemar berdasarkan
acuan data di kelautan ASEAN yang seharusnya hanya sebesar 50-300 mg/kg, yang
melampaui standar baku sediment amerika yakni sebesar 42 mg/kg. Hasil penelitian
Evan edinger-Memorial University of Newfoundland tahun 2004 menemukan
kandungan arsen pada sedimen tepat diujung pipa pembuangan di Teluk Buyat.
Kosentrasi arsen menurun dengan semakin jauhnya jarak dari ujungpipa. Kadar arsen
berkisar antara 74-663 ppm. Kosentrasi arsen pada sedimen teluk Buyat lebih besar
dibandingkan di teluk totok, lokasi tambang rakyat, dengan kosentrasi tetinggi sebesar
65,92 ppm (siregar, 2004). Berdasarka penelitian ke empat sampel air minum di Desa
Buyat, diketahui bahwa terkandung arsen sebesar 0,07 g/L, yang melebihi 0,01 g/L
sebagai baku mutu yang ditetapkan oleh PERMENKES
no.907/MENKES/SK/VII/2002 (Elly, 2004).
Kontaminasi arsen dalam tubuh manusia bisa berasal dariair, tanah, udara, serta bahan
pangan, baik yang berasal dari kandungan alami maupun karena proses pengolahan.
Kandungan arsen pada berbagai jenis bahan pangan bisa dilihat pada table 1.1
dibawah ini.
34

Table 1. kadar arsen dalam berbagai jenis makanan


Jenis Bahan Pangan Kadar arsen (g/g berat basah)
Ikan 4,64
Udang, cumi, hidangan laut 4,64
Daging 0,49
Daging babi 1,40

Daging sapi 1,30


Sayuran 0,41
Biji-bijian 0,41
Garam meja 2,71
Beras 1,60
(Astawan, 2005)

Penanggulangan Pencemaran
Bioremoval adalah penggunaan material biologi, antara lain mikroorganisme yang
disebut biosorben yang berguna untuk mengabsorpsi polutan logam. Kemampuan
bioabsorbsi dari mikroorganisme dalam mengakumulasi polutan logam terlihat
melalui metabolisme. Proses bioabsorbsi terjadi karena adanya biosorben dan larutan
yang mengandung polutan logam (dengan afinitas yang tinggi) sehingga mudah
terikat dengan biosorben. Beberapa jenis mikroorganisme bisa dimanfaatkan sebagai
bioremoval. Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval memberikan berbagai
keuntungan diantaranya yaitu dengan biaya rendah dapat menghasilkan efisiensi yang
tinggi. Biosorben bisa diregenerasi, tidak memerlukan nutrisi tumbuhan, kemampuan
mengabsorbsi logam cukup besar, serta menghasilkan sludge yang rendah. Jenis
mikroorganisme yang bisa mengabsorbsi arsen diantaranya yaitu Chlorella vulgaris.
Metode lain untuk mengurangi pencemaran yaitu dengan fitoremediasi yakni
menggunakan tanaman yang memiliki kemampuan tinggi mengangkut berbagai
pencemaran yang ada ataupun tanaman yang memiliki kemampuan mengangkut
pencemaran yang bersifat tunggal. Pteris vittata dan pityrogramma
calomelanosmampu menyerap lebih dari 10.000 ppm arsen di bagian pucuk tanaman (
Aiyen, 2005)

Beberapa langkah untuk mengurangi kadar arsen dalam air minum adalah:
Water treatment
Pencampuran air berkadar arsen tinggi dan air berkadar arsen rendah
Mengganti atau memodifikasi system penggalian sumur
35

Meninggalkan atau tidak menggunakan sumber air yang telah tercemar arsen.
Untuk mengurangi kadar arsen pada air minum, digunakan filtrasi dari Campuran 3,8
g Fe-sulfat dan sejumlah kecil Ca-hipoklorit, yang dilanjutkan dengan filtrasi
menggunakan pasir (sibbald,2002).

Efek Toksik
Arsen (As) bisa digunakan sebagai bahan dari berbagai macam obat, tetapi juga
memberikan efek samping jika dosis yang digunakan berlebihan. Untuk itu,
penggunaan obat berbahan baku Arsen (As) harus secara hati-hati karena Arsen (As)
berpotensial bersifat karsinogenik. Dalam catatan sejarah Arsen (As) merupakan
racun kuno yang paling banyak memakan korban jiwa. Dari 679 kasus pembunuhan,
penggunaan racun arsen menempati peringkat pertama yaitu 30,8 %, menggunakan
racun sianida 9% dan racun strikin sebesar 5,9%. Banyaknya orang menggunakn
racun arsen untuk pembunuhan karena diantaranya:
Arsen (As) tidak berasa, tidak bewarna, dan tidak berbau sehingga mudah
dicampurkan pada makanan atau minuman tanpa dicurigai sedikitpun
Gejala keracunan sangat umum dan tidak spesifik seperti muntaber sehingga susah
untuk dikenali
Arsen (As) sangat mudah diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pestisida, racun
tikus, racun semut, herbisida, dan obat-obat tertentu.
Pemberian Arsen (As) dalam dosis yang besar bisa menimbulkan gejala yang sangat
hebat setelah 30 menit sampai 2 jam. Gejala yang terlihat antara lain mual,
muntah,kerongkongan terasa terbakar, sakit perut, diaredengan kotoran seperti air
cucian beras (kadang berdarah), mulut treasa kering dan berasa logam, nafas berbau
bawang putih, dan keluhan sakit menelan. Dosis yang tinggi dapat menimbulkan
kematian. Sementara itu, dosis rendah bisa berpengaruh terhadap jenis jaringan tubuh
dan berbagai sitem saraf tubuh.
Berbagai jenis penyakit dan organ tubuh yang diserang akibat terpapar Arsen (As)
dapat dilihat pada table.2 dibawah ini
Tabel 2. Toksisitas akibat terapar Arsen (As)
Organ yang diserang Gejala/ Penyakit yang ditimbulkan
Kulit Hyperkeratosis simetris pada tangan, telapak kaki
Hati Pembengkakan, penyakit kuning, kerosis, portal
hipertensi
Sistem syaraf Kehilangan pendengaran
Sistem kardiovaskuler Akrosianosis
System hemopoises Megalobatosis
System pernafasan Kanker paru-paru
36

System endokrin Diabetes melitus


Sumber: (0connor 2002)
Indikator Biologis Tosisitas
Toksisitas Arsen (As) pada manusia bisa diamati dengan menggunakan indicator
biologi, diantaranya adalah:
1. Kadar Arsen (As) dalam urin, dapat terdeteksi pada korban yang baru terpapar
arsen
2. Kadar Arsen (As) dalam darah, dapat terdeteksi pada korban dengan paparan akut
3. Kadar Arsen (As) dalam kulit, rambut, dan kuku dapat terdeteksi pada korban
dengan paparan kronis.
Jalur Paparan
Paparan Arsen (As) pada manusia bisa terjadi melalui beberapa jalur diantaranya
adalah:
1. Paparan per oral yang berasal dari makanan serta minumam yang telah
terkontaminasi Arsen (As)
2. Paparan lewat alat pernafasan berasal dari debu udara atau asap pembakaran kayu
yang diawetkan dengan menggunakan Arsen (As), seperti pembakaran arang
3. Bertempat tinggal di lingkungan yang tercemar Arsen (As)
4. Bekerja dilingkungan yang menggunakan bahan baku Arsen (As) dan
memproduksi arsen, diantaranya peleburan Co, peleburan Pb, industry pengawetan
kayu, serta industri pestisida.
Inhalasi Arsen (As) bisa mengakibatkan kehilangan nafsu makan, nausea, dan diare,
efek lebih lanjut dari Arsen (As) adalah:
1. Rasa gatal pada tangan , kram dan kaku pada otot
2. Terasa panas dan iritasi pada tenggorokan dan lambung, nafas berbau bawang
putih, mulut berasa logam
3. Muntah-muntah
4. Pengaruh neorologis yaitu seperti gelisah, sakit kepala kronis, pingsan, pening,
mengigau, dan koma.
Paparan Arsen (As) anorganik melalui alat pernafasan dalam dosisi tinggi bisa
menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru-paru, sedangkan paparan melalui kulit
dapat menyebabkan kulit menjadi bengkak dan kemerahan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. 1.Seng merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
2. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
3. Sifat fisiknya adalah Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau.
4. Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi dengan lima
isotop stabil.
5. Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
6. Arsen dapat teroksidasi ketika dipanaskan membentuk oksida As4O10 dan As4O6.
Selain itu arsen dapat bereaksi spontan dengan semua jenis gas halogen.
7. Sumber arsen di alam adalah pada batuan dan sedimen, air, biota dan udara dengan
kadar yang sangat kecil.
8. Arsenic dan senyawanya merupakan zat yang terkenal beracun. Tapi arsen dan
senyawanya memiliki manfaat dalam bidang pertanian, kehutanan, industri dan
farmasi.

37
38

DAFTAR PUSTAKA

(2017, 10 7). Retrieved from http://chitralestariblogspot.co.id/2010/09/logam-berat-arsen.html

(7, 10 2017). Retrieved from www.ekologi.litbang.deokes.go.id/data/vol%202/Sukar2_2.pdf

rajawali, p. (2013). Putra Rajawali. Retrieved 10 7, 2017, from


http://putrarajawali76.blogspot.co.id/2013/04/makalah-seng-dan-paduannya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai