Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

ANALISIS KROMATOGRAM GC MENGGUNAKAN SOFTWARE

MASSLYNX LCMS/MS

Afifah Aulia Rahmawati (211ff04018)


Kelas S1-Matrikulasi, Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana

ABSTRAK

Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi komponen-
komponen berdasarkan interaksi fasa gerak dan fasa diam. Fase gerak berupa gas yang stabil
sedangkan fase diam bisa zat padat atau zat cair. Metode analisa menggunakan GC MS (Gas
Chromatography - Mass Spectroscopy) dapat mengukur jenis dan kandungan senyawa dalam suatu
sampel baik secara kualitatif dan kuantitatif. Instrumen ini merupakan perpaduan dari dua buah
instrumen, yaitu Kromatografi Gas yang berfungsi untuk memisahkan senyawa menjadi senyawa
tunggal dan Spektroskopi Massa yang berfungsi mendeteksi jenis senyawa berdasarkan pola
fragmentasinya. Salah satu cara untuk menganalisa data hasil pembacaan pada instrumen GC-MS
adalah menggunakan software MassLynx dan menggunakan data bank pada web
ChemSpider.com. Analisis data menggunakan LC-MS dapat dilakukan pada tingkat energi rendah
dan tinggi. Data kromatogram pada tingkat ionisasi rendah didapatkan puncak dengan waktu
retensi 0,59 sedangkan pada kromatogram dengan tingkat ionisasi tinggi didapatkan puncak
dengan waktu retensi 0,57. Spectrum yang ditunjukan dari hasil analisis menggunakan software
Masslynx didapatkan adanya senyawa dengan nilai m/z adalah 195,0882 m/z dengan komposisi
kimia C8H11N4O2. Dari hasil pencarian menggunakan data bank pada Web ChemSpider didapatkan
senyawa yang memiliki komposisi kimia C8H10N4O2 adalah Caffein. Hasil perbandingan spectra
pada data bank dan spectrum dari aplikasi didapatkan pola fragmetasi yang sama yaitu 195 m/z,
138 m/z, dan 110 m/z. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa yang terkandung pada sampel
kopi adalah kaffein.
Kata Kunci GC-MS ; LC-MS ; Kopi ; MassLynx ; ChemSpider ; Caffeine

DASAR TEORI

Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan suatu campuran menjadi


komponen-komponen berdasarkan interaksi fasa gerak dan fasa diam. Fase gerak berupa gas yang
stabil sedangkan fase diam bisa zat padat atau zat cair. Cuplikan yang dapat dipisahkan dengan
metode ini harus mudah menguap. Cuplikan dalam bentuk uap dibawa oleh aliran gas ke dalam
kolom pemisah, hasil pemisahan dapat dianalisis dari kromatogram.

1. Fase Diam
Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan dipisahkan. Untuk
sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam yang polar. Begitupun untuk sampel
yang nonpolar, digunakan fasa diam yang nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih
sempurna. Fase diam pada Kromatografi Gas biasanya berupa cairan yang disaputkan pada
bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi sebagai permukaan
yang menyerap (kromatografi gas-padat). Sistem gas-padat telah dipakai secara luas dalam
pemurnian gas dan penghilangan asap, tetapi kurang kegunaannya dalam kromatografi.
Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
2. Fase Gerak disebut juga sebagai gas pembawa
Fungsi utamanya adalah untuk membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa
berinteraksi dengan komponenkomponen sampel. Adapun syarat-syarat fase gerak pada
kromatografi gas yaitu sebagai berikut:: Tidak reaktif, murni (agar tidak mempengaruhi
detector), dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi, biasanya mengandung gas helium,
nitrogen, hydrogen, atau campuran argon dan metana, pemilihan gas pembawa yang digunakan
tergantung dari detektor apa yang digunakan

Bagan alir dan komponen utama kromatografi gas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Komponen Utama Kromatografi Gas
1. Injektor
Pada injektor terjadi penguapan awal sampel. Terdapat beberapa jenis injektor kromatografi
gas diantaranya :
a. Wide Bore Injector (WBI), seluruh komponen sampel yang diinjeksikan masuk ke dalam
kolom.
b. Split Injector, digunakan untuk sampel yang memiliki konsentrasi tinggi. Volume sampel
yang masuk hanya yang dibutuhkan saja sedangkan sisanya dibuang.
c. Splitless Injector, digunakan untuk sampel yang berkonsentrasi rendah.
d. On Coloumn Injector (OCI), digunakan untuk sampel yang mudah terdekomposisi oleh
pemanasan.
e. Program Temperature Vaporizing Injector (PTV), digunakan untuk sampel yang
memiliki variasi titik didih
Gambar 2 Sistem Kerja Injektor pada Kromatografi Gas
2. Kolom
Terdapat beberapa faktor untuk memilih kolom kromatografi gas yang sesuai, diantaranya :
a. Fasa diam, bersifat polar, semi polar, atau non polar.
b. Ketebalan film, secara langsung mempengaruhi retensi, resolusi, suhu elusi untuk tiap
komponen sampel.
c. Diameter internal.
d. Panjang kolom, semakin panjang kolom akan meningkatkan resolusi tapi juga akan
meningkatkan biaya dan waktu analisis

Gambar 3 Tipe Kolom pda Kromatografi Gas

3. Detektor
Terdapat beberapa macam detektor untuk kromatografi gas, diantaranya :
a. Flame Ionization Detector (FID), mendeteksi hampir semua komponen organik.
b. Flame Photometric Detector (FPD), mendeteksi komponen yang mengandung phosfor dan
sulfur.
c. Flame Thermionic Detector (FTD), mendeteksi komponen organik yang mengandung
phosfor atau nitrogen.
d. Thermal Conductivity Detector (TCD), mendeteksi hampir seluruh komponen kecuali gas
pembawa.
e. Electron Capture Detector (ECD), mendeteksi komponen elektrofilik.
f. Mass Spectrometer (MS)

Kromatografi gas adalah suatu metode analisis yang didasarkan pemisahan fisik zat organic
atau anorganik yang stabil pada pemanasan dan mudah diatsirikan. Ada 2 jenis kromatografi gas,
yaitu Kromatografi gas–cair dan Kromatografi gas-padat. Peralatan Dasar Gas-Cair (GLC) terdiri
dari : Gas Pembawa dan Pemasukan Sampel, kolom, dan detector. Konsep Pelat Teoritis,
menggunakan Hukum Henry yang menyatakan bahwa tekanan parsial yang dihasilkan oleh zat
terlarut dalam suatu larutan encer sebanding dengan fraksi molnya.

Prinsip kerja

Gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam.
Cuplikan yang berisi campuran yang akan dipisahkan disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut.
Kemudian cuplikan dibawa oleh gas ke dalam kolom dan didalam kolom terjadi proses pemisahan.
Komponen-komponen campuran yang telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu
detektor diletakkan di ujung kolom untuk mendeteks jenis maupun jumlah tiap komponen dalam
campuran. Hasil pendektesian direkam dengan rekorder dan dinamakan kromatogram yang terdiri
dari beberapa peak. Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah senyawa yang terdapat
dalam campuran.

Metode GC MS

Metode analisa menggunakan GC MS (Gas Chromatography - Mass Spectroscopy) dapat


mengukur jenis dan kandungan senyawa dalam suatu sampel baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Instrumen ini merupakan perpaduan dari dua buah instrumen, yaitu Kromatografi Gas yang
berfungsi untuk memisahkan senyawa menjadi senyawa tunggal dan Spektroskopi Massa yang
berfungsi mendeteksi jenis senyawa berdasarkan pola fragmentasinya. Pengukuran menggunakan
GC MS pada umumnya hanya dibatasi untuk senyawa berwujud gas atau cairan yang mempunyai
tekanan uap minimal 10-10 torr.

Prinsip Kerja Instrumen GC MS

Sampel yang diinjeksikan ke dalam Kromatografi Gas akan diubah menjadi fasa uap dan
dialirkan melewati kolom kapiler dengan bantuan gas pembawa. Pemisahan senyawa campuran
menjadi senyawa tunggal terjadi berdasarkan perbedaan sifat kimia dan waktu yang diperlukan
bersifat spesifik untuk masing-masing senyawa. Pendeteksian berlangsung di dalam Spektroskopi
Massa dengan mekanisme penembakan senyawa oleh elektron menjadi molekul terionisasi dan
pencatatan pola fragmentasi yang terbentuk dibandingkan dengan pola fragmentasi senyawa
standard yang diindikasikan dengan prosentase Similarity Index (SI).

Prosedur Penggunaan Instrumen GC MS

Pilih metode yang sesuai dengan sampel yang akan dianalisa, setelah instrument siap
sampel diinjek sebanyak volume yang telah ditentukan. Ketika waktu analisa berakhir, puncak
yang dihasilkan pada kromatogram akan dicocokkan dengan senyawa yang ada pada library
sehingga dapat diketahui kandungan senyawa di dalam sampel.

MassLynx

MassLynx adalah paket perangkat lunak untuk mengontrol peralatan analitik yang
diproduksi oleh Waters Corporation termasuk kromatografi cair sistem seperti seri ACQUITY
UPLC dari sistem UHPLC dan spektrometer massa seperti Xevo TQ-S. MassLynx digunakan
untuk mengontrol perangkat keras, membuat, mengedit, dan menjalankan urutan proses serta
konfigurasi metode akuisisi. Pengolahan data dilakukan di perangkat lunak lain
seperti TargetLynx atau ChromaLynx.

TUJUAN

Mengetahui teknik analisis kromatogram GC-MS menggunakan software Masslynx dan


membandingkan data senywa yang didapat pada software Masslynx dengan Data Bank dan
website
ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah :

1. Laptop yang telah di instal aplikasi MassLynx-nya.


2. Data mentah kromatogram sampel Kopi.

PROSEDUR KERJA

1. Disiapkan laptop atau PC yang sudah terinstal aplikasi MassLynx.


2. Dibuka aplikasi MassLynx dan ditunggu beberapa saat sampai aplikasi siap digunakan.
3. Diklik File lalu dipilih Open Data File.
4. Dipilih lokasi data yang akan dianalisis (dengan format .raw).
5. Pada bagian Function dipilih Function 1 (energy ionisasi rendah) lalu diklik OK.
6. Akan muncul kromatogram GC yang ditampilkan dalam format TIC.
7. Lalu diubah format tampilannya menjadi format BPI (Di klik Display lalu dipilih TIC, dan
dicentang bagian BPI Chromatogram lalu di klik OK).
8. Akan muncul kromatogram BPI dengan gambar yang lebih rapi. Lalu hapus kromatogram
pertama dengan remove kromatogram.
9. Diklik 2 kali pada puncak kromatogram sehingga muncul spectrum MS dan didapat berat
molekul yang terbaca pada aplikasi.
10. Diklik Tools lalu pilih Elemental Composition dan masukan data angka berat molekul yang
terdapat pada spectrum, lalu di klik OK.
11. Akan muncul tabel dengan beberapa kemungkinan senyawa. Lalu dipilij senyawa dengan FIT
Conf% yang terbesar.
12. Dibuka website untuk mencari molekul (digunakan ChemSpider.com).
13. Dimasukan komposisi formula yang ditunjukan pada spectrum ke mesin pencari pada
ChemSpider.com (pada komposisi jumlah atom H dikurangi 1).
14. Dalam Chemspider akan muncul beberapa senyawa yang ditemukan, lalu klik ID senyawa
yang pertama (menunjukan senyawa yang paling banyak dicari).
15. Konfirmasi senyawa yang didapatkan dengan di klik bagian Spectra lalu pilih ESI+ Mass
Spectrum.
16. Dicocokkan bentuk spectrum yang didapat dari aplikasi MassLynx dengan Spectra dari
ChemSpider (diperhatikan spektra utama dengan spectra pecahannya).
17. Analisis kembali senyawa dengan dilihat kromatogram GC pada energy ionisasi tinggi.
18. Diklik File lalu dipilih Open Data File.
19. Dipilih lokasi data yang akan dianalisis (dengan format .raw).
20. Pada bagian Function dipilih Function 2 (energy ionisasi tinngi) lalu diklik OK.
21. Akan muncul kromatogram GC yang ditampilkan dalam format TIC.
22. Lalu diubah format tampilannya menjadi format BPI (Di klik Display lalu dipilih TIC, dan
dicentang bagian BPI Chromatogram lalu di klik OK).
23. Diklik 2 kali pada puncak kromatogram sehingga muncul spectrum MS.
24. Dibandingkan bentuk spectranya dengan yang didapat pada web ChemSpider.
HASIL PENGAMATAN

a. Gambar Kromatogram BPI sampel Kopi pada Energi Ionisasi Rendah

Kopi 10 C 23 Juni 2016 1: TOF MS ES+


0.57 BPI
100
2.78e6
%

0
0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80

Pada gambar diatas terlihat pada tingkat energy ionisasi rendah didapatkan kromatogram sampel kopi dengan 1 puncak dengan
waktu retensi 0,57.
b. Gambar Spectrum yang dihasilkan berdasarkan kromatogram diatas

Kopi 10 C 23 Juni 2016 16 (0.572) 1: TOF MS ES+


100
195.0889 2.78e6
%

196.0904 ! ! ! ! ! !
! ! !
110.0730 138.0656 255.0867 505.1807 556.1918 753.0851 900.8809 1088.2524
197.1289 331.6140 408.1416 473.1222 669.2433 782.6086 858.9404 1012.9698 1124.2225 1163.5551
0 m/z
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150

Setelah data kromatogram di olah dan dibuat bentuk spektrumnya, didapatkan spectrum seperti gambar diatas dengan spectrum
tertinggi ada pada 195.0889 m/z.
c. Tabel data formula yang didapatkan dari spectrum sampel.

Berikut adalah data komposisi yang mungkin ada pada 195.0889 m/z. Dapat terlihat bahwa komposisi senyawa dengan nilai Fit
Conf % tertinggi adalah C8H11N4O2 dengan % Fit Conf sebesar 49,95%. Data komposisi inilah yang akan dicari dan dikonfirmasi
struktur dan senyawanya pada Data Bank.
d. Gambar struktur senyawa yang didapatkan dari Web ChemSpider sesuai dengan data formula yang dihasilkan pada aplikasi
MassLynx

e. Gambar Spektra Caffein dari Web ChemSpider (sebagai data pembanding)


f. Gambar Kromatogram GC Sampel Kopi pada Energi Ionisasi Tinggi

Kopi 10 C 23 Juni 2016 2: TOF MS ES+


0.59 BPI
100
9.07e4
%

0.48

0.41

0.84
2.52

0 Time
0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80

Dari kromatogram yang ditunjukan pada energy ionisasi tinggi didapat 4 puncak kromatogram dengan waktu retensi 0,41 ; 0,48 ;
0,59 ; dan 0,84. Dengan puncak tertinggi adalah pada 0,59. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan waktu retensi kromatogram
pada energi ionisasi rendah.
g. Gambar Spektrum Sampel dari energi Ionisasi Tinggi

Kopi 10 C 23 Juni 2016 16 (0.590) 2: TOF MS ES+


138.0665 9.07e4
100
%

110.0713
195.0868

!
83.0596 139.0668
! 214.0607
! ! 123.0396 ! 185.5491 !
! 109.0361 !
84.9586 111.0515 117.0196 157.0390 ! 196.0906 214.5612
81.0435 !;131.0015 135.0298 140.0000 149.0839 193.0741 204.0854
97.5133 166.0203 178.1197
0 m/z
75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210 215
h. Perbandingan Spektrum Sampel dengan Literatur

Kopi 10 C 23 Juni 2016 16 (0.572) 1: TOF MS ES+


195.0889
100
%

196.0904 ! ! ! ! ! !
! ! !
110.0730 138.0656 255.0867 505.1807 556.1918 753.0851 900.8809 1088.2524
197.1289 331.6140 408.1416 473.1222 669.2433 782.6086 858.9404 1012.9698 1124.2225 1163.5551
0
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150

Kopi 10 C 23 Juni 2016 16 (0.590) 2: TOF MS ES+


100
138.0665 9.07e4
%

110.0713
195.0868

!
83.0596 139.0668
! 214.0607
! ! 123.0396 ! 185.5491 !
! 109.0361 !
84.9586 111.0515 117.0196 157.0390 ! 196.0906 214.5612
81.0435 !;131.0015 135.0298 140.0000 149.0839 193.0741 204.0854
97.5133 166.0203 178.1197
0 m/z
75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210 215
Dari hasil perbandingan antara spektrum pada tingkat ionisasi rendah dan tinggi dengan spektrum yang didapat dari Data Bank
Chem Spider didapatkan kemiripan pola fragmentasi dengan senyawa Kaffein. Yaitu terdapat pola fragmentasi pada 195 m/z , 138
m/z , dan 110 m/z.
PEMBAHASAN

Pada pembacaan sampel menggunakan GC-MS biasanya dalam satu kali running dapat
membaca sampel dengan tingkat energi ionisasi rendah dan tinggi. Sehingga pada saat analisis
data menggunakan MassLynx, dapat dilakukan pada 2 kondisi yaitu tingkat energi rendah dan
tinggi. Pertama kali yang dianalisis adalah pada tingkat energy rendah dengan memilih function 1
(TOF MS (30:1000) ES+). TOF adalah Time of Flight yaitu salah satu tipe scanning yang ada pada
alat LCMS-MS.

Setelah dipilih pembacaan dengan tingkat energy rendah, aplikasi akan memunculkan
kromatogram sampel dengan format TIC (Total Ion Current) dan terlihat ada 2 puncak dengan
waktu retensi 0.39 dan 0.57. Karena kromatogram yang dihasilkan pada format TIC kurang bagus
maka, formatnya dapat diubah menjadi format BPI (Base Peak Intensity) dan dihasilkan 1 puncak
dengan waktu retensi 0.57. Setelah mendapatkan 1 puncak, maka untuk mengetahui sampel yang
terbaca pada puncak tertinggi maka dilakukan dengan mengklik 2 kali pada puncak kromatogram
atau menggunakan pointer sehingga aplikasi akan memunculkan bentuk spectrum dari senyawa
yang terbaca. Dan didapatkan bahwa senyawa yang terbaca memiliki spectrum pada 195.0889 m/z.
Dari data berat molekul tersebut kita dapat mengetahui kemungkinan komposisi kimia yang
terkandung dalam sampel. Setelah didapatkan beberapa kemungkinan senyawa, maka kita pilih
senyawa dengan persentase Fit Conf paling besar yaitu dengan komposisi C8H11N4O2. Kemudian
komposisi tersebut dicari nama senyawanya dan dikonfirmasi pada web data bank pencarian
senyawa.

Ada beberapa web data bank yang digunakan untuk mencari komposisi senyawa atau untuk
mengkonfirmasi hasil analisis seperti :

1. https://massbank.eu/MassBank/Search
2. http://www.massbank.jp/Search
3. https://hmdb.ca/
4. https://mona.fiehnlab.ucdavis.edu/spectra/browse?query=&text=C8H10N4O2
5. https://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C58082&Mask=200
6. Texbook, Jurnal
7. Dsb
Namun pada praktikum kali ini digunakan ChemSpider.com. cara mengkonfirmasi senyawa
adalah dengan memasukan komposisi senyawa yang didapat dari aplikasi Mass lynx ke mesin
pencarian data bank senyawa. Karena analisis senyawa menggunakan LCMS ini menggunakan
energi ionisasi positif maka pada analisisnya akan terjadi penambahan 1 ion hydrogen. Oleh sebab
itu, komposisi senyawa yang kita masukan pada data bank pencarian senyawa harus dikurangi
angka hidrogennya sebanyak 1 menjadi C8H10N4O2.

Pada saat pencarian pada web ChemSpider akan banyak ditemukan kemungkinan
senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul atau komposisi tersebut. Namun yang dipilih
adalah yang memiliki nilai referensi yang paling banyak, artinya senyawa dengan rumus molekul
yang paling banyak ditemukan. Dari hasil pencarian komposisi kimia pada Chem Spider
ditemukan ada 2321 kemungkinan senyawa dengan no ID dan no Reference yang berbeda-beda.
Dipilihlah senyawa dengan no. Reference tertinggi yaitu 13079 dengan no. ID senyawa 2424.
Senyawa yang ditemukan adalah Caffeine. Berdasarkan pencarian tersebut, dapat kita duga bahwa
senyawa yang terkandung dalam sampel kopi merupakan senyawa Caffeine.

Untuk mengkonfirmasi apakah senyawa yang dianalisis adalah benar senyawa Caffeine,
maka dilakukan dengan cara membandingkan bentuk spectrum yang terdapat pada data bank
senyawa. Bentuk spectrum yang dibandingkan dapat berupa spectrum utama dan spectrum anak
atau pola pecahan/ fragmentasi ionnya. Dari hasil data bank didapatkan pola fragmentasi senyawa
Caffeine adalah :

No m/z Fragmentasi Struktur Kimia


1. 195.0881 m/z [C8H11N4O2]+
2. 138.0668 m/z [C6H8N3O]+

3. 110.0720 m/z [C5H8N3]+

Perbandingan spectrum dapat dilakukan baik dengan spectrum pada pengukuran tingkat energy
ionisasi rendah maupun tinggi.

Untuk mendapatkan spectrum pada tingkat energy ionisasi tinggi, kita dapat mengulang
analisis pada aplikasi dengan memilih function 2 (TOF MS (50:1000) ES+). Ternyata pada
pengukuran dengan tingkat energi ionisasi tinggi didapatkan ada 4 puncak kromatogram dengan
waktu retensi 0.41, 0.48, 0.59, dan 0.84. puncak tertinggi ada pada waktu retensi 0.57 berarti tidak
terlalu jauh perbedaannya dengan puncak kromatogram yang dihasilkan pada tingkat energy
ionisasi rendah. Perbedaan puncak ini dikarenakan pada energy ionisasi rendah, energy yang
digunakan adalah sekitar 4 volt, namun pada tingkat energy ionisasi tinggi, energy yang digunakan
adalah sekitar 25 – 60 volt. Perbedaan besarnya energy ini berpengaruh pada pemecahan
molekulnya yang menyebabkan bentuk puncaknya berbeda. Untuk memastikan senyawa yang
terbaca maka dilakukan teknik yang sama dengan yang dilakukan pada kromatogram pertama
untuk menghasilkan spektrum.
Setelah dilakukan perbandingan terhadap bentuk spectrumnya didapatkan adanya
kemiripan antara spectrum sampel kopi baik pada tingkat energi ionisasi rendah maupun tinggi
dimana spectrum utama terdapat pada 195 m/z dan pecahannya terdiri dari 138 m/z, dan 110 m/z
maka dapat disimpulkan bahwa sampel kopi mengandung senyawa kaffein.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis kromatogram GC menggunakan software MassLynx didapatkan


beberapa kesimpulan :

1. Analisis data menggunakan LC-MS dapat dilakukan pada tingkat energi rendah dan tinggi.
2. Data kromatogram pada tingkat ionisasi rendah didapatkan puncak dengan waktu retensi 0,59
sedangkan pada kromatogram dengan tingkat ionisasi tinggi didapatkan puncak dengan waktu
retensi 0,57.
3. Spectrum yang ditunjukan dari hasil analisis menggunakan software Masslynx didapatkan
adanya senyawa dengan nilai m/z adalah 195,0882 m/z dengan komposisi kimia C8H11N4O2.
4. Dari hasil pencarian menggunakan data bank pada Web ChemSpider didapatkan senyawa yang
memiliki komposisi kimia C8H10N4O2 adalah Caffein.
5. Hasil perbandingan spectra pada data bank dan spectrum dari aplikasi didapatkan pola
fragmetasi yang sama yaitu 195 m/z, 138 m/z, dan 110 m/z.
6. Senyawa pada sampel kopi adalah kaffein.
DAFTAR PUSTAKA

Ceritanya Praktikum. 2022. Tutorial Software MassLynx LCMS/MS Ala Kadarnya.


https://www.youtube.com/watch?v=DOX-vltDPIQ. (diakses pada tanggal 14 Januari 2022).

http://www.chemspider.com/Chemical-Structure.2424.html?rid=88cc67d7-1a8f-4da2-9dc3-
1f397f6ca308&page_num=0 (diakses pada tanggal 16 Januari 2022).

Tim Dosen FFS Uhamka. 2021. Kromatografi Gas. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka.

Sholihah, Atti. 2018. Analisis Kromatografi Gas. Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan
Industri Kimia.

User. 2014. GC-MS. Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain.
https://btbrd.bppt.go.id/index.php/gcms (diakses pada tanggal 18 Januari 2022)

Anda mungkin juga menyukai