Anda di halaman 1dari 20

MEKANISME

PEWARNAAN GRAM
(GRAM STAINING)
Nabila Rubinadzari
1810631210075
1C Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Sejarah
Pewarnaan
Gram
1
 Hans Christian Gram (lahir tahun 1853) belajar
botani di University of Copenhagen di Denmark.
 Pada tahun 1884, sambil memeriksa jaringan
paru-paru dari pasien yang meninggal karena
pneumonia, Gram telah menemukan bahwa
noda yang istimewa diambil dan disimpan oleh
sel bakteri.
 Pekerjaan awal dengan proses pewarnaan ini
dilakukan pada Streptococcus pneumoniae dan
Klebsiella pneumoniae.
 Beberapa tahun kemudian, ahli patologi Jerman
Carl Weigert (1845-1904) dari Frankfurt,
menambahkan langkah terakhir dari pewarnaan
dengan safranin.
2
Dalam pewarnaan gram digunakan 4 zat
kimia yang berbeda, yaitu :

Zat warna primer Zat decolouring (alcohol


95%)
Kristal violet berfungsi
untuk memberikan warna Berperan sebagai pelarut
pada seluruh bagian sel lipida dan sebagai zat
bakteri. dehidrasi protein.
Perannya bergantung pada
konsentrasi lipida dan
Iodine gram dinding sel
mikroorganisme.
Berperan membentuk
kompleks yang tidak larut
dengan mengikat zat Larutan warna (counter
warna primer. Hasilnya strain) yaitu
ialah kompleks Kristal safranin/fuchsin
violet-iodine yang
Digunakan untuk
berfungsi mengintensifkan
mewarnai sel yang telah
warna zat primer sehingga
kehilangan warnanya oleh
seluruh sel akan tampak
alkohol
ungu-gelap.
3
Mekanisme
Pewarnaan Gram

4
Alat :

Mikroskop Mangkuk pewarnaan Pipet Botol penyemprot

Kaca benda Kawat penyangga

Lampu spirtus Jarum inokulum berkolong

5
Bahan :

Aquades steril Larutan Ammonium Korek api Larutan safranin


Oksalat Kristal Violet

Biakan murni bakteri Kertas penghisap Alkohol 95% Larutan iodium


umum 1-2 x 24 jam

6
Langkah Kerja
• Sediakan kaca benda bersih, lalu lewatkan di atas nyala air lampu spirtus.

• Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.

7
• Secara aseptik ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan
diatas tetesan aquades itu. Kemudian ratakan perlahan-lahan dan tunggulah
sampai mengering.

• Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut diatas nyala api
lampu spirtus dengan cepat.

8
• Letakkan sediaan diatas kawat penyangga yang berada diatas mangkuk
pewarna. Lalu teteskan larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet diatas
sediaan tersebut. Tunggulah selama 1 menit.

• Buanglah kelebihan zat warna tersebut kedalam mangkuk dan bilaslah dengan
air.

9
• Teteskan larutan iodium diatas sediaan, lalu tunggulah selama 2 menit.

• Buanglah kelebihan larutan iodium kedalam mangkuk, lalu bilaskah dengan air.

10
• Teteskan alkohol 95 % diatas sediaan, lalu biarkan selama 1 menit.

• Buanglah sisa alkohol kedalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air.

11
• Teteskan larutan safranin diatas sediaan, lalu biarkan selama 30 detik.

• Buanglah kelebihan larutan safranin kedalam mangkuk, lalu bilaslah dengan air.

12
• Keringkanlah sediaan dengan hati-hati dengan kertas penghisap, lalu
periksalah dibawah mikroskop.

13
Kesimpulan

16
• Terjadi perbedaan warna pada kelompok bakteri gram positif dan negatif
karena perbedaan susunan kimia dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut.
Munculnya warna ungu pada bakteri gram positif karena dinding bakteri
tersebut terdapat satu jenis lapisan, yakni peptidoglikan yang relatif tebal
(tersusun oleh banyak lapisan polimer peptidoglikan). Sementara itu, pada
bakteri gram negatif, dinding selnya tersusun oleh 2 lapisan, yakni lapisan luar
yang tersusun oleh lipopolisakarida (lipid) dan protein serta lapisan dalam yang
tersusun oleh peptidoglikan (hanya tersusun oleh 1 lapisan molekul). Kedua
lapisan dinding tersebut yang kemudian mengakibatkan bakteri gram negatif
bewarna merah. Secara umum, perbedaan susunan kimia dinding sel bakteri
gram positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Penyusun dinding Bakteri gram positif Bakteri gram negatif


Peptidoglikan 40-50% 5-20%
Asam teikoat Ada Tidak ada
Lipopolisakarida (lipid) Tidak ada Ada
Protein 10% 60%
Lipid 2% 20%

14
• Proses kimiawi yang terjadi yaitu, bakteri gram negatif memiliki 2 lapisan
dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipopolisakarida (lipid) akan tercuci oleh
alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan bewarna merah
karena safranin masuk kedalam sel. Bakteri gram positif memiliki selapis
dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal
violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dehidrasi oleh alkohol sehingga
membran sel tetap menahan warna ungu dan pewarnaan safranin tidak dapat
masuk kedalam sel, akhirnya bakteri bewarna ungu.
• Bakteri gram positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet
(ungu) dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal.
Contohnya Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium,
Bifidobacterium, Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, dan
Staphylococcus.
• Bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna
merah dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan
pada bakteri gram negatif terletak di ruang periplasmik antara membran
plasma leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus influenzae,
Pseudomodengan membran luar.
Contohnya Azotobacter, Rhizobium nas aeruginosa, Salmonella typhi, dan
Helicobacter pylori.

15
Sifat Gram positif Gram Negatif

Hanya mempunyai membran Memiliki sistem membran


plasma tunggal yang dikelilingi ganda dimana membran
dinding sel tebal berupa plasmanya diselimuti oleh
peptidoglikan. membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding
sek tipis berupa peptidoglikan
yang terletak diantara
membran dalam dan membran
luarnya.

Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah Lipid tinggi

Ketahanan terhadap penisilin Lebih sensitif Lebih tahan

Penghambatan warna basa Lebih dihambat Kurang dihambat

Kebutuhan nutrien Kompleks Relatif sederhana

Ketahanan terhadap Lebih tahan Kurang tahan


perlakuan fisik

16
Terima Kasih
-Nabila Rubinadzari-

Anda mungkin juga menyukai