LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM FISIKA KIMIA PERAIRAN
0 Universitas Sriwijaya
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah meningkatnya kemampuan mahasiswa
dalam pengambilan sampel (sampling) air dan tanah, analisa laboratorium (sifat-
sifat fisika-kimia air dan tanah), menganalisa data hasil praktikum serta pembuatan
laporan.
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2 Universitas Sriwijaya
3
dilakukan perhitungan BOD dan penurunan BOD limbah tahu sebelum dan sesudah
perlakuan (Alaerts dan Santika, 1984).
3 Universitas Sriwijaya
4
oksigen yang diserap oleh sampel limbah cair akibat adanya mikroorganisme
selama satu periode waktu tertentu, biasanya 5 hari, pada saat temperatur tertentu
umumnya 20oC. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair. BOD juga
merupakan petunjuk dari pengaruh yang diperkirakan terjadi pada badan air
penerima berkaitan dengan pengurangan kandungan oksigennya. Secara umum
derajat pengolahan yang dicapai oleh bangunan pengolahan harus dipilih
sedemikian rupa sehingga BOD efluen tidak akan menurunkan derajat kandungan
oksigen sampai tingkat tertentu pada badan air penerima agar badan air dapat tetap
berfungsi sesuai peruntukannya.
Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah:
1. Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan
anornaik atau bahanbahan tereduksi lainnya yang disebut juga “Intermediate
Oxygen Demand”.
2. Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal lima hari.
3. Uji BOD yang dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai
total BOD melainkan hanya kira-kira 68 persen dari total BOD. Uji BOD
tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air tersebut, misalnya
adanya germisida seperti khlorin dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga
hasil uji BOD menjadi kurang teliti.
Titrasi Iodometri
Penentuan oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi berdasarkan metoda
Winkler lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang
perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya,
standarisasi larutan tiosulfat dan pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang
tepat. Dengan mengikuti prosedur penimbangan kaliumbikromat dan standarisasi
tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih
akurat. Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter, harus
diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan
salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara
DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan
kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
4 Universitas Sriwijaya
5
5 Universitas Sriwijaya
6
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
No Bahan Spesifikasi
1 Aquades Secukupnya
2 Sampel air kolam reservoir Secukupnya
6 Universitas Sriwijaya
7
2. Encerkan 400-500 ml air sampel 5 sampai 100 kali, tergantung pada tingkat
kepekatan sampel, dengan menggunakan aquades bebas biota.
3. Tingkatkan kadar oksigen air sampel tersebut dengan aerasi menggunakan
aerator baterai selama ±5 menit. Peningkatan kadar oksigen juga dapat
dilakukan dengan cara menuangkan air sampel dari satu botol ke botol yang
lain, dan sebaliknya, sebanyak 15 kali atau lebih (pada prinsipnya, maksud dari
perlakuan pada prosedur 2 dan atau 3 ini adalah agar tersedia oksigen yang
berlebih untuk proses dekomposisi sampai hari terakhir inkubasi).
4. Pindahkan air sampel tersebut kedalam botol BOD gelap dan terang sampai
penuh. Air dalam botol BOD terang segera dianalisa kadar oksigen terlarutnya
(𝐷𝑂1 ), botol BOD gelap dan air sampel didalamnya diinkubasi dalam BOD
inkubator pada suhu 20℃. Setelah 7 hari, tentukan kadar oksigen dalam botol
gelap ini (𝐷𝑂7 ). penentuan kadar oksigen terlarut ini bisa dilakukan secara
titrimetrik atau dengan menggunakan DO meter.
5. Perhitungan :
𝐵𝑂𝐷7 (ppm) = (𝐷𝑂1 - 𝐷𝑂7 ) × faktor pengenceran
7 Universitas Sriwijaya
8
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
Hasil Pengukuran 𝐵𝑂𝐷 7 :
No Nama Kelompok Hasil
1 Kelompok 1 3.46 ppm
2 Kelompok 2 2.88 ppm
3 Kelompok 3 2.85 ppm
4 Kelompok 4 3.09 ppm
5 Kelompok 5 3.20 ppm
6 Kelompok 6 2.98 ppm
7 Kelompok 7 2.09 ppm
8 Kelompok 8 0.18 ppm
9 Kelompok 9 2.64 ppm
10 Kelompok 10 3.46 ppm
11 Kelompok 11 3.32 ppm
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini, dilakukan pengambilan sampel air dikolam percobaan
budidaya perairan. Sampel yang praktikan ambil sebanyak 50 ml dengan cara ketika
pengambilan sampel tidak boleh ada gelembung udara yang masuk karena jika ada
gelembung udara maka mengakibatkan terbebasnya sejumlah gas dari air atau
terjadi aerasi, sehingga kadar oksigen terlarut kurang atau melebihi kadar
sesungguhnya. Setelah pengambilan sampel tersebut dilakukan pengukuran DO
awal dan DO yang didapatkan kelompok 10 (sepuluh) 𝐷𝑂1= 6.68 ppm. Selanjutnya
pengukuran pengukran DO akhir setelah tujuh hari dan hasil yang kami dapatkan
𝐷𝑂8 = 3.22. Jadi 𝐷𝑂1 - 𝐷𝑂8 = 3,46 ppm, artinya pada praktikum yang kami lakukan
berhasil karena BOD yang kami dapatkan tidak minus dan positif digunakan oleh
plankton untuk bermetabolisme (Achmad, 2004).
8 Universitas Sriwijaya
9
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pengukuran 𝐵𝑂𝐷7 adalah sebagai berikut :
1. Saat pengambilan sampel air DO tidak boleh ada gelembung udara karena
jika ada gelembung udara maka mengakibatkan terbebasnya sejumlah gas
dari air atau terjadi aerasi, sehingga kadar oksigen terlarut kurang atau
melebihi kadar sesungguhnya.
2. Do optimum adalah pada kisaran 5-7 ppm, pada saat nilai Do dibawah nilai
optimum maka ikan akan mengalai kurang nafsu makan dan bahkan ikan
dapat mengalai kematian
3. cara mendapatkan hasil dari BOD yaitu 𝐷𝑂1 - 𝐷𝑂7 maka hasilnya 𝐵𝑂𝐷7
yang artinya DO awal di kurangkan dengan DO setelah 7 hari.
4. Jika hasil 𝐵𝑂𝐷7 tidak minus maka praktikum yang dilakukan berhasil
karena BOD positif digunakan oleh plankton untuk bermetabolisme.
5. BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobic.
5.2. Saran
Kedisiplinan dan kerjasama dalam pelaksanaan praktikum perlu
ditingkatkan, sehingga pelaksanaan praktikum lebih baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.
9 Universitas Sriwijaya
10
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts dan Santika, 1984. Sifat-Sifat Kimi Air Terpadu 1. Surabaya: Pustaka
Ariasih. 2008. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.
Jakarta: Surya Indah.
Merdeka.
10 Universitas Sriwijaya