TINJAUAN PUSTAKA
Ikan lele yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm, namun
umumnya kurang dari 20 cm. tubuhnya lebar, pipih, dengan mulut agak
meruncing. Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan juga sirip dubur
berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat
peraba yang menyerupai cambuk atau pecut yang memanjang hingga ke ekornya,
dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Ikan lele memiliki bentuk
dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang satu dengan ikan yang lain. Hal
ini menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan
ukuran tubuh ikan sepat siam di alam. Analisa morfometri merupakan suatu
analisis atau pengamatan terhadap morfologi ikan lele (Effendi, 2013).
2.3. Seksualitas Ikan Lele (Clarias sp.)
Ikan lele yang siap kawin ditandai dari ciri-ciri fisiknya, disamping
faktor usia. Ciri fisik yang menonjol adalah perut yang sangat buncit pada betina
sedangkan jantan tampak sangat agresif mengejar betina. Ikan mulai mencapai
kematangan seksual ketika berumur 1 tahun dengan panjang tubuh berkisar 150
hingga 750 mm. Pematangan gonad terjadi pada musim hujan, dimana
suhu perairan yang ideal di atas 22 0C. Pada prinsipnya, seksualitas hewan terdiri
dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan,
yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
sperma,sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi
tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-
ikan betina saja maka disebut monoseksual. Sifat seksual primer pada ikan tandai
dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan
pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang
dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina (Widjowati, 2011).