Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM PERIKANAN RAWA

SURVEI KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN,


POTENSI PENANGKAPAN IKAN DAN BUDIDAYA IKAN DI
DESA BURAI KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN
OGAN ILIR

SURVEY THE CONDITION OF FISHERY RESOURCES,


POTENTIAL FOR FISHING AND FISH CULTURE IN BURAI
VILLAGE, TANJUNG BATU DISTRICT OGAN ILIR

Kelompok 6

Faddilla Amalia 05051181924009


Ichsanul Mukmin 05051281924034
Heru 05051281924057
Yunita Anila 05051281924059
Choirul Amar Simbolon 05051381924037

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PERIKANAN RAWA

Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Dalam Praktikum
Perikanan Rawa

Oleh :
Kelompok 6

Faddilla Amalia 05051181924009


Ichsanul Mukmin 05051281924034
Heru 05051281924057
Yunita Anila 05051281924059
Choirul Amar Simbolon 05051381924037

Indralaya, 16 April 2021


Mengetahui,

Asisten I Asisten II

Deri Malik Feldya Dheanda Absharina


NIM. 05051281823023 NIM. 05051281823016

Mengetahui,
Koordinator Dosen

Dr.Dade Jubaedah, S.Pi, M.Si


NIP.197707212001122001
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang telah memberikan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga Laporan Tetap Praktikum Perikanan Rawa ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Serta untaian shalawat yang selalu tercurahkan kepada Nabi
besar, Nabi akhirul zaman, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Dalam pembuatan Laporan Tetap Praktikum Perikanan Rawa ini, tentu
banyak pihak yang membantu kami dengan baik. Untuk itu, kami ingin
mengucapkan ribuan terima kasih kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kesehatan dan kelancaran pada kegiatan praktikum. Selain itu, kami
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada para dosen dan asisten praktikum
Perikanan Rawa yang telah menemani proses praktikum dan membimbing dalam
penulisan laporan.
Dalam penyusunan Laporan Tetap Praktikum Perikanan Rawa ini, tentunya
kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu kami meminta maaf
dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan Laporan Tetap Praktikum Perikanan Rawa ini. Semoga
Laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Indralaya, 16 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan.......................................................................................2
1.3. Waktu dan Tempat........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1. Perikanan Tangkap di Rawa.........................................................................3
2.2. Budidaya Perikanan di Rawa.......................................................................4
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM.............................................................5
3.1. Materi............................................................................................................5
3.2. Metode...........................................................................................................5
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................6
4.1. Hasil...............................................................................................................6
4.2 Pembahasan..................................................................................................14
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................16
5.1. Kesimpulan..................................................................................................16
5.2. Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Luas perairan rawa di Indonesia cukup besar, namun masih merupakan lahan
marginal yang belum banyak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik bagi
pengembangan perikanan. Rawa adalah kawasan sepanjang pantai, aliran sungai,
danau, atau lebak yang menjorok masuk (intake) ke pedalaman sampai sekitar 100
km atau sejauh dirasakannya pengaruh gerakan pasang. Jadi, lahan rawa dapat
dikatakan sebagai lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut atau sungai
di sekitarnya. Di Indonesia telah disepakai istilah rawa dalam dua pengertian,
yakni rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut merupakan daerah
rawa yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak langsung oleh ayunan
pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya. Sedangkan rawa lebak adalah
daerah rawa yang mengalami genangan selama lebih dari tiga bulan dengan tinggi
genangan terendah 25 – 50 cm. Rawa merupakan istilah yang umum digunakan
untuk semua lahan basah yang bervegetasi, baik yang berair tawar, air asin
maupun payau; berhutan atau pun ditumbuhi tanaman herba (Noor, 2004).
Propinsi Sumatera Selatan mempunyai potensi sumberdaya perikanan yang
cukup besar. Potensi tersebut meliputi perairan umum seluas 2,5 juta Ha terdiri 15
% rawa, 43 % lebak, 31 % sungai besar serta anaknya, dan 11 % danau. Perairan
rawa banjiran (floodplain) yang terdiri dari rawa, anak sungai dan lebak atau
dengan istilah lokal disebut lebak lebung mempunyai potensi untuk
dikembangkan usaha budidaya ikan. Sumberdaya perikanan di lahan rawa lebak
lebung cukup tinggi. Pemasok kebutuhan ikan untuk memenuhi permintaan
konsumen, sebagian besar berasal dari hasil tangkapan nelayan di areal lebak
lebung. Sumberdaya yang ada di Sumatera Selatan sangat mendukung untuk
pengembangan usaha budidaya perairan. Sumberdaya tersebut dapat dilihat dari
luas areal untuk budidaya, tingkat konsumsi ikan masyarakat Sumatera Selatan
yang tinggi serta tersedianya sarana yang mendukung usaha budidaya perairan
termasuk lembaga pendidikan yang mencetak sumberdaya manusia dibidang
perikanan (Muslim, 2012).

1 Universitas Sriwijaya
2

1.2. Maksud dan Tujuan


Dengan dilakukannya praktikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui
kondisi potensi sumberdaya perairan di Sumatera Selatan, sehingga
pemanfaatanya tidak merusak kelestarian sumberdaya hayati perairan terutama
jenis-jenis ikan bernilai ekonomis tinggi. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Kondisi sumberdaya perairan di suaka perikanan
2. Kondisi sumberdaya perikanan tangkap di perairan rawa
3. Kondisi sumberdaya perikanan budidaya di perairan rawa
4. Lelang lebak lebung di Sumatera Selatan

1.3. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 April 2021, di Desa Burai,
Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perikanan Tangkap di Rawa


Perikanan tangkap merupakan suatu usaha penangkapan ikan dan juga
organisme air lainnya di alam liar (laut,sungai, danau dan juga badan air lainnya),
kehidupan organisme air di alam liar dan faktor – faktornya (biotik dan abiotik)
tidak dikendalikan secara sengaja oleh manusia. Perikanan tangkap sebagian besar
dilakukan di laut, terutama disekitar pantai dan juga landasan kontinen. Perikanan
tangkap juga ada di danau dan sungai. Adapun masalah yang mengemuka di
dalam perikanan tangkap adalah penangkapan ikan yang dilakukan secara berlebih
dan polusi laut. Sejumlah spesies mengalami penurunan populasi dalam jumlah
yang signifikan dan berada dalam ancaman kepunahan, hal ini tentu
mengakibatkan jumlah hasil tangkapan ikan yang ada di alam liar dapat
mengalami penurunan secara umum (Muslim, 2007).
Kelangsungan usaha penangkapan ikan sangat ditentukan oleh kelestarian
sumberdaya ikan dan kelestarian sumberdaya tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas penangkapan dan mutu lingkungan perairan. Penurunan potensi sumber
daya perikanan bisa juga disebabkan oleh kegiatan penangkapan yang tidak ramah
lingkungan. Kegiatan penangkapan di perairan umum biasanya lebih banyak
dilakukan di perairan paparan ban iran, karena perairan tersebut merupakan
perairan yang produktif, kaya bagi sumber daya perikanannya. Kegiatan
penangkapan yang sudah dilarang pemerintah, namun kadang-kadang masih
digunakan oleh masyarakat adalah penggunaan racun, bahan peledak dan sfroom
(electric fishing). Hal ini, biasanya disebabkan oleh sulitnya pengawasan di
perairan umum dan kurangnya kepedulian masyarakat akan kelestarian sumber
daya perikanan. Jenis alat tangkap yang berpotensi membahayakan kelestarian
sumber daya perikanan antara lain adalah tuguk (tiltering device), karena alat
tangkap tersebut memotong jalur ruaya ikan atau udang yang akan melakukan
pemijahan. Mortalitas tertinggi di paparan banjiran terjadi biasanya pada saat
musim kemarau, karena perairan mengalami kekeringan dan aktivitas
penangkapan meningkat (Djoko, 2005).

3 Universitas Sriwijaya
4

2.2. Budidaya Perikanan di Rawa


Rawa lebak merupakan rawa yang dipengaruhi oleh luapan sungai atau
tingginya volume air hujan, mempunyai berbagai fungsi baik fungsi ekologi
sebagai tandon air tawar, tempat hidup flora dan satwa liar dan fungsi ekonomi.
(Muthmainnah, 2013). Dari sektor perikanan, selain untuk memenuhi kecukupan
gizi/protein hewani masyarakat dalam negeri juga dapat menghasilkan devisa
negara dari hasil penjualan atau ekspor hasil perikanan ke luar negeri. Produksi
perikanan berasal dari hasil aktifitas penangkapan di laut dan perairan umum dan
budidaya di perairan tawar, payau dan laut. Pada musim hujan rawa lebak
merupakan ekosistem perairan yang dimanfaatkan sebagai lokasi perikanan
tangkap (fishing ground) yang menyediakan ikan baik untuk kebutuhan lokal
ataupun sebagai komoditas perdagangan. Menurut Ismanadji (2007), trend
produksi ikan dunia dari hasil tangkapan cenderung menurun sedangkan produksi
hasil budidaya cenderung meningkat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia pun
merubah kebijakan dari peningkatan produksi perikanan tangkap menjadi
perikanan budidaya (Ismanadji, 2007).
Menurut Sukadi (2003), dalam rangka menunjang pembangunan perikanan
budidaya di daerah, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memiliki 5 program
pokok yaitu intensifikasi budidaya ikan (INBUDKAN), perikanan berbasis
budidaya (culture based fisheries) budidaya perikanan terintegrasi (integrated
aquaculture development), budidaya berbasis masyarakat pedesaan (rural
aquaculture development) dan pengembangan produktifitas perikanan
berwawasan lingkungan/P3BL (green productivity). Propinsi Sumatera Selatan
secara geografis sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah berupa sungai
dan rawa atau yang lebih dikenal dengan istilah lebak lebung. Rawa lebak lebung
merupakan rawa-rawa yang terdapat di sekitar daerah aliran sungai . Daerah ini
tergenang saat musim penghujan dan kering saat musim kemarau. Perbedaan
ketinggian air di rawa banjiran ini sangat ekstrim, namun daerah ini sangat subur
karena banyak mengandung unsur hara untuk pakan ikan terutama berasal dari
proses dekomposisi vegetasi saat tergenang. Pemanfaatan daerah rawa untuk
kegiatan perikanan masih belum optimal. Rawa banjiran atau disebut dengan
istilah rawa lebak lebung (Sukadi, 2003).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Materi
Materi yang diamati dalam praktikum ini adalah :
1. Kondisi sumberdaya perairan di lokasi praktikum
2. Kondisi penangkapan ikan di perairan umum (sungai, rawa)
3. Kondisi budidaya perikanan di perairan rawa
4. Lelang lebak lebung di Sumatera Selatan
5. Pengolahan dan pengawetan ikan rawa
6. Sosial Ekonomi masyarakat sekitar rawa

3.2. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey. Peserta
praktikum (praktikan) mengunjungi lokasi praktikum, melakukan observasi,
pengamatan, wawancara, dokumentasi alat-alat penangkapan ikan, aktifitas
budidaya, pengolahan ikan, dan segala aspek materi praktikum.

5 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
1. Lokasi Praktikum a Desa/Kelurahan : Burai
b Kecamatan : Tanjung Batu
c Kabupaten/Kota : Ogan Ilir
d Provinsi : Sumatera Selatan
e Tanggal : 10 April 2021

A. Sumberdaya Perairan di Suaka Perikanan

1. Jenis Perairan yang ditetapkan


Sebagai reservat (suaka) Perikanan : a Sungai Kelekar
b Rawa Desa Burai

2. Keadaan Perairan :
Luas : 11.000 ha
Kedalaman : ± 6 meter
Kesuburan : Tinggi
Kualitas Perairan :
- Faktor Fisika :
- Suhu : 31,6oC
- Kedalaman : ± 6 meter
- Dan lain-lain :-
- Faktor Kimia :
- Oksigen terlarut :-
- Amonia :-
- Pencemaran :-
- Dan lain-lain :-
- Faktor Biologi :
- Plankton : Michaelumirie splendens
- Predator :-

6 Universitas Sriwijaya
7

- Dan lain-lain :-
3. Fungsi Perairan :
a. Fungsi Utama V Fishing ground
Spawning ground
Nursery ground
………………….

b. Fungsi Sampingan Perikanan


V
Parawisata
Transportasi
………………..

4. Keadaan Umum Jumlah Nelayan : 40 orang


a. Nelayan Tetap : 40 orang
b. Nelayan Samnilan : 0 orang

5. Keadaan Sumberdaya Ikan


a. Stock Ikan cukup padat
kritis
V
sedang

b. Tingkat Pengusahaan intensif


pengembangan
V
non intensif
padat tangkap

c. Jenis ikan yang V khas/endemik ada


tidak ada
Bila ada sebutkan jenisnya : Ikan toman
Bagaimana keadaan populasinya : Sedikit

d. Jenis ikan ekonomis : Patin (Pangasius pangasius), gabus


8

(Channa striata), belut (Monopterus


albus)
e. Jenis biota air lainnya : Udang (Penaeus monodon) dan
Belut (Monopterus albus)

6. Zonasi ada
Tidak ada
Bila ada sebutkan jenisnya : Pengemin
Bagaimana pengelolaannya : 1 tahun sekali pada bulan Januari

7. Peran masyarakat sekitar suaka


a. Kesadaran masyarakat ada, V terbagi dalam berbagai zonasi
tidak ada

b. Manfaat ekonomi V ada, menambah penghasilan


masyarakat
Tidak ada

8. Introduksi jenis baru Tidak ada


9. Perawatan suaka
a. Pembersihan jalan air ada
V
tidakada

b. Perawatan sistem irigasi ada


V
tidak ada

c. Perawatan alur-alur air V ada, dilakukan gotong royong


Keluar masuk, tidak ada

d. Kualitas air pH : 5
Kekeruhan : -

10. Status perlindungan perairan Penutupan sementara dari kegiatan


9

Penangkapan Reservat
Pembatas kegiatan pengemin

11. Sarana (berilah tanda V jika V ada perahu


X
dan X jika tidak ada) pos pengamatan
X
X papan pengamatan
V alat analisis air
X
alat tangkap
lain-lain

12. Status hukum (sebutkan dengan jelas)


a. Keputusan Menteri tidak ada
b. Keputusan Dirjen tidak ada
c. Peraturan Daerah tidak ada
d. Peraturan Lainnya tidak ada

13. Batas suaka


a. Peta perairan V ada
Tidak ada

b. Batas V ada

tidak ada

c. Papan pengumuman V ada


tidak ada

d. Zonasi V ada
tidak ada
14. Pengamatan suaka
a. Penjaga suaka ada
tidak ada V
10

b. Rumah jaga ada


tidak ada V

a. Peralatan penjagaan ada


V
tidak ada

15. Gangguan lingkungan perairan


a. Pengusahaan/Pengambilan ada
V
Pasir Pantai tidak ada
Bagaimana tingkat
pengusahaan/pemanfaatannya?
Bagaimana pengendalian dan
Pengelolaannya?
b. Pencemaran ada
ada gejala
V
tidak ada

c. Pendangkalan (erosi) Tidak ada

d. Ikan Predator V ada


tidak ada

Bila ada sebutkan jenisnya : Gabus dan toman


Bagaimana keadaan populasinya : Gabus = banyak
Toman = sedikit

B. Sumberdaya Perikanan Tangkap


16. Penangkapan ikan di perairan (sungai, rawa, danau)
a. Alat tangkap yang digunakan 1. Jaring
2. Jala
11

3. Waring

Penangkapan bahan-bahan ada


kimia: tidak ada V

17. Jenis usaha lain disekitar perairan sawah


industri
V perkebunan
V peternakan
V
V hutan (kebun karet)
V

18. Jenis alat tangkap yang digunakan pancing


tangguk
jala
bubu
gill net/trawl net

19. Cara penangkapan ikan yang ada


Merugikan V tidak ada

C. Sumberdaya Perikanan Budidaya

20. Jenis usaha budidaya ada


V
tidak ada

Kalau ada, dengan sistem apa karamba


Kajapung
hampang
lain-lain
12

21. Jenis ikan yang dipelihara lele


patin
nila
mas
bawal
lain-lain

22. Benih yang digunakan berasal beli dari balai belih


tangkap alam

23. Benih yang dibeli dari balai patin, harga Rp/ekor ………..
nila, harga Rp/ekor …………
mas, harga Rp/ekor ………..
lain-lain, harga Rp/ekor ………..

24. Bagaimana kualitas benih baik


kurang baik

25. Berapa lama pemeliharaan ikan? Jelaskan (ikan…….selama……….bulan)

26. Pertumbuhan ikan yang dipelihara cepat


lambat

27. Pakan yang digunakan pakan alami


pakan buatan

28. Pakan buatan yang digunakan ………………


29. Harga pakan/kg (merk apa)…………………

30. Manajemen usaha : persiapan lahan


Pengolahan lahan
13

perlakuan awal
pemupukan
pergantian air
pemberian pakan
pengamatan kualitas air
pengontrolan penyakit
lain-lain …………………

31. Pemasaran hasil dijual sendiri


ada pembeli datang

32. Harga jual ikan/kg mas Rp……..


Patin Rp……
nila Rp…......
bawal Rp….
lain-lain
33. Kendala dalam pemelihara :

D. Lelang Lebak Lebung


34. Lokasi lelang a Kelurahan : Burai
b Kecamatan : Tanjung Batu
c Kabupaten/Kota : Ogan Ilir

35. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) (lama dan baru sebutkan) (semua
Perda di copy)
(lama) No……………….
(Baru) No……………….
36. Tanggal lelang setiap tahun : 1 tahun sekali (awal tahun/akhir
tahun)
37. Sebutkan susunan panitia lelang : perangkat desa/kades
38. Syarat-syarat panitia dan peserta lelang : wajib warga Desa Burai
39. Peraturan pelaksanaan lelang : - penawar harga tertinggi
14

- 15 meter dari sungai


- pelarangan alat tangkap berbahaya
40. Objek lelang :
No Nama objek lelang Luas objek lelang Keterangan lokasi
1 Teluk Burai 200 m Burai
2 Telik Semambu 1 km Burai
3 Teluk Sekolam
4 Teluk Terap
5 Teluk Tetapi
6 Teluk Temedap
7 Teluk Bulo

41. Hasil lelang


Objek Harga Lelang (Rp) satuan (ribu)
No
lelang 2016 2017 2018 2019 2020
Ikan
gabus,
1 toman, 4.000.000 10.000.000 7.500.000 8.500.000 15.000.000
lele,
patin

42. Tumbuhan rawa


Tumbuhan
Tumbuhan Tegakkan (pohonan) Tumbuhan Merambat
Terapung
Karet Purun Eceng gondok

4.2 Pembahasan
Pada praktikum Perikanan Rawa, didapatkan hasil berupa pengisian lembar
kuisioner. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021 di Desa Burai,
Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pada
desa ini terdapat sungai yang bernama sungai kelekar yang dijadikan suaka
perikanan. Sungai ini memiliki kedalaman lebih dari 6 (enam) meter dan juga
terdapat banyak populasi ikan dan udang sehingga dijadikan daerah penangkapan
yang dioperasikan secara berkala. Hal ini dapat menguntungkan dalam bidang
ekonomi. Terdapat 50% stock ikan di sungai ini yang diolah secara intensif. Dari
sektor perikanan diantaranya adalah ikan gabus (Chana striata), ikan patin
(Pangasius pangasius), selain itu terdapat juga belut (Monopterus albus), udang
15

(Caridae). Pada sector tumbuhan rawa diantaranya adalah purun (Eleocharis


dulcis), dan eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Berdasarkan kuisioner yang sudah terisi, sungai ini terdapat zonasi
pengemin yang pengolannya dilakukan satu kali dalam setahun oleh pihak
masyarakat yang hidup disekitar suaka perikanan tersebut. Terdapat lelang lebak
lebung yang dilakukan di Kelurahan Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten
Ogan Ilir yang dilakukan satu kali dalam setahun di awal atau akhir tahun.
Kepanitiaan lelang dilakukan oleh perangkat dari Desa Burai itu sendiri. Peserta
lelang harus masyarakat dari Desa Burai. Mekanisme dari lelang tersebut adalah
mengambil penawaran tertinggi dari peserta yang mengajukan penawaran harga
untuk barang yang dilelang. Objek yang dilelang adalah lebung teluk burai seluas
200 meter, dan teluk seluas 1000 meter seperti teluk semambu, teluk sekdam,
teluk temedap, teluk terap, teluk tetapi, teluk bulo, teluk metur, teluk temiang, dan
teluk sungai galian. Ada juga objek lelang berupa biota air pada perairan tersebut
diantaranya adalah ikan gabus (Channa striata), ikan toman (Channa
micropeltes), ikan patin (Pangasius pangasius), dan ikan tapah (Wallago attu).
Harga lelang biasanya mencapai Rp. 400.000,00 – 500.000,00 pada tahun 2016-
2019, Rp. 15.000.000,00 pada tahun 2020, dan Rp. 11.000.000,00 pada tahun
2021. Sedangkan pada lelang teluk burai mencapai Rp. 10.000.000,00 pada tahun
2017, Rp. 7.500.000,00 pada tahun 2018, Rp. 8.500.000,00 pada tahun 2019, dan
10.000.000,00 – 11.000.000,00 pada tahun 2021.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Sungai kelekar merupakan sungai yang dijadikan suaka perikanan.
2. Lelang lebak lebung diadakan setiap satu tahun sekali tiap awal atau akhir
bulan.
3. Objek yang dilelang adalah teluk dan biota air yang hidup disekitar perairan.
4. Keadaan sumber daya ikan pada sungai kelekar masuk dalam kategori sedang .
5. Sungai kelekar memiliki jenis zonasi pangemin yang dilakukan satu tahun
sekali pada bulan Januari.

5.2. Saran
Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dalam pelestarian biota air di Sungai
Kelekar karena dapat menunjang sektor ekonomi pada desa tersebut. Kesadaran
Masyarakat dalam melakukan gotong royong dan merawat sarana yang tersedia
disekitar Sungai Kelekar harus tetap dipertahankan.

16 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Djoko.A, 2005. Evaluasi Hasil Tangkapan Beberapa Kegiatan Penangkapan Ikan Di


Sungai Barito, Kalimantan Tengah Dan Selatan. JPPI Edisi Sumber Daya dan
Penangkapan Vol.11 No.2.

Ismanadji , I, 2007. Kebijakan Pengembangan Budidaya Patin dan Ikan Hias Air
Tawar. Makalah disampaikan pada Diseminasi Hasil Riset Ikan Patin dan Ikan
Hias Air Tawar di Palembang Tanggal 30 November 2007. 25 hal.

Noor, M. (2004). Lahan Rawa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muslim. 2007. Potensi Rawa Lebak Lebung Untuk Pengembangan Budidaya Ikan Air
Tawar Di Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan
Budidaya Perikanan.

Muslim. 2012. Perikanan Rawa Lebak Lebung Sumatera Selatan. Palembang:


Universitas Sriwijaya Press.

Muthmainnah. D, 2013. Kegiatan Perikanan Perairan Rawa Lebak Sebagai Sumber


Pendapatan Nelayan Di Desa Jungkal. Jurnal Pembangunan Manusia. Vol.7
No.1.

Sukadi, F. 2003. Pengelolaan Perairan Umum Dalam Mendukung Produksi Perikanan


Di Sumatera Selatan. Makalah disampaikan pada Seminar Kelautan dan Prospek
Perikanan Perairan Umum Sumatera Selatan di Palembang.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN GAMBAR

1.Sebelum berangkat ke lokasi 2. Foto di dalam bus

3. Pembukaan dengan kepala desa . 4. Pemberian plakat

5. Foto setelah rapat dengan kepala desa 6. Proses wawancara

Universitas Sriwijaya
7. Wawancara dengan warga sekitar 8. Ikan hasil tangkapan

Anda mungkin juga menyukai