2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17688
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA AIR DI PT. TIRTA SUKSES PERKASA DENGAN
METODE MEMBRAN FILTER MENGGUNAKAN MEDIA
TOTAL PLATE COUNT (TPC) DAN POTATO DEXTROSE
AGAR (PDA)
AMELIA PURBA
142401033
DEPERTEMEN KIMIA
MEDAN
2017
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli
Madya
142401033
DEPERTEMEN KIMIA
MEDAN
2017
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Juli 2017
Disetujui Oleh
Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Pembimbing,
Ketua
Diketahui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
KARYA ILMIAH
Saya menngakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karja saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Syaloom,
Adapun judul dari tugas ini adalah “Analisa Air Di PT. Tirta Sukses
Perkasa Dengan Metode Membran Filter Menggunakan Media Total Plate Count
(TPC) dan Potato Dextrose Agar (PDA) “ yang dibuat memenuhi persyaratan
Akademis di Universitas Sumatra Utara untuk memperoleh gelar kelulusan Ahli
Madya pada program Diploma - III Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.
2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zahra selaku ketua Depertemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
3. Pak Dr. Ir. Minto Supeno, Ms selaku ketua program Studi D-III Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara
7. Kepada sahabat saya Ornia dreamy damanik, Mustika hati siagian dan
Agustina sinta surbakti
Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tugas
akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata semoga Tuhan YANG MAHA ESA melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua.
Penulis
ANALISA AIR DI PT. TIRTA SUKSES PERKASA DENGAN
METODE MEMBRAN FILTER MENGGUNAKAN MEDIA
TOTAL PLATE COUNT (TPC) DAN POTATO DEXTROSE
AGAR (PDA)
ABSTRAK
Air adalah komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air
dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun.
Telah dilakukan analisa air dengan metode membran filter menggunakan media
Total Plate Count (TPC) dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk mengetahui
kualitas baku air minum dan membandingkan hasilnya dengan persyaratan
Permenkes RI No.492/Menkes/PER/IV/2010. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu
pengambilan sampel, pembuatan media Total Plate Count (TPC) dan pembuatan
media Potato Dextrose Agar (PDA). Hasil yang diperoleh dari analisa cemaran
mikroorganisme dengan metode membran filter meliputi media Total Plate Count
(TPC) dan Potato Dextrose Agar (PDA) yang telah memenuhi standar Permenkes
RI No.492/Menkes/PER/IV/2010.
Kata kunci: Air, Membran filter, Total Plate Count, Potato Dextrose Agar
ANALYSIS WATER AT PT. TIRTA SUKSES PERKASA BY
MEMBRANE FILTER METHOD USING TOTAL PLATE
COUNT (TPC) MEDIA AND POTATO DEXTROSE AGAR
(PDA)
ABSTRACT
Water is an essensial componet to the life of living bodies. But it can also
be a disastrous substance, because water can carry pathogenic microorganisms
and toxix chemical. Water anlaysis by filter membrane method using Total Plate
Count (TPC) media and Potato Dextrose Agar (PDA) to know the raw water
quality of drinking water and compare the result with requirement of Permenkes
RI No.497/MENKES/PER/IV/2010. The steps taken are sampling, making of
Total Plate Count (TPC) media and Potato Dextrose Agar (PDA) media so
membrane filter method include Total Plate Count (TPC) media and Potato
Dextrose Agar (PDA) so that have fulfilled standard of Permenkes RI
No492/MENKES/PER/IV/2010.
Keywords: Water, Membran filter, Total Plate Count, Potato Dextrose Agar
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN.....................................................................................................I
PERNYATAAN.................................................................................................... II
PENGHARGAAN ...............................................................................................III
ABSTRAK .............................................................................................................V
ABSTRCT ............................................................................................................
VI DAFTAR ISI......................................................................................................
VII DAFTAR
TABEL..................................................................................................X DAFTAR
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.2 Permasalahan................................................................................................. 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................................... 2
2.1 Air................................................................................................................. 3
2.2.2.1 Bakteria.............................................................................................. 14
2.5 Media........................................................................................................... 21
3.2 Bahan........................................................................................................... 32
4.1 Hasil............................................................................................................. 34
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 37
NA = Nutrien Agar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 timbangan
PENDAHULUAN
Air adalah materi esensial didalam kehidupan. Tidak ada satu pun
makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya, baik
tumbuh-tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih
dari 75% isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan, tersusun
oleh air. Rumus kimia air di lingkungan laboratorium adalah H 2 O (Suriawiria.
1996). Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya untuk minum, mencuci baju, mencuci peralatan
makan, mencuci tangan, mandi, mencuci botol dan memandikan bayi (Tarigan.
1988). tetapi air juga menyediakan habitat bagi berbagai jenis mikroorganisme.
Diantara bakteri yang paling umum ditemukan dalam air alami ialah bakteri
belerang, bakteri besi, bentuk spiral yang hidup bebas (Volk. 2005).
Sumber air ada empat, yaitu: (1) Air laut mempunyai sifat asin karena
mengandung garam NaCl (2) Air atmosfir atau air hujan (3) Air permukaan air
yang mengalir dipermukaan bumi dan pengotor selama pengalirannya seperti
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun (4) Air tanah merupakan air dalam tanah
pada umumnya sudah jernih dan bebas dari bakteri-bakteri, karena tersaring oleh
batuan dan lapisan-lapisan tanah yang didahuluinya (Winarno. 1986).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis ingin judul “Analisa Air
Dengan Metode Membran Filter Menggunakan Media Total Plate Count
(TPC) dan Potato Dextrose Agar (PDA)
1.2 PERMASALAHAN
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat vital untuk kelangsungan
hidup manusia dan organisme hidup lainnya, oleh karena itu keberadaannya perlu
dipertahankan, baik secara kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. Disamping
bermanfaat secara positf yang dapat mempertahankan kehidupan, namun apabila
pengolahannya kurang baik dan air menjadi tercemar oleh bahan-bahan
berbahaya, maka air tersebut berakibat buruk bagi kehidupan. Air adalah senyawa
sederhana (H2 O) tetapi manfaatnya sangat banyak. Air bersih dan air murni
merupakan bahan yang semakin penting dan juga langka dengan majunya IPTEK,
masyarakat dan peradaban industri. Di indonesia kebutuhan air untuk setiap
orang mencapai 40-120 liter. Namun persediaan air dari berbagai sumber air
bersifat terbatas dan tersebar secara merata secara ruang dan waktu, diakibatkan
adanya perbedaan iklim dan kemampuan tanah menyimpan air. Selain itu,
semakin meluasnya wilayah pencemaran air akan mengurangi daya dukung air
bersih bagi kehidupan manusia.
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman adalah:
Air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia,
bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi
maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang
diperkenankan dalam batas-batas aman.
Keterangan:
• Air sumber atau air baku diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman
±150 m kemudian air dari sumur bor dialirkan melalui pipa kedalam tank
DMI
• Storange Tank berfungsi sebagai menampung air, yang hasil dari filtrasi
DMI
• Mixing Ozon bertujuan untuk mensterilkan atau membunuh bakteri yang
kemungkinan masih terdapat dalam air storange tank
• Sand Filter berfungsi sebagai penyaringan kedua atau filtrasi air dari
storange tank yang sudah disetrilisasi oleh ozon
• Carbon Filter berfungsi sebagai penyaringan ketiga atau filtrasi air dari
sand filter. Dimana Fe, Mn, pH dan turbidimetri yang harus dicek dan
organoleptik (bau, rasa dan warna)
• Pre-catridge berfungsi sebagai menyaring atau filtrasi setelah melewati
sand filter dan carbon filter. Dimana ukuran penyaringan nya 5 mikron
besar dari pada 2 mikron ukuran kecil
• Final Catridge berfungsi sebagai proses penyaringan setelah melewati
sand filter, carbon filter dan pre-catridge
• Mixing Statik Ozon berfungsi sebagai mensterilisasikan air yang sudah di
treatment mulai dari sand filter, carbon filter, pre-catridge, final catridge
sampai final tank
• Final Tank berfungsi sebagai menampung air yang sudah steril atau yang
telah selesai di treatment
2.2.2.1 Bakteria
1. Identifikasi bakteri
Dalam mikrobiologi kedokteran dan klinik, identifikasi bakteri patogen
secara cepat, tepat dan akurat sangat berguna untuk menegakkan diagnosis
etilogis dan pemilihan antibiotika bagi pengobatan penderita secara akurat.
Identifikasi bakteri ditegakkan atas dasar berikut:
- Melakukan isolasi bakteri patogen kedalam biakan murni
- Mempelajari sifat koloni bakteri yang tumbuh
- Mempelajari morfologi dan sifat pewarnaan
- Mempelajari sifat biokimia
- Mempelajari sifat reaksi serologi
- Mempelajari tipe bakteri
- Mempelajari sifat patogenistasnya pada hewan
- Mempelajari sifat-sifat resistensinya terhadap antibiotika
2. Klasifikasi bakteri
Klasifikasi adalah tahap pengelompokkan suatu mikorbia berdasarkan
sifat-sifat beda. Klasifikasi bakteri ditegakkan atas kriteria sebagai berikut: (a)
tingkat genom, seperti DNA dan RNA (b) tingkat sel, seperti susunan sel, struktur
dan susunan sel (c) tingkat morfologi dan sifat biokimia, seperti morfologi,
kebutuhan O 2 dan lain-lain (Nicklin. 1999)
4. Koloni bakteri
Pada umumnya bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan cepat,
membentuk suatu koloni. Koloni bakteri dapat dilihat dengan mata telanjang bila
ditanam pada media pembenihan padat sesuai setelah diinkubasikan selama 18-24
jam pada suhu yang sesuai pula. Untuk bakteri tertentu, misalnya escherichia coli
memerlukan inkubasi yang lama yaitu 3 hari karena bakteri ini memiliki waktu
pembelahan. Umumya, satu koloni bakteri berasal dari satu sel induk, tetapi bisa
pula berasal dari lebih dari satu sel induk. Koloni bakteri yang tumbuh dapat
dipergunakan untuk membantu melakukan identifikasi sebab setiap bakteri
tertentu mempunyai sifat koloni yang berbeda baik mengenai bentuk koloni,
permukaan tepi, warna maupun bau.
2.2.2.2 Jamur
Pada umumnya jamur ada yang berbentuk uniseluler, tetapi umumnya
berbentuk filamen atau serat yang disebut hifa atau miselia. Beberapa jenis
membentuk tubuh-buah yaitu kumpulan massa hifa menyerupai jaringan (jaringan
semu), tidak berkhlorofil, karena hidup secara saprofitik, beberapa parasitik,
hidup bebas atau bersimbiosa dengan jasad lain, baik dengan jamur. (Suriawira.
1996). Jamur tumbuh dalam dua bentuk morfologi dasar yaitu ragi atau yeast dan
hifa atau mold. Pertumbuhan dalam bentuk mold berasal dari koloni multisel
filamentosa. Filamen ini berupa tubulus bercabang yang disebut dengan hifa atau
hyphea dengan diameter 2-10. Sedangkan pada yeast adalah sel tunggal umumnya
berbentuk sferis atau elips dengan diameter antara 3-15 (Ramadaningrum. 2008).
Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tinggkat tinggi tubuhnya
mempunyai ciri khas, yaitu: (1) berupa benang tunggal yang disebut miselium
atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu (2) jamur tidak
mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Yang sifatnya
mengkuatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri didalam
evolusi
1. Klasifikasi Jamur
Untuk mendapatkan gambaran dari golongan jamur seluruhnya dapat
diberikan thallophyta yang tidak berklorifil dibagi atas:
- Phylum Schizomycophyta (bakteri)
- Phylum myxomycophyta (jamur lendir)
- Phylum eumycophyta (jamur benar)
2. Pembiakan jamur
Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam
spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada berkawinan, yaitu:
- Spora biasa terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu
berkelompok-kelompok kecil
- Konidiospora merupakan spora yang terjadi karena ujung suatu hifa
berbelah-belah seperti tasbih.
- Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat berukuran besar
serta berdinding tebal dan bagian itu disebut alat pembiak (Dwidjoseputro.
1978).
Menurut yang saya teliti atau saya kerjakan di PT. TIRTA SUKSES
PERKASA ada dua perhitungan jumlah mikroba, antara lain:
2.3.1 Metode Pourplate atau Colony Count
Menurut Lay (1994) metode membran filter adalah prinsip teknik dengan
melewatkan sejumlah volume sampel pada saringan dengan diameter pori lebih
kecil dari pada sel mikroba. Hal ini yang menjadi keterbatasan teknik membran
filter dan dapat berpengaruh kepada jenis sampel dan ukuran sampel yang akan di
analis. Beberapa pengaruh tersebut, adalah: (1) viskositas atau kekentalan sampel,
yaitu semakin kental cairan maka semakin sulit di filtrasi (2) Bahan-bahan yang
terlarut dalam sampel, yaitu suatu bahan-bahan mikroskopis yang dapat
menghambat pori-pori
Jadi, Perbedaan dari perhitungan jumlah mikroba dengan metode
pourplate dan membran filter, yaitu:
1. Pourplate
- Merupakan teknik penanaman dengan cara mencampurkan sampel
yang mengandung sel mikroba dengan media pertumbuhan media.
- Media tuang yang memakai pipet
- Sampel hanya 10 ml
- Yang digunakan metode ini dengan media TPC, PDA, dan PA
- Hasilnya tidak akurat
2. Membran filter
- Merupakan teknik dengan melewatkan sejumlah volume sampel
pada sel mikroba dan berpengaruh kepada jenis sampel yang akan
dianalisa
- Media padat yang memakai kertas saring
- Sampel hanya 100 ml
- Yang digunakan metode ini dengan media TPC, PDA dan sumber
- Hasilnya akurat (Anonim. 1983)
2. Faktor Biotik
Merupakan faktor lingkungan mikroorganisme yang bersifat hidup.
Beberapa faktor biotik memiliki ciri-ciri, yaitu: bebas hama,asosiasi,parasitisma,
antibiosa, sinergisma dan intoplasma
2.5 Media
Media merupakan nutrien yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhan mikroorganisme secara in vitro (Anonim. 1983). Media atau
medium ialah mengisolasi, menumbuhkan mikroorganisme, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan menghtiung jumlah mikroba. Dalam
proses pembuatan media harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media (Safitri. 2010). Pertumbuhan
mikroorganisme suatu media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan atau minuman yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi
kutur murni dan juga memanipulasikan komposisimedia pertumbuhannya. Bahan
dasar adalah air H2 O sebagai pelarut dari agar-agar (Soni. 2010).
2.5.1 Syarat-syarat Media
- Pepton berfungsi sebagai sumber N organik untuk sintesa enzim dan bahan
seluler
Menurut yang saya teliti atau saya kerjakan di PT. Tirta Sukses Perkasa
ada 2 jenis media, antara lain:
- Memungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,
seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok
- Perhitungan dilakukan pada media yang jumlah populasi mikroba pada 30-
300 koloni. Bila jumlah polulasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan
penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300
koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan
diantara koloni
Potato dextrose agar merupakan sifat media umum universal media yang
dimana media yang menggunakan bahan yang dapat dipakai untuk pertumbuhan
kelompok organisme contohnya Nutrien Agar untuk pertumbuhan bakteri. (Harti.
2015). PDA merupakan medium yang digunakan untuk isolasi dan kultur jamur
dan bakteri yang menyerang tanaman hidup atau materi tanaman mati membusuk.
Mikoroganisme umum dapat dibiakkan pada PDA adalah ragi, seperti Candida
albacans atau Saccharomyces dan jamur seperti cerivisiae Aspergillus niiger
Penicillium sp.
Formula medium:
Dextrose 20,0
- Agar merupakan bahan media atau tempat tumbuh bagi biakan yang baik
karean mengandung cukup air (Winda.2009)
0
- Pengecekan pH, pada media TPC harus pada suhu 37 C sedangkan pada
0
media PDA pada suhu 25 C
- Proses sterilisasi harus tepat pada suhu, waktu, tekanan, pada autoklaf
- Media yang sudah jadi, harus disimpan pada lemari pendingin pada suh 2-
0
8C
- Besar kecil koloni, yaitu ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun
ada pula yang melebar sampai menutup permukaan media
- Bentuk, yaitu ada koloni yang bulat dan memanjang dan ada pula tepinya
rata dan tidak rata
- Kenaikkan permukaan, yaitu ada koloni yang rata dengan permukaa media
dan ada yang timbul diatas permukaan kasar dan tidak rata
- Kepekatan, yaitu ada koloni yang lunak seperti lender dan ada pula yang
keras dan kering
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jasad renik yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad renik tersebut akan berkembang-
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara
yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik. Metode hitungan
mempunyai keuntungan dan kekurangan untuk menentukan jumlah jasad renik.
Keuntungan metode hitungan cawan, meliputi: hanya sel yang masih hidup yang
dihitung, beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan
untuk isolasi dan identifikasi jasad renik. Sedangkan kekurangan metode hitungan
cawan, meliputi: hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah sel yang sebenarnya,
kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda dan
jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar dan media
memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung
2.8 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan atau memusnahkan
alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan, terutama
mikroorganisme. Dalam praktek, sterilisasi alat-alat atau media yang digunakan
secara kimia maupun secara fisika. Cara sterilisasi yang digunakan tergantung
pada jenis dan sifat bahan yang di sterilkan. Dalam proses sterilisasi alat maupun
bahan banyak sekali cara yang dapat digunakan atau dilakukan. Namun di
perusahan ini menggunakan sterilisasi dengan uap panas bertekanan.
Pada sterilisasi dengan uap panas bertekanan, alat yang digunakan adalah
autoklaf. Sterilisasi dengan alat autoklaf cara sterilisasi paling baik jika
dibandingkan dengan sterilisasi lainnya. Sel vegetatif jamur dan ragi dapat
0
dimusnahkan pada suhu 50-60 C selama 5-10 menit, sedangkan pada spora pada
0 0
suhu 70-80 C. Sel vegetatif bakteri dapat dimusnahkan pada suhu 60-70 C selama
5-20 menit sedangkan sporanya membutuhkan shu lebih tinggi dan waktu
sterilisasi lebih lama. Menurut fardiaz (1993) sterilisasi adalah membunuh semua
jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu media tidak ada
lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Pada dasarnya sterilisasi terdiri atas:
1. Pemanasan
Pemanasan sterilisasi dibagi 3, yaitu: (1) pemanasan udara panas
0
pada suhu 160-180 C selama 1,5-3 jam (2) pemanasan basah pada suhu
0 2
100 C (3) pemanasan suhu tinggi pada uap bertekanan 1,1 kg/cm suhu
0
121, 5 C.
2. filtrasi membran filter
Menggunakan milipore selulose asetat, asbestoz seitz, membran
diatom atau membran gelas. Digunakan untuk sterilisasi larutan bersifat
thermolabil
3. zat kimia
Menggunakan pipet dan cawan petri untuk sterilisasi biasanya
digunakan untuk etilen oksida, alkohol dan lain-lain
2.9 Desinfeksi
Desinfeksi merupakan suatu proses untuk membunuh jasad renik yang
bersifat patogenik dengan cara kimia atau fisika. Desinfeksi atau disinfeksi
mempunyai perlakuan fisik yang digunakan untuk membunuh jasad renik, sebagai
berikut: pemanasan, radiasi dan penyaringan. Desinfeksi mempunyai faktor-faktor
potensi, yaitu: konsentrasi, waktu, pH, suhu dan sifat mikroorganisme
Menurut Volk (1989) desinfeksi adalah membunuh bakteri patogen yang
penyebarannya melalui air. Metode tersebut merupakan cara untuk membunuh
bakteri patogen, karena ada 3 cara yaitu:
- Cara kimia merupakan cara penambahan bahan kimia
- Cara fisika merupakan cara pemanasan air dengan ultra violet
- Cara mekanisme merupakan cara pengendapan atau bakteri berkurang dari
25 – 75%
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat-alat
- Bunsen -
- Plastik 1/4 -
- Mancis -
- Inkubator -
- Spatula -
- Valve -
- Lid -
- Pompa -
3.2 Bahan
- Alkohol 70%
- Aquadest
Prosedur
Prosedur
- Pastikan alat terpasang dengan benar (perhatikan arah pada pompa, lid,
valve)
- Nyalakan pompa terlebih dahulu, sebelum valve dalam keadaan terbuka
- Dimasukkan media TPC atau PDA kedalam valve
- Dituang sampel ke permukaan media
- Setelah selesai, tutup valve terlebih dahulu, baru matikan pompa
BAB 4
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari data pengamatan analisa air dengan metode
membran filter mengunkan media Total Plate Count (TPC) dan media Potato
Dextrose Agar (PDA) dapat dilihat dalam tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
TPC PDA
1. Sumber 1* 0 0 58 0 Pre-
water
treatment
2. Storange 1* 0 0 0 0 water
Tank treatment
3. Sand 4 0 0 0 0 water
treatment
Filter Tank
7. Produk 0 0 0 0 0 Produksi
Cup dan
Botol
Keterangan: 1* = koloni 1 tapi morfologi melebar
0 = Tidak ada
4.2 Pembahasan
Pada sampel kedua dari air storange tank, pada media TPC terdapat bakteri
jenis lain yang tidak dapat diidentifikasi jenisnya dengan jumlah 1* (artinya
terdapat 1 koloni yang morfologinya melebar) didalam cawan petri. Bakteri
pseudomonas dan bakteri EC tidak ditandai dengan adanya mikroorganisme.
Sedangkan pada media PDA tidak ditemukan jamur yeast dan jamur mold tidak
ditandai dengan mikroorganisme.
Pada sampel ketiga dari air sand filter tank, sama dengan sampel kedua
yang dimana bakteri TPC terdapat bakteri jenis lain yang tidak dapat diidentifikasi
jenisnya dengan jumlah 1* (artinya terdapat 1 koloni yang morfologinya tidak
melebar) didalam cawan petri. Bakteri pseudomonas dan bakteri EC tidak ditandai
dengan adanya mikroorganisme. Sedangkan pada media PDA tidak ditemukan
jamur yeast dan jamur mold tidak ditandai dengan mikroorganisme..
Pada sampel keempat dari air carbon filter tank, bakteri TPC terdapat
bakteri jenis lain yang tidak dapat diidentifikasi jenisnya dengan jumlah yang
tidak bisa untuk dihitung (TBUD). Bakteri pseudomonas dan bakteri EC tidak
ditandai dengan adanya mikroorganisme. Sedangkan pada media PDA terdapat
jamur yeast dengan jumlah 10 koloni dan jamur mold tidak ditandai dengan
mikroorganisme.
Pada sampel kelima dari air final catridge, bakteri TPC terdapat bakteri
jenis lain yang tidak dapat diidentifikasi jenisnya dengan jumlah yang tidak bisa
untuk dihitung (TBUD). Bakteri pseudomonas dan bakteri EC tidak ditandai
dengan adanya mikroorganisme. Sedangkan pada media PDA terdapat jamur
yeast dengan jumlah 21 koloni dan jamur mold tidak ditandai dengan
mikroorganisme..
Pada sampel keenam dari air final tank, terdapat bakteri TPC, bakteri
pseudomonas dan bakteri EC tidak terdapat bakteri. Sedangkan media PDA tidak
terdapat jamur yeast dan jamur mold tidak ditandai dengan mikroorganisme..
Dan terakhir air dari produk cup dan botol, media TPC tidak terdapat
adanya bakteri jenis lain yang tidak dapat diidentifikasi dan bakteri pseudomonas,
bakteri EC tidak ditandai dengan adanya aktifitas mikrooganisme. Begitu juga
pada media PDA tidak terdapat jamur yeast dan jamur mold tidak ditandai dengan
mikroorganisme..
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Pada saat membuat media atau pun memindahkan mikroba di tempat lain
maka diharapkan agar tempat tersebut steril
2. Diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mengenal media agar dapat
memilih media yang tepat untuk menanam media
3. Dalam mengkultur mikroba di perlukan ketelitian dalam melakukan
penggoresan agar mikroba yang akan di amati dapat tumbuh dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1983. Water Treatmeant And Water Analisi. Treaning PT. Tirta
Sukses Perkasa, Sibolangit
Sutrisno, T. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Volk, W. 1989. Mikrobiologi Dasar (Edisi Kelima) Jilid ke2. Erlangga, Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 3 timbangan