MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Oleh:
Kelompok 2
Achmad Fachry Zimam
( 1315041001 )
( 1515041006 )
Muhammad Bachtiar
( 1515041010 )
Zufar Azkar
( 1515041041 )
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, kebutuhan manusia semakin meningkat dan juga beragam.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, manusia terus berupaya unuk
menemukan cara-cara yang paling efektif dan efisien untuk mengolah sumber daya yang tersedia
demi memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya adalah dengan cara melibatkan mikroorganisme
dalam proses produksi barang.
Mikroorganisme adalah makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa
sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, berupa tumbuhan atau hewan yang biasanya
hidup secara parasit atau saprofit, misalnya bakteri, kapang, amoeba (KBBI). Dalam kehidupan
sehari-hari bakteri sangat berperan, baik peran positif maupun negatif, baik di bidang kesehatan,
makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri tekstil, industri kimia dan
industri obat-obatan. Dilihat dari sudut industri, mikroorganisme merupakan pabrik zat kimia
yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan
mentah (substrat) menjadi suatu produk baru. Karena itu, pemanfaatan mikroorganisme sangat
potensial dalam bidang industri.
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas mengenai pemanfaatan
mikroorganisme dalam industri atau bisa disebut mikrobiologi industri. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mikrobiologi industri
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam industri
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam proses industri yang melibatkan mikroorganisme
4. Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang memanfaatkan mikrobiogi industri.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Secara terminologi, mikrobiologi industri berasal dari dua komponen kata, yaitu
mikrobiologi dan industri.
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani, micro (= kecil), bios (= kehidupan), dan logos
(= ilmu). Jadi, dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu tentang kehidupan kecil,
atau dengan kata lain ilmu yang mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup kecil
yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan.
Berikut ini beberapa pengertian mikrobiologi industri menurut beberapa sumber:
Mikrobiologi industri dapat didefinisikan sebagai studi tentang produksi mikroorganisme
dalam skala besar dan berorientasi pada keuntungan guna menghasilkan produk yang
dapat langsung pakai, atau sebagai masukan dalam pembuatan produk lainnya. (Nduka
Okafor, 2007)
Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang
terkendali bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat.
(Pelczar dan Chan, 2012)
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen
untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses. (Nur Hidayat, Mardiana C.
Padaga dan Sri Suhartini, 2006)
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Mikrobiologi
Industri adalah studi tentang pemanfaatan mikroorganisme/mikroba dalam skala besar
sebagai komponen dalam proses industri untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi
dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi alkohol
seperti pada pembuatan beer dan wine. Proses mikrobial kemudian dikembangkan untuk
produksi bahan farmasi seperti antibiotik, makanan tambahan seperti asam amino, serta
produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Dalam dunia industri ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau
diikutsertakan yaitu bakteri, khamir, kapang dan alga.
1. Bakteri
Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai
klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara pembelahan.
Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, atmosfir, di dalam endapan-endapan
lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, di
tubuh hewan, manusia dan tanaman (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri
Suhartini, 2006).
Bakteri umumnya berukuran kecil. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi
berkisaran 0,2x100 mikrometer. Bentuknya bulat atau coccus,batang atau bacilus dan
bentuk spiral (spirillum) (Pelczar dan Chan, 2006).
a. Bakteri bentuk bulat (Coccus)
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat tetapi spheroid. Bentuk
bulat atau kokus dapat dibedakan lagi dalam (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan
Sri Suhartini, 2006):
1.
2.
3.
4.
5.
Sarsina, bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah.
6.
Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar
sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
bagian panjangnya (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas:
1. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal.
2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
3. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.
c. Bakteri bentuk lengkung/spiral (Spirillum).
Bakteri berbentuk spiral pada pokoknya dibagi menjadi:
1. Bentuk koma (vibrio), jika spiralnya kurang dari setengah lingkaran.
2. Bentuk spirochaeta, jika spiralnya halus dan lentur.
3. Bentuk spirillium, jika spiralnya tetap dan kaku (Nur Hidayat, Mardiana C.
Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya
proses fermentasi, antara lain (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini,
2006):
a. Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol
sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan
tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam Acetobacter xylinum.
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu
mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel
yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha
yaitu fermentasi dari teh (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
b. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada
mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini
berkembang untuk bioinsektisida yang diwakiliBacillus thuringiensis maupun untuk
penanganan limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa
genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah
lingkungan (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
c. Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk
probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat(Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga
dan Sri Suhartini, 2006).
d. Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam
lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga
produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan
mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini
dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan(Nur
Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
2. Khamir (Yeast)
Khamir (yeast), merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagel.
Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Hidupnya sebagai safrofit dan
parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tangah, daun-daun, nektar bunga,
permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti
sirup, madu dll.
Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia.
fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembentukan roti, bir, wine, vinegar, dan
sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan
pemnyebabnya kerusakan pada saurkraut, juice, buah, sirup, molase, madu, jelly, daging,
dan sebagainya (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang besar. Khamir sangat beragam
ukurannya berkisar antara 1 sampai 5 mikro meter lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30
mikro meter atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat pariasi yang luas dalam hal ukuran dan bntuk sel-sel
individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagelum
atau organ-organ penggerak lainnya (Pelczar dan Chan,2006).
3. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang
dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang
dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan
asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
4. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena
produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi
produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras.
Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan
Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu
kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul. Penicillium sp. Jamur ini paling
terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin.
Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil
antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam antibiotik pun semakin
banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam
pembuatan keju khusus (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
4.
Alga
Alga merupakan kelompok organisme autotrophic, yaitu mereka dapat
menghasilkan senyawa organik dengan bantuan sumber anorganik sederhana melalui
mekanisme, yang dikenal sebagai fotosintesis.
Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas organel, organel yang sama juga
digunakan oleh tanaman untuk mencapai fungsi yang sama. Mereka eukariotik, karena
mengandung membran inti terikat. Mereka merupakan kelompok yang berbeda, yang
meliputi sederhana bersel tunggal untuk organisme multiseluler.
Ganggang adalah sumber yang kaya karbohidrat, protein, enzim dan serat.
Selain itu, banyak vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, B1, B2, B6, niasin,
yodium, kalium, zat besi, magnesium dan kalsium banyak ditemukan dalam ganggang.
Menjadi seperti sumber yang kaya nutrisi penting, mereka adalah sumber utama
makanan, terutama di negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea. Saat ini,
mereka dikonsumsi di seluruh dunia untuk nilai gizi mereka. Hal ini juga digunakan
dalam memproduksi suplemen gizi. Rumput laut merupakan suplemen makanan yang
penting bagi hewan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk. Ini juga memiliki potensi
1.
Acetobacter aceti,
Asam cuka,
Acetobacter xylinum,
Bacillus sp,
Bividobacterium sp,
Probiotik,
Yogurt, dll
Aspergillus niger
Asam sitrat
2.
Bakteri
Jamur
Rhyzopus oryzae
Neurospora sitophila
Monascus purpureus
kesehatan)
Antibiotic, dll
3.
4.
5.
Yis (kapang)
Virus
Alga
Saccharomyces
cereviceae
Saccharomyces roxii
dll
Virus polio
Vaksin polio
Virus rabies
Chlorella
persusuan (air dadih) dan industri kertas (cairan limbah dari pemasakan kayu)
digunakan untuk menghasilakn bahan-bahan yang bernilai.
c. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat
mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran
heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak,
komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang
tidak dikehendaki. Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah
dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir yang
diinginkan.
d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.
e. Bersifat non-patogen (bukan bakteri penyebab penyakit) dan bebas toksin (racun), atau
jika menghasilkan toksin harus cepat dinonaktifkan.
f. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama
kali dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk
industri skala-besar.
g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan
dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga,
fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga
sulit dipisahkan dari biakan cair.
h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada
mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya
mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah,
mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta
pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin
digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA rekombinan
yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera
dikembangbiakkan.
i. Mempunyai produktifitas yang tinggi.
j. Berupa biakan murni yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap
murni dalam proses, maka kondisi lingkungan harus dijaga steril.
k. Unggul. Pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu menghasilkan
perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan produksi yang tinggi.
l. Stabil. Tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan lingkungan.
akan terjadi perubahan tekstur, flavor, dan rasa yang khas. Yoghurt mengandung nilai
gizi yang lebih baik berbanding susu segar. Secara tradisional yoghurt dapat dibuat
dengan menambahkan kultur starter campuran Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
e. Kecap dll
Kecap adalah cairan kental yang mengandung protein, diperoleh dari
perebusan kedele yang telah difermentasi dan ditambah gula, garam dan rempahrempah. Mutu kecap ditentukan oleh kandungan protein. Mutu pertama mengandung
minimal 6% protein dan mutu kedua mengandung 2% . kecap terbagi dua yaitu:
1. Kecap manis (kandungan gula 26 61%, garam 3 6%).
2. Kecap asin (kandungan gula 4 - 19%, garam 18 - 21%).
2. Industri Bahan Kimia
a. Industry Asam Asetat
Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang
berwarna putih dengan bau asam yang sangat tajam. Pembuatan asam asetat secara
fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam
asetat oleh bakteri asam asetat pada larutan yang mengandung alcohol.
b. Industri Asam Laktat
Asam laktat merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan sebagai :
Asidulan (bahan pengasam), aroma dan pengawet dalam industry makanan dan
obat-obatan, kulit dan tekstil.
Untuk produksi bahan kimia dasar.
Untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak poly lactic acid (PLA).
Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya
dihasilkan oleh bakteri asam laktat melalui fermentasi dan sisanya dihasilkan secara
sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.
c. Industri Alkohol
Secara garis besar proses pembuatan alkohol (ethanol) merupakan proses
pengubahan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan bantuan mikroba
yis Saccharomyces cereviceaemenjadi alkohol. Karbohidrat sebagai substrat dapat
digunakan dari berbagai sumber seperti pati ubi, nira kelapa, nira nipah, sagu maupun
limbah sagu, air kalapa, jagung, gandum, limbah bahan organik dsb.
3. Industri Enzim
Enzim hanya terbentuk di dalam sel makhluk hidup. Enzim berfungsi sebagai
katalisator beberapa reaksi kimia yang tidak dapat digantikan oleh bahan kimia sintetik.
Teknologi enzim tidak diragukan lagi dapat menyumbangkan kepada penyelesaian
terhadap sebagian masalah. Perkiraan produksi enzim dunia per tahun sebagai berikut:
Enzim
Protease Bacillus
500
Amilo-glukosidase
300
Amylase Bacillus
300
Isomerase glucose
50
Rennet microbial
20
Amylase jamur
20
Pektinase
20
Protease jamur
10
Di samping itu banyak enzim lain yang juga sudah dimersialkan seperti Enzim
Lipase, Enzim Amilase, Enzim Laktase, -amilase, -amilase dll.
4. Industri Protein Sel Tunggal (SCP = single cell protein)
FAO telah memprediksi terjadinya gap antara negara maju dengan negara
berkembang dalam penyediaan pangan termasuk protein. Ketersediaan pangan yang
mencukupi dan berkualitas bagi penduduk dunia telah mendapat perhatian negara seluruh
dunia. CSP merupakan pangan harapan di masa depan, dimana protein akan dihasilkan
dalam jumlah yang besar dari proses produksi sel mikroba. Disebut SCP karena
kebanyakan mikroorganisme yang digunakan sebahai penghasil merupakan
mikroorganisme sel tunggal, bukannya organisme multi sel seperti hewan dan tumbuhan.
Waktu
20 120 menit
2 - 6 jam
1 2 minggu
Ayam
2 4 minggu
Babi
4 6 minggu
Lembu (muda)
1 2 bulan
Manusia (muda)
3 6 bulan
Terdapat perhatian yang lebih terhadap penggunaan alga sebagai sumber SCP
walaupun pertumbuhannya agak lambat berbanding bakteri dan yis. Kelebihan alga
sebagai mikroorganisme sebagai sumber SCP adalah dapat hidup subur pada kondisi
terbuka dan hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon untuk proses fotosintesis.
Alga sepertiChlorella dan Sensdemus telah lama dijadikan makanan di Jepang,
sedangkan Spirulina digunakan secara meluas di Mexico dan Afrika.
5. Industri Produk-produk Kesehatan
Vaksin adalah sediaan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan yang dapat
diberikan kepada manusia atau hewan guna merangsang kekebalan tubuh. Dalam
penyakit yang disebabkan oleh virus, vaksin telah berkembang oleh teknologi DNA
rekombinan untuk melawan virus polio, hepatitis, herpes, influenza dll.
Antibiotik adalah senyawa anti mikrob yang dihasilkan oleh mikroorganisme
hidup. Antibiotik telah digunakan secara meluas sejak perang dunia kedua dengan
penemuan penicillin. Selanjutnya dalam perkembangannya, anti biotic digunakan secara
meluas bagi obat-obatan manusia dan hewan ternak. Beberapa antibiotic telah digunakan
untuk meningkatkan berat ternak. Antibiotic dalam dosis terbatas dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit taaman yang disebabkan oleh mikroba.
Beberapa antibiotic penting yang telah dihasilkan oleh mikroba:
Senyawa
Mikroorganisme
Spectrum aktivitas
antibiotik
penghasil
antibiotik
Aktinomisin D
Streptomyces sp
Antitumor
Asparaginase
Erwinia sp
Antileukomia
Basitrasin
Bacillus sp
Antibakteria
Bleomisin
Streptomyces sp
Anti kanker
Sefalosporin
Acremonium sp
Anti bacteria
Kloramfenikol
Cephalosporium sp
Anti bakteri
Daunorubisin
Streptomycessp
Anti protozoa
Fumagilin
Aspergillus sp
Amoebisidal
Griseofulvin
Penicillin sp
Anti fungus
Mitomisin
Streptomyces sp
Anti tumor
Natamisin
Streptomyces sp
Pengawetan makanan
Nisin
Streptomyces sp
Pengawetan makanan
Penicillin G
Penicillin sp
Anti bakteri
Rifamisin
Nocardia sp
Antituberculosis
Streptomisin
Streptomyces sp
Anti bakteria
Insulin. Sebelum ini, kebutuhan insulin bagi penderita diabetes disediakan dari
ekstrak insulin babi atau lembu. Penyelidikan DNA rekombinan telah berhasil
memproduksi insulin yang didapat dari proses fermentasi bakteri.
Produk darah. Produksi darah melalui teknik DNA rekombinan telah berhasil
memenuhi kebutuhan darah, di mana konsumsi terbesar produk darah adalah jepang dan
Amerika Utara sebesar 25% dari kebutuhan dunia.
6. Industry Pertanian
EM4, Biofertilizer, transgenic dll.
Traditional products
Bread, beer, wine and spirits
Mainly Saccharomyces
cerevisiae
Penicillium species
Camembert-type cheeses
Fermented meats and
vegetables
bacteria
Mushrooms
Soy sauce
Aspergillus oryzae
Zygosaccharomyces rouxii
Mucor species
Acetobacter species
Agricultural products
Gibberellins
Fusarium moniliforme
Fungicides
Coniothyrium minitans
Insecticides
Bacillus thuringiensis
Silage
Amino acids
l-Glutamine
Corynebacterium
glutamicum
l-Lysine
Brevibacterium
lactofermentum
l-Tryptophan
Klebsiella aerogenes
Enzymes
Carbohydrases
a-amylase
Bacillus subtilis
b-amylase
Aspergillus niger
amyloglucosidase
Aspergillus niger
glucose isomerase
Streptomyces olivaceus
invertase
Kluyveromyces species
lactase (b-galactosidase)
Kluyveromyces lactis
Cellulases
Trichoderma viride
Lipases
Candida cylindraceae
Pectinases
Aspergillus wentii
Proteases
subtilisin (alkaline)
Bacillus licheniformis
neutral
Aspergillus oryzae
Rhizomucor miehei
Clostridium species
Butanol
Clostridium
acetobutylicum
Ethanol
Zymomonas mobilis
Glycerol
Methane
Saccharomyces cerevisiae
Zygosaccharomyces rouxii
Methanogenic archaeans
Nucleotides
5-Inosine monophosphate
Bacillus subtilis
5-Guanosine
Brevibacterium
monophosphate
ammoniagenes
Organic acids
Acetic
Acetobacter xylinum
Citric
Aspergillus niger
Yarrowia lipolytica
Fumaric
Gluconic
Rhizopus species
Acetobacter suboxydans
Itaconic
Aspergillus itaconicus
Kojic
Aspergillus flavus
Lactic
Lactobacillus delbrueckii
Pharmaceuticals and
related compounds
Alkaloids
ergotamine
Claviceps purpurea
ergometrine
Claviceps fusiformis
d-lysergic acid
Claviceps paspali
Antibiotics
Aminoglycosides
streptomycin
Streptomyces griseus
b-Lactams
penicillins
Penicillium chrysogenum
cephalosporins
Acremonium chrysogenum
clavulanic acid
Streptomyces
clavuligerus
Lantibiotics
nisin
Lactococcus lactis
Macrolides
erythromycin
Saccharapolyopora
erythraea
Peptides
bacitracin
Bacillus licheniformis
gramicidin
Bacillus brevis
Tetracyclines
chlortetracycline
Streptomyces
aureofasciens
Hormones
Human growth hormone
Insulin
cerevisiae
cerevisiae
Immunosuppressants
Cyclosporin
Interferon
Trichoderma polysporum
Recombinant Escherichia Recombinant Saccharomyces
coli
cerevisiae
Steroids
Arthrobacter species
Rhizopus species
Vaccines
Bacillus anthracis
Clostridium tetani
Recombinant Escherichia
coli
Salmonella typhi
Vitamins
B12 (cyanocobalamin)
Pseudomonas
denitrificans
b-Carotene (provitamin A)
Ascorbic acid (vitamin C)
Blakeslea trispora
Acetobacter suboxydans
Riboflavin
Recombinant Bacillus
Ashbya gossypii
subtilis
Polymers
Alginates
Azotobacter vinelandii
Cellulose
Acetobacter xylinum
Dextran
Leuconostoc
mesenteroides
Gellan
Sphingomonas
paucimobilis
Polyhydroxybutyrate
Ralstonia eutropha
Pullulan
Aureobasidium pullulans
Scleroglucan
Sclerotium rolfsii
Xanthan
Xanthomonas campestris
Methylococcus
Candida utilis
capsulatus
Methylophilus
Fusarium venenatum
methylotrophus
Kluyveromyces marxianus
Paecilomyces variotii
Saccharomyces cerevisiae
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mikrobiologi Industri adalah studi tentang pemanfaatan mikroorganisme/mikroba dalam
skala besar sebagai komponen dalam proses industri untuk menghasilkan produk yang
bernilai ekonomi dan bermanfaat.
2. Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam mikroorgannisme antara lain: Bakteri,
Khamir (Yeast), Jamur (Fungi/Kapang), dan Alga.
3. Ada beberapa syarat bagi mikroorganisme untuk digunakan dalam industri antara lain: cepat
berkembangbiak dan menghasilkan produk, bersifat non-patogen, non-toksik, dapat
direkayasa secara genetik, merupakan biakan murni, unggul dan stabil.
4. Produk-produk hasil mikrobiologi industri yaitu dalam bidang pangan (tempe, keju, yoghurt,
nata de coco), bahan kimia (asam asetat, asam laktat, alkohol, enzim), bidang kesehatan
(antibiotik, vaksin, insulin), dan bidang pertanian (biofertilizer, transgenic)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat N., dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: ANDI
Hogg, Stuart. 2005. Essential Microbiology. Chichester: John Wiley & Sons.
Okafor, Nduka. 2007. Modern Industrial Microbiology and Biotechnology. New Hampshire:
Science Publishers.
Pelczar, Michael J., dan E.C.S. Chan. 2012. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
Waites, Michael J., et al. Industrial Microbiology: An Introduction. Blackwell Science.