Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

Oleh:
Kelompok 2
Achmad Fachry Zimam

( 1315041001 )

Desi Permata Sari

( 1515041006 )

Muhammad Bachtiar

( 1515041010 )

Zufar Azkar

( 1515041041 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, kebutuhan manusia semakin meningkat dan juga beragam.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, manusia terus berupaya unuk
menemukan cara-cara yang paling efektif dan efisien untuk mengolah sumber daya yang tersedia
demi memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya adalah dengan cara melibatkan mikroorganisme
dalam proses produksi barang.
Mikroorganisme adalah makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa
sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, berupa tumbuhan atau hewan yang biasanya
hidup secara parasit atau saprofit, misalnya bakteri, kapang, amoeba (KBBI). Dalam kehidupan
sehari-hari bakteri sangat berperan, baik peran positif maupun negatif, baik di bidang kesehatan,
makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri tekstil, industri kimia dan
industri obat-obatan. Dilihat dari sudut industri, mikroorganisme merupakan pabrik zat kimia
yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan
mentah (substrat) menjadi suatu produk baru. Karena itu, pemanfaatan mikroorganisme sangat
potensial dalam bidang industri.
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas mengenai pemanfaatan
mikroorganisme dalam industri atau bisa disebut mikrobiologi industri. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mikrobiologi industri
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam industri
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam proses industri yang melibatkan mikroorganisme
4. Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang memanfaatkan mikrobiogi industri.

BAB II
ISI
A. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Secara terminologi, mikrobiologi industri berasal dari dua komponen kata, yaitu
mikrobiologi dan industri.
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani, micro (= kecil), bios (= kehidupan), dan logos
(= ilmu). Jadi, dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu tentang kehidupan kecil,
atau dengan kata lain ilmu yang mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup kecil
yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan.
Berikut ini beberapa pengertian mikrobiologi industri menurut beberapa sumber:
Mikrobiologi industri dapat didefinisikan sebagai studi tentang produksi mikroorganisme
dalam skala besar dan berorientasi pada keuntungan guna menghasilkan produk yang
dapat langsung pakai, atau sebagai masukan dalam pembuatan produk lainnya. (Nduka
Okafor, 2007)
Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang
terkendali bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat.
(Pelczar dan Chan, 2012)
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen
untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses. (Nur Hidayat, Mardiana C.
Padaga dan Sri Suhartini, 2006)
Dari beberapa penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Mikrobiologi
Industri adalah studi tentang pemanfaatan mikroorganisme/mikroba dalam skala besar
sebagai komponen dalam proses industri untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi
dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi alkohol
seperti pada pembuatan beer dan wine. Proses mikrobial kemudian dikembangkan untuk
produksi bahan farmasi seperti antibiotik, makanan tambahan seperti asam amino, serta
produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.

B. MIKROORGANISME YANG BERPERAN DALAM INDUSTRI


Suatu mikroorganisme dianggap layak digunakan dalam industri, bukan saja mampu
menghasilkan substansi yang menarik, tetapi harus lebih dari itu. Mikroorganisme harus
tersedia sebagai biakan murni, sifat genetiknya harus stabil, dan tumbuh dalam biakan
berskala-besar. Biakan juga harus dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat
panjang di laboratorium dan dalam plant industri.
Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan organisme
yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus.
Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan
teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat termodifikasi
sebelum memasuki industri berskala-besar. Sebagian besar mikroorganisme industri,
merupakan spesialis metabolik, yang secara spesifik mampu menghasilkan metabolit
tertentu dan dalam jumlah yang sangat banyak.
Untuk mencapai spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri dirubah secara
genetika melalui mutasi atau rekombinasi. Jalur metabolik minor biasanya ditekan atau
dihilangkan. Sering terdapat ketidak-seimbangan metabolik, misalnya kemampuan
pertumbuhannya yang rendah, kehilangan kemampuan untuk membentuk spora, dan
mengalami perubahan pada komponen biokimia dan selnya.
Kelebihan mikroorganisme sebagai komponen dalam proses industri :
Mikroba tumbuh dengan cepat (dimana dalam waktu 20 30 menit mikroba sudah dapat
berkembang biak),
Tidak memerlukan lahan yang luas,
Tidak dipengaruhi iklim, mudah dikendalikan,
Secara genetik mikroba mudah dimodifikasi sesuai dengan kehendak,
Mikroorganisme dapat tumbuh pada berbagai limbah yang memiliki nilai ekonomi
rendah untuk diubah menjadi bahan dengan nilai ekonomi tinggi,
Dalam suatu reaksi, memang mesti harus menggunakan mikroba (tidak dapat digantikan
oleh zat kimia).

Dalam dunia industri ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau
diikutsertakan yaitu bakteri, khamir, kapang dan alga.
1. Bakteri
Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai
klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara pembelahan.
Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, atmosfir, di dalam endapan-endapan
lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, di
tubuh hewan, manusia dan tanaman (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri
Suhartini, 2006).
Bakteri umumnya berukuran kecil. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi
berkisaran 0,2x100 mikrometer. Bentuknya bulat atau coccus,batang atau bacilus dan
bentuk spiral (spirillum) (Pelczar dan Chan, 2006).
a. Bakteri bentuk bulat (Coccus)
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat tetapi spheroid. Bentuk
bulat atau kokus dapat dibedakan lagi dalam (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan
Sri Suhartini, 2006):
1.

Monokokus, bulat satu-satu.

2.

Diplokokus, bulat bergandengan dua-dua.

3.

Stapilokokus, bulat tersusun sebagai kelompok bulat anggur sebagai hasil


pembelahan sel ke segala arah.

4.

Streptokokus, bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel


kesatu atau dua arah dalam satu garis.

5.

Sarsina, bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah.

6.

Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar
sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.

b. Bakteri bentuk batang (Basil)


Bakteri berbentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan
batang pendek dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi
atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh

bagian panjangnya (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas:
1. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal.
2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
3. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.
c. Bakteri bentuk lengkung/spiral (Spirillum).
Bakteri berbentuk spiral pada pokoknya dibagi menjadi:
1. Bentuk koma (vibrio), jika spiralnya kurang dari setengah lingkaran.
2. Bentuk spirochaeta, jika spiralnya halus dan lentur.
3. Bentuk spirillium, jika spiralnya tetap dan kaku (Nur Hidayat, Mardiana C.
Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya
proses fermentasi, antara lain (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini,
2006):
a. Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol
sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan
tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam Acetobacter xylinum.
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu
mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel
yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha
yaitu fermentasi dari teh (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
b. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada
mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini
berkembang untuk bioinsektisida yang diwakiliBacillus thuringiensis maupun untuk
penanganan limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa
genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah
lingkungan (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).

c. Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk
probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat(Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga
dan Sri Suhartini, 2006).
d. Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam
lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga
produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan
mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini
dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan(Nur
Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
2. Khamir (Yeast)
Khamir (yeast), merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagel.
Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Hidupnya sebagai safrofit dan
parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tangah, daun-daun, nektar bunga,
permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti
sirup, madu dll.
Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia.
fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembentukan roti, bir, wine, vinegar, dan
sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan
pemnyebabnya kerusakan pada saurkraut, juice, buah, sirup, molase, madu, jelly, daging,
dan sebagainya (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang besar. Khamir sangat beragam
ukurannya berkisar antara 1 sampai 5 mikro meter lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30
mikro meter atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat pariasi yang luas dalam hal ukuran dan bntuk sel-sel
individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagelum
atau organ-organ penggerak lainnya (Pelczar dan Chan,2006).

1. Kelompok yeast sejati (True yeasts)


Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelasAscomycetes,
dengan ciri memiliki spora. Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai
spesies Saccharomyces, Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia,
Hansenula, Debaryomyces danHanseniaspora. Sedangkan pada kelompok
jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan dalam industri
adalah Saccharomycescerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol,
glyserol dan enzim invertase.
2. Kelompok yeast yang liar (wild yeast)
Kelompok yeast ini tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya
terkadang diharapkan ada yang tidak diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk
dalam kelompok yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula,
Trichosporon dan Kloeckera.
Salah satu kegunaan yeast atau khamir adalah dapat digunakan untuk proses
fermentasi. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan
pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk
menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk
menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk
pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe,
tauco, tape, dan lain-lain) sampai kepada produk yang modern (misalnya salami dan
yoghurt).
3. Jamur (Fungi/Kapang)
Kapang (mould/Filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota
Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukanmerupakan kelompok taksonomi
yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke
dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai
70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah
tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat
didaerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab

yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada


umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora
kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual
dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.
Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga
penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut
terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang
saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan
yang paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang
spora yang terhirup. Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau
disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosisyang umum adalah Aspergillosis, yaitu
tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada saluran pernafasan.
Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang merugikan, selain dapat
menyebabkan gangguan kesehatan juga dapat merusak bahan makanan seperti
pembusukan. Akan tetapi pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang
diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia, bahkan digunakan
dalam pengolahan bahan makanan.
Jamur merupakan mikroba multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia
dalam ferrmentasi maupun budidaya. Umumnya dalam bidang fermentasi jamur yang
digunakan adalah jamur berbentuk hifa yaitu pada pembuatan tempe, angkak dan kecap
(Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut:
1. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri
pangan misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering
mengontaminasi makanan misalnya roti tawar.
2. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur
Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas
enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini
juga telah dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan.

3. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang
dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang
dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan
asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
4. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena
produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi
produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras.
Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan
Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu
kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul. Penicillium sp. Jamur ini paling
terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin.
Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil
antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam antibiotik pun semakin
banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam
pembuatan keju khusus (Nur Hidayat, Mardiana C. Padaga dan Sri Suhartini, 2006).
4.

Alga
Alga merupakan kelompok organisme autotrophic, yaitu mereka dapat
menghasilkan senyawa organik dengan bantuan sumber anorganik sederhana melalui
mekanisme, yang dikenal sebagai fotosintesis.
Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas organel, organel yang sama juga
digunakan oleh tanaman untuk mencapai fungsi yang sama. Mereka eukariotik, karena
mengandung membran inti terikat. Mereka merupakan kelompok yang berbeda, yang
meliputi sederhana bersel tunggal untuk organisme multiseluler.
Ganggang adalah sumber yang kaya karbohidrat, protein, enzim dan serat.
Selain itu, banyak vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, B1, B2, B6, niasin,
yodium, kalium, zat besi, magnesium dan kalsium banyak ditemukan dalam ganggang.
Menjadi seperti sumber yang kaya nutrisi penting, mereka adalah sumber utama
makanan, terutama di negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea. Saat ini,
mereka dikonsumsi di seluruh dunia untuk nilai gizi mereka. Hal ini juga digunakan
dalam memproduksi suplemen gizi. Rumput laut merupakan suplemen makanan yang
penting bagi hewan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk. Ini juga memiliki potensi

menghasilkan minyak nabati. Diatom, ganggang mikroskopis, digunakan dalam


kedokteran forensik.
Table: Examples of microorganisms classified as GRAS (generally regarded as safe)
Bacteria
Bacillus subtilis
Lactobacillus bulgaricus
Lactococcus lactis
Leuconostoc oenos
Yeasts
Candida utilis
Kluyveromyces marxianus
Kluyveromyces lactis
Saccharomyces cerevisiae
Filamentous fungi
Aspergillus niger
Aspergillus oryzae
Mucor javanicus (Mucor circinelloides f. circinelloides)
Penicillium roqueforti

Tabel: Bakteri dalam proses industri


No. Jenis mikroba Nama mikroba

Produk yang dihasilkan

1.

Acetobacter aceti,

Asam cuka,

Acetobacter xylinum,

Nata de pina, nata de coco,

Bacillus sp,

Rekayasa genetic (lingkungan),

Bividobacterium sp,

Probiotik,

Lactobacillus sp, dll

Yogurt, dll

Aspergillus niger

Asam sitrat

2.

Bakteri

Jamur

Rhyzopus oryzae

Pembuatan tempe (perbaikan nilai gizi)

Neurospora sitophila

Pembuatan oncom (beta karoten)

Monascus purpureus

Pewarna alami dan angkak (membantu

Penicillium sp, dll

kesehatan)
Antibiotic, dll

3.

4.

5.

Yis (kapang)

Virus

Alga

Saccharomyces

Alcohol, wine, bir, pengembang roti

cereviceae

Pembuatan kecap (pembentukan aroma),

Saccharomyces roxii

dll

Virus polio

Vaksin polio

Virus rabies

Vaksin rabies, dll

Chlorella

Makanan kesehatan dll

C. SYARAT-SYARAT DALAM PROSES INDUSTRI YANG MELIBATKAN


MIKROORGANISME
Apabila suatu organisme mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan mentah yang
murah menjadi suatu produk yang lebih berharga maka ada beberapa prasyarat yang perlu
dipenuhi bagi suatu proses mikrobiologi industri supaya mudah dilakukan dan ekonomis
antara lain (Pelczar dan Chan,2006):
a. Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah
yang cukup banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri
yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang
relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi
yang menarik, serta dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di
laboratorium. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri,
dan virus.
b. Medium
Medium, termasuk substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat
produk baru harus murah (relatif terhadap produk yang akan dihasilkan) dan tersedia
dalam jumlah banyak. Misalkan, limbah yang mengandung nutrien dari industri

persusuan (air dadih) dan industri kertas (cairan limbah dari pemasakan kayu)
digunakan untuk menghasilakn bahan-bahan yang bernilai.
c. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat
mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran
heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak,
komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang
tidak dikehendaki. Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah
dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir yang
diinginkan.
d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.
e. Bersifat non-patogen (bukan bakteri penyebab penyakit) dan bebas toksin (racun), atau
jika menghasilkan toksin harus cepat dinonaktifkan.
f. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama
kali dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk
industri skala-besar.
g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan
dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga,
fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga
sulit dipisahkan dari biakan cair.
h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada
mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya
mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah,
mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta
pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin
digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA rekombinan
yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera
dikembangbiakkan.
i. Mempunyai produktifitas yang tinggi.
j. Berupa biakan murni yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap
murni dalam proses, maka kondisi lingkungan harus dijaga steril.

k. Unggul. Pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu menghasilkan
perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan produksi yang tinggi.
l. Stabil. Tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan lingkungan.

D. PRODUK-PRODUK YANG MEMANFAATKAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI


Berikut ini beberapa contoh produk Mikrobiologi Industri:
1. Industri Pangan
a. Fermentasi Tempe
Rasa dan aroma kedele berubah setelah proses fermentasi di samping itu
semakin meningkat nilai gizinya. Kualitas tempe sangat dipengaruhi oleh kualitas
starter yang digunakan untuk inokulasi.
b. Kombucha
Dikenal dengan jamur teh atau jamur dipo adalah fermentasi teh
menggunakan campuran kultur bakteri dan khamir/yis sehingga diperoleh cita rasa
asam dan terbentuk lapisan nata. Kombucha dapat digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan seperti darah tinggi atau darah rendah, rematik, kegemukan,
arthritis, migraine, diabetis dll. Kandungan asam glukonat pada kombucha, mamapu
meningkatkan kekebalan tubuh dan mengeluarkan atau mengikat racun. Kandungan
antimikroba kombucha dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella sonnei, E.
coli, danSalmonella typhimurium.
c. Nata de Coco
Nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan
terbentuk pada permukaan media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam.
Nata de coco adalah jenis nata dengan medium fermentasi air kelapa. Mikroba yang
digunakan untuk proses fermentasi Acetobacter xylinum. Nata de coco mengandung
serat kasar 2,75%, protein 1,5 2,8%, lemak 0,35% dan sisanya adalah air. Nata de
coco merupakan sumber makanan rendah energy.
d. Yoghurt
Yoghurt adalah produk susu fermentasi berbentuk semi padat, yang
dihasilkan melalui fermentasi menggunakan bakteri asam laktat. Selama fermentasi

akan terjadi perubahan tekstur, flavor, dan rasa yang khas. Yoghurt mengandung nilai
gizi yang lebih baik berbanding susu segar. Secara tradisional yoghurt dapat dibuat
dengan menambahkan kultur starter campuran Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
e. Kecap dll
Kecap adalah cairan kental yang mengandung protein, diperoleh dari
perebusan kedele yang telah difermentasi dan ditambah gula, garam dan rempahrempah. Mutu kecap ditentukan oleh kandungan protein. Mutu pertama mengandung
minimal 6% protein dan mutu kedua mengandung 2% . kecap terbagi dua yaitu:
1. Kecap manis (kandungan gula 26 61%, garam 3 6%).
2. Kecap asin (kandungan gula 4 - 19%, garam 18 - 21%).
2. Industri Bahan Kimia
a. Industry Asam Asetat
Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang
berwarna putih dengan bau asam yang sangat tajam. Pembuatan asam asetat secara
fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam
asetat oleh bakteri asam asetat pada larutan yang mengandung alcohol.
b. Industri Asam Laktat
Asam laktat merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan sebagai :
Asidulan (bahan pengasam), aroma dan pengawet dalam industry makanan dan
obat-obatan, kulit dan tekstil.
Untuk produksi bahan kimia dasar.
Untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak poly lactic acid (PLA).
Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya
dihasilkan oleh bakteri asam laktat melalui fermentasi dan sisanya dihasilkan secara
sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.
c. Industri Alkohol
Secara garis besar proses pembuatan alkohol (ethanol) merupakan proses
pengubahan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan bantuan mikroba
yis Saccharomyces cereviceaemenjadi alkohol. Karbohidrat sebagai substrat dapat

digunakan dari berbagai sumber seperti pati ubi, nira kelapa, nira nipah, sagu maupun
limbah sagu, air kalapa, jagung, gandum, limbah bahan organik dsb.
3. Industri Enzim
Enzim hanya terbentuk di dalam sel makhluk hidup. Enzim berfungsi sebagai
katalisator beberapa reaksi kimia yang tidak dapat digantikan oleh bahan kimia sintetik.
Teknologi enzim tidak diragukan lagi dapat menyumbangkan kepada penyelesaian
terhadap sebagian masalah. Perkiraan produksi enzim dunia per tahun sebagai berikut:
Enzim

Enzim murni (ton)

Protease Bacillus

500

Amilo-glukosidase

300

Amylase Bacillus

300

Isomerase glucose

50

Rennet microbial

20

Amylase jamur

20

Pektinase

20

Protease jamur

10

Di samping itu banyak enzim lain yang juga sudah dimersialkan seperti Enzim
Lipase, Enzim Amilase, Enzim Laktase, -amilase, -amilase dll.
4. Industri Protein Sel Tunggal (SCP = single cell protein)
FAO telah memprediksi terjadinya gap antara negara maju dengan negara
berkembang dalam penyediaan pangan termasuk protein. Ketersediaan pangan yang
mencukupi dan berkualitas bagi penduduk dunia telah mendapat perhatian negara seluruh
dunia. CSP merupakan pangan harapan di masa depan, dimana protein akan dihasilkan
dalam jumlah yang besar dari proses produksi sel mikroba. Disebut SCP karena
kebanyakan mikroorganisme yang digunakan sebahai penghasil merupakan
mikroorganisme sel tunggal, bukannya organisme multi sel seperti hewan dan tumbuhan.

Secara teori, dalam kondisi yang optimal mikroorganisme dapat menghasilkan 25


ton per hari protein. Hal ini jauh lebih efisien bila dibanding dengan protein yang
dihasilkan oleh hewan dalam waktu yang sama.
Perbandingan organisme dalam melipatgandakan beratnya
Organism

Waktu

Bakteri dan yis

20 120 menit

Jamur dan alga

2 - 6 jam

Rumput dan tumbuhan

1 2 minggu

Ayam

2 4 minggu

Babi

4 6 minggu

Lembu (muda)

1 2 bulan

Manusia (muda)

3 6 bulan

Terdapat perhatian yang lebih terhadap penggunaan alga sebagai sumber SCP
walaupun pertumbuhannya agak lambat berbanding bakteri dan yis. Kelebihan alga
sebagai mikroorganisme sebagai sumber SCP adalah dapat hidup subur pada kondisi
terbuka dan hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon untuk proses fotosintesis.
Alga sepertiChlorella dan Sensdemus telah lama dijadikan makanan di Jepang,
sedangkan Spirulina digunakan secara meluas di Mexico dan Afrika.
5. Industri Produk-produk Kesehatan
Vaksin adalah sediaan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan yang dapat
diberikan kepada manusia atau hewan guna merangsang kekebalan tubuh. Dalam
penyakit yang disebabkan oleh virus, vaksin telah berkembang oleh teknologi DNA
rekombinan untuk melawan virus polio, hepatitis, herpes, influenza dll.
Antibiotik adalah senyawa anti mikrob yang dihasilkan oleh mikroorganisme
hidup. Antibiotik telah digunakan secara meluas sejak perang dunia kedua dengan
penemuan penicillin. Selanjutnya dalam perkembangannya, anti biotic digunakan secara
meluas bagi obat-obatan manusia dan hewan ternak. Beberapa antibiotic telah digunakan
untuk meningkatkan berat ternak. Antibiotic dalam dosis terbatas dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit taaman yang disebabkan oleh mikroba.
Beberapa antibiotic penting yang telah dihasilkan oleh mikroba:

Senyawa

Mikroorganisme

Spectrum aktivitas

antibiotik

penghasil

antibiotik

Aktinomisin D

Streptomyces sp

Antitumor

Asparaginase

Erwinia sp

Antileukomia

Basitrasin

Bacillus sp

Antibakteria

Bleomisin

Streptomyces sp

Anti kanker

Sefalosporin

Acremonium sp

Anti bacteria

Kloramfenikol

Cephalosporium sp

Anti bakteri

Daunorubisin

Streptomycessp

Anti protozoa

Fumagilin

Aspergillus sp

Amoebisidal

Griseofulvin

Penicillin sp

Anti fungus

Mitomisin

Streptomyces sp

Anti tumor

Natamisin

Streptomyces sp

Pengawetan makanan

Nisin

Streptomyces sp

Pengawetan makanan

Penicillin G

Penicillin sp

Anti bakteri

Rifamisin

Nocardia sp

Antituberculosis

Streptomisin

Streptomyces sp

Anti bakteria

Insulin. Sebelum ini, kebutuhan insulin bagi penderita diabetes disediakan dari
ekstrak insulin babi atau lembu. Penyelidikan DNA rekombinan telah berhasil
memproduksi insulin yang didapat dari proses fermentasi bakteri.
Produk darah. Produksi darah melalui teknik DNA rekombinan telah berhasil
memenuhi kebutuhan darah, di mana konsumsi terbesar produk darah adalah jepang dan
Amerika Utara sebesar 25% dari kebutuhan dunia.
6. Industry Pertanian
EM4, Biofertilizer, transgenic dll.

Table: Examples of industrial fermentation products and their producer microorganisms


Bacteria

Yeasts and filamentous fungi

Traditional products
Bread, beer, wine and spirits

Mainly Saccharomyces
cerevisiae

Cheeses, other dairy products

Lactic acid bacteria

Ripening of blue and

Penicillium species

Camembert-type cheeses
Fermented meats and

Mostly lactic acid

vegetables

bacteria

Mushrooms

Agaricus bisporus, Lentinula


edodes

Soy sauce

Aspergillus oryzae
Zygosaccharomyces rouxii

Sufu (soya bean curd)


Vinegar

Mucor species
Acetobacter species

Agricultural products
Gibberellins

Fusarium moniliforme

Fungicides

Coniothyrium minitans

Insecticides

Bacillus thuringiensis

Silage

Lactic acid bacteria

Amino acids
l-Glutamine

Corynebacterium
glutamicum

l-Lysine

Brevibacterium
lactofermentum

l-Tryptophan

Klebsiella aerogenes

Enzymes
Carbohydrases
a-amylase

Bacillus subtilis

b-amylase

Aspergillus niger

amyloglucosidase

Aspergillus niger

glucose isomerase

Streptomyces olivaceus

invertase

Kluyveromyces species

lactase (b-galactosidase)

Kluyveromyces lactis

Cellulases

Trichoderma viride

Lipases

Candida cylindraceae

Pectinases

Aspergillus wentii

Proteases
subtilisin (alkaline)

Bacillus licheniformis

neutral

Aspergillus oryzae

microbial rennet (acid)

Rhizomucor miehei

Fuels and chemical


feedstocks
Acetone

Clostridium species

Butanol

Clostridium
acetobutylicum

Ethanol

Zymomonas mobilis

Glycerol
Methane

Saccharomyces cerevisiae
Zygosaccharomyces rouxii

Methanogenic archaeans

Nucleotides
5-Inosine monophosphate

Bacillus subtilis

5-Guanosine

Brevibacterium

monophosphate

ammoniagenes

Organic acids
Acetic

Acetobacter xylinum

Citric

Aspergillus niger
Yarrowia lipolytica

Fumaric
Gluconic

Rhizopus species
Acetobacter suboxydans

Itaconic

Aspergillus itaconicus

Kojic

Aspergillus flavus

Lactic

Lactobacillus delbrueckii

Pharmaceuticals and
related compounds
Alkaloids
ergotamine

Claviceps purpurea

ergometrine

Claviceps fusiformis

d-lysergic acid

Claviceps paspali

Antibiotics
Aminoglycosides
streptomycin

Streptomyces griseus

b-Lactams
penicillins

Penicillium chrysogenum

cephalosporins

Acremonium chrysogenum

clavulanic acid

Streptomyces
clavuligerus

Lantibiotics
nisin

Lactococcus lactis

Macrolides
erythromycin

Saccharapolyopora

erythraea
Peptides
bacitracin

Bacillus licheniformis

gramicidin

Bacillus brevis

Tetracyclines
chlortetracycline

Streptomyces
aureofasciens

Hormones
Human growth hormone

Recombinant Escherichia Recombinant Saccharomyces


coli

Insulin

cerevisiae

Recombinant Escherichia Recombinant Saccharomyces


coli

cerevisiae

Immunosuppressants
Cyclosporin
Interferon

Trichoderma polysporum
Recombinant Escherichia Recombinant Saccharomyces
coli

cerevisiae

Steroids

Arthrobacter species

Rhizopus species

Vaccines

Bacillus anthracis
Clostridium tetani
Recombinant Escherichia
coli
Salmonella typhi

Vitamins
B12 (cyanocobalamin)

Pseudomonas
denitrificans

b-Carotene (provitamin A)
Ascorbic acid (vitamin C)

Blakeslea trispora
Acetobacter suboxydans

Riboflavin

Recombinant Bacillus

Ashbya gossypii

subtilis
Polymers
Alginates

Azotobacter vinelandii

Cellulose

Acetobacter xylinum

Dextran

Leuconostoc
mesenteroides

Gellan

Sphingomonas
paucimobilis

Polyhydroxybutyrate

Ralstonia eutropha

Pullulan

Aureobasidium pullulans

Scleroglucan

Sclerotium rolfsii

Xanthan

Xanthomonas campestris

Single cell protein

Methylococcus

Candida utilis

capsulatus
Methylophilus

Fusarium venenatum

methylotrophus
Kluyveromyces marxianus
Paecilomyces variotii
Saccharomyces cerevisiae

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mikrobiologi Industri adalah studi tentang pemanfaatan mikroorganisme/mikroba dalam
skala besar sebagai komponen dalam proses industri untuk menghasilkan produk yang
bernilai ekonomi dan bermanfaat.
2. Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam mikroorgannisme antara lain: Bakteri,
Khamir (Yeast), Jamur (Fungi/Kapang), dan Alga.
3. Ada beberapa syarat bagi mikroorganisme untuk digunakan dalam industri antara lain: cepat
berkembangbiak dan menghasilkan produk, bersifat non-patogen, non-toksik, dapat
direkayasa secara genetik, merupakan biakan murni, unggul dan stabil.
4. Produk-produk hasil mikrobiologi industri yaitu dalam bidang pangan (tempe, keju, yoghurt,
nata de coco), bahan kimia (asam asetat, asam laktat, alkohol, enzim), bidang kesehatan
(antibiotik, vaksin, insulin), dan bidang pertanian (biofertilizer, transgenic)

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat N., dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: ANDI
Hogg, Stuart. 2005. Essential Microbiology. Chichester: John Wiley & Sons.
Okafor, Nduka. 2007. Modern Industrial Microbiology and Biotechnology. New Hampshire:
Science Publishers.
Pelczar, Michael J., dan E.C.S. Chan. 2012. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
Waites, Michael J., et al. Industrial Microbiology: An Introduction. Blackwell Science.

Sumber bacaan dari internet:


http://kbbi.web.id/mikroorganisme. Diakses pada tanggal 14 September 2016.
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industridi-indonesia-perekonomian-bisnis.html. Diakses pada tanggal 14 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai