Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Bachtiar

NPM : 1515041010

SIFAT KIMIA KOMPONEN LIGNOSELULOSA


1. Selulosa
Selulosa adalah biopolimer yang paling berlimpah dan penting di dunia. Pada permulaan abad
ini, selulosa sebagai komponen dinding sel telah memberikan satu rumus dasar yaitu (C6H10O5)n
yang mana sejumlah besar unit glukosa dikombinasikan dengan satu rantai, pada akhirnya
membentuk satu lingkaran. Sifat-sifat kimia selulosa: ditemukannya gugus fungsional ikatan
glukosidik, gugus OH, dan gugus CHO (penyusutan akhir).
a. Ikatan Glukosidik
Ikatan glukosidik didalam selulosa dapat diputuskan dengan cara hidrolisa. Pemutusan
hidrolisa mulai dari daerah amorfous dan selanjutnya terus ke daerah kristalin. Hidrolisa
pada daerah amorfous lebih cepat dibandingkan daerah kristalin. Terdapat tiga metoda
hidrolisa selulosa, yaitu :
Hidrolisa dalam asam, menurut rumus berikut :

Hidrolisa asam digunakan untuk memperoleh gula dari kayu atau untuk pemisahan lignin.
Hidrolisa dalam alkali (lebih lambat daripada di dalam asam)
Pemisahan secara enzimatis dari ikatan glukosidik dengan bantuan -glukosidase.
Metoda biologi ini dipakai untuk memperoleh monomer karbohidrat.
b. Gugus Hidroksil
Prinsip-prinsip gugus fungsional dalam selulosa murni adalah merupakan gugus hidroksi.
Sebagai polilkohol, selulosa mengalami oksidasi dan gugus-gugusnya membentuk suatu
reaksi seperti gugus aldehida, keto dan gugus karboksil.
Gugus aldehida dapat dibentuk pada atom C 6 dari rantai selulosa

Gambar: Skema Pembentukan Gugus Aldehida pada Atom C-6 Selulosa


Sebagai tambahan gugus aldehida dapat dibentuk pada atom

C 2 dan atau atom C 3, dimana lingkaran piranosa telah


diputuskan.

Gambar: Pembentukan Gugus Aldehida pada


Atom C-2 atau C-3 Selulosa

Gugus Keto dibentuk pada atom C 2 dan atau atom C 3

Gambar: Skema Pembentukan Gugus Keto pada Atom C-2 atau C-3 Selulosa
Gugus karboksil dapat dibentuk pada atom C 1 dari reducing end (penyusutan akhir)
atau C 6 dan juga pada atom C 2 dan atau C 3 setelah lingkaran piranosa terbuka.

Gambar: Skema Pembentukan Gugus Karboksil pada Atom C-1 atau C-6 dan Atom C-2
atau C-3
c. Gugus Aldehida (Reducing End/Penyusutan Akhir).

Teknik-teknik yang terpenting adalah oksidasi untuk gugus karboksil dengan larutan alkali
kuprisulfat (Angka Kopper) dan reaksi dengan alkali, terutama pada pemanasan. Reaksi dari
alkali dapat dilihat dalam rumus berikut ini.

Gambar: Skema Reaksi Karbohidrat dengan Alkali

2. Hemiselulosa
Selain selulosa, hemiselulosa adalah polimer berbasis karbohidrat alami yang utama lainnya,
dan kurang terdefinisi dengan baik dari selulosa. Unit bangunan dari hemiselulosa adalah
heksosa, pentosa atau deoxyhexoses. Hemiselulosa terdapat pada dinding sel tanaman bersamasama dengan selulosa dan lignin. Hemiselulosa mempunyai berat molekul yang rendah dan
polisakarida non-selulosa. Hemiselulosa terbagi menjadi dua yaitu rantai linier dan rantai
bercabang, pengecualian pada arabinogalaktan yang memiliki rantai cabang dan dijumpai pada
jenis kayu Larix.
Hemiselulosa pada tanaman dibentuk dari senyawa-senyawa yang tercantum pada gambar
berikut.

Sifat-sifat Kimia Hemiselulosa


Seperti halnya selulosa, gugus -OH hemiselulosa bersatu dengan eter dan ester. Namun, produk
eter dan ester dari hemiselulosa tidak mempunyai kegunaan/kepentingan teknis secara
komersial. Dalam alkali, penyusutan akhir hemiselulosa menunjukan reaksi yang sama seperti
selulosa. Degradasi rantai selulosa atau hemiselulosa melalui alkali disebut peeling off .
Alkali dan temperatur yang sangat tinggi menyebabkan dekomposisi hidrolitik pada ikatan
glukosodik, di mana dekomposisi hidrolitik ini disebabkan oleh asam. Berdasarkan struktur
amorfusnya, semua reaksi kimia hemiselulosa lebih cepat dibandingkan selulosa namun
alkalinitas dan resisten hidrolitik dari berbagai hemiselulosa berbeda. Sebagai contoh,
glukomannan dan xilan mempunyai resisten terhadap larutan alkali yang tinggi. Gugus asetil
sangat sensitif terhadap alkali, tetapi gugus arabinosa membuatnya menjadi lebih seimbang
sehingga hemiselulosa lebih resisten terhadap alkali. Asam glukoronik dapat memperlambat
terjadinya pemutusan rantai karbohidrat melalui gugus akhir.

3. Lignin
Lignin ditemukan hampir di dalam semua tanaman, baik pada lumut, gimnospermae maupun
angiospermae. Bakteri, algae dan fungsi/ jamur tidak mengandung lignin. Lignin dalam
tumbuhan merupakan substansi yang tidak larut. Lignin adalah polimer amorf dan struktur
kimia lignin tidak teratur yang berarti bahwa elemen struktur yang berbeda tidak terkait satu
sama lain.
Sifat-sifat kimia Lignin:
Gugus-gugus fungsional berikut ini ditemukan dalam lignin.
Gugus-gugus -OH (fenolik).
Atom-atom hidrogen pada lingkaran fenolik yang bersebelahan dengan gugus -OH.
Gugus-gugus -OH pada rantai samping, terutama pada atom karbon-.
Ikatan eter pada rantai samping, terutama pada atom karbon-.
Gugus-gugus metoksil

Pengaruh gugus-gugus OH fenolik


Kondensasi dengan gugus karbonil reaktif dapat diperlihatkan dengan cara
a. reaksi-reaksi berikut ini. Kondensasi terjadi pada atom C no. 5 yang berdekatan dengan
gugus OH fenolik dan menggambarkan reaksi lignin dengan aldehida-aldehida,
contohnya pada furfural dan formaldehida.

Gambar 2-41. Skema Reaksi Kondensasi pada Gugus Karbonil Reaktif (Atom C-5)
b. Reaksi dengan gugus-gugus OH reaktif yang penting untuk pembentukan lignin.

Gambar 2-42. Skema Reaksi Pembentukan Lignin melalui Gugus OH Reaktif


c. Reaksi dengan halogen-halogen digunakan untuk pencucian dalam industri pulp sebagai
berikut:

Gambar 2-43. Reaksi pada Proses Pencucian di dalam Industri Pulp


d. Pengaruh ikatan-ikatan Eter dari bagian Alifatik
Ikatan-ikatan eter, terutama pada posisi- dipisahkan secara hidrolitik. Dengan
pemisahan ikatan eter, terbentuk gugus-gugus OH yang bebas dan sangat reaktif. Reaksi
ini penting untuk proses pemisahan pada lignin

Gambar 2-44. Pemisahan Ikatan Eter pada Posisi


Kereaktifan Gugus-Gugus OH pada Bagian Alifatik
Gugus-gugus OH, terutama dalam posisi mampu bereaksi dengan hidrogen-hidrogen yang
reaktif. Reaksi ini juga penting untuk kondensasi lignin dibawah pengaruh asam,
sebagaimana untuk kondensasi lignin dengan ekstraktif kayu-fenolik.

Gambar 2-45. Skema Reaksi Gugus OH pada Posisi dengan HidrogenHidrogen Reaktif
Reaksi-reaksi dari gugus metoksil (-OCH3)

Metoksil (OCH3) adalah gugus karakteristik dari lignin. Dalam kehadiran alkali, terutama
alkalimetal hidrogensulfida, CH3 terpisah seperti terlihat pada Gambar 2-46, kemudian
metil merkaptan bereaksi lagi dengan gugus metoksil (Gambar 2-47).

Gambar 2-46. Skema Reaksi Pemisahan CH3 dari Lignin

Gambar 2-47. Skema Reaksi Pembentukan Dimetilsulfida


Di samping gugus-gugus fungsional, oksidasi bagian-bagian alifatik dengan
oksigen dari udara atau dengan nitrobenzena dalam kehadiran alkali adalah suatu
hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dalam reaksi ini rantai propana
terdegradasi sedemikian rupa, sehingga C- tertinggal pada lingkaran aromatik
dengan sebuah gugus aldehida.

Sumber:
Yang, Guangyu and Pirjo Jaakkola. 2011. Wood Chemistry and Isolation of Extractives
From Wood, Literature Study for BIOTULI Project. Saimaa University of Applied
Sciences.
Muladi, Sipon. 2013. Diktat Kuliah Teknologi Kimia Kayu Lanjutan. Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai