Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 7 Paralel E

1. Alya Sofivlavia Nabila (19031010188)


2. Abid Alghifari (19031010197)
3. Graciella Yerrica Nathania (19031010199)
4. Aulia Putri Damayanti (19031010203)

Diagram Alir Pembuatan Alkohol dari Pati:

Pati

Air + Enzim Hidrolisis Pati

Liquifikasi

Sakarifikasi

Glukosa

Larutan asam (H2SO4)


Pengaturan pH dan temperatur
dan nutrisi

Saccharomyces cerevisiae Fermentasi (7-10 hari)

Filtrat (alkohol), endapan


Filtrasi
(Sacharomyces cerevisiae)

Distilasi

Etanol

Analisa kadar etanol


Uraian Proses Pembuatan Alkohol dari Pati :

1. Bahan yang mengandung pati (amilum) akan di hidrolisis.


2. Pada hidrolisis pati akan ditambahkan enzim dan air. Dimana hidrolisis
merupakan reaksi kimia antara air dengan suatu zat yang akan
menghasilkan zat baru dan menyebabkan larutan terdekomposisi
menggunakan air.
3. Berikutnya yaitu proses likuifikasi. Dimana hidrolisis pati menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil seperti maltosa, glukosa, dan dekstrin
dengan menggunakan enzim α-amilase. Likuifikasi pati umumnya
dilakukan hingga dekstrosa equivalen mencapai 15 - 20% atau sampai
larutan berwarna merah bata jika direaksikan dengan larutan iodin.
Aktivitas enzim α-amilase menentukan cepat lambatnya proses likuifikasi.
Enzim ini akan bekerja lebih cepat jika menggunakan substrat yang
berbentuk gel atau yang sebelumnya telah digelatinisasi. Likuifikasi dapat
dilakukan pada suhu 105°C, pH 6 selama 5 menit atau pada suhu 95 -
97°C, pH 6 selama 1 - 3 jam dengan menggunakan α–amilase termostabil.
Enzim α–amilase ini memecah ikatan α-1,4 glikosidik secara acak pada
bagian dalam substrat dan menghasilkan gula reduksi dan dekstrin dengan
rantai glukosa jumlah kecil.
4. Sakarifikasi merupakan tahap hidrolisis lanjutan dari tahap likuifikasi
dengan menggunakan enzim glukoamilase. Enzim glukoamilase
merupakan salah satu eksoenzim yang mampu menghdrolisis ikatan α-1,4
dan sedikit pada ikatan α-1,6 pada titik percabangan. Enzim ini akan
menghidrolisis pati menjadi oligosakarida, matotriosa menjadi maltosa dan
menghidrolisa maltosa menjadi glukosa. Sakarifikasi dapat dilakukan pada
suhu antara 55-60°C dengan pH 4 - 5 yang mana proses tersebut
membutuhkan waktu antara 24 - 72 jam.
5. Pengaturan pH dengan larutan asam (H₂SO4) dan temperatur sesuai
dengan yeast yang digunakan. Pada pengaturan pH, perlu diberikan nutrisi
(seperti: vitamin, air, energi, maupun unsur logam ataupun non logam),
kemudian disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121°C selama 60 menit
dan di dinginkan, lalu dilanjutkan dengan fermentasi.
6. Fermentasi dengan menambahkan Saccharomyces cerevisiae selama 7 –
10 hari. Fermentasi menggunakan kamir Saccharomyces cerevisiae yang
dapat merubah glukosa menjadi etanol. Fermentasi dilakukan pada
fermentor selama 60 jam pada suhu 27˚C dengan pH mendium sebesar
4,8.
7. Filtrasi. Filtrat mengandung alkohol dan endapan berupa Saccharomyces
cerevisiae.
8. Distilasi untuk mendapatkan kadar etanol yang lebih murni. Distilasi ini
adalah tahapan yang sangat penting pada produksi bioetanol dimana
proses pemurnian etanol dilakukan dengan pemanasan untuk memisahkan
etanol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua
bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali, dimana titik didih
etanol dan air masing-masing adalah 78˚C dan 100˚C. Mekanismenya
yaitu memanaskan campuran etanol-air hingga suhu 78˚C, dimana pada
suhu tersebut etanol akan mendidih dan menguap meninggalkan air. Uap
etanol ditahan dalam wadah, selanjutnya diembunkan kembali menjadi
etanol yang lebih murni, yaitu dengan kemurnian ≥95 %, sehingga siap
untuk digunakan sebagai bahan bakar.
9. Analisa kadar etanol dapat menggunakan Gas Chromatography. Prinsip
pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen - komponen
dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik
komponen yang akan dipisahkan.

Reaksi yang terjadi :

Anda mungkin juga menyukai