Anda di halaman 1dari 6

Oil sweetening

Konsep-konsep Pengolahan di dalam Kilang


Pengolahan minyak bumi didasarkan kepada kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak bumi. Volume permintaan terhadap bensin dan BBM lainnya
(dari bensin sampai minyak bakar) sangatlah besar. Sedangkan kebutuhan akan produk-produk
lainnya seperti minyak pelumas, lilin, gemuk, dan kokas relatif kecil. Oleh karena itu, konsep
utama pengolahan minyak bumi mentah didasarkan untuk menyediakan BBM secara umum dan
memaksimumkan produksi BBM tertentu yang paling dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
konsumen.
Minyak mentah dapat dipisahkan dengan proses distilasi menghasilkan berbagai fraksi yang
berbeda rentang pendidihannya. Pelaksanaan distilasi pada tekanan atmosfer menghasilkan
fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Residu (topped crude)


Residu yang diperoleh akan rusak (terurai) jika terus didistilasi pada tekanan atmosferik dengan
temperatur yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, residu ini didistilasi lagi pada tekanan vakum
sehingga menghasilkan fraksi-fraksi berikut :

Minyak residu vakum

Fraksi-fraksi yang diperoleh dengan distilasi minyak mentah umumnya memiliki dua kelemahan
yaitu :
1. Distribusi kuantitas fraksi-fraksi yang diinginkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Contohnya volume total fraksi-fraksi ringan (bensin, nafta, kerosin dan minyak gas ringan)
biasanya lebih kecil daripada volume total campuran minyak gas atmosferik dan residu,
padahal kebutuhan pasar akan bensin dan BBM distilat jauh lebih besar daripada BBM
residu.
2. Kualitas fraksi-fraksi tersebut sangat rendah dibandingkan dengan kualitas yang disyaratkan
oleh pasar. Contohnya bilangan oktan straight run gasoline yang diperoleh langsung dari
proses distilasi berkisar 67-70, sedangkan bilangan oktan yang disyaratkan pasar minimal 87
(premium).
Oleh karena itu, fraksi-fraksi yang diperoleh dari distilasi tersebut perlu dilakukan pengolahan
lebih lanjut untuk memaksimalkan perolehan produk-produk yang diinginkan pasar. Prosesproses pengolahan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Fraksi-fraksi yang terdiri atas hidrokarbon-hidrokarbon dengan molekul besar (jumlah atom C
banyak) direngkahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan mendidih pada rentang
pendidihan yang dikehendaki. Proses ini disebut perengkahan (cracking) dan umumnya
dilakukan pada minyak gas serta residu.
2. Fraksi-fraksi yang sudah memiliki jumlah atom C yang sesuai, tetapi kualitasnya masih
rendah, dibentuk ulang sehingga memiliki struktur yang berbeda seperti menjadi bercabang,
siklik atau aromatik. Proses ini disebut reformasi (reforming) jika berat molekulnya berbeda
sedikit dari berat molekul semula. Dan jika hanya mengalami perubahan struktur tanpa
mengalami perubahan berat molekul, maka prosesnya disebut isomerisasi.
3. molekul-molekul hidrokarbon yang terlalu kecil dirangkaikan dengan molekul-molekul lainnya
menjadi hidrokarbon bermolekul besar dan mendidih pada rentang yang diinginkan. Jika
senyawa-senyawa yang dirangkaikan adalah senyawa-senyawa yang sama maka prosesnya
disebut polimerisasi (meskipun yang terjadi di dalam kilang hanyalah dimerisasi, trimerisasi
dan oligomerisasi). Jika yang dirangkaikan adalah senyawa alkana dengan molekul
hidrokarbon tak jenuh, prosesnya disebut dengan alkilasi.
4. Produk-produk dari konversi kimia di atas beserta produk distilasi minyak mentahnya
dimurnikan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dikehendaki, memperbaiki warna,
meningkatkan kejernihan dan diramu menjadi produk-produk yang kualitas maupun
kuantitasnya sesuai dengan permintaan pasar.
Konfigurasi Kilang
Langkah-langkah pemrosesan minyak bumi (konfigurasi kilang) bergantung kepada jenis minyak
bumi mentah yang akan diolah serta jenis BBM yang akan dihasilkan dan dijual ke masyarakat.
Perbedaan jenis minyak mentah dan jenis BBM yang akan dihasilkan akan memberikan
konfigurasi kilang yang berbeda.

Gambar berikut menunjukkan konfigurasi kilang minyak yang memaksimumkan produksi minyak
bakar distilat dan minyak bakar residu yang dikenal sebagai kilang tipe skimming.

Minyak bumi yang diolah diandaikan memiliki kadar belerang tinggi. Minyak mentah didistilasi
pada tekanan atmosferik untuk menghasilkan gas dan straight run gasoline sebagai distilat
ringan. Nafta, kerosin dan minyak gas sebagai distilat menengah dan minyak residu sebagai
topped crude atau produk bawah yang langsung dipasarkan sebagai minyak bakar berat. Proses
penghilangan belerang tergantung kepada reaktivitas senyawa belerang yang dikandung
masing-masing fraksi. Gas biasanya mengandung senyawa belerang yang paling ringan dan
reaktif yaitu gas hidrogen sulfida (H2S), yang bisa dihilangkan dengan absorbsi oleh cairan yang
bersifat basa seperti monoetanolamina (MEA, HO-C2H4-NH2) atau dietanolamina (DEA, (HOC2H4)2NH). Setelah dibersihkan, gas tersebut didistilasi untuk menghasilkan gas kilang dan
LPG.
H2S yang diserap pelarut dilucuti dan dikirim ke pabrik Claus, yaitu pabrik yang mengubah H2S
menjadi belerang murni via reaksi :

Belerang cair yang terbentuk kemudian dibekukan dan dijual dalam bentuk padatan. Senyawa
belerang yang terkandung dalam straight run gasoline biasanya adalah kelompok merkaptan (RSH) dan proses peghilangan senyawa merkaptan ini disebut proses sweetening. Proses
sweetening yang paling banyak digunakan saat ini adalah proses MEROX (Mercaptan
Oxidation). Senyawa merkaptan diekstraksi dari bensin dengan larutan basa kuat, cairan

ekstraknya dioksidasi dengan udara menjadi senyawa disulfida yang, karena tidak larut dalam
air, akan memisah kembali dalam bentuk minyak. Bensin straight run gasoline yang sudah tidak
mengandung merkaptan, dikirim ke unit peramuan produk BBM.
Senyawa belerang yang terdapat di dalam distilat menengah umumnya kurang reaktif seperti
tiofen, fenil merkaptan dan disulfida. Oleh karena itu, proses penghilangan senyawa-senyawa ini
memerlukan proses yang berkondisi lebih berat seperti hidrogenasi katalitik pada temperatur
320-420 oC pada tekanan 25-70 bar. Katalis padat yang digunakan adalah senyawa kobalt
molibdat. Pada proses hidrodesulfurisasi ini, senyawa-senyawa tersebut dikonversi menjadi H2S
dan hidrokarbon jenuh. H2S yang terbentuk akan terencerkan oleh hidrokarbon ringan produk
samping yang, karena berwujud gas, dapat berpisah langsung dari cairan distilat menengah
yang diolah dan bisa langsung dikirim ke unit penghilangan H2S.
Kerosin dan minyak gas yang sudah didesulfurisasi dikirim ke unit pengolahan lain (peramuan),
sedangkan nafta (fraksi minyak bumi yang memiliki rentang titik didih antara bensin dan kerosin)
direformasi menjadi bensin beroktan tinggi yang disebut bensin reformat. Proses reformasi ini
menghasilkan produk samping gas H2 yang berguna untuk keperluan proses penghilangan
belerang di unit hidrodesulfurisasi.
Dalam unit peramuan, berbagai komponen BBM mulai dari butana sampai minyak gas dicampurcampur dan ditambahkan berbagai aditif untuk menyempurnakan kualitasnya menjadi BBM yang
memenuhi standar kualifikasi pasar.
Kuantitas minyak residu atmosferik umumnya selalu di atas 30% volume dari minyak mentah.
Sehingga untuk memaksimumkan perolehan produk yang lebih ringan, fraksi-fraksi berat harus
diubah menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan dengan cara perengkahan.
Perbedaan utama skema pengolahan kilang minyak BBM motor dengan kilang tipe skimming
adalah dilangsungkannya proses distilasi vakum terhadap minyak residu atmosferik. Proses ini
menghasilkan minyak gas vakum ringan (LVGO, Light Vaccuum Gas Oil) untuk bahan campuran
solar dan minyak bakar distilat serta minyak gas vakum berat (HVGO, Heavy Vacuum Gas Oil)
untuk dikonversi menjadi bensin rengkahan, minyak gas rengkahan dan gas hidrokarbon ringan
dalam proses perengkahan katalitik (catalytic cracking). Produk bawah distilasi vakum bisa
dijadikan komponen minyak bakar berat atau diolah menjadi aspal.
Jika produk yang hendak diambil bukan minyak bakar melainkan BBM motor, maka konfigurasi
kilang minyak yang cocok digambarkan sebagai berikut :

Proses Pemisahan
Gambar di bawah ini menunjukkan diagram alir sederhana pabrik distilasi atmosferik.

Minyak mentah umpan masih mengandung kotoran garam dan pasir sehingga perlu dibersihkan
terlebih dahulu karena kehadiran zat-zat ini dapat mempercepat laju korosi bahan konstruksi unit
pengolahan, menyebabkan pengendapan kerak serta penyumbatan pada peralatan kilang.
Pengolahan awal yang dilakukan adalah desalting atau pemisahan garam. Minyak bumi mentah
dipompa dan dipanaskan lalu dicampur dengan air sebanyak 3-10% volume minyak mentah
pada temperatur 90-150 oC. Garam-garam akan larut dan fasa air dan minyak akan memisah
dalam tangki desalter.
Minyak mentah yang tidak mengandung garam dan padatan tersebut dipanaskan lagi dengan
minyak residu panas lalu heater sebelum diumpankan ke kolom distilasi atmosferik. Produk atas
kolom distilasi utama (gas kilang dan straight run gasoline) ini umumnya masih perlu distabilkan
agar tidak terlalu banyak mengandung hidrokarbon-hidrokarbon yang sangat mudah menguap
seperti butana di dalam kolom distilasi lain yang disebut kolom stabilisasi. Produk samping dan
bawah yang berupa cairan dilucuti oleh kukus dan diuapkan lagi untuk menyempitkan rentang
titik didihnya. Pelucutan ini diselenggarakan dalam kolom-kolom pelucut kecil yang disusun
setelah kolom distilasi utama.

Minyak residu atmosferik biasanya dikeluarkan dari bagian bawah kolom distilasi utama pada
temperatur 350-400 oC. Ini adalah batas temperatur tertinggi yang bisa dialami minyak tanpa
mengalami degradasi. Agar dapat dipisahkan menjadi fraksi-fraksi utuh tanpa mengalami
degradasi, distilasi selanjutnya dilaksanakan pada tekanan vakum (lebih rendah dari tekanan
atmosferik, 30-50 mmHg).
Produk atas kolom distilasi vakum adalah minyak gas vakum ringan (LVGO) untuk bahan
campuran peramuan minyak bakar distilat. Produk sampingnya adalah minyak gas vakum berat
(HVGO) yang digunakan sebagai umpan perengkahan katalitik atau dijadikan bahan mentah
pembuatan minyak pelumas. Produk bawah disebut minyak residu vakum dan umumnya
dijadikan bahan baku pembuatan aspal.

Proses pemisahan lainnya yang umum digunakan dalam pengolahan minyak bumi adalah
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai